selidiki nurhadi, ma bentuk tim suap panitera pn...

1

Upload: lamdung

Post on 21-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

V A R I A 35Kamis, 28 April 2016

SUAP PANITERA PN JAKPUS

Selidiki Nurhadi, MA Bentuk TimJAKARTA — Mahkamah Agung membentuk tim

untuk menyelidiki du gaan keterlibatan Sekjen MA Nurhadi, terkait dengan kasus duga an

suap Panitera PN Jakarta Pu sat.

Edi Suwiknyo & Anugerah Perkasa [email protected]

Kepala Muda Bidang Penga was- an Mahkamah Agung M. Sya -rifudin menjelaskan, MA ingin mengetahui gambaran secara me -nyeluruh tentang kasus tersebut.

“Kami membentuk tim untuk melakukan pemeriksaan secara me nyeluruh. Tentu kami ingin tahu rangkaian kasus itu,” ujar Sya rifudin di Jakarta, Rabu (27/4).

Nurhadi dicegah bepergian ke

luar negeri oleh KPK selama enam bulan ke depan. Selain itu, dalam penggeledahan yang dilangsung-kan di rumah dan kantor milik -nya, penyidik berhasil meng-aman kan sejumlah uang.

Meski demikian, Syarifudin me -nilai Nurhadi sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan kasus suap itu.

Kasus itu berkait an dengan perkara, sedangkan Nurhadi yang menjabat sebagai sekjen tidak ada kaitannya de ngan urusan perkara

peradilan.Selain itu, MA belum akan

memberikan sanksi kepada sek -jennya itu sebelum hasil investi-gasi dari tim tersebut keluar.

Sementara itu Komisioner Ko -misi Yudisial Farid Wajdi men je-laskan dalam suatu kasus, ha kim, panitera, dan komponen lain nya tidak berdiri sendiri.

“Kalau kaitannya dengan pani-tera, kita percayakan kepada MA untuk melakukan itu,” jelas dia.

KPK mulai memeriksa saksi terkait kasus tersebut. Kemarin KPK memeriksa Charles Parly Hasudungan.

Charles diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Doddy Arianto Supeno. Doddy adalah pihak yang diduga memberikan suap kepada Panitera PN Jakpus Edy Nasution.

Pelaksana Tugas Kepala Biro

Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak kemarin mengonfirmasi jumlah uang yang disita dari rumah milik Nurhadi.

“Total uang yang disita senilai Rp1,7 miliar. Uang tersebut terdiri dari mata uang rupiah dan mata uang asing,”ujarnya.

Di sisi lain, Ombudsman RI men catat sepanjang tahun 2014-2015 mereka menerima sekitar 623 laporan pengaduan terkait kinerja lembaga peradilan.

Dari angka tersebut Pengadilan Negeri paling banyak mendapat laporan pengaduan.

Angkanya sekitar 63,2% dari jumlah tersebut, diikuti Mah -kamah Agung sebanyak 19,7%, Pengadilan Agama 7,1%, Peng a -dilan Tinggi 6,7%, PTUN 2,2%, PTTUN 0,5%, MK 0,3%, dan Mah kamah Militer 0,2%.

djoko
Typewriter
djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 28 April 2016