screening hb sahli dan hb meter-tugas kelompok 5

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara tentang epidemiologi tentu tidak lepas dari penelitian, karena untuk mengetahui keadaan di lapangan dan untuk mendapatkan data yang konkrit dibutuhkan suatu penelitian. Penelitian epidemiologi ditujukan untuk faktor-faktor epidemiologis yang berkaitan dengan distribusi penyakit /masalah kesehatan di masyarakat yang hasilnya dipergunakan untuk membuat perencanaan intervensi atau upaya pencegahan yang sesuai. Salah satu jenis penelitian yang sering digunakan adalah screening. Mahasiswa perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penelitian screening tersebut sebelum nantinya terjun ke masyarakat untuk mengadakan penelitian. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh mengenai penelitian screening, di samping untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Epidemiologi. 1

Upload: amelia-watson

Post on 21-Oct-2015

166 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara tentang epidemiologi tentu tidak lepas dari penelitian, karena untuk

mengetahui keadaan di lapangan dan untuk mendapatkan data yang konkrit

dibutuhkan suatu penelitian. Penelitian epidemiologi ditujukan untuk faktor-

faktor epidemiologis yang berkaitan dengan distribusi penyakit /masalah

kesehatan di masyarakat yang hasilnya dipergunakan untuk membuat

perencanaan intervensi atau upaya pencegahan yang sesuai.

Salah satu jenis penelitian yang sering digunakan adalah screening.

Mahasiswa perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penelitian screening

tersebut sebelum nantinya terjun ke masyarakat untuk mengadakan penelitian.

Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh mengenai penelitian

screening, di samping untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar

Epidemiologi.

1.2 Sistematika Penulisan

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

1.2 sistematika penulisan

1

Page 2: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

BAB II ISI

2.1 Pengertian Screening

2.2 Dasar pemikiran adanya screening

2.3 Tujuan Screening

2.4 Prinsip Pelaksanaan

2.5 Macam-macam Screening

2.6 Kriteria untuk Melaksanakan Screening

2.7 Lokasi Screening

2.8 Validitas Tes Uji Screening

2.9 Kriteria Evaluasi

2.10 Pertimbangan Screening

2.11 Tes Screening HB Sahli dan HB Meter

2.12 Tinjauan Kasus

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Screening

Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk

mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu,

atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit

tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau

kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan

sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang

kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan

pengobatan.

Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan

cepat untuk mengidentifikasi dan memisahkan orang yang tampaknya sehat,

tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak

terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk mengidentifikasi mereka

yang dididuga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani

pemeriksaan medis dan studi diagnostic yang lebih pasti.

Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang

bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya posistif

dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular, dengan harapan penuh dapat

mengurangi angka mortalitas.

Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh karenanya

melakukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang tepat pula.

3

Page 4: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

2.2 Dasar pemikiran adanya screening

a. yang diketahui dari gambaran spectrum penyakit hanya sebagian kecil saja

sehingga dapat diumpakan puncak gunung es sedangkan sebagian besar masih

tersamar.

b. diagnosis dini dan pengobatan secara tuntas memudahkan kesembuhan

c. biasanya penderita datang mencari pengobatan setelah timbul gejala atau

penyakit telah berada dalam stadium lanjut sehingga pengobatan menjadi sulit

atau bahkan tidak dapat disembuhkan lagi.

d. penderita tanpa gejala mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.

2.3 Tujuan Screening

a. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap

orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu

orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).

b. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara

tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak

menjadi sumber penularan penyakit, sehingga epidemic dapat dihindari.

c. Mencegah meluasnya penyakit

d. Mendidik masyarakat melakukan general check up

e. Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada

mulai dini)

f. Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi

2.4 Prinsip Pelaksanaan

a. Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang

dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.

1. Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.

2. Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2

4

Page 5: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

b. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik

1. Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.

2. Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang

secara periodik).

2.5 Macam-macam Screening

a. Penyaringan massal (Mass screening) adalah screening secara masal pada

masyarakat tertentu. Contoh : screening pra CA Serviks dengan metode IVA

Test pada 22.000 wanita.

b. Penyaringan yang ditargetkan (Selective screening) adalah screening secara

selektif berdasarkan kriteria tertentu. Contoh: pemeriksaan CA Paru pada

perokok, pemeriksaan CA Servik pada wanita yang sudah menikah, dan

pemeriksaan pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan Timbal.

c. Penyaringan oportunistik (Single disease screening) adalah screening yang

dilakukan untuk satu jenis penyakit. Contoh: pemeriksaan pada klien yang

berkonsultasi kepada seorang dokter.

d. Penyaringan multiple (Multiphasic screening) adalah screening yang

dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit. Contoh: pemeriksaan IMS dan

penyakit sesak nafas.

5

Page 6: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

2.6 Kriteria untuk Melaksanakan Screening

a. Sifat penyakit

1. Serius

2. Prevalensi tinggi pada tahap praklinik

3. Periode yang panjang diantara tanda-tanda pertama sampai timbulnya

penyakit

b. Uji diagnostic

1. Sensitive dan spesifik

2. Sederhana dan murah

3. Aman dan dapat diterima

4. Reliable

5. Fasilitas adekwat

c. Diagnosis dan pengobatan

1. efektif dan dapat diterima

2. pengobatan aman dan telah tersedia

2.7 Lokasi Screening

Uji tapis dapat dilakukan dilapangan, rumah sakit umum, rumah sakit khusus,

pusat pelayanan kesehatan dan lain-lain.

2.8 Validitas Tes Uji Screening

Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka

yang benar sakit terhadap yang sehat

a. Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan

yang sebenarnya (sehat atau sakit)

b. Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test

diagnostic

6

Page 7: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

Komponen Validitas :

a. Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan

mereka yang positif betul-betul sakit

b. Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan

mereka yang negatif betul-betul tidak sakit.

Rumus :

Sensitivitas: TP / (TP + FN)

Spesivisitas: TN / (TN + FP)

2.9 Kriteria Evaluasi

a. Reliabilitas adalah kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/

konsisten bila test diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan

kondisi yang sama

Ada 2 faktor yg mempengaruhi;

1. Variasi cara screening: stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)

2. Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat beda/ pengamat sama dengan

hasil beda

Upaya Meningkatkan Reliabilitas :

Pembakuan/standarisasi cara screening

Peningkatan ketrampilan pengamat

Pengamatan yg cermat pada setiap nilai pengamatan

Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan

7

Page 8: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

Memperbesar klasifikasi kategori yang ada, terutama bila kondisi

penyakit juga bervariasi/ bertingkat

b. Bentuk mScreening

Screening Seri adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan

hasilnya dinyatakan positif jika hasil kedua penyaringan tersebut positif

Bentuk screening seri akan menghasilkan positive palsu rendah, negative

palsu meningkat

Screenig paralel adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan

hasilnya dinyatakan positif jika hasil salah satu hasil penyaringan adalah

positive

Bentuk screening paralel akan menghasilkan positive palsu meningkat;

negative palsu lebih rendah

c. Predictive Value

Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil

tes

Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes

positive yang benar benar sakit

Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes

negative yang benar benar tidak sakit

Rumus predictive Value:

PPV: TP / (TP + FP)

NPV: TN / (TN + FN)

d. Derajat Screening (Yied)

Yied adalah kemungkinan menjaring mereka yang sakit tanpa gejala melalui

screening, sehingga dapat ditegakan diagnosis pasti serta pengobatan dini

Faktor yg mempengaruhi:

8

Page 9: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

1. Derajat sensitivitas tes

2. Prevalensi penyakit

3. Frekuensi penyaringan

4. Konsep sehat masyarakat sehari-hari

2.10 Pertimbangan Screening

a. Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas

b. Tersedia obat potensial untuk terapi nya

c. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya

d. Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus

e. Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas

f. Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat

g. Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti

h. Ada SOP tentang penyakit tersebut

i. Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila

tanpa screening

j. Penemuan kasus terus menerus

2.11 Tes Screening HB Sahli dan HB meter

a. Pengertian HB

Hemoglobin adalah protein tetramer yang terdiri dari dua pasang

subunit polipeptida yang berbeda (α,β,γ,δ,S). Meskipun memiliki panjang

secara keseluruhan yang serupa, polopeptida α (141 residu) dan β (146 residu)

dari hemoglobin A dikodekan oleh gen yang berbeda dan memiliki struktur

primer yang berlainan. Sebaliknya, rantai β,δ dan γ hemoglobin manusia

memiliki struktur primer yang sangat terlestarikan . Struktur tetramer

hemoglobin yang umum dijumpai adalah sebagai berikut: HbA (hemoglobin

dewasa normal) = α2β2, HbF (hemoglobin janin) = α2γ2, HbS (hemoglobin

9

Page 10: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

sel sabit) = α2S2 dan HbA2 (hemoglobin dewasa minor) = α2δ2.

(Murray,Granner,Mayes,Rodwell,2003).

Sel-sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam

cairan sel sampai sekitar 34 gm/dl sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat

lebih dari nilai tersebut, karena ini merupakan batas metabolik dari

mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Selanjutnya pada orang normal,

persentase hemoglobin hampir selalu mendekati maksimum dalam setiap sel.

Namun bila pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, maka

persentase hemoglobin dalam darah merah juga menurun karena hemoglobin

untuk mengisi sel kurang. Bila hematokrit (persentase sel dalam darah

normalnya 40 sampai 45 persen) dan jumlah hemoglobin dalam masing-

masing sel nilainya normal, maka seluruh darah seorang pria rata-rata

mengandung 16 gram/dl hemoglobin, dan pada wanita rata-rata 14 gram/dl

( Guyton & Hall,1997).

Haemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagaimedia transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan

tubuh dan membawakarbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.

Kandungan zat besi yang terdapat dalamhemoglobin membuat darah berwarna

merah.Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain

metode Sahli,oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.

Dasar Penetapan

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam

setelah darahditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan

dengan aquadest. Pengukuransecara visual dengan mencocokkan warna larutan

sampel dengan warna batang gelas standar.Metode ini memiliki kesalahan

sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitungindeks eritrosit

Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin didasarkan atas

pembentukan oksihemoglobinsetelah sampel darah ditambah larutan

10

Page 11: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida.Kadar Hb ditentukan

dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secaraspektrofotometri

pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh

kadarbilirubin tetapi standar oksihemoglobin tidak stabil.

b. Tujuan pemeriksaan HB

a. Untuk mengetahui cara menentukan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah.

b. Untuk mengetahui variasi Hb darah antar mahasiswa.

c. Menurut Wasindar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan hemoglobin

pada ibu hamil yaitu:

1. mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan

2. mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR)

3. memenuhi cadangan zat besi yang kurang

c. Prinsip Dasar/ Percobaan

Kadar Hb normal pada wanita dewasa adalah 13-14,5 gr/100 ml darah, pada

priadewasa 15-16 gr/100 ml darah, pada anak-anak 20 gr/100 ml darah dan

pada remaja 18gr/100 ml darah.

2.12 Tinjauan Kasus

A. LATIHAN 1

Pemeriksaan Hb terhadap 1000 MHS D3 Kebidanan KUTAI HUSADA, sehat

dengan cara Sahli didapatkan hasil yang positif 650 MHS, setelah

dikonfirmasi dengan alat HB meter ternyata yang anemia 400 MHS. Hitung

sensitivitas dan spesifisitasnya ?

JAWABAN :

HASIL TESTSTATUS PENYAKIT

SAKIT TIDAK SAKIT

11

Page 12: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

POSITIF TP 400 FP 250 650

NEGATIF FN 250 TN 100 350

650 350 1000

RUMUS :

a. Sensivitas : TP

400

400

b. Spesifisitas : TN

100

100

B. LATIHAN 2

12

TP + TNX 100%

TN + FP

100 + 250

350

500

400 + 100

X 100%

X 100%

X 100%

X 100%

X 100%

= 80 %

= 28,7 %

Page 13: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

Pemeriksaan Hb terhadap 6000 jiwa penduduk Desa Pugu, sehat dengan cara

Sahli didapatkan hasil yang anemia 1000 jiwa, konfirmasi dengan alat HB

meter ternyata yang anemia 800 jiwa. Hitung efektivitas dan spesifisitasnya ?

JAWABAN ;

HASIL TESTSTATUS PENYAKIT

SAKIT TIDAK SAKIT

POSITIF TP 800 FP 200 1000

NEGATIF FN 200 TN 4800 5000

1000 5000 6000

RUMUS :

a. Sensivitas : TP

800

800

b. Spesifisitas : TN

4800

BAB III

13

= 96 %

X 100%TP + TN

800 + 4800

5600

TN + FP

4800 + 200

= 14,28 %

X 100%

X 100%

X 100%

X 100%

Page 14: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi

penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur

lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita

penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.

Latar belakang sehingga screening ini dilakukan yaitu karena hal berikut ini:

a. Banyaknya kejadain penomena gunung es (Ice Berg Phenomen)

b. sebagai langkah pencegahan khususnya Early diagnosis dan prompt

treatment.

c. Banyaknya penyakit yang tanpa gejala klinis.

d. Penderita mencari pengobatan setelah studi lanjut.

e. Penderita tanpa gjl mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan ibu hamil lebih diperhatikan uji

tapis anemia dalam kehamilan dengan pemeriksaan kadar Hb, begitu juga untu

mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta

Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta

Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta,

PT. Rineka Cipta

Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan

Kabupaten, Bandung, ITB

KATA PENGANTAR

15

Page 16: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

Puji dan syukur kami panjatkan pada ALLAH SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya akhirnya “Makalah EPIDEMILOGI tentang Pemeriksaan Screening

pada HB Sahli dan HB Meter” dapat diselesaikan dengan waktu yang telah

ditentukan. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswi berusaha menggali

ilmu dalam makalah yang telah kami buat.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman Mahasiswi

Akademi Kebidanan lainnya dan dapat menjadi bahan bacaan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan.

Tenggarong, 23 April 2013

Kelompok 5

MAKALAH EPIDEMILOGI

16

ii

Page 17: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

PEMERIKSAAN SCREENING pada HB SAHLI dan HB METER

Disusun Oleh Kelompok 5(A) :

1. AMELIA PRAMESWHARI 6. JAUHAR LATIFAH

2. ANDIKA DELIMA 7. RUSNAINI

3. IKA NOVIA SARI 8. SITTI MARDIAH

4. INDAH PUSPITA

YAYASAN MITRA HUSADA TENGGARONG AKADEMI KEBIDANAN KUTAI HUSADA

TENGGARONG 2012/2013

DAFTAR ISI

17

Page 18: Screening HB SAHLI Dan HB METER-Tugas Kelompok 5

HALAMAN JUDUL ................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang ............................................................ 1

1.2 sistematika penulisan ................................................. 1

BAB II ISI

2.1 Pengertian Screening ................................................. 3

2.2 Dasar pemikiran adanya screening ............................. 4

2.3 Tujuan Screening ........................................................ 4

2.4 Prinsip Pelaksanaan .................................................... 4

2.5 Macam-macam Screening .......................................... 5

2.6 Kriteria untuk Melaksanakan Screening .................... 6

2.7 Lokasi Screening ........................................................ 6

2.8 Validitas Tes Uji Screening ........................................ 6

2.9 Kriteria Evaluasi ......................................................... 7

2.10 Pertimbangan Screening ........................................... 9

2.11 Tes Screening HB Sahli dan HB Meter ................... 9

2.12 Tinjauan Kasus ......................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan ................................................................ 14

3.2 saran .......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

18