seluruh satuan polri tingkatkan kewaspadaan · struksikan seluruh satuan kerja dan satuan wilayah...

1
6 N USA NTARA SABTU, 16 APRIL 2011 Saya tidak pernah melihat dia sebelumnya. Ia memakai pakaian serbahitam.” Brigadir Satu Cecep Anggota Polres Cirebon PERKETAT PENGAMANAN: Anggota Polres Bogor memeriksa tas tamu yang masuk ke Kantor Polresta Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin. Penjagaan itu terkait ledakan bom bunuh diri di Kantor Polres Cirebon. MI/DEDE SUSIANTI Pelaku Bom Bunuh Diri Bertingkah Ganjil Penampilan sang pelaku sejak awal sangat aneh. Namun, para saksi mengabaikan rasa curiga. NURUL HIDAYAH K EDATANGAN pria yang diduga pelaku bom bunuh diri ke Masjid Al Dzikra di dalam kompleks Kantor Ke- polisian Resor Cirebon Kota, Jawa Barat, sudah menerbitkan kecurigaan sejumlah saksi mata. Pria yang diperkirakan berusia 20-30 tahun itu tampil beda. Ia mengenakan peci dan menutup tubuhnya dengan jaket hitam. Penampilan ini sangat mencolok, karena ke- banyakan jemaah memakai seragam polisi, kaus olahraga polisi, atau baju koko biasa. “Saat hendak mengambil air wudu, ia terlihat mondar- mandir. Pria itu juga sempat masuk kamar mandi dan ber- ada di sana cukup lama,” kata Kasat Narkoba Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Tri Si- layanto. Setiap Jumat, Masjid Al Dzi- kra selalu penuh dengan je- maah. Masjid yang terletak di bagian belakang sebelah kanan kantor utama Polres Cirebon Kota itu tidak terlalu besar. Bangunan utama hanya beru- kuran sekitar 7x7 meter persegi. Ruangan itu hanya cukup un- tuk 6 saf berjemaah. Namun di sebelah kiri dan bagian belakang masjid sudah dibuatkan semacam selasar yang bisa dijadikan tempat untuk melakukan salat Jumat. Untuk memasuki ruang utama masjid ada tiga pintu, yaitu dari kiri, kanan, serta dari be- lakang. “Setiap Jumat masjid itu memang selalu ramai dengan jemaah,” kata Toni, warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi. Namun di hari biasa, hanya ada jemaah yang membentuk 2-3 saf untuk melakukan salat berjemaah. Siang kemarin, Al Dzikra juga ramai. “Kami sebenarnya sudah curiga ketika pria itu datang,” kata Brigadir Satu Ce- cep, anggota Satintelkam Polres Cirebon Kota, saksi mata yang juga berada di dalam masjid. Saat masuk ke bangunan masjid, mata Cecep langsung mengarah ke pria asing, yang kemudian diketahui sebagai pembawa bom. “Saya tidak pernah melihat dia sebelum- nya. Ia memakai pakaian ser- bahitam,” tandasnya. Masjid umum Cecep mengaku terus mengamati pria yang terus mendekap sajadah, sebelum salat dimulai. Keanehan lain, sekalipun sudah masuk ke masjid, pria itu lama berdiri sambil bersender di pintu sebe- lah kiri. Orang asing itu tetap berdiri hingga khatib turun dari mim- bar. Saat imam sekaligus khatib Abas Sudinta dari Kantor Ke- menterian Agama Kota Cirebon naik ke podium, barulah orang asing itu masuk ke saf. Ia lang- sung mengambil tempat di saf ketiga bagian tengah. Saat akan takbiratulihram, belum sampai kedua tangan sampai di telinga, tiba-tiba saja sudah terdengar suara ledakan yang dahsyat. “Saya sempat melihat ia membuka jaket. Be- berapa detik kemudian ledakan mengguncang masjid,” tambah Cecep yang langsung tiarap dan berusaha keluar dari ru- angan. Sebanyak 28 jemaah salat Jumat harus dilarikan ke rumah sakit. Pelaku tewas di lokasi kejadian. Briptu Awang, yang juga anggota Polres Cirebon Kota, mengungkapkan keberadaan orang luar untuk bersalat Ju- mat di Al Dzikra adalah hal biasa. “Kebanyakan memang anggota. Tapi masjid ini tetap terbuka untuk umum, baik saat menunaikan salat Jumat maupun salat lima waktu,” jelasnya. Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Herukoco pun selalu melakukan salat di masjid itu. Hampir setiap salat zuhur dan asar, kapolres menu- naikannya di Al Dzikra. Kebiasaan sang kapolres ada- lah datang ke masjid sebelum azan berkumandang. Ia juga selalu mengambil saf di bagian depan. Karena itu, saat ledakan terjadi di saf di belakangnya, semburan paku, baut, maupun lempengan logam mengenai punggungnya. Ledakan keras juga diduga menjadi penyebab luka di bagian telinga Herukoco, yang terus mengeluarkan darah. Kerusakan di masjid terjadi pada bagian jendela kaca kanan dan kiri, yang pecah beranta- kan. Plafon masjid juga rusak parah. (EM/AX/N-2) [email protected] Seluruh Satuan Polri Tingkatkan Kewaspadaan KARENA tidak mau kecolong- an lagi setelah bom bunuh diri meledak di masjid dalam kompleks Kantor Polres Cire- bon Kota, Mabes Polri mengin- struksikan seluruh satuan kerja dan satuan wilayah Polri untuk meningkatkan kewaspadaan. Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Anton Bahrul Alam mengatakan Polri akan meningkatkan kewaspadaan, terutama di kantor polisi yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat. “Ini perlu dipelajari lagi ka- rena pengamanan di masjid mungkin tidak sampai ke sana. Siapa pun bisa salat di situ, tidak kepikiran (modus) seperti ini,” ujarnya dalam konferensi pers resmi di Mabes Polri, Ja- karta, kemarin. Instruksi itu langsung dite- rapkan sejumlah kantor po- lisi. Peningkatan pengamanan antara lain dilakukan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kantor Pol resta Bogor, Jawa Barat, dan Polresta Barelang, Kepu- lauan Riau. “Wajar kalau ada peningkatan pengamanan kare- na kita tidak menginginkan hal serupa terjadi di jajaran Polda Metro Jaya,” kata Kepala Bi- dang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar di Jakarta, kemarin. Baharudin mengatakan petu- gas Provos berpatroli dan me- nyisir setiap lokasi di Polda Metro Jaya guna memastikan tidak ada barang mencuriga- kan. Hal yang sama dilakukan di Kantor Polresta Bogor. Pintu gerbang ditutup dan dijaga aparat. Setiap orang atau ken- daraan yang masuk diberhen- tikan dan diperiksa menggu- nakan detektor cermin untuk kendaraan. Selain itu, ada pemeriksaan tas dan barang bawaan bagi setiap orang. Polisi pun memperketat pen- jagaan pusat-pusat keramaian. Seperti yang dilakukan jajaran Polresta Barelang yang meng- awasi tempat-tempat vital di Batam. “Seluruh perso nel sudah kami instruksikan untuk di- siagakan. Ada sekitar 200 per- sonel disiagakan di Polresta Barelang. Sekitar 300 lainnya berpatroli di tempat-tempat vital,” kata Kapolresta Barelang Kombes Eka Yudha Prasetya- wa. (AW/Bob/DD/HK/N-1) Paku dan Baut Membuat Korban Luka Parah S ALAT Jumat baru usai. Jam besar di salah satu dinding Rumah Sakit Pelabuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, menunjukkan pukul 13.30 WIB. Biasanya, saat-saat itu suasana di rumah sakit ini sepi. Tapi, kemarin, sejumlah dokter dan paramedis terlihat sangat sibuk. Mereka harus berlari-lari menyusuri selasar menuju ruang instalasi gawat darurat (IGD). “Kebanyakan dokter dan perawat juga belum istirahat dan makan siang,” kata Yeni Rahmawati, Kepala Pelayanan Pelanggan dan Pemasaran RS Pelabuhan. Di ruang IGD, kesibukan mewarnai ruangan. Puluhan korban dengan luka-luka di sekujur tubuh terbaring berjajar. Dokter dan tenaga paramedis memeriksa mereka dan berusaha mengeluarkan paku, baut, gotri, atau pecahan logam yang menancap di tubuh korban. Ruangan yang kecil membuat sebagian korban harus menjalani perawatan darurat di ruang operasi. Siang itu, satu per satu korban terus berdatangan ke ruang IGD. Suasana di rumah sakit semakin ramai saat anggota Polri dan keluarga korban datang. Rintih kesakitan para korban bercampur aduk dengan suara isak tangis pengunjung yang anggota keluarganya jadi korban. Bom bunuh diri yang meledak di Masjid Al Dzikra, di dalam kompleks perkantoran Kepolisian Resor Cirebon Kota, mengakibatkan puluhan korban menderita luka. “Seluruh dokter jaga, bahkan dokter spesialis yang ada di rumah sakit, kami kerahkan untuk membantu korban,” imbuh Yeni Rahmawati. Ada 28 korban dalam peristiwa ledakan itu. Sebanyak 26 orang dibawa ke RS Pelabuhan. Dari jumlah itu, 21 korban di antaranya membutuhkan perawatan intensif dan diharuskan menjalani rawat inap. Lima korban lainnya diizinkan pulang dan dirawat di rumah. Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Herukoco tidak dirawat di RS Pelabuhan. Ia dibawa ke RS Pertamina. Seorang korban lain hanya mengalami luka lecet dan tidak dikirim ke rumah sakit. Ledakan itu juga menyebabkan pelakunya tewas. Ia seorang pria yang diduga berusia 20-30 tahun. Nurjati, Kepala Instalasi Rawat Inap RS Pelabuhan menambahkan, paku, baut, dan lempengan logam yang berada di dalam bom membuat para korban mengalami luka berat. Para korban mengalami luka di bagian punggung, kepala, dan wajah. Tapi, sebagian besar menderita luka di punggung, termasuk Kapolres Cirebon Kota. Herukoco tidak hanya mengalami luka di punggung. Ia juga diduga menderita luka di bagian telinganya, yang terus mengeluarkan darah. Tindakan untuk para korban, sebagai upaya penanganan pertama, dokter dan perawat berusaha mencabut satu per satu paku, baut, maupun lempengan logam dari tubuh mereka. Setelah itu, para korban harus dirontgen. Jika ditemukan kondisi mereka mengalami luka dalam, tindakan operasi harus dilakukan. Jenazah pelaku semula diusung ke RS Bhayangkara, Indramayu kemudian diangkut ke RS Kramat Jati, Jakarta. (Nurul Hidayah/N-2) SELAMAT: Anggota Polres Cirebon yang menderita luka akibat ledakan bom bunuh diri dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, kemarin. ANTARA/DEDHEZ ANGGARA

Upload: nguyenhanh

Post on 18-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6 NUSANTARA SABTU, 16 APRIL 2011

Saya tidak pernah melihat dia

sebelumnya. Ia memakai pakaian serbahitam.”Brigadir Satu CecepAnggota Polres Cirebon

PERKETAT PENGAMANAN: Anggota Polres Bogor memeriksa tas tamu yang masuk ke Kantor Polresta Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin. Penjagaan itu terkait ledakan bom bunuh diri di Kantor Polres Cirebon.

MI/DEDE SUSIANTI

Pelaku Bom Bunuh Diri Bertingkah Ganjil

Penampilan sang pelaku sejak awal sangat aneh. Namun, para saksi mengabaikan rasa curiga.

NURUL HIDAYAH

KEDATANGAN pria yang diduga pelaku bom bunuh diri ke Masjid Al Dzikra di

dalam kompleks Kantor Ke-polisian Resor Cirebon Kota, Jawa Barat, sudah menerbitkan kecurigaan sejumlah saksi ma ta. Pria yang diperkirakan berusia 20-30 tahun itu tampil beda.

Ia mengenakan peci dan menutup tubuhnya dengan jaket hitam. Penampil an ini sangat mencolok, karena ke-banyakan jemaah memakai seragam polisi, kaus olahraga polisi, atau baju koko biasa.

“Saat hendak mengambil air wudu, ia terlihat mondar-mandir. Pria itu juga sempat masuk kamar mandi dan ber-ada di sana cukup lama,” kata Kasat Narkoba Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Tri Si-layanto.

Setiap Jumat, Masjid Al Dzi-kra selalu penuh dengan je-maah. Masjid yang terletak di bagian belakang sebelah kanan kantor utama Polres Cirebon Kota itu tidak terlalu besar. Bangunan utama hanya beru-kuran sekitar 7x7 meter persegi. Ruangan itu hanya cukup un-tuk 6 saf berjemaah.

Namun di sebelah kiri dan bagian belakang masjid sudah dibuatkan semacam selasar yang bisa dijadikan tempat un tuk melakukan salat Jumat. Untuk memasuki ruang utama masjid ada tiga pintu, yaitu dari kiri, kanan, serta dari be-lakang.

“Setiap Jumat masjid itu memang selalu ramai dengan jemaah,” kata Toni, warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi.

Namun di hari biasa, hanya ada jemaah yang membentuk 2-3 saf untuk melakukan salat berjemaah.

Siang kemarin, Al Dzikra juga ramai. “Kami sebenarnya sudah curiga ketika pria itu datang,” kata Brigadir Satu Ce-cep, anggota Satintelkam Polres Cirebon Kota, saksi mata yang juga berada di dalam masjid.

Saat masuk ke bangunan masjid, mata Cecep langsung mengarah ke pria asing, yang kemudian diketahui sebagai pembawa bom. “Saya tidak pernah melihat dia sebelum-nya. Ia memakai pakaian ser-bahitam,” tandasnya.

Masjid umumC e c e p m e n g a k u t e r u s

mengamati pria yang terus mendekap sajadah, sebelum salat dimulai. Keanehan lain,

sekalipun sudah masuk ke masjid, pria itu lama berdiri sambil bersender di pintu sebe-lah kiri.

Orang asing itu tetap berdiri hingga khatib turun dari mim-bar. Saat imam sekaligus khatib Abas Sudinta dari Kantor Ke-menterian Agama Kota Cirebon naik ke podium, barulah orang asing itu masuk ke saf. Ia lang-sung mengambil tempat di saf ketiga bagian tengah.

Saat akan takbiratulihram, belum sampai kedua tangan sampai di telinga, tiba-tiba saja sudah terdengar suara ledakan yang dahsyat. “Saya sempat melihat ia membuka jaket. Be-berapa detik kemudian ledak an mengguncang masjid,” tambah Cecep yang langsung tiarap dan berusaha keluar dari ru-angan.

Sebanyak 28 jemaah salat Jumat harus dilarikan ke rumah sakit. Pelaku tewas di lokasi kejadian.

Briptu Awang, yang juga anggota Polres Cirebon Kota, mengungkapkan keberadaan orang luar untuk bersalat Ju-mat di Al Dzikra adalah hal biasa. “Kebanyakan memang anggota. Tapi masjid ini tetap terbuka untuk umum, baik saat menunaikan salat Jumat maupun salat lima waktu,” jelasnya.

Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Herukoco pun selalu melakukan salat di masjid itu. Hampir setiap salat zuhur dan asar, kapolres menu-naikannya di Al Dzikra.

Kebiasaan sang kapolres ada-lah datang ke masjid sebelum azan berkumandang. Ia juga selalu mengambil saf di bagian depan.

Karena itu, saat ledakan terjadi di saf di belakangnya, semburan paku, baut, maupun lempengan logam mengenai punggungnya.

Ledakan keras juga diduga menjadi penyebab luka di bagian telinga Herukoco, yang terus mengeluarkan darah. Kerusakan di masjid terjadi pada bagian jendela kaca kanan dan kiri, yang pecah beranta-kan. Plafon masjid juga rusak parah. (EM/AX/N-2)

[email protected]

Seluruh Satuan Polri Tingkatkan Kewaspadaan

KARENA tidak mau kecolong-an lagi setelah bom bunuh diri meledak di masjid dalam kompleks Kantor Polres Cire-bon Kota, Mabes Polri mengin-struksikan seluruh satuan kerja dan satuan wilayah Polri untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Anton Bahrul Alam mengatakan Polri akan meningkatkan kewaspadaan, terutama di kantor polisi yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.

“Ini perlu dipelajari lagi ka-rena pengamanan di masjid mungkin tidak sampai ke sana. Siapa pun bisa salat di situ, tidak kepikiran (modus) seperti ini,” ujarnya dalam konferensi pers resmi di Mabes Polri, Ja-karta, kemarin.

Instruksi itu langsung dite-rapkan sejumlah kantor po-lisi. Peningkatan pengamanan antara lain dilakukan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kantor Pol resta Bogor, Jawa Barat, dan Polresta Barelang, Kepu-lauan Riau. “Wajar kalau ada peningkat an pengamanan kare-na kita tidak menginginkan hal serupa terjadi di jajaran Polda Metro Jaya,” kata Kepala Bi-dang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar di Jakarta, kemarin.

Baharudin mengatakan petu-gas Provos berpatroli dan me-nyisir setiap lokasi di Polda Metro Jaya guna memastikan tidak ada barang mencuriga-kan.

Hal yang sama dilakukan di Kantor Polresta Bogor. Pintu

gerbang ditutup dan dijaga aparat. Setiap orang atau ken-daraan yang masuk diberhen-tikan dan diperiksa menggu-nakan detektor cermin untuk kendaraan. Selain itu, ada pemeriksaan tas dan barang bawaan bagi setiap orang.

Polisi pun memperketat pen-jagaan pusat-pusat keramai an. Seperti yang dilakukan ja jaran Polresta Barelang yang meng-awasi tempat-tempat vi tal di Batam.

“Seluruh perso nel sudah kami instruksikan untuk di-siagakan. Ada sekitar 200 per-sonel disiagakan di Polresta Barelang. Sekitar 300 lainnya berpatroli di tempat-tempat vital,” kata Kapolresta Barelang Kombes Eka Yudha Prasetya-wa. (AW/Bob/DD/HK/N-1)

Paku dan Baut Membuat Korban Luka Parah

SALAT Jumat baru usai. Jam besar di salah satu dinding Rumah Sakit

Pelabuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, menunjukkan pukul 13.30 WIB.

Biasanya, saat-saat itu suasana di rumah sakit ini sepi. Tapi, kemarin, sejumlah dokter dan paramedis terlihat sangat sibuk. Mereka harus berlari-lari menyusuri selasar menuju ruang instalasi gawat darurat (IGD).

“Kebanyakan dokter dan perawat juga belum istirahat dan makan siang,” kata Yeni Rahmawati, Kepala Pelayanan Pelanggan dan Pemasaran RS Pelabuhan.

Di ruang IGD, kesibukan mewarnai ruangan. Puluhan korban dengan luka-luka di sekujur tubuh terbaring berjajar. Dokter dan tenaga paramedis memeriksa mereka dan berusaha mengeluarkan paku, baut, gotri, atau pecahan logam yang menancap di tubuh korban. Ruangan yang kecil membuat sebagian korban harus menjalani perawatan darurat di ruang operasi.

Siang itu, satu per satu korban terus berdatangan ke ruang IGD. Suasana di rumah sakit semakin ramai saat anggota Polri dan keluarga korban datang.

Rintih kesakitan para korban bercampur aduk dengan suara isak tangis pengunjung yang anggota keluarganya jadi korban. Bom bunuh diri yang meledak di Masjid Al Dzikra, di dalam kompleks perkantoran Kepolisian Resor Cirebon Kota, mengakibatkan puluhan korban menderita luka.

“Seluruh dokter jaga, bahkan dokter spesialis yang ada di rumah sakit, kami kerahkan untuk membantu

korban,” imbuh Yeni Rahmawati.

Ada 28 korban dalam peristiwa ledakan itu. Sebanyak 26 orang dibawa ke RS Pelabuhan. Dari jumlah itu, 21 korban di antaranya membutuhkan perawatan intensif dan diharuskan menjalani rawat inap. Lima korban lainnya diizinkan pulang dan dirawat di rumah.

Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Herukoco tidak dirawat di RS Pelabuhan. Ia dibawa ke RS Pertamina. Seorang korban lain hanya mengalami luka lecet dan tidak dikirim ke rumah sakit.

Ledakan itu juga menyebabkan pelakunya tewas. Ia seorang pria yang diduga berusia 20-30 tahun.

Nurjati, Kepala Instalasi Rawat Inap RS Pelabuhan menambahkan, paku, baut, dan lempengan logam yang berada di dalam bom membuat para korban

mengalami luka berat. Para korban mengalami

luka di bagian punggung, kepala, dan wajah. Tapi, sebagian besar menderita luka di punggung, termasuk Kapolres Cirebon Kota.

Herukoco tidak hanya mengalami luka di punggung. Ia juga diduga menderita luka di bagian telinganya, yang terus mengeluarkan darah.

Tindakan untuk para korban, sebagai upaya penanganan pertama, dokter dan perawat berusaha mencabut satu per satu paku, baut, maupun lempengan logam dari tubuh mereka.

Setelah itu, para korban harus dirontgen. Jika ditemukan kondisi mereka mengalami luka dalam, tindakan operasi harus dilakukan.

Jenazah pelaku semula diusung ke RS Bhayangkara, Indramayu kemudian diangkut ke RS Kramat Jati, Jakarta. (Nurul Hidayah/N-2)

SELAMAT: Anggota Polres Cirebon yang menderita luka akibat ledakan bom bunuh diri dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, kemarin.

ANTARA/DEDHEZ ANGGARA