sejarah satra indonesianya makalah sejarah sastra yang berjudul “sastra angkatan 66” ini dapat...

21
SEJARAH SATRA INDONESIA SASTRA ANGKATAN 66 Dosen Pengampu : Drs. Ida Bagus Sutresna Oleh: Anak Agung Ngurah Bagus Janitra Dewanta (1512011034) Kadek Zervina Andryani (1512011011) Mila Sintia (1512011010) 2/A JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Upload: others

Post on 13-Oct-2020

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

SEJARAH SATRA INDONESIA

SASTRA ANGKATAN 66

Dosen Pengampu :

Drs. Ida Bagus Sutresna

Oleh:

Anak Agung Ngurah Bagus Janitra Dewanta (1512011034)

Kadek Zervina Andryani (1512011011)

Mila Sintia (1512011010)

2/A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

Page 2: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

PRAKATA

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-

Nya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen

Pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, Drs. Ida Bagus Sutresna yang telah

memberikan bimbingan dan arahan yang baik dalam mendalami materi dan menyusun

makalah ini dan rekan-rekan kelas 2A yang telah memberi banyak memberi masukan yang

membangun.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan penulisan makalah

ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, 14 Mei 2016

Penulis

Page 3: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

DAFTAR ISI

Prakata ............................................................................................................................ i

Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 2

2. Pembahasan

2.1 Latar Belakang Lahirnya Sastra Angkatan 66 ......................................................... 3

2.2 Ciri-ciri Sastra Angkatan 66 ..................................................................................... 5

2.3 Sastrawan Angkatan 66............................................................................................. 11

3. Penutup

3.1 Simpulan ................................................................................................................... 16

3.2 Saran ......................................................................................................................... 17

Daftar Pustaka

Page 4: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan jauh sebelum

masyarakat mengenal tulisan. Sebelum mengenal tulisan sastra bersifat lisan.

Keberadaan pengaranya tidak diketahui atau anonym, karena saat itu sastra disampaikan

dari mulut ke mulut. Seiringnya waktu sastra di Indonesia mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Banyak tokoh yang mulai menyampaikan pendapatnya mengenai

sejarah sastra Indonesia. contohnya seperti H.B.Jassin, Taufik Ismail, Sanusi Pane,

Sultan Takdir Alisyahbana dan lain-lain.

Suatu karya sastra dianggap ideal apabila mencakup setidaknya lima aspek. Yang

pertama adalah waktu. Waktu yang dimaksud adalah periodisasi atau angkatan yang

menggolongkan karya sastra tersebut. Baik angkatan 1920-an, 1933, 1942, 1945, 1953,

1966 dan seterusnya. Yang kedua adalah wilayah. Karya sastra tersebut harus berada di

territorial Indonesia yaitu dari sabang sampai merauke. Yang ketiga dalah bahasa. Sastra

Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Yang

keempat adalah bangsa. Satra Indonesia yang ideal harus dikarang oleh orang

berkebangsaan Indonesia. yang kelima adalah isi karya. Isi karya sastra Indonesia yang

ideal adalah bercerita tentang bangsa maupun kehidupan orang Indonesia itu sendiri.

Walaupun pengarang karya tersebut adalah orang Indonesia, namun karyanya tidak

menggunakan bahasa Indonesia tidak dapat disebut sastra Indonesia yang ideal. Jika

karya itu sudah diterjemahkan menggunakan bahasa Indonesia disebut sastra terjemahan.

Seiring berjalannya waktu, sejarah sastra Indonesia mengikuti perkembangan

jamannya. Begitu pula pada karya sastra angkatan 66. Pada periode ini, lebih bersifat

mengkritik pemerintahan maupun politik. Pada angkatan ini, sastrawan sudah mulai

mengkritisi keadaan pemerintah maupun politik yang ada pada jaman itu. Oleh karena

itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih detail mengenai “Sastra Angkatan 66.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang akan di bahas

dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana latar belakang lahirnya sastra angkatan 66 ?

Page 5: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

1.2.2 Bagaimana ciri-ciri sastra angkatan 66 ?

1.2.3 Siapa saja sastrawan angkatan 66 ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana latar belakang lahirnya sastra angkatan 66,

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri sastra angkatan 66,

1.3.3 Untuk mengetahui siapa saja sastrawan sastra angkatan 66.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1.4.1 Bagi Penulis

Dari penyusunan makalah ini, penulis berkesempatan membuat makalah yang baik.

Dengan menyusun makalah ini diharapkan nantinya penulis memiliki pengalaman yang

lebih dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Penulis memperoleh berbagai

pengalaman diantaranya yaitu pengalaman mencari dan menemukan sumber–sumber

yang relevan dan terpercaya dengan makalah ini. Selain itu penulis juga memperoleh ilmu

dan pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, teknik

penggabungan materi dari berbagai sumber dan mendapatkan wawasan lebih mengenai

materi yang disajikan dalam makalah ini.

1.4.2 Bagi pembaca

Dalam penyusunan makalah ini pembaca diharapkan dapat mengetahui dan

memahami mengenai perkembangan peserta didik terutama mengenai hukum-hukum

pertumbuhan dan perkembangan, dan semoga makalah ini dapat berguna sebagai

referensi dalam menyusun makalah sejenis.

Page 6: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

2. PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang lahirnya sastra angkatan 66

Munculnya sastra angkatan 66 ini didahului dengan adanya kemelut di segala bidang

kehidupan di Indonesia yang disebabkan oleh aksi teror politik G30S/PKI dan ormas-

ormas yang bernaung dibawahnya. Angkatan 66 mempunyai cita-cita ingin adanya

pemurnian pelaksanaan Pancasila dan melaksanakan ide-ide yang terkandung di dalam

Manifest Kebudayaan. Tumbuhnya sastra angkatan 66 sejalan dengan tumbuhnya aksi-

aksi sosial politik di awal angkatan 66 yang dipelopori oleh KAMMI/KAPPI untuk

memperjuangkan Tritura. Secara politis angkatan 66 terlahir dari pergolakan politik di

masyarakat dan penyelewengan oleh pejabat negara yang tidak memiliki moral, agama,

dan rasa keadilan. Dengan semangat kebangkitan 66, masyarakat menolak budaya yang

didominasi dengan politik. Peristiwa sastra pada masa itu adalah H.B. Jassin yang

memproklamasikan sebagai sastra angkatan 66. Hasil karya sastrawan dikumpulkan dalam

bukunya yang berjudul “Angkatan 66 Prosa dan Puisi” yaitu dalam majalah Horison

nomor 2 tahun 1966.

Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa angkatan 66 lahir setelah ditumpasnya

pengkhianatan G.30S/PKI. Penamaan angkatan 66 ini pun mengalami adu pendapat.

Sebelum nama angkatan 66 diresmikan, ada yang memberi nama angkatan Manifest

Kebudayaan (MANIKEBU). Alasan penamaan ini karena Manifest Kebudayaan yang

telah dicetuskan pada tahun 1963 itu menyatakan pernyataan tegas perumusan perlawanan

terhadap penyelewengan Pancasila dan perusakan kebudayaan oleh Lekra/PKI. Beberapa

sastrawan merasa keberatan dengan nama angkatan MANIKEBU. Mereka berpandangan

bahwa sastrawan yang tidak ikut menandatangani atau mendukung Manifest Kebudayaan

akan merasa tidak tercakup di dalamnya, meskipun hasil ciptaannya menunjukkan

ketegasan dalam menolak ideologi yang dibawa oleh PKI dalam lapangan politik dan

kebudayaan.

Sebelum munculnya nama sastra angkatan 66, WS Rendra dan kawan-kawannya dari

Yogyakarta pernah mengumumkan nama sastra angkatan 50 pada akhir 1953. Nama ini

tidak populer dan kemudian dilupakan orang. Secara politis lahirnya angkatan ini

dilatarbelakangi oleh pergolakan politik dalam masyarakat dan penyelewengan-

penyelewengan pemimpin-pemimpin Negara yang tidak memiliki moral, agama, dan rasa

keadilan demi kepentingan pribadi dan golongan. Penyelewengan tersebut antara lain

Page 7: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

pelanggaran terhadap Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 45 dengan memasukkan

komunis sebagai sebuah nilai keindonesiaan yang tentu saja melanggar sila pertama.

Selain itu, pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup tidak sesuai dengan

prinsip demokrasi. Hal-hal tersebut membuat negara menjadi semakin terpuruk dan rakyat

menderita. Akhirnya, dengan semangat kebangkitan angkatan 66 masyarakat menolak

kebudayaan didominasi oleh politik. Perlawanan ini dilakukan oleh semua kalangan yang

diawali oleh gerakan mahasiswa, selain pemberontakan-pemberontakan di daerah-daerah

seluruh Indonesia.

Peristiwa politik tersebut berimplikasi pada paham sastra yang berkembang pada

masa tersebut. Terdapat dua kelompok, yaitu golongan penulis yang terkumpul dalam

lekra dan para seniman penandatangan manifest kebudayaan. Selain itu, terdapat sastrawan

yang tidak terkumpul pada keduanya yang tetap pada posisi netral. Lekra, mulanya bukan

lembaga budaya PKI. Menjadi salah satu media dalam metode penyerangan terhadap

berbagai bidang PKI yang agresif. Serangan dilakukan pada orang-orang yang tidak

bersedia mendukung PKI. Salah satu tokoh yang diserang adalah Hamka. Maka pada awal

Agustus 1963 di Bogor dan di Jakarta diadakan pertemuan-pertemuan antara tokoh budaya,

pengarang dan seniman lainnya untuk membahas manifest kebudayaan. Manifest

kebudayaan adalah perlawanan-perlawanan yang dilakukan para budayawan dan sastrawan

akibat tekanan yang bertambah besar dari pihak komunis dan pemimpin bangsa yang mau

menyelewengkan negara. Hasil rumusan itu dibawa kedalam sidang lengkap pada tanggal

24 Agustus 1963. Selaku pimpinan sidang Gunawan Muhamad dan sekretarisnya Bokor

Hutasuhut, sidang memutuskan naskah manifest kebudayaan yang bunyinya sebagai

berikut.

1. Kami para seniman dan cendikiawan Indonesia dengan ini mengumumkan sebuah

Manifes Kebudayaan yang menyatakan pendirian, cita-cita dan politik Kebudayaan

Nasional kami.

2. Bagi kami kebudayaan adalah perjuangan untuk menyempurnakan kondisi hidup

manusia. Kami tidak mengutamakan salah satu sektor kebudayaan di atas sektor

kebudayaan yang lain. setiap sektor berjuang bersama-sama untuk kebudayaan itu

sesuai dengan kodratnya.

3. Dalam melaksanakan kebudayaan nasional kami berusaha menciptakan dengan

kesungguhan yang sejujur-jujurnya sebagai perjuangan untuk mempertahankan dan

Page 8: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

mengembangkan martabat dari kami sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah

masyarakat bangsa-bangsa.

4. Pancasila adalah falsafah kebudayaan kami.

Manifest kebudayaan ini pertama kali dipublikasikan dalam surat kabar “Berita

Republik (Jakarta)”. Manifest tersebut ditandatangani pada 17 Agustus 1963 oleh beberapa

pengarang antar lain H.B.Jassin, Zain, Trisno, Sumardjo, Goenawan Mohamad, Bokor

Hutasuhut, Wiratmo Soekito, dan Soe hok djin. Pasca diumumkan, manifest tersebut

didukung oleh seniman-seniman di daerah. Namun, Lekra tidak tinggal diam. Dengan

menggunakan pengaruh dalam pemerintahan dan semua media yang telah dikuasai oleh

mereka, mereka menyerang manifest kebudayaan dan orang-orang yang

menandatanganinya. Soekarno menyatakan bahwa manifest kebudayaan dilarang.

Penandatanganan manifest tersebut diusir dari tiap kegiatan, ditutup segala kemungkinan

untuk mengumumkan karya-karyanya, bahkan yang menjadi pegawai pemerintah dipecat

dari pekerjaannya.

Pemberian atau penamaan “Angkatan 66” pertama kali dikemukakan oleh H.B.Jassin

dalam artikelnya berjudul “Angkatan 66 Bangkitnya Satu Generasi” yang dimuat dalam

majalah Horison, Agustus 1966, kemudian dimuat kembali dalam bunga rampainya

berjudul “Angkatan 66”. Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra)

pimpinan Mochtar Lubis. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam

menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Faktor-faktor yang seakan mendukung

pertumbuhan sastra, antara lain adanya taman Ismail Marzuki, didirikannya penerbit

Pustaka Jaya, adanya maecenas yang stabil. Maecenas adalah sebagai pelindung seni dan

kebudayaan dan pemerintah DKI menyelenggarakan lomba menulis roman, naskah drama

yang bisa merangsang pengarang sehingga muncul kegiatan seni budaya.

2.2 Ciri-ciri sastra angkatan 66

Karya yang dihasilkan pada angkatan 66 bermacam-macam ide dan warna.

Contohnya: warna lokal yang terdapat pada Ronggeng Dukuh Paruk karya Achmad

Thohari. Tema yang diangkat banyak mengenai masalah kegelisahan batin dan rumah

tangga. Kegelisahan tersebut bersumber pada situasi budaya belum mapan dan situasi-

situasi tersebut karena adanya norma politik dan norma ekonomi. Menegakkan keadilan

Page 9: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

dan kebenaran berdasarkan Pancasila dan UUD 45, menentang komunisme dan

kediktatoran. Sastra Angkatan ’66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati. Yang paling

terkenal adalah kumpulan sajak “Tirani” dan “Benteng” antologi puisi Taufiq Ismail.

Hampir seluruh tokohnya adalah pendukung utama Manifes Kebudayaan yang sempat

berseteru dengan LEKRA. Sastra tersebut merupakan sastra protes. Arti penting sajak

angkatan ‘66 pertama-tama bukanlah sebagai seni, tetapi merupakan curahan hati khas

anak-anak muda yang mengalami kelegaan perasaan setelah masa penindasan.

Ciri-ciri sastra angkatan 66 dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:

2.2.1 Kelompok sastra 60 sampai dengan 66 merupakan masa kejayaan sastrawan Lekra

yang bernaung di bawah panji-panji PKI. Sastrawan yang bersebrangan dengan

PKI dapat dikatakan kurang berkembang, apalagi manifest kebudayaan yang

menjadi konsepsinya dicekal dan dilarang pemerintah.

2.2.2 Kelompok sastra tahun 66 sampai dengna 70-an. Masa ini didominasi oleh karya-

karya yang berisi protes terhadap pemerintah. Dari segi isi, konsepsinya adalah

pancasila dan UUD 45. Dari protes sosial, ekonomi, dan politik yang dikemukakan

dengan berapi-api dan retorikanya sangat kuat beralih ke curahan hati dan perasaan

lega pengarang yang sekian tahun tertindas. Pada akhirnya tema-tema agama

menjadi warnanya.

Ciri-ciri lain sastra angkatan 66 disebutkan sebagai berikut:

1. Tema

Sebagian besar puisi angkatan 66 bertemakan protes sosial yang mengemukakan

ketidakadilan di bidang politik, pendidikan, sosial maupun ekonomi. Ketidakadilan

yang ada mendorong sastrawan mengungkapkan kritik melalui karya sastra. Misalkan

pada kutipan puisi “Pidato Seorang Demonstran” karya Mansur Samin.

Ketika produksi negara kosong

Para pemimpin asyik ngomong

TapI harga-harga terus menanjak

Page 10: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

Sebab percaya diatasi dengan mupakat

Rakyat masih diam saja

Puisi siatas bertemakan protes sosial untuk mengkritik pemimpin yang bersikap santai

sedangkan rakyat sengsara.

2. Isi

Karya sastra angkatan 66 berisikan tentang protes sosial yang ditujukan pada

kemunafikan dan kesewenang-wenangan pemerintah pada masa orde lama. Karya

sastra yang ada berisikan kritik yang cukup keras demi memperbaiki kehidupan,

memperjuangkan keadilan, kebenaran dan hak-hak asasi manusia walaupun hanya

melalui kata-kata.

3. Bahasa

Para sastrawan angkatan 66 cenderung membuat karya dengan bahasa yang kasar

bahkan berupa umpatan dan berlebih-lebihan, namun tidak jarang karya protes sosial

begitu lembut. Bahasa yang digunakan disampaikan dengan sepenuh hati dan berapi-

api sehingga mampu mengguggah semangat pembaca, sederhana dan jelas. Karya

sastra disampaikan dengan beberapa karakteristik, seperti diksi, denotasi, konotasi, dan

imaji yang dapat membuat pembaca benar-benar merasakan apa yang dirasakan

pengarang. Bahasa kiasan atau majas juga banyak digunakan, seperti metafora, simifi,

epos, personifikasi, alegori, metonimia, sinekdoke, hiperbola, dan ironi.

4. Bentuk

Karya sastra angkatan 66 ada yang berbentuk prosa dan puisi

Prosa

Contoh prosa yang saat itu cukup terkenal adalah novel “Ziarah” karya Iwan

Simatupang. Novel yang menceritakan tentang budaya barat dan budaya timur

yang menyebabkan Iwan sebagai pengarang borjuis berkesusastraan Perancis.

Novel ini bertemakan filosofi dan kesadaran sosial.

Page 11: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

Puisi

Begitu banyak pusisi yang diciptakan pada masa ini, namun secara keseluruhan

memiliki tema yang sama yakni protes sosial. Contohnya puisi yang berjudul

“Sajak-sajak Anak Mati” karya Goenawan Muhammad.

Sajak-sajak Anak Mati

Tiga anak menari

Tentang tiga burung gereja

Kemudian senyap;

Disebabkan senja; tiga lilin kuncup

Pada marmer meja;

Tiga tik-tik hujan tertabur;

Seperti tak sengaja;

“bapak, jangan menangis.”

Puisi tersebut mengisahkan tentang tiga pelajar yang ikut berdemonstrasi

menuntut kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Namun mereka justru mati

tertembak oleh peluru.

5. Gaya dan Aliran

Beberapa gaya atau aliran yang sering digunakan oleh sastrawan angkatan 66 adalah

sarkasme, sinisme, dan paralelisme.

Aliran sarkasme

Sarkasme cenderung bersifat keras dan kasar yang diungkapkan sebagai kritikan

pedas dalam karya sastra. Misalnya pada puisi “Cinta Kosong” karya Fridolin

Ukur berikut ini.

Jemu aku dengar bicaramu

Page 12: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

“kemakmuran

Keadilan

Kebahagiaan”

Sudah 10 tahun engkau bicara

Aku masih tak punya celana

Kalimat diatas terutama yang bercetak tebal mungkin tidak terlalu kasar namun

memiliki makna yang kasar.

• Aliran sinisme

Sinisme cenderung bersifat menyindir dengan menggunakan kata kiasan sebagai

lambang dalam menyampaikan sindiran pedas. Misalnya pada puisi “Tantangan”

karya Abdul Wahid Situmeang berikut ini.

Jangan lagi kau bicara dan bicara

Membeber cerita fitnah dan dusta

Membela kerakusan hatimu yang hina

Karena cukup kami kenal siapa kau sebenarnya

Macam penghulu belantara

Kalimat Macam penghulu belantara berarti sindiran bagi penguasa yang rakus

dan serakah.

• Aliran paralelisme

Aliran ini menganut suatu bentuk pengulangan yang seringkali sastrawan lakukan.

Seperti pada puisi “Pidato Seorang Demonstran” karya Mansur Samin dan “Telah

Page 13: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

Gugur Beberapa Nama” karya Bur Rusuanto, berikut kutipan puisi karya Bur

Rusuanto.

Telah gugur beberapa nama

Telah gugur

Telah gugur beberapa nama

Telah gugur

Telah gugur beberapa nama

Telah gugur

Kata Telah gugur beberapa nama yang selalu diulang menunjukkan bahwa saat

itu aliran paralelisme sedang berkembang.

Selain itu juga terdapat ciri-ciri sastra angkatan 66 sebagai berikut;

1. Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada),

2. Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita,

3. Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian

yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan,

4. Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam

politik pemerintahan lebih banyak mengemuka,

5. Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.

Page 14: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

2.3 Sastrawan angkatan 66

Para pengarang yang diklasifikasikan oleh HB.Jassin ke dalam angkatan 66 yang

menulis prosa dan puisi sebagai media perjuangan adalah:

1. Taufik Ismail. Lahir di Bukit Tinggi tahun 1937. Profesinya adalah seorang dokter

hewan, juga dikenal sebagai seorang penyair yang handal. Sajak-sajaknya penuh

dengan protes-protes terhadap ketidakadilan dan penyelewengan.

Karyanya: Sajak “Sebuah Jaket Berlumuran Darah”, buku kumpulan sajak “Tirani”

dan “Banteng”

2. Gunawan Muhammad, lahir 29 Juli 1941 di Batang, Pekalongan. Tulisannya, baik

puisi maupun esai-esainya banyak dimuat dalam harian “abadi”, majalah “Sastra”

seperti Horison dan Basis.

Karyanya: Almanak, Pertemuan, Riwayat, dll.

3. Saini K. M. Lahir di Sumedang tahun 1938. Beliau menulis beberapa prosa, seperti

novel, cerpen, puisi termasuk drama. Disamping itu ada juga karyanya seperti

kritik dan esai. Sajak-sajaknya yang terkenal diterbitkan dalam kumpulan sajak

yang diberi judul “Nyanyian Tanah Air”

4. Sapardi Djoko Damono, lahir 23 Maret 1940 di Solo, beliau adalah lulusan

Universitas Gajah Mada.

Karyanya: sajak “Siapakah Engkau”, “Doa Ditengah-tengah Masa”, “Doa Para

Pelaut yang Tabah”, dll.

5. Gerson Poyk, lahir 16 Juni 1931 di Pulau Roti. Karyanya yang terkenal adalah

“Hari-hari Pertama” bersifat religious, Mutiara di Tengah Sawah.

Karyanya: “Hari-hari Pertama” bersifat religious, Mutiara di Tengah Sawah.

6. Toety Heraty, lahir 27 November 1933 di Bandung. Beliau adalah lulusan Fakultas

Psikologi di UI dan sebagai dosen di Almamaternya.

Karyanya: Sajak 33, Aku dan Budaya, dan Bersama-sama A. Teeuw menyunting.

Page 15: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

Masih banyak pengarang dan penyair angkatan 66 lainnya yang mempunyai andil

besar dalam mempertahankan Pancasila antara lain : Taha Mochtar, Arifin C. Noer, Bokor

Hutasuhut, Bur Rasuanto, Ayip Rosidi, W.S.Rendra, NH.Dhini, Iswi Sawitri, Abdul

Wahid, Situmcang, Satyagraha Hocrip, Masnur Samin, Subagio Sastro Wardoyo, dan lain-

lainnya. beliau ini dapat di golongkan ke angkatan pejuang dalam membela Negara untuk

tetap tegaknya Pancasila dan UUD 45.

Contoh Hasil Karya Sastra Angkatan ‘66

1. Orang Hutan (dalam Kumpulan Puisi Saya Hewan)

“Perkenalkan anak-anak, saya hewan!

Nama saya Orang Hutan

Hobi saya di pohon berayun-ayunan

Alamat saya hutan Kalimantan.”

Anak-anak sekelas jadi heran dan gelak-gelakAda orang hutan lepas dari Kebun

Binatang?Tapi dia nampaknya baik dan tidak galakBentuknya memang seperti orang

Pak guru menerangkan di depan kelas

Pelajaran ilmu hewan supaya jelas:

“Memang di kalangan para hewan biasa

Orang Hutan paling mirip manusia”

“Tangannya ini panjang sekali, dua kali tinggi badan

Sering dipakai berayun dari dahan ke dahan pepohonan

Kakinya pendek, tapi jari kakinya pandai menggenggam

Sangat berguna di hutan siang dan malam”

Kemudian pak guru ilmu hayat berkata pula:

Page 16: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

“Dia ini gemuk tak terkira

Kira-kira delapan puluh kilo berat badannya

Bulunya berwarna coklat tua”

Lantas dengan sopan dia minta permisi akan pergi segeraBersalaman dengan guru ilmu

hayat dan anak-anak dilambainya“Selamat jalan Orang Hutan, baik-baik di jalan ya.”Dia

pulang ke Kebun Binatang, lompat lewat jendela.

2. Makna Seribu Bulan (Kumpulan Puisi Langit)

Malam biru hitam

Di planit tua ini

Ketika margasatwa

Suhu. Suara. Perpohonan

Embun mengendapkan intan

Angin membisiki hutan

Gunung jadi keristal

Bisu,

Sungai-sungai menahan

Napasnya

Sumbu bumi berhenti

Ketika sangkakala angkasa

Ditiup pelahan

Dalam suara

Page 17: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

Firdausi

Ketika Mukjizat turun

Ketika Sifat Rahim mengalun

Di planit tua ini

Dan gerbang kosmos

Dibuka

Dalam angin berkelepakan

Sayap-sayap malaikat

Dengan cahaya suarga

Meluncur-luncur

Melinangi bumi

Ketika bulan akan sabit

Dan berjuta bintang

Gemerlap

Dan manusia menangis

Di bumi

Di bawah Nur Ilahi

Pada malam benderang

Ketika margasatwa senyap

Waktu pun berhenti

Embun membasahi dahi

Pohon-pohon menunduk

Wahai:

Page 18: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

Mukjizat telah turun

Sifat Rahim mengalun

Lelaki itu

Perempuan itu

Menangis dalam syukur

Berair mata dalam doa

Dalam teduh Mukjizat dan Keampunan

Ketika bulan belum sabit

Ketika malam seribu bulan.

1965

Page 19: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

3. PENUTUP

3.1 Simpulan

Kenyataan sejarah membuktikan bahwa sejarah awal pertumbuhan sastra Indonesia,

para pengarang sudah menunjukkan perhatian yang cukup serius terhadap dunia politik.

Nama angkatan 66 pertama kali digunakan oleh H.B.Jassin. Dalam angkatan 66:Prosa dan

Puisi. Pimpinan sidang Gunawan Muhamad dan sekretarisnya Bokor Hutasuhut sidang

memutuskan naskah manifest kebudayaan yang bunyinya sebagai berikut.

1 Kami para seniman dan cendikiawan Indonesia dengan ini mengumumkan sebuah

Manifes Kebudayaan yang menyatakan pendirian, cita-cita dan politik Kabudayaan

Nasional kami.

2 Bagi kami kebudayaan adalah perjuangan untuk menyempurnakan kondisi hidup

manusia. Kami tidak mengutamakan salah satu sector kebudayaan di atas sector

kebudayaan yang lain. stiap sector berjuang bersama-sama untuk kebudayaan itu

sesuai dengan kodratnya.

3 Dalam melaksanakan kebudayaan nasional kami berusaha menciptakan dengan

kesungguhan yang sejujur-jujurnya sebagai perjuangan untuk mempertahankan dan

mengembangkan martabat dari kami sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah

masyarakat bangsa-bangsa.

4 Pancasila dalah falsafah kebudayaan kami.

Ciri-ciri sastra angkatan 66 dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1 Kelompok sastra 60 sampai dengan 66 merupakan masa kejayaan sastrawan Lekra

yang bernaung di bawah panji-panji PKI. Sastrawan yang bersebrangan dengan

PKI dapat dikatakan kurang berkembang, apalagi manifest kebudayaan yang

menjadi konsepsinya dicekal dan dilarang pemerintah.

2 Kelompok sastra tahun 66 sampai dengna 70-an. Masa ini didominasi oleh karya-

karya yang berisi protes terhadap pemerintah. Dari segi isi, konsepsinya adalah

pancasila dan UUD 45. Dari protes sosial, ekonomi, dan politik yang dikemukakan

dengan berapi-api dan retorikanya sangat kuat beralih kecurahan hati dan perasaan

Page 20: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

lega pengarang yang sekian tahun tertindas. Pada akhirnya tema-tema agama

menjadi warnanya.

Ciri-ciri lain sastra angkatan 66 disebutkan sebagai berikut:

1. Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada),

2. Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita,

3. Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang

perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan,

4. Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam

politik pemerintahan lebih banyak mengemuka,

5. Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi,

Para pengarang yang diklasifikasikan oleh HB.Jassin ke dalam angkatan 66 yang

menulis prosa dan puisi sebagai media perjuangan adalah:

1 Taufik Ismail,

2 Gunawan Muhamad.

3 Saini,

4 Sapardi Djoko Damono,

5 Gerson Pyok,

6 Toety Heraty,

7 Andrea Alexandre Leo, dll.

3.2 Saran

Sebagai bangsa yang besar dan berbudaya kita telah memiliki banyak sekali ragam

karya sastra, hal ini menunjjukkan identitas dan eksistensi kebudayaan kita dalam gerusan

zaman, sebagai generasi penerus khusunya mahasiswa, apalagi calon pendidik hendaknya

mempelajari dengan saksama sejarah karya sastra yang pernah tertoreh dalam lembaran

sejarah kebudayaan Indonesia, menjadikannya inspirasi untuk terus berkarya, dalam rangka

berkontribusi mengisi kemerdekaan Indonesia.

Page 21: SEJARAH SATRA INDONESIANya makalah Sejarah Sastra yang berjudul “Sastra Angkatan 66” ini dapat diselesaikan tepat ... Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada isi dan

DAFTAR PUSTAKA

Danriris..2010. Sastra: Ringkasan Ciri-Ciri Tiap Angkatan diunduh dari

http://danririsbastind.wordpress.com/2010/03/10/sastra-ringkasan-ciri-ciri-karya-sastra-

tiap-angkatan/. Diunduh pada 14 Mei 2016.

Giyono. 2010. Teori Sastra dan Periodisasi Sastra 60 diunduh dari http://teori-

sastra.blogspot.com/2010/04/periodisasi-sastra-60.html. Diunduh pada 14 Mei 2016.

Hadi, Saif Al. 2011. Sastra 60-an (Sejarah Sastra Periode 1960-1970) diunduh dari

http://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2011/03/sastra-60-sejarah-sastra-periode-

1960.html. Diunduh pada 14 Mei 2016.

Sutresna, Ida Bagus. 2006. Sejarah Sastra Indonesia. Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha.

Windri, Anna. 2015. “Makalah Sastra Angkatan 66”. Dalam

http://www.jendelasastra.com/wawasan/essay/makalah-sastra-angkatan-66. Diunduh

pada 14 Mei 2016.