sedimentasi fharel

27
SEDIMENTASI 1. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memahami proses dari sedimentasi serta factor-faktor yang mempengaruhinya. 2. PERINCIAN KERJA Persiapan a. Menyediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran. b. Menyediakan alat – alat yang diperlukan. c. Membuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan. Topik percobaan a. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol. b. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol. c. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan tambahan zat flokulan. 3. ALAT DAN BAHAN Alat – alat yang digunakan: Gelas kimia 500 ml 1 buah Gelas kimia 300 ml 3 buah Spatula 1 buah

Upload: ahmad-ali

Post on 19-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sedimentasi

TRANSCRIPT

Page 1: SEDIMENTASI Fharel

SEDIMENTASI1. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memahami proses dari

sedimentasi serta factor-faktor yang mempengaruhinya.

2. PERINCIAN KERJA

Persiapan

a. Menyediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran.

b. Menyediakan alat – alat yang diperlukan.

c. Membuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan.

Topik percobaan

a. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.

b. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.

c. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan

tambahan zat flokulan.

3. ALAT DAN BAHAN

Alat – alat yang digunakan:

Gelas kimia 500 ml 1 buah

Gelas kimia 300 ml 3 buah

Spatula 1 buah

Ayakan 1 buah

Stopwatch 1 buah

Neraca 1 buah

Alat sedimentasi 1 set

Bahan – bahan yang digunakan :

Kapur (CaCO3)

Air bersih

Zat flokulan : Lead(II) trihydrat acetate (Pb(CH3COOH)2.3H2O)

Page 2: SEDIMENTASI Fharel

4. DASAR TEORI

Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik

menjadi dua bagian, yaitu slurry  dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan

konsentrasi partikel terbesar, dan supernatant adalah bagian cairan yang bening.

Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi

hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).

Proses sedimentasi dalam industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada

proses pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur selulose yang akan

dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water treatment),dan

proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.

Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara sinambung dengan

menggunakan alat yang dikenal dengan nama thickener,sedangkan untuk skala

laboratorium dilakukan secara batch. Data-data yang diperoleh dari prinsip

sedimentasi secara batch dapat digunakan untuk proses yang sinambung.

Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu :

1) Cara Batch ,

Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi  batch paling mudah

dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah.

Page 3: SEDIMENTASI Fharel

2) Cara Semi-Batch,

Pada sedimentasi semi-batch , hanya ada cairan keluar saja, atau cairan

masuk saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau

beningan yang keluar.

3) Cara Kontinyu,

Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan

secara kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan.

Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi, proses sedimentasi

terbagi atas tiga macam:

Page 4: SEDIMENTASI Fharel

a) Sedimentasi TIpe I/Plain Settling/Discrete particle

Merupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan koagulan. Tujuan dari

unit ini adalah menurunkan kekeruhan air baku dan digunakan pada grit chamber.

Dalam perhitungan dimensi efektif bak, faktor-faktor yang mempengaruhi performance 

bak seperti turbulensi pada inlet dan outlet, pusaran arus lokal, pengumpulan lumpur,

besar nilai G sehubungan dengan penggunaan perlengkapan penyisihan lumpur dan

factor lain diabaikan untuk menghitung performance bak yang lebih sering disebut

dengan ideal settling basin.

b) Sedimentasi Tipe II (Flocculant Settling)

Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi terjadi melalui adanya penambahan

koagulan, biasanya digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah proses

koagulasi dan flokulasi.

Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada ketinggian bak yang relatif kecil.

Karena tidak memungkinkan untuk membuat bak yang luas dengan ketinggian

minimum, atau membagi ketinggian bak menjadi beberapa kompartemen, maka

alternatif terbaik untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah dengan

memasang tube settler pada bagian atas bak pengendapan untuk menahan flok–flok

yang terbentuk.

Page 5: SEDIMENTASI Fharel

c)  Hindered Settling (Zone Settling)

Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan partikel tersuspensi adalah

sedang, di mana partikel saling berdekatan sehingga gaya antar pertikel menghalangi

pengendapan paertikel-paertikel di sebelahnya. Partikel berada

Pada posisi yang relatif  tetap satu sama  lain dan semuanya mengendap pada suatu

kecepatan yang konstan. Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap sebagai

suatu zona, dan menimbulkan suatu permukaan kontak antara solid dan liquid.

Jenis sedimentasi yang umum digunakan pada pengolahan air bersih

adalahsedimentasi tipe satu dan dua, sedangkan jenis ketiga lebih umum digunakan

pada pengolahan air buangan.

Aplikasi utama dari sedimentasi pada instalasi pengolahan air minum adalah :

Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan menggunakan

saringan pasir cepat.

Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi sebelum

memasuki unit saringan pasir cepat.

Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi pada instalasi

yang menggunakan sistem pelunakan air oleh kapur-soda.

Pengendapan air pada instalasi pemisahan besi dan mangan.

Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan memisahkan/mengendapkan zat-zat

padat atau suspensi non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat dilakukan dengan

memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan membiarkanpadatan

mengendap dengan sendirinya.

Setelah partikel-partikel mengendap, maka airyang jernih dapat dipisahkan dari

padatan yang semula tersuspensi di dalamnya. Caralain yang lebih cepat adalah dengan

melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan tertentu sehingga padatannya

terpisah dari aliran air dan jatuh ke dalam bak pengendap tersebut. Kecepatan

pengendapan partikel-partikel yang terdapat di dalam air bergantung kepada berat jenis,

bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap.

Page 6: SEDIMENTASI Fharel

Pada umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi dan

Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga

menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Setelah melewati

proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya

perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk

mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya.

Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa

lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah

antara air dan lumpur. Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit

aselator.

Alat sedimentasi terdiri atas dua jenis, yaitu jenis bak pengendap segi empat

(rectangular), dan jenis lingkaran (circular). Jenis segi empat biasanya digunakan

untuk laju alir air yang besar, karena pengendaliannya dapat dilakukan dengan mudah,

sedangkan keuntungan alat sedimentasi jenis lingkaran yaitu memiliki mekanisme

pemisahan lumpur yang sederhana.

Bak sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan flok-flok yang dibentuk pada

proses koagulasi dan flokulasi. Agar pengendapan yang terjadi pada bak sedimentasi

berjalan dengan baik, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menyangkut

karakteristik aliran dalam bak sedimentasi yang akan dibangun. Untuk mencapai

pengendapan yang baik, bentuk bak sedimentasi harus dibuat sedemikian rupa

sehingga karakteristik aliran di dalam bak tersebut memiliki aliran yang laminar dan

tidak mengalami aliran mati (short-circuiting).

Bak sedimentasi pada umumnya terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan

bentuk bulat maupun persegi panjang. Terdapat tiga konfigurasi utama untuk bak

sedimentasi, yaitu :

Page 7: SEDIMENTASI Fharel

Bak persegi panjang dengan aliran horizontal.

Bak sedimentasi dengan aliran vertical.

Clarifier dengan aliran vertical.

.

    

 

Page 8: SEDIMENTASI Fharel

Operasional dan Pemeliharaan

Pengontrolan kondisi pengendapan flok pada tangki dilakukan dengan

frekuensi  4 kali sehari. Proses pembentukan flok yang tidak sempurna pada

proses koagulasi dan flokulasi mengakibatkan banyaknya flok kecil yang

terbawa ke bak penyaring sehingga meningkatkan  beban penyaring;

Pengontrolan kualitas clarified water untuk memeriksa efisiensi bak

pengendapan. Efisiensi pengendapan yang jelek mengakibatkan

meningkatnya beban pengolahan pada unit filtrasi;

Penyisihan schum, sludge yang mengapung dan pertumbuhan algae pada

dinding tangki, baffle, dan  lounders terutama pada musim panas;

Pengontrolan beban permukaan dan flow rate melalui observasi visual

dengan melihat ketinggian air pada weir pelimpah, bila debit air yang diolah

terlalu besar maka muka air  akan melebihi ketinggian weir loading;

Pengurasan lumpur  yang dilakukan pada clarified water secara otomatis dan

manual menurut ketebalan lumpur yang dilakukan dengan menggunakan

pompa penguras.

Laju sedimentasi partikel dapat diamati secara garfish dengan menggambarkan setiap

halaman interface zane A dan zone B pada satuan waktu tertentu. Laju sedimentasi suatu

suspensi tertentu bergantung kepada banyak factor antara lain:

1) Konsentrasi suspensi

2) Perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi

3) Ukuran partikel

4) Adanya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel menjadi

partikel berukuran lebih besar.

5) Pengadukan

6) Aliran

7) Dan lain sebagainya.

Page 9: SEDIMENTASI Fharel

Dalam percobaan ini dipelajari 3 faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan

suatu suspensi, yakni factor ketinggian suspensi, factor konsentrasi suspensi dan factor

penambahan zat flokulan.

Zat flokulan adalah zat yang memiliki sifat mampu membentuk partikel-partikel

menjadi suatu flok ( gabungan partikel-partikel menjadi partikel berukuran lebih besar).

Sehingga pengendapan berlangsung relative lebih cepat.

Berikut adalah rumus sedimentasi :

Ln H – He = -b . t + Ln Hc – He

Keterangan :

H : Ketinggian interface A – B pada saat t

He : Ketinggian akhir sediment

Hc : Ketinggian kritis, yakni ketinggian interface A – D

t : Waktu proses sedimentasi

b : Konstanta pengendapan.

Page 10: SEDIMENTASI Fharel

5. PROSEDUR PENGERJAAN

Peralatan dan bahan yang digunakan Disiapkan.

Bubuk kapur Diayak kedalam baskom.

1) Variasi Ketinggian dengan komposisi sama

a. Kapur ditimbang sebanyak 50 gram, 60 gram, 70 gram, 80 gram, dan 90 gram.

b. Kapur yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam masing-masing tabung

A, B, C, D dan E.

c. Air ditambahkan ke dalam masing-masing tabung dengan ketinggian hingga

(400 cm,500 cm,600 cm,700 cm,800 cm) dengan cara menambahkan air

sebanyak (800 ml,1000 ml,1200 ml,1400 ml,1600 ml) ke dalam masing-

masing tabung, lalu tabung ditutup dengan penutupnya.

d. Kemudian masing-masing tabung dikocok dan pada saat bersamaan kelima

tabung diletakkan di tempat sedimentasi.

e. Perubahan ketinggian dari kelima tabung tersebut diamati setiap selang

f. waktu 5 menit.

g. Pengamatan dihentikan setelah tercapai ketinggian yang konstan.

2) Variasi konsentrasi dengan ketinggian sama

a. Larutan kapur dibuat dengan konsentrasi 2,5% , 3,120% , 3,75% , 4,375% ,5%

dengan ketinggian larutan yang sama yaitu 800 ml.

b. Kelima tabung dikocok kembali lalu diletakkan kembali di tempat sedimentasi

pada saat yang bersamaan.

c. Pengamatan diakukan kembali dengan selang waktu 5 menit sampai

ketinggian yang diperoleh konstan.

3) Variasi Konsentrasi dan ketinggian tetap dengan penambahan zat Flokulan

a. Zat flokulan sebanyak 0,05 gram masing-masing ditambahkan ke

dalam 5 tabung kemudian ditutup.

b. Kelima tabung dikocok, lalu diletakkan kembali secara bersamaan.

c. Perubahan ketinggian dicatat setiap selang waktu 30 detik.

Page 11: SEDIMENTASI Fharel

6. DATA PENGAMATAN

Data praktikum yang diperoleh pada praktikum sedimentasi :

Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.

No

t( menit)

H(400 mm)

H(500 mm

H(600 mm)

H(700 mm)

H(800 mm)

1 0 400 500 600 700 8002 5 283 385 475 570 6603 10 195 245 370 460 5304 15 105 140 260 340 4205 20 70 95 165 240 3106 25 63 80 117 147 1957 30 55 70 103 128 1488 35 53 68 91 109 1339 40 52 66 83 104 120

10 45 51 64 79 92 11011 50 50 63 77 89 10012 55 49 62 76 86 9513 60 48 61 74 85 9014 65 47 60 73 83 8815 70 46 59 72 82 8716 75 46 58 70 79 8617 80 46 57 69 77 8518 85 46 57 68 76 8419 90 46 57 68 76 8420 95 46 57 68 76 84

Page 12: SEDIMENTASI Fharel

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.

No T( menit) H(800mm

) 1

H(800mm

)2

H (800mm

)3

H(800mm

)4

H(800 mm)

5

1 0 800 800 800 800 8002 5 580 590 670 690 7103 10 380 390 520 590 6004 15 80 100 380 480 4905 20 72 89 260 390 4006 25 63 76 120 300 3107 30 61 72 101 200 2108 35 59 70 90 123 1359 40 55 67 82 112 121

10 45 54 66 78 101 11211 50 52 64 76 94 10412 55 51 63 75 88 9613 60 50 61 74 83 9214 65 49 60 72 81 9015 70 48 59 71 80 8916 75 47 58 70 79 8817 80 47 57 69 78 8718 85 47 57 69 77 8619 90 47 57 69 77 8620 95 47 57 69 77 86

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan

dengan tambahan zat flokulan.

Page 13: SEDIMENTASI Fharel

No

T( detik)

H(800mm) 1

H(800 mm)

2

H(800 mm)

3

H(800mm)

4

H(800mm)

5

Page 14: SEDIMENTASI Fharel

1 0 800 800 800 800 8002 30 125 500 470 585 6023 60 120 270 340 400 4354 90 105 255 195 250 3065 120 96 135 170 220 2626 150 89 126 155 200 2387 180 85 116 145 185 2218 210 83 110 138 175 2069 240 82 105 130 165 196

10 270 79 101 126 156 18711 300 78 98 122 155 17912 330 78 95 120 146 17313 360 76 93 116 143 16714 390 76 92 114 139 16415 420 75 91 113 135 15916 450 75 90 112 133 15617 480 75 89 110 131 15418 510 74 88 109 129 15119 540 74 87 108 128 14920 570 73 87 107 126 14821 600 73 86 106 124 14522 630 73 85 105 123 14523 660 73 85 105 122 14224 690 73 85 105 121 14225 720 73 85 105 120 14026 750 73 85 105 119 13927 780 73 85 105 118 13828 810 73 85 105 118 13729 840 73 85 105 117 13630 870 73 85 105 116 13531 900 73 85 105 115 13432 930 73 85 105 115 13433 960 73 85 105 114 13334 990 73 85 105 114 13235 1020 73 85 105 113 13136 1050 73 85 105 113 130

Hasil dan Pembahasan Percobaan

Percobaan 1 (Perbedaan Ketinggian)

Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.

Data yang akan diolah yang berada pada daerah kompresi

T(waktu)

H(Tabung 1)

H(Tabung 2)

H(Tabung 3)

H(Tabung 4)

H(Tabung 5)

Page 15: SEDIMENTASI Fharel

20 70 16525 63 80 117 14730 55 70 103 128 14835 53 68 91 109 13340 52 66 83 104 12045 51 64 79 92 11050 50 63 77 89 10055 49 62 76 86 9560 48 61 74 85 9065 60 73 83 8870 59 72 82 8775 70 79 86

Hubungan antara waktu (menit) dengan Ketinggian interface (cm) untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama

Selisih ketinggian suspensi terhadap ketinggian sedimentasi untuk ketinggian sama dengan komposisi beda :

waktu ln(H-He) Tb. 1

ln(H-He) Tb. 2

ln(H-He) Tb. 3

ln(H-He) Tb. 4 ln(H-He) Tb. 5

20 3,17805383 4,574710979

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

100200300400500600700800900

Waktu vs Ketinggian(H)

Tabung 1tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

t (waktu)

H(ke

tingg

ian)

Page 16: SEDIMENTASI Fharel

25 2,833213344 3,135494216 3,891820298 4,26267987730 2,197224577 2,564949357 3,555348061 3,951243719 4,15888308335 1,945910149 2,397895273 3,135494216 3,496507561 3,89182029840 1,791759469 2,197224577 2,708050201 3,33220451 3,58351893845 1,609437912 1,945910149 2,397895273 2,772588722 3,25809653850 1,386294361 1,791759469 2,197224577 2,564949357 2,77258872255 1,098612289 1,609437912 2,079441542 2,302585093 2,39789527360 0,693147181 1,386294361 1,791759469 2,197224577 1,79175946965 1,098612289 1,609437912 1,945910149 1,38629436170 0,693147181 1,386294361 1,791759469 1,09861228975 0,693147181 1,098612289 0,693147181

Menentukan nilai konstanta pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc) :

Tabung A

Ln(H – He) = -b . t + Ln(Hc – He)

Diperoleh regresi linear Y= y = -0,057x + 4,139

Slope = - b

10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

f(x) = − 0.0613101235391023 x + 5.41394954063163

f(x) = − 0.0475406036761247 x + 3.90254813469437

f(x) = − 0.0806107960409672 x + 5.92922044699731f(x) = − 0.0579091466753395 x + 5.30739026623096

f(x) = − 0.0570058747812341 x + 4.13952978156112

t vs Ln(H-He)

Tabung 1Linear (Tabung 1)Tabung 4Linear (Tabung 4)Tabung 5Linear (Tabung 5)Tabung 2Linear (Tabung 2)Tabung 3Linear (Tabung 3)

t(waktu)

Ln(H

-He)

Page 17: SEDIMENTASI Fharel

- 0,057 = - bb = 0,057

Intercept = Ln(Hc-He)4,139 = Ln(Hc-He)E3,76 = Hc-HeHc = e4,139 + 48Hc = 108,7401 cm

Untuk nilai – nilai tabung yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil perhitungan laju pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc)

berdasarkan grafik.

slope intercep Ho He Hc0,057 4,139 400 48 108,74010,047 3,902 500 59 106,50140,061 5,413 600 70 292,30350,057 5,307 700 79 277,74410,08 5,929 800 86 459,7785

Hubungan antara ketinggian H (cm) dengan konstanta pengendapan (b) untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama.

Hubungan antara ketinggian H (cm) dengan ketinggian kritis untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama.

350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8500

0.010.020.030.040.050.060.070.080.09

f(x) = 0.000056 x + 0.0268

Ho vs Slope

Series2Linear (Series2)

Ho

b (s

lope

)

350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8500

50100150200250300350400450500

f(x) = 0.873319729108168 x − 274.978331988764

Ho vs Hc

Series2Linear (Series2)

Ho

Hc

Page 18: SEDIMENTASI Fharel

Pada percobaan sedimentasi ini terdapat 3 perlakuan yang berbeda. Yang pertama adalah

mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan konsentrasi yang sama tetapi ketinggiannya

berbeda. Yang kedua adalah mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan ketinggian yang

sama tetapi konsentrasi berbeda. Yang ketiga adalah mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur

dengan konsentrasi yang berbeda dengan penambahan ± 0,05 gram flokulan. Ketiga perlakuan ini

masing-masing bertujuan untuk melihat pengaruh yang terjadi terhadap pengendapan.

Pada percobaan pertama yaitu konsentrasi sama dan ketinggian yang berbeda,pada

grafik hubungan antara waktu dan ketinggian,terlihat bahwa semakin tinggi suspensinya

maka konstanta pengendapannya semakin kecil yang berarti waktu yang dibutuhkan untuk

laju pengendapan semakin lama.Pada grafik hubungan antara ketiggian awal dan ketinggian

kritis terlihat bahawa semakin tinggi suspensinya ketinggian kritisnya jugasemakin

tingg.Pada kedua grafik terlihat bahwa data untuk tabung ke-5 tidak sesuai karena dari hasil

perhitungan didapatkan nilai Hc untuk tabung ke-5 lebih besar dari H awalnya.Hal ini

menunjukkan bahwa persamaan matematik tidak berlaku untuk tabung 5.

Percobaan 2 (Perbedaan Konsentrasi)

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.

Hubungan antara waktu (menit) dengan Ketinggian interface (cm) untuk ketinggian

yang sama dan komposisi yang berbeda.

350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8500

50100150200250300350400450500

f(x) = 0.873319729108168 x − 274.978331988764

Ho vs Hc

Series2Linear (Series2)

Ho

Hc

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

100200300400500600700800900

t vs H

Series2Series4Series6Series8Series10

t (waktu)

H (k

eting

gian

)

Page 19: SEDIMENTASI Fharel

Data yang akan diolah yang berada pada daerah sebelum kompresi.

(t) H1 (800mm)

H2(800mm)

H3(800mm

)

H4(800mm)

H5(800mm

)0 800 800 800 800 8005 580 590 670 690 710

10 380 390 520 590 60015 80 100 380 480 49020 72 89 260 390 400

Hasil perhitungan Ln C dan Ln dH/dt

C Ln C Ln dh/dt

2,5 0,916291

3,594569

3,12 1,137833

3,57094

3,75 1,321756

3,295837

4,37 1,474763

3,020425

5 1,609438

2,995732

Hubungan antara Ln C dengan Ln dH/dT untuk ketinggian yang sama dan komposisi berbeda.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

100200300400500600700800900

t vs H

Series2Series4Series6Series8Series10

t (waktu)

H (k

eting

gian

)

Page 20: SEDIMENTASI Fharel

Hasil penentuan nilai β dan berdasarkan grafik.

-dH/dt = . CB

Y= 1,000x + 4,588

PERCOBAAN β

Ketinggian sama, komposisi beda tanpa penambahan flokulan

-1,000 4,588

Pada percobaan kedua menggunakan variasi konsentrasi dan ketinggian yang

sama,pada grafik kita dapat melihat bahwa ternyata perbedaan konsentrasi suatu campuran

mempengaruhi laju pengendapan sedimennya.Dimana,semakin besar konsentrasinya maka

laju pengendapan sedimennya semakin kecil,yang berarti waktu yang dibutuhkan untuk

sedimen mengendap semakin besar dan semakin rendah komposisi dari suatu campuran

sedimentasi maka akan mempunyai waktu yang lebih singkat pula untuk mengendapkan

seluruh partikel-partikel sedimentnya begitu pula apabila kita mempunyai campuran dengan

komposis sediment yang terlarut itu banyak maka akan memakan waktu yang lebih lama

pula.

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.72.6

2.8

3

3.2

3.4

3.6

3.8

f(x) = − 1.0008947069286 x + 4.5886726661185

Ln C vs Ln dh/dt

Ln C vs Ln dh/dtLinear (Ln C vs Ln dh/dt)

Ln C

Ln d

H/dT