seminar forensik
TRANSCRIPT
5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 1/6
Akuntansi Forensik dan Fraud
1. Sejarah Akuntansi Forensik
Istilah akuntansi forensik pertama kali muncul di Amerika Serikat, awalnya istilah
akuntansi forensik ini digunakan dalam penentuan pembagian warisan atau mengungkap
motif pembunuhan. Dengan kata lain istilah akuntansi forensik tersebut bermula dari
penerapan akuntansi untuk menyelesaikan atau memecahkan persoalan hukum, maka istilah
yang dipakai adalah akuntansi forensik bukan audit forensik. Selain itu skandal – skandal
keuangan semacam, Enron dan WorldCom menyebabkan jatuhnya kepercayaan investor atasprofesi akuntan. Sehingga memunculkan akuntansi forensik sebagai sebuah metode untuk
mendeteksi dan menanggulangi penipuan.
Dalam perkembangannya kemudian akuntansi forensik terbentuk dari penggabungann
antara akuntan dan system hukum. Pengacara menggunakan akuntansi forensik untuk
menemukan bukti dalam kasus korupsi yang tidak dapat mereka peroleh. Di Amerika,
seorang auditor forensik (orang yang berprofesi di bidang akuntansi forensik) atau pemeriksa
fraud bersertifikasi (Certified Fraud Examiners/CFE ) tergabung dalam Association of
Certified Fraud Examiners (ACFE).
Akuntansi forensik merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk
auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di
sektor publik maupun swata. Akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk tujuan
hukum atau akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan
atau dalam proses peninjauan yudisial atau tinjauan administratif. Akuntansi forensik
merupakan praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan keterlibatan yang
dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau litigasi.
2. Defenisi Akuntansi Forensik
Kata forensik dapat diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan pengadilan atau
berhubungan dengan penggunaan atau penerapan pengetahuan ilmiah dalam penyelesaian
masalah hukum. Sehingga akuntasi forensik dapat diartikan sebagai penggunaan ilmu
akuntansi untuk kepentingan hukum (Tuanakota:2010). Sederhananya dapat dikatakan
5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 2/6
bahwa akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Dengan
kata lain akuntansi forensik adalah akuntansi yang dapat bertahan selama proses pengadilan,
atau dalam proses peninjauan secara yuridis atau administratif.
Akuntansi forensik, menyediakan suatu analisis akuntansi yang dapat digunakan
dalam perdebatan di pengadilan yang merupakan basis untuk diskusi serta resolusi di
pengadilan. Penerapan pendekatan-pendekatan dan analisis-analisis akuntansi dalam
akuntansi forensik dirancang untuk menyediakan analisis dan bukti memeadai atas suatu
asersi yang nantinya dapat dijadikan bahan untuk pengambilan berbagai keputusan di
pengadilan.
3. Metode Akuntansi Forensik
Perbedaaan utama akuntansi forensik dengan akuntansi maupun audit konvensional
yaitu terletak pada mindset (kerangka pikir). Metodologi kedua jenis akuntansi tersebut tidak
jauh berbeda. Akuntasi forensik lebih menekankan pada keanehan (exceptions, oddities,
irregularities) dan pola tindakan ( pattern of conduct ) daripada kesalahan (errors) dan
keteledoran (ommisions) seperti pada audit umum. Prosedur utama dalam akuntansi forensik
menekankan pada analytical review dan teknik wawancara mendalam (in depth interview)
walaupun seringkali masih juga menggunakan teknik audit umum seperti pengecekan fisik,
rekonsiliasi, konfirmasi dan lain sebagainya. Akuntansi forensik biasanya memfokuskan pada
area-area tertentu (misalnya penjualan, atau pengeluaran tertentu) yang ditengarai telah
terjadi tindak kecurangan baik dari laporan pihak dalam atau orang ketiga (tip off ) atau,
petunjuk terjadinya kecurangan, dan petunjuk lainnya. Sebagian besar tindak kecurangan
terbongkar karena tip off atau ketidaksengajaan (accident ).
Akuntansi Forensik menekankan tiga area utama: dukungan litigasi, investigasi dan
penyelesaian sengketa. Dukungan litigasi menunjukkan suatu fakta presentasi permasalahan
ekonomi yang berhubungan dengan litigasi yang sedang berlangsung atau tertunda. Dalam
hal ini, seorang Akuntan forensik profesional menghitung kerugian yang diakibatkan pihak
yang terlibat dalam sengketa hukum dan dapat membantu dalam menyelesaikan sengketa,
bahkan sebelum mereka sampai di ruang persidangan. Jika sengketa sampai di ruang sidang,
akuntan forensik dapat memberi kesaksian sebagai saksi ahli. Investigasi adalah tindakan
untuk menentukan apakah peristiwa kejahatan seperti pencurian oleh pegawai, kejahatan
pasar modal (termasuk pemalsuan laporan keuangan), mengidentifikasi pencurian,
5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 3/6
kecurangan asuransi atau korupsi dapat terjadi. Sebagai bagian dari pekerjaan akuntan
forensik, dia dapat merekomendasikan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko
kerugian di masa yang akan datang. Investigasi juga dapat dilaksanakan dalam persoalan
perdata. Akuntan forensik sering harus memberiikan bukti ahli dalam persidangan. Akuntan
forensik menginvestigasi segala sesuatu dari korupsi, kecurangan pajak, pelanggaran hak
cipta hingga fakta pengecekan untuk kasus perceraian. Akuntan forensik krusial terhadap
banyak kasus hukum yang dihadapi oleh publik dan organisasi swasta sekarang ini.
Akuntansi forensik juga melihat melewati angka dan mendapatkan substansi dari situasi. Itu
melebihi dari akuntansi biasa, dan melebihi pekerjaan detektif dasar.
4. Segitiga Akuntansi Forensik
Menurut Tuanakota cara lain melihat akuntansi forensik adalah dengan menggunakan
istilah yang disebut sebagai segitiga akuntansi forensik. Konsep yang digunakan dalam
segitiga akuntansi forensik ini adalah konsep hukum yang paling penting dalam menetapkan
ada atau tidaknya kerugian, dan kalau ada bagaimana konsep perhitungannya.
Perbuatan Melawan Hukum
Kerugian Hubungan Kausalitas
Kerugian adalah titik pertama dalam segitiga akuntansi forensik dan titik keduanya
adalah perbuatan melawan hukum. Tanpa perbuatan melawan hukum tidak ada yang apat
dituntut untuk mengganti kerugian. Kemudian titik ketiganya adalah adanya keterkaitan
antara kerugian dan perbuatan melawan hukum atau ada hubungan kausalitas antara kerugian
dan perbuatan melawan hukum. Perbuatan melawan hukum dan hubungan kausalitas adalah
ranahnya para ahli dan praktisi hukum.
5. Fraud
Fraud adalah sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hokum (illegal-acts) yang
dilakukan secara sengaja dan sifatnya dapat merugikan pihak lain.
5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 4/6
Ada 3 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu pressure (dorongan),
opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi).
1.
Pressure
Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya
hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll.
Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah
finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
2. Opportunity
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan
karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau
penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity
merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui
penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
3. Rationalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku
mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:
Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang
dicintainya.
Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan
lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak
mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.
Association of Certified Fraud Examinations (ACFE), salah satu asosiasi di USA yang
mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan penanggulangan kecurangan,
mengkategorikan kecurangan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :
Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).
Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yangdilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang
5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 5/6
merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau
kecurangan non financial.
Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation).
Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam “Kecurangan Kas” dan
“Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya”, serta pengeluaran-pengeluaran biaya
secara curang (fraudulent disbursement).
Korupsi (Corruption).
Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya
pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE,
korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap
(bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic extortion),
yaitu:
- Penyuapan (bribery), yang meliputi sumbangan, pemberian, penerimaan,
persembahan sesuatu yang bernilai dengan maksud untuk mempengaruhi suatu
tindakan/official act. Istilah official act mencakup penyuapan yang dilakukan
dengan maksud mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pegawai atau instansi
pemerintah.
- Konflik Kepentingan (Conflict of Interest), yang terjadi manakala seorang
pegawai, manajer, atau seorang eksekutif memiliki kepentingan ekonomi atau
kepentingan pribadi yang tersembunyi dalam suatu transaksi yang bertentangan
dengan perusahaan.
- Economic Extortion, yang merupakan kebalikan dari penyuapan (bribery). Dalam
economic extortion, bukannya penjual yang menawarkan sesuatu yang bernilai
untuk mempengaruhi keputusan, melainkan pegawai/karyawan perusahaan yang
meminta pembayaran dari penjual/vendor untuk suatu keputusan yang akan
menguntungkan penjual tersebut.
- Illegal Gratuities, yang seperti halnya penyuapan, tetapi tidak dimaksudkan untuk
mempengaruhi keputusan yang akan dibuat, tetapi suatu imbalan yang diberikan
karena telah dibuatnya keputusan yang menguntungkan.
5/17/2018 Seminar Forensik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-forensik 6/6
Referensi
Tuanakotta, 2010, Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Salemba Empat , Jakarta.
Wiratmaja, „ Akuntansi Forensik dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi’ ,
Universitas Udayana, Denpasar.