sastra proletar

21
PENGANTAR SASTRA JEPANG Sastra Proletar

Upload: masako

Post on 22-Feb-2016

140 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sastra Proletar. PENGANTAR SASTRA JEPANG. Definisi. Proletar adalah kelompok masyarakat di kelas terbawah , umumnya berupa kelas buruh dan pekerja - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Sastra Proletar

PENGANTAR SASTRA JEPANG

Sastra Proletar

Page 2: Sastra Proletar

Definisi

Proletar adalah kelompok masyarakat di kelas terbawah, umumnya berupa kelas buruh dan pekerja

Sastra proletar berarti tulisan/ karya yang menceritakan/memperjuangkan nasib kelompok proletar ini, dan biasanya dipublikasikan oleh partai komunis & simpatisan sayap kiri.

Page 3: Sastra Proletar

Sastra proletar di Jepang

Perkembangan sastra proletar di Jepang dimulai tahun 1910 yang berisi tentang kondisi para pekerja dan ditulis oleh penulis yang memiliki pengalaman di bidang tsb, yang disebut Taisho workers literature. Beberapa karya yang terkenal misalnya “Penambang” 坑夫 (koufu) karya Sukeo Miyajima, “Tomizo, si gelandangan” karya Karoku Miyachi, 放浪者富蔵 .(Horousha Tomizo)

Zaman Taisho terkenal dengan demokrasi-nya, sehingga memungkinkan perkembangan sastra proletar di Jepang

Tahun 1921, Omi Komaki & Hirofumi Kaneko membuat majalah sastra “Sang Penabur” 種蒔く人 (tanemaki hito) yang bertujuan mereformasi antara sastra & masyarakat saat itu.

Tahun 1924, majalah Bungei Sensen diluncurkan oleh Hatsunosuke Hirabayashi dan Aono Suekichi, menjadi majalah sastra proletar yang paling terkenal.

Page 4: Sastra Proletar

Sastra Proletar di Jepang

Tahun 1928, penulis dari Federasi seni proletar Jepang ( 全日本無産者芸術連盟 ) disingkat NAPF, Kobayashi Takiji dan Tokunaga Sunao membuat geger dengan tulisan mereka. Dalam organisasi Battleflag 戦旗 , menerbitkan karya Kani Kousen (Crab Canning Ship), dan March 15,1928, Tokunaga menerbitkan A street without sun ( 太陽のない街 ). Karya penting lainnya adalah majalah Reconstruction ( 改造 ) yang mempublikasikan beberapa tulisan Akutagawa Ryunosuke dan Miyamoto Yuriko yang baru saja kembali dari Uni Soviet

Tahun 1931, NAPF berubah menjadi 日本プロレタリア文化連盟 , Organisasi budaya proletar Jepang yang disingkat KOPF, bekerjasama dengan berbagai organisasi budaya lain termasuk musisi dan pembuat film. KOPF juga membuat majalah seperti Working Woman ( 働く婦人 )

Pemerintah Jepang mulai menumpas dengan keras pergerakan penulis proletar ini, dan mencabut partai komunis. Meski tidak semua penulis bergabung dengan partai komunis, tapi KOPF menggiring mereka ke penahanan masal yang terkenal dengan insiden 15 Maret. Beberapa author termasuk Takiji Kobayashi disiksa sampai mati oleh polisi, sisanya dipaksa untuk merubah idoelogi sosialnya.

Page 5: Sastra Proletar

Kobayashi Takiji

Salah satu penulis terkenal adalah Kobayashi Takiji, ia menulis cerpen “kanikousen” atau “crab-canning ship” pada tahun 1929 namun buku itu disensor dan dilarang terbit oleh pemerintah.

Takiji pun dibunuh oleh pemerintah Jepang pada tahun 1933, ketika usianya masih 29 tahun.

Page 6: Sastra Proletar
Page 7: Sastra Proletar

Kanikousen Boom

Pada tahun 2008, Shinchousha (perusahaan penerbit Jepang) mencetak ulang karya Kobayashi Takiji “kanikousen” dan langsung laris di pasaran, terjual sebanyak 507,000 copy pada tahun tersebut. Kanikousen pun dibuat juga versi manga dan filmnya. Sehingga akhirnya muncul istilah “kanikousen boom”

Kanikousen menjadi terkenal sejak adanya krisis ekonomi di tahun 2008. Para pekerja muda yang paling banyak membaca “Kanikousen” merasakan kesamaan dengan cerita “Kanikosen”, bagaimana mereka tidak bahagia, tidak bisa mencari solusi dari kemiskinan mereka meski mereka bekerja keras, dan mereka juga dipaksa bekerja dengan upah rendah.

Page 8: Sastra Proletar

Kanikosen sbg best seller no.13 Kanikosen versi asli

4 versi komik

Kanikosen

Page 9: Sastra Proletar

Memburuknya perekonomian Jepang membawa dampak bagi para pekerja di Jepang, ada perasaan senasib dengan ideologi & perjuangan yang ditawarkan Kobayashi

Bahkan muncul kosakata baru, kani ko suru (menurunkan pangkat para buruh), kore ja maru de kani ko da naa (this is just like Kanikosen!), Kakusa shakai (income-gap society), ), "working poor" (waakingu pua), , "lost generation" (rosu jene)

Reaksi media terhadap fenomena sebuah buku tua yang ditulis oleh seorang penulis komunis yang kemudian jadi best seller adalah optimisme pemuda Jepang yang sudah dicap sbg “lost generation” akhirnya mungkin siap bangkit dan terjun ke politik

Page 10: Sastra Proletar

Isi Kanikosen

Nelayan miskin di daerah Iwate yang diiming-imingi untuk bekerja di kapal pengalengan kepiting

Pemilik kapal sebagai wakil dari pihak kapitalis menindas para pekerja

Pemilik kapal dibantu polisi untuk mengamankan pekerja; menindak mereka yang melawan

Masalah kemiskinan di kalangan para pekerja Seruan bagi para pekerja untuk bersatu,

melakukan revolusi melawan si pemilik perusahaan sebagai simbol

kapitalisme dan meraih keadilan.

Page 11: Sastra Proletar

Sastra Proletar Jepang dan Penganiayaan

Salah satu isi dari kebanyakan sastra proletar adalah mengenai penganiayaan yang kaum proletar rasakan.

Dalam Kani kosen, Kobayashi Takiji memaparkan tentang penganiayaan yang dilakukan oleh polisi yang merupakan tangan kanan pemilik kapal,

Pekerja yang mencoba menuntut haknya dan membela temannya yang sedang sakit keesokan harinya ditemukan berada di ruang steam mesin. Beberapa lagi yang lain ditembak dan dibuang ke laut kamatchka.

Terdapat juga ancaman untuk menekan para pekerja

Page 12: Sastra Proletar

Bentuk ancaman dalam cerita Kani kosen

仕事を少しでも怠なまけたと見るときには大焼きを入れる。 (Jika ketahuan bermalas-malas dalam bekerja akan mendapat hukuman berat)組をなして怠けたものにはカムサツカ体操をさせる。

(Jika ketahuan membentuk kelompok dan bermalas-malasan akan dijatuhi hukuman fisik ala Kamatchka)罰として賃銀棒引き (chingin Boubiki) 、函館へ帰ったら、警察に引き渡す。

Sebagai hukuman, upahnya tidak dibayarkan, setelah kembali akan diserahkan ke polisi.いやしくも監督に対し、少しの反抗 (hankou) を示すときは銃殺 (juusatsu) されるものと思うべし。

Paling tidak akan diinvestigasi, jika melawan sedikit saja akan ditembak mati                     浅川監督 Supervisor Asakawa                     雑夫長

Page 13: Sastra Proletar

Cerpen March 15, 1928 –Kobayashi Takiji

Cerpen March 15, 1928 bercerita tentang penangkapan kepada anggota serikat pekerja di kota pelabuhan Otaru, Hokkaido utara. Karya ini langsung disensor. Klimaks dari kisah ini adalah tokoh utamanya Watari, yang akhirnya dianiaya. Ia ditelanjangi dan dipukul dengan sebuah pedang bambu selama 30 menit. kemudian ia dicekik dan digantung di langit-langit dan ditusuk dengan jarum

Akhir cerita, Watari mampu menahan semua siksaan itu dengan heroiknya.

Page 14: Sastra Proletar

Kutipan dari 一九二八年三月十五日渡は、だが、今度のには ××× た。彼 ( かれ ) は強烈 ( きょうれつ ) な電氣 ( でんき ) に觸 ( さわ ) れたやうに、大聲 ( だいこえ ) で叫んだ 「 ×× 、 ××―― え、 ××―― え]」 .それは竹刀 ( しない ) 、平手 ( ひらて ) 、鐵棒 ( てつぼう ) 、細引 ( ほそびき ) でなぐられるよりひどく堪 ( た ) えた。 渡は、 ×× されてゐる時にこそ、始めて理窟拔 ( りくつぬき

=lepas logika) の「憎 ( にく ) い―― ( ーー ) ツ ( つ ) -sialan 」といふ資本家 ( しほんか =kapitalis) に對 ( つい )する火のやうな反抗が起つた . ×× こそ , 無産階級 ( むさんかいきゅう =proletar) が資本家から受けてゐる壓迫 ( あつはさま =pressure) 、搾取 ( さくしゅ =eksploitasi) の形そのまくりかえしの現はれである、と思つた .

Page 15: Sastra Proletar

Cerpen March 15, 1928 –Kobayashi Takiji

Cerita ini adalah refleksi kisah nyata dari penangkapan yang dilakukan pemerintah terhadap orang-orang yang dituduh sayap kiri. Penangkapan itu dimulai tahun 1928 tgl 15 sampai dgn 1941. sekitar 66,000 ditangkap.

Dalam cerpen “March 15, 1928”, melalui tokoh Watari, Takiji ingin menegaskan bahwa penganiayaan merupakan manifesto konkrit dari represi dan eksploitasi kelas proletar oleh kapitalis

Page 16: Sastra Proletar

Bentuk Penganiayaan lain

Tidak semua yang ditahan dan diinterogasi bisa menahan siksaan dengan heroik seperti tokoh Watari. Beberapa di antara mereka mengalami cidera serius sebagai akibat dari siksaan tsb yang bahkan berdampak ke kematian.

Nakano Shigeharu dalam cerpen Harusaki no Kaze (the winds of early spring), 1928 bercerita tentang seorang bayi yang tertangkap pada saat penangkapan masal, meninggal akibat kurangnya perawatan medis. Dalam ceritanya yang lain, Mura no Ie (1935) menjelaskan tentang siksaan psikologis yang memaksanya mundur dari pergerakan.

Murayama Tomoyoshi yang menulis Byakuya (whitenight, 1934) juga menjelaskan detail yang sama mengenai kegelisahannya untuk hidup sebagai dirinya sendiri setelah mengalami berbagai penganiayaan dan membuatnya gagal menjadi pejuang proletar

Page 17: Sastra Proletar

Miyamoto Yuriko

Seorang feminis dan penulis sastra proletar, Miyamoto yuriko juga menulis berbagai karya tentang penangkapan tiba-tiba dan penganiayaan terhadap aktivis sayap kiri di tahun 1930an.

Hal tsb dimuat dalam dua jurnalnya 1932 no haru dan Kokkoku (moment by moment) tahun 1951, dimana ia berasosiasi dengan Liga penulis proletar atau Sakka Domei.

Miyamoto sendiri adalah editor dari majalah “hataraki fujin” atau working woman, salah satu jurnal yang dipublikasikan oleh KOPF. Yuriko juga berargumen tentang bagaimana kaum proletar dieksploitasi oleh kapitalis. “Apakah kapitalis bisa tetap memproduksi meskipun hanya 1 hari jika tidak ada proletar” . Ia juga menentang invasi Jepang ke Manchuria karena itu akan membawa Jepang ke WWII.

Bersama yang lain, ia ditangkap dan ditahan pada 7 April 1932.

Page 18: Sastra Proletar

Miyamoto Yuriko

Penangkapan Yuriko adalah karena karyanya 1932 no haru, yang menceritakan tentang kisah penangkapan dan penyiksaan di tahanan aktivis proletar seperti Hirada Ryoei, Nomura Jiro, Kubokawa Tsurujiro, Terashima Kazuo, dll. Ia mempelajari ini dari informasi mulut ke mulut dan catatan yang bisa ditemukan.Buku ini ia sebarkan di pabrik agar dibaca para buruh.

Selama Yuriko ditahan, ia juga membuat catatan ttg selnya yang kotor, kumuh dan jorok, makanan di bawah standar, dan bentuk interogasi. Ia berkali-kali ditanya mengenai hubungannya dengan partai komunis yang ilegal. Saat itu, bahkan anggota organisasi sayap kiri yang legal pun akan diperlakukan seperti kriminal oleh Tokko (polisi khusus).

Page 19: Sastra Proletar

Kokkoku, Miyamoto Yuriko

Dalam buku Kokkoku, Yuriko bercerita tentang aktivis dan penyair, Konno Dairiki, yang membutuhkan perhatian medis setelah kepalanya dipukuli selama interogasi. Akhirnya polisi mengizinkan pemberian perawatan kepada Dairiki karena tidak mau ia mati di penjara, yang nanti akan merepotkan mereka. Tapi Dairiki akhirnya meninggal juga akibat infeksi telinga setelah pemukulan tsb. Cara narasi Yuriko kaya akan detil dan klimaks tentang penyiksaan yang diterima tahanan dan ketakutan yang dialami. Salah satunya adalah jika para tahanan mendapat investigator Nakagawa Shigeo. Nakagawa Shigeo adalah orang yang menyiksa Kobayashi Takiji sampai mati saat interogasi.

Page 20: Sastra Proletar

Daftar Pustaka

Class and Nation in Japanese Proletarian Literature, Heather Bowen-Struyk. www.muse.jhu.edu

Why a Boom in Proletarian Literature in Japan? The Kobayashi Takiji Memorial and The Factory Ship, Heather Bowen-Struyk. www.japanfocus.org

The Epistemology of Torture: 24 and Japanese Proletarian Literature, By Heather Bowen-Struyk. www.japanfocus.org

Commercial Appetite and Human Need: The Accidental and Fated Revival of Kobayashi Takiji's Cannery Ship, Norma Field

Japanese literature & politics in the 1930s, Donald Keene, www.jstor.org/stable

Kurehara Korehito, プロレタリア・レアリズムへの道 . www.shinku.nichibun.ac.jp

小林多喜二 蟹工船 ,www.aozora.gr.jp/cards

Page 21: Sastra Proletar

Tugas minggu depan

Cari & baca karya Mori Oogai ,  沈黙の塔(ちんもくのとう)、 Tower of silence. www.aozora.gr.jp