profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

44
PROFIL DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU PEMERINTAH KABUPATEN BURU DINAS PERTANIAN. Namlea, April 2015

Upload: pertanianburu

Post on 18-Mar-2018

1.339 views

Category:

Business


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

PROFIL

DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH KABUPATEN BURU DINAS PERTANIAN. Namlea, April 2015

Page 2: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB I

PENDA HULUA N

Gambaran Umum Dinas Pertanian

Dinas Pertanian merupakan unsur pelaksana bidang Pertanian , dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pertanian

Kabupaten Buru mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang Pertanian,

melaksanakan urusan Pertanian berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh

pemerintah pusat dan pemerintah propinsi Maluku. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Buru

mengacu pada Peraturan Bupati Buru nomor : 07 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pertanian Kabupaten Buru.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Pertanian mempunyai fungsi:

1. Merumuskan KebijakanTeknis di Bidang Pertanian

2. Menetapkan Program kerja Dinas Pertanian Kabupaten

3. Malakukan Pembinaan di Bidang Pertanian,Peternakan.

4. Melakukan Pembinaan terhadap Unit pelaksanan teknis Dinas (UPTD)

5. Melakukan Pembinaan Urusan Ketatausahaan Dinas

6. Melakukan Koordinasi yang meliputi segala usaha kegiatan dan bantuan teknis di Bidang

Pertanian, Peternakan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan potensi Pertanian;

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) maka Dinas Pertanian

mempunyai kewenangan sebagai berikut :

1. Pembuatan Peraturan perundang-undangan daerah kabupaten di bidang Pertanian

2. Penyusunan data dan informasi wilayah kerja usaha pertanian skala Kabupaten;

3. Penyusunan data dan informasi tentang Pertanian, Peternakan secara umum;

4. Melaksanakan pembinaan kepada kelompok tani melalui petugas penyuluh

5. Pemberian rekomendasi pencairan terhadap kegiatan bantuan langsung kepada masyarakat;

6. Pembinaan dan pengawasan terhadap bantuan yang langsung ke Masyarakat

7. Menyusun Program atau Kegiatan Kerja Dinas

8. Melaksanakan Pertemuan Mitra Usaha antara Petani dengan pengusaha Lokal

9. Melakukan Pengawasan terhadap seluruh kegiatan di bidang pertanian, mengembangkan sistem dan

mekanisme pembangunan pertanian;

10. Mengembangkan sistem pengelolaan Sumber daya Alam yang Ramah Lingkungan;

11. Mengembangkan sistem kelembagaan pertanian yang Modern dengan memanfaatkan teknologi yang Tepat

Guna

12. Perhitungan Luas Lahan, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas untuk Komoditi Pertanian;

13. Pengangkatan dan Pembinaan Petugas Informasi Pasar yang mendukung Program Pengolahan dan

pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) dan peternakan.

14. Pengangkatan dan Pembinaan Infrastruktur di Bidang Pertanian

15. Penyusunan kebutuhan dan Penyelenggaraan pendidikan Pelatihan Tekhnis dan Fungsional tertentu di

Bidang Pertanian

1.1

Page 3: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

16. Pemantauan dan Infentarisasi Penyediaan, Penyaluran Bibit, Pupuk, Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di

Wilayah Kabupaten dan Pengawasan terhadap Sarana dan Prasarana Pertanian

Struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Buru berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 07

Tahun 2012, tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Buru terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretaris,

1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Penyuluhan dan Pasca panen

1. Seksi Penyuluhan;

2. Seksi Pasca Panen.

d. Bidang Perkebunan

1. Seksi Pengembangan Produksi dan Perbenihan Tanaman Perkebunan;

2. Seksi Pengamatan dan Pengendalian OPT tanaman Perkebunan

e. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

1. Seksi Pengembangan Produksi dan Perbenihan Tanaman Pangan

2. Seksi Pengamatan dan Pengendalian OPT tanaman Pangan

f. Bidang Peternakan

1. Seksi Usaha Peternakan

2. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet

Sumberdaya Aparatur Dinas Pertanian

Aparatur pada Dinas Pertanian berjumlah 246 orang, terdiri dari 137 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dan 109 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT). Penyajian tingkat jumlah pegawai berdasarkan pangkat dan

golongan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar I.1

PERBANDINGA N PEGAWAI BERDASARKA N GOLONGA N RUANG

Sumber.

Subbag Umum dan Kepegawaian ( Feb 2012)

18

36

51

20 2017 18

1 1

0

10

20

30

40

Gol IIa Gol IIb Gol IIc Gol IId Gol IIIa Gol IIIb Gol IIIc Gol IIId Gol IVa Gol IVc

1.2

LA MPIRAN XII PERATURAN DAERAH

Nomor : 07 Tahun 2012

Page 4: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Tabel I.2.

Distribusi Jabatan dan Tkt Pendidikan Pegawai Negeri Sipil

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Dinas S1 Pertanian 1 Orang

2 Sekretaris S1 Pertanian 1 Orang

3 Kabid. Penyuluhan dan Pasca Panen S1 Pertanian 1 Orang

4 Kabid. Perkebunan S1-Pertanian 1 Orang

5 Kabid Peternakan S1-Peternakan 1 Orang

6 Kabid. Tanaman Pangan dan Hortikultura. S1- Pertanian

S2- Manajemen

1 Orang

7 Kasubbag. Keuangan S1- Pertanian 1 Orang

8 Kasi Penyuluhan S1- Pertanian 1 Orang

9 Kasi.Pasca Panen S1- Pertanian 1 Orang

10 Kasi Usaha Peternakan S1- Pertanian 1 Orang

11 Kasi Kesehatan Hewan S1- Dokter Hewan 1 Orang

12 Kasubag Umum dan kepegawaian S1- Pertanian 1 Orang

13 Kasubag Perencanaan S1- Pertanian 1 Orang

14 Kasi Pengembangan produksi & perbenihan

Tanaman Pangan

S1-Pertanian 1 Orang

15 Kasi Pengamatan dan Pengendalian OPT Tanaman

Pangan

S1-Pertanian 1 Orang

16 Kasi Pengembangan produksi & perbenihan

Tanaman Perkebunan

S1-Pertanian 1 Orang

17 Kasi Pengamatan dan Pengendalian OPT

Tanaman Perkebunan

S1-Pertanian 1 Orang

18 Ka UPTD Batabual S1-Pertanian 1 Orang

19 Ka.UPTD Waeapo SPMA 1 Orang

20 Ka. UPTD Air Buaya S1-Pertanian 1 Orang

21 Ka UPTD Waplau S1-Pertanian 1 Orang

22 Staf

S2

S1

DIII

SMA

1 Orang

50 Orang

2 Orang

37 Orang

23 PPL S2

S1

SMA

1 Orang

3 Orang

24 Orang

Tabel I.3.

Distribusi Jabatan dan Tkt Pendidikan Tenaga Honorer (PTT)

No Jabatan Pendidikan Jumlah

3 Staf Bidang Penyuluhan dan Pasca Panen S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

4 Staf Bidang Perkebunan S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

5 Staf Bidang Peternakan S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

6 Staf Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura. S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

7 Staf bag. Keuangan S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

13 Staf bag Perencanaan S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

18 Staf UPTD Batabual S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

19 Staf UPTD Waeapo S1 50 Orang

Page 5: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

DIII

SMA

2 Orang

37 Orang

20 Staf UPTD Air Buaya S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

21 Staf UPTD Waplau S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

23 PPL/Petugas Lapangan S1

DIII

SMA

50 Orang

2 Orang

37 Orang

Page 6: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI

Penetapan Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan masa depan berisi cita dan citra suatu

organisasi serta memberikan arah dan harapan yang ingin diwujudkan. Visi adalah suatu harapan dan

tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai visi tersebut memerlukan waktu yang panjang dan kerja keras,

karena akan berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan pertanian khususnya pertanian Kabupaten Buru.

Untuk itu Dinas Pertanian Kabupaten Buru mempunyai Visi tahun 2013 -2017 yaitu :

“ PETANI MANDIRI DI TAHUN 2017 “

Petani Mengandung makna orang yg pekerjaannya bercocok tanam, beternak, berkebun atau usaha tani lainnya

Mandiri, Mengandung makna petani memiliki kemampuan teknis dan manajerial dalam berusaha tani

secara profesional dan berkelanjutan serta memiliki posisi tawar dalam menghadapi pasar .

Diharapkan dengan terumusankan visi Dinas Petanian Kabuapten Buru tersebut, maka dapat menjadi

motIvasi seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan

fungsi masing-masing.

MISI

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan

dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas

Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi Dinas Pertanian Kabupaten Buru tahun 2013 – 2017

adalah sebagai berikut :

1. Ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, adalah usaha untuk memperluas lahan usaha,

perbaikan produksi dan produktivitas serta peningkatan mutu hasil.

2. Peningkatan Mutu dan nilai tambah produk pertanian adalah upaya perbaikan mutu produk baku dan

produk olahan pertanian melalui penyediaan alsin pasca panen dan pengembangan industry

pengolahan hasil pertanian.

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah melalui pengembangan Kawasan Pertanian

4. Meningkatkan sumberdaya manusia pertanian yang profesional dan menerapkan organisasi yang efektif

serta efisien dengan prinsip good government

TUJUAN

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis

didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang pertanian di Kabupaten Buru.

Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Buru Tahun

2012 – 2017 adalah :

1. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian dalam rangka peningkatan

ketahanan pangan dan penyediaan bahan baku industri dalam negeri.

2. Mengembangkan sistim penanganan panen dan pasca panen

Page 7: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

3. Pengembangkan dan pemantapan kawasan pertanian dan pengelolaan sumber daya secara arif dan

berkelanjutan.

4. Mengembangkan sistem manajemen kelembagaan dan pengelolaan ketatausahaan organisasi

SASARAN

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai / dihasilkan

secara nyata oleh Dinas Pertanian di Kabupaten Buru dalam jangka waktu satu sampai lima tahun

mendatang.

Sasaran Pembangunan Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buru Tahun

2012 – 2017 adalah:

1. Tercapainya Peningkatan luas tanam/panen tanaman pangan, Hortikutura ,Perkebunan dan peningkatan

populasi ternak.

2. Tercapainya Peningkatan Produksi dan produktivitas tanaman pangan , Hortikutura , Perkebunan dan

peningkatan produksi daging

3. Terwujudnya Peningakatan adopsi dan inovasi teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dan spesifik

lokalita

4. Tercapainya kebutuhan alsin pasca panen dan terwujudnya pengembangan industry pengolahan hasil

pertanian .

5. Terwujudnya Pengembangan dan pemantapan kawasan pertanian

6. Meningkatnya Kapasitas, Kompetensi dan Kinerja Aparatur, Penyuluh dan Petani

Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator :

1. Tercapainya Peningkatan luas tanam/panen tanaman pangan, Hortikutura , Perkebunan

dan peningkatan populasi ternak

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Prosentase peningkatan luas tanam/panen komoditi tanaman pangan dan hortikultura,

b) Prosentase peningkatan luas tanam/panen komoditi tanaman perkebunan

c) Prosentase peningkatan jumlah populasi ternak

2. Tercapainya Peningkatan Produksi dan produktivitas tanaman pangan, Hortikutura ,

Perkebunan dan peningkatan produksi daging

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Prosentase peningkatan produktivitas usaha tani tanaman pangan per tahun atau per musim

tanam

b) Prosentase peningkatan produktivitas usaha tani tanaman Hortikultura per tahun atau per musim

tanam

c) Prosentase peningkatan produktivitas usaha tani tanaman Perkebunan per tahun atau per musim

tanam

d) Prosentase jumlah ternak produktiv per tahun

3. Terwujudnya Peningakatan adopsi dan inovasi teknologi tepat guna yang ramah

lingkungan dan spesifik lokalita

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Prosentase inovasi teknologi spesifik lokalita

b) Prosentase tingkat adopsi teknologi di tingkat petani

Page 8: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

4. Tercapainya kebutuhan alsin pasca panen dan terwujudnya pengembangan industry

pengolahan hasil pertanian .

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Prosentase ketersediaan alsin pasca panen

b) Prosentase ketersediaan unit usaha/industry pengolahan hasil pertanian

c) Prosentase produk pertanian dengan kwalitas standar, medium dan premium

5. Terwujudnya Pengembangan dan pemantapan kawasan pertanian berbasis komoditi

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Tersedianya Data Perwilayahan Komoditas strategis dan unggulan

b) Jumlah kawasan pertanian yang ditetapkan sebagai kawasan pengembangan dan pemantapan

c) Kontribusi PDRB pada setiap kawasan

6. Tercapainya Peningkatan Kapasitas, Kompetensi dan Kinerja Aparatur, Penyuluh dan

Petani

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Tertib Adminstrasi Kepegawaian, Keuangan, Program, Evaluasi, Pelaporan

b) Prosentase aparatur Dinas dan Penyuluh yang telah mengikuti diklat teknis

c) Prosentase jumlah kelompok tani pemula, lanjutan, Madya dan utama

Untukmencapai tujuan dan sasaran diperlukan kebijakan dan strategi. Kebijakan dan Strategi

adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.meliputi :

1. Sasaran 1: Tercapainya Peningkatan luas tanam/panentanaman pangan, Hortikutura

,Perkebunan dan peningkatan populasi ternak.

Strategi : Optimalisasi pemanfaatan lahan lahan potensial dan produktif dan peningkatan produktifitas

ternak.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a. Pembukaan, pengembangan dan Optimasi Lahan sawah dan Kering

b. Rehabilitasi dan peremajaan tanaman perkebunan

c. Pembangunan, rehabilitasi bendungan dan jaringan irigasi

d. Pengadaan Ternak

e. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Peningkatan populasi Tenak

2. Sasaran 2 : Tercapainya Peningkatan Produksi dan produktivitas tanaman pangan,

Hortikutura , Perkebunan dan peningkatan produksi daging

Strategi : Optimalisasi perencanaan dan pengawalan pencapaian target produksi

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a. Penggunaan teknologi spesifik lokalita

b. Optimalisasi penyediaan sarana produksi

c. Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Penyakit Ternak

d. Perbaikan Mutu Genetik Ternak

e. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

3. Sasaran 3: Terwujudnya Peningakatan adopsi dan inovasi teknologi tepat guna yang ramah

lingkungan dan spesifik lokalita

Strategi: Optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan penerapan teknologi tepatguna

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Pelaksanaan demplot, dem farm dan dem área

Page 9: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

b) Penyediaan sarana dan prasarana teknologi tepat guna

c) Pengembangan teknologi tepat guna

4. Sasaran 4: Tercapainya kebutuhan alsin pasca panen dan terwujudnya pengembangan

industry pengolahan hasil pertanian.

Strategi: Percepatan penyediaan alsin pasca panen dan pengembangan industri pengolahan hasil

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan alsin pasca panen

b) Pengembangan, pemerdayaan dan pembentukan industri pengolahan hasil pertanian skala

desa/gapoktan dan skala industri lainnya

5. Sasaran 5: Terwujudnya Pengembangan dan pemantapan kawasan pertanian

Strategi: Penetapan dan pengembangan kawasan pertanian.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan peta perwilayahan komoditas

b) Penetapan kawasan pertanian

c) Optimalisasi penyediaan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung

d) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian pada setiap kawasan pertanian

6. Sasaran 5: Meningkatnya Kapasitas, Kompetensi dan Kinerja Aparatur, Penyuluh dan Petani

Strategi: Penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya aparatur.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penerapan sistem pelatihan dan pengembangan SDM pertanian sesuai kebutuhan.

b) Penerapan sistem penghargaan dan hukuman (reward and punishment)

c) Penyediaan sarana prasarana yang memadai

Page 10: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Tabel 2.1. Keterkaitan RPJMN, Renstra Kementrian, Visi Misi Pemerintah Kabupaten Buru dan Visi Misi Dinas Pertanian Kabupaten Dapat Dilihat pada Tabel II.1 berikut

BUKU I RPJMN 2010-2014

Dari 11 Prioritas Nasional : yaitu:

1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;

2. Pendidikan;

3. Kesehatan;

4. Penanggulangan kemiskinan;

5. Ketahanan pangan; 6. Infrastruktur;

7. Iklim investasi dan usaha;

8. Energi;

9. Lingkungan hidup dan bencana;

10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan

paskakonflik;

11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi

teknologi.

yang terkait dengan pembangunan pertanian adalah

Prioritas No. 5: KETAHANAN PANGAN, TEMA Prioritas

Ketahanan Pangan adalah Peningkatan ketahanan

pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk

mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya

saing produk pertanian, peningkatan pendapatan

petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya

alam., dengan 6 Substansi Inti:

1. Revitalisasi Lahan

2. Infrastruktur

3. Penelitian dan Pengembangan

4. Investasi, Pembiayaan dan Subsidi

5. Pangan dan Gizi

6. Adaptasi Perubahan Iklim

BUKU II RPJMN 2010-2014

Dari 9 Bidang pembangunan nasional,

4 TARGET UTAMA KEMENTERIA N

PERTANIA N

1. Pencapaian Swasembada dan

Swasembada Berkelanjutan

2. Peningkatan Diversifikasi Pangan

3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya

Saing dan Ekspor

4. Peningkatan Kesejahteraan Petani

7 GEMA REVITALISASI

1. Revitalisasi Lahan

2. Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan

3. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana

4. Revitalisasi Sumber Daya Manusia

5. Revitalisasi Pembiayaan Petani

6. Revitalisasi Kelembagaan Petani

7. Revitalisasi Teknologi dan Industri

Hilir

1. Me

4 TUJUA N UTAMA

1. Meningkatkan produksi, produktivitas

pertanian dan peternakan dalam

rangka peningkatan ketahanan

pangan dan penyediaan bahan baku

industri dalam negeri.

2. Mengembangkan sistim penanganan

panen dan pasca panen

3. Mendorong pertumbuhan ekonomi

wilayah melalui pengembangan dan

pemantapan kawasan pertanian.

4. Meningkatkan kesejahteraan petani,

peternak dan pekebun

6 SASARAN PEMBA NGUNA N

PERTANIA N

1. Peningkatan luas tanam/panen

tanaman pangan, Hortikutura

,Perkebunan dan peningkatan

populasi ternak.

2. Peningkatan Produksi dan

produktivitas tanaman pangan ,

Hortikutura , Perkebunan dan

peningkatan produksi daging

(Sasaran Strategis)

3. Peningkatan mutu dan nilai tambah

produk pertanian tanaman pangan,

Tanaman Hortikutlura ,Tanaman

Perkebunan dan Daging.

4. Peningakatan adopsi dan inovasi

teknologi tepat guna yang ramah

Page 11: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan

Beragama

2. Bidang Ekonomi

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4. Bidang Sarana dan Prasarana

5. Bidang Politik

6. Bidang Pertahanan dan Keamanan

7. Bidang Hukum dan Aparatur

8. Bidang Wilayah dan Tataruang

9. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

yang terkait langsung dengan pembangunan pertanian

adalah Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup (SDA-LH)

Dari 7 Prioritas Bidang SDA-LH, dimans Dalam lima

tahun ke depan (2010–2014), pembangunan SDA dan

LH masih terus diarahkan kepada dua kelompok

(kluster), yaitu (i) pemanfaatan SDA yang mendukung

pembangunan ekonomi yang dijabarkan pada tiga

prioritas, yaitu (1) Peningkatan Ketahanan Pangan,

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; (2)

Peningkatan Ketahanan dan Kemandirian Energi; dan

(3) Peningkatan pengelolaan Sumber Daya Mineral

dan Pertambangan. dan (ii) Pembangunan SDA dan

LH untuk meningkatkan kualitas dan kelestarian LH

ditekankan pada empat prioritas, yaitu (1) perbaikan

kualitas lingkungan hidup; (2) peningkatan konservasi

dan rehabilitasi sumber daya hutan; (3) peningkatan

pengelolaan sumber daya kelautan; (4) peningkatan

kualitas informasi iklim dan bencana alam serta

kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

yang terkait langsung dengan pembangunan pertanian

adalah kluster i dengan prioritas no. 1: Peningkatan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

lingkungan dan spesifik lokalita

5. Pengembangan dan pemantapan

kawasan pertanian berdasarkan peta

perwilayahan komoditas

6. Peningkatan Kapasitas, Kompetensi

dan Kinerja Aparatur, Penyuluh dan

Petani

………….

Page 12: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

NAWACITA AGENDA NAWACITA DALAM RPJMN

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar internasional : Peningkatan

AGROINDUSTRI

Mewujudkan Kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor sektor strategis

ekonomi domestik : Peningkatan

Kedaulatan Pangan

SASARAN NAWACITA KEDAULATAN

PANGA N :

1. Perluasan 1 Juta Ha Lahan Sawah Baru

2. Perluasan pertanian lahan kering 1 Juta Ha. Di

luar pulau Jawa

3. Perbaikan/Pembangunan irigasi utuk 3 Juta Ha

lahan sawah

4. Pemulihan Kesuburan Lahan yang airnya

tercemar

5. 1.000 desa mandiri benih

6. Bank Pertanian dan UKM

7. Peningkatan Kemampuan Petani

8. Pengendalian Impor dagang

9. Revormasi Agraria 9 Juta Ha

10.1.000 Desa Pertanian Organik

11.Terbangunnya 1.000 Techno Park dan 34

Science Park

12.Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang

VISI DAN MISI KEMENTRIA N

PERTANIA N :

Terwujudnya sistem pertanian – bioindustri

berkelanjutan yang menghasilkan beragam

pangan sehat dan produk bernilai tambah

tinggi berbasis sumber daya lokal untuk

kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

MISI

1. Mewujudkan Kedaulatan Pangan

2. Mewujudkan sistem pertanian bio

industri berkelanjutan

3. Mewujudkan kesejahteraan petani

4. Mewujudkan Revormasi birokrasi

Page 13: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB III

RENCA NA PROGRAM DAN KEGIATA N

INDIKA TOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

Rencana Program dan Kegiatan

Pembangunan pertanian di Kabupaten Buru selain diharapkan dapat mengatasi permasalahan

sector pertanian juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah melalui pemanfaatan sumberdaya pertanian

dengan tetap menjaga prinsip kelestarian sumberdayanya.

Dengan dilandasi visi dan misi tersebut di atas, serta dalam rangka pencapaian sasaran

pembangunan pertanian sesuai arah kebijakan umum dan program pembangunan pertanian

maka rencana Program/kegiatan pembangunan pertanian di Kabupaten Buru yang terkait

dengan urusan pertanian meliputi :

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Penyediaan Jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik

3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

4. Penyediaan Alat Tulis Kantor

5. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi keluar daerah.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1. Pengadaan kendaraan dinas/operasional

2. Pembangunan Gedung kantor

3. Pembangunan rumah dinas

4. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor.

5. Pengadaan Mebeler.

6. Pengadaan komputer

7. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.

8. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

1. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2. Pendidikan dan Pelatihan Formal

Program Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Realisasi SKPD

3.1

Page 14: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

2. Penyususnan Laporan Keuangan Semester

3. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun

4. Penyusunan Laporan Barang Semesteran

5. Penyusunan Laporan Barang Akhir Tahun

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

1. Kegiatan Pelatihan petani dan pelaku aqribisnis

2. Kegiatan Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

3. Kegiatan Peningkatan kemampuan lembaga petani

4. Kegiatan Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi petani/kelompok tani

5. Kegiatan Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)

1. Penyusunan data base potensi produksi panqan

2. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

3. Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

4. Pengembangan diverisifikasi tanaman

5. Pengembangan pertanian pada lahan kering

6. Pengembangan perbenihan/perbibitan

7. Penelttian dan pengembangan sumber daya pertanian

8. Penelitian dan Pengembangan teknologi biotekhnofogi

9. Penelitian dan pengembangan teknologi budidaya

10. Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen

11. Peningkatan produksi. produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk

pertanian

12. Penyuluhan sumber pangan alternative

13. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

1. Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

1. Fasilrtasi kerjasama regioanal/nasioanal/intemasional penyediaan hasil produksi

pertanian/perkebunan komplementer

2. Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosl atas hasil produksi

pertanian/perkebunan

3. Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/pedesaan

produksi hasil pertanian/perkebunan

4. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

5. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan

masyarakat

6. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan

masyarakat

7. penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang

akan dipasarkan

8. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Page 15: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

2. Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

3. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna

4. Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

5. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

6. Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern bercocok tanam,

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

7. Pengaadan Sarana Prasarana Pertanian Qrganik

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan

2. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

3. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

4. Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebun

5. Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian

6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

2. Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

3. Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan

4. Penyusunan Programa Penyuluhan

5. Pengadaa Sarana dan Prasarana Penyuluhan

Program Pencegahan dan Penangguiangan Penyakit Ternak

1. Pendataan masalah peternakan

2. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

3. Pemusnahan temak yang terjangkit penyakit endemic

4. Pengawasan perdagangan ternak antar daerah

5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

1. Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak

2. Pembibitan dan perawatan ternak

3. Pendistribusian bibit temak kepada masyarakat

4. Penyuluhan pengeloiaan btbrt temak yang didistribusikan kepada masyarakat

5. Penelitian dan pengolahan gizl dan pakan temak

6. Pembelian dan pendistribusian_yaksin dan pakan temak

7. Penyuluhan kualltas gizl dan pakan temak

8. Pengembangan agribisnis pertenakan

Page 16: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

10. Pengembangan Perblbttan Temak

11. Kompensasi Penyelamatan Temak Betina Produktif

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

1. Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi peternakan

2. Fasilitasi Kerjasama regional/nasionai/lntemasional penyediaan hasil produksi

peternakan komplementer

3. Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

4. Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi peternakan

5. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

6. Pemeliharaan rutin/berkala pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi

peternakan

7. Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah

8. Penyuluhan pemasaran produksi peternakan

9. Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil peternakan masyarakat

10. Pengolahan informal pcrmkrtaan pasar atas hasil produksi peternakan masyarakat

11. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi peternakan masyarakat

12. Penyuluhan kualitas dan teknls kemasan hasil produksi peternakan yang akan

dipasarkan

13. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

14. pengolahan Statestik Peternakan

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

1. Peneiitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna

2. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

3. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

4. Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna

5. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

7. Perbaikan Genetik Ternak / Insiminasi Buatan

5.2. Indikator Kinerja Kelompok Sasaran

Perencanaan kegiatan adalah merupakan rangkuman dari program kerja pada masing-masing

bagian di lingkup Dinas Pertanian Kabupaten Buru yang dituangkan dalam rencana Strategis.

Perencanaan kegiatan ini mengakomodir kegiatan pada semua sektor yang terdapat di

masing-masing bidang. Berdasarkan hal tersebut maka Pertanian Kabupaten Buru

merumuskan perencanaan program/ kegiatan yang sesuai dengan target pencapaian visi,

misi, tujuan dan sasaran sebagaimana berikut :

Page 17: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Hasil (Outcome) : Peningkatan nilai tukar petani

Indikator kinerja : Peningkatan Produktivitas Pendapatan Petani

1. Kegiatan Pelatihan petani dan pelaku aqribisnis

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pendampingan dan pembinaan agribisnis kepada

pelaku utama melalui metode pendidikan dan pelatihan

Kelompok

sasaran

: Petani/Poktan dan Gapoktan stake holder lainnya

3. Kegiatan Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya kegiatan penyuluhan dan pendampingan dalam

perencanaan dan pelaksanaan usaha tani

Kelompok

sasaran

: Petani/Poktan dan Gapoktan stake holder lainnya

6. Kegiatan Peningkatan kemampuan lembaga petani

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pendampingan, pembinaan koordinasi dan

konsolidasi dengan lembaga – lembaga tani

Kelompok

sasaran

: Gapoktan, KTNA, P3A, KTNA dan lembaga tani lainnya

7. Kegiatan Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi petani/kelompok tani

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya apresiasi bagi pelaku usaha tani berprestasi

Kelompok

sasaran

: Petani, Poktan dan Gapoktan

8. Kegiatan Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi dan desiminasi

pemanfaatan dan peningkatan produktivitas pada lahan tidur

Kelompo

ksasaran

: Petani, masyarakat, serta pihak terkait lainnya

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

Hasil (Outcome) : Peningkatan sistim pemasaran hasil pertanian dan peningkatan

akses produk pertanian di tingkat pasar

Indikator kinerja : Terserapnya hasil pertanian baik dipasar secara berkelanjutan

dengan harga yang seimbang

1. Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksanya penelitian terkait sistim pemasaran hasil pertanian

yang efektif, prospektif dan berkelanjutan

Kelompok

sasaran

: Instansi Terkait, Lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, LSM dan

stake holder lainnya

Page 18: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

2. Fasilrtasi kerjasama regioanal/nasioanal/intemasional penyediaan hasil produksi

pertanian/perkebunan komplementer

Indikator

Keluaran

(Output)

: Fasilitasi Kerjasama, MOU dan kesepakatan lainya antara pelaku

utama (petani, poktan, gapoktan) serta pelaku agribisnis lainnya

dengan pihak ketiga dalam rangka penyediaan produk pertanian

komplementer

Kelompok

sasaran

: Stake holder

3. Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosl atas hasil produksi pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pembangunan pusat pusat-pusat

etalase/eksebisi/promosl atas hasil produksi

pertanian/perkebunan

Kelompok

sasaran

: Masyarakat, Pelaksana Kegiatan ekspo/pameran, Pusat – pusat

penjualan dan lain lain

4. Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/pedesaan produksi hasil

pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pemeliharaan rutin dan berkala sarana prasarana

pasar tani

Kelompok

sasaran

: Sarana prasarana pasar tani

5. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

Indikator

Keluaran

(Output)

: Tersedianya bahan promosi produk unggulan dan terlaksananya

kegiatan promosi produk pertanian unggulan daerah (pameran,

iklan media cetak maupun elektronik) serta kegiatan promosi

lainnya

Kelompok

sasaran

Media cetak, elektronik, penyelenggaran pameran/ekspo dll

6. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat

Indikator

Keluaran

(Output)

: Tersedianya dokumen ilmiah analisis tingkat permintaan dan

harga pasar tehadap produk pertanian

Kelompok

sasaran

: Pedagang, masyarakat dan instansi/pihak terkait lainnya

7. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi dll tentang pengembangan

sistim, mekanisme dan strategi distribusi pemasaran produk

pertanian

Kelompok

sasaran

: Petani, lembaga tani dan pihak terkait lainnya

8. Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akan

dipasarkan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi dll tentang pengembangan

sistim dan teknik peningkatan kualitas dan teknis kemasan hasil

produksi pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan

Kelompok

sasaran

: Petani, lembaga tani dan pihak terkait lainnya

Page 19: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya monitoring dan evaluasi tingkat pencapaian target

kinerja kegiatan dan program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan serta program terkait lainnya

Kelompok

sasaran

: Petani, Penyelenggara kegiatan, kelompok/ sasaran penerima

manfaat/bantuan

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

Hasil (Outcome) : Terlaksananya inovasi dan adopsi teknologi tepat guna

Indikator kinerja : Prosentase peningkatan inovasi dan adopsi teknologi

pertanian/perkebunan dan peternakan.

1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penelitian terkait pengembangan teknologi tepat

guna dalam rangka peningkatan produktivitas, mutu produk

pertanian serta pendapatan petani

Kelompok

sasaran

: Instansi Terkait, Lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, LSM dan

stake holder lainnya

2. Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Indikator

Keluaran

(Output)

: Tersedianya sarana dan prasarana (hand traktor, traktor, planter

alsin pra panen lainya dan alsintan lainnya)

Kelompok

ksasaran

: Petani, Pekebun dan Peternak

3. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya Pemeliharaan rutin alsintan pra panen, pasca

panen dan alsintan laiinya

Kelompo

ksasaran

: Aset Dinas

4. Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi, desiminasi tentang

perencanaan dan aplikasi teknologi tepat guna dalam rangka

peningkatan produksi dan pendapatan petani/pekebun/peternak

Kelompo

ksasaran

Petani, Peternak, Penyuluh dan aparatur lainnya

5. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pelatihan dan bimbingan teknis pengoperasian,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana teknologi

pertanian tepat guna

Page 20: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Kelompok

sasaran

: Petani, aparatur pengelola , petugas teknisi dan penyuluh

6. Pelatihan penerapan teknologi pertanian/perkebunan modern bercocok tanam

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi, desiminasi tentang sistim

budidaya yang baik (GAP) dalam rangka peningkatan produksi

dan pendapatan petani/pekebun/peternak

Kelompok

sasaran

: Petani, Peternak, Penyuluh dan aparatur lainnya

7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya monitoring dan evaluasi tingkat pencapaian target

kinerja kegiatan dan program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan serta program terkait lainnya

Kelompok

sasaran

: Petani, Penyelenggara kegiatan, kelompok/ sasaran penerima

manfaat/bantuan

8. Pengaadan Sarana Prasarana Pertanian Qrganik

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksanaya penyediaan sarana prasana, infrastruktur

pendukung pengembangan sistim pertanian organik

Kelompok

sasaran

: Petani, Lembaga tani, UPD teknis, Balai Penyuluhan dan Balai

benih

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Hasil (Outcome) : Terlaksananya kebijakan dan strategi peningkatan produksi

dalam rangka mendukung ketahanan pangan

Indikator kinerja : Tercapainya target peningkatan produktivitas dan produksi

1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksanaya penyuluhan, sosialisasi, koordinasi dalam rangka

perumusan konsep pengawalan program peningkatan produksi

Kelompok

sasaran

: Petani, Poktan, gapoktan dan stake holder lainnya

2. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya pembangunan, rehabilitasi, pengembangan jalan

usaha tani, jalan produksi, jaringan irigasi dan sarana produksi

lainnya

Kelompok

sasaran

Kawasan sentra pertanian

3. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pengembangan bibit komoditi tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan

Kelompok

sasaran

: Petani, Balai Benih dan kelompok/petani Panangkar

Page 21: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

4. Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebun

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya proses sertifikasi bibit unggul, pohon induk dan

lainya

Kelompok

sasaran

: Petani penangkar, pohon induk dan lainnya

5. Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian

Indikator

Keluaran

(Output)

: Tersedianya perda atau peraturan lainya terkait lahan pertanian

berkelanjutan.

Kelompok

sasaran

: Petani, Masayarakat, Pemerintah desa, muspika, muspida dan

pihak terkait lainnya

6. Pengembangan sistim pengendalian hama terpadu tanaman pangan

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya bintek, penyediaan sarana, dan pengendalian

hama terpadu

Kelompoksasaran : Petani, Poktan, Gapoktan, PHT, RPH, PPL, POPT.

7. Pengembangan sistim pengendalian hama terpadu tanaman perkebunan

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya bintek, penyediaan sarana, dan pengendalian

hama terpadu

Kelompoksasaran : Petani, Poktan, Gapoktan, PHT, RPH, PPL, POPT.

8. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

IndikatorKeluaran

(Output) : Terlaksananya monitoring dan evaluasi tingkat pencapaian target

kinerja kegiatan dan program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan serta program terkait lainnya

Kelompoksasaran

: Petani, Penyelenggara kegiatan, kelompok/ sasaran penerima

manfaat/bantuan

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

Hasil (Outcome) : Peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani

Indikator kinerja : Peningkatan kinerjaPenyuluh

1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya Bimbingan teknis dan keikutsertaan penyuluh

dalam kegiatan penyuluhan local, regional maupun nasional

Kelompok

sasaran

: Penyuluh PNS dan Non PNS

2. Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Tersedianya biaya operasional, insentif/honorarium lainnya bagi

Penyuluh.

Kelompok

sasaran

: Penyuluh PNS dan Non PNS

Page 22: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

3. Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pendampingan, pengawalan, pembinaan terhadap

petani melalui desiminasi, sosialisasi dan lainnya

Kelompok

sasaran

Petani, Poktan, Gapoktan dan Masyarakat

4. Penyusunan Programa Penyuluhan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyusunan programa penyuluhan

Kelompok

sasaran

: PPL

5. Pengadaan Sarana dan prasarana penyuluhan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyediaann/pengadaan sarana dan prasarana

penyuluhan

Kelompok

sasaran

: PPL dan BPP

Program Pencegahan dan Penangguiangan Penyakit Ternak

Hasil (Outcome) : Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Penyakit

Ternak

Indikator kinerja : Ketercapaian Ternak yang diobati

1. Pendataan masalah peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya :

- Data dan Peta Penyebaran Penyakit Ternak (berdasarkan jenis

ternak dan status kepemilkan ternak)

- Peralatan dan Obat-Obat Ternak

Kelompok Sasaran : Aparatur dan Petani Peternak

2. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya angka kesakitan dan kematian ternak

Kelompok sasaran : Aparatur dan Petani Peternak

3. Pemusnahan temak yang terjangkit penyakit endemic

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya data jumlah ternak yang terserang penyakit endemic

yang dimusnahkan

Kelompok sasaran : Aparatur & Petani Peternak

4. Pengawasan perdagangan ternak antar daerah

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya :

- Regulasi Perdagangan Ternak antar daerah

- Jumlah data pengeluaran ternak antar daerah

- Tersedianya data kesehatan ternak yang akan dikeluarkan ke luar

daerah

Page 23: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

- Data pendapatan daerah dari pengeluaran ternak antar daerah

Kelompok sasaran : Aparatur, Pelaku Usaha & Petani Peternakan

5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terlaksananya Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Kelompok sasaran : Aparatur dan Petani Peternak

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Hasil (Outcome) : Meningkatnya Produksi Peternakan Daerah

Indikator kinerja Tersedianya Ternak, Sarana dan Prasarana pendukung Peningkatan

Hasil Produksi Peternakan

1. Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak

Indikator Keluaran

(Output)

: Terbangunnya sarana dan prasarana pembibitan ternak

Kelompok sasaran : Aparatur dan Petani Peternak

2. Pembibitan dan perawatan ternak

Indikator Keluaran

(Output)

: Jumlah ternak yang terpelihara di UPT Perbibitan Ternak / Jumlah

Tenaga Penggembala

Kelompok sasaran Ternak dan Pengelola UPT Perbibitan Ternak

3. Pendistribusian bibit temak kepada masyarakat

Indikator Keluaran

(Output)

: Terdistribusinya bibit ternak kepada masyarakat

Kelompok sasaran : Petani Peternak

4. Penyuluhan pengeloiaan ternak yang didistribusikan kepada masyarakat

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya pengetahuan petani peternak terhadap pengelolaan

ternak pemerintah

Kelompoksasaran : Petani Peternak

5. Penelitian dan pengolahan gizi dan pakan temak

Indikator Keluaran

(Output)

: Ketersediaan hasil penelitian pengolahan gizi dan pakan ternak

Kelompok sasaran : Lembaga Penliti

6. Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan temak

Indikator Keluaran

(Output)

: Terdistribusinya vaksin dan pakan ternak

Kelompok sasaran Aparatur (Tenaga Medis & PPL) Dan Petani Peternak

7. Penyuluhan kualiltas gizi dan pakan temak

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya pengetahuan petani peternak terhadap kualitas gizi

pakan ternak

Page 24: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Kelompok sasaran : Petani Peternak

8. Pengembangan agribisnis pertenakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terkendalinya pengelolaan usaha agribisnis peternakan

Kelompok sasaran : Petani Peternak dan Pelaku Usaha Agribisnis Peternakan

9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terlaksananya Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program

Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Kelompok sasaran : Aparatur dan Petani Peternak

10. Pengembangan PerbibitanTemak

Indikator Keluaran

(Output)

: Terkendalinya pengembangan perbibitan ternak

Kelompok sasaran : Aparatur dan petani peternak

11. Kompensasi Penyelamatan Ternak Betina Produktif

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya jumlah kompensasi penyelamatan ternak betina

produktif

Kelompok sasaran : Petani Peternak

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

Hasil (Outcome) : Memantau dan Meningkatkan Pemasaran Hasil Peternakan

Indikator kinerja : Tersedianya Sarana dan Prasarana pendukung Peningkatan Hasil

Pemasaran Produksi Peternakan

15. Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya Hasil Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil

produksi peternakan

Kelompok sasaran : Lembaga Peneliti dan Petani peternak

16. Fasilitasi Kerjasama regional/nasionai/lntemasional penyediaan hasil produksi peternakan

komplementer

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya Fasilitas Kerjasama dalam penyediaan hasil produksi

peternakan komplementer

Kelompok sasaran : Lembaga/Aparatur

17. Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyediaan sarana dan prasarana pasar produksi hasil

peternakan

Kelompok sasaran : Aparatur, Pelaku Usaha dan Petani Peternak

18. Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyediaan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas

hasil produksi peternakan

Kelompok sasaran : Aparatur, Pelaku Usaha dan Petani Peternak

19. Pemeliharaan rutin/berskala sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terpeliharanya sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

secara rutin dan berkala

Kelompok sasaran : Pelaku Usaha dan Petani peternak

Page 25: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

20. Pemeliharaan rutin/berkala pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi

peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terpeliharanya pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas produksi

hasil peternakan secara rutin dan berkala

Kelompok sasaran : Pelaku Usaha dan Petani peternak

21. Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah

Indikator Keluaran

(Output)

: Tereksposnya hasil produksi peternakan unggulan daerah

Kelompok sasaran : Aparatur, Pelaku usaha & Petani Peternakan

22. Penyuluhan pemasaran produksi peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya pengetahuan petani peternak/pelaku usaha akan

pemasaran produksi peternakan

Kelompok sasaran : Pelaku Usaha dan Petani Peternak

23. Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil peternakan masyarakat

IndikatorKeluaran

(Output)

: Terlaksananya penyediaan pusat-pusat penampungan produksi hasil

peternakan masyarakat

Kelompok sasaran : Pelaku Usaha/Petani Peternak

24. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan masyarakat

Indikator Keluaran

(Output)

: Ketersediaan Informasi permintaan pasar atas hasil produksi

peternakan masyarakat

Kelompok sasaran

: Aparatur

25. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi peternakan masyarakat

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya pengetahuan petani peternak akan pemasaran atas

produksi peternakan

Kelompok sasaran : Petani Peternak

26. Penyuluhan kualitas dan teknls kemasan hasil produksi peternakan yang akan dipasarkan

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya pengetahuan petani peternak/pelaku usaha akan

perlunya kualitas dan teknis kemasan hasil peternakan

Kelompok sasaran : Petani Peternak/Pelaku Usaha

27. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Indikator Keluaran : Terlaksananya Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program

Page 26: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

(Output) Peningkatan Pemasaran Produksi Hasil Peternakan

Kelompok sasaran : Aparatur dan Petani peternak/Pelaku usaha

28. Pengolahan Statestik Peternakan

Indikator Keluaran

(Output)

: Ketersediaan data dan informasi peternakan

Kelompok sasaran Aparatur

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

Hasil (Outcome) : Memantau dan Meningkatkan Pemasaran Hasil Peternakan

Indikator kinerja : Tersedianya Sarana dan Prasarana pendukung Peningkatan Hasil

Produksi Peternakan

8. Peneiitian dan pengembangan teknologi peternakan tepatguna

IndikatorKeluaran

(Output)

: Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan teknologi tepatguna

Kelompok sasaran Aparatur dan petani peternak

9. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepatguna

Indikator Keluaran

(Output)

: Tersedianya sarana dan prasarana teknologi peternakan tepatguna

Kelompok sasaran Aparatur dan Petani peternak

10. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi peternakan tepatguna

Indikator Keluaran

(Output)

: Terpeliharanya sarana dan prasarana teknologi peternakan

tepatguna secara rutin/berkala

Kelompok sasaran Aparatur/petani peternak

11. Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepatguna

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya penegetahuan petani peternak akan perlunya

penerapan teknologi peternakan tepatguna

Kelompok sasaran Aparatur/Petani peternak

12. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepatguna

Indikator Keluaran

(Output)

: Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani tentang

pengoperasian teknologi peternakan tepatguna

Kelompok sasaran Aparatur/Petani peternak

13. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Indikator Keluaran

(Output)

: Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan program

penerapan teknologi peternakan tepatguna

Kelompok sasaran

Aparatur

14. Perbaikan Genetik Ternak / Insiminasi Buatan

Indikator Keluaran : Terlaksananya pengadaan bahan dan peralatan IB

Page 27: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

(Output)

Kelompok sasaran Petani peternak dan Aparatur

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)

Hasil (Outcome) : Tercapainya kondisi ketersediaan pangan utama yangcukup, ,

merata dan terjangkau

Indikator kinerja : Prosentase peningkatan produksi padi atau bahan pangan utama

lainnya

1) Penyusunan data base potensi produksi panqan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penyusunan, Pemutakhiran Data Base potensi

produksi pangan

Kelompok

sasaran

: Petani, PPL, Petugas Lapangan, UPTD, BPP, Balai Benih, dan

pihak terkait lainnya

2) Monitoring evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya monitoring dan evaluasi tingkat pencapaian target

kinerja kegiatan dan program Peningkatan Ketahanan Pangan

serta program terkait lainnya

Kelompok

sasaran

: Petani, Penyelenggara kegiatan, kelompok/ sasaran penerima

manfaat/bantuan

3) Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pengembangan sisitm pasca panen dan

penyedialan alsin pasca panen

Kelompok

sasaran

: Petani, Poktan, gapoktan, KTNA dan pihak terkait lainnya

4) Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pengembangan usaha tani berbasis multyple

cropping

Kelompok

sasaran

: Penyuluh, Petani, Poktan dan Gapoktan

5) Pengembangan pertanian pada lahan kering

Indikator

Keluaran

(Output)

: Pemanfaatan lahan kering melalui pengembangan usaha tani

padi gogo, hotong dan tanaman pangan lainnya

Kelompok

sasaran

: Penyuluh, Petani, Poktan dan Gapoktan

6) Pengembangan perbenihan/perbibitan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Penberdayaan penangkaran benih dan revitalisasi sistim dan

lembaga perbenihan dalam rangka penyediaan benih unggul dan

bermutu

Kelompok

sasaran

: Petani Penangkar, Kelompok Penangkar dan Lembaga Perbenihan

Page 28: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

7) Pengembangan sistem informasi pasar

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya pengembangan dan optimalisasi sistim informasi

pasar yang efektif, tranparan dan akuntable.

Kelompok

sasaran

: Petani, Penyulluh, Aparatur, Pedagang dan pihak terkait

lainnya

8) Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan

Indikator

Keluaran

(Output)

: Tersedianya perda atau peraturan lainya terkait status, dan

konsep penrencanaan ,pengelolaan dan pengendalian lahan dan

insra strukutur pertanian dan perdesaan.

Kelompok

sasaran

: Petani, Masayarakat, Pemerintah desa, muspika, muspida dan

pihak terkait lainnya

9) Penelttian dan pengembangan sumber daya pertanian

Indikator

Keluaran

(Output)

:

Terlaksananya penelitian terkait pengembangan sumber daya

pertanian dalam rangka peningkatan ketahanan pangan

,produktivitas, mutu produk pertanian serta pendapatan petani

Kelompok

sasaran

: Instansi Terkait, Lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, LSM dan

stake holder lainnya

10) Penelitian dan pengembangan teknologi bioteknologi

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penelitian terkait pengembangan bio teknologi

dalam rangka peningkatan produktivitas, mutu produk pertanian

serta pendapatan petani

Kelompok

sasaran

: Instansi Terkait, Lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, LSM dan

stake holder lainnya

11) Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksananya penelitian terkait pengembangan teknologi pasca

panen dalam rangka peningkatan mutu produk pertanian dan

menekan tingkat kehilanngan hasil

Kelompok

sasaran

: Instansi Terkait, Lembaga penelitian, Perguruan Tinggi, LSM dan

stake holder lainnya

12) Peningkatan produksi. produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian

Indikator

Keluaran

(Output)

: Pengembangan usaha tani tanaman perkebunan

Kelompok

sasaran

: Petani, Poktan, gapoktan

13) Penyuluhan sumber pangan alternative

Indikator

Keluaran

(Output)

: Terlaksannaya penyuluhan, sosialisasi, koordinasi dan konsolidasi

terkait perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber

pangan alternative.

Kelompok

sasaran

: Petani, Poktan, gapoktan

Page 29: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB IV

PEMBANGUNA N PERTANIA N DI KABUPATEN BURU

Sektor pertanian di Kabupaten Buru merupakan sektor yang strategis

dalam pembangunan perekonomian daerah. Dikatakan strategis karena

Kabupaten Buru memiliki lahan potensial yang sangat luas serta sebagian

besar penduduk mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian.

Selain itu pembangunan sektor pertanian mendukung pernyataan

Presiden Republik Indonesia yang telah menetapkan Kabupaten Buru

sebagai lumbung pangan Provinsi Maluku dan Kawasan Timur Indonesia.

Dari sisi pendapatan regional terlihat bahwa sector pertanian

memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap Pendapatan

Regional Kabupaten Buru dimana pada tahun 2012 sumbangan sector

pertanian terhadap PDRB Kabupaten Buru adalah sebesar 43,16%, (PDRB

Kabuapaten Buru atas dasar harga berlaku). Ini berarti bahwa Pendapatan

Regional Kabupaten Buru masih didominasi oleh Sektor Pertanian.

Arah pembangunan pertanian di Kabupaten Buru tidak saja sebagai

penyedia bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi,

penyerap tenaga kerja, sumber mata pencaharian dan sumber devisa,

akan tetapi pertanian juga berperan sebagai pendorong pengembangan

wilayah dan sekaligus pendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.

Berbagai peran strategis tersebut sejalan dengan tujuan pembangunan

perekonomian nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi

kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, serta memelihara

keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Beras memiliki peranan penting dan strategis dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, karena beras adalah bahan pangan pokok

Page 30: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

rakyat Indonesia. Kekurangan atau kelangkaan beras berdampak

sistemik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelangkaan beras

dapat menyebabkan ekonomi nasional berguncang dan instabilitas sosial

politik. Oleh sebab itu Pemerintah daerah Kabupaten Buru akan

mencanangkan program Swasembada pangan Tahun 2016. Swasembada

Pangan mengandung pengertian kita mampu untuk mengadakan sendiri

kebutuhan pangan masyarakat tanpa perlu mendatangkan dari pihak

luar. Namun hal penting yang harus diperhatikan dalam usaha

swasembada pangan tersebut adalah kontinuitas produksi pertanian

dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan agar tercipta sustainable

development. Dalam berswasembada pangan bukan berarti usaha untuk

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat saja tapi harus pula

menciptakan surplus pangan sebagai cadangan untuk memenuhi

kebutuhan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan penduduk

serta untuk memenuhi kebutuhan daerah lain

Kabupaten Buru adalah satu-satunya Kabupaten di Provinsi Maluku yang telah ditetapkan oleh

Bapak Presiden R.I. Sebagai salah satu lumbung pangan di Provinsi Maluku dan kawasan timur

Indonesia. Pernyataan politik ini disampaikan Bapak Presiden R.I (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono)

pada saat panen raya padi sawah di Desa Waenetat Kecamatan Waeapo pada tanggal 18 Maret

2006. Harapan mulia Bapak Presiden R.I. ini disambut hangat oleh Pemerintah Kabupaten Buru.

Sampai dengan saat ini (Juni 2015) Kabupaten Buru telah memiliki

luas sawah 7.207 Ha. (bertambah 76,51 %) dari keadaan sebelum

kunjungan Bapak Presiden (4.083 Ha). Pengembangan lahan kering

untuk budidaya Padi, Buru Hotong, palawija dan tanaman hortikultura

terus mengalami peningkatan dan masyarakat menyambutnya dengan

penuh kegembiraan.

Perbaikan dan pengembangan jaringan irigasi baik untuk lahan

sawah maupun lahan kering terus dikembangkan, jalan usahatani

dibangun, alat/mesin pertanian diberikan kepada petani dan

pengembangan teknologi yang ramah lingkungan (pertanian organik)

Page 31: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

gencar dilaksanakan. Selain itu juga Peningkatan luas lahan Kakao

sebagai salah satu komoditas unggulan digalakan melalui program

GERNAS Kakao seluas 5.000 Ha di Kabupaten Buru

Sub Sektor Tanaman Pangan merupakan salah satu sektor

unggulan di Kabupaten Buru dengan fokus komoditas unggulan meliputi

Padi sawah, Padi Gogo khususnya Padi lokal Fulan Telo Gawa (FTG),

Fulan Telo Mihat (FTM) dan Hotong. Selain itu untuk mendukung

program nasional PAJALE maka pengembangan usaha tani jagung dan

Kedele juga digalakkan. pelaksanaan pembangunan tanaman pangan

pertanian diarahkan melalui :

1. program intensifikasi dalam rangka peningkatan produktivitas padi

meliputi kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (GPPTT), Optiimasi Lahan mendukung tanaman pangan

(padi, jagung dan kedelai) dan Pengembangan Lahan Kering untuk

usaha tani Padi Fulan Telo Gawa, Fulan Telo Mihat dan Hotong

2. Khusus untuk Padi Fulan Telo Gawa, Fulan Telo Mihat dan Hotong

sebagai salah satu komoditi unggulan berbasis kearifan lokal Negri

Bupolo telah dilakukan kerjasama denga IPB dalam rangka Untuk

mendapatkan galur-galur murni yang akan digunakan dalam

perakitan varietas unggul padi gogo berbasis padi gogo lokal (FTG

dan FTM) dengan sifat-sifat padi tipe baru (new plant type) serta

Untuk mendapatkan somaklon Buru Hotong yang adaptif di

Kabupaten Buru. Bila galur atau somaklon tersebut diperoleh,

perlindungan varietas tanaman dapat diusulkan.

3. Peningkatan luas tanam padi melalui perbaikan jaringan irigasi

tersier dan pemanfaatan potensi-potensi air (chek dam, dam parit,

sumur bor, dll).

4. Program ekstensifikasi pertanian melalui pencetakan sawah baru

5. Perbaikan mutu beras melalui penyediaan alsin pasca panen (RMU,

Combine Harvester) dan pengembangan unit unit penngolahan

Page 32: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

hasil yang didukung dengan regulasi Pemerintah Daerah melalui

Pencanangan Industri Perberasan

6. Pengembangan penerapan teknologi tepat guna melalui demplot,

dem area dan denfarm teknologi pertanian berbasis spesifik lokalita

7. penyediaan alsin pra panen (Traktor Roda 2, Rice Transplanter dan

Pompa Air)

8. Intervensi pembangunan infrastruktur penunjang keberlangsungan

proses produksi

9. Optimalisasi Kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pengawasan

lapangan

Perkembangan Produksi Padi Tahun 2013 – 2014 Dan Target 2015

Tahun 2013

1. Luas baku lahan : 7.068 Ha

2. Realisasi Panen : 9.407 Ha

3. Produksi : 36.089,40 ton Gkg

Tahun 2014

1. Luas baku lahan : 7.207 Ha

2. Realisasi Panen : 7.661 Ha

3. Produksi : 34.566,00 ton

Rencana Tahun 2015

1. Luas baku lahan : 7.207 Ha

2. Target luas Tanam : 10.141 Ha

3. Produksi : 41.671,00 ton Gkg

Selain itu untuk mendukung program nasional PAJALE maka pengembangan usaha tani

jagung dan Kedele juga digalakkan. pelaksanaan pembangunan tanaman pangan pertanian diarahkan

melalui :

7,068 7,207 7,207

0

9,4077,661 10,141

0

36,089.40 34,566.00 41,671.00

00%

20%

40%

60%

80%

100%

2013 2014 2015

GRAFIK PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI TAHUN 2013 – 2014

DAN TARGET 2015

Luas Lahan (Ha) Realisasi Panen (Ha) Produksi ton gkg

Page 33: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Potensi lahan kering (ladang/tegalan) seluas 44.810.00 Ha telah dimanfatkan 570 ha untuk

usaha tani padi gogo, 150 Ha usaha tani hotong, 2.658,5 palawija, 557.80 ha usaha tani tanaman

sayuran dan buah-buahan semusim dan 518.55 ha usaha tani tanaman sayuran dan buah-buahan

tahunan. Total luas lahan kering yang telah dimanfaatkan (luas tanam/panen) seluas 4.454.40 atau

9.94% dari 44.810.00 Ha potensi lahan kering (lading/tegalan). Potensi prospektif lahan kering di

Kabupaten Buru yang dapat direklamasi menjadi usaha tani padi gogo dan hotong seluas 6.000 Ha .

Pemerintah Kabupaten Buru dalam rangka pemberdayaan masyarakat tani lahan kering telah membeli

10 unit traktor roda-4, dengan jasa traktor roda-4 dalam waktu yang relatif singkat (13 jam) satu

hektar hamparan alang-alang dan semak belukar dapat diubah menjadi lahan bersih yang siap

ditanami benih padi dan hotong dan usaha tani tanaman pangan lainnya

Sejak tahun 2007 – 2012 Pengembangan padi gogo lokal (Fulan Telo Gawa dan Fulan Telo Mihat)

telah dilakukan kerja sama dengan para pemulia tanaman di IPB dan di tahun 2013 ini telah dilepas

padi type baru (PTB) yang berproduksi tinggi, tahan rebah dan resisten terhadap hama penyakit blas.

HOTONG oleh rektor IPB diberi tambahan nama di depan menjadi BURU HOTONG yang bermakna

hotong yang berasal dari pulau Buru yang di buru (dicari, dikejar) karena manfaat dan nilai yang

dikandungnya. Protein yang terdapat dalam biji Buru Hotong 11.18% (beras hanya 5%) dan

karbohidrat 73% (beras 70 - 80%)

Sub sektor perkebunan dengan jenis tanaman unggulan yang diandalkan antara lain; kelapa,

cengkih, kakao, jambu mete, dan pala dengan prioritas pengembangan berdasarkan karakteristik dan

kandungan potensi tanah yang dimiliki masing-masing wilayah (pengembangan berdasarkan spasial

wilayah). Intervensi program pemerintah melalui program perluasan areal tanam (program

ekstensifikasi), peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan (program intensifikasi) melalui

program Gerakan Nasional Kakao seluas 5.000 Ha di Kabupaten Buru.

Selain itu pengembangan tanaman pala dan cengkeh terus digalakkan. Setiap tahunnya sejak

tahun 2012 melalui APBD II maupun APBD I serta APBN dilaksanakan kegiatan pengembangan

tanaman kelapa dan Pala untuk menjawab keinginan petani serta dalam rangka peningkatan luas

lahan usaha tani tanaman pala maupun kelapa, dan program lainnya berupa fasilitasi oleh instansi

teknis terkait sebagai katalisator dalam meningkatkan produktivitas tanaman, seperti; peningkatan

sarana produksi dan pemberantasan hama dan penyakit.

Pengembangan tanaman kakao di kabupaten Buru hasil panen tanaman kakao dalam bentuk biji

kering diperdagangkan antar pulau. Petani menjual hasil panen dalam bentuk biji kering kepada

pedagang yang selanjutnya diperdagangkan oleh pedagang pengumpul ke pulau Jawa. Setiap

tahunnya dapat dihasilkan 4.046 ton biji kering kakao atau setara dengan Rp. 49.0 Milyar. Dari hasil

analisis pendapatan petani kakao di Kabupaten Buru diperoleh data : petani kakao dapat memperoleh

pendapatan bersih dari hasil penjualan kakao setiap tahunnya berkisar antara 6,7 juta rupiah sampai

dengan 10.8 juta rupiah per Ha/tahun. Luas kebun kakao di kabupaten Buru 5.228.60 Ha dengan

jumlah populasi tegakan 4.062.872 dan jumlah kk tani 6.834

Sub sektor Peternakan, Populasi ternak sampai dengan tahun 2014 dari kelima jenis ternak yang

dikembangkan di Kabupaten Buru adalah masing-masing ternak Sapi potong sebanyak 17.678 ekor,

Kerbau 4.235 ekor, Kuda 305 ekor, Babi 4.040 ekor, Kambing 23.871 ekor, Itik 474.318 ekor dan

ternak Ayam Buras 2.150.335 ekor. Potensi lahan untuk pengembangan ternak adalah seluas

Page 34: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

14.292 Ha dan jumlah petani peternak sebanyak 9.504 KK. Dalam rangka peningkatan populasi ternak

sapi potong dan kerbau di Kabupaten Buru telah dikembangkan penerapan teknologi peternakan tepat

guna, yakni Inseminasi Buatan (Kawin Suntik) tujuannya untuk memperbaiki mutu genetik ternak sapi

bali yang merupakan ternak lokal yang ada di Kabupaten Buru dengan jenis ternak sapi ongole,

limocine, simental dan jenis sapi brahman dengan rata-rata populasi hasil kawin suntik sampai dengan

tahun 2014 adalah sebanyak 85 ekor. Produksi daging 871 ton, telur 1.731 ton dengan konsumsi

protein per kapita per tahun pada tahun 2014 sebesar 6,15 gram/kapita/tahun.

Page 35: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB V

RENCA NA PENGEMBA NGA N PERWILAYAHA N KOMODITAS PERTANIA N

Pengembangan perwilayahan Komiditas Pertanian merupakan inisisasi dalam rangka pengembangan

dan penetapan kawasan Pertanian di kabupaten Buru.

1) Komoditas Tanaman Pangan

Sampai saat ini Kawasan Waeapo merupakan kawasan yang relatif telah berkembang dan

memberikan kontribusi yang cukup terasa terutama dari sektor pertanian. Hal ini berkaitan

dengan potensi kawasan yang merupakan dataran dengan jumlah sungai yang cukup banyak

serta latar belakang sejarah yang menunjukkan bahwa kawasan ini adalah kawasan yang

pertama kali dikembangkan secara intensif sebagai kawasan pertanian. Masuknya transmigran

ke kawasan ini juga merupakan faktor yang mendorong pertumbuhan kawasan yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan lainnya di Kabupaten Buru. Untuk rencana

sebaran lokasi pada sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.

Kecamatan Waeapo sebagai kawasan prioritas pertanian, agar kontribusi yang telah diberikan

selama ini dapat ditingkatkan lagi mengingat sejauh ini kawasan Waeapo adalah merupakan

kawasan yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan potensinya.

Kawasan pertanian lahan basah merupakan lahan pertanian yang dalam pengolahannya

memerlukan air dalam jumlah yang pasti. Di Wilayah Kabupaten Buru kawasan pertanian

beririgasi teknis dan semi teknis terdapat di Kecamatan Waeapo seperti di Waenetat, Wae

Geren, Debowae dan sekitarnya. Jika memperhatikan sejarah perkembangan kawasan ini,

kawasan pertanian beririgasi telah berhasil meningkatkan produksi padi di Kawasan ini sehingga

dapat menjadi sumber pemasok padi yang penting bagi wilayah Maluku.

Kebijakan dasar dalam pengembangan jaringan irigasi di Kabupaten Buru adalah untuk

menunjang produksi pertanian melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian untuk

menunjang transmigrasi. Pembangunan irigasi dimulai dengan meningkatkan irigasi sederhana

menjadi irigasi teknis. Rehabilitasi meliputi empat daerah irigasi, yaitu :

(1). Waebini, dari irigasi sederhana seluas 296 hektar ditingkatkan menjadi irigasi teknis seluas

396 hektar.

(2). Waemeten, dari irigasi sederhana seluas 1074 hektar ditingkatkan menjadi irigasi teknis

seluas 2020 hektar.

(3). Waegeren, dari irigasi sederhana seluas 593 hektar ditingkatkan menjadi irigasi teknis

seluas 750 hektar.

(4). Waelata, dari irigasi sederhana seluas 822 hektar ditingkatkan menjadi irigasi teknis seluas

931 hektar.

(5). Waipamali seluas 1200 Ha,

Dalam rangka ekstensifikasi usaha tani lahan basah (padi sawah) Pemerintah Daerah

Kabupaten Buru melalui Dinas Pertanian berencana akan memperluas lahan sawah sehingga

mencapai luas baku lahan sebesar 10.000 hektar yang dipusatkan di Kecamatan Waeapo,

Kecamatan Lolongguba dan Kecamatan Waelata. Target rata-rata produktivitas adalah 4,5 – 6

ton gabah kering giling (GKG) per hektar. Selain pertanian lahan basah, sistem pertanian lahan

Page 36: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

kering merupakan penggunaan lahan yang cukup banyak di Wilayah Kabupaten Buru. Pertanian

lahan kering ini berupa kebun dan ladang yang diusahakan oleh masyarakat secara perorangan

dengan komoditi hotong, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Tanaman hotong (Setaria Italiea) dari keluarga Poaceae adalah sejenis tanaman sorgum

yang banyak tumbuh di Pulau Buru. Rasa nasi dari biji hotong tidak berbeda jauh dengan nasi

dari beras, yang membedakan adalah teksturnya lebih liat. Tanaman hotong berpotensi untuk

dikembangkan di Indonesia, khususnya di kawasan Indonesi bagian timur, karena budidayanya

mudah, dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dan umur panennya pendek (80-90 hari).

Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Buru, sifat ekosistem pulai yang fragile dan mudah

terdegradasi, kelayakan usaha tani tanaman semusim/palawija yang dinilai kurang ekonomis,

dan budaya petani pedesaan Maluku yang berorientasi pada tanaman umur panjang

(perkebunan), maka pengembangan di bidang pertanian rakyat akan diarahkan pada jenis

tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi, estetika dan sekaligus dapat menahan

abrasi, seperti : tanaman kelapa dalam, cokelat, dan pala.

Tabel 5.1. Rencana Pengembangan Perwilayahan Komoditas Tanaman Pangan

No. Kecamatan Janis Komoditi

1. Airbuaya Padi gogo, Hotong, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu

2. Fena Leisela Padi gogo, Hotong, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu

3. Waplau Jagung, Kacang Tanah

4. Liliali Padi gogo, Hotong, Jagung,

5. Namlea Padi gogo, Hotong, Jagung

6. Waeapo Padi gogo, Hotong, Jagung, Kedele,

7. Lolong Guba Padi gogo, Hotong, Jagung, Kedele, Kacang Tanah 8. Waelata Padi gogo, Hotong, Jagung, Kedele, Kacang Tanah 9. Bata Bual Jagung

2) Komoditas Tanaman Hortikultura

Pengembangan perwilayahan komiditas tanaman hortikultura direncanakan merupakan inisisasi

dalam rangka pengembangan dan penetapan kawasan hortikultura di kabupaten Buru. Sasaran

pengembangan komoditas tanaman hortikultura selain didasarkan pada preferensi dan

kebutuhan konsumsi tanaman hortikultura di kabupaten Buru dan Provinsi Maluku umumnya

juga didasarkan pada kondisi eksisting lahan usaha tani hortikutura dan aspek sosiologis

penduduk setempat yang merupakan petani hortikultura.

Tabel 5.2. Rencana Rencana Pengembangan Perwilayahan Komoditas Hortikultura

No. Kecamatan Janis Komoditi

1. Airbuaya Tanaman Buah Buahan

2. Fena Leisela Sayuran semusim lainnya

3. Waplau Bawang Merah dan sayuran semusim lainnya

4. Liliali

5. Namlea Bawang Merah dan sayuran semusim lainnya

6. Waeapo Sayuran semusim

7. Lolong Guba Tanaman Buah Buahan

8. Waelata Kelapa, Cokelat, Pala, Padi gogo, Hotong, Cengkeh

9. Bata Bual Kelapa, Cokelat, Pala, Padi gogo, Hotong, Cengkeh

3) Komoditas Tanaman Perkebunan

Sub sektor tanaman perkebunan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap PDRB

Page 37: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Kabupaaten Buru. Pengembangan Tanaman perkebunan diarahkan pada pengembanga

tanaman perkebunan strategis kakao, pala dan kelapa yang sangat diminati oleh petani di

kabupaten Buru.

Tabel 5.3. Rencana Pengembangan Kawasan Perkebunan

No. Kecamatan Janis Komoditi

1. Airbuaya Kakao, Kelapa, Pala

2. Fena Leisela Kakao, Kelapa, Pala

3. Waplau Kelapa

4. Liliali Kelapa

5. Namlea Kelapa

6. Waeapo

7. Lolong Guba Kakao

8. Waelata Kakao

9. Bata Bual Kakao, Kelapa, Pala

4) Peternakan

Kawasan peternakan merupakan salah satu sektor yang perlu dikembangkan di Kabupaten

Buru, mengingat cukup besarnya potensi untuk pengembangannya. Kebijakan pengembangan

wilayah yang telah ditetapkan terdahulu, menetapkan bahwa kawasan Pulau Buru merupakan

kawasan yang potensial untuk pengembangan kawasan penggembalaan ternak. Komoditi yang

potensial untuk dikembangkan adalah peternakan kambing, sapi dan unggas.

Tabel 5.4. Rencana Pengembangan Kawasan Peternakan

No. Kecamatan Jenis ternak

1. Airbuaya kambing, sapi dan unggas

2. Fena Leisela kambing, sapi dan unggas 3. Waplau kambing, sapi dan unggas 4. Liliali kambing, sapi dan unggas 5. Namlea kambing, sapi dan unggas 6. Waeapo kambing, sapi dan unggas 7. Lolong Guba kambing, sapi dan unggas 8. Waelata kambing, sapi dan unggas 9. Bata Bual kambing, sapi dan unggas

Page 38: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB VI

TANTANGAN DAN PELUANG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN BURU

Seiring dengan adanya reformasi birokrasi dan adanya penetapan Kabupaten Buru sebagai

salah satu lumbung pangan dan lumbung ternak , maka pelayanan peningkatan ketahanan

pangan terutama penyediaaan pangan ditingkat petani atau keluarga terus dilakukan secara

strategis dan sinergis dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan yag meliputi :

1.4.1. Peluang

1. Meningkatnya permintaan pangan (beras) dan daging sesuai peningkatan

jumlah penduduk. Selain itu kakao dan cengkeh juga diminati seiring dengan

laju tingkat permintaan sektor industri baik skala lokal maupun regional

2. Ketersediaan pangan (beras) semakin terbatas dimana tidak seimbang dengan

pertambahan jumlah penduduk

3. Tersedianya komoditi spesifik lokalita Buru Hotong sebagai pangan pengganti

beras

4. Kecenderungan harga pangan yang terus meningkat meningkat

5. Rencana pengembangan sector pertambangan di Kabupaten Buru berpeluang

menciptakan segmen pasar baru terhadap produk produk pertanian.

6. Pengembangan moda transportasi menjadikan Kab. Buru sebagai pintu masuk

arus perdagangan antar pulau maupun antar provinsi

1.4.2. Tantangan

1. Kesenjangan hasil antara potensi produksi (genteik potensial yield) dengan

produksi/produktivits yang dicapai pada komoditi tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura serta peternakan

2. Tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas komoditi tanaman

pangan, perkebunan, hortikultura serta peternakan

3. Potensi pencapaian luas baku lahan sawah seluas 10.000 Ha, dan lahan kering

seluas 40.000 Ha yang dapat dimanfaatkan untuk usaha tani tanaman palawija,

hortikultura dan tanaman perkebunan

4. Skala pengembangan Buru Hotong sebagai pangan alternative spesifik lokalita

masih relatif kecil dan belum optimal terserap ke pasar lokal, regional dan

nasional

5. Tingginya serangan hama PBK pada tanaman kakao berpengaruh pada tingkat

produksi yang dicapai

6. Ketersediaan sumber genetik (varietas unggul) local Fulan Telo Gawa, Fulan

Telo Mihat.

Page 39: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BA B VII

MA SA LA H UTA MA DA N ISU- ISU STRA TEGIS

Identifikasi Permasalahan

Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang pertanian sebagai berikut:

1. Mekanisasi Pertanian.

Pembukaan lahan tidur dalam skala relative luas ( 6.000 Ha lahan kering dan 5.917 Ha lahan

sawah ) membutuhkan dukungan mikanisasi pertanian. Untuk mendukung pembukaan lahan

kering dibutuhkan peralatan yang memadai seperti traktor roda-4 sebanyak 21 unit, untuk

budidaya padi dan hotong. Sedangkan untuk budidaya di lahan sawah dibutuhkan 500 unit,

sampai kini kurang lebih baru ada 200 unit yang beroperasi dan secara bertahap sampai dengan

tahun 2017 akan dapat mengelola lahan sawah seluas 10.000 Ha. Disamping itu dibutuhkan

alsintan panen dan pasca panen antara lain mesin panen, mesin perontok dan mesin pengering.

Dalam penanganan pasca panen tanaman kakao proses penyiapan bahan baku industri yang

memenuhi standar mutu nasional masih memerlukan alsintan antara lain mesin pengering biji

kakao sebanyak, lantai jemur, gudang penampung biji kakao .

2. Pemanfaatan Air Untuk Irigasi Pertanian.

Jarinngan inigasi (primer, sekunder dan tersier) sampai saat ini masih menimbulkan masalah

ketika musim hujan (longsor) dan dimusim kering sistim jaringan tersebut belum mampu

mendistribusikan air secara efektif dan efesien akibat rusaknya bendung dan belum optimalnya

fungsi bendung pada beberapa kawasan pengembangan lahan kering. Hal ini berdampak pada

menurunnya tingkat realisasi tanam hingga 50% dan belum tercapainya IP 200 pada kawasan

pengembangan padi lahan kering . Dengan berfungsinya sistim irigasi lahan sawah secara

optimal dapat meningkatkan fungsi lahan sawah secara baik.

3. Kemandirian dan Profesionalisasi SDM Pertanian

Kemandirian dan profesionalisasi petani adalah kata kunci dalam program pemberdayaan petan

dan solusi dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Saat ini petani/kelompok tani belum

mampu mengkondisikan dirinya sejajar dengan sektor swasta. Mereka belum mampu sebagai

satu kekuatan dalam menghadapi pasar, posisi tawar mereka masih lemah bahkan melum ada

sama sekali. Pasca dibukanya tambang emas berdampak pada menurunnya fungsi kelompok tani

sebagai unit produksi, hal ini terlihat dari terjadinya alih profesi dari sector pertanian ke sector

pertambangan, sengketa lahan, alih fungsi lahan, tingginya tingkat biaya produksi berpengaruh

pada tingkat pendapatan petani, menurunnya tingkat serapan pasar terhadap beras local

dibanding beras dari luar. Untuk merevitalisasi kembali fungsi kelompok tani diperlukan

pembinaan yang intensif serta dukungan regulasi agar para petani dapat bekerja dalam satu

wadah yang disebut kelompok tani. Kelompoktani sebagai satu wadah milik petani dibina dan

dimotifasi secara terus menerus agar mereka dapat berfungsi penuh sebagai satu wadah

kerjasama, sebagai satu unit produksi dan sebagai satu kelas belajar (Tri Fungsi Kelompoktani).

7.1

Page 40: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

Dengan tiga fungsi ini kelompoktani dapat memainkan peranannya sebagai satu kekuatan untuk

menghadapi pasar dan memiliki posisi tawar yang kuat.

4. Teknologi Pertanian

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas, mutu dan nilai tambah produk pertanian sangat

dipengaruhi teknologi yang digunakan. Beberapa aspek penting yang memerlukan dukungan

teknologi tepat guna diantaranya adalah menurunya kandungan bahan organik lahan sawah,

mutu beras yang masih rendah dibandingkan beras premium atau beras introdusir, tingginya

serangan hama PBK, Penanganan pasca panen kakao dan kelapa yang masih bersifak

konvensional berdampak pada tingkat mutu dan prospek pemasaran serta nilai jual hasil kakao

dan kelapa. Penyakit keguguran ( Brucelosis ) yang berdampak pada tingginya angka kematian

pada anak sapi, Keterlambatan kebuntingan dengan proses kawin alam pada sapi

mengakibatkan lambatnya peningkatan populasi sapi yang tidak sesuai dengan standar

perkembangbiakan pada sapi

Isu-Isu Strategis

Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan

rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.

Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan,

dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.

Perencanaan pembangunan pertanian diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan

aspirasi masyarakat/petani/peternak/pekebun . Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari

masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak

boleh diabaikan. Aspek yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan

menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan

menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Beberapa isu-isu strategis yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Biaya produksi yang tinggi berpengaruh pada tingkat pendapatan petani

2. Langka dan Mahalnya Tenaga kerja produktiv

3. Rendahnya nilai jual hasil pertanian

4. Belum optimalnya fungsi kelompok tani sebagai wahana kerja sama dan unit produksi

5. Terbatasnya akses petani terhadap jasa permodalan

6. Masih kurangnya regulasi dan sarana prasarana mendukung pelaksanaan pengembangan

teknologi pertanian

7. Ketersediaan Alsintan belum mencukupi kebutuhan

8. Terjadi kerusakan pada beberapa bendung, masih dibutuhkannay jarinagn irigasi tersier

dan saluran pembuangan

9. Masih tingginya prevalensi penyakit Brucellosis ( > 2 % )

10. Belum optimalnya pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis

(PHMS) serta Zoonosis

11. Masih tingginya serangan hama PBK pada tanaman kakao

12. Masih rendahnya produktivitas padi di banding genetic potensial yield

13. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil pada saat panen (kurang lebih 20%/ Ha) pada

usaha tani lahan sawah

14. Masih rendahnya mutu hasil panen mengakibatkan hasil panen belum mamu bersaing

dengan produk pertanian dari luar

15. Belum optimalnya akses produk pertanian terhadap pasar local, regional maupun nasional

16. Terbatasnya persediaan Obat ternak dan vaksin

17. Masih banyak petani peternak memelihara ternaknya bersifat ekstensif

7.2

Page 41: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

18. Pola Kawin Alam yang masih menonjol dan terbatasnya ternak sapi jantan pemacek

unggul

19. Pengembangan Kebun Hijauan Pakan Ternak (HPT) masih terbatas

20. Kurangnya pengendalian pengeluaran dan pemotongan betina produktif

21. Kendaraan operasional roda­4 belum tersedia di UPT pembibitan ternak dan kebun HPT

22. Pengolahan pasca panen peternakan yang belum maksima

Page 42: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke

BAB VIII

PENUTUP

Profil Dinas Pertanian Kabupaten Buru tahun 2012 - 2017 merupakan bahan informasi yang

disusun berdasarkan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Buru Tahun 2012 - 2017, yang merupakan

gambaran singkat tentang Dinas Pertanian selaku unit kerja Pemerintah Daerah yang bertugas

melaksanakan fungsi pelayanan dibidang pertanian, peternakan dan perkebuna.

Profil Dinas Pertanian Kabupaten memuat tujuan dan sasaran, program kegiatan dan

progres pembangunan pertanian di Kabuaten Buru.

Akhirnya dengan tersedianya buku profil Dinas Pertanian semoga dapat bermanfaat bagi

semua pihak, dan mampu mendorong pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan pertanian

sekaligus mencapai visi dan misi kepala daerah periode 2012-2017 yaitu: ”Kabupaten Buru yang

maju dan berdaya saing sebagai sentra produksi pertanian dan perikanan menuju

masyarakat bupolo yang mandiri, sejahtera, demokratis dan berkeadilan”.

Namlea, Juli 2015

Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Buru

(Ir. W A R A )

NIP. 19631231 198803 1 299

Page 43: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Page 44: Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke