sejarah geologi buru-seram

5
SEJARAH GEOLOGI BURU-SERAM Pendahuluan Bagian utara dari Banda Arc dengan buru dan Seram diinterpretasikan telah mengalami rotasi sebesar 180 o sebagai bagian dari sistem subduksi Barat-Timur dari Sunda-Banda. Ciri morfologi yang menunjukkan banyaknya batas lempeng konvergen, termasuk trench, imbrikasi busur luar dan busur vulkanik dalam telah diidentifikasi (Katili 1975, Hamilton 1979). Cardwell dan Isacks (1978) membantah kemenerusan zona subduksi Jawa sampai Buru dan berpendapat zona subduksi selatan terpisah dari utara Seram, bergabung dengan zona subduksi berarah barat dari bagian timur Banda Arc pada Timur-Barat zona sesar geser sinistral Tarera-Aiduna. Milsom et al (1983) mengomentari karakter busur “normal” dari Buru-Seram atas dasar komposisi “atypical” (cordierite-bearing) dan perluasan terbatas dari batuan vulkanik Ambon-style. Seharusnya batuannya mewakili busur vulkanik, meskipun ditemukan juga pada busur non-vulkanik. Gradien gravitasi yang curam ke selatan dari busur luar (Milsom 1977) dianggap berasal dari overthrusting pada ultramafic sheets dari laut Banda (Hutchison 1977). Nilai anomaly Bouguer yang besar dan sedimen penutup yang tipis di utara cekungan Buru, mengindikasikan gaya ekstensi, dipimpin Bowin et al (1980) ia menyimpulkan bahwa cekungan ini tidak dapat diinterpretasi sebagai subduction trench. Van Gool et al.(1987) mengusulkan zona sesar geser Timur barat di bagian utara busur Banda, untuk menjelaskan aliran panas tinggi yang mereka ukur di cekungan Buru bagian utara

Upload: chris

Post on 02-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tektonik buru-Seram

TRANSCRIPT

SEJARAH GEOLOGI BURU-SERAMPendahuluanBagian utara dari Banda Arc dengan buru dan Seram diinterpretasikan telah mengalami rotasi sebesar 180o sebagai bagian dari sistem subduksi Barat-Timur dari Sunda-Banda. Ciri morfologi yang menunjukkan banyaknya batas lempeng konvergen, termasuk trench, imbrikasi busur luar dan busur vulkanik dalam telah diidentifikasi (Katili 1975, Hamilton 1979). Cardwell dan Isacks (1978) membantah kemenerusan zona subduksi Jawa sampai Buru dan berpendapat zona subduksi selatan terpisah dari utara Seram, bergabung dengan zona subduksi berarah barat dari bagian timur Banda Arc pada Timur-Barat zona sesar geser sinistral Tarera-Aiduna. Milsom et al (1983) mengomentari karakter busur normal dari Buru-Seram atas dasar komposisi atypical (cordierite-bearing) dan perluasan terbatas dari batuan vulkanik Ambon-style. Seharusnya batuannya mewakili busur vulkanik, meskipun ditemukan juga pada busur non-vulkanik. Gradien gravitasi yang curam ke selatan dari busur luar (Milsom 1977) dianggap berasal dari overthrusting pada ultramafic sheets dari laut Banda (Hutchison 1977). Nilai anomaly Bouguer yang besar dan sedimen penutup yang tipis di utara cekungan Buru, mengindikasikan gaya ekstensi, dipimpin Bowin et al (1980) ia menyimpulkan bahwa cekungan ini tidak dapat diinterpretasi sebagai subduction trench. Van Gool et al.(1987) mengusulkan zona sesar geser Timur barat di bagian utara busur Banda, untuk menjelaskan aliran panas tinggi yang mereka ukur di cekungan Buru bagian utara dan cekungan Lucipara di selatan dari Buru. Milsom et al. (1983) mempertimbangkan bahwa subduksi tidak pernah terjadi dibawah Seram dan Seram Trough hanya menandakan lokasi dari sesar geser, yang menegaskan batas selatan dari Sula spur.Batuan Metamorf Paleozoik Buru-Seram MicroplateGeologi Buru dan Seram telah dipaparkan oleh Van Bemmelen (1949), Audley-Charles et al (1979) dan Tjokrosapoetro dan Budhitrisna (1982). Peneliti terdahulu telah melihat bahwa Complex Wahlua dari Buru dan Complex Tehoru dari Seram termetamorfosis selama Pre-Triassic (Akhir Paleozoik) dan dominan tersusun atas graphitic metapelites dan arkosic quartzites berasal dari sedimen immature, yang mengindikasikan asal benua (Tjokrosapoetro dan Budhitrisna 1982, Audley-Charles et al. 1979). Lithout et al. (1989) menyusun sejarah metamorfisme dari sayatan Kompleks Wahlua di Tenggara Buru sepanjang sungai Luhira, dan sayatan Kompleks Tehoru di Seram bagian Tengah. Hasil dari geotermometri dan geobarometri, berdasarkan analisis microprobe electron pada sampel pasangan mineral yang sebaya, diindikasikan bahwa Kompleks tersebut termetamorfosa hampir pada kondisi yang identik. Dari hasil sayatan metamorfisme menunjukkan gradient sekitar 40oC km-l, mencapai tekanan dan suhu sekitar 5 kb dan 630oC. Sayatan Buru dan Seram bagian tengah masing-masing menunjukkan zoning progradasi menuju utara. Dengan tidak adanya metamorfisme regional pada sedimen Trias Buru dan Seram, Kompleks Wahlua dan Tehoru diperkirakan berasal dari sabuk metamorfik Pra-Trias yang sama. Dari sudut pandang ini, dan sesuai dengan rotasi 98o berlawanan dari Seram ssejak Akhir Trias (Haile, 1981), daerah di Timur dari semenanjung York, bekas perpanjangan dari orogenesa Paleozoik Timur-Selatan Australia, merupakan asal dari mikroplate Buru-Seram.Sesar Geser Dekstral dalam Macro-Domain Sinistral Yang Disebabkan Rotasi AnticlockwiseSesar geser dekstral diindikasikan oleh bukti tekstural yang menuntut suatu penjelasan, karena kontras dengan sesar geser sinistral timur-barat yang ada di seluruh Banda Arc bagian utara.

Gambar 1. Sketsa Tektonik Indonesia Timur

Dengan mengasumsi lempeng Buru-Seram yang melengkung mengelilingi kutub terluar dan bergerak diantara sesar melengkung (e.g. De Smet,1989), menyimpangnya sesar geser dekstral secara regional tidak dapat dijelaskan.Peneliti memperkirakan rotasi dari mikroplate Buru-Seram mengelilingi pusat internal dan dalam periode yang singkat. Awalnya, lempeng Buru-Seram merupakan bagian dari lempeng Australia yang bergerak ke utara. Pada Miosen Akhir, mikroplate dipengaruhi pergerakan lempeng Irian Jaya ke Barat, yang saat itu sudah merupakan bagian dari lempeng Pasifik (Katili, 1991). Lempeng Irian Jaya sedang dalam proses pemecahan menjadi bagian-bagian besar yang bergerak lateral ke kiri sepanjang zona patahan berarah timur-barat, seperti Sorong dan dan Tarera-Aiduna. Konvergensi antara mikroplate Buru-Seram dengan macro-sliced complex menyebabkan trusting yang diikuti oleh rotasi anticlockwise.

Gambar 2. Asal dari Sesar Geser Dekstral SeramRotasi inilah yang membangkitkan sesar geser dekstral antithetic sepanjang patahan yang mungkin dimulai sebagai trust dengan dipping ke barat sebelumnya. Setelah rotasi dan sesar geser antithetic, posisi patahan menjadi miring karena pergerakan Kompleks Irian Jaya ke barat dengan cepat, dan internal thrusting menjadi kurang efektif. Sejak itu sesar geser mengakomodasi rotasi blok, yang mendominasi mikroplate. Rotasi blok yang lebih besar dari 45o diperdebatkan apakah membutuhkan patahan-patahan yang lebih muda untuk mengakomodasi rotasi blok lebih jauh (Nur et al., 1986). Menyetujui model ini untuk Seram, aspek dari patahan-patahan tambahan seharusnya menemukan suatu ekspresi untuk pulau ini, karena Pulau Seram berotasi 74o sejak 7,6 Ma (Haile, 1981), jauh diluar sudut kritis 45o. Dalam pandangan peneliti, sesar geser dekstral berarah barat laut-tenggara, membentuk offset pada Kompleks sheared greywackes dan phyllonites pada Seram bagian tengah (Audley-Charles et al.1979) yang mewakili set kedua.