sbs fix

7
Sejarah SBS Istilah sindrom gedung sakit (Sick Building Syndrome) pertama dikenalkan oleh para ahli di negara Skandinavia di awal tahun 1980-an. Istilah SBS dikenal juga dengan TBS (Tight Building Syndrome) atau Nonspecific Building-Related Symptoms (BRS), karena sindrom ini umumnya dijumpai dalam ruangan gedung- gedung pencakar langit (Dickerson and Zenz, 1988). Pengertian SBS [1] Menurut World Health Organization, Sick Building Syndrome adalah Sebagai suatu komplain yang tidak spesifik ditandai dengan frekuensi tinggi dari gejala iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran nafas bagian bawah, reaksi kulit, kepenatan, pusing atau sakit kepala diantara orang yang tinggal dalam satu pangunan tertentu. [2] Menurut Prof. Dr. Juli Soemirat Slamet, M.PH., Ph.D, Sick Building Syndrome adalah gej ala- gejala gangguan kesehatan, umumnya berkaitan dengan saluran pernafasan. Sekumpulan gej ala ini dialami oleh orang yang hidup atau bekerja di gedung atau rumah yang ventilasinya tidak direncanakan dengan baik. (Sujayanto, 2001) [3] Menurut Burge (2004), Sick Building Syndrome (SBS) terdiri dari sekumpulan gejala iritasi mukosa, kulit, dan gej ala lainnya terkait dengan gedung sebagai tempat kerja, penyebabnya adalah gedung yang tidak terawat dengan baik. [4] Menurut Hedge (2003), SBS merupakan kategori penyakit umum yang berkaitan dengan beberapa aspek fisik sebuah gedung dan selalu berhubungan dengan sistem ventilasi.

Upload: mikhael-andre-juan-kurniawan

Post on 04-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sick building syndrometugas d4 k3need for more information thanks :)

TRANSCRIPT

Sejarah SBSIstilah sindrom gedung sakit (Sick Building Syndrome) pertama dikenalkan oleh para ahli di negara Skandinavia di awal tahun 1980-an. Istilah SBS dikenal juga dengan TBS (Tight Building Syndrome) atau Nonspecific Building-Related Symptoms (BRS), karena sindrom ini umumnya dijumpai dalam ruangan gedung-gedung pencakar langit (Dickerson and Zenz, 1988).

Pengertian SBS[1] Menurut World Health Organization, Sick Building Syndrome adalah Sebagai suatu komplain yang tidak spesifik ditandai dengan frekuensi tinggi dari gejala iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran nafas bagian bawah, reaksi kulit, kepenatan, pusing atau sakit kepala diantara orang yang tinggal dalam satu pangunan tertentu.[2] Menurut Prof. Dr. Juli Soemirat Slamet, M.PH., Ph.D, Sick Building Syndrome adalah gej ala- gejala gangguan kesehatan, umumnya berkaitan dengan saluran pernafasan. Sekumpulan gej ala ini dialami oleh orang yang hidup atau bekerja di gedung atau rumah yang ventilasinya tidak direncanakan dengan baik. (Sujayanto, 2001)[3] Menurut Burge (2004), Sick Building Syndrome (SBS) terdiri dari sekumpulan gejala iritasi mukosa, kulit, dan gej ala lainnya terkait dengan gedung sebagai tempat kerja, penyebabnya adalah gedung yang tidak terawat dengan baik. [4] Menurut Hedge (2003), SBS merupakan kategori penyakit umum yang berkaitan dengan beberapa aspek fisik sebuah gedung dan selalu berhubungan dengan sistem ventilasi.

Gejala atau Keluhan SBSGejala-gejala yang timbul memang berhubungan dengan tidak sehatnya udara di dalam gedung. Keluhan yang ditemui pada sindrom ini antara lain dapat berupa batuk kering, sakit kepala, iritasi mata, hidung dan tenggorokan, kulit yang kering dan gatal, badan lemah dan lain- lain. Keluhan-keluhan tersebut biasanya menetap setidaknya dua minggu. Keluhan- keluhan yang ada biasanya tidak terlalu hebat, tetapi cukup terasa mengganggu dan yang penting amat berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang. SBS ini baru dapat dipertimbangkan bila lebih dari 20% atau bahkan 50% pengguna suatu gedung mempunyai keluhan- keluhan seperti di atas setidaknya keluhan tersebut menetap selama 2 minggu. Kalau hanya dua atau tiga orang maka mereka mungkin sedang kena flu biasa (Aditama, 2002).Sementara menurut Environmental Protection Agency (EPA) (1998), pada umumnya gejala dan gangguan Sick Building Syndrome berupa penyakit yang tidak spesifik, tetapi menunjukkan pada standar tertentu, misal berapa kali seseorang dalam jangka waktu tertentu menderita gangguan saluran pernafasan. Keluhan itu hanya dirasakan pada saat bekerja di gedung dan menghilang secara wajar pada akhir minggu atau hari libur, keluhan tersebut lebih sering dan lebih bermasalah pada individu yang mengalami perasaan stress, kurang diperhatikan dan kurang mampu dalam mengubah situasi pekerjaannya.1. Keluhan SBS dapat dikelompokkan sebagai berikut:2. Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, merah, dan berair.3. Iritasi hidung: iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering.4. Gangguan neurotoksik: sakit kepala, lemah atau capek, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi.5. Gangguan paru dan pernafasan: batuk, nafas berbunyi, sesak nafas, rasa berat di dada.6. Gangguan kulit: kulit kering dan gatal.7. Gangguan saluran cerna: diare.8. Lain- lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar. (Aditama, 2002)

Penyebab SBSMenurut London Hazards Centre, penyebab utama Sick Building Syndrome adalah bahan kimia yang digunakan manusia, jamur pada sirkulasi udara serta faktor fisik seperti kelembaban, suhu dan aliran udara dalam ruangan, sehingga semakin lama orang tinggal dalam sebuah gedung yang tidak memenuhi syarat akan mudah menderita Sick Building Syndrome.Penyebab Sick Building Syndrome menurut EPA (1998), sebagai berikut :1. Ventilasi Tidak Cukup: Standar ventilasi pada sebuah gedung yaitu kira-kira 15 kaki berbentuk kubus sehingga udara luar dapat masuk dan menyegarkan penghuni di dalamnya tidak semata-mata untuk melemahkan dan memindahkan bau. Dengan ventilasi yang tidak cukup, maka proses pengaturan suhu tidak secara efektif mendistribusikan udara pada penghuni ruangan sehingga menjadi faktor pemicu timbulnya SBS.2. Zat Pencemar Kimia Bersumber Dari Dalam Ruangan: Polusi udara dalam ruangan bersumber dari dalam ruangan itu sendiri, seperti bahan pembersih karpet, mesin foto kopi, tembakau dan termasuk formaldehid.3. Zat Pencemar Kimia Bersumber Dari Luar Gedung: Udara luar yang masuk pada suatu bangunan bisa merupakan suatu sumber polusi udara dalam gedung, seperti pengotor dari kendaraan bermotor, pipa ledeng lubang angin dan semua bentuk partikel baik padat maupun cair yang dapat masuk melalui lubang angin atau jendela dekat sumber polutan. Bahan-bahan polutan yang mungkin ada dalam ruangan dapat berupa gas karbon monoksida, nitrogen dioksida dan berbagai bahan organik lainnya bersumber dari luar gedung. Karbon monoksida dapat timbal pada berbagai proses pembakaran, seperti pemanas ruangan. Gas CO juga dapat masuk ke dalam ruangan melalui asap mobil dan kendaraan lain yang lalu lalang di luar suatu gedung. Kadar CO yang tinggi akan berakibat buruk pada jantung dan otak. Nitrogen oksida juga dapat keluar pada proses memasak dengan kompor gas. Gas ini dapat menimbulkan kerusakan di saluran nafas di dalam paru.4. Zat Pencemar Biologi: Bakteri, virus dan jamur adalah jenis pencemar biologi yang berkumpul di dalam pipa saluran udara dan alat pelembab udara serta berasal dari alat pembersih karpet. Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya bakteri dan jamur.Burge (2004) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi peningkatan prevalensi SBS antara lain:1. Faktor individu:a. Debu kertas.b. Asap rokokc. Debu dalam ruangand. Penggunaan komputer2. Faktor gedung:a. Suhu ruangan yang tinggi (lebih dari 23C dalam ruangan ber-AC).b. Aliran udara dalam ruangan rendah (kurang dari 10 liter/ detik/ orang).c. AC dalam ruangan.d. Kontrol yang rendah terhadap suhu dan pencahayaan.e. Rendahnya perawatan dan kebersihan gedung.f. Kerusakan pada jaringan air.Berbagai bahan pencemar (kontaminan) yang terdapat di lingkungan udara dalam gedung (indoor air environment) dapat menimbulkan gangguan melalui empat mekanisme utama, yaitu:1. Gangguan sistem kekebalan tubuh (imunologik)2. Terjadinya infeksi3. Bahan pencemar yang bersifat racun (toksik)4. Bahan pencemar yang mengiritasi dan menimbulkan gangguan kesehatanBiasanya sulit menemukan penyebab tunggal dari Sick Building Syndrom atau SBS. Menurut Depkes RI (1990), gangguan sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi. Konsumsi zat gizi yang baik akan memperbaiki status gizi, sehingga meningkatkan ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja, di samping membantu mengurangi infeksi.Usaha untuk mengerti penyebab SBS telah dilakukan dengan melakukan penyelidikan terhadap banyak parameter yang cenderung difokuskan pada kinerja ventilasi, kontaminan dan berbagai variasi parameter lainnya. Tipikal parameter yang telah diselidiki dapat dilihat pada tabel berikut:ParameterKeterangan

Sistem ventilasi1. Kecepatan ventilasi (terlalu cepat, terlalu lambat).2. Buruknya distribusi udara.3. Sistem ventilasi yang tidak beroperasi.4. Pengatur suhu udara (air conditioner).5. Buruknya penyaringan.6. Buruknya perawatan.

Kontaminan gedung1. Asbestos2. Karbondioksida3. Karbon monoksida4. Debu5. Formaldehid, radon, ozon.6. Spora, polen.7. Bakteri.8. Kelembaban (terlalu tinggi, terlalu rendah).9. Ion10. Bau, asapPolutan dari luar, dan senyawa organik (volatil).

PenghuniUsia, gender, status kesehatan, pekerjaan.

Lain- lain1. Bentuk gedung.2. Radiasi elektromagnetik3. Tidak ada kontrol lingkungan.4. Pencahayaan5. Kebisingan6. Faktor psikologi7. Stres8. Terminal displaySumber: Liddament, 1990 dalam Pudjiastuti et al., 1998