seminar medikal fixxxx bangetttttt-2

25
SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN MEDIKAL SKRINING DIABETIC FOOT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Disusun oleh: Anang Budi P (0810720011) Chika Juni R. (0810720018) Elyza Rahma S. A. (0810723021) Intan Dyah Ayuningtyas (0810720039) Noorasani Manda M. (0810720002) Rika Novita Wardhani (0810720060) Rozaqo Annisaa’ (0810723023) JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

Upload: yeyen-itu-reny

Post on 06-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN MEDIKAL

SKRINING DIABETIC FOOT PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS

Disusun oleh:

Anang Budi P (0810720011)

Chika Juni R. (0810720018)

Elyza Rahma S. A. (0810723021)

Intan Dyah Ayuningtyas (0810720039)

Noorasani Manda M. (0810720002)

Rika Novita Wardhani (0810720060)

Rozaqo Annisaa’ (0810723023)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan seminar kami yang berjudul “Skrining Diabetic Foot

pada Pasien Diabetes Melitus”

Dengan selesainya seminar ini, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada pembimbing lahan dan pembimbing akademik yang telah membantu kami

menyelesaikan seminar ini.

Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya, semoga

seminar ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 25 Juli 2012

Penulis

ii

Page 3: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... iKata Pengantar.................................................................................................................. iiDaftar Isi............................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 21.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2

1.3.1 Tujuan umum..................................................................................................... 21.3.2 Tujuan khusus................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Diabetes Mellitus ....................................................................................................... 3

2.1.1 Definisi............................................................................................................... 32.1.2 Tanda dan Gejala ............................................................................................. 32.1.3 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................... 42.1.4 Penatalaksanaan............................................................................................... 4

2.2 Gangren Kaki Diabetik ................................................................................................ 42.2.1 Definisi............................................................................................................... 42.2.2 Proses Terjadinya.............................................................................................. 5

2.3 Skrining Kaki Diabetik................................................................................................. 62.3.1 Definisi............................................................................................................... 62.3.2 Indikasi............................................................................................................... 62.3.3 Kontraindikasi.................................................................................................... 62.3.4 Prosedur............................................................................................................ 62.3.5 Algoritma Skrining Diabetic Foot....................................................................... 11

BAB 3 PEMBAHASAN3.1 Hubungan Intepretasi Skor dengan Waktu Pemeriksaan........................................... 123.2 Implikasi Keperawatan pada Skrining Kaki Diabetik .................................................. 12

BAB 4 PENUTUP4.1 Kesimpulan................................................................................................................. 144.2 Saran........................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15

iii

Page 4: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai penyakit metabolik kronis yang

ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai gangguan metabolisme

karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi

fungsi insulin dapat disebabkan oleh defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta

Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh

terhadap insulin (WHO, 1999). Penyakit diabetes sering dijumpai di masyarakat dan

terus meningkat dengan pesat, baik di Indonesia maupun dunia. Berdasarkan data

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, pasien diabetes mellitus tipe 2

(kronis) di Indonesia naik dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta tahun 2010. 

International Diabetes Federation juga memperkirakan pada 2030 jumlah penderita

diabetes di seluruh dunia mencapai 450 juta orang.

Peningkatan angka pasien diabetes berdampak signifikan bagi kesehatan

secara keseluruhan dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada berbagai

organ vital yang terkait dengan penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi),

hiperkoagulasi (pembekuan darah pada seluruh pembuluh darah), dislipidemia

(gangguan pada jumlah lipid pada darah) dan disfungsi renal (disfungsi ginjal).

Komplikasi penyakit DM menyebabkan kelainan pada makrovaskuler, mikrovaskuler,

gastrointestinal, system musculoskeletal, infeksi dan katarak. Komplikasi yang paling

sering terjadi pada masyarakat adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota

gerak (Irwanasharai, 2008). Salah satu perubahan patologis yang terjadi pada anggota

gerak adalah timbulnya luka. Luka yang tidak dirawat dengan baik dapat menyebabkan

ulkus gangren (Suyono, 2004).

Beberapa pnelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian ulkus

gangrene berkisar antara 17-32%, sedangkan laju amputasi berkisar 15-30%. 15%

penderita DM akan mengalami ulkus pada kaki, 14-24% diantaranya memerlukan

amputasi dan tingkat keberhasilan pengelolaan ulkus DM 57-70% tergantung derajat

ulkus (Hardjalukita, 2004).

Penderita diabetes mellitus menyadari bahwa pada suatu saat kemungkinan

mengalami gangren kaki dibandingkan dengan non diabetes, namun pada faktanya

mereka tida pernah memeriksakan adanya kemungkinan kaki diabetic tersebut.

Apalagi, jika tidak dilakukan pengendalian kadar gula darah dengan ketat. Karena itu,

diabetisi perlu melakukan deteksi dini terhadap kelainan-kelainan pada kaki sebelum

1

Page 5: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

terjadi luka. Deteksi dini tersebut dinamakan skrining diabetes yang berupa chek list

daftar pertanyaan terkait diabetes. Dengan adanya chek list ini penderita bisa masuk

dalam kategori mana dan seberapa besar gangren bisa terjadi. Oleh karena itu peneliti

tertarik mengambil tema seminar tentang skrining kaki diabetes untuk penderita

diabetes mellitus.

1.2 Rumusan Masalah

Seberapa pentingkah skrining kaki diabetes untuk penderita diabetes?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pentingnya skrining kaki diabetes untuk penderita diabetes

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui pentingnya skrining kaki diabetes untuk penderita diabetes

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan ilmu keperawatan

khususnya perawat Ruang IRNA 1 tentang penerapan skrining kaki diabetes

untuk penerita diabetes melitus

1.4.2 Manfaat teori

Meningkatkan pemahaman bagi mahasiswa keperawatan dan perawat tentang

penerapan skrining kaki diabetes

2

Page 6: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,

2002). Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak

dapat memproduksi insulin yang cukup, atau sebaliknya, ketika tubuh tidak mampu

secara efektif menggunakan insulin yang telah di produksi tersebut (WHO, 2006).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan

klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Karakteristik yang menyertai penyakit ini adalah adanya hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus ini

merupakan gangguan kronik metabolisme karbohidrat yang tidak dapat disembuhkan

yang melibatkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan insulin dan merupakan

yang tersering dari seluruh kondisi endokrin yang ada (Price dan Wilson, 2005;

American Diabetes Association, 2005 dalam Soegondo, 2007; Olefsky, 2001 dalam

Falvo, 2005).

2.1.2 Tanda dan Gejala

Menurut Smeltzer & Bare, 2002 seseorang yang menderita DM tipe II biasanya

mengalami:

Peningkatan frekuensi buang air (poliuri) : merupakan simtoma medis berupa

kelainan frekuensi diuresis sebagai akibat meningkatnya diuresis osmosis

Rasa lapar (polifagia) : kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisme

menjadi glukosa dalam darah tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan sehingga

penderita selalu merasa lapar.

Rasa haus (polidipsi) : rasa haus yang sering dialami oleh penderita sebagai

kompensasi banyaknya cairan yang keluar melalui urin.

Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, kelelahan yang

berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah sakit berkepanjangan,

biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin

tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Gejala-gejala tersebut sering

terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja.

3

Page 7: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

2.1.3 Pemeriksaan Penunjang

Glukosa darah sewaktu

Kadar glukosa darah puasa

Tes toleransi glukosa

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu

- Plasma vena

- Darah kapiler

Kadar glukosa darah puasa

- Plasma vena

- Darah kapiler

< 100

<80

<110

<90

100-200

80-200

110-120

90-110

>200

>200

>126

>110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

1) Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/d)

2.1.4 Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas

insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler

serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar

glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1. Diet

2. Latihan

3. Pemantauan

4. Terapi (jika diperlukan)

5. Pendidikan

2.2 Gangren Kaki Diabetik

2.2.1 Definisi

Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan

mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang

disebabkan oleh infeksi. (Askandar, 2001). Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada

4

Page 8: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di

pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. (Askandar, 2001).

Kaki diabetic memiliki resiko potensial dari konsekuensi patologik seperti

infeksi, ulserasi dan atau kerusakan jaringan dalam berhubungan dengan

abnormalitas neurologic, derajat penyakit vaskular perifer dan atau komplikasi

metabolic dari diabetes pada otot bawah (WHO dalam Frykberg et al, 2000).

2.2.2 Proses Terjadinya

Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat

hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.

1. Teori Sorbitol

Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan

jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang

berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis,

tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi

sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan

kerusakan dan perubahan fungsi

2. Teori Glikosilasi

Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua

protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi

pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro

maupun mikro vaskular

Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor – faktor

disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah

angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya

KD. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik

maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya

sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang

mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan

mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang

menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien.

Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila

sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan

merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi

gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri

kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya

5

Page 9: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen

(zat asam ) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh ( Levin,1993).

Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran

darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap

penyembuhan atau pengobatan dari KD.

2.3 Skrining kaki diabetik

2.3.1 Definisi

Skrining didefinisikan sebagai identifikasi presumtif dari penyakit yang belum

terdeteksi atau defek oleh aplikasi dari tes, pemeriksaan, atau prosedur lain yang dapat

dilakukan secara cepat (CCI, 1951).

Skrining diabetic foot adalah suatu alat atau metode yang didesain untuk

mengkaji orang dengan diabetes untuk mencegah atau ancaman diabetes-yang

berhubungan dengan ulser pada kaki dan/atau ancaman komplikasi pada anggota

badan yang lain (Canadian Association of Wound Care, 2011).

2.3.2 Indikasi

Pada semua pasien yang terdiagnosis dengan Diabetes Mellitus tipe II.

2.3.3 Kontraindikasi

Kontraindikasi untuk skrining diabetic foot adalah pasien yang telah memiliki

masalah dengan kakinya seperti ulser, riwayat amputasi pada ekstremitas bawah.

2.3.4 Prosedur

a. Persiapan alat

Monofilamen 5.07 G

Kursi

Penyangga kaki

b. Persiapan pasien

Dudukkan pasien pada kursi

Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur dilakukannya skrining pada kakinya

6

Page 10: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

Minta pasien untuk melepas sepatu dan kaos kaki

c. Prosedur tindakan

Lakukan sesuai dengan urutan parameter

1) Kulit

Kaji kulit kaki pasien: atas, bawah dan samping termasuk antara jari kaki.

2) Kuku

Kaji kuku jari kaki untuk menentukan seberapa baik perawatan pada jari

kakinya.

3) Deformitas

Cari adanya perubahan bentuk pada tulang yang dapat menjadi risiko, seperti

trauma pada metatarsal.

4) Alas kaki

Lihat pada sepatu yang digunakan pasien dan diskusikan apakah yang

digunakan itu secara normal.

5) Temperatur Dingin

Kaji apakah kaki merasa lebih dingin daripada kaki yang lain atau lebih dingin

dari lingkungan.

6) Temperatur Panas

Kaji apakah kaki merasa lebih hangat daripada kaki yang lain atau lebih hangat

dari lingkungan.

7) Range Of Motion (ROM)

Gerakkan kaki dorsofleksi dan plantarfleksi secara bergantian pada kaki yang

lain.

8) Sensasi tes Monofilamen

Sentuh pada area-area yang telah ditentukan dengan benang filamen 5.07 G.

Jangan lakukan pada daerah yang berkalus.

9) Sensasi pertanyaan

Tanyakan pada pasien ke empat pertanyaan berikut:

Apakah kaki Anda pernah merasa mati rasa?

Apakah kaki Anda pernah merasa kesemutan?

Apakah kaki Anda pernah merasa terbakar?

7

Page 11: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

Apakah kaki Anda pernah merasa seperti ada serangga yang merayap?

10) Nadi kaki

Palpasi nadi dorsalis pedis pada bagian punggung kaki. Jika tidak teraba,

palpasi pada nadi tibia posterior.

11) Rubor

Gerakkan kaki ke atas dan ke bawah. Lihat adanya kemerahan jika kaki

diturunkan dan lihat adanya pucat pada kaki di tinggikan.

12) Eritema

Lihat adanya kemerahan yang tidak berubah ketika kaki ditinggikan.

8

Page 12: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

SKRINING KAKI DIABETIK

NAMA PASIEN: NOMOR REGISTER :

LIHATSKOR

KAKI KIRI KAKI KANAN1. KULIT0 = utuh dan sehat1 = kering dengan jamur atau kalus ringan2 = kalus yang bertambah berat3 = luka terbuka atau riwayat luka terdahulu2. KUKU0 = Baik1 = tidak terpelihara dan kasar2 = tebal, rusak atau terdapat infeksi 3. DEFORMITAS0 = tidak ada deformitas1 = deformitas ringan2 = deformitas berat

4. PELINDUNG KAKI0 = tepat1 = tidak tepat2 = menyebabkan trauma

SENTUH SKOR

KAKI KIRI KAKI KANAN

5. SUHU – DINGIN0 = kaki hangat1 = kaki dingin

6. SUHU – HANGAT0 = kaki hangat1 = kaki dingin

7. ROM (BATAS GERAKAN)0 = ibu jari dapat bergerak bebas1 = gerakan ibu jari terbatas2 = gerakan ibu jari kaku3 = ibu jari diamputasi

KAJISKOR

KAKI KIRI KAKI KANAN8. SENSASI – TES MONOFILAMEN0 = 10 titik terdeteksi1 = 7-9 titik terdeteksi4 = 0-6 titik terdeteksi9. SENSASI – TANYAKAN DENGAN “4 A”

a. Apakah kaki anda pernah terasa mati rasa?b. Apakah terasa geli?c. Apakah terasa seperti terbakar?d. Apakah terasa seperti ada serangga merayap di kaki anda?

0 = jawaban tidak untuk semu pertanyaan2 = ya untuk beberapa pertanyaan10. PULSASI PEDAL

9

Page 13: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

0 = ada1 = tidak ada11. RUBOR0 = ya1 = tidak12. ERITEMA0 = ya1 = tidak

TOTAL SKOR

KETERANGAN:SKOR 0-6

rekomendasi periksa 1 tahun sekaliSKOR 7 -21

rekomendasi periksa 6 bulan sekaliSKOR 13 – 19

rekomendasi periksa 3 bulan sekaliSKOR 20 -25

rekomendasi periksa tiap 1 – 3 bulan

Parameter Indikasi1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Parameter perawatan diri :Skor tertinggi pada parameter 1, 2 dan 4 indikasi perawatan diriParameter kulit :Skor moderate pada parameter 4 dan 7 indikasi pembentukan kalusSkor tertinggi pada parameter 1,6 dan 12 indikasi infeksi ulcerSkor tertinggi pada 2,6 dan 12 indikasi infeksi pada kukuParameter aliran arteri :Skor tertinggi pada 5, 10 dan 11 indikasi penyakit periferParameter sensasi : Skor tertinggi pada parameter 8 dan 9 indikasi kehilangan sensasi atau neuropatiParameter perubahan tulang :Skor tertinggi pada parameter 3, 8 dan 9 indikasi perubahan Charcot

10

Page 14: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

DIABETES MELLITUS

11

Keterangan : : Area yang

memerlukan skrining

2.3.5 ALGORITMA SKRINING DIABETIC FOOT

MotorikAtropiDeformitasTekanan

berlebihan pada plan tar

- Kallus

Sensorik Kehilangan

sense siEktremitasTrauma tidak

terasa

Otonom :kulit keringtimbul fisurapenurunan

saraf simpatetik

Neuropati

YATIDAK

YATIDAK YATIDAK YA TIDAK

Berkurangnya nutrisi pd aliran darah

GANGRENGANGREN

Penurunan System Imunitas Vaskuler

TIDAK YA

Makro vaskuler Mikro vaskuler

penyumbatan pemb darah besar

TIDAK YA

Aterosklerosis

Iskemia

↓ penipisan -struktur dinding

membrane kapiler darah

Pe aliran darah

Edema

Kemampuan leukosit untuk menghancurkan bakteri

↑ terjadi infeksi

Ulserasi kaki diabetikum

Page 15: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

12

Page 16: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

BAB III

PEMBAHASAN

Saat ini skrining untuk mencegah kaki diabetic masih jarang dilakukan di Indonesia.

Padahal hal ini penting untuk mencegah terjadinya kaki diabetic ulser sebagai salah satu

komplikasi dari diabetes mellitus. Salah satu alasan utama kurang dilakukannya skrining

kaki diabetic adalah tidak adanya manajemen kebijakan dalam pengelolaan pencegahan

diabetic foot ulcer (DFU). Oleh karena itu, perlu penegasan kembali pentingnya

pengawasan jangka panjang secara reguler untuk komplikasi diabetes termasuk kaki

diabetik. Pada pembahasan ini akan dipaparkan mengenai algoritma skrining kaki diabetes,

pentingnya pemeriksaan skrining dan implikasi keperawatan pada skrining kaki diabetic.

3.1 Hubungan Intepretasi Skor dengan Waktu Pemeriksaan

Skor Kategori

resiko

Deskripsi Kategori management

0-6 0 Diabetes, tetapi belum

kehilangan sensasi di kaki

Direkomendasikan screening

setiap tahun

7-12 1 Diabetes, kehilangan sensasi

di kaki

Direkomendasikan screening

setiap 6 bulan

13-19 2 Diabetes, kehilangan sensasi

dan telah terjadi deformitas

dan kekurangan sirkulasi

Direkomendasikan screening

setiap 3 bulan

20-25 3 Diabetes, dengan riwayat ulcer

plantar atau neuropati

Direkomendasikan screening

setiap 1 bulan

3.2 Implikasi Keperawatan Perawat pada Skiring Kaki Diabetic

Dengan mengetahui pentingnya skrining pada kaki diabetes, perawat dapat melakukan

hal-hal sebagai berikut:

Perawat sebagai edukator, memberikan pengetahuan kepada sesama perawat

agar dapat menerapkan skrining ini dalam praktek klinik secara berkelanjutan

sehingga pada penderita Diabetes Mellitus dapat terhindar dari terjadinya gangren.

Selain itu, pengetahuan dapat diberikan kepada pasien untuk meningkatkan

kesadaran agar pasien dapat secara rutin dilakukan skrining secara mandiri di

rumah ataupun di luar instansi pelayanan kesehatan.

13

Page 17: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

Perawat sebagai pelaksana, memberikan pelayanan keperawatan secara

profesional pada pasien Diabetes Mellitus untuk melakukan prosedur Screening

Diabetic Foot sebagai instrumen wajib di dalam pengkajian keperawatan.

Perawat sebagai supervisor, memberikan pengawasan kepada perawat pelaksana

agar penerapan prosedur Screening Diabetic Foot dapat dilakukan sebagaimana

mestinya. Selain itu perawat disini juga sebagai agen pembaharu dalam

pencegahan adanya diabetic foot karena prosedur belum diterapkan sebelumnya di

Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar Malang.

Peran perawat dalam skrining diabetic foot adalah sebagai pelaku yang

melakukan skrining pada pasien diabetes untuk mencegah terjadinya ulkus diabetic.

Kemudian setelah melakukan skrining perawat mengintepretasikan hasil yang

diperoleh dengan mengelompokkan ke dalam kategori-kategori resiko rendah, resiko

sedang, resiko tinggi dan resiko krisis. Setelah mengetahui pasien berada pada

kategori apa, maka peran perawat selanjutnya adalah memberikan edukasi mengenai

penanganan lebih lanjut berdasarkan kategori-kategori tersebut. Penanganan yang

bisa diberikan adalah memberikan edukasi tentang perawatan kaki dasar pada pasien

diabetes antara lain senam kaki diabetes, penggunaan alas kaki yang tepat,

pemakaian lotion pada bagian ekstremitas dan segera memeriksaan diri ke dokter bila

terdapat luka pada kaki..

14

Page 18: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

memproduksi insulin yang cukup, atau sebaliknya, ketika tubuh tidak mampu secara

efektif menggunakan insulin yang telah di produksi tersebut.

2. Tanda dan gejala khas yang biasa terjadi pada pasien DM adalah polidipsi, polifagi,

dan poliuri.

3. Komplikasi DM yng cukup sering terjadi adalah salah satunya adalah gangren atau

diabetic foot yaitu luka pada daerah kaki yang berwarna merah kehitaman dan

berbau yang terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah di tungkai bawah.

4. Untuk mencegah ulser pada diabetic foot perlu dilakukannya skrining pada kaki

diabetesi yaitu dengan Diabetic Foot Screen. Kelebihan dari skrining ini adalah

cepat, relatif murah, dan tidak menimbulkan efek nyeri pada pasien.

1.2 Saran

Diharapkan para perawat dapat meingingkatkan pengetahuan da ketrampilan

mengenai pelaksanaan skrining. Selain itu diharapkan juga setiap pelayanan

kesehatan atau rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana untuk dapat

melakukan skrining kaki diabetes. Sehingga dapat mencegah terjadinya gangrene

pada kaki atau diabetic foot.

15

Page 19: Seminar Medikal Fixxxx Bangetttttt-2

DAFTAR PUSTAKA

Price & Wilson. 2005. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4. Jakarta:

EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth

Edisi 8. Jakarta: EGC.

Falvo, Donna. 2005. Medical & Psycosocial Aspects of Chronic Ilness and Diasability 3rd

edition. Sudbury: Jones and Barlett Publisher.

Sidartawan S, Pradana S dan Imam S. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terapu.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

American Diabetes Asociation. 2005. Complete Guide 2 Diabetes 4th Edition. Alexandria:

American Diabetes Asociation.

Wilson, J. 1968. Principles and practice of screening for disease. Geneva : WHO. (

http://whqlibdoc.who.int/php/WHO_PHP_34.pdf, Diakses pada tanggal 22 Juli 2012

pukul 12.53)

Malgrange, D. 2003. Screening diabetic patients at risk for foot Ulceration. A multi-centre

hospital-based study in France Perancis. Dapat diakses di

http://www.alfediam.org/alfediam/structures/malgrange.pdf, diakses pada tanggal 22 juli

2012 pukul 12.57)

CAWC. 2011. Inlow 60-second Diabetic Foot Screen. Dapat diakses di

http://cawc.net/images/uploads/store/inlow_Tool.pdff_.pdf, Diakses pada tanggal 22

Juli 2012 pukul 13.00)

Aggarwal, Sona. Diabetic Foot Exam SEED Year 2 Learning Session 1. Dapat diakses di

http://www.safetynetinstitute.org/content/Upload/AssetMgmt/Site/resources/seed/

footexam.pdf, Diakses pada tanggal 22 Juli 2012 pukul 13.00

16