sejarah pemikiran ekonomi rimboulu.blogspot.com

17
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN SEJARAH (HISTORIS) KELOMPOK 9: LILIK GATI KINTOKO (C1A008019) ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Upload: kintokoajah

Post on 14-Jun-2015

1.709 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ALIRAN SEJARAH (HISTORIS)Dengan berhasilnya tokoh-tokoh neo-klasik dalam mementahkan serangan pemikiran-pemikiran sosialis/marxis, maka bendera system liberal/kapitalisme kembali berkibar dan pada waktu bersamaan, di Jerman perkembangan suatu aliran pemikiran ekonomi yang disebut Aliran Sejarah (historism).Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada prespektif sejarah. Kerangka dasar teoritisnya berikut pola pendekatan yang digunakan oleh aliran sejarah dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi sangat berbeda dan terpisah dari aliran utama (mainstream) yang berawal dari kaum klasik. nama aliran sejarah diinspirasikan oleh keberhasilan metode sejarah dalam bidang-bidang hukum dan bahasa. Dari beberapa pakar Jerman sendiri ada yang menamakan alian sejarah sebagai aliran “etis”, untuk menunjukan ketidak senangan mereka pada paham hidonisme klasik.

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

ALIRAN SEJARAH (HISTORIS)

KELOMPOK 9:

LILIK GATI KINTOKO (C1A008019)

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JAMBI 2009/2010

Page 2: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

ALIRAN SEJARAH (HISTORIS)

Dengan berhasilnya tokoh-tokoh neo-klasik dalam mementahkan serangan

pemikiran-pemikiran sosialis/marxis, maka bendera system liberal/kapitalisme

kembali berkibar dan pada waktu bersamaan, di Jerman perkembangan suatu

aliran pemikiran ekonomi yang disebut Aliran Sejarah (historism).

Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada prespektif sejarah.

Kerangka dasar teoritisnya berikut pola pendekatan yang digunakan oleh aliran

sejarah dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi sangat berbeda dan

terpisah dari aliran utama (mainstream) yang berawal dari kaum klasik. nama

aliran sejarah diinspirasikan oleh keberhasilan metode sejarah dalam bidang-

bidang hukum dan bahasa. Dari beberapa pakar Jerman sendiri ada yang

menamakan alian sejarah sebagai aliran “etis”, untuk menunjukan ketidak

senangan mereka pada paham hidonisme klasik.

A. SERANGAN TERHADAP METODE KLASIK

Pemikiran pemikiran klasik secara eksplisit mengakui bahwa manusia

berdasarkan hakikatnya bersifat serakah (paham hidonisme). Paham ini

kemudian dikembangkan menjadi paham utilitarianisme. Pendekatan-

pendekatan tersebut menurut para pemikir aliran sejarah dinilai terlalu sempit.

Menurut doktrin aliran sejarah, motif orang untuk bertindak tidak hanya

didasarkan pada motif laba dan kepentingan pribadi, tetapi juga didorong etika

dan implus-implus lainnya.

Pandangan kaum klasik perekonomian diserahkan kepada kekuatan

pasar, dimana setiap orang diberi kebebasan berbuat demi kepentingan

masing-masing. Dan akhirnya melalui apa yang disebut invisible hand, akan

tercipta suatu harmoni secara keseluruhan. Pemikiran seperti ini juga dikecam

oleh pakar-pakar sejarah, sebab dinilai terlalu mekanistis, dan menghendaki

agar hal ini diganti dengan dasar pemikir yang lebih etis.

Page 3: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

Pada intinya pemikir aliran sejarah menolak argumentasi pemikir

pemikir klasik bahwa ada undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi.

Bagi mereka masayarakat harus di ganti sebagai satu kesatuan organisme

dimana interaksi sosoial berkait dan berhubungan antar individu. Pemikir-

pemikir aliran sejarah menghendaki agar kegiatan masayarakat dilandasi pada

suatu system yang menyeluruh, yang mencakup semua organisme dalam

kehidupan bermasayarakat sebagai suatu keseluruhan. Penganut aliran sejarah

yang tidak percaya pada mekanisme pasar bebas klasik pada umumnya

sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah dalam perekonomian.

Investasi pemerintah diharapkan mampu membawa proseos ekonomi pada

tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama dan tanpa campur

tangan pemerintah dalam perekonomian tidak akan ada jaminan keadailan

sosial.

Bagi pemikir-pemikir sejarah, fenomena-fenomena ekonomi

merupakan produk perkembangan masayarakat secara keseluruhan sebagai

hasil perjalanan sejarah, karena itu semua pemikiran, teori, dan kesimpulan

ekonomi harus di landaskan pada empiris sejarah. Pemikir-pemikir aliran

sejarah tidak setuju dengan anggapan kaum klasik dan neo-klasik bahwa

prinsip-prinsip ekonomi berlaku secara universal.

Pemikir-pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode

pendekatan deduktif yang digunakan kaum klasik. Dengan pendekatan

deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari pengamatan secara umum.

Kemudian dari pengamatan secara umum itu diambil kesimpulan secara

khusus (reasoning from the general to the particular). Bagi pakar aliran

sejarah metode deduksi ini dinilai terlalu abstrak dan terlalu teoritis, dimana

dari beberapa postulat kemudian mang-claim bahwa pemikiran-pemikiran

mereka belaku umum (universal). Menurut kau sejarah metode deduksi ini

sering tidak sesuai dengan realitas, dan karenanya sering membawa kita

kedalam kesimpulan yang sering keliru. Untuk mengatasi kelemahan metode

klasik tersebut maka pemikir-pemikir aliran sejarah menawarkan metode

induktif-historis.

Page 4: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

Pola pendekatan induksi empiris berpangkal tolak dari pengamatan dan

pengkajian yang bersifat khusus, dan dari sisi ini diambil suatu kesimpulan

umum (reasoning from the particular to the general). Dengan metode induksi

empiris maka hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori ekonomi hanya berlaku

suatu tempat pada waktu-waktu tertentu, sebab hukum, dalil maupun teori

ekonomi sangat tergantung pada kondisi dan lingkungan setempat.

B. TOKOH-TOKOH ALIRAN SEJARAH

Tokoh-tokoh aliran sejarah sangatlah banyak, namun yang akan

dibahas kali ini yang dianggap paling penting saja, diantaranya yaitu :

1. Friedrich List (1789-1846)

Friedrich List lahir dan memperoleh pendidikan di Jerman. Ia

pernah mengajar di Negara tersebut, tetapi idenya memaksanya untuk

pindah ke Amerika Serikat. Salah satu buku list yang terkenal adalah: Das

Nationale System der Politischen Oekonomie, der Internationale Handel,

die Handels Politik und der Deutche ollverein, atau dalam bahasa

Inggrisnya: The National System of Political Economy, International

Trade, Trade Policy and the German Customs Union (1841). Dalam buku-

buku tersebut List menyerang pakar-pakar klasik yang disebutnya

“kosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah.

Lebih lanjut List mengatakan bahwa kita biasa mengambil

kesimpulan tentang perkembangan suatu masyarakat dari data sejarah.

Dari cara mereka berproduksi maka setiap kelompok masyarakat pada

umumnya melewati tahap-tahap sejarah sebagai berikut:

a.) Tahap berburu dan menangkap ikan, atau tahap barbarian, yang berciri

masayarakat primitif sebab kebutuhan dari apa yang disediakan oleh

alam,

b.) Zaman mengembala atau pastoral, yang mulai berternak tapi masih

nomaden atau tidak menetap,

Page 5: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

c.) Zaman agraris, dimana masyarakat mulai menetap dan bertani secara

subsisten,

d.) Zaman bertani, menghasilkan industri manifaktur sederhana dan mulai

melakukan perdagangan lokal, dan

e.) Masyarakat bertani, manufaktur lebih maju dan telah melakukan

perdaganagan internasional.

Menurut List, system perdagangan bebas yang dianjurkan kaum

klasia hanya cocok bagi negara-negara yang sudah berada pada tahap ke

lima (waktu itu misalnya Inggris), tapi system perdagangan bebas jelas

tidak cocok untuk keadaan Jerman waktu itu, yang keadaan

industrialisasinya agak tertinggal dengan keadaan industrialisasi di negeri

Inggris.

Untuk memajukan perekonomian Jerman, List menyarankan agar

pemerintah menyusun berbagai kegatan ekonomi sebagai bagian dari

kegiatan produksi dan kemampuan nasional. Dua sektor utama yang

sangat menentukan perekonomian nasaional adalah sektor pertanian dan

industri. Menurut List sektor pertanian diperlukan untuk menyediakan

bahan pangan masyarakat, namun sektor ini tidak dapat membawa

perekonomian lebih maju. Lebih tegasnya List berpendapat bahwa negara

harus juga memajukan perekonomian melalui sektor industri, dan

industrialisasi lah yang merupakan langkah awal membawa perekonomian

lebih maju. Namun industrialisasi tidak hanya bertujuan untuk memajukan

sektor industri, tetapi lebih jauh juga membawa perbaikan pada sektor

pertanaian serta perkembangan dan kemajuan dibidang-bidang lainnya,

termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat luas.

Untuk mengembangkan industri dosmetik, List menganjurkan

adanya suatu lembaga negara yang akan melindungi industri dalam negara

melalui pajak impor, dan pemerintah secara intervensi untuk

menyeimbangkan pertanian, industri dan perdagangan.

Page 6: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

Dari uraian di atas jelas bahwa List lebih banyak mencurahkan

perhatian pada permasalahan ekonomi, terutama bagaimana melindungi

industrialisasi Jerman yang waktu itu tertinggal dari industrialisasi Inggris.

2. Bruno Hildebrand (1812-1878)

Hildebrand aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan karya

karya ilmiah. Dalam melakukan penelaan dan penelitian-penelitian

ekonomi, ia menekankan perlunya mempelajari sejarah, maksudnya

penelitian ekonomi harus didukung oleh data statistik empiris yang

dikumpulkan dalam penelitian sejarah ekonomi.

Hildebrand juga menekankan pentingnya evolusi dalam

perekonomian masyarakat. Menurut Hildebrand, dilihat dari cara tiap

kelompok masyarakat dalam melakukan tukar-menukar dan berdagang,

kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat dibedakan atas tingkatan-

tingkatan sebagai berikut:

a.) Tukar-menukar secara in-natural atau barter,

b.) Tukar menukar dengan perantara uang,

c.) Tukar menukar dengan menggunakan kredit.

Penelitian Hildebrand diatas dianggap cukup baik dalam bidang

sosiologi dan kurang bermanfaat dalam bidang ekonomi. Yang mana

kelemahannya yaitu beberapa penelitan berdasarkan pada monografi

sejarah yang bersifat deskriptif tentang masalah-masalah ekonomi, tetapi

karyanya tersebut tidak ditujukan pada acuan yang padu. Oleh sebab itu

karya-karya penelitan sejarah Hildebrand tersebut dinilai tidak berarti

dalam perkembangan ilmu ekonomi.

3. Gustav von Schmoler (1839-1917)

Schmoler terkenal karena terlibat dalam perdebatan yang sangat

sengit dan pakar-pakar klasik, terutama dengan Carl Menger, tentang

metodologi perkembangan ilmu ekonomi. ia dianggap sebagai pemikir

sejarah yang paling gigih menyarankan agar metode deduktif klasik

Page 7: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

ditukar dengan metode induktif-empiris. Pandangan Schmoler agak

berbeda dengan pandangan tokoh-tokoh aliran sejarah lainnya, yang mana

tokoh-tokoh sejarah yang lainnya menghendaki berbagai kebijakan di

dalam bidang ekonomi, Schmoler menghendaki agar kebijaksanaannya

menyangkut politik sosial, dan lebih jauh dari itu, juga meningkatkan

kesejahteraan kaum buruh.

Untuk mencapai tujuannya Schmoler dan rekan-rekannya

mendirikan sebuah forum untuk menghimpun pemikiran-pemikiran dalam

menghadapi berbagi masalah ekonomi dan sosial, dan hasil pertemuan

serta kesimpulan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan. Salah

satu berhasilnya pertemuan-pertemuan yang di sampaikan kepada

pemerintah dengan dibentuknya undang-undang untuk melindungi kaum

buruh dari penindasan kaum pengusaha. Jaminan sosial yang diberikan

kepada kaum buruh tersebut yang sesuai dengan undang-undang yang

telah ditetapkan dianggap sangat maju untuk zaman bagi dirinya, sebab

dinegara-negara Eropa pada umumnya belum ada perundang-undangan

perlindungan kaum buruh seperti yang di Jerman tersebut.

4. Werner Sombart (1863-1941)

Penelitan Sombart yang sering dikutip oleh orang adalah

penelitannya tentang tahap-tahap perkembangan kapitalisme. Sombart

mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat

kaitannya dengan pertumbuhan masyarakat. Dalam karyanya: Der

Moderne Kapitalismus (1902), Werner Sombart lebih lanjut mengatakan

bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis dapat dibedakan atas beberapa

tingkatan, yaitu:

a.) Tingkat pra-kapitalisme

Pada tingkat pra-kapitalisme kehidupan ekonomi masih

bersifat komunal, struktur sosial masih berat kearah pertanian,

kebutuhan manusia masih rendah, uang belum dikenal, motif laba

Page 8: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

maksimum masih belum nampak, dan produk seluruhnya lebih

ditunjukan untuk diri sendiri.

b.) Tingkat kapitalisme menengah

Pada tingkat ini walaupun kehidupan ekonomi masih

bersifat komunal, tetapi mulai memperlihatkan ciri-ciri

individualisme, struktur pertanian industri mulai berimbang,

masyarakat mulai mengenal uang, motif laba maksimum mulai

nampak, dan produksi tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi

ditunjukan juga untuk pasar.

c.) Tingkat kapitalisme tinggi

Pada tingkat ini disebutkan tingkat kapitalisme tinggi, ciri

masyarakat komunal hilang, paham individualisme mulai

menonjol, struktur ekonomi semakin berat ke industri dan

perkotaan, peran uang semakin menonjol, motif laba maksimum

makin kelihatan, dan sebagian produksi dihasilkan untuk

memenuhi kebutuhan pasar.

d.) Tingkat kapitalisme akhir

Tingkat ini ditunjukan oleh ciri-ciri dimana sikap

individualisme lebih tinggi, tetapi kepentingan masyarakat tidak

diabaikan, industri mulai ke padat modal, disamping uang kartal

juga mulai di kenal uang giral, motif laba maksimum lebih tinggi,

tetapi juga dipertimbangkan penggunaan laba untuk kepentingan

masyarakat, dan produksi untuk pasar.

5. Max Weber (1864-1920)

Max Weber adalah ahli sosiologi dalam arti luas dimana ilmu

ekonomi dan sejarah ekonomi oleh Weber juga dimasukan sebagai ilmu

sosiologi. Dalam bukunya yang cukup terkenal, yaitu The Protestant Ethic

and the Spirit of Capitalism (1958) ia menjelaskan ada pengaruhnya ajaran

agama Protestan terhadap prilaku ekonomi.

Page 9: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

Perilaku ekonomi kapitalis, kata Weber, bertolak dari harapan akan

keuntungan yang akan diperoleh dengan m,empergunakan kesempatan

bagi tukar menukar yang didasarkan pada kesempatan mendapatkan

keuntungan secara damai. Hasil pengamatan Weber menunjukan bahwa

golongan penganut agama Protestan, terutama kaum Calvinis menduduki

tempat teratas. Menurut orang Calvinis keselamatan hanya diberikan pada

orang-orang terpilih, hal inilah yang mendorong orang bekerja keras agar

masuk menjadi golongan orang terpilih tersebut. Dalam pemikiran teologis

inilah semangat kapitalisme yang bersandar pada cita, ketekunan, hemat,

rasional, berperhitungan, dan sanggup menahan diri, menemukan

pasangannya.

Tidak semua orang menerima tesis Weber, diantaranya yang

menentang, yaitu Bryan S Turner, R.H.Tawney, Kurt Samuelson, Robert

N. Bellah, Andrew Greeley, dan tokoh-tokoh lainnya yang pernah meneliti

dampak ajaran agama lain terhadap kehidupan ekonomi, misalnya

penelitian tentang masyarakat islam dan penganut-penganut agama

Tokugawa di Jepang. Kritik-kritik tersebut antara lain dapat dibaca dalam

buku yang diedit Taufik Abdullah: Agama, Etos Kerja dan Perkembangan

Ekonomi (1979).

6. Henry Charles Carey (1793-1879)

Henry Carey adalah seorang pemimpin gerakan proteksionis dari

Amerika Serikat. Dalam karyanya: Principles of Social Science, Carey

menekankan perlunya diversifikasi industri untuk menciptakan lapangan

pekerjaan lebih luas. Menurutnya suatu negara yang hanya mengandalkan

pembangunan pada ekspor produk-produk pertanian dinilainya sebagai

tindakan yang bodoh dan merugikan.

Pendukung-pendukung aliran sejarah yang lain dari Amerika

Serikat adalah Simon Nelson Patten dan Daniel Reymond. Nelson Patten

(1852-1992) mengajukan argumen-argumen yang menyokong proteksi

sebagaimana yang dikemukakan oleh Carey. Sedangakan Daniel Reymond

Page 10: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

(1786-1849) adalah seorang ahli hukum yang kemudian tertarik dengan

persoalan-persoalan ekonomi. Daniel Raymond merupakan ekonom

politik penting pertama muncul di Dia menulis Thoughts on Political

Economy (1820) dan The Elements of Political Economy (1823).

Daniel Reymond berteori bahwa “kekayaan menciptakan tenaga

kerja,” yang mungkin telah perbaikan berdasarkan pemikiran Adam Smith

dari Eropa. Daniel Raymond berpikir bahwa ekonomi Inggris sebenarnya

perekonomian berpangkat lebih tinggi anggota masyarakat, dan bukan

ekonomi seluruh bangsa. Ia berpendapat bahwa kekayaan bukanlah suatu

agregasi nilai tukar, seperti Adam Smith telah mengandung itu. Daniel

Raymond berpendapat bahwa kekayaan adalah kemampuan atau

kesempatan untuk mendapatkan keperluan dan kemudahan hidup oleh

tenaga kerja.

Pada tahun 1845, ia menulis sebuah buku judul “The Elements of

Constitutional Law” yang mencakup definisi dasar sebuah pemerintahan,

sebuah negara berdaulat, sebuah konfederasi dan sebuah konstitusi.

Sementara konsep-konsep ini telah berevolusi, banyak teori-teori dasar

yang masih memiliki relevansi yang diuraikan dalam analisis politik

modern. Tulisannya mempengaruhi perkembangan politik di Amerika

Serikat.

Jika di perhatikan, dapat dikatakan bahwa doktrin aliran sejarah kurang

jelas. Lebih tegas mereka tidak mengembangkan suatu “system” melainkan lebih

merupakan reaksi terhadap pemikiran-pemikiran klasik dan neo-klasik. Pemikir

sejarah lebih banyak hanya mengkritik metode deduksi klasik, tetapi tidak melihat

kelemahan dari metode induksi empiris mereka sendiri.Yang mana kelemahan

utama induksi ialah sulitnya mencapai suatu kesimpulan yang padu tentang

perekonomian masyarkat.

Keuntungan lain yang biasa dipetik dari serangan pemikiran-pemikiran

aliran sejarah terhadap kaum klasik ialah dalam pengembangan penelitian metode

ekonomi. Oleh Schumpeter, perdebatan tentang metode induksi dan deduksi ini di

Page 11: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

nilai sebagai penghambur-penghambur energi saja. Tetapi tentu tidak semua orang

berpendapat dengan Schumpeter, sebab sebagaimana yang terbukti kemudian dari

perdebatan ini lahir suatu kesadaran bagi pemikir-pemikir ekonomi di kemudian

hari, bahwa dalam melakukan penelitian ekonomi sebaiknya di gunaka metode

deduksi (reasoning from the general to the particular) dan induksi (reasoning

from the particular to the general) secara hilir mudik, yang kemudian dikenal

dengan metode reflective thinking.

Page 12: Sejarah Pemikiran Ekonomi Rimboulu.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo

Utama.

Hudiyanto. 2001. Ekonomi Indonesia: Sistem dan Kebijakan. Yogyakarta: PPE

UMY.

Hamid, Edy Suandi. 2005. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UII Press.