sejarah akuntansi islam

Upload: aditya-fadil

Post on 14-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SEJARAH AKUNTANSI ISLAMUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHSejarah Peradaban Islam yang dibina oleh DR. H.Ahmad Djalaludin,Lc, M.A

OlehAditya Fadil N.12520010

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANGFAKULTAS EKONOMIJURUSAN AKUNTANSIApril 2014

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat,taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu Makalah ini berisi tentang Sejarah Akuntansi Islam yang saya susun berdasarkan pengetahuan saya, dan dari berbagai sumber yang bisa dipercaya .Makalah ini saya susun guna melengkapi tugas Ujian Tengah Sejarah Peradaban islam.Saya berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasannya tentang Sejarah Akuntansi Islam dan mengetahui tentang manfaatnya Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kepada dosen pembimbing karena arahannya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu .Seperti kata pepatah Tiada Gading yang Tak Retak, begitu pula dengan makalah ini tidak akan sempurna tanpa saran dan kritik pembaca. Oleh karena itu ,saran dan kritik para pembaca saya butuhkan untuk melengkapi makalah ini.

Malang , 21 April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan Makalah1BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Akuntansi2B. Sejarah Akuntansi Islam3C. Prinsip Umum Akuntansi Islam4D. Dalil Akuntansi Menurut Islam7E. Perkembangan Transaksi Syariah8BAB III PENUTUPKesimpulan10DAFTAR PUSTAKA11

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Sering kita bertanya-tanya bagaimana bentuk akuntansi di Indonesia? Kalau kita melihat realitas didalam praktik ekonomi akuntansi masyarakat kita, hampir seluruh kegiatan akuntansi Indonesia merupakan hasil adaptasi dari negara barat. Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptasi tanpa perubahan berarti. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan, standar, dan praktik akuntansi di lingkungan bisnis. Kurikulum, materi dan teori yang diajarkan di Indonesia adalah akuntansi pro Barat. Sama halnya pada masa lalu orang meragukan dan mempertanyakan seperti apakah ekonomi islam Jika kita mengkaji lebih jauh dan mendalam terhadap sumber dari ajaran Islam Al-Quran maka kita akan menemukan ayat-ayat maupun hadits-hadits yang membuktikan bahwa Islam juga membahas ilmu akuntansi. Agama islam diturunkan untuk menjawab setiap persoalan manusia, baik dalam tataran makro maupun mikro.Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas masalah muamalah. Termasuk di dalamnya kegiatan jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ dapat kita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran ( truth), kepastian ( certainty ), keterbukaan ( accountability ) dan keadilan ( fairness ) antara kedua pihak yang memiliki hubungan transaksi (muamalah).

B. Rumusan Masalah1. Dapat menjelaskan Sejarah Akuntansi Islam?2. Dapat Menggambarkan Prinsip Umum Akuntansi Islam?

C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Akuntansi Islam.2. Untuk mengetahui Gambaran Prinsip Umum Akuntansi Islam.

BAB IIAKUNTANSI ISLAM

A. Pengertian Akuntansi

Dalam dunia usaha, dunia pendidikan, dunia perbankan, dunia bisnis dan lain jenis usaha tentunya kita sudah tak asing lagi dengan kata akuntansi.sebagaimana perkembanagan zaman, akuntansi juga mengalami perkembangan. Akuntansi juga memiliki beberapa pengertian. definisi akuntansi ini yang selalu berubah mengikuti perubahan dan perkembangan dunia bisnis.Kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertangung jawabkan dan kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan sesuatu yang dikerjakan oleh akuntan (accountant). Definisi akuntansi ini dimuat dalam accounting terminilogy bulletin sebagai berikut :Akuntansi : seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, penggolongan dan penyajian secara sistematik informasi yang dapt dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan peristiwa yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan sebagai dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggung jawaban keuangan dan lainya.[footnoteRef:2] [2: Syafri, Sofian Harahap. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo.]

Defenisi akuntansi berikut ini sebagaimana dimuat di dalam statement of accounting principles board ( 1970) mengatakan bahwa akuntansi adalah kegitan pengadaan jasa, yang berfungsi sebagai penyedia informasi tentang unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan unutk selanjutnya sebagai acauan pengambilan keputusan. Jadi dari pengertian akuntasi tersebut sebagai untuk mencapai tujuan yaitu memyediakan informasi keuangan badan usaha yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.Dengan menelaah pengertian yang umum seperti di atas, maka akuntansi islam dapat di defenisikan sebagai proses pencatatan, penjabaran, dan kepastian data dalam suatu usaha yang di bukukan menurut hokum syariat islam yang menjauhi manipulasi laporannya.[footnoteRef:3] [3: Ibid,]

B. Sejarah Akuntansi Islam

Akuntansi, menurut sejarah konvensional, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita dengan memuat satu bab mengenai Double Entry Accounting System. Namun apabila kita pelajari Sejarah Islam ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara.[footnoteRef:4] [4: Nasution, Ahmad,SE. 1988. Akuntansi Syariah .Jakarta: Pustaka Sari (Gemala Dewi, 2005. )]

Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan hafazhatul amwal (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi) penunjukan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, sepertiyang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610M, yakni 800 tahun lebih dahulu dar Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494M

C. Prinsip Umum Akuntansi IslamSebelum kita bicara lebih lanjut tentang akuntansi islam dan prinsipnya, berikut penulis sajikan beberapa prinsip akuntansi umum ( konvensional ) yaitu:[6] 1. Entitas (kesatuan usaha)2. Obyektifitas 3. Cost (atas dasar biaya yang sesungguhnya)Adapun prinsip akuntansi islam yang diaplikasikan dalam operasional ekonomi adalah sebagai berikut:1. Cost2. Revenue3. Matching4. Objective5. Disclosure6. Consistency7. Materiality8. Uniformity9. Comparability

Dimana persamaannya bersifat aksiomatis, sedangkan perbedaannya bersifat pokok yaitu:Bahwa perlakuan terhadap laba dari sumber yang (dimungkinkan) haram tidak bolehdibagi untuk mitra usaha atau dicampur dengan pokok modal.Mengapa masih dimungkinkan adanya laba dari factor yang diharamkan. Dan apa saja yang memungkinkan hal tersebut terjadi?2. Selanjutnya tentang Cadangan Kerugian untuk antisipasi resiko yang ada. Dalam Prinsip Akuntansi Konvensional hal tersebut sangat terinci dalam penghitungan dengan mengesampingkan adanya kemungkinan laba. Sedangkan dalam Prinsip Akuntansi islam sebaliknya. Sangat memperhitungkan kemungkinan laba berdasarkan nilai tukar yang berlaku sekaligus membentuk cadangan untuk resiko. Dalam bentuk apakah cadangan tersebut ? Berasal darimanakah sumber resiko cadangan tersebut ?

3. Yang terakhir(semoga saja) tentang laba penjualan.Di dalam Prinsip Akuntansi islam laba akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum terjual. Tetapi jual beli adalah keharusan untuk menentukan laba. Laba tidak boleh dibagi sebelumadanyatransaksi.Sedangkan dalam Prinsip Akuntansi Konvensional dinyatakan bahwa pengakuan laba atas dasar terjadinya transaksi dengan nilai tukar yang saat itu terjadi. kita tidak melihat adanya perbedaan mendasar dalam hal ini. Sama-sama mengharuskan adanya terjadi transaksi untuk pengakuan laba.Selain dari sistem operasional yang telah dijelaskan nilai pertanggung jawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi islam. Ketiga nilai tersebut tentu saja sudah menjadi prinsip dasar yang operasional dalam prinsip akuntansi islam. Apa makna yang terkandung dalam tiga prinsip tersebut? Berikut uraian yang ketiga prinsip yang tedapat dalam surat Al-Baqarah:282. Prinsip pertanggung jawaban, Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sang khalik mulai dari alam kandungan.. manusia dibebani oleh Allah untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah. Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait .Prinsip keadilan, jika ditafsirkan lebih lanjut, surat Al-Baqarah ayat 282 mengandung prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai inheren yang melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untukberbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya. Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahan harus dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar Rp 100 juta, maka akuntansi (perusahan) harus mencatat dengan jumlah yang sama .Dengan kata lain tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.[footnoteRef:5] [5: Ibrahim, Warde 2009. Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah. Bandung: Kafa Publish.]

Prinsip kebenaran, prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita kan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran, kebenaran ini kan dapat menciptakan nilai keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi.[footnoteRef:6] [6: Ibid,]

Dengan demikian pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana nilai-nilai kebenaran membentuk akuntansi islam dapat diterangkan. Akuntan muslim harus meyakini bahwa Islam sebagai way of life (Q.S. 3 : 85).Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, adil, dan dapat dipercaya (Q.S. An-Nisa135).Akuntan bertanggung jawab melaporkan semua transaksi yang terjadi (muamalah) dengan benar jujur serta teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-Baqarah : 7 8) . Dalam penilaian kekayaan (aset), dapat digunakan harga pasar atau harga pokok. Keakuratan penilaiannya harus dipersaksikan pihak yang kompeten dan independen (Al-Baqarah : 282).[footnoteRef:7] Standar akuntansi yang diterima umum dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan syariah Islam. 6. Transaksi yang tidak sesuai dengan ketentuan syariah, harus dihindari, sebab setiap aktivitas usaha harus dinilai halal-haramnya. Faktor ekonomi bukan alasan tunggal untuk menentukan berlangsungnya kegiatan usaha. [7: Ibid,]

D.Dalil Akuntansi Menurut Islam

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba (Dapat dilihat dalam Al-Quran surat A-Baqarah :282, dan juga surat asy-syuara ayat 181-184)

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Agar pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu adanya fungsi auditing. Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut tabayyun sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi:

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa ayat 35 yang berbunyi:

dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulahyang lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.

Ayat ini tentunya memrintahkan kita untuk berlaku adil dan jujur dalam setiap transaksi yang kita lakukan.[footnoteRef:8] [8: Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global. Terj. Andriyadi Ramli. Yogyakarta: Pustaka Pelajaring.]

E.Perkembangan Transaksi Syariah Akuntansi syariah pertama kali di terapkan Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Perintisnya adalah Ahmad El Najjar. Sistem pertama yang dikembangkan adalah mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba / bagi hasil) pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 70-an, telah berdiri setidaknya 9 bank yang tidak memungutusaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.Baru kemudian berdiri Islamic Development Bank pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, yang menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah Islam. Kemudian setelah itu, secara berturut-turut berdirilah sejumlah bank berbasis Islam antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979) Phillipine Amanah Bank (1973) berdasarkan dekrit presiden, dan Muslim Pilgrims Savings Corporation (1983). Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama. Kelompok ini diprakarsai oleh beberapa orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990-1991.[footnoteRef:9] [9: http://merahkuning.wordpress.com/2012/10/22/makalah-akuntansi-syariah-dan-perkembangan transaksinya-di-indonesia/]

Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank membuat laporan keuangan. Dimana pada waktu itu proses akuntansi belumlah mengacu pada akuntansi yang dilandasi syariah Islam. Maka selanjutnya munculah kebutuhan akan akuntansi syariah Islam. Dan dalam proses kemunculannya tersebut juga mengalami proses panjang. Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan, auditing, kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah dan Iain-Iain. Dengan demikian banyak peneliti yang meyakini bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan praktik akuntansi syariah adalah karena berdirinya bank syariah. Pendirian bank syariah adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ekonomi Islam.Sektor syariah yang sedang berkembang adalah transaksi investasi syariah dan sektor keuangan non-bank Transaksi ini terus mengalami peningkatan, diantaranya:1. Obligasi Syariah (Sukuk)2. Pasar Modal Syariah3. Dana Pensiun Syariah4. Pendanaan Proyek Syariah5. Real Estat Syariah[footnoteRef:10] [10: Ibid,]

BAB IIIPENUTUPKesimpulan

Sejarah akuntansi konvensional muncul di Italia pada abad ke-13 yang pertama kali ditemukan oleh seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita dengan memuat satu bab mengenai Double Entry Accounting System. Namun dengan penelusuran dan penelitian tehadap arus akuntansi dan aplikasinya di zaman saat pertama perkembangan islam. ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara.Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan hafazhatul amwal (pengawas keuangan). Bahkan di dalam kitab al-quran sendiri dapat kita temukan dalam ayat terpanjangnya yaitu surah Al-Baqarah ayat 282 yang membicarakan hal yang berhubungan dengan akuntansi yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi) penunjukan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610M, yakni 800 tahun jauh lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494M.

DAFTAR PUSTAKA

Habib, Nazir dan Muhammad Hasanudin. 2008.Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global. Terj. Andriyadi Ramli. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Ibrahim, Warde 2009. Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah. Bandung: Kafa Publish. Ibrahim, Warde. 2009. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Peransuransian Syariah Di Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta: Badan Penerbit FH UI.Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global. Terj. Andriyadi Ramli. Yogyakarta: Pustaka Pelajaring.Karim,Adi Warman. 1998. Perbankan Syari,ah. Jakarta: Gramedia. Nasution, Ahmad,SE. 1988. Akuntansi Syariah .Jakarta: Pustaka Sari (Gemala Dewi, 2005. )Syafri, Sofian Harahap. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo.http://merahkuning.wordpress.com/2012/10/22/makalah-akuntansi-syariah-dan-perkembangan transaksinya-di-indonesia/