sarana produksi (laporan tetap praktikum dasar - dasar agronomi) febri irawan 05091002006 teknik...

20
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGRONOMI Nama : Febri Irawan Tanggal : 24 Maret 2010 NIM : 05091002006 Asisten : Jurusan : Teknologi Pertanian 1. Agustino Kelompok : V 2. Agung Setiawan Judul : Sarana Produksi 3. Deni Ferdison 4. Ricky Erwanto 5. Ika maryanti 6. Mayang Segara 7. Sheli Arizona 8. Nur Rahmawati Nilai : A. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh produksi yang tinggi. B. HASIL 1. Benih

Upload: febri-irawan-putra-zenir

Post on 27-Jul-2015

3.679 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR AGRONOMI

Nama : Febri Irawan Tanggal : 24 Maret 2010

NIM : 05091002006 Asisten :

Jurusan : Teknologi Pertanian 1. Agustino

Kelompok : V 2. Agung Setiawan

Judul : Sarana Produksi 3. Deni Ferdison

4. Ricky Erwanto

5. Ika maryanti

6. Mayang Segara

7. Sheli Arizona

8. Nur Rahmawati

Nilai :

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh produksi yang tinggi.

B. HASIL

1. Benih

Nama Pengertian Contoh

1. Ortodoks Benih ortodok, yang dapat

disimpan lama pada kadar air

rendah (4 – 8 %) dalam

kondisi temperatur rendah (4 –

18 ºC dan RH 40 – 50%),

benih Acacia mangium Wild

(Akasia),Dalbergia latifolia

Roxb (sonobrit),Eucalyptus

urophylla S.T

(ampupu),Eucalyptus deglupta

Blume (leda), Gmelina arborea

Linn (gmelina), Paraserianthes

falcataria Folsberg

(sengon),Pinus mercusii Jung

et de Vriese (tusam), dan

Page 2: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

Santalum album (cendana)

2. Rekalsitran benih yang mempunyai daya

hidup pendek (cepat rusak)

dan tidak dapat disimpan

dalam waktu lama dalam

penyimpanan biasa, bahkan,

jika disimpan dalam kondisi

yang optimal sekalipun

(temperatur dan kelembaban

tinggi). Kelemahan benih

rekalsitran tropis adalah tidak

dapat disimpan pada kadar air

rendah pada kondisi

temperatur rendah

dibandingkan dengan benih

rekalsitran non-tropis, yang

mengakibatkan masa simpan

yang relative pendek (1-5

minggu).

Agathis lorantifolia Salisb

(dammar),Diosypros celebica

Back (eboni) ,Hevea

brasiliensis Aublet (Kayu

karet),Macadamia

hildenbrandii Steen

(makadame),Shore compressa,

Shorea seminis V.SI.

2. Pupuk

Organik

Jenis Pupuk Pengertian Contoh

1. Kompos campuran dari rumput-rumput

sampah pasar atau kumpulan

dari daun-daun yang telah

gugur dan sebagainya yang

dibusukkan.

Seresah, daun-daunan,

pangkasan rumput, ranting,

dan sisa kayu dapat

dikomposkan, kotoran ternak,

binatang, bahkan kotoran

manusia bisa dikomposkan.

2. Kandang pupuk yang berasal dari

kotoran hewan dan sisa-sisa

makanannya.

Nitrogen

3. Hijau pupuk yang berasal dari

tanaman hijau, terutama yang

berasal dari tanaman yang

Crotalaria juncea, Tephrosia

vogelii, thephrosia candida,

Vigna sisnensis.

Page 3: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

berbunga kupu-kupu atau yang

berbuah polong.

Anorganik

Jenis Pupuk Pengertian Contoh

1. Majemuk Pupuk yang kandungan unsur

haranya terdiri lebih dari satu

unsur hara.

DAP, Rustica yellow, NPK

2. Tunggal Pupuk yang kandungan unsur

haranya terdiri dari satu unsur

Urea, ZA, DS, ZK,TSP

3. ZPT ( Zat Pengatur Tumbuh )

Macam Fungsi dan Tempat

Dihasilkan

Contoh

1. Auksin Berguna untuk

mendorong pembesaran

dan perpanjangan sel

tanaman misalnya

fototrofisme.

Asam Idolasetat /IAA

2. Giberelin Pengaruhnya berlawanan

dengan hari pendek yang

berguna untuk:

1. Mempercepat

perkecambahan

2.Mempercepat pembungaan

3.Melindungi

penghambatan dorman.

Hormon pada tumbuhan

tanaman

3. Sitokinin Memperlambat proses

penghacuran butir-butir

klorofil pada daun-daun yang

terlepas pada Zat ini berguna

Kinetin

Page 4: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

untuk :

1. Efektif mengatasi dormasi

pada suhu tinggi yaitu

kinetin dan thiourea

2.Memacu pembelahan

sel

4. Etilen Dibentuk oleh pembakaran

tidak sempurna senyawa

karbon yang berguna untuk :

1. Mempercepat

pertumbuhan kecambah

2.Mempercepat

pematangan buah

Hormon stres, disekresikan

bila ada gangguan yang

sifatnya jangka panjang

yang sekiranya membuat

sengsara atau bahkan mati.

Bila gangguan/stress terjadi,

tanaman akan segera

memindahkan/meredistribusi

sumber daya pada area

stress ke bagian lain dari

tanaman, hingga stress

tersebut teratasi.

5. Asam abisat Zat ini bertanggung jawab atas

aktivitas penghambatan

pertumbuhan didalam tanah

yang berguna untuk pengatur

stomata ,dormasi biji,absisi

dormasi tunas.

Hormon regulator,

disekresikan bila ada

perubahan kondisi secara

cepat, misal kondisi baik ke

stres atau sebaliknya dari

stres ke kondisi baik

4. Pestisida

Macam Sasaran Aplikasi

1. Insektisida Serangga disemprot

2. Rodentisida Tikus diumpan

3. Molustisida Molusca / siput diumpan

4. Akarisida Tungau disemprot

Page 5: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

5. Herbisida Gulma disemprot

6. Fungisida Jamur / Fungi disemprot

5. Inokulan

adalah bakteri yang diinokulasikan pada tanaman baru .

C. PEMBAHASAN

Sarana produksi merupakan bahan yang sangat menentukan di dalam

budidaya tanaman pada suatu wilayah tertentu. Sarana produksi berperan penting di

dalam usaha mencapai produksi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sarana yang

ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih

atau bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman atau perangsang tumbuh

tanaman dan alat-alat pertanian. Sarana produksi pertanian atau saprotan terdiri atas

bahan yang meliputi benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, dan obat-obatan

dan peralatan serta sarana lainnya yang digunakan untuk melaksanakan proses

produksi pertanian. Sarana-sarana tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum

memulai kegiatan budidaya tanaman (Djakfar,Z.R, 1990).

(Menurut Lingga, 1986) Pada dekade terakhir ini segala upaya telah dicoba

supaya semua tanaman diperkebunan memberikan hasil maksimum. Ini terlihat dari

beragamnya sarana penunjang pertanianbaik berupa pupuk, pengolah tanah,

pemberantas penyakit, dan zat-zat perangsang pertumbuhan yang jumlahnya

mencapai puluhan jenis.

1. Benih beserta tipenya

Menurut Sutarno dkk (1997) secara teknologi dikenal benih yang bersifat ortodoks

dan rekalsitran. Benih ortodoks tidak mati walaupun dikeringkan sampai kadar air

yang relatife sangat rendah dengan cara pengeringan cepat dan juga tidak mati kalau

benih itu disimpan dalam keadaan suhu yang relative rendah.contoh benih yang

bersifat ortodoks antara lain adalah benih Acacia mangium Wild (Akasia),Dalbergia

Page 6: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

latifolia Roxb (sonobrit),Eucalyptus urophylla S.T (ampupu),Eucalyptus deglupta

Blume (leda), Gmelina arborea Linn (gmelina), Paraserianthes falcataria Folsberg

(sengon),Pinus mercusii Jung et de Vriese (tusam), dan Santalum album (cendana)

Benih yang bersifat rekalsitran, akan mati kalau kadar airnya diturunkan sebelum

mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang bersuhu rendah.contoh benih ini

adalah Agathis lorantifolia Salisb (dammar),Diosypros celebica Back (eboni) ,Hevea

brasiliensis Aublet (Kayu karet),Macadamia hildenbrandii Steen (makadame),Shore

compressa, Shorea seminis V.SI.

2. Pupuk

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau anorganik

( mineral ). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang

diperlukan tumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti

hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian,

ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material

suplemen.

Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut,

agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau

terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan

lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik

adalah kompos.

Macam – macam pupuk

Dalam praktek sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan

pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk

fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.

Pupuk berdasarkan sumber bahan

Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk

organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk

Page 7: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

buatan (Ing.fertilizer). Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-

sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat

melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia

biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat

dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya;

keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu

pengikatan air secara efektif.

Pupuk berdasarkan bentuk fisik

Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair.

Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal.

Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan

biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara

disemprot ke tubuh tanaman.

Pupuk berdasarkan kandungannya

Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk

majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk

paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan

yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients).

Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur

tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang

diberikan.

3. Zat Pengatur Tumbuh ( ZPT )

Kalau kita berbicara mengenai ZPT,  sebaiknya kita mengetahui terlebih

dahulu apa yang dinamakan hormon tanaman. Hal ini sangat penting karena sering

terjadi kerancuan pengertian di masyarakat antara ZPT dengan hormon tanaman.

Hormon berasal dari kata Yunani yaitu hormon yang berarti menggiatkan,

merangsang, membangkitkan timbulnya suatu aktivitas.  Menurut Moore (1979)

hormon adalah suatu zat /senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman, aktif dalam

jumlah yang sangat kecil, disintesa pada bagian tertentu tanaman kemudian diangkut

Page 8: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

ke bagian lain dimana zat tersebut menimbulkan pengaruh khusus secara biokimia.

Yang dimaksud hormon disini adalah Auxin, Giberelin, Cytokinin, ethylen dan

ABA.  Sedangkan zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan

nutrisi tanaman yang dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah akan merangsang

dan mengadakan modifikasi secara kwalitatif terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.  Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semua hormon

adalah zat pengatur tumbuh tetapi tidak sebaliknya karena ZPT dapat dibuat atau

disintesa oleh manusia tetapi hormon tidak.

            Yang dimaksud dengan ZPT disini adalah 2,4-D, 2,4-S-T, IBA, NAA dan

lain lain. Penggunaan Zat pengatur tumbuh bila digunakan  dengan konsentrasi

rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya

bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat

pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman. Seiring dengan kemajuan dan

perkembangan tekhnologi di bidang pertanian, dan berdasarkan berbagai macam

penelitian maka ditemukan aneka ragam zat pengatur tumbuh yang dapat difungsikan

sebagai herbisida untuk mematikan gulma atau tanaman pengganggu. ZPT dapat

berubah fungsi menjadi racun bila dipakai melebihi kadar tertentu dan dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa banyak zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat

dipergunakan sebagai herbisida.  Lebih lanjut didapatkan pula bahwa, zat pengatur

tumbuh tertentu memepunyai sifat-sifat yang selektif sehingga gulma dapat

dimatikan tetapi tanaman pokok yng dibudidayakan tidak terganggu.  Di era

tekhnologi modern saat ini, ZPT yang banyak digunakan sebagai herbisida

pemberantas gulma terutama adalah 2,4-D, 2,4,5-T dan MCPA atau MCP.

Sebagaimana kita ketahui bahwa ZPT yang masuk dalam grup auksin ( hormone

auxin ) terdiri dari beberapa jenis yaitu : jenis indol seperti IBA dan IAA, jenis

Napthalen seperti NAA dan jenis Plenoxy seperti 2,4-D, 2,2,5-T dan MCPA. Pada

umumnya ZPT dalam grup auksin ini bekerja terutama dalam proses pembelahan dan

pembesaran sel serta pembentukan akar stek bila diberikan dalam konsentrasi yang

rendah. Namun bila diaplikasikan dalam konsentrasi yang tinggi maka proses

pembelahan dan perbesaran sel terjadi sangat cepat melebihi situasi normal akibatnya

Page 9: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

pembelahan dan perbesaran sel menjadi tidak karuan yang beerakibat pada proses

penghambatan pertumbuhan yang pada akhirnya terjadi dengan kematian.

4. Pestisida

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,

atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang

Diberiakhiran cide("pembasmi").Sasarannyabermacammacam,seperti serangga, tiku

s, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.

Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida

seringkali disebut sebagai "racun".

Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa

insektisida  (serangga)

fungisida  (fungi/jamur)

rodentisida  (hewan pengerat/Rodentia)

herbisida  (gulma)

akarisida  (tungau)

bakterisida  (bakteri)

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan

kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan

adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga

semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme

berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak

sesuai prosedur yang telah ditetapkan. menurut depkes riau kejadian keracunan tidak

bisa di tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar menggunakan pestisida

kimia yang sangat buruk bagi kesehatan mereka lebih memilih pestisida kimia dari

pada pestisida botani ( buatan ) kejadian keracunan pun sangat meningkat di provinsi

tersebut. menurut data kesehatan pekan baru tahun 2007 ada 446 orang meninggal

akibat keracunan pestisida setiap tahunnya..dan sekitar 30% mangalami gejala

keracunan saat menggunakan pestisida..karna petani kurang tau cara menggunakan

pestisida secara efektif dan penggunaan pestisida secara berlebihan,dan berdasarkan

Page 10: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

hasil penilitian Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. dari sumatra barat tahun 2005

mengatakan penyebab keracunan pestisida di riau akibat kurang pengetahuan petani

dalam penggunaan pestisida secara efektif dan tidak menggunakan alat pelindung

diri saat pemajanan pestisida,hasilnya dari 2300 responden yang peda dasarnya para

petani hanya 20% petani yang menggunakan APD ( alat pelindung diri ), 60% patani

tidak tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan mereka mengatakan setelah

manggunakan pestisida timbul gejala pada tubuh ( mual,sakit tenggorokan, gatal -

gatal, pandangan kabur, Dll.)dan sekitar 20% petani tersebut tidak tau sama sekali

tentang bahaya pestisida terhadap kesehatan,begitu tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC.

beliau jg mengatakan semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin besar risiko

terpajan penyakit akibat pestisida.

Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan

sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang

berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :

1. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan

sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi

serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah

dan tanaman telah terlanjur tercemar.

2. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik

atau petugas penyuluh.

3. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada

penyuluh.

4. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan

menggunaannya.

5. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan terkadang

usia tanaman juga diperhatikan.

6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.

7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.

Pestisida adalah zat kimia yang beracun untuk pengendalian musuh – musuh

tanaman. Berdasarkan kegunaannya pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis,

Page 11: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

yaitu insektisida, herbisida, moluskarida, akarisida, rodentisida, fungisida,

bakterisida, dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi

pestisida yaitu berupa cairan semprot (sprayer), tepung hembus ( dust ), butiran

( granular ), pasta, uap ( smoke ), kabut dan gas. Pestisida juga mempunyai beberapa

bentuk formulasi yaitu EC ( emulsifiable concentrate ), WP ( wettable powder ), SP (

soluble powder ), WSC ( water soluble concentrate ), dan ULV ( ultra low volume ).

5. Inokulan

Inokulan adalah bakteri yang diinokulasikan atau dikembangbiakan

ketanaman baru. Inokulan terjadi pada kebanyakan budidaya tanaman leguminosa

yang memerlukan inokulasi bakteri rhizobium.

Mekanisme kerja sama antara bakteri rhizobium dan tanaman legum dalam

bentuk simbiosis mutualisme, yaitu simbiosis saling menguntungkan dimana bakteri

menjadi unsur C dari tanaman sebagai sumber energi bakteri, dan tanaman

mendapatkan N dari bakteri, karena bakteri mampu memfiksasi N2 dari udara.

Inokulasi rhizobium digunakan untuk : penasnaman leguminosa ditanah untuk

pertama kalinya, penanaman leguminosa yang baru disuatu areal / lahan ,dan

penanaman jenis leguminosa pada tanah yang populasi rhizobiumnya sangat rendah.

Inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan tanah ,

secara alami, dan menggunakan biakan murni.

Page 12: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

D. KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Benih adalah biji yang terpilih yang digunakan untuk perkembangbiakan atau

untuk produksi biji selanjutnya.

Pupuk adalah senyawa yang mengandung unsur hara yang diberikan

tanaman dengan dosis tertentu.

Zat pengatur tumbuh adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun

yang bisa digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman, misalnya untuk

merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan

vegetatif, mematikan cabang yang tidak dikehendaki dan lain sebagainya.

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk pemberantasan hama

dan penyakit.

Inokulan adalah bakteri yang membantu mengikat nitrogen dari akar.

Saran

Berikan pengetahuan kepada praktikan secara praktek, apa itu benih dan

bagaimana cara penanamannya.

Berikan pengetahuan kepada praktikan secara praktek, macam – macam

pupuk dan cara pengolahannya.

Berikan pengetahuan kepada praktikan secara praktek, bagaimana

penggunaan pestisida itu secara tepat.

Berikan pengetahuan kepada praktikan secara praktek, bagian – bagian

manakah yang terdapat pada tumbuhan zat pengatur tumbuh itu terdapat.

Berikan pengetahuan kepada praktikan secara praktek, yang manakah dan

terdapat pada apa, yang disebut dengan inokulan.

Page 13: Sarana Produksi (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang. 2000. Manggis Budidaya dan Analisis Usahatani.

Yogyakarta :Kanisius.

Rubatzky, Vincent & Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia I Prinsip, Produksi dan

Gizi. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Rukmana, Rahmat. 1995. Pepaya Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius

Setiamidjaja, Djoehana. 2000. Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen.

Yogyakarta : Kanisius

Siregar, Tumpal. 2000. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Soedarnadi. Hartono. 1995. Tumbuhan Monokotil. Bogor : Penebar Swadaya.

Sutarno dkk,1997. PENGENALAN PEMBERDAYAAN POHON HUTAN,Prosea

Indonesia-Prosea Network Office,Pusat Diklat Pegawai & SDM Kehutanan,

Bogor 1997

Sworth, Gold Peter. 19925. Fisiologi Budidaya Tanaman Tropik. Yogyakarta :

GajahMada University Press.

Tim Penyusun Kamus PS. 1997. Kamus Pertanian Umum. Jakarta : Penebar

Swadaya.