seismik refraksi_forward modeling
DESCRIPTION
Metode Forward Modeling dalam Seismik RefraksiTRANSCRIPT
-
13 Oktober 2014
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Universitas Gadjah Mada GEOFISIKA
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
DASAR TEORI
1. Pemantulan dan Pembiasan Gelombang Hal-hal yang menjadi dasar pada pemantulan dan pembiasan gelombang adalah:
Asas Fermat Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu
penjalarannya.
Perinsip Huygens Titik-titik yang dilewati gelombang akan menjadi sumber gelombang baru. Front gelombang yang menjalar menjauhi sumber adalah superposisi front gelombang-front gelombang yang dihasilkan oleh sumber gelombang
baru tersebut.
SudutKritis Sudut datang yang menghasilkan gelombang bias sejajar bidang batas
(r=90o).
Hukum Snellius Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada bidang batas antara dua medium, menurut persamaan:
sin
sin =
12
(1)
di mana:
i = Sudut datang
r = Sudut bias
V1 = Kecepatan gelombang pada medium 1
V2 = Kecepatan gelombang pada medium 2
2. Asumsi Dasar Berbagai anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain:
a. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda.
b. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
Sedangkan anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
a. Panjang gelombang seismik
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
1sin
=1
sin =
1sin
=2
sin =
2sin
(2)
di mana:
VP1 = Kecepatan gelombang-P di medium 1
VP2= Kecepatan gelombang-P di medium 2
VS1= Kecepatan gelombang-S di medium 1
VS2= Kecepatan gelombang-S di medium 2
4. Pembiasan pada Bidang Batas Lapisan Perinsip utama metode refraksi adalah penerapan waktu tiba pertama gelombang
baik langsung maupun gelombang refraksi. Mengingat kecepatan gelombang P lebih
besar daripada gelombang S maka kita hanya memperhatikan gelombang P. Dengan
demikian antara sudut datang dan sudut bias menjadi:
sin
sin =
12
(3)
Pada pembiasankritis sudut r = 90o, sehingga persamaan menjadi:
sin =12
(4)
Hubungan ini dipakaiuntuk menjelaskan metode pembiasan dengan sudut dating
kritis. Gambar 2 memperlihatkan gelombang dari sumber S menjalar pada medium
V1, dibiaskan kritis pada titik A sehingga menjalar pada bidang batas lapisan. Dengan
memakaiperinsipHuygens padabidang batas lapisan, gelombang ini dibiaskan ke atas
setiap titik pada bidang batas itu sehingga sampai ke detektor P yang ada di
permukaan.
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Jadi gelombang yang dibiaskan di bidang batas yang datang pertama kali di titik P
pada bidang batas diatasnya adalah gelombang yang dibiaskan dengan sudut dating
kritis.
5. Travel Time Gelombang Langsung, Bias dan Pantul Bila dibandingkan waktu tempuh gelombang langsung, bias dan pantul maka pada
jarak relatif dekat TL < TB < TP , dengan TL, TB, dan TP berturut-turut adalah waktu
tempuh gelombang langsung, bias dan pantul. Sedangkan pada jarak yang relatif jauh
TB < TL < TP. Jelas bahwa gelombang pantul akan sampai di titik penerima dalam
waktu yang paling lama.
6. Penjalaran Gelombang Pada Medium Dua Lapis Horizontal Untuk menentukan kedalaman dibawah sumber gelombang dari medium dua lapis
horizontal, dapat dilakukan pengukuran seperti pada Gambar 4 berikut.
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Pada titik A diadakan getaran sehingga timbul gelombang seismik yang menjalar ke
arah penerima (geophone) dititik D. Dengan mengamati waktu tiba dapat dibuat
grafik hubungan jarak dengan waktu tiba sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.
Berdasarkan grafik hubungan jarak dengan waktu tiba dapat ditentukan harga V1, V2,
Ti, dan Xo. V1 adalah kecepatan gelombang seismik pada medium 1 sedang V2 adalah
kecepatan gelombang seismik pada medium 2, Ti adalah waktu penggal (intercept
time), dan Xo adalah jarak kritis. Untuk menentukan kedalaman di bawah sumber
gelombang h, ditinjau terlebih dahulu tentang lintasan penjalaran gelombang bias
pada Gambar 4. Waktu yang diperlukan untuk penjalaran dari lintasan A-B-C-D
adalah T.
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
= + + (5)
=1
1 +
1
2 +
1
3 (6)
=1
1(
cos ) +
1
2( 2 tan +
1
3(
) (7)
Dengan menggunakan persamaan (4) serta manipulasi matematis, persamaan (7)
dapat disederhanakan menjadi:
=
2+
2
12(2)2 (1)2 (8)
Kedalaman lapisan di bawah geophone dapat ditentukan dengan dua cara yaitu
A. Berdasarkan waktu penggal (intercept time) Ti Daripersamaan (8), untuk X= 0 maka besarnya T= Ti adalah :
=2
12(2)2 (1)2 (9)
atau
=12
2(2)2 (1)2 (10)
Ti dicari dari grafik hubungan antara waktu tiba dengan jarak.
B. Berdasarkan jarak kritis Xo Pada Gambar 5, grafik T1 dan T2 berpotongan di titik (Xo, To ). Dititik potong ini
berlaku T1 = T2 = To dan X = Xo. Dengan demikian besarnya adalah:
=2
2 12 + 1
(11)
Harga Xo ditentukan dari titik potong grafik T1 dan T2 dari data yang diperoleh.
7. Penjalaran Gelombang Pada Medium Tiga Lapis Horizontal Penjalarangelombang pada mediumtiga lapis horizontal dapatdilihat pada Gambar 6.
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Kecepatan penjalaran gelombang seismik masing-masing lapisan adalah h1 (lapisan
1), dan h2 (lapisan 2).
Gambar 7 adalah grafik hubungan jarak dengan waktu tempuh untuk medium tiga
lapis horizontal. Waktu yang diperlukan untuk penjalaran gelombang adalah T, yang
besarnya :
= + + + + (12)
atau
=
3+
2113
(2)2 (1)2 + 2223
(2)2 (1)2 (13)
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Kedalaman lapisan kedua di bawah sumber dapat ditentukan dengan dua cara yaitu:
A. Menggunakan waktu penggal (intercept time) Ti2 Dari persamaan (13) untuk X = 0, maka diperoleh harga T = Ti2 yang besarnya
adalah :
2 =2113
(2)2 (1)2 + 2223
(2)2 (1)2 (14)
Dari persamaan (14), h2 adalah :
2 = [2 2113
(2)2 (1)2]23
2(3)2 (2)2 (15)
B. Menggunakan jarak kritis Xc2 Cara ini menggunakan titik potong antara grafik T2 dan T3. Kedua grafik T2 dan
T3 berpotongan di titik (XC2, TC2). T2 grafik hubungan antara waktu tiba dengan
jarak untuk lapisan kedua. Sedangkan grafik T3 untuk lapisan ketiga. Dengan
menggunakan persamaan (13) dan T = T3 dan persamaan (8) T = T2 untuk T2 =
T3 maka diperoleh:
2 = 23
2(3)2 (2)2 [
22
23
+2113
(2)2 (1)22113
(2)2 (1)2] (16)
Sehingga kedalaman lapisan ketiga adalah :
3 = 1 + 2 (17) Untuk sejumlah n refraktor datar, secara umum dapat waktu rambat
gelombangnya sebagai:
=
+
2 cos
(18)
dan kedalaman lapisan,
=
2 cos (
2 cos
) (19)
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
DATA
A. Data Permodelan Maju Sederhana
No
Offset Travel Time 1 Travel Time 2
Shot Point 1 Shot Point 2 Direct Wave Refracted Wave 1
Refracted Wave 2
Direct Wave Refracted Wave 1
Refracted Wave 2
1 0 120 0 0.053748385 0.12303042 0.6 0.320415052 0.25636375
2 6 114 0.03 0.067081718 0.12969708 0.57 0.307081718 0.24969708
3 12 108 0.06 0.080415052 0.13636375 0.54 0.293748385 0.24303042
4 18 102 0.09 0.093748385 0.14303042 0.51 0.280415052 0.23636375
5 24 96 0.12 0.107081718 0.14969708 0.48 0.267081718 0.22969708
6 30 90 0.15 0.120415052 0.15636375 0.45 0.253748385 0.22303042
7 36 84 0.18 0.133748385 0.16303042 0.42 0.240415052 0.21636375
8 42 78 0.21 0.147081718 0.16969708 0.39 0.227081718 0.20969708
9 48 72 0.24 0.160415052 0.17636375 0.36 0.213748385 0.20303042
10 54 66 0.27 0.173748385 0.18303042 0.33 0.200415052 0.19636375
11 60 60 0.3 0.187081718 0.18969708 0.3 0.187081718 0.18969708
12 66 54 0.33 0.200415052 0.19636375 0.27 0.173748385 0.18303042
13 72 48 0.36 0.213748385 0.20303042 0.24 0.160415052 0.17636375
14 78 42 0.39 0.227081718 0.20969708 0.21 0.147081718 0.16969708
15 84 36 0.42 0.240415052 0.21636375 0.18 0.133748385 0.16303042
16 90 30 0.45 0.253748385 0.22303042 0.15 0.120415052 0.15636375
17 96 24 0.48 0.267081718 0.22969708 0.12 0.107081718 0.14969708
18 102 18 0.51 0.280415052 0.23636375 0.09 0.093748385 0.14303042
19 108 12 0.54 0.293748385 0.24303042 0.06 0.080415052 0.13636375
20 114 6 0.57 0.307081718 0.24969708 0.03 0.067081718 0.12969708
21 120 0 0.6 0.320415052 0.25636375 0 0.053748385 0.12303042
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
B. Data Koreksi Topografi
Sp Elev X-loc Depth
1 96.75 0 0
Geo Elev X-loc Offset Travel time
1 94.69 6 6 11.97
2 92 12 12 30.9
3 89.77 18 18 49.15
4 91.69 24 24 67
5 94.15 30 30 85.58
6 96.85 36 36 104.51
7 98.77 42 42 122.37
8 101.46 48 48 141.3
9 103.08 54 54 158.81
10 104.15 60 60 175.86
11 104.69 66 66 184
12 104.69 72 72 189
13 103.92 78 78 191.55
14 102.85 84 84 193.14
15 98.46 90 90 184.22
16 93.08 96 96 172.06
17 90.08 102 102 167.53
18 87.62 108 108 164.7
19 88.15 114 114 171.41
20 89.23 120 120 179.84
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
ANALISA DATA
Permodelan Maju Sederhana
Grafik t vs x (gambar di samping)
Sumbu y : travel time
Sumbu x : offset geophone
Travel time :
Direct wave
1v
xtdirect
Kondisi multiple layer
Refracted wave 1
2
3
2
1
1
2
1
112
vvh
v
xt
Refracted wave 2
3
2
3
2
2
22
3
2
1
1
112
112
2 v
x
vvh
vvht
nilai kecepatan (V) = 1/slope
Tabel :
No. Offset Geophone Travel Time
Shot 1 Shot 2 Direct wave Refracted 1 Refracted 2
Keterangan:
directt : Waktu gelombang langsung
1t : Waktu gelombang refraksi 1
2t : Waktu gelombang refraksi 2
x : offset geophone
1v : kecepatan gelombang lapisan 1
2v : kecepatan gelombang lapisan 2
3v : kecepatan gelombang lapisan 3
1h : kedalaman lapisan 1
2h : kedalaman lapisan 2
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Koreksi Topografi
Grafik t vs x (gambar di samping)
Sumbu y : travel real
Sumbu x : offset geophone
Travel real
Travel real = Travel time + time correction
Time correction : 1000
1(
) . ()
V lapisan 1 = 1/slope
Koreksi Tinggi : Elev Baseline
Baseline = elevasi SP 1
Tabel :
Geo Elev X-loc Travel time
Koreksi Tinggi
Time corection
Time real
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Grafik Permodelan Maju Sederhana
No
Offset Travel Time 1 Travel Time 2
Shot Point 1 Shot Point 2 Direct Wave Refracted Wave 1
Refracted Wave 2
Direct Wave Refracted Wave 1
Refracted Wave 2
1 0 120 0 0.053748385 0.12303042 0.6 0.320415052 0.25636375
2 6 114 0.03 0.067081718 0.12969708 0.57 0.307081718 0.24969708
3 12 108 0.06 0.080415052 0.13636375 0.54 0.293748385 0.24303042
4 18 102 0.09 0.093748385 0.14303042 0.51 0.280415052 0.23636375
5 24 96 0.12 0.107081718 0.14969708 0.48 0.267081718 0.22969708
6 30 90 0.15 0.120415052 0.15636375 0.45 0.253748385 0.22303042
7 36 84 0.18 0.133748385 0.16303042 0.42 0.240415052 0.21636375
8 42 78 0.21 0.147081718 0.16969708 0.39 0.227081718 0.20969708
9 48 72 0.24 0.160415052 0.17636375 0.36 0.213748385 0.20303042
10 54 66 0.27 0.173748385 0.18303042 0.33 0.200415052 0.19636375
11 60 60 0.3 0.187081718 0.18969708 0.3 0.187081718 0.18969708
12 66 54 0.33 0.200415052 0.19636375 0.27 0.173748385 0.18303042
13 72 48 0.36 0.213748385 0.20303042 0.24 0.160415052 0.17636375
14 78 42 0.39 0.227081718 0.20969708 0.21 0.147081718 0.16969708
15 84 36 0.42 0.240415052 0.21636375 0.18 0.133748385 0.16303042
16 90 30 0.45 0.253748385 0.22303042 0.15 0.120415052 0.15636375
17 96 24 0.48 0.267081718 0.22969708 0.12 0.107081718 0.14969708
18 102 18 0.51 0.280415052 0.23636375 0.09 0.093748385 0.14303042
19 108 12 0.54 0.293748385 0.24303042 0.06 0.080415052 0.13636375
20 114 6 0.57 0.307081718 0.24969708 0.03 0.067081718 0.12969708
21 120 0 0.6 0.320415052 0.25636375 0 0.053748385 0.12303042
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 20 40 60 80 100 120 140
Trav
el T
ime
Offset Geophone
Grafik X vs TPermodelan Maju Sederhana
Direct sp1
Refrac 1 sp1
Refrac 2 sp1
direct sp2
refract 1 sp2
refract 2 sp2
y = 0.005x + 2E-17
y = 0.0022x + 0.0537
y = 0.0011x + 0.123
y = -0.005x + 0.6
y = -0.0022x + 0.3204
y = -0.0011x + 0.2564
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0 20 40 60 80 100 120 140
Trav
el T
ime
Offset Geophone
Grafik X vs TPermodelan Maju Sederhana
Direct wave sp1
Refract wave 1 sp1
Refract wave 2 sp1
Direct wave sp2
Reflected wave 1 sp2
Refracted wave 2 sp2
-80
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120
De
pth
Offset Geophone
Model Lapisan Datar
Layer 3
Layer 2
Layer 1
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
Koreksi Topografi
Geo Elev X-loc Offset Travel time Baseline Koreksi Topografi Time Correction Time Real
1 94.69 6 6 11.97 96.75 2.06 6.275991287 18.24599129
2 92 12 12 30.9 96.75 4.75 14.47133913 45.37133913
3 89.77 18 18 49.15 96.75 6.98 21.26525203 70.41525203
4 91.69 24 24 67 96.75 5.06 15.41578442 82.41578442
5 94.15 30 30 85.58 96.75 2.6 7.921154051 93.50115405
6 96.85 36 36 104.51 96.75 -0.1 -0.304659771 104.2053402
7 98.77 42 42 122.37 96.75 -2.02 -6.154127378 116.2158726
8 101.46 48 48 141.3 96.75 -4.71 -14.34947522 126.9505248
9 103.08 54 54 158.81 96.75 -6.33 -19.28496352 139.5250365
10 104.15 60 60 175.86 96.75 -7.4 -22.54482307 153.3151769
11 104.69 66 66 184 96.75 -7.94 -24.18998583 159.8100142
12 104.69 72 72 189 96.75 -7.94 -24.18998583 164.8100142
13 103.92 78 78 191.55 96.75 -7.17 -21.8441056 169.7058944
14 102.85 84 84 193.14 96.75 -6.1 -18.58424604 174.555754
15 98.46 90 90 184.22 96.75 -1.71 -5.209682088 179.0103179
16 93.08 96 96 172.06 96.75 3.67 11.1810136 183.2410136
17 90.08 102 102 167.53 96.75 6.67 20.32080674 187.8508067
18 87.62 108 108 164.7 96.75 9.13 27.81543711 192.5154371
19 88.15 114 114 171.41 96.75 8.6 26.20074032 197.6107403
20 89.23 120 120 179.84 96.75 7.52 22.91041479 202.7504148
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
y = 3.0983x - 6.5067
y = 1.1147x + 73.197
0
50
100
150
200
250
0 20 40 60 80 100 120 140
Trav
el T
ime
Offset Geophone
Grafik X vs TSebelum Koreksi Topografi
First Layer
Second Layer
75
80
85
90
95
100
105
110
6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 78 84 90 96 102108114120
Ele
vati
on
Offset Geophone
Koreksi Topografi
Topografi
Baseline
y = 4.3474x - 7.4917
y = 1.2697x + 62.304
0
50
100
150
200
250
0 50 100 150
Trav
el T
ime
Offset Geophone
Grafik X vs TSetelah Koreksi Topografi
First Layer
Second Layer
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
B. Pembahasan Permodelan Maju Sederhana
Pada permodelan maju sederhana dilakukan dengan membuat data sintetik
dengan menggunakan 20 geophone dengan interval geophone 6 meter. Diketahui
kecepatan untuk lapisan pertama dan kedua adalah 200 m/s dan 450 m/s. Sedangkan
untuk ketebalan lapisan pertama dan kedua adalah 6 meter dan 18 meter. Kemudian
dengan data sintetik tersebut dapat dicari direct wave, reflected wave 1 dan reflected
wave 2 dengan menggunakan analisa data diatas.
Setelah diperoleh waktu dari direct wave, reflected wave 1 dan reflected wave
2, kemudian diplot jarak terhadap waktu. Dari hasil ploting, kemudian dapat dilihat
terdapat beberapa titik perpotongan yang mengimplikasikan perubahan lapisan
dengan kecepatan dan ketebalan yang berbeda. Setelah itu dianalisis untuk
mendapatkan grafik X vs T yang menunjukkan lapisan dibawah permukaan dengan
mengambil data jarak dan waktu yang tepat untuk setiap perpotongan garis-garisnya.
Perpotongan garis itu dikenal dengan intercept time.
Dari hasil grafik dapat diketahui kecepatan disetiap lapisan dengan melihat gradient
kemiringan dari garis yang terbentuk. Untuk lapisan 1 gradiennya adalah 0.005,
maka kecepatannya adalah sekitar 200 m/s dan untuk lapisan 2 gradiennya 0.0022,
maka kecepatannya adalah sekita 450 m/s. Sedangkan untuk lapisan 3 gradiannya
adalah 0.0011, maka kecepatannya adalah sekitar 900 m/s.
Koreksi Topografi
Pada koreksi topografi dilakukan dengan menggolah data yang telah
disediakan dengan perbedaan ketinggian data yang diperoleh. Dari data yang ada
sudah terhitung waktu penjalaran gelombanag. Namaun waktu penjalaran yang
terdeteksi bukanlah waktu yang sebennarnya karena pengaruh dari topografi yang
tidak seragam. Sehingga perlu dilakukan koreksi topografi dengan membuat baseline
pada ketinggian tertentu. Koreksi topografi pada asumsi lapisan bidang datar
digunakan untuk menghilangkan efek pengukuran pada suatu topografi dengan
membentuk baseline sebagai referensi.
Data yang disediakan sebelum dikoreksi ketinggian jika diplot akan
membentuk grafik seperti diatas yang merepresentasikan terdapat dua lapisan yang
memiliki kecepatan rambat gelombang yang berbeda. Lapisan pertama memiliki
gradien 3.0983, maka kecepatan gelombang pada lapisan pertama adalah sekitar 330
m/s. Sedangkan lapisan kedua memiliki gradien 1.1147, maka kecepatan gelombang
pada kedua adalah sekitar 900 m/s. Dilihat dari grafik yang terbentuk, titik plotnya
masih jauh dari trendline dan tampak mengikuti topografi.
Setelah data dilakukan koreksi terhadap topografi akan membentuk grafik
seperti diatas yang juga merepresetasikan terdapat dua lapisan yang memiliki
kecepatan rambat gelombang yang berbeda dari data belum dikoreksi. Lapisan
pertama memiliki gradien 4.3474, maka kecepatan gelombang pada lapisan pertama
adalah sekitar 230 m/s. Sedangkan lapisan kedua memiliki gradien 1.2697, maka
-
Praktikum Seismik Refraksi Metode Forward Modeling
kecepatan gelombang pada kedua adalah sekitar 790 m/s. Dilihat dari grafik yang
terbentuk, titik plotnya sudah mendekati dari trendline dan tidak lagi mengikuti
topografi.
KESIMPULAN
1. Metode seismic refraksi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memodelkan struktur geologi di bawah permukaan Bumi
2. Terdapat asumsi-asumsi dasar untuk mengolah data metode seimik refraksi 3. Pada permodelan maju sederhana diperoleh:
Lapisan 1 dengan V = 200 m/s, tebal 6 meter Lapisan 2 dengan V = 450 m/s, tebal 18 meter Lapisan 3 dengan V = 900 m/s, tebal = -
4. Pada koreksi topografi sebelum dikoreksi: Lapisan 1 dengan v = 330 m/s Lapisan 1 dengan v = 900 m/s
5. Pada koreksi topografi sebelum dikoreksi: Lapisan 1 dengan v = 230 m/s Lapisan 1 dengan v = 790 m/s
6. Ketebalan lapisan dapat ditentukan menggunakan hokum Snellius dengan menentukan intercept time.
DAFTAR PUSTAKA
Susilawati. 2014. Seismik Refraksi (Dasar Teori & Akuisisi Data). FMIPA
Universitas Sumatera Utara.
Asisten GEM. 2014. Pemodelan Maju dan Koreksi Topografi. FMIPA Universitas
Gadjah Mada.