seminar forensik

6
 Akuntansi Forensik dan Fraud 1. Sejarah Akuntansi Forensik Istilah akuntansi forensik pertama kali muncul di Amerika Serikat, awalnya istilah akuntansi forensik ini digunakan dalam penentuan pembagian warisan atau mengungkap motif pembunuhan. Dengan kata lain istilah akuntansi forensik tersebut bermula dari penerapan akuntansi untuk menyelesaikan atau memecahkan persoalan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi forensik bukan audit forensik. Selain itu skandal   skandal keuangan semacam,  Enron dan WorldCom menyebabka n jatuhnya kepercayaa n investor atas profesi akuntan. Sehingga memunculkan akuntansi forensik sebagai sebuah metode untuk mendeteksi dan menanggulangi penipuan. Dalam perkembangannya kemudian akuntansi forensik terbentuk dari penggabunga nn antara akuntan dan system hukum. Pengacara menggunakan akuntansi forensik untuk menemukan bukti dalam kasus korupsi yang tidak dapat mereka peroleh. Di Amerika, seorang auditor forensik (orang yang berprofesi di bidang akuntansi forensik) atau pemeriksa fraud bersertifikasi (Certified Fraud Examiners/CFE ) tergabung dalam  Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Akuntansi forensik merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik maupun swata. Akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk tujuan hukum atau akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan atau dalam proses peninjauan yudisial atau tinjauan administratif. Akuntansi forensik merupakan praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau litigasi. 2. Defenisi Akuntansi Forensik Kata forensik dapat diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan pengadilan atau berhubungan dengan penggunaan atau penerapan pengetahuan ilmiah dalam penyelesaian masalah hukum. Sehingga akuntasi forensik dapat diartikan sebagai penggunaan ilmu akuntansi untuk k epentingan hukum (T uanakota:2010). Sederhananya dapat d ikatakan

Upload: wahid-hasyim

Post on 20-Jul-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 1/6

Akuntansi Forensik dan Fraud

1.  Sejarah Akuntansi Forensik 

Istilah akuntansi forensik pertama kali muncul di Amerika Serikat, awalnya istilah

akuntansi forensik ini digunakan dalam penentuan pembagian warisan atau mengungkap

motif pembunuhan. Dengan kata lain istilah akuntansi forensik tersebut bermula dari

penerapan akuntansi untuk menyelesaikan atau memecahkan persoalan hukum, maka istilah

yang dipakai adalah akuntansi forensik bukan audit forensik. Selain itu skandal  –  skandal

keuangan semacam, Enron dan WorldCom menyebabkan jatuhnya kepercayaan investor atasprofesi akuntan. Sehingga memunculkan akuntansi forensik sebagai sebuah metode untuk 

mendeteksi dan menanggulangi penipuan.

Dalam perkembangannya kemudian akuntansi forensik terbentuk dari penggabungann

antara akuntan dan system hukum. Pengacara menggunakan akuntansi forensik untuk 

menemukan bukti dalam kasus korupsi yang tidak dapat mereka peroleh. Di Amerika,

seorang auditor forensik (orang yang berprofesi di bidang akuntansi forensik) atau pemeriksa

fraud bersertifikasi (Certified Fraud Examiners/CFE ) tergabung dalam  Association of 

Certified Fraud Examiners (ACFE).

Akuntansi forensik merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk 

auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di

sektor publik maupun swata. Akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk tujuan

hukum atau akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan

atau dalam proses peninjauan yudisial atau tinjauan administratif. Akuntansi forensik 

merupakan praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan keterlibatan yang

dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau litigasi.

2.  Defenisi Akuntansi Forensik 

Kata forensik dapat diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan pengadilan atau

berhubungan dengan penggunaan atau penerapan pengetahuan ilmiah dalam penyelesaian

masalah hukum. Sehingga akuntasi forensik dapat diartikan sebagai penggunaan ilmu

akuntansi untuk kepentingan hukum (Tuanakota:2010). Sederhananya dapat dikatakan

5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 2/6

bahwa akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Dengan

kata lain akuntansi forensik adalah akuntansi yang dapat bertahan selama proses pengadilan,

atau dalam proses peninjauan secara yuridis atau administratif.

Akuntansi forensik, menyediakan suatu analisis akuntansi yang dapat digunakan

dalam perdebatan di pengadilan yang merupakan basis untuk diskusi serta resolusi di

pengadilan. Penerapan pendekatan-pendekatan dan analisis-analisis akuntansi dalam

akuntansi forensik dirancang untuk menyediakan analisis dan bukti memeadai atas suatu

asersi yang nantinya dapat dijadikan bahan untuk pengambilan berbagai keputusan di

pengadilan.

3.  Metode Akuntansi Forensik 

Perbedaaan utama akuntansi forensik dengan akuntansi maupun audit konvensional

yaitu terletak pada mindset (kerangka pikir). Metodologi kedua jenis akuntansi tersebut tidak 

 jauh berbeda. Akuntasi forensik lebih menekankan pada keanehan (exceptions, oddities,

irregularities) dan pola tindakan ( pattern of conduct ) daripada kesalahan (errors) dan

keteledoran (ommisions) seperti pada audit umum. Prosedur utama dalam akuntansi forensik 

menekankan pada analytical review dan teknik wawancara mendalam (in depth interview)

walaupun seringkali masih juga menggunakan teknik audit umum seperti pengecekan fisik,

rekonsiliasi, konfirmasi dan lain sebagainya. Akuntansi forensik biasanya memfokuskan pada

area-area tertentu (misalnya penjualan, atau pengeluaran tertentu) yang ditengarai telah

terjadi tindak kecurangan baik dari laporan pihak dalam atau orang ketiga (tip off ) atau,

petunjuk terjadinya kecurangan, dan petunjuk lainnya. Sebagian besar tindak kecurangan

terbongkar karena tip off atau ketidaksengajaan (accident ).

Akuntansi Forensik menekankan tiga area utama: dukungan litigasi, investigasi dan

penyelesaian sengketa. Dukungan litigasi menunjukkan suatu fakta presentasi permasalahan

ekonomi yang berhubungan dengan litigasi yang sedang berlangsung atau tertunda. Dalam

hal ini, seorang Akuntan forensik profesional menghitung kerugian yang diakibatkan pihak 

yang terlibat dalam sengketa hukum dan dapat membantu dalam menyelesaikan sengketa,

bahkan sebelum mereka sampai di ruang persidangan. Jika sengketa sampai di ruang sidang,

akuntan forensik dapat memberi kesaksian sebagai saksi ahli. Investigasi adalah tindakan

untuk menentukan apakah peristiwa kejahatan seperti pencurian oleh pegawai, kejahatan

pasar modal (termasuk pemalsuan laporan keuangan), mengidentifikasi pencurian,

5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 3/6

kecurangan asuransi atau korupsi dapat terjadi. Sebagai bagian dari pekerjaan akuntan

forensik, dia dapat merekomendasikan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko

kerugian di masa yang akan datang. Investigasi juga dapat dilaksanakan dalam persoalan

perdata. Akuntan forensik sering harus memberiikan bukti ahli dalam persidangan. Akuntan

forensik menginvestigasi segala sesuatu dari korupsi, kecurangan pajak, pelanggaran hak 

cipta hingga fakta pengecekan untuk kasus perceraian. Akuntan forensik krusial terhadap

banyak kasus hukum yang dihadapi oleh publik dan organisasi swasta sekarang ini.

Akuntansi forensik juga melihat melewati angka dan mendapatkan substansi dari situasi. Itu

melebihi dari akuntansi biasa, dan melebihi pekerjaan detektif dasar.

4.  Segitiga Akuntansi Forensik 

Menurut Tuanakota cara lain melihat akuntansi forensik adalah dengan menggunakan

istilah yang disebut sebagai segitiga akuntansi forensik. Konsep yang digunakan dalam

segitiga akuntansi forensik ini adalah konsep hukum yang paling penting dalam menetapkan

ada atau tidaknya kerugian, dan kalau ada bagaimana konsep perhitungannya.

Perbuatan Melawan Hukum

Kerugian Hubungan Kausalitas

Kerugian adalah titik pertama dalam segitiga akuntansi forensik dan titik keduanya

adalah perbuatan melawan hukum. Tanpa perbuatan melawan hukum tidak ada yang apat

dituntut untuk mengganti kerugian. Kemudian titik ketiganya adalah adanya keterkaitan

antara kerugian dan perbuatan melawan hukum atau ada hubungan kausalitas antara kerugian

dan perbuatan melawan hukum. Perbuatan melawan hukum dan hubungan kausalitas adalah

ranahnya para ahli dan praktisi hukum.

5.  Fraud

Fraud adalah sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hokum (illegal-acts) yang

dilakukan secara sengaja dan sifatnya dapat merugikan pihak lain.

5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 4/6

Ada 3 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu pressure (dorongan),

opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi).

1. 

Pressure

Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya

hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll.

Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah

finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.

2.  Opportunity

Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan

karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau

penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity

merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui

penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

3.  Rationalization

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku

mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:

  Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang

dicintainya.

  Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan

lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)

  Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak 

mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.

Association of Certified Fraud Examinations (ACFE), salah satu asosiasi di USA yang

mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan penanggulangan kecurangan,

mengkategorikan kecurangan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :

  Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).

Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yangdilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang

5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 5/6

merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau

kecurangan non financial.

  Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation).

Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam “Kecurangan Kas” dan

“Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya”, serta pengeluaran-pengeluaran biaya

secara curang (fraudulent disbursement).

  Korupsi (Corruption).

Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya

pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE,

korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap

(bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic extortion),

yaitu:

-  Penyuapan (bribery), yang meliputi sumbangan, pemberian, penerimaan,

persembahan sesuatu yang bernilai dengan maksud untuk mempengaruhi suatu

tindakan/official act. Istilah official act mencakup penyuapan yang dilakukan

dengan maksud mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pegawai atau instansi

pemerintah.

-  Konflik Kepentingan (Conflict of Interest), yang terjadi manakala seorang

pegawai, manajer, atau seorang eksekutif memiliki kepentingan ekonomi atau

kepentingan pribadi yang tersembunyi dalam suatu transaksi yang bertentangan

dengan perusahaan.

-  Economic Extortion, yang merupakan kebalikan dari penyuapan (bribery). Dalam

economic extortion, bukannya penjual yang menawarkan sesuatu yang bernilai

untuk mempengaruhi keputusan, melainkan pegawai/karyawan perusahaan yang

meminta pembayaran dari penjual/vendor untuk suatu keputusan yang akan

menguntungkan penjual tersebut.

-  Illegal Gratuities, yang seperti halnya penyuapan, tetapi tidak dimaksudkan untuk 

mempengaruhi keputusan yang akan dibuat, tetapi suatu imbalan yang diberikan

karena telah dibuatnya keputusan yang menguntungkan.

5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 6/6

Referensi

Tuanakotta, 2010, Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Salemba Empat , Jakarta.

Wiratmaja, „ Akuntansi Forensik dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi’ ,

Universitas Udayana, Denpasar.