second nuclear age
TRANSCRIPT
SECOND NUCLEAR AGEEra Nuklir Kedua
Devindra Ramkas Oktaviano
Ilmu Hubungan Internasional - Universitas Riau - 2013
Pengkajian Strategi dan Keamanan Internasional
Pendahuluan
Isu nuklir dalam konteks keamanan lahir sejak bom Hiroshima dan Nagasaki 1945.
Isu nuklir menjadi karakter utama perang dingin.
Perang dingin berakhir, isu nuklir tidak berakhir.
Nuklir pasca perang dingin, era baru nuklir?
Lahirnya era nuklir baru seiring dengan dinamika hubungan internasional saat itu:
Bipolar menjadi multipolar
Kemunculan aktor dan jenis aktor baru
Global governance
etc
Istilah era nuklir baru tersebut kemudian dikenal sebagai second nuclear age.
defining Second Nuclear Age...
“Suatu era pasca Perang Dingin yang ditandai
kemunculan aktor-aktor baru yang memiliki kapabilitas
untuk memiliki dan menggunakan senjata nuklir sehingga
berkonsekuensi pada destabilisasi keamanan
internasional”
• Delpech (2002), menambahkan unsur kebangkitan Asia
dan kombinasi strategi deterrence – offensive –
defensive dalam mendefinisikan 2nd nuclear age.
SECOND NUCLEAR AGE
FIRST NUCLEAR AGE
Bipolar
Proliferasi vertikal
Pembatasan eskalasi
Hanya negara yang memiliki
senjata nuklir
Krisis prosedur dan mekanisme
menghindari “accidental launch”
Ada prosedur & mekanisme hindari “accidental launh”
Non-state actor berpeluang memiliki nuklir
Eskalasi dan first-use adalah pilihan
rasional.
Proliferasi horizontal
Multipolar
• Kapabilitas & kondisi negara mendukung
Modern State
• Punya senjata nuklir namun kondisi negara tak mendukung
Fractured State
• Tidak diakui kepemilikan senjata nuklirnya
Rogue State
• Bukan negara tapi punya peluang memiliki senjata nuklir
Non-state
Second Nuclear Age - actor classification
DETERRENCE IN THE SECOND NUCLEAR AGE
Deterrence: bentuk ancaman yang dari sebuah
kekuatan yang ditujukan kepada agresor potensial
dengan tujuan menunjukkan konsekuensi atau
probabilitas keberhasilan yang sangat rendah jika
agresor melakukan tindakan tertentu (Gerson, 2009).
Deterrence pada era nuklir kedua dihadapkan pada
ancaman yang tidak pasti dan lebih banyak
Persenjataan-persenjataan nuklir seperti pembom
strategis dan rudal balistik antar benua dipandang
sebagai jaminan penangkalan dan stabilitas keamanan.
Perjanjian non-proliferasi
Strategic Arms Reduction Treaty (START 1) tahun
1991.
START 2 tahun 1993.
Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT) tahun 1996.
Strategic Offensive Reduction Treaty (SORT) tahun
2002. Dikenal juga sebagai perjanjian Moskow.
Perjanjian Prague / START baru tahun 2010.
TERIMA KASIH
Many thanks for your contribution: Azhari Setiawan, Helvi Halim, Muslina, and Dian Andhini