sedatif hipnotik

13
SEDATIF HIPNOTIK I. Tujuan - Membedakan efek obat sedative dan hipnotik pada hewan coba - Mengetahui dan mengamati tanda-tanda overdosis golongan obat barbiturate - Mengetahui bergai instrument yang dapat digunakan untuk menguji efek sedative. II. DASAR TEORI Obat-obat penekan susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas. Obat tersebut mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau secara umum. Beberapa kelompok memperlihatkan seletivitas yang jelas seperti analgetik-antipiretik yang khusus mempengaruhi dan mengatur pusat pengatur suhu tubuh dan pusat nyeri tanpa pengaruh yang jelas terhadap pusat lain. Sebaliknya anestesi dan hipnotik sedatif merupakan penghambat SSP yang bersifat umum sehingga dosis yang melampaui selalu disertai koma. Obat yang efek utamanya terhadap SSP yaitu anestesi umum, hipnotik sedatif, psikofarmaka, antikonvulsi, pelemas otot yang bekerja sentral, analgetik antipiretik, analgesik narkotika dan perangsangan SSP. Obat yang mempengaruhi SSP lainnya antara lain amfetamin dan antihistamin. Obat-obat seperti hipnotik, sedatif dan anestesi memberikan perbedaan efek yang nyata. Anestesi merupakan obat yang dapat menyebabkan hilangnya rasa/pemati rasa. Anestesi dibedakan menjadi dua yaitu anestesi sistemik dan anestesi lokal. 1

Upload: arya-mahardika

Post on 10-Aug-2015

876 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEDATIF HIPNOTIK

SEDATIF HIPNOTIK

I. Tujuan

- Membedakan efek obat sedative dan hipnotik pada hewan coba

- Mengetahui dan mengamati tanda-tanda overdosis golongan obat barbiturate

- Mengetahui bergai instrument yang dapat digunakan untuk menguji efek

sedative.

II. DASAR TEORI

Obat-obat penekan susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas. Obat

tersebut mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau secara

umum. Beberapa kelompok memperlihatkan seletivitas yang jelas seperti analgetik-

antipiretik yang khusus mempengaruhi dan mengatur pusat pengatur suhu tubuh dan pusat

nyeri tanpa pengaruh yang jelas terhadap pusat lain. Sebaliknya anestesi dan hipnotik sedatif

merupakan penghambat SSP yang bersifat umum sehingga dosis yang melampaui selalu

disertai koma. Obat yang efek utamanya terhadap SSP yaitu anestesi umum, hipnotik sedatif,

psikofarmaka, antikonvulsi, pelemas otot yang bekerja sentral, analgetik antipiretik, analgesik

narkotika dan perangsangan SSP. Obat yang mempengaruhi SSP lainnya antara lain

amfetamin dan antihistamin.

Obat-obat seperti hipnotik, sedatif dan anestesi memberikan perbedaan efek yang nyata.

Anestesi merupakan obat yang dapat menyebabkan hilangnya rasa/pemati rasa. Anestesi

dibedakan menjadi dua yaitu anestesi sistemik dan anestesi lokal. Sedatif adalah obat tidur

yang dalam dosis lebih rendah dari terapi yang diberikan pada siang hari untuk tujuan

menenangkan. Sedatif termasuk ke dalam kelompok psikoleptika yang mencakup obat-obat

yang menekan atau menghambat sisem saraf pusat. Efek terbesar dari obat-obat sedasi adalah

hipnotik yaitu kehilangan kesadaran. Untuk obat-obat tertentu kenaikan dosis dapat

menyebabkan kenaikan efek menjadi hipnotik. Hipnotika merupakan obat penekan SSP yang

menyebabkan hilangnya kesadaran. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah

tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis. Hipnotik sedatif relatif

tidak selektif mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan kantuk atau tenang, menidurkan

hinga yang berat (kecuali benzodiazepin) menyebabkan hilangnya kesadaran, keadaan

anestesi, koma dan mati bergantung pada dosis. ( Ganiswara, 1995 )

Penggolongan obat yang bekerja dengan mekanisme penekanan sistem saraf pusat dilihat

berdaasrkan efek terapeutiknya adalah:

1

Page 2: SEDATIF HIPNOTIK

1. Depresan sistem saraf pusat umum

2. Rangsang sistem saraf pusat umum

3. Obat sistem saraf pusat selektif

( Bertram G.Katzung, 1998 )

Umumnya obat-obat penenang digunakan dalam keadaan insomia. Insomia dapat

disebabkan beberapa hal, sehingga untuk mengobatinya secara selektif perlu diketahui

penyebabnya. Penggunaan obat-obat penekan SSP pada keadaan insomia hanya perlu

diberikan pada insomia jangka pendek. Obat-obat penekan SSP antara lain golongan

barbiturat ( fenobarbital ), tumbuhan alam yang memiliki efek sedasi seperti akar Valerian.

Namun ada obat-obat non SSP yang mampu memberi efek seperti penekan SSP, sebagai

contohnya obat antihistamin.

Fenobarbital

Fenobarbital, merupakan hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak pahit.

Sebagai antikonvulsi, fenobarbital digunakan dalam penanganan seizure tonik-klonik (grand

mal) dan seizure parsial. Fenobarbital juga berkhasiat sebagai hipnotik sedasi tergantung

dosis yang diberikan.

Gambar 1. Struktur kimia Fenobarbital

III. Alat dan Bahan

Alat:

- Alat suntik 1 ml

- Jarum suntik no.27, ¾ - 1 inch.

- Activity Cage

- Hole Board

- Platform

- Rotarod

- Restainer

Bahan:

2

Page 3: SEDATIF HIPNOTIK

- Fenobarbital Na (Larutan 10%)

- Aquadest

-

IV. Cara Kerja

a. Rute Pemberian Obat Secara Intraperitoneal

Bahan dan Alat eksperimen:

Hewan percobaan : mencit putih, jantan

Obat yang diberikan : Fenobarbital Na 40 mg/kgBB (larutan 10 %)

Fenobarbital Na 80 mg/kgBB (larutan 10 %)

Alat yang diperlukan: alat suntik 1 ml, jarum suntik no.27, ¾ - 1 inch

Volume yang disuntikkan : 0,1 ml pada mencit jantan.

Prosedur:

- Mencit dipegang pada tengkuknya sedemikian sehingga posisi abdomen lebih

tinggi dari kepala.

- Larutan obat disuntikkan ke dalam abdomen bawah dari tikus disebelah garis

midsagital.

b. Perlakuan

Kelompo

k

Perlakuan Mencit Activity

cage

Hole

board

Platform Rotarod

I Kontrol 1 20’ 5’ - -

Kontrol 2 - - 20’ 3’

II F 40 3 20’ 5’ - -

III F 40 4 - - 20’ 3’

IV F 80 5 20’ 5’ - -

F 80 6 - - 20’ 3’

Keterangan : F40 = Fenobarbital Na 40 mg/kgBB (larutan 10 %)

F80 = Fenobarbital Na 80 mg/kgBB (larutan 10 %)

Suntikkan masing-masing dosis sesuai kelompok dalam tabel

1. Activity Cage

Letakkan mencit ke dalam Activity Cage segera setelah penyuntikan obat. Catat

jumlah aktifitas pada menit ke 5, 10, 15, 20. Masukkan data ke dalam tabel.

2. Hole Board

3

Page 4: SEDATIF HIPNOTIK

Setelah 20 menit berada di dalam activity cage, letakkan mencit di tengah hole board.

Hitunglah jumlah jengukan kepala mencit ke dalam lubang selama 5 menit. Masukkan data

ke dalam tabel.

3. Platform

Letakkan mencit pada platform segera setelah penyuntikan. Amati aktivitas, sikap

tubuh, jumlah jengukan/menit, kecepatan napas/menit pada menit ke 5, 10, 15 dan 20.

Masukkan dalam tabel.

4. Rotarod

Setelah di amati di platform selama 20 menit, letakkan mencit di atas rotarod. Catat

waktu jatuhnya mencit dari rotor. Masukkan data ke dalam tabel.

V. Hasil

Tabel Data Pengamatan Uji Aktivitas Barbiturat Pada Platform

Kelompok Jumlah jengukan Kecepatan napas (satuan/menit)

5’ 10’ 15’ 20’ 5’ 10’ 15’ 20’

Kontrol

F 40 32 12 27 12 760 1520 2280 3040

F 80 4 - - 16 780 1080 1560 1140

Kelompok Jenis Aktivitas Sikap Tubuh

5’ 10’ 15’ 20’ 5’ 10’ 15’ 20’

Kontrol Lari

seperti

aktif

aktif Lincah,

meneng

ok ke

pinggira

n plat

BAB,

lincah

Aktif

gerak

menjen

guk

- -

F 40 Gromin

g

Gromi

ng,

kepala

menga

dah

atas

BAB - - Ngesot,

diam

sejenak

normal Normal

F 80 Jalan Diam Diam, Jalan Tegak Miring- Miring Jalan

4

Page 5: SEDATIF HIPNOTIK

pelan,

diam

seperti

terseda

k

mata

sayu,

garuk,

tersedak

oleng normal miring

dan

tidur

dan

tidur

miring

dan

ngesot

Tabel Data Pengamatan Uji Aktivitas Barbiturat Pada Activity cage, Holeboard, dan Rotarod

Kelompo

k

Jumlah aktivitas pada

activity cage

Jumlah jengukan pada

holeboard selama 5

menit

Waktu jatuh mencit di

rotarod

5’ 10’ 15’ 20’

Kontrol 57 94 139 197 54 180 detik (tidak jatuh)

F 40 219 458 522 673 34 >3 menit

F 80 370 540 540 2 detik

VI. Pembahasan

Pemberian fenobarbital Na dengan dosis 40 mg/kgBB (larutan 10 %), memberika efek

sedative, sedangkan pemberian fenobarbital Na dengan dosis 80 mg/kgBB (larutan 10 %)

memberikan efek hipnotik, karena bisa dilihat dari jumlah jengukan mencit pada pemberian

fenobarbital Na dengan dosis 40 mg/kgBB lebih banyak dari pada jumlah jengukan pada

pemberian fenobarbital dengan dosis 80 mg/kgBB (larutan 10 %).

Pada kecepatan nafas mencit pemberian fenobarbital Na dengan dosis 40 mg/kgBB,

nafas nya lebih cepat dari pada pemberian fenobarbital dengan dosis 80 mg/kgBB (larutan 10

%), itu menunjukkan F 80 dapat menekan nafas dari mencit dari pada F 40, sehingga F 80

lebih bisa mempertahankan efek tidur atau hipnotik, karena nafasnya lebih pelan.

Jika dilihat dari jenis aktifitas pada mencit yang diberikan F40, aktifitasnya lebih aktif

dari pada mencit yang diberikan F80, pada pemberian dosis F80, aktifitasnya kebanyakan

diam. Ini menunjukkan pemberian dosis pada F80 memberikan efek hipnotik.

Jika dilihat dari sikap tubuh mencit pada pemberian dosis F40, sikap tubuhnya lebih

normal seperti terlihat lebih tenang, sedangkan pada pemberian dosisi F80, sikap tubuh

mencit seperti mengantuk, karena sikap tubuhnya miring-miring. Ini menunjukkan F40

memberikan efek sedative sedangkan dosis F80 memberikan efek hipnotik.

5

Page 6: SEDATIF HIPNOTIK

Jumlah aktifitas mencit pada activity cage, pemberian dosis F80, jumlah aktifitasnya

lebih banyak dari pada pemberian dosis F40, ini dikarenakan obat yang disuntikkan pada

mencit dengan dosis F80 kemungkinan tidak tepat, atau obatnya tidak masuk semua.

Jumlah jengukan mencit pada hole board selama 5 menit, pada control sebanyak 54,

sedangkan pada pemberian dosis F40 sebanyak 34, ini menunjukkan mencit lebih tenang

karena gerakannya berkurang, sehingga pemberian F40 dapat menunjukkan efek sedative.

Waktu jatuh mencit di rotarod pada control selama 180 detik mencit tidak jatuh,

sedangkan pada pemberian dosis F40 selama kurang dari 3 menit mencit sudah jatuh. Pada

pemberian dosis F80 selama 2 detik mencit sudah jatuh. Ini menunjukkan efek sedative pada

F40 dan efek hipnotik pada F80. Karena jika mencit lebih tenang maka waktu jatuhnya akan

lebih lama, sebab keseimbangan mencit lebih bagus, tetapi keseimbangan mencit pada dosis

F80 itu kurang, sebab mencit merasa mengantuk, sehingga mencit lebih cepat jatuh pada

dosis F80 dari pada F40.

TUGAS

Kurva dosis respons obat golongan minor tranquilizers.

Obat A

koma

anestesi

hipnotik Obat B

sedasi

Peningkatan dosis

A: peningkatan dosis mendepresi pusat pernafasan dan vasomotor di medula sampai

dengan koma à mati

Contoh : barbiturat dan alkohol à older sedative-hypnotics

B : peningkatan dosis mengarah pada keadaan anestesi umum

Contoh : benzodiazepine dan new drugs

6

Page 7: SEDATIF HIPNOTIK

Mekanisme Benzodiazepine

• Memperkuat inhibisi GABA-ergik pada seluruh tingkat neuraksis, termasuk spinal

cord, substansia nigra, cortex cerebelum dan serebrum

• Interaksi BZ-GABA à meningkatkan kejadian pembukaan kanal ion klorida

(meningkatkan afinitas reseptor terhadap GABA) à terjadi hiperpolarisasi membran

à penurunan firing-rate/kecepatan aktivasi neuron di otak à efek sedasi

Contoh obat golongan Benzodiazepine:

1. Short acting:

• - Alprazolam

• - Halazepam

• - Lorazepam

• - Oxazepam

• -Meprobamate

2. Long acting:

• - Klordiazepoxide

• - *Klorazepate (prodrug)

• - * Diazepam

- Prazepam

Cara kerja benzodiazepin adalah:

Potensiasi inhibisi neuron dengan asam γ-aminobutirat (GABA) sebagai mediator à

me ↑ potensial elektrik sepanjang membran sel dan sel menjadi sukar tereksitasi

Mekanisme kerja Barbiturat adalah:

• Memfasilitasi kerja GABA dengan cara meningkatkan durasi (lama) pembukaan

GABA gated channel

• Dosis ↑: bersifat GABA-mimetik, mengaktifkan kanal-kanal ion klorida secara

langsung

• Kerja kurang selektif à mendepresi neurotransmitter eksitatorik dan neurotransmisi

GABA

• Titik tangkap kerjanya banyak à dasar kemampuan untuk efek anestesi total

• Efek depresan pusat lebih kuat à batas keamanan sempit

Klasifikasi Barbiturat berdasarkan duration of action:

• Ultra short acting (2-4 jam) :

• Methohexital

• Thiopental

7

Page 8: SEDATIF HIPNOTIK

• Heksobarbital

• Short-intermediate :

• Amobarbital intermediate

• Butabarbital (3-6 jam)

• Pentobarbital short

• Secobarbital (3 jam)

• Long acting (6 jam) :

• Mephobarbital

• Metharbital

• Phenobarbital / luminal

• Barbital (veronal)

Metode-metode pengujian untuk menguji aktifitas obat-obat depresan.

a. Metode uji chimney test :

Mencit ditempatkan di dalam suatu silinder sepanjang 30 cm yang diberi tanda pada

ketinggian 30 cm dan diameter tabung 2,8 cm. Silinder ditegakkan dalam posisi vertikal dan

tikus akan berusaha memanjat dinding silinder. Pada mencit yang normal, mencit akan

memanjat sampai batas tanda dalam waktu 30 detik.

b. Metode depresan atau potensiasi narkose

Prinsip metode: dosis hipnotik yang relative kecil dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat

depresan yang diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang

dimanitestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit

control (Anonim, 1993).

Tanda-tanda depresi pernapasan pada pemberian fenobarbital dosis 80 mg/kgBB pada

mencit.

Tanda-tanda depresi pernapasannya dapat dilihat pada kecepatan napas (satuan/menit)

pengamatan pada platform, dimana kecepatan napas pada dosis F80 lebih lambat dari pada

pemberian dengan dosis F40, itu menunjukkan dosis F80 lebih memberikan efek hipnotik,

sedangkan F40 memberikan efek sedasi, karena saat tidur kecepatan napas akan lebih lambat

dari pada napas saat dalam keadaan tenang.

VII. Kesimpulan

8

Page 9: SEDATIF HIPNOTIK

Pemberian fenobarbital Na dengan dosis 40 mg/kgBB (larutan 10 %), memberika efek

sedative, sedangkan pemberian fenobarbital Na dengan dosis 80 mg/kgBB (larutan 10 %)

memberikan efek hipnotik.

Komentar: percobaan sedative – hipnotik pada mencit dengan dosis fenobarbital 40

mg/kgBB menurut saya efek sedative nya masih kurang, karena aktifitas pada mencit

masih banyak, sehingga dosis nya sebaiknya di naikkan sedikit menjadi 45-55

mg/kgBB, untuk menghasilkan efek sedative yang lebih kuat, sedangkan pemberian

dosis fenobarbital 80 mg/kgBB efek hipnotiknya sudah muncul, tetapi agak lama,

karena dalam percobaan mencit tertidurnya setelah pengujiannya selesai, namun

menurut saya itu sudah bagus, karena jika dosisnya di tambahkan bisa berbahaya bagi

mencit nya, sebab, golongan barbiturat seperti fenobarbital jika dosis nya berlebihan

dapat berakibat mendepresi pusat pernafasan dan vasomotor di medula sampai dengan

koma à mati.

Daftar Pustaka

- Bertram G.Katzung. 1998. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi VI. EGC :

Jakarta.

- Ganiswara,dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta : UIP

- Hadinoto I., E. Kuswono, A. Marlina, A. Setiawati, Uji efek sedative dari minyak

clary sage Salvia sclalarea, L pada mencit jantan secara olfactory aromatherapy,

Fakultas Farmasi Unika Widya Mandala Surabaya, hal 4.

- Anggraeni, A. S., 2008, Uji potensiasi efek hipnotik natrium thiopental oleh ekstrak

etanol 70% daun umyung (Gynura aurantiaca DC) pada mencit putih jantan galur

swiss Webster, Skripsi Sarjana Farmasi, Universitas muhammadiyah Surakarta, hal

15.

9