sea edunet.rtf copy

55
Bab I Pengenalan SEA EduNet 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau besar dan kecil menyebabkan penyebaran pendidikan, baik akses maupun mutu pendidikan menjadi sulit dilaksanakan. Sehingga terjadi kesenjangan mutu dan penyebaran yang sebagian besar menumpuk di pulau Jawa dan di daerah yang dekat dengan kota-kota besar. Hal ini tidak dapat terus dibiarkan, karena pendidikan adalah suatu keharusan untuk dinikmati oleh seluruh bangsa. Banyak yang mengatakan, bahwa salah satu jalan keluarnya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi atau biasa disingkat dengan TIK. Namun, kembali lagi kondisi geografis menjadi halangan utama. Amat sulit untuk menggelar jaringan kabel ke seluruh wilayah Indonesia, karena kontur geografisnya yang cukup khas. Satu-satunya teknologi yang mampu menjangkau seluruh wilayah adalah dengan menggunakan teknologi satelit. Namun, hal ini masih belum dimaksimalkan sehingga biaya operasionalnya masih cukup besar. Teknologi yang saat ini sedang dijajaki oleh Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional), utamanya oleh institusi Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Distance Learning Centre (SEAMOLEC) adalah teknologi multicast, yang menggunakan perangkat parabola untuk downstream dan teresterial untuk upstream. Teknologi ini amat sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, yang bergunung-gunung dan masih sulit dijangkau secara merata dengan koneksi kabel. SEAMOLEC (Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre) yang memiliki tugas pokok untuk mengembangkan pendidikan terbuka dan jarak jauh di wilayah Asia Tenggara. Untuk dapat berhasil menjalankan tugasnya, SEAMOLEC tidak hanya memikirkan negara yang sudah maju secara teknologi maupun wilayah yang sudah dijangkau oleh TIK, melainkan harus

Upload: danieldwirahma

Post on 19-Jun-2015

320 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEA EduNet.rtf Copy

Bab I

Pengenalan SEA EduNet

1.1 Latar Belakang

Kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau besar dan kecil

menyebabkan penyebaran pendidikan, baik akses maupun mutu pendidikan menjadi sulit

dilaksanakan. Sehingga terjadi kesenjangan mutu dan penyebaran yang sebagian besar

menumpuk di pulau Jawa dan di daerah yang dekat dengan kota-kota besar. Hal ini tidak

dapat terus dibiarkan, karena pendidikan adalah suatu keharusan untuk dinikmati oleh

seluruh bangsa.

Banyak yang mengatakan, bahwa salah satu jalan keluarnya adalah dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi atau biasa disingkat dengan TIK.

Namun, kembali lagi kondisi geografis menjadi halangan utama. Amat sulit untuk

menggelar jaringan kabel ke seluruh wilayah Indonesia, karena kontur geografisnya yang

cukup khas. Satu-satunya teknologi yang mampu menjangkau seluruh wilayah adalah

dengan menggunakan teknologi satelit. Namun, hal ini masih belum dimaksimalkan

sehingga biaya operasionalnya masih cukup besar.

Teknologi yang saat ini sedang dijajaki oleh Depdiknas (Departemen Pendidikan

Nasional), utamanya oleh institusi Southeast Asian Ministers of Education

Organization Regional Open Distance Learning Centre (SEAMOLEC) adalah

teknologi multicast, yang menggunakan perangkat parabola untuk downstream dan

teresterial untuk upstream. Teknologi ini amat sesuai dengan kondisi geografis di

Indonesia, yang bergunung-gunung dan masih sulit dijangkau secara merata dengan

koneksi kabel.

SEAMOLEC (Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional

Open Learning Centre) yang memiliki tugas pokok untuk mengembangkan pendidikan

terbuka dan jarak jauh di wilayah Asia Tenggara. Untuk dapat berhasil menjalankan

tugasnya, SEAMOLEC tidak hanya memikirkan negara yang sudah maju secara

teknologi maupun wilayah yang sudah dijangkau oleh TIK, melainkan harus

Page 2: SEA EduNet.rtf Copy

memperhatikan seluruh negara di Asia Tenggara yang belum menjangkau teknologi

canggih dan fasilitas yg kurang memadai.

1.2 Pengertian SEA EduNet

Nama SEA EduNet diambil karena program ini mempunyai harapan untuk saling

berbagi materi pendidikan di antara negara-negara Asia Tenggara. Hal ini bertujuan agar

kualitas pendidikan di Indonesia tidak akan kalah dengan negara Asia Tenggara lainnya,

juga karena ruang lingkup kerja dari SEAMOLEC mencakup juga negara-negara lain di

Asia Tenggara.

SEA EduNet adalah sebuah sistem pengiriman data dengan memanfaatkan satelit

dan menggunakan metode Multicast yang digunakan untuk pendidikan jarak jauh. SEA

EduNet bisa juga disebut sebagai E – Learning (electronic learning), yaitu sistem

pembelajaran secara elektronik, dengan menggunakan media elektronik. Diantaranya:

internet, tv, file multimedia yang berupa suara, gambar, animasi dan video. Dengan SEA

EduNet seluruh informasi pembelajaran yang dibutuhkan oleh masyarakat di pelosok –

pelosok daerah dapat dengan mudah diperoleh tanpa harus online.

SEA EduNet dengan konsep Multicast (pengiriman secara bersamaan ke banyak

titik melalui komunikasi satu arah), jadi sebanyak apapun jumlah kliennya pengiriman

data dengan kecepatan tinggi dapat dilakukan. Tidak seperti internet, yang menggunakan

metode Unicast (sebuah metode pengiriman data dimana data dikirimkan pada satu lokasi

yang jelas , dan setiap lokasi yang menerima kemudian mengirimkan laporan penerimaan

kepada pengirim), pada metode ini semakin banyak klien dari sebuah jalur koneksi, maka

kecepatan masing-masing klien akan sama dengan kecepatan sumber (server) dibagi

jumlah klien, dengan kata lain semakin banyak klien maka kecepatannya semakin

berkurang. Hal ini akan sangat merepotkan dalam pengiriman data yang besar serta

dalam jumlah banyak ke banyak titik.

Page 3: SEA EduNet.rtf Copy

Berikut ini adalah penjelasan tentang metode pengiriman data diantaranya :

Di dalam sistem jaringan komputer, metode pengiriman paket data secara umum

dibedakan menjadi 4, yaitu Anycast, Unicast, Broadcast dan Multicast.

Anycast adalah sebuah metode pengiriman data dimana data

dikirimkan pada lokasi yang terdekat atau pada jalur (koneksi) terbaik yang dilihat oleh

sistem. Analoginya adalah, dalam sebuah kampanye, seseorang kandidat hendak

mengirimkan brosur partainya. Brosur ini kemudian diberikan kepada siapa saja yang

berada di dekatnya atau kebetulan melintas di depannya. Setiap satu waktu, hanya 1

brosur yang diberikan.

Unicast adalah sebuah metode pengiriman data dimana data

dikirimkan pada satu lokasi yang jelas , dan setiap lokasi yang menerima kemudian

mengirimkan laporan penerimaan kepada pengirim. Kualitas pengiriman data terjamin,

karena setiap kegagalan pengiriman akan diketahui oleh pengirim dan dapat melakukan

pengiriman ulang. Sistem inilah yang secara umum digunakan pada sistem jaringan

komputer saat ini. Analogi yang dapat digunakan sesuai kasus di atas adalah, brosur

partai dikirim dengan menggunakan jasa pengiriman tercatat kepada 1 alamat yang jelas.

Apabila paket diterima, maka tanda bukti penerimaan akan diberikan kepada pengirim,

sedangkan apabila paket tidak sampai, maka juga dilaporkan kepada pengirim.

Broadcast adalah sebuah metode pengiriman data, dimana data

dikirimkan ke banyak titik sekaligus, tanpa melakukan pengecekan apakah titik tersebut

siap atau tidak, atau tanpa memperhatikan apakah data itu sampai atau tidak. Salah satu

Page 4: SEA EduNet.rtf Copy

contoh penggunaan sistem ini adalah siaran televisi dan radio. Dimana stasiun siaran

melakukan siaran terus menerus tanpa mempedulikan apakah ada pesawat televisi

ataupun radio yang memonitor siaran tersebut. Analogi yang dapat digunakan adalah,

brosur partai dibagi-bagikan pada siapa saja yang lewat di sebuah jalan, tanpa

mempedulikan siapa penerimanya. Apakah sudah memiliki partai atau malah anggota

partai lain.

Konsep multicast hampir sama dengan broadcast, dimana data

dikirimkan kepada banyak titik sekaligus, namun perbedaannya adalah, titik tujuan

dikelompokkan berdasarkan group-group tertentu melalui alamat groupnya. Hal ini akan

mengakibatkan pengiriman menjadi lebih efektif dibandingkan broadcast namun dapat

diterima jauh lebih banyak dibandingkan sistem unicast. Analoginya adalah, brosur partai

dikirimkan secara besar-besaran kepada alamat tertentu yang merupakan target dari partai

langsung ke alamat mereka.

Gambar 1: Grafik Perbandingan Multicast dengan Unicast

Sistem SEA EduNet menggunakan konsep Multicast, dimana sistem pengiriman

data dilakukan secara bersamaan ke banyak titik (one to many) namun tetap

Page 5: SEA EduNet.rtf Copy

dikelompokkan ke dalam group tertentu. Hal ini akan mengakibatkan efisiensi

bandwidth, dimana dengan bandwidth kecil dapat dimanfaatkan ke banyak titik sekaligus.

Contoh nyata di dalam sistem yang berjalan saat ini adalah, apabila bandwidth Jardiknas

pada titik utama sebesar 1 Mbps dan ada 100 titik yang terhubung dengan sistem ini,

maka setiap titik akan memperoleh bandwidth 1 Mbps : 100 = 10 Kbps. Sedangkan,

apabila bandwidth SEA EduNet sebesar 1 Mbps dan dibagi ke 100 titik, maka setiap titik

yang ada tetap memperoleh Bandwidth 1 Mbps masing-masing. Jadi ukuran bandwith

tidak berkurang. Disinilah kelebihan dari Multicast.

Kelemahan multicast terletak pada jaminan pengiriman data. Karena tidak ada

pengecekan apakah data terkirim atau tidak, maka resiko tidak menerima data akan besar.

Misalnya sebuah data dikirim dari pusat ke daerah, namun di daerah tidak menghidupkan

perangkatnya, atau perangkat mengalami gangguan, maka data tersebut tidak akan pernah

sampai pada titik yang dituju. Disinilah pentingnya backup data di pusat, atau miror data,

sehingga apabila diinginkan pengiriman ulang atas permintaan daerah, dapat segera

dilakukan.

Gambar 2: Skema SEA EduNet

Page 6: SEA EduNet.rtf Copy

Dengan seluruh teknologi di atas, maka SEA EduNet dapat lebih fleksibel.

Apabila dalam satu daerah sama sekali tidak terjangkau dengan jaringan teresterial, maka

dapat menggunakan sistem multicast saja, sehingga dapat tetap menerima data walaupun

hanya satu arah. Namun, apabila di daerah tersebut telah tersedia jaringan teresterial, baik

melalui program Inherent ( jaringan yang menghubungkan seluruh universitas di

Indonesia), Jardiknas ( jaringan yang menghubungkan antar kabupaten kota ) atau ISP (

Internet Service Provider ) misalnya : Speedy, Fast Net, Im2, dsb. Maka protokol UDLR

(pengiriman data yang dilakukan melalui jaringan kabel (teresterial) dari lokasi, sehingga

sistem komunikasi yang dilakukan tidak satu arah lagi, melainkan menjadi dua arah)

dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Untuk menjalankan sistem SEA EduNet ini SEAMOLEC bekerja sama dengan

PT. Telkom, yaitu dengan memanfaatkan satelit Telkom 1 yang berada dalam ruang

lingkup SEAMOLEC, yaitu seluruh wilayah asia tenggara. Seluruh pengiriman data

dilakukan langsung dari SEAMOLEC melalui stasiun Bumi Cibinong kemudian akan

diterima oleh semua titik yang dituju.

Gambar 3 : Satelit Telkom 1

Page 7: SEA EduNet.rtf Copy

Gambar 4 : Stasiun Bumi Cibinong

Pada sisi klien atau penerima, perangkat yang dibutuhkan tidak terlalu sulit,

karena menggunakan perangkat yang sering digunakan oleh masyarakat.

Alat-alat tersebut adalah:

● 1 Unit Antena Parabola (Disarankan tipe Solid dengan ukuran Minimal 8 feet)

● 1 Set LNB (bisa menggunakan yang single saja)

● 1 Unit PC yang digunakan sebagai web server dan router (amat disarankan

memiliki media penyimpan/HDD yang besar, karena menjadi pusat penyimpanan

data

● 1 Unit Modem Satelit (DVB-S)

Page 8: SEA EduNet.rtf Copy

Gambar 5: Antena Parabola dan LNB yang di gunakan

Gambar 6 : Skema SEA EduNet pada sisi Penerima

Page 9: SEA EduNet.rtf Copy

1.3 Manfaat SEA EduNet

Secara umum, ada 4 manfaat dari SEA EduNet, yaitu:

1.3.1 Video Broadcasting

Adalah video yang dilewatkan melalui IP. Dipancarkan pada publik baik

melewati satelit, melalui kabel, dan melalui IP atau format radio analog.

Harus diakui bahwa kualitas guru dan dosen di Indonesia amat beragam. Mulai

yang terbaik hingga yang kurang baik, dan ini tersebar di seluruh Indonesia. Untuk

memperoleh hasil terbaik, maka dibutuhkan pembelajaran yang diberikan oleh orang-

orang terbaik di bidangnya. Sayang orang-orang seperti ini amat sedikit. Nah, dengan

SEA EduNet, guru-guru dan dosen-dosen terbaik ini kemudian direkam saat memberikan

materi pelajaran di kelas yang kemudian ditayangkan melalui sistem ini.

Dengan penjadwalan yang teratur, tayangan ini dapat diberikan di dalam kelas

dan dibahas bersama antara guru dan murid. Karena menggunakan sistem Multicast dan

berbasis IP, maka tayangan dapat dinikmati langsung pada komputer di seluruh kelas

ataupun di laboratorium.

Gambar 7 : Skema dalam ruang kelas menggunakan SEA EduNet

Page 10: SEA EduNet.rtf Copy

1.3.2 Vicon Broadcasting

Saat ini pelaksanaan konferensi video sudah menjadi hal yang umum

dilaksanakan. Salah satu contohnya adalah pembahasan sengketa KPU oleh MA dengan

berbagai daerah. Nah, bagaimana konferensi video ini dapat dilihat dan dinikmati juga

oleh titik-titik lain di seluruh Indonesia ? Utamanya di perguruan tinggi yang memiliki

fakultas hukum atau sekolah menengah yang hendak mempelajari sistem peradilan di

Indonesia namun tidak memiliki koneksi internet sama sekali ?

Dengan SEA EduNet, maka pelaksanaan konferensi video ini dapat dibroadcast

langsung melalui sistem satelit sehingga seluruh titik dapat menerima siaran yang terjadi

saat itu juga. Memang keterbatasan sistem ini, karena menggunakan sistem multicast,

maka tidak dapat dilakukan komunikasi dia arah. Namun, sudah amat mencukupi untuk

memenuhi aspek ilmu pengetahuan untuk kegiatan tersebut. Manfaat lain dari sistem ini

adalah dapat menyebarkan seminar-seminar, baik nasional maupun internasional, secara

online dan langsung saat itu juga, sehingga informasi dan pengetahuan juga dapat disebar

secara lebih luas.

1.3.3 Data Broadcasting/FTP Mirror

Adalah sebuah fakta yang dihubungkan dengan kata – kata, symbol, objek, situasi

maupun kondisi serta informasi yang disajikan dalam bentuk digital melalui sinyal yang

dikirim ke berbagai lokasi baik melaui satelit, radio (audio) , televisi (audio visual)

maupun komunikasi data pada jaringan.

Saat ini sudah banyak konten-konten pembelajaran yang berbasis e-book maupun

berbasis multimedia, salah satu contohnya adalah Buku Sekolah Elektronik(BSE).

Namun, untuk menyebarkan materi-materi ini masih dihadapkan pada beberapa kendala,

salah satunya adalah kendala pengiriman ke lokasi yang dituju. Apabila menggunakan

media CD atau Flashdisk, maka akan terkendala dengan limitasi dari penyimpanan

media, belum lagi apabila terjadi perubahan data atau pembaruan data. Apabila

menggunakan koneksi internet, maka akan dibatasi oleh besarnya bandwidth yang

dibutuhkan untuk mengirim seluruh data tersebut.

Dengan sistem SEA EduNet, maka seluruh data, baik video pembelajaran, materi

multimedia, maupun e-book dapat dikirimkan langsung ke titik yang dituju tanpa harus

terhubung dengan internet. Pengiriman dilaksanakan langsung dari SEAMOLEC melalui

Page 11: SEA EduNet.rtf Copy

NOC di Stasiun Bumi Cibinong dan akan diterima oleh seluruh titik. Kemudian, seluruh

titik dapat menghubungkan perangkat Modem Satelit Multicast masing-masing ke

File/Web Server sehingga dapat diakses melalui jaringan lokal.

1.3.4 TV Satellite Broadcasting

Inilah yang membedakan sistem ini dibandingkan perangkat lain. Dengan

menggabungkan antara data dengan siaran TV, maka sistem ini juga dapat menjadi alat

hiburan sekaligus pembelajaran. Cukup dengan berlangganan kepada penyedia layanan

TV Satelit, maka alat ini juga dapat menerima siaran-siaran TV sesuai layanan yang

ditawarkan.

Namun, khusus untuk sistem SEA EduNet, kami sudah menyiapkan paket

khusus edukasi, dimana selain konsep pengeiriman video dan data yang diberikan kepada

pelanggan, siara televisi yang ditayangkan juga dibatasi hanya kepada siaran televisi

penunjang belajar, seperti National Geographic, Discovery Channel, Animal Planet, TV

Edukasi, dan siaran lainnya. Sehingga dapat membantu mengurangi kekhawatiran orang

tua terhadap tontonan anak-anak mereka di rumah.

Dengan fungsi ini, maka SEA EduNet tidak hanya dapat dipasang pada institusi

pendidikan, namun juga dapat dipasang pada rumah-rumah penduduk.

Page 12: SEA EduNet.rtf Copy
Page 13: SEA EduNet.rtf Copy

Bab II

Pointing Parabola SEA EduNet

2.1 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan Pointing parabola, diantaranya

adalah:

2.1.1 Bahan yang digunakan

Antena Parabola

o Ukuran Antena Parabola yang direkomendasikan adalah:

6 Feet jenis Solid

9 Feet atau lebih besar jenis Mesh

o LNBF (Low Noise Block Fedhorn) atau sering disebut LNB yang

digunakan adalah LNB C-BAND

Modem Digibox

Kabel

o Menggunakan jenis RG 6 U atau kabel coaxial high quality (minimal

kabel antena TV)

Konektor

o BNC 2 unit

2.1.2 Alat yang dibutuhkan

Angle meter

Kompas (optional kalau udah ada GPS dengan magnetik kompas)

Tools kunci Set

Kunci Inggris

Tang Lancip

Tang Kombinasi

Page 14: SEA EduNet.rtf Copy

Toolsheet

2.2 Perakitan parabola

1. Persiapkan parabola yang akan dirakit

2. Rakit piringan parabola dengan cara mengklem bagian – bagian piringan yang

erpisah dengan baut dan toolkit yang telah disiapkan.

3. Rakit mountingbar lalu hubungkan ke piringan parabola.

Page 15: SEA EduNet.rtf Copy

4. Kemudian hubungkan piringan parabola yang sudah terpasang mountingbar ke

rangka penyangga arah

.

5. Lalu hubungkan rangka penyangga arah yg telah terpasang mountingbar tersebut

ke kaki/tiang parabola.

6. Setelah selesai dan sudah terbentuk sempurna, parabola siap untuk di set/di

pointing.

Page 16: SEA EduNet.rtf Copy

2.3 Langkah – langkah melakukan Pointing Parabola

1. Persiapkan kelengkapan bahan - bahan yang dibutuhkan seperti: modem digibox,

televisi, komputer server, kabel UTP modem, Kabel Coax dari modem. Kemudian

alat – alat seperti: Angle meter, kompas, toolkit.

2. Hubungkan Kabel UTP ke modem/digibox dan Kabel Coax ke LNB parabola.

3. Pastikan posisi parabola tegak lurus terhadap tanah.

4. Kemudian arahkan LNB 00 ke arah barat.

Page 17: SEA EduNet.rtf Copy

5. Pastikan parabola menghadap utara dengan sudut 180o bujur timur.

6. Pengukuran menggunakan Angle meter. Tempelkan Angle meter pada rangka

penyangga parabola, dengan ketentuan jarum harus berada tepat pada sudut 1800.

7. Lalu aturlah kemiringan piringan parabola dengan cara mengarahkan piringan ke

arah yang tepat, kemudian tentukan sudut elevasi (kemiringan vertikal) dan

azimuth (kemiringan horizontal). Contoh : untuk wilayah Ambon, pada Angle

meter, jarum akan menunjukkan sudut elevasi= 65.90, dan Azimuth= -79.47

8. Apabila sudut elevasi dan azimuth sudah sesuai, kemudian amati monitor

komputer /televisi, yang telah terhubung dengan digibox. Kemudian lihatlah SQF

Page 18: SEA EduNet.rtf Copy

pada monitor, SQF harus menunjukkan angka minimal 80% dan maksimal 100%

untuk mendapatkan visual/gambar yang tidak terputus - putus. Lalu BER harus

menunjukkan angka 0 agar gambar yang dihasilkan halus dan tidak bergetar.

9. Jika sudah mendapatkan gambar yang jelas, maka langkah selanjutnya adalah

menghubungkan parabola ke server melalui digiserver.

Page 19: SEA EduNet.rtf Copy

Bab III

Pengenalan DigiBox

3.1 Pengertian DigiBox

DigiBox adalah sebuah modem receiver set up to box yang berguna untuk

menerima data dari sistem multicast SEAEduNet.

3.2 Kelebihan Dari DigiBox:

1. Support LAN (Local Area Network)

2. Mendukung hard disk tambahan

3. Enkripsi frekuensi dengan kartu irdeto.

4. GNU/Linux OS

3.3 Konfigurasi DigiBox

1. Pada dasarnya DigiBox sudah dibuat seotomatis mungkin. Sehingga pengguna

DigiBox dapat menggunakan dengan user friendly (tidak perlu melakukan

konfigurasi).

2. Dapat dioperasikan melalui web based.

3.4 QC (Quality Control) DigiBox

Pada dasarnya DigiBox sudah teruji coba dan memenuhi QC. Perangkat yang ada

dalam dus DigiBox adalah:

Modem DigiBox

Charger DigiBox

Kabel S-Video/Audio

Remote (include battery)

Manual DigiBox

Page 20: SEA EduNet.rtf Copy

3.5 Software Multicast DigiBox

Smcroute, yaitu sebagai multicast routing yang berguna untuk meneruskan paket

data dari LNB in pada DigiBox ke Ethernet DigiBox yang terhubung ke Server Multicast.

Secara Detail Smcroute dapat di konfigurasikan :

Smcroute dapat dikonfigurasi ulang, jika terdapat informasi dari pusat.

Jika mendapat informasi untuk smcroute terbaru, maka dapat mengedit pada

lokasi file :

– [root@digibox~]# vi /etc/init.d/dvbnet

3.6 Data Yang Diterima DigiBox

Data yang diterima oleh DigiBox bisa dalam bentuk Video, Audio, maupun

Data.

Penerimaan dan pengiriman data menggunakan protokol UDP.

Data diteruskan dan disimpan kedalam Server Multicast.

3.7 Default konfigurasi pada DigiBox :

Secara default, DigiBox mempunyai konfigurasi seperti berikut.

IP Address: 192.168.1.254

User: root

Password: rahasia1234

Akses: Telnet, Web, FTP

3.8 Akses ke DigiBox :

Secara default pengguna dapat mengakses DigiBox, melalui:

Page 21: SEA EduNet.rtf Copy

Web Based

– http://192.168.1.254

Telnet

– [root@digiserver ~]# telnet 192.168.1.254

– Trying 192.168.1.254

– Connected to 192.168.1.254

3.9 Skema Penerima Seaedunet :

Page 22: SEA EduNet.rtf Copy

Bab IV

Pengenalan DigiServer

4.1 Pengertian DigiServer

DigiServer adalah sebuah operating sistem yang dibuat sebagai media Tempat

penyimpanan data-data dari sistem Multicast SEA EDUNET Diremaster dari Centos 5.3

(Linux)

4.2 Spesifikasi / kebutuhan computer Digiserver :

HardDisk, minimal 80 GB

Ethernet, minimal memiliki 2 buah (merk: d-link, realtek) yang terpenting adalah

bisa dibaca oleh system operasi GNU/linux.

Memory minimal 1 GB

Persiapkan CD Installer DigiServer sesuai jenjang. Sebagai contoh, jika pengguna ingin menginstall Server untuk sekolah SMP, maka sekolah tersebut dapat menggunakan CD Installer DigiServer jenjang SMP, dan sebaliknya.

CD Installer DigiServer dapat anda unduh di http://repo.seamolec.org/

Pastikan hardDisk yang akan diinstall sudah kosong. Jika hard disk yang akan diinstall masih mempunyai operating system, maka pengguna dapat menggunakan bantuan CD Windows untuk menghapus partisi terlebih dahulu atau dapat menggunakan bantuan lainnya agar partisi dalam hard disk yang akan diinstall menjadi kosong (tidak ada partisi sama sekali).

Page 23: SEA EduNet.rtf Copy

4.2 Installasi DigiServer

Berikut ini adalah langkah – langkah menginstal DigiServer :

1. Perlu diperhatikan untuk menginstall DigiServer, karena installasi DigiServer menggunakan kickstart, maka pengguna diharapkan untuk menyesuaikan sesuai dengan hard disk masing-masing.

2. Jika hard disk pengguna menggunakan ATA (IDE) maka dapat mengunakan CD Installasi kategori hda (biasanya digunakan pd linux) .

3. Jika hard disk pengguna menggunakan SATA (SCSI) maka dapat menggunakan CD Installasi kategori sda.

Tabulasi Digiserver

No Kategori Jenjang DigiServer HDA DigiServer SDA

DigiServer

1 SD digiserver-0.1.sd-hda-i386 digiserver-0.1.sd-sda-i386

2 SMP digiserver-0.1.smp-hda-i386 digiserver-0.1.smp-sda-i386

3 SMA digiserver-0.1.sma-hda-i386 digiserver-0.1.sma-sda-i386

4 SMK digiserver-0.1.smk-hda-i386 digiserver-0.1.smk-sda-i386

5 Politeknik digiserver-0.1.politeknik-hda-i386 digiserver-0.1.politeknik-sda-i386

6 Universitas digiserver-0.1.universitas-hda-i386 digiserver-0.1.universitas-sda-i386

7 Umum digiserver-0.1.umum-hda-i386 digiserver-0.1.umum-sda-i386

4. Setting boot computer yang akan diinstall menjadi CD ROOM, karena untuk installasi akan menggunakan boot dengan CD Drive.

5. Masukkan CD Installasi DigiServer ke dalam CD Drive Komputer. Ketika CD DigiServer sudah dimasukkan, maka Server akan booting. Kemudian tampil seperti gambar dibawah ini, tekan ENTER, maka secara system utama, akan menginstall dengan otomatis.

Page 24: SEA EduNet.rtf Copy

.

Gambar 1: Booting DigiServer

6. Tunggu hingga proses installasi selesai, lihat gambar berikut.

Gambar 2: Proses instalasi DigiServer

Page 25: SEA EduNet.rtf Copy

7. Setelah proses installasi DigiServer sudah selesai, dan akan tampil seperti gambar berikut, maka tekan Enter untuk merestart computer pengguna.

Gambar 3: Instalasi DigiServer selesai

4.3 Penggunaan DigiServer Setelah Installasi

4.3.1 Menghubungkan DigiServer dengan DigiBox.

1. Untuk menghubungkan DigiServer dan DigiBox, pengguna dapat menggunakan kabel crossover cable. Tetapi jika Ethernet pada Server (computer) yang sudah terinstall mempunyai auto Ethernet, maka dapat menggunakan straight cable.

2. Hubungkan perangkat Digibox dengan DigiServer seperti gambar berikut ini.

Page 26: SEA EduNet.rtf Copy

Gambar 4: Menghubungkan DigiServer dengan DigiBox

3. Eth0 yang dimaksud pada gambar adalah Ethernet0 pada DigiServer dan sedangkan untuk Eth1 adalah Ethernet1.

4. Pastikan semua Ethernet Terhubung seperti gambar tersebut.

5. Setelah terhubung dalam satu jaringan sesuai gambar tersebut, maka pengguna dapat menyalakan Komputer (Server) yang sudah terinstall DigiServer.

6. Pada saat menyalakan DigiServer akan tampil seperti proses berikut ini.

Page 27: SEA EduNet.rtf Copy

7. Setelah selesai proses booting maka akan tampil seperti gambar berikut.

8. Jika tampil seperti gambar diatas, pengguna tidak perlu khawatir. Karena proses tersebut bukan proses error pada server tetapi proses yang digunakan untuk menerima data. Karena DigiServer dibuat seotomatis mungkin agar pengguna tidak perlu menyalakan service-service tersebut.

9. Setelah itu akan muncul seperti gambar berikut.

10. Pengguna tidak perlu khawatis dengan munculnya proses pada Server (DigiServer) pengguna. Proses tersebut bukan error dari DigiServer, namun proses tersebut adalah proses routing multicast. Dimana routing tersebut berfungsi

Page 28: SEA EduNet.rtf Copy

untuk meneruskan paket dari Server ke client-client yang terkonek dengan DigiServer.

11. Jika proses Starting multicast routing… berulang-ulang terjadi (berkelanjutan) pada saat menyalakan Server (DigiServer). Hal itu dikarenakan Ethernet pada DigiServer masih ada yang belum terhubung ke DigiBox, ataupun ke Client Komputer (jaringan). Maka dari Komputer yang sudah terhubung ke DigiServer seharusnya dihubungkan ke DigiBox dan client atau jaringan local pengguna.

12. Kemudian login ke tty1 (terminal 1) pada Server (DigiServer) dengan menekan tombol Ctrl+Alt+F2 pada keyboard pengguna. Setelah tampil tampilan login, ketikkan user root dan password rahasia. Karena secara default user dan password DigiServer sudah terkonfigurasi.

13. Kemudian nyalakan konfigurasi untuk database dan moodle SEAEduNet dengan cara mengetikkan: ./startmoodle

[root@digiserver ~]# ./startmoodle

Keterangan: ketikkan .(titik) kemudian / (tanda slash) dan startmoodle.

14. Proses menyalakan konfigurasi startmoodle hanya dilakukan 1 kali sesudah proses installasi DigiServer. Jika sudah menyalakan proses startmoodle, diharapkan pengguna tidak menyalakan proses itu kembali.

4.3.2 Cek Koneksi Antara DigiServer dan DigiBox

1. Setelah pengguna menghubungkan DigiServer dan DigiBox kemudian dengan computer client. Pastikan bahwa DigiServer dapat terkoneksi terhadap perangkat DigiBox dan Komputer client.

2. Login ke dalam DigiServer dengan mengetikkan user root dan password rahasia.

3. Ketikkan ifconfig eth0 dan ifconfig eth1 pada tty1 (terminal1) seperti gambar berikut ini:

Page 29: SEA EduNet.rtf Copy

4. Ifconfig adalah untuk melihat IP Address yang ada pada Server yangmenggunakan operating system linux.

5. Ifconfig eth0 adalah untuk melihat IP Address Ethernet 0 pada Server (DigiServer).

6. Pastikan bahwa IP Address pada eth0 (Ethernet 0) adalah 192.168.1.1

7. Ifconfig eth1 adalah untuk melihat IP Address Ethernet 0 pada Server(DigiServer).

8. Pastikan bahwa IP Address pada eth1 (Ethernet 1) adalah 10.17.1.1

9. Secara default system DigiServer sudah mengkonfigurasi IP Adress pada eth0 192.168.1.1 sedangkan pada eth1 10.17.1.1.

10. Lakukan ping ke perangkat DigiBox untuk melihat koneksi antara DigiServer dengan DigiBox.

11. Ketikkan ping 192.168.1.254 pada terminal Server (DigiServer). Lihat gambar berikut.

Page 30: SEA EduNet.rtf Copy

12. Jika hasil dari ping seperti gambar tersebut, maka pengguna sudah dapat terkoneksi dengan DigiBox, dan sebaliknya jika hasil dari ping tidak ada replydari DigiBox, maka Server (DigiServer) pengguna belum terhubung dengan perangkat DigiBox.

13. Setting IP Address computer client dengan menggunakan dhcp. Karena secara system utama DigiServer sudah terkonfigurasi dengan DHCP Server dan DNSServer.

14. Ping IP 10.17.1.1 dari computer client pengguna. Jika hasil dari ping tersebut reply, maka pengguna sudah terhubung dengan Server DigiServer. Dan sebaliknya jika hasil tersebut tidak reply, maka pengguna belum terhubung ke Server DigiServer.

Page 31: SEA EduNet.rtf Copy

4.3.3 Cek Script Penerimaan Data

1. Setelah pengguna sudah memastikan Server (DigiServer), DigiBox, serta Komputer Client terhubung, maka pengguna dapat melakukan cek script untuk penerimaan data.

2. Login ke dalam DigiServer dengan mengetikkan user root dan password rahasia.

3. Ketikkan ps – ax | grep terima pada tty1 (terminal1) seperti gambar berikut ini.

4. Ps – ax adalah command line untuk melihat proses-proses yang sedang berjalan.

5. Untuk terima-data tergantung pada masing-masing kategori. Jika pada saat installasi pengguna menggunakan kategori SMP, maka yang akan tampil adalah terima-data-sd, terima-data-moodle, terima-data-visibel, dan sebaliknya.

6. Sistem penerimaan data dilakukan dengan otomatis. Sehingga pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi ataupun menyalakan service pada Server (DigiServer).

7. Pengiriman data dilakukan oleh pusat (SEAMOLEC).

8. Server (DigiServer) bertugas untuk menerima data-data yang dikirim melalui jaringan SEA EduNet.

Page 32: SEA EduNet.rtf Copy

Bab V

Penerimaan Data SEA EduNet dengan DigiServer

5.1 Melihat data yang sudah masuk di dalam Server (DigiServer)

a. Untuk melihat data yang sudah masuk ke dalam Server (DigiServer), pengguna dapat mengakses melalui computer client yang terhubung dengan Server (DigiServer).

b. Pastikan computer client sudah terhubung dengan Server (DigiServer).

c. Gunakan ping untuk cek koneksi antara computer client dengan Server (DigiServer). Ping 10.17.1.1

d. Jika hasil ping tersebut reply maka pengguna dapat mengakses http://digiserver.seaedunet.local dari computer client yang terhubung ke DigiServer. Lihat gambar berikut :

e. Klik pada folder data, kemudian pilih data yang pengguna inginkan.

Page 33: SEA EduNet.rtf Copy

f. Folder visibel adalah tempat untuk menerima data dari SIAP Visibel (http://visibel.siap-online.com)

g. Folder backupmoodle adalah tempat untuk menerima data dari Elearning SEAEduNet (http://elearning.seamolec.org)

5.2 Management DigiServer Dengan Webmin

5.2.1 Login ke webmin DigiServer

a. Untuk login ke webmin DigiServer, pengguna dapat mengakses menggunakan computer client yang terhubung dengan DigiServer.

b. Ketikkan alamat berikut pada browser pengguna. http://digiserver.seaedunet.local:10000

c. Kemudian akan tampil seperti gambar berikut:

d. Ketikkan Username root dan Password rahasia, karena DigiServer sudah mempunyai konfigurasi secara system utama menggunakan user dan password tersebut.

Page 34: SEA EduNet.rtf Copy

e. Kemudian klik Login.

f. Jika pengguna sudah dapat mengkases ke dalam webmin DigiServer, maka akan tampil seperti gambar berikut ini:

5.2.2 Mengganti Password Login webmin DigiServer

a. Setelah pengguna berhasil login kedalam webmin DigiServer, pengguna juga dapat untuk mengubah password yang sudah terkonfigurasi.

b. Pilih Menu Webmin, kemudian pilih menu Webmin Users, kemudian click root. Lihat gambar berikut:

Page 35: SEA EduNet.rtf Copy

c. Setelah pengguna mengklik root, maka akan tampil seperti gambar berikut:

d. Ubah posisi Password yang awalnya Don’t chane ke Set to.

e. Kemudian ketikkan password yang ingin pengguna masukkan.

f. Setelah itu klik save.

g. Jika sudah selesai, pengguna dapat logout dari system webmin dengan mengklik Logout pada bagian menu. Lihat gambar berikut:

h. Setelah klik Logout, login kembali dengan menggunakan user ”root” dan password “password yang sudah pengguna ubah”. Maka pengguna dapat masuk ke dalam system webmin dengan password baru tersebut.

Page 36: SEA EduNet.rtf Copy

5.2.3 Mengubah Range DHCP Server DigiServer

a. Untuk mengubah DHCP server pada digiserver pengguna dapat menggunakan webmin.

b. Login ke webmin, kemudian pilih menu Server -> DNSMasq integrated DNS & DHCP servers.

c. Setelah itu pilih menu Configure DHCP pada bagian bawah. Lihat gambar berikut:

d. Kemudian pilih DHCP IP address ranges, dan klik pada bagian IP address default yaitu 10.17.1.1. Lihat gambar berikut:

Page 37: SEA EduNet.rtf Copy

e. Setelah klik 10.17.1.10 maka akan tampil seperti gambar berikut:

Keterangan:

From IP address adalah IP Address yang pertama saat DHCP Server dibroadcast ke jaringan pengguna.

To IP address adalah IP Address terakhir yang dibroadcast oleh DHCP Server ke jaringan pengguna.

f. Isikan pada form Edit DHCP range dengan ketentuan berikut:

From IP address: Isikan sesuai kebutuhan pengguna

To IP address: Isikan sesuai dengan form yang berada di Form IP address

Untuk Form yang lainnya, hiraukan saja dan tidak perlu diubah kembali.

g. Contoh kita ingin mengubah range dari IP address 10.17.1.50 hingga 10.17.1.70. Maka isikan kedalam form:

From IP address: 10.17.1.50

To IP address: 10.17.1.70

h. Setelah itu klik Save untuk menyimpan konfigurasi.

i. Kemudian cek pada bagian DHCP IP address range, apakah lan01 yang tadinya diubah sudah terupdate oleh webmin. Lihat gambar berikut:

Page 38: SEA EduNet.rtf Copy

j. Jika pada bagian lan01 From IP address sudah menjadi 10.17.1.50 dan To IP address sudah menjadi 10.17.1.70 maka DHCP range ip address pada DigiServer pengguna sudah tergantikan.

k. Restart service dnsmasq dengan memilih menu System -> Boot and Shutdown pada menu webmin. Kemudian klik dnsmasq. Lihat gambar berikut:

l. Kemudian akan tampil seperti gambar berikut:

Page 39: SEA EduNet.rtf Copy

m. Klik pada menu Restart Now untuk merestart DHCP server pada DigiServer pengguna.

n. Maka akan tampil seperti berikut:

Executing /etc/rc.d/init.d/dnsmasq restart ..

Shutting down dnsmasq: [ OK ]Starting dnsmasq: [ OK ]

o. Jika pada saat starting dnsmasq OK maka konfigurasi DHCP Server pada DigiServer pengguna telah sukses. Tetapi jika hasil tersebut FAILED, maka terdapat kesalahan pada konfigurasi DHCP Server pada DigiServer pengguna.

Page 40: SEA EduNet.rtf Copy

Bab VI

Moodle E-Learning SEA Edunet

6.1 Login ke moodle DigiServer

a. Untuk login ke moodle DigiServer, pengguna dapat mengakses menggunakan computer client yang terhubung dengan DigiServer.

b. Ketikkan alamat berikut pada browser pengguna. http://moodle.digiserver.seaedunet.local

c. Kemudian akan tampil seperti gambar berikut:

d. Klik Login pada bagian atas sebelah kanan, untuk masuk ke halaman administrator moodle di DigiServer.

e. Setelah klik Login maka akan tampil seperti gambar berikut.

Page 41: SEA EduNet.rtf Copy

f. Ketikkan user admin dan password rahasia. Secara system utama, DigiServer sudah terkonfigurasi menggunakan user dan password tersebut.

g. Setelah pengguna berhasil login kedalam moodle DigiServer, maka akan tampil seperti gambar berikut ini:

6.2 Mengubah password user admin pada moodle

a. Setelah pengguna berhasil login kedalam moodle DigiServer, pengguna juga dapat untuk mengubah password yang sudah terkonfigurasi.

b. Klik User Admin User, pada bagian kanan atas moodle. Lihat gambar berikut:

Page 42: SEA EduNet.rtf Copy

c. Jika pengguna sudah mengklik Admin User, maka akan tampil seperti gambar berikut:

d. Klik Change password untuk mengganti password default menjadi password yang pengguna inginkan.

e. Jika pengguna sudah mengklik Change password, maka akan tampil seperti gambar berikut:

f. Isikan masing-masing field dengan ketentuan sebagai berikut:

Current Password adalah password lama atau password saat ini (rahasia).

New Password adalah password baru yang akan menggantikan password lama maupun password default.

New Password (again) adalah password harus dimasukkan ke dalam form new password dengan password yang sama.

Page 43: SEA EduNet.rtf Copy

g. Setelah itu klik Save changes. Maka akan tampil seperti gambar berikut:

h. Klik Continue untuk melanjutkan. Jika sudah selesai, hal tersebut menunjukkan bahwa password untuk mengakses ke moodle DigiServer sudah tergantikan dengan passoword yang telah diubah. Kemudian pengguna dapat mencoba untuk logout dari moodle, dan mengakses moodle SEAEduNet kembali dengan user password yang sudah diubah oleh pengguna.

Page 44: SEA EduNet.rtf Copy

Bab VII

Management DigiServer dan DigiBox.

7.1 Ketentuan Sebelum Mengubah IP Address DigiServer dan DigiBox

a. Sebelum pengguna mengubah IP Address pada DigiServer dan DigiBox, berikut ketentuan-ketentuan jika IP Address pada DigiServer dan DigiBox akan diubah.

b. Jika IP Eth0 dirubah tetapi Ethernet tersebut tetap sebagai Ethernet yang terhubung ke DigiBox, maka pengguna tidak perlu mengubah script penerima data. Tetapi jika pengguna mengubah kondisi Ethernet yang terhubung ke DigiBox bukan Eth0, maka pengguna harus menyesuaikan script penerima data dari system SEAEduNet sesuai dengan Ethernet yang digunakan untuk menghubungkan ke DigiBox. Letak dari file berikut berada pada directory /root/terima-data-[script yang ada].

c. Jika pengguna mengubah IP Address pada DigiBox maka pengguna juga harus mengubah ip static-rps pada konfigurasi xorp sesuai dengan ip address pada DigiBox. Letak dari file berikut berada pada directory /etc/xorp/myconfig.boot

d. Contoh, Ethernet yang digunakan untuk terhubung ke DigiBox adalah eth0, dan yang terhubung ke Client (jaringan pengguna) adalah Eth2. Jika pengguna mengubah interface Ethernet pada DigiServer, dalam artian interface yang digunakan adalah selain eth0 dan eth1. Maka pengguna juga harus menyesuaikan konfigurasi pada xorp. Letak dari file berikut berada pada directory /etc/xorp/myconfig.boot

e. Jika pengguna mengubah IP Address default 10.17.1.1 menjadi x.x.x.x (sesuai dengan pengguna). Maka yang harus disesuaikan oleh pengguna adalah:

Konfigurasi hosts DigiServer. Letak file berikut berada pada directory /etc/hosts

Konfigurasi dnsmasq. Letak file berikut berada pada directory /etc/dnsmasq.conf

Page 45: SEA EduNet.rtf Copy

7.2 IP Address DigiServer

a. Untuk mengubah IP Address DigiServer pengguna dapat melakukan dengan menggunakan CLI (Command Line Interface).

b. Jika pengguna ingin mengubah IP Address pada Eth0 di DigiServer, maka dapat menggunakan perintah berikut ini:

[root@digiserver ~]# vim /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0

c. Maka akan tampil seperti berikut:

d. Yang perlu diubah oleh pengguna adalah baris-baris berikut ini:

IPADDR: 10.252.10.1

o IP ADDR adalah ip address yang nantinya digunakan oleh Server DigiServer pengguna.

NETMASK= 255.255.255.0

o NETMASK adalah netmask yang nantinya digunakan oleh Server DigiServer pengguna

e. Sebagai contoh, pengguna akan mengubah IP Address tersebut menjadi 10.252.10.1 dan Netmask menjadi 255.255.255.0.

Page 46: SEA EduNet.rtf Copy

f. Ketikkan ” i ” atau insert pada keyboard pengguna. Maka akan tampil seperti gambar berikut :

g. Kemudian edit IP ADDR dan NETMASK sesuai dengan kebutuhan pengguna.

h. Setelah itu tekan ESC dan kemudian ketikkan : wq (titik dua wq)

i. Jika sudah tersimpan restart network DigiServer dengan cara login ke webmin.

j. Kemudian pilih menu System -> Bootup and Shutdown, Kemudian pilih network dan Pilih menu start now.

7.3 DNS Server

a. Untuk mengubah DNS Server pada DigiServer, pengguna dapat mengubah dengan menggunakan webmin.

b. Login ke webmin pengguna

c. Pilih menu Servers DNSMasq integrated DNS & DHCP Servers. Lihat gambar berikut:

Page 47: SEA EduNet.rtf Copy

d. Kemudian akan tampil seperti tampilan berikut:

e. Klik Add new forced domain untuk membuat sebuah domain baru yang disesuaikan dengan pengguna masing-masing.

f. Setelah itu akan tampil seperti tampilan berikut ini:

Page 48: SEA EduNet.rtf Copy

g. Klik pada bagian new untuk mengubah domain yang baru pengguna buat. Maka akan tampil seperti gambar berikut ini:

h. Ubah Domain name sesuai dengan kebutuhan pengguna. Contoh pengguna ingin mengubah domain name ke smk.local. Maka isikan form tersebut sesuai dengan ketentuan berikut.

Domain name: nama domain baru yang akan dibuat oleh pengguna.

To IP address: IP Address yang akan digunakan untuk nama domain. Contoh: 10.17.1.1, terhubung dengan jaringan yang berada di pengguna.

In use: pilih Yes jika domain tersebut ingin digunakan oleh pengguna.

i. Kemudian klik Save, untuk menyimpan konfigurasi.

j. Restart service dnsmasq dengan memilih menu System -> Boot and Shutdown pada menu webmin. Kemudian klik dnsmasq. Lihat gambar berikut:

Page 49: SEA EduNet.rtf Copy

k. Kemudian akan tampil seperti gambar berikut.

l. Klik pada menu Restart Now untuk merestart DNS server pada DigiServer pengguna.

m. Maka akan tampil seperti berikut:

Executing /etc/rc.d/init.d/dnsmasq restart ..

Shutting down dnsmasq: [ OK ]Starting dnsmasq: [ OK ]

n. Jika pada saat starting dnsmasq OK maka konfigurasi DNS Server pada DigiServer pengguna telah sukses. Tetapi jika hasil tersebut FAILED, maka terdapat kesalahan pada konfigurasi DNS Server pada DigiServer pengguna.

7.4 UDP Cast sebagai penerimaan data.

a. Jika pengguna mengubah konfigurasi interface Ethernet pada DigiServer, maka pengguna harus mengubah konfigurasi udp-cast (script penerima data).

b. Sebagai contoh, pengguna mengubah konfigurasi interface yang terhubung ke DigiBox adalah Ethernet 2 (eth2). Maka perlu dilakukan perubahan pada konfigurasi script penerima data.

c. Script penerima data berada pada directory /root/

Page 50: SEA EduNet.rtf Copy

d. Untuk melihat apakah script tersebut terdapat pada directory root dapat melakukan langkah berikut.

e. Pastikan pengguna berada pada directory /root/. Untuk melihat kondisi directory pengguna dapat menggunakan command berikut.

[root@digiserver ~]# pwd/root

Jika hasil yang tampil adalah /root, maka pengguna sudah berada pada directory /root/

f. Tetapi jika hasil yang tampil bukan /root, maka pengguna harus masuk ke dalam directory root dengan menggunakan command berikut.

[root@digiserver ~]# cd[root@digiserver ~]# pwd/root

pwd adalah command line untuk melihat kondisi pengguna pada directory mana.

g. Kemudian lihat, apakah script penerima terdapat pada Server DigiServer. Untuk melihat script tersebut dapat menggunakan command berikut.

[root@digiserver ~]# ls -al | grep terima-rwxr-xr-x 1 root root 888 Nov 7 09:52 terima-data-politeknik-rwxr-xr-x 1 root root 863 Nov 7 09:52 terima-data-sd-rwxr-xr-x 1 root root 866 Nov 7 09:52 terima-data-sma-rwxr-xr-x 1 root root 866 Nov 7 09:52 terima-data-smk-rwxr-xr-x 1 root root 866 Nov 7 09:52 terima-data-smp-rwxr-xr-x 1 root root 870 Nov 7 09:52 terima-data-umum-rwxr-xr-x 1 root root 891 Nov 7 09:52 terima-data-universitas-rwxr-xr-x 1 root root 891 Nov 7 09:52 terima-moodle-rwxr-xr-x 1 root root 912 Nov 7 09:52 terima-visibel

h. Edit semua script terima yang terdapat pada directory /root. Contoh, kita akan mengedit script terima-data-sma

i. Gunakan command line berikut, untuk mengedit script terima-data-sma

[root@digiserver ~]# vim terima-data-sma

j. Kemudian akan tampil seperti berikut:

Page 51: SEA EduNet.rtf Copy

k. Untuk mengedit dapat menggunakan tombol i atau insert pada keyboard pengguna. Sama seperti pengguna melakukan konfigurasi IP Address.

l. Ubah pada bagian berikut.

ethernet =”eth0” menjadi

ethernet = ”eth2”

Keterangan:

Diharapkan pengguna untuk tidak mengubah pada bagian yang lainnya,selain bagian ethernet. Karena konfigurasi script terima ini sudah disesuaikan oleh Pusat SEAEduNet (SEAMOLEC).

m. Kemudian tekan Esc dan ketikkan :wq, untuk menyimpan konfigurasi.

n. Begitu juga untuk script terima yang lainnya. Lakukan konfigurasi ulang pada semua script terima yang terdapat pada Server (DigiServer) pengguna, ketika pengguna telah mengkonfigurasi interface Server (DigiServer) pengguna.

o. Jika semua script terima sudah terkonfigurasi ulang. Kemudian pengguna dapat merestart Server (DigiServer) untuk memperbaharui proses penerimaan data. Dengan menggunakan command line berikut.

[root@digiserver ~]# reboot

p. Jika sudah booting kembali, maka penerimaan data sudah terkonfigurasi ulang oleh pengguna.

Page 52: SEA EduNet.rtf Copy

7.5 XORP sebagai routing multicast.

a. Jika pengguna mengubah konfigurasi interface Ethernet pada DigiServer, maka pengguna harus mengubah konfigurasi xorp (routing multicast).

b. Sebagai contoh, secara default system DigiServer mempunyai 1 interface yang terhubung ke DigiBox yaitu Eth0 dan 1 interface yang terhubung ke jaringan local pengguna yaitu Eth1.

c. Kemudian pengguna telah merubah konfigurasi interface yang terhubung ke DigiBox adalah Eth2 dan yang terhubung ke jaringan local adalah Eth0

d. Maka pengguna harus melakukan konfigurasi ulang xorp pada Server (DigiServer).

e. Letak file xorp berada pada /etc/xorp/myconfig.boot

f. Gunakan command line berikut untuk mengedit konfigurasi xorp pada Server (DigiServer).

[root@digiserver ~]# vim /etc/xorp/myconfig.boot

g. Maka akan tampil seperti berikut:

h. Untuk mengedit dapat menggunakan tombol i atau insert pada keyboard pengguna. Sama seperti pengguna melakukan konfigurasi IP Address.

i. Ubah konfigurasi pada myconfig.boot dengan ketentuan seperti berikut.

Page 53: SEA EduNet.rtf Copy

Secara default terdapat konfigurasi eth0 dan eth1 pada myconfig.boot

Secara default eth0 adalah interface yang terhubung ke DigiBox.

Secara default eth1 adalah interface yang terhubung ke Jaringan local pengguna.

Secara default terdapat rp 192.168.1.254 pada konfigurasi myconfig.boot

Ubah eth0, sesuai dengan interface yang pengguna konfigurasi. Contoh, ubah eth0 menjadi eth2. Sesuaikan dengan interface yang terhubung ke DigiBox.

Ubah eth1, sesuai dengan interface yang pengguna konfigurasi. Contoh, ubah eth1 menjadi eth0. Sesuaikan dengan interface yang terhubung ke Jaringan local pengguna.

Ubah rp 192.168.1.254 menjadi rp 192.168.1.x

Dengan ketentuan 192.168.1.x adalah IP Address yang sedang digunakan oleh DigiBox.

Keterangan:

Diharapkan pengguna untuk tidak mengubah pada bagian yang lainnya, selain bagian ethernet. Karena konfigurasi script terima ini sudah disesuaikan oleh Pusat SEAEduNet (SEAMOLEC).

j. Jika sudah selesai mengkonfigurasi, tekan Esc dan ketikkan :wq, untuk menyimpan konfigurasi.

k. Kemudian pengguna dapat merestart Server (DigiServer) untuk memperbaharui proses routing multicast yang telah dikonfigurasi. Dengan menggunakan command line berikut.

[root@digiserver ~]# reboot

l. Jika sudah booting kembali, maka routing multicast sudah terkonfigurasi ulang oleh pengguna.

Penutup

Page 54: SEA EduNet.rtf Copy

SEA EduNet, merupakan sebuah solusi yang terjangkau bagi masyarakat yang

mengalami kendala dalam penerimaan data, khususnya untuk proses pendidikan.

Mengapa disebut terjangkau ? Karena sistem ini mudah untuk diaplikasikan, cukup

dengan antena parabola, modem, 1 unit PC sebagai Server/Router dan 1 PC lainnya

sebagai klien. Kemudian, dari segi biaya, total tidak akan melebihi 10 Juta Rupiah. Dan

khusus biaya bulanan, apabila bekerjasama dengan TV Satelit Provider maka cukup

membayar biaya bulanan dari provider tersebut yang besarnya kurang dari 150 ribu

sebulan.

Solusi ini juga secara cerdas telah mampu untuk menjembatani kekurangan

teknologi internet, khususnya bandwidth yang masih amat sulit di beberapa daerah

diIndonesia dan di Asia Tenggara pada umumnya.

Dengan konten-konten yang baik dan bermanfaat, maka SEA EduNet dapat

menjadi alat peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan yang amat ampuh di masakini

dan masa yang akan datang.

Akhir kata kami selaku Mahasiswa yang sedang bertugas dalam penyusunan buku

SEA EduNet ini mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang serta kerabat ,

dosen pembimbing, serta kepada bapak Khalid selaku IT Network Manager SEAMOLEC

yang telah membimbing kami dari awal penyusunan buku ini hingga pada tahap akhir

penyelesaian buku ini, serta kami juga berterima kasih kepada SEAMOLEC karena ini

merupakan sebuah awal yang baru bagi kami yang telah diberikan kesempatan untuk

dapat belajar sekaligus bekerja secara professional untuk menghasilkan sebuah karya

yang mudah – mudahan dapat berguna bagi para pembaca.

Page 55: SEA EduNet.rtf Copy

Southeast Asia Education Network (SEA EduNet)

-

Solusi Pendidikan Jarak Jauh dengan metode Jaringan Baerbasis Multicast