selain karena rotavirus

8
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot. Gejala Diare Khas berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah atau lendir, dan berbau asam. Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti : Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar

Upload: daniel-derian

Post on 10-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: Selain Karena Rotavirus

Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.Gejala DiareKhas berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah atau lendir, dan berbau asam. Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :• Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang

sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

• Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.

• Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar

• Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.• Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air

besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

Akibat DiareRisiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika kita diare, kita dapat hilang lima liter air setiap hari. Bersama dengan air ini, kita juga menghilangkan zat mineral (‘elektrolit’) yang penting untuk fungsi tubuh normal. Elektrolit utama adalah natrium dan kalium.Dehidrasi parah dapat menyebabkan tubuh menjadi syok (kejut) dan dapat mematikan. Dehidrasi adalah lebih berat untuk balita dan anak dibandingkan orang dewasa.Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar

Page 2: Selain Karena Rotavirus

Biasa ) seperti halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin.Diare juga dapat merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera, atau botulisme dan dapat juga merupakan tanda dari sindrom kronis seperti penyakit Crohn

b. Patofisiologi Semua segmen dari usus halus mulai dari duodenum sampai bagian distal  usus  besar  mempunyai  mekanisme untuk  absorbsi  air  dan elektrolit.

Menurut patofisiologi diare secara garis besar dibagi menjadi :

1.       diare osmotik (absorptive)

2.       diare sekretorik

Sebenarnya   pembagian   ini   tidak   begitu   tegas   karena   sering mikroorganisme yang menyebabkan diare osmotik/absorptive, juga dapat   menyebabkan   diare   sekretorik   sehingga   terjadi   diare campuran/kombinasi antara osmotik/absorptive dengan sekretorik.

Diare osmotik terjadi jika makanan sulit atau tidak dapat diabsorpsi di   usus   maka   akan   terjadi   osmotik   di   usus   menjadi   meningkat sehingga   air   akan   ditarik   ke   dalam   usus   yang   mengakibatkan terjadinya kelebihan cairan dalam usus sehingga dikeluarkan dari usus dalam bentuk cair.

Contoh   klasik   diare   osmotik   adalah   intoleransi   laktosa   yang disebabkan kekurangan enzim laktase, dimana laktosa tidak dapat diabsorbsi oleh usus halus dan mencapai usus besar dalam bentuk utuh. Bakteri dalam usus besar akan memfermentasi laktosa yang tidak diabsorbsi   tersebut menjadi  asam organik berantai  pendek, yang menghasilkan beban osmotik yang menyebabkan air disekresi ke dalam lumen usus.

Page 3: Selain Karena Rotavirus

Selain itu Diare osmotik terjadi karena: (Unimus)

a)      Pasien  memakan   substansi   non   absorbsi   antara   lain   laksan magnesium sulfat atau antasida mengandung magnesium.

b)      Pasien  mengalami  malabsorbsi   generalisata   sehingga   cairan tinggi konsentrasi seperti glukosa tetap berada di lumen usus.

c)       Pasien dengan defek absorbtif, misalnya defisiensi  disakaride atau malasorbsi glukosa-galaktosa.

Pada   diare   sekretorik,   terjadipeningkatan   sekresi   klorida   secara aktif dari sel kripta akibat mediator intraseluler seperti cAMP,cGMP, dan Ca2+.Mediator tersebut juga mencegah terjadinya perangkaian antara Na+ dan Cl pada sel vili usus. Hal ini berakibat cairan tidak dapat   terserap   dan   terjadi   pengeluaran   cairan   secara   masif   ke lumen usus.

Diare sekretorik murni ditandai dengan :

a)      Jumlah cairan kotoran banyak ( dapat melebihi 1 liter per-jam pada orang dewasa yang hidrasi baik)

b)      Tidak dijumpai sel darah merah dan sel darah putih dalam tinja

c)       Tidak dijumpai adanya demam atau gejala sistemik lain (kecuali akibat dehidrasi)

d)      Diare terus berlanjut walaupun dipuasakan (akan tetapivolume mungkin berkurang)

e)      Kekurangan kelebihan osmotik gap dalam elektrolit tinja.

Contoh   klasik   diare   sekretorik   yaitu   yang   diinduksi   oleh enterotoksin kolera dan eschericha coli

(USU)

Page 4: Selain Karena Rotavirus

5.       Apa saja komplikasi dari diare?

Diare dapat menyebabkan : (BKGAI, 2007)

1.       Dehidrasi,   akibat   kehilangan   air   (output)   lebih   banyak dibanding masukan air (input).

2.       Gangguan   keseimbangan   asam-basa   (metabolik   asidosis) karena :

a.       Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

b.      Ketosis kelaparan

c.       Penimbunan asam laktat karena anoksia jaringan

d.      Produk  metabolisme   yang   bersifat   asam   meningkat   karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria / anuria)

e.      Pemindahan   ion   Na   dari   cairan   ekstraselular   ke   dalam  cairan intraselular

3.       Hipoglikemia,   terjadi   pada   2-3   %   anak   yang   menderita  diare.   Gejala   hipoglikemia   akan   muncul   jika   kadar   glukosa  darah   menurun   sampai   40mg%   yang   berupa   lemah,   apatis,  peka   rangsang,   tremor,   berkeringat,  pucat,  syok,  kejang sampai koma.

4.       Gangguan nutrisi akibat penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini dapat disebabkan oleh :

a.       Makanan   sering   dihentikan   orangtua   karena   takut  diare/muntah  akan bertambah hebat.

b.      Susu  diberikan  dengan  pengenceran  dan  dalam waktu   yang lama.

c.       Makanan   yang   diberikan   sering   tidak   dicerna   dan  

Page 5: Selain Karena Rotavirus

diabsorpsi  dengan baik, karena adanya hiperperistaltik.

5.        Gangguan sirkulasi berupa renjatan (syok hipovolemik).

Patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri adalah :

Bakteri masuk melalui makanan atau minumanà ke lambungà sebagian ada yang mati karena asam lambung dan sebagian lolosà bakteri yang lolos masuk ke duodenumà bakteri berkembang biak (di duodenum)à memproduksi enzim mucinase sehingga berhasil mencairkan lapisan lendir dengan menutupi permukaan sel epitel ususà bakteri masuk ke dalam membrane à bakteri mengeluarkan toksinà mengeluarkan CAMP (meningkatkannya), yang berfungsi untuk merangsang sekresi cairan usus dibagian kripta villi & menghambat cairan usus dibagian apikal villià terjadi rangsangan cairan yang berlebihan, volume cairan didalam lumen usus meningkatà dinding usus berkontraksià terjadi hiperperistaltikà cairan keluar (diare).

Untuk diare akut, patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dibedakan menjadi dua: bakteri non invasif, yaitu bakteri yang memproduksi toksin yang nantinya toksin tersebut hanya melekat pada mukosa usus halus & tidak merusak mukosa. Bakteri non invasif, memberikan keluhan diare seperti air cucian beras dan disebabkan oleh bakteri enteroinvasif, yaitu diare yang menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, secara klinis berupa diare bercampur lendir dan darah.

Patogenesis diare yang disebabkan oleh virus adalah :

Virus masuk melalui makanan & minuman ke tubuhà masuk ke sel epitel usus halusà terjadi infeksià sel-sel epitel yang rusak digantikan oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik)à villi mengalami atrofi & tidak dapat mengabsorbsi cairan & makanan dengan baikà meningkatkan tekanan koloid osmotik ususà hiperperistaltik ususà cairan& makanan yang tidak terserap terdorong keluar. Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh virus diantaranya adalah : diare akut, demam, nyeri perut, dehidrasi (Setiawan, 2007; Hiswani, 2003)