sawit doc
DESCRIPTION
Pengolahan CPOTRANSCRIPT
TUGAS 2
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT
PENGOLAHAN CPO DENGAN SKALA 10 TON/JAM
Oleh:
FREDDY MANULLANG 1407123875
KELAS A
ANGKATAN 2104
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015
PROSES PENGOLAHAN SAWIT DENGAN SKALA 10 TON/JAM
2.1 Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Kualitas hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh
kondisis buah (TBS) yang diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan proses
pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi meminimalkan kehilangan (loses) dalam
proses pengolahannya.
2.1.1 Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori rebusan
yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke
dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan
antara 2.6 sampai 3.0 Kg/cm2.
Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat
menurunkan kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah sawit
mudah lepas dari tandannya (berondolan) dan memudahkan pemisahan daging buah sawit
dari cangkang dan inti.
Tujuan perebusan :
a) Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
b) Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
c) Menurunkan kadar air.
d) Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m (hal ini
tergantung dari design yang dipakai oleh pabrik). Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat
setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan uap / steam yang berasal dari Boiler.
Dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar
pemanasan didalam sterilizer tetap seimbang.
Proses perebusan ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan
menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Proses ini
dapat menghasilkan condensat (cairan) yang mengandung sekitar 0.5% minyak.
Condensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit, nanti nya dapat digunakan dalam
membantu proses Pressan daging sawit.
Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang
berfungsi untuk memisahkan antara berondolan sawit dengan janjangan / tandan nya,
dengan menggunakan Hoisting Crane atau Fruit Elevator (hal ini tergantung pada design
yang digunakan oleh Pabrik).
2.1.2 Perontokan Buah dari Tandan / Threser
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan, sehingga buah tersebut terlepas
(kemudian ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor ke Digester).
Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan.
Alat yang digunakan pada mesin ini adalah drum berputar (rotari drum thresher). Hasil
stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal
ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”.
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty Fruit
Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk
ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih tertinggal dari proses thresing
pertama dapat terambil.
Selanjutnya Empty Fruit Bunch dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan
dapat dimanfaatkan sebagai produk sampingan, sebagai pupuk misal nya.
2.2 Pengolahan Minyak dari Daging Buah
2.2.1 Digester
Buah yang sudah terlepas (berondolan) yang dibawa oleh Fruit Conveyor
dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Tujuan dari penggunaan
Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit terlepas dari biji (nut) nya. Dalam
proses pengadukan Digester ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar
stabil antara 80° – 90°C.
Fungsi Digester :
a) Memisahkan daging buah dengan biji.
b) Mempersiapkan Feeding Press.
c) Mempermudah proses di Press.
d) Membantu menaikkan Temperatur pada Screw Press.
Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar
atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros,
sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke
screw press.
Daging buah dari Digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau –
pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk
kedalam mesin pengempa (twin screw press) kemudian dimasukkan ke dalam alat
pengepresan (Screw Press) untuk memisahkan minyak keluar dari biji dan Serat (fibre).
Proses ini menggunakan 1 unit mesin pelumat (Digester) dengan kapasitas 3500 L.
2.2.2 Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang,
dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh adanya tekanan screw yang
ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi,
sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel. Untuk memudahkan proses
pengepresan ini perlu tambahan air panas (+ air Condensat dari hasil perebusan) sekitar
10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh
minyak kasar dan ampas / serat fiber serta biji.
Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan
pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan
menggunakan Vibrating Screen. Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung
minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper).
Dalam proses penyaringan minyak kasar perlu ditambahkan air panas untuk
melancarkan penyaringan minyak. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke
dalam mesin Decanter guna memisahkan Solid (kotoran padat) dan Effluent (kotoran
cair).
Pada Effluent masih terkandung unsur minyak, air dan masa jenis ringan lain nya,
kemudian ditampung pada Continious Settling Tank. Minyak dialirkan ke Oil Tank dan
pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan yang terlarut ditampung ke
dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan
(mengutip) minyak yang masih terkandung didalam nya.
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifier untuk memisahkan
kotoran / solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk
memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, minyak
sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank). Proses ini menggunakan 1 unit
Kempa (Screw Press) dengan kapasitas 15 ton TBS/jam
2.3 Proses Pemurnian Minyak Sawit
Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude
Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke
stasiun Clarifikasi.
Proses pengolahan nya adalah sebagai berikut :
1. Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk ke
Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir.
Temperatur pada sand trap mencapai 95 derajat Celcius.
2. Vibro Seperator / Vibrating Screen
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut dan
atau kotoran lain nya yang dapat mengganggu proses pemisahan / pemurnian minyak.
Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran berkelanjutan
pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantalan yang di ikat pada elektromotor.
Getaran yang kurang stabil dapat mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
3. Vertical Clarifier Tank
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS)
secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih ringan dari 1 akan berada
pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah
sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah.
Fungsi Skimmer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan
minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan
minyak dengan Sludge. Temperatur yang cukup (sekitar 90 - 95 derajat Celcius) akan
memudahkan proses pemisahan ini. Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan
prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana berhubungan
diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
4. Storage Tank
Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi
yang dihasilkan sebelum dikirim atau dijual. Didalam Storage tank terdapat pipa-pipa
yang dialiri oleh uap steam, untuk menjaga supaya suhu minyak CPO dalam tanki
penyimpanan tetap terjaga stabil antara 45-50 derajat Celcius.
Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi pipa
Steam harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa uap Steam
dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.