sap-nyeri

32
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Topik : Pendidikan kesehatan manajemen nyeri Sasaran : Pasien dan keluarga Waktu : 10.00–11.00 WIB (1 x 35 menit) Hari/Tanggal : 05 Desember 2015 Tempat : Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember 1. Standar Kompetensi Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat menerapkan secara mandiri manajemen nyeri 2. Kompetensi Dasar Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi, pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat: a. menjelaskan pengertian pengertian nyeri b. menjelaskan penyebab nyeri c. menjelaskan karakteristik nyeri d. menjelaskan klasifikasi nyeri SATUAN ACARA PENYULUHAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DI RUANG MAWAR RSD. dr SOEBANDI KABUPATEN JEMBER

Upload: ferdiana-revitasari

Post on 27-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Sip

TRANSCRIPT

Page 1: SAP-nyeri

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik : Pendidikan kesehatan manajemen nyeri

Sasaran : Pasien dan keluarga

Waktu : 10.00–11.00 WIB (1 x 35 menit)

Hari/Tanggal : 05 Desember 2015

Tempat : Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember

1. Standar Kompetensi

Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi, diharapkan pasien

dan keluarga pasien dapat menerapkan secara mandiri manajemen nyeri

2. Kompetensi Dasar

Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi, pasien dan keluarga

pasien diharapkan dapat:

a. menjelaskan pengertian pengertian nyeri

b. menjelaskan penyebab nyeri

c. menjelaskan karakteristik nyeri

d. menjelaskan klasifikasi nyeri

e. menjelaskan manajemen nyeri

f. menjelaskan manajemen nyeri: relaksasi nafas dalam (pengertian, tujuan,

manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)

g. mendemostrasikan teknik nafas dalam

h. menjelaskan manajemen nyeri: distraksi (pengertian, tujuan, manfaat,

teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)

i. mendemostrasikan teknik distraksi

SATUAN ACARA PENYULUHANIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DI RUANG MAWAR RSD. dr SOEBANDI KABUPATEN JEMBER

Page 2: SAP-nyeri

j. menjelaskan manajemen nyeri: kompres hangat dan dingin (pengertian,

tujuan, manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)

k. mendemostrasikan teknik kompres hangat dan dingin

3. Pokok Bahasan

Manajemen nyeri

4. Subpokok Bahasan

a. menjelaskan pengertian pengertian nyeri

b. menjelaskan penyebab nyeri

c. menjelaskan karakteristik nyeri

d. menjelaskan klasifikasi nyeri

e. menjelaskan manajemen nyeri

f. menjelaskan manajemen nyeri: relaksasi nafas dalam (pengertian, tujuan,

manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)

g. mendemostrasikan teknik nafas dalam

h. menjelaskan manajemen nyeri: distraksi (pengertian, tujuan, manfaat,

teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)

i. mendemostrasikan teknik distraksi

j. menjelaskan manajemen nyeri: kompres hangat dan dingin (pengertian,

tujuan, manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)

k. mendemostrasikan teknik kompres hangat dan dingin

5. Waktu: 1 x 60 menit

6. Bahan/Alat yang Diperlukan

a. Leafleat

b. LCD

c. Pengeras suara

d. Laptop

e. Baskom

f. Washlap

2. Model Pembelajaran

a. Jenis model penyuluhan: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi

Page 3: SAP-nyeri

b. Landasan teori: konstruktivisme

c. Langkah pokok:

1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik

2) Mengajukan masalah

3) Membuat keputusan nilai personal

4) Mengidentifikasi pilihan tindakan

5) Memberi komentar

6) Menetapkan tindak lanjut

3. Persiapan

Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan lain-

lain) manajemen nyeri dan membuat media penyuluhan tentang manajemen

nyeri pada pasien di ruang Mawar RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember.

4. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

ProsesTindakan

WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan

b. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi pasien dan keluarga

c. Menjelaskan tentang TIU dan TIK

Memperhatikan dan menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

5 menit

Penyajian a. memberikan pertanyaan tentang nyeri

b. menjelaskan pengertian nyeri1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

c. menjelaskan penyebab nyeri1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

d. menjelaskan karakteristik nyeri1) Menanyakan kepada sasaran

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan Menjawab pertanyaan

25 menit

Page 4: SAP-nyeri

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

e. menjelaskan klasifikasi nyeri1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

f. menjelaskan manajemen nyeri1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

g. menjelaskan manajemen nyeri: relaksasi nafas dalam (pengertian, tujuan, manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

h. mendemostrasikan teknik nafas dalam1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai teknik manajemen nyeri yang baru disampaikan

2) Mempraktikkan bersama teknik manajemen nyeri yang telah didemonstrasikan

i. menjelaskan manajemen nyeri: distraksi (pengertian, tujuan, manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

j. mendemostrasikan teknik distraksi1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai teknik manajemen nyeri yang baru

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Mempraktikkan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Page 5: SAP-nyeri

disampaikan2) Mempraktikkan bersama

teknik manajemen nyeri yang telah didemonstrasikan

k. menjelaskan menjelaskan manajemen nyeri: kompres hangat dan dingin (pengertian, tujuan, manfaat, teknik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan)1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai materi yang baru disampaikan

2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan

l. mendemostrasikan teknik kompres hangat dan dingin1) Menanyakan kepada sasaran

mengenai teknik manajemen nyeri yang baru disampaikan

2) Mempraktikkan bersama teknik manajemen nyeri yang telah didemonstrasikan

Mempraktikkan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Mempraktikkan dan memberi tanggapan

Penutup a. Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikan

b. Mengajukan pertanyaan kepada pasien dan keluarga

c. Mendiskusikan bersama jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan

d. Menutup pertemuan dan memberi salam

Memperhatikan

Memberikan saran

Memberi komentar dan menjawab pertanyaan bersamaMemperhatikan dan membalas salam

5 menit

5. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Pasien dan keluarga berada di tempat pertemuan sesuai kontrak.

2) Penyelenggaraan pendidikan kesehatan mengenai manajemen nyeri

dilaksanakan di Poli Hemodialisa RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember

3) Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum

pelaksanaan.

b. Evaluasi Proses

Page 6: SAP-nyeri

1) Pasien dan keluarga pasien antusias terhadap kegiatan yang

dilakukan.

2) Pasien dan keluarga pasien berpartisipasi dalam kegiatan dengan

mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan benar.

c. Evaluasi Hasil

1) Pasien dan keluarga memahami materi yang telah disampaikan.

2) Kegiatan pendidikan kesehatan mengenai manajemen nyeri berhasil

dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

11. Lampiran

1. Materi

2. Media yang digunakan (leaflet)

Pemateri

Mahasiswa profesi ners angkatan XVIPSIKUniversitas Jember

Page 7: SAP-nyeri

Lampiran Materi

Materi 1.

NYERI

A. Pengertian

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi

diri dan menyebabkan ketidakmampuan seiring dengan peningkatan usia harapan

hidup. (Potter dan Perry, 2006). Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik

ringan maupun berat yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa

dapat dirasakan oleh orang lain, meliputi aktifitas seseorang secara langsung dan

perubahan hidup seseorang dan menunjukkan terjadinya gangguan fisiologi

(Hidayat, 2006).

B. Karakteristik Nyeri

Menurut Mahon (2009), 4 karakteristik tentang nyeri antara lain:

A. Nyeri bersifat subjektif,

B. Tidak menyenangkan,

C. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi,

D. Bersifat berkesudahan.

Kemudian dia menambahkan, nyeri melelahkan dan menghabiskan energi

seseorang, dapat menggangu personal dan mempengaruhi makna kehidupan.

C. Penyebab Nyeri

1. Trauma

a. Mekanik

Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan,

misal akibat benturan, gesekan,luka dan lain-lain.

b. Thermis

Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat

panas, dingin, misal kereta api dan air panas.

Page 8: SAP-nyeri

c. Khemis

Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa

kuat

d. Elektrik

Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa

nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

2. Neoplasma

a. jinak

b. ganas

3. Peradangan

Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya

peradangan atau terjepit oleh pembengkakan misalnya abses

4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainban pembuluh darah

5. Trauma psikologis.

D. Klasifikasi Nyeri

1. Menurut Tempatnya:

a. Periferal pain

Nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.

1) Superfisial pain (nyeri permukaan)

2) Deep pain (nyeri dalam)

3) Reffered pain (nyeri alihan)

b. Central pain

Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, Spinal cord, batang

otak dan lain-lain.

c. Psychogenic pain

Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma

psikologis.

d. Phantom pain

Phantom pain merupakan perasaan bagian tubuh sudah tidak ada lagi.

Contohnya pada amputasi phantom pain timbul akibat dari stimulasi

Page 9: SAP-nyeri

reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada

area yang telah diangkat.

e. Radiating pain

Nyeri yang dirasakan pada sumbernyan yang meluas ke jaringan sekitar.

2. Menurut sifat

a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang,

b. Steady : Nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu lama,

c. Paroxysmal : Nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan

biasanya menetap 10 – 15 menit lalu menghilang dan kemudian timbul

kembali,

d. Intractabel pain : Nyeri yang resisten dengan dirubah atau dikurangi

Contoh : Pada arthritis, pemberian analgesik narkotika merupakan

kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan

kecanduan.

3. Menurut Berat Ringannya

a. Nyeri ringan : Dalam intensitas rendah,

b. Nyeri sedang : Menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis,

c. Nyeri berat : Dalam intensitas tinggi.

4. Menurut waktu serangan

a. Nyeri akut

Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan

meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang actual maupun

potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang tiba-

tiba atau perlahan dari intensitas ringan samapi berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasi kurang dari 6 bulan

Agen yang berhubungan:

1) Agen cedera biologi (misalnya, infeksi, iskemia, neoplasma)

2) Agen cedera kimia (misalnya, membakar, capsaicin, metilen klorida,

agen mustard)

3) Agen cedera fisik (misalnya, abses, amputasi, membakar,

memotong, angkat berat prosedur operasi, trauma)

Page 10: SAP-nyeri

Batasan karakteristik:

1) mengungkapakan secara verbal atau melaporkan dengan isyarat

adanya nyeri perubahan nafsu makan

2) diaforesis

3) perubahan parameter fisiologis (misalnya, tekanan darah, denyut

jantung, laju pernapasan, saturasi oksigen, dan karbondioksida)

4) tingkah laku ekspresif (gelisah, marah, menangis, merintih,

waspada, napas panjang

5) ekspresi wajah nyeri (misalnya, mata kekurangan kilau, tampilan

dipukuli, tetap atau tersebar gerakan, meringis)

6) gangguan perilaku atau tingkah laku distraksi (jalan-jalan,

menemui orang lain, aktivitas berulang-ulang)

7) gerakan melindungi

8) keputusasan

9) fokus menyempit (misalnya, persepsi waktu, proses berpikir,

interaksi dengan orang dan lingkungan)

10) posisi untuk meringankan rasa sakit

11) perilaku pelindung

12) laporan perilaku nyeri/perubahan aktivitas (misalnya, keluarga

anggota, pengasuh)

13) pelebaran pupil

14) berfokus pada diri sendiri

15) laporan diri dari intensitas menggunakan standar skala nyeri

(misalnya, skala Wong-Baker Faces, skala analog visual, peringkat

skala numerik)

b. Nyeri kronis

Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan

meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang actual maupun

potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan; awitan yang tiba-

tiba atau perlahan dari intensitas ringan samapi berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasi lebih dari 6 bulan

Page 11: SAP-nyeri

Batasan karakteristik:

1) Perubahan dalam kemampuan untuk melanjutkan kegiatan

sebelumnya

2) Perubahan dalam pola tidur

3) Anoreksia

4) Gelisah

5) Depresi

6) Ekspresi wajah nyeri (misalnya, mata kekurangan kilau, terlihat

dipukuli, gerakan tetap atau tersebar, meringis)

7) Laporan perilaku nyeri/perubahan aktivitas (misalnya, keluarga

anggota, pengasuh)

8) Berfokus pada diri sendiri

9) Laporan diri dari intensitas menggunakan standar skala nyeri

(misalnya, Skala Wong-Baker Faces, skala analog visual, peringkat

skala numerik)

E. Manajemen nyeri

1. Nyeri akut

Ajarkan penggunakan teknik nonfarmakologi (misalnyarelaksasi, imajinasi

terbimbing, terapi music, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas, kompres

hangat/dingin, dan masase) sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama

aktivitas yang menyakitkan; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan

selama penggunaan tindakan pengurang nyeri lain.

2. Nyeri kronis

a. Tawarkan tindakan pengurang nyeri untuk membantu pengobatan nyeri

(misalnya: teknik relaksasi, distraksi, masase)

b. Bantu pasien dalam mengidentifikasi tingkat nyeri yang beralasan dan

dapat diterima

c. Penatalaksanaan nyeri (NIC)

Tingkatkan istirahat tidur yang adekuat untuk memfasilitasi pengurangan

nyeri

Page 12: SAP-nyeri

Berikan pengobatan sebelum aktivitas untuk meningkatkan partisipasi,

tetapi evaluasi bahaya sedasi

Materi 2

Page 13: SAP-nyeri

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Definisi

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana

cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)

dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan

intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi

paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2008).

B. Tujuan dan Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Menurut National Safety Council (2004), bahwa teknik relaksasi nafas

dalam saat ini masih menjadi metode relaksasi yang termudah. Metode ini mudah

dilakukan karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan

secara normal tanpa perlu berfikir atau merasa ragu. Sementara Smeltzer dan Bare

(2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk

meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi

paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik maupun

emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

Sedangkan manfaat yang dapat dirasakanoleh klien setelah melakukan teknik

relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri, ketenteraman hati, dan

berkurangnya rasa cemas

Page 14: SAP-nyeri

Patofisiologi Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri

C. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah

pernafasan diafragmayang mengacu pada pendataran kubah diafragma

selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan

dengan desakan udara masuk selama inspirasi (Priharjo, 2003). Lebih lanjut

Priharjo (2003) menyatakan bahwa adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas

dalam adalah sebagai berikut :

1. Usahakan rileks dan tenang

2. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan

1,2,3,kemudian tahan sekitar 5-10 detik

3. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.

4. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi

melalui mulut secara perlahan-lahan.

5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa

berkurang.

6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali

Page 15: SAP-nyeri

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Teknik Relaksasi Nafas Dalam

terhadap Penurunan Nyeri.

Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan

intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu (Smeltzer dan Bare, 2002) :

a. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang

disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi

vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke

daerah yang mengalami spasme dan iskemik.

b. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk

melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin

Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh teknik relaksasi

nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas dalam untuk

mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan komponen

saraf parasimpatik secara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan

kadar hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat

stress seseorang sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat klien

merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. Hal ini akan

mendorong terjadinya peningkatan kadar PaCO2 dan akan menurunkan kadar pH

sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen (O2) dalam darah (Handerson, 2005).

Page 16: SAP-nyeri

Materi 3

TEKNIK DISTRAKSI

1. Definisi

Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga

dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi

terhadap nyeri (Prasetyo, 2010).

2. Tujuan dan Manfaat Teknik Distraksi

Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah

untuk pengalihan atau menjauhkan perhatian klien terhadap sesuatu yang sedang

dihadapi, misalnya rasa nyeri. Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini,

yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan

merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan (Widyastuti, 2010).

3. Prosedur Teknik Distraksi

Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain :

a. Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat

pemandangan, dan gambar (Prasetyo, 2010).

b. Distraksi pendengaran

Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien

dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang,

seperti musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan

irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh

mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki

(Tamsuri, 2007).

c. Distraksi pernafasan

Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang

fokus pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi

Page 17: SAP-nyeri

perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati),

kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan

menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk

berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi

ketenangan, lanjutkan teknik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.

Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan massase, instruksikan klien untuk

melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan 14 lakukan

massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan

pijatan atau gerakan memutar di area nyeri (Prasetyo, 2010).

d. Distraksi intelektual

Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang,

bermain kartu, melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti

mengumpulkan perangko atau menulis cerita. Pada anakanak dapat pula

digunakan teknik menghitung benda atau barang yang ada di sekeliling.

e. Teknik sentuhan

Distraksi dengan memberikan sentuhan pada lengan, mengusap, atau

menepuk-nepuk tubuh klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai

tindakan pengalihan atau distraksi. Tindakan ini dapat mengaktifkan saraf

lainnya untuk menerima respons atau teknik gateway control. Teknik ini

memungkinkan impuls yang berasal dari saraf yang menerima input sakit

atau nyeri tidak sampai ke medula spinalis sehingga otak tidak menangkap

respons sakit atau nyeri tersebut. Impuls yang berasal dari input saraf nyeri

tersebut diblok oleh input dari saraf yang menerima rangsang sentuhan

karena saraf yang menerima sentuhan lebih besar dari saraf nyeri.

(Widyastuti., 2010).

Page 18: SAP-nyeri

Materi 3

KOMPRES

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu

dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah

juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran

getah radang menjadi lancar, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada

klien (Istiqomah, 2007). Kompres hangat pada tubuh dapat berbentuk kering dan

basah. Kompres hangat kering dapat digunakan secara lokal untuk konduksi panas

dengan menggunakan botol air panas atau pemanas elektrik. Sedangkan kompres

hangat basah dapat diberikan melalui konduksi, kompres kasa, kemasan pemanas

dan berendam/mandi (Kozier, 2009).. Kompres hangat dilakukan

maksimum 20-30 menit.

Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:

1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan

perdarahan dan pembengkakan

2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan

perdarahan

3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat

metastase (tumor sekunder)

5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat

membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

Kompres dingin adalah memberi rasa dingin pada daerah setempat dengan

menggunakan kain yang dicelupkan pada air biasa atau air es sehingga memberi

efek rasa dingin pada daerah tersebut. Tujuan diberikan kompres dingin adalah

Page 19: SAP-nyeri

menghilangkan rasa nyeri akibat odema atau trauma, mencegah kongesti kepala,

memperlambat denyutan jantung, mempersempit pembuluh darah dan mengurangi

arus darah local. Tempat yang diberikan kompres dingin tergantung lokasinya.

ompres dingin dibagi menjadi dua, yaitu kompres dingin kering (kirbat) dan

kompres dingin basah. Kompres dingin kering terdiri dari kompres es biasa,

kompres es leher, dan kompres es gantung. Kompres dingin kering diberikan

untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es kolar es, sarung

tangan es, dan kemasan pendingin disposabel.Kompres dingin basah diberikan

pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal. 

Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:

1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi

aliran ke luka terbuka

2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut

dan menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud,

dingin akan meningkatkan spasme arteri

3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi

terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis,

eritema, hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang

dapat membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.

  Suhu yang Direkomendasikan untuk Kompres Panas dan Dingin

Derajat Panas Suhu Bentuk dan Kegunaan

Sangat dingin Di bawah 15° C Kantong es

Dingin 15- 18° C Kemasan pendingin

Sejuk 18- 27° C Kompres dingin

Hangat kuku 27- 37° C Mandi spons- alkohol

Hangat 37- 40° C Mandi dengan air hangat

Panas 40- 60° C Berendam dalam air panas,

irigasi, kompres panas

Sangat panas Di atas 60° C Kantong air untuk orang dewasa

Page 20: SAP-nyeri

Kompres dingin (dalam 1-2 hari pertama) dan kompres hangat (setelah 2

hari). Namun hal ini harus dengan persetujuan dokter atau petugas pelanyanan

kesehatan

Teknik kompres hangat

A. Alat dan bahan

1. Botol

2. Air hangat

3. Waslap

4. Kain kering

B.teknik

1. cuci tangan

2. siapkan air hangat (sesuaikan dengan kondisi pasien)

3. masukkan air hangat ke dalam botol lalu lapisi dengan kain

4. jika menggunakan waslap, celupkan waslap ke air hangat lalu peras

5. letakkan botol, atau waslap ke area yang terasa nyeri biarkan selama 20 menit

6. cuci tangan

Teknik kompres hangat

Persiapan Alat :

a. Bak kecil berisi air biasa/air es

b. Perlak pengalas

c. Beberapa buah waslap/kain

d. Selimut bila perlu

B. Prosedur :

a. Cuci tangan

b. Pasang pengalas pada area yang akan dikompres

c. Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas

sampai lembab

d. Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres

Page 21: SAP-nyeri

e. Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah

terendam dalam air biasa atau air es.

f. Diulang hingga pasien merasa tidak nyeri

g. Cuci tangan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, & Suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal. Jakarta: EGC.

Istiqomah, 2007. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Klien Kontusio Di RSUD Sleman. http://digilib.unsri.ac.id/download/85%20%20PENGARUH%20TEKNIK%20PEMBERIAN%20KOMPRES%20TERHADAP%20PERUBAHAN%20SKALA%20NYERI%20PADA%20KLIEN%20KONTUSIO%20di%20RSUD%20SLEMAN14082009.pdf[ 4 Desember 2015]

Hidayat, A., 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Potter dan Perry. 2006. Fundamental of Nursing, Vol. 2, Edisi ke 4. Jakarta : EGC.

Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Priharjo, R. 2008. Tehnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC.

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Widyastuti. 2010. Perbedaan Efektifitas Terapi Musik dengan Teknik Relaksasi Progresif terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia di Banjar Peken Desa Sumerta Kaja. http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/arti cle/download/6127/4618 diakses pada tanggal 2 Desember 2015.