sejarah dulmuluk di palembang dan keberadaannya sekarang

6
Kesenian Dulmuluk di Palembang Dulmuluk merupakan salah satu bentuk dari teater yang sangat menghibur dengan kekocakannya. Selain itu, kesenian ini juga digunakan sebagai sarana penyampaian pesan, penyuluhan, informasi bahkan nasihat yang akan sangar berguna sebagai pengembangan pengetahuan bagi yang menyaksikannya. Dulmuluk sendiri berawal dari sebuah kitab Kejayaan Kerjaan Melayu yang selesai ditulis pada 8 Rajab 1262 H (2 Juli 1845 M). Kemudian bangsa Belanda sering menyebut kitab ini dengan nama Syair Abdul Muluk. Sedangkan tentang penulis kitab tersebut terdapat dua pendapat yang berbeda. Pendapat yang pertama dinyatakan oleh Van Eysing yang mengatakan bahwa penulis kitab yang melatarbelakangi adanya teater Dulmuluk adalah Raja Ali Haji bin Ali Ahmad yang berasal dari pulau Penyengat Indra Sakti (Riau). Akan tetapi menurut Van de wall menyebutkan bahwa penulis dari kitab yang melatarbelakangi adanya teater Dulmuluk adalah Saleha yang merupakan sepupu Raja Ali Haji. Penyebaran dan perkembangan kitab Syair Abdul Mulik dimulai pada tahun 1854. Melalui seorang pedagang keturunan Arab yang bermukim di daerah Riau. Pedagang keturunan Arab tersebut bernama Wan Bakar yang membawa kitab ini ke daerah Riau dan kemudian membacakannya di masyarakat. Melalui pembacaan cerita inilah yang menarik masyarakat untuk datang berkerumun dan mendengarkannya. Untuk dapat membuat masyarakat lebih menarik terhadap cerita ini maka juga ditampilkan bebrapa orang yang akan memerankannya. Pertunjukkan ini mulai dikenal pada awal abad ke-20. Seni bertutur pantun ini akhirnya berkembang dengan tampilnya sejumlah pemain untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu, ada yang

Upload: al-kimia-esencias-florales

Post on 23-Jul-2015

829 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang

Kesenian Dulmuluk di Palembang

Dulmuluk merupakan salah satu bentuk dari teater yang sangat

menghibur dengan kekocakannya. Selain itu, kesenian ini juga digunakan

sebagai sarana penyampaian pesan, penyuluhan, informasi bahkan nasihat

yang akan sangar berguna sebagai pengembangan pengetahuan bagi yang

menyaksikannya. Dulmuluk sendiri berawal dari sebuah kitab Kejayaan

Kerjaan Melayu yang selesai ditulis pada 8 Rajab 1262 H (2 Juli 1845 M).

Kemudian bangsa Belanda sering menyebut kitab ini dengan nama Syair

Abdul Muluk.

Sedangkan tentang penulis kitab tersebut terdapat dua pendapat yang

berbeda. Pendapat yang pertama dinyatakan oleh Van Eysing yang

mengatakan bahwa penulis kitab yang melatarbelakangi adanya teater

Dulmuluk adalah Raja Ali Haji bin Ali Ahmad yang berasal dari pulau

Penyengat Indra Sakti (Riau). Akan tetapi menurut Van de wall menyebutkan

bahwa penulis dari kitab yang melatarbelakangi adanya teater Dulmuluk

adalah Saleha yang merupakan sepupu Raja Ali Haji.

Penyebaran dan perkembangan kitab Syair Abdul Mulik dimulai pada

tahun 1854. Melalui seorang pedagang keturunan Arab yang bermukim di

daerah Riau. Pedagang keturunan Arab tersebut bernama Wan Bakar yang

membawa kitab ini ke daerah Riau dan kemudian membacakannya di

masyarakat. Melalui pembacaan cerita inilah yang menarik masyarakat untuk

datang berkerumun dan mendengarkannya. Untuk dapat membuat masyarakat

lebih menarik terhadap cerita ini maka juga ditampilkan bebrapa orang yang

akan memerankannya. Pertunjukkan ini mulai dikenal pada awal abad ke-20.

Seni bertutur pantun ini akhirnya berkembang dengan tampilnya

sejumlah pemain untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu, ada yang

Page 2: Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang

memerankan seorang Raja, Perdana Menteri, Rakyat dan Khadam sorang

tokoh banyol seperti goro-goro dalam pementasan Wayang Kulit. Pada tahun

1919, tercatat pertama kali pembacaan teks dilantunkan dalam bentuk dialog

yang disertai dengan gerak tubuh sesuai dengan peran masing-masing tokoh.

Dulmuluk akhirnya menjadi seni teater yang berkembang pesat sebagai salah

satu hiburan yang menarik dikalangan masyarakat Sumatera Selatan.

Tahun itu juga 1919, seorang guru mulai memperkenal seni teater

Dulmuluk di Tebing Abang, kecamatan Bayuasin III, sebuah desa yang

terletak sekitar 80 km dari kota Palembang, guru tersebut bernama Hasan yang

berasal dari Desa Talang Pangeran, kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan

Komering Ilir. Orang-orang yang berasal dari daerah pemulutan memang

berperan besar dalam terciptanya seni Dulmuluk. Bebarapa peralatan dipakai

dalam seni pertunjukan itu merupakan hasil rekaan orang-orang yang berasal

dari Pemulutan, misalnya kuda-kudaan yang digunakan dalam pertunjukan

dan Jidur salah satu alat musik merupakan sumbangan dari daerah Pemulutan

juga.

Saat pemerintahan jepang berkuasa di Indonesia yaitu pada tahun 1942,

seni rakyat ini semakin berkembang dan menjadi suatu teater tradisi yang

dipentaskan di atas panggung. Di masa inilah kelompok teater Dulmuluk

bermunculan karena digemari oleh masyarakat. Dulmuluk dapat menarik

masyarakat untuk dapat menontonnya karena menampilkan teater yang

lengkap. Hal tersebut dikarenakan Dulmuluk mengandung lakon, syair, lagu-

lagu Melayu, dan lawakan. Lawakan, yang biasa disebut khadam, sering

mengangkat dan menertawakan kehidupan sehari- hari masyarakat. Tidak

hanya itu bentuk pementasan dari teater Dulmuluk serupa dengan lenong dari

masyarakat Betawi di Jakarta dimana akting pada saat berada di atas panggung

dibawakan secara spontan dan menghibur.

Teater Dulmulk selalu menggunakan dialog atau bahasa yang halus,

apabila diperhatikan dan diperdengarkan dengan baik dialog-dialog yang

disampaikan oleh para pemainnya seperti syair dan pantun. Hal tersebutlah

yang menjadi media ungkapan untuk berkomunikasi dengan penikmatnya.

Meskipun bahasa ungkapan yang dibawakan secara improvisasi. Pemain

Page 3: Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang

Dulmuluk sangat kuat dalam membawakan ungkapan-ungkapan dengan nada

pantun (sastra), dengan mengolah cerita-cerita rakyat berupa sastra lisan yang

dikenal oleh masyarakat lama adalah merupakan modal utama bagi setiap

pemain teater Dulmuluk.

Penggunaan bahasa yang halus dan terdengar seperti pantun ataupun

syair dapat diketahui melalui cuplikan dialog yang diucapkan oleh para

pemain sebagai berikut:

Contoh dialog seorang raja yang berkata kepada Perdana Menteri :

“Dengan sebenar saya berperi

Apa khabar bicara negeri

Ramai tiada engkau khabari

Engkau bilangkan nyata dan pasti

Supaya saya dapat ketahui”

Contoh jawaban Perdana Menter kepada Raja :

“Daulat tuanku usul berstari

Dengan sebesar patik berperi

Tuanku bertanya bicara negeri

Negeri kita ramai tiada terperi

Wayang dan landak topeng menari

Dibawah alam payung negeri

Begitu saja patik berperi

Kepada tuanku empunya negeri”

Tidak hanya ditampilkan dengan bahasa yang terdengar seperti syair

ataupun seperti pantun, penampilan tetaer ini juga mengunakan beberapa

musik pengiring sebagai penggunaan warisan dari bangsa melayu yaitu adanya

iringan musik pada pertunjukan teater Dulmuluk yang akan terdengar setiap

pergantian babak atau adegan dan memberikan warna khas yang menarik pada

pementasa Dulmuluk. Musik yang akan terdengar pertama kali sebelum

pemain naik ke atas panggung biasanya adalah musik “Keso”, yang menjadi

tanda pertunjukan akan dimulai. Akan tetapi apabila terdengar musik “Barnas

I”, akan terlihar para pemain di atas panggung dengan kostumnya yang akan

Page 4: Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang

mendukung pementasan. Sedangkan musik yang digunakan untuk mengiringi

selama pertunjukkan berlangsung adalah “dagelan” atau musik ekstra

ditambah dengan beberapa lagu serta beberapa tarian yang akan ditampilkan

oleh beberapa pemain di atas panggung. Apabila telah musik Barnas II, dari

atas panggung maka itulah sebagai tanda berakhirnya pertunjukan dari

pemantasan Dulmuluk. Adapun beberapa alat music yang biasanya terlibat

dalam pementasan Dulmuluk yaitu tetabuan gendang, jidur, gong dan biola.

Pada paragraf tadi telah dijelaskan bahwa saat pementasan Dulmuluk

sedang berlangsung akan terdapat beberapa musik yang mengiringi tarian-

tarian di setiap perpindahan adegan satu ke adegan berikutnya. Gerakan tarian

yang ditampilkan akan disesuaikan dan sifat tarian sendiri tidak merupakan

bagian dari cerita yang sedang dipentaskan. Dulmuluk biasanya bercerita

mengenai kehidupan kerajaan, rakyat jelata dan kadang-kadang disisipi kritik

– kritik sosial. Hal tersebut bukanlah inspirasi penciptaannya dari teks-teks

Melayu klasik. Melainkan salah satu bentuk eksperimentasi, tentang

bagaimana sebuah teks bisa tampil lebih menarik bila dihadirkan sebagai

sebuah pertunjukan seni.

Akan tetapi seiring dengan kemajuan zaman pementasa Dulmuluk

akhirnya merubah kemasanya dengan menambahkan ataupun melibatkan

secara tidak sengaja maupun disengaja. Situasi yang baru ini biasanya

dibentuk dari pendapat-pendapat sekitar sebagai bentukan sosial yang bersifat

baru sehingga budaya kehilangan sifat aslinya yang jelas tetapi Dulmuluk

malah memperkaya karakternya secara kemasan pertunjukannya. Perubahan

sosial pertunjukan Dulmuluk yang awalnya adalah suatu cara untuk

penyebaran agama (pesan moral). Saat ini selain membawa pesan lama unsur

hiburannya pun menghiasi kemeriahan penikmatnya. Perubahan yang telah

terjadi pada pertunjukan Dulmuluk sebagai penandaan baru berupa kemasan

dalam penambahan unsur-unsur yang melintasi sebagai kekayaan kreativitas

masyarakatnya yang ditambahkan melalui beberapa unsur yang telah

dijelaskan sebelumnya.

Page 5: Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang

Perubahan substansial (perubahan intrinsik), tidak terjadi secara esensi (pesan

moral) dari pertunjukan Dulmuluk itu sendiri. Tetapi terjadi pengurangan hakikat

dari pertunjukan Dul Muluk yang ditradisikan nilai-nilainya, dihawatirkan lama-

kelamaan akan meninggalkan keaslinya (mengalami transisi). Seiring

pertumbuhan perjalanan perubahan sosial masyarakatnya ada yang prinsipil.

Konsep sifatnya akan mengalami perubahan, konsep-konsep tersebut berupa;

suksesi (waktu), identitas yang terlibat dalam suatu perubahan, atau sesuatu yang

dapat diidentifikasikan, yang tetap relatif sama di dalam suatu keadaan yang

sedang berubah, suatu tingkatan variasi atau perubahan dari identitas Dulmuluk.

Page 6: Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang

Referensi

Aminudin. 1994. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Gufaandi. 2013. Dulmuluk Warisan Budaya Nasional. Website: http: //gulfaandi. blogspot.com/2013/12/dul-muluk-warisan-budaya-nasional-asli.html.

Diakses Kamis, 11 Desember 2014 pukul 16.59 WIB. Puter, J. Vander. 2007. Dalam Berkekalan Persahabatan Surat-surat Raja Ali

Haji kepada Von de Wall. Bogor: Gramedia

Suhendi. 2013. Seni Pementasan Daerah Dulmuluk . Website: http://eprints.unsri. ac.id/ 3945/2/Isi.pdf. Diakses Kamis, 11 Desember 2014 pukul 16.53 WIB.

_______. 2012. Dulmuluk di Palembang. Website: http://eprints.unsri.ac.id/414 3/ 2/LAPORAN_Penelitian_STRANAS%252C_21_Des_2012.pdf. Diakses

Kamis, 11 Desember 2014 pukul 17.00 WIB.