sejarah pemikiran ekonomi islam

21
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Oleh Hilma Nafsiyati, MA DipersentasikanPada Mata Kuliah Ekonomi Syariah STAI YAPTIP PASAMAN SUMATERA BARAT Tanggal 5 Oktober 2013

Upload: limpul

Post on 24-May-2015

5.253 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Oleh

Hilma Nafsiyati, MA

DipersentasikanPada Mata KuliahEkonomi Syariah

STAI YAPTIP PASAMANSUMATERA BARAT

Tanggal 5 Oktober 2013

Page 2: Sejarah pemikiran ekonomi islam

A. Perekonomian Pada Masa Rasulullah saw

Pada Periode Mekah, masyarakat muslim belum sempat membangun perekonomian, karena pada waktu tersebut kamu muslimin berjuang untuk mempertahankan diri dari intimidasi orang-orang Quraisy.

Pada Masa Periode Medinah, Rasulullah SAW sendiri yang memimpin kota Madinah, sehingga masyarakat tersebut menjadi sejahtera dan beradab. Meskipun perekonomian pada masa beliau masih dalam kategori sederhana, akan tetapi beliau mempunyai prinsip yang yang mendasar dalam pengelolaan perekonomian, yaitu komitmennya yang tinggi terhadap etika dan norma, serta perhatian yang besar terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan.

Page 3: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Kebijakan Ekonomi Pada Masa Rasulullah

Sebelum Rasulullah menetapkan kebijakan dalam perekonomian, beliau telah mempunyai prinsip yang mendasar, dimana hal tersebut dijadikan landasan dalam kegiatan ekonomi, prinsip tersebut adalah kekuasaan tertinggi hanya milik Allah semata dan manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di bumi ini, hal tersebut semuanya tercakup dalam al-Qur’an.

Usaha ekonomi harus dilakukan secara etis dalam bingkaiSyariat Islam. Disamping itu, sumber daya ekonomi tidak boleh menumpuk pada segelintir orang, akan tetapi harus beredar demi kemaslahatan umat.

Page 4: Sejarah pemikiran ekonomi islam

a. Kebijakan Fiskal Rasulullah SAW

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasikan tujuan-tujuan ekonomi. Kebijakan fiskal memiliki 2 instrumen yaitu kebijakan pendapatan yang tercermin dalam kebijakan pajak dan kebijakan belanja.Diantara kebijakan Fiskal tersebut adalah:1. Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat

partisipasi kerja, Yaitu dengan mempersaudaran kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, sehingga terjadi distribusi pendapatan dari kaum Anshar kepada kaum Muhajirin yang berimplikasi pada peningkatan permintaan total di Madinah. Hal ini diterapkan dalam bentuk akad, musaqah, muzara’ah dan mukhabarah.

Page 5: Sejarah pemikiran ekonomi islam

2. Kebijakan PajakPenerapan kebijakan pajak pada masa Rasulullah

saw seperti : kharaj (pajak terhadap tanah), Zakat, Khums (barang temuan dan tambang), jizyah (pajak terhadap non muslim), kaffarah serta harta waris dari orang yg tidak punya ahli waris3. Anggaran

Rasulullah sangat cermat dalam mengatur APBN, jarang terjadi defisit anggaran meskipun sering terjadi peperangan.4. Kebijakan fiskal khusus

Diantaranya adalah meminta bantuan terhadap kaum muslimin secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan kaum muslimin, meminjam uang dari orang-orang tertentu untuk para muallaf.

Page 6: Sejarah pemikiran ekonomi islam

b. Kebijakan Moneter Pada Masa Rasulullah Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah

dalam upaya untuk menjaga stabilitas harga atau uang. Mata uang yang dipergunakan bangsa Arab baik

sebelum Islam maupun sesudahnya adalah mata uang dinar dan dirham. Kedua mata uang tersebut memiliki nilai yang tetap dan karenanya tidak terjadi permasalahan dalam perputaran uang. Pada masa Rasulullah saw, mata uang diimpor, dinar dari Romawi dan Dirham dari Persia.

Selama pemerintah Rasulullah saw, uang tidak hanya dipenuhi dari keuangan negara semata, tetapi juga dari hasil perdagangan luar negeri dan dari harta rampasan perang (ghanimah)

Page 7: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Pada masa itu bila penerimaan akan uang meningkat, maka dinar dan dirham akan diimpor, sebaliknya bila permintaan uang menurun, barang impor nilai emas dan perak yang terkandung dalam dinar dan dirham sama dengan nilai nominalnya sehingga dapat dikatakan penawaran uang elastis. Kelebihan penawaran uang dapat diubah menjadi perhiasan emas atau perak. Tidak terjadi kelebihan permintaan akan uang sehingga nilai uang stabil.

Pada masa ini ekonomi pasar relatif menonjol, maka untuk menjaga agar mekanisme pasar masih berada dalam bingkai etika dan moralitas Islam, maka Rasulullah mendirikan lembaga al-Hisbah (Institusi pengawas pasar) serta membentuk baitul maal dalam bentuk sederhana.

Page 8: Sejarah pemikiran ekonomi islam

B. Perekonomian Pada Masa Khulafaurrasyidin

Pada masa Abu bakar banyak terjadi permasalahan dalam mengumpulkan zakat, maka khalifah membangun Baitul maal lagi sebagaimana yang Rasulullah lakukan.

Pada masa Umar Bin Khatab terdapat beberapa inovasi dalam bidang perekonomian, seperti perhatian terhadap pertanian dan memberikan lahan secara Cuma-Cuma bagi masyarakat yang mau menggarapnya. Akan tetapi jika dalam jangka waktu 3 tahun gagal dalam mengelolanya, maka hak kepemilikannya akan hilang.

Pada masa Umar Baitul Maal dibangun secara permanen di kota serta mendirikan cabang di ibukota provinsi.

Page 9: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Pada masa pemerintahan Usman Bin Affan, kegiatan ekonomi bisa dilihat dari bertambahnya sumber pendapatan negara dari hasil zakat, jizyah, dan rampasan perang. Aliran air digali, jalan dibangun, kemanan perdagangan diberikan dengan pembentukan organisasi kepolisian yang tetap.

Pada masa Ali Bin Abi Thalib, salah satu upayanya yang monumental adalah dengan mencetak mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam, dimana sebelumnya menggunakan mata uang Romawi dan Persia.

Page 10: Sejarah pemikiran ekonomi islam

C. Pemikiran Ekonomi IslamSiddiqi membagi sejarah pemikiran ekonomi Islam menjadi 3 periode:1. Periode pertama/fondasi (Masa Awal Islam-450 H/ 1058 M

Pada masa ini banyak sarjana muslim yang hidup bersama para sahabat dan tabi’in, sehingga referensi yang diperoleh bersifat autentik. Tokohnya adalah: Hasan al-Basri, Zayd bin Ali, Abu Hanifah, Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan al-Syaibani, Yahya bin Adam, Syafi’i, Abu Ubaid, Ahmad bin Hanbal , al-Kindi, Junayd Baghdadi, al-Farabi, Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina dan Mawardi

Page 11: Sejarah pemikiran ekonomi islam

- Zaid bin Ali penjualan dengan dua harga- Abu Hanifah jual beli salam- Abu Yusuf “Al Kharaj”- Al Syaibani mengklasifikasikan jenis pekerjaan

dalam empat hal: ijarah (sewa menyewa), tijarah (perdagangan), zira’ah (pertanian), dan shina’ah (industri).

- Abu Ubaid “Al Amwal”- Yahya bin Umar “Ahkam Al Suq”- Al Mawardi peran pemerintah dan kebijakan

publik- Ibnu Miskawaih pertukaran dan peranan uang

Page 12: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Ibnu KhaldunDikenal sebagai bagai sosiologi dan juga bapak filsafat sejarah. Selain itu disebut sebagai bapak ilmu ekonomi. Ekonom muslim terbesar yang diakui oleh ekonom Barat.Teori Produksi, Konsumsi Dan Pertumbuhan Ekonomi

Manusia adalah makhluk produksi dan itu lah yang membuat manusia dianggap sebagai makhluk ekonomi. Produksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam proses produksi itu lah, dibutuhkan tenaga kerja. Selain itu, diperlukan organisasi sosial dari produksi. Dengan demikian, dibutuhkan pembagian kerja dan spesialisasi. Ini lah yang menjadi kunci agar tercipta surplus dalam produksi yang muaranya membawa kesejahteraan ekonomi. Kesejahteraan ekonomi yang meningkat pada akhirnya akan meningkatkan permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Di sinilah pertumbuhan ekonomi akan tercipta.

Page 13: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Harga ModeratIbnu Khaldun juga mengakui adanya pengaruh

antara permintaan dengan penawaran dalam membentuk harga. Untuk itu, dia menawarkan konsep harga moderat, dimana harganya memang tidak memberatkan konsumen dan tidak merugikan produsen. Harga yang moderat bisa mendorong kesejahteraan bersama. Meski demikian, untuk rakyat miskin harus disubsidi dengan diberikan harga yang lebih rendah dari harga pasar

Page 14: Sejarah pemikiran ekonomi islam

2. Periode Kedua (450-850 H/ 1058-1446 M) Pemikiran ekonomi pada masa ini banyak dilatar

belakangi oleh maraknya korupsi dan dekadensi moral, serta melebarnya kesenjangan antara golongan miskin dan dan kaya meskipun secara umum kondisi perekonomian masyarakat Islam berada dalam taraf kemakmuran.Diantara pemikir-pemikir besar yang karyanya banyak dijadikan rujukan sampai sekarang adalah: al-Ghazali, Nasiruddin Tutsi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, al-Maghrizi, Abi Ishaq al-Shatibi, Abdul Qadir Jaelani, Ibnu Qayyim, Ibnu Baja, Ibnu Rusyd dan lain2

Page 15: Sejarah pemikiran ekonomi islam

- Al Ghazali “Ihya Ulumuddin”, “Al Mustashfa”, dll tentang perilaku individual, kewajiban penguasa, dll

- Ibnu Taimiyah “Majmu Fatawa”, dll tentang mekanisme harga dan pasar, uang dan kebijakan moneter, dll

- Al Syatibi maqashid al syariah, hak milik- Ibnu Khaldun “Muqaddimah”, dll tentang teori

produksi, distribusi, siklus ekonomi, serta nilai, uang, dan harga.

- Al Maqrizi uang dan inflasi

Page 16: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Konsep ekonomi Ibnu TaimiyahIntisari dari konsep ekonominya adalah keadilan sosial ekonomi. Pasar yang AdilIbnu Taimiyyah memiliki sebuah pemahaman yang jelas tentang bagaimana, dalam suatu pasar bebas, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Ia mengemukakan, “Naik turunnya harga tidak selalu diakibatkan oleh kezaliman orang-orang tertentu. Terkadang, hal tersebut disebabkan oleh kekurangan produksi atau penurunan impor barang-barang yang diminta. Oleh karena itu, apabila permintaan naik dan penawaran turun, harga-harga naik. Di sisi lain apabila persediaan barang meningkat dan permintaan terhadapnya menurun, harga pun turun. Kelangkaaan atau kelimpahan ini bukan disebabkan oleh tindakan orang-orang tertentu. Ia bisa disebabkan oleh sesuatu yang tidak mengandung kezaliman, atau terkadang, ia juga bisa disebabkan oleh suatu kezaliman. Hal ini adalah kemahakuasaan Allah yang telah menciptakan keinginan di hati manusia.”

Page 17: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Harga yang adilPersoalan harga yang adil muncul ketika menghadapi harga yang sebenarnya, pembelian dan pertukaran barang. Dalam mendefinisikan hal ini, ia menyatakan:“Harga yang setara adalah harga standar yang berlaku ketika masyarakat menjual barang-barang dagangannya dan secara umum dapat diterima sebagai sesuatu yang setara bagi barang-barang tersebut atau barang-barang yang serupa pada waktu dan tempat yang khusus.”Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa harga yang setara adalah harga yang dibentuk oleh kekuatan pasar yang berjalan secara bebas, yakni pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran.

Page 18: Sejarah pemikiran ekonomi islam

Konsep Laba yang AdilBerdasarkan definisinya tentang harga yang adil, Ibnu Taimiyah mendefinisikan laba yang adil sebagai laba normal yang secara umum diperoleh dari jenis perdagangan tertentu, tanpa merugikan orang lain. Ia menentang tingkat keuntungan yang tidak lazim,bersifat eksploitatif (ghaban fahisy) dengan memanfaatkan ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi pasar yang ada(mustarsil). Dalam pandangan Ibnu Taimiyah, adil bagi para pedagang berarti barang-barang dagangan mereka tidak dipaksa untuk dijual pada tingkat harga yang dapat menghilangkan keuntungan normal mereka. Tujuan dasar dari harga yang adil adalah untuk melindungi kepentingan pekerja dan majikan serta melindungi mereka dari aksi saling mengeksploitasi.

Page 19: Sejarah pemikiran ekonomi islam

3. Periode Ketiga (850-1350 H/ 1446-1932 M)Shah Waliyullah

Menurutnya, kehidupan masyarakat tumbuh dalam tiga tingkatan yang berbeda. Dimulai dari eksistensi masyarakat awal, negara yang berkembang dan menerapkan undang-undang , tatanan dan keadilan serta tahap ketiga apa yang ia sebut khilafah. Khilafah adalah periode dimana negara menjamin secara materiil dan spiritual wargannya.

Gaya hidup penguasa dan militer yang mewah dan korup, praktik korupsi pegawai, pegawai yang tidak produktif menjadi awal kehancuran bangsa. Para penguasa sendiri tidak bersemangat menjalankan fungsinya karena pajaknya yang tinggi. Akibatnya ekonomi merosot, sumber keuangan negara menurun dan negara menjadi miskin.Negara harusnya menghilangkan praktik korup dan memelihara pertahanan, hukum dan ketertiban, menjamin keadilan dan sebagainya.

Page 20: Sejarah pemikiran ekonomi islam

D. Pemikiran Ekonomi Kontemporer (1930- Sekarang)

Pada masa ini kembali terjadi kebangkitan intelektualitas di dunia Islam, dengan banyaknya negara muslim yang merdeka dari kolonial Barat. Hal ini mendorong semangat para sarjana untuk mengembangkan pemikirannya.

Menurut Zarqa (1980), perkembangan pemikiran ekonomi kontemporer dibagi menjadi 3 kelompok tema:1. Perbandingan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi

lainnya.2. Kritik terhadap sistem ekonomi konvensional3. Pembahasan yang mendalam tentang ekonomi Islam

Page 21: Sejarah pemikiran ekonomi islam