sap luka bakar kel.6

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Luka Bakar pada Dewasa Sasaran : Bapak-bapak dan ibu-ibu Hari/tanggal : Rabu / 8 oktober 2014 Waktu : 35 menit Tempat : Ruangan pertemuan puskesmas nanggalo padang Penyuluhan : Mahasiswa STIKes Mercubaktijaya Padang A. Latar Belakang Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini masih memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan bagi kita, karena sampai saat ini angka morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi. Di Amerika dilaporkan sekitar 2 sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5-6 ribu kematian/tahun. Di unit luka bakar RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tahun 1998 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%. Di unit Luka bakar RSU Dr. Soetomo surabaya jumlah kasus yang dirawat selama satu tahun (Januari 2000 sampai Desember 2000) sebanyak 106 kasus atau 48,4% dari seluruh penderita bedah plastik yang dirawat yaitu sebanyak 219, jumlah kematian akibat luka bakar sebanyak 28 penderita atau sekitar 26,41% dari seluruh penderita luka bakar yang dirawat, kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran nafas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan (Noer, 2006). Tingimya angka penderita karena luka bakar yang sangat mengancam kehidupan seseorang dan dapat menyebabkan

Upload: astry-yona

Post on 18-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Luka Bakar Kel.6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Luka Bakar pada Dewasa

Sasaran : Bapak-bapak dan ibu-ibu

Hari/tanggal : Rabu / 8 oktober 2014

Waktu : 35 menit

Tempat : Ruangan pertemuan puskesmas nanggalo padang

Penyuluhan : Mahasiswa STIKes Mercubaktijaya Padang

A. Latar Belakang

Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini masih memerlukan

perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan bagi kita, karena sampai saat

ini angka morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi. Di Amerika dilaporkan sekitar 2

sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5-6 ribu

kematian/tahun.

Di unit luka bakar RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tahun 1998

dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%.

Di unit Luka bakar RSU Dr. Soetomo surabaya jumlah kasus yang dirawat selama satu

tahun (Januari 2000 sampai Desember 2000) sebanyak 106 kasus atau 48,4% dari seluruh

penderita bedah plastik yang dirawat yaitu sebanyak 219, jumlah kematian akibat luka

bakar sebanyak 28 penderita atau sekitar 26,41% dari seluruh penderita luka bakar yang

dirawat, kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada

luka bakar yang disertai cedera pada saluran nafas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama

perawatan (Noer, 2006).

Tingimya angka penderita karena luka bakar yang sangat mengancam kehidupan

seseorang dan dapat menyebabkan kecacatan, kematian serta pengetahuan yang minim

dari individu bagaimana melakukan perawatan pada anggota keluarga dengan luka bakar,

maka perlu diberikan penyuluhan mengenai luka bakar ini, agar penyakit ini tidak

dianggap sepele, sehingga keluarga dapat berperan dalam mengenali bagaimana yang

dimaksud luka bakar dan cara perawatannya pada penderita luka bakar.

B. Tujuan

1. Tujuan instruksional umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran mampu memahami

tentang penyakit luka bakar.

2.   Tujuan instruktsional khusus

Page 2: Sap Luka Bakar Kel.6

Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan sasaran dapat :

a. Menjelaskan tentang  pengertian luka bakar dengan tepat

b. Menjelaskan tentang penyebab luka bakar dengan benar

c. Menjelaskan tentang klasifikasi luka bakar dengan tepat

d. Menjelaskan tentang komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi

e. Menjelaskan tentang pencegahan dari luka bakar dengan benar

f. Menjelaskan tentang pengobatan medis dan pengobatan tradisional pada

penderita luka bakar dengan tepat

g. Menjelaskan tentang bagaimana perawatan pada penderita luka bakar

C. Materi (terlampir)

Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :

1. Definisi penyakit luka bakar

2. Penyebab dari luka bakar

3. Klasifikasi penyakit luka bakar

4. Komplikasi dari luka bakar

5. Pencegahan penyakit luka bakar

6. Pengobatan pada penderita luka bakar

7. Perawatan pada penderita luka bakar

D. Media penyuluhan / Sumber

1.      Alat           : meja, kursi, laptop, LCD, flashdisk, microphone, dan sound system

2.      Media        : leaflet, power point.

3. Sumber :

Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman

Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.

Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.

Arif Muttaqin dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan

Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Anonim. (2009). Kumpulan Artikel Keperawatan Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Dengan Luka Bakar (Combustio). (Online)

http://www.artanto.com.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah. volume 2, (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Page 3: Sap Luka Bakar Kel.6

Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi

Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan). Jakarta: PT EGC.

E. Metode penyuluhan

1.  Ceramah

2.  Tanya jawab

F. Setting tempat

KETERANGAN : : moderator

: presentator/penyaji

:fasilitator

:observer

:audiens

: pembimbing

G. Pengorganisasian

1. Moderator : Irfan

2. Penyaji : Jamaludin

3. Observer : Ridwan

4. Fasilitator :

Debby Wira Pradini

Ligia Tri Afriyelni

Putri Febri Afriyani

LCD

Page 4: Sap Luka Bakar Kel.6

H. Pembagian tugas

1. Peran moderator

Membuka dan membuka acara

Memperkenalkan diri

Menertibkan acara penyuluhan

Menjaga kelancaran acara

Memimpin diskusi

Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama audiens

2. Peran penyaji

Menyajikan acara penyuluhan

Bersama fasilitator menjalani kerja sama dalam penyuluhan

3. Peran observer

Mengamati jalannya acara

Mengevaluasi kegiatan

Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan

4. Peran fasilitator

Memotifasi peserta penyuluhan

Menjadi contoh dalam kegiatan

Membagikan leaflet

Menjalankan absen penyuluhan

I. Mekanisme kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan

diberikan

Menjawab Salam

Mendengarkan

Memperhatikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan tentang pengertian

luka bakar

Menjelaskan tentang penyebab

Memperhatikan dan

mendengarkan

Memperhatikan dan

Page 5: Sap Luka Bakar Kel.6

luka bakar

Menjelaskan klasifikasi penyakit

luka bakar

Menjelaskan komplikasi penyakit

luka bakar

Menjelaskan cara pencegahan dan

pengobatan luka bakar

Menjelaskan cara perawatan luka

bakar

Memberikan kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

mendengarkan

Memperhatikan dan

mendengarkan

Memperhatikan dan

mendengarkan

Memperhatikan dan

mendengarkan

Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan

3. 10 menit Evaluasi :

Menanyakan kepada peserta tentang

materi yang telah diberikan, dan

reinforcement kepada audiens dan

keluarga yang dapat menjawab

pertanyaan

Menjawab Pertanyaan

4. 5 menit Evaluasi :

Menyampaikan Kesimpulan

Mengucapkan salam penutup

Mendengakan

Menjawab salam

J. Evaluasi

1. Evaluasi  Struktur     :

a. Ruangan kondusif untuk kegiatan

b. Peralatan memadai dan berfungsi

c. Media dan materi tersedia dan memadai

2. Evaluasi Proses        :

a. Ketepatan waktu pelaksanaan

b. Peran serta aktif audiens

c. Antusiasme sasaran tinggi

d. Kesesuaian peran dan fungsi mahasiswa

e. Factor pendukung dan penghambat kegiatan

3. Evaluasi Hasil

Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai

Page 6: Sap Luka Bakar Kel.6

a. Jangka panjang

Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya merawat anggota keluarga

dengan penyakit luka bakar.

Meminimalisir angka kejadian luka bakar di masyarakat terutama pada orang

dewasa dan anak-anak.

b. Jangka pendek

Sasaran mengerti lebih dari 60% materi yang telah disampaikan.

Sasaran memahami pentingnya perawatan pasien dengan luka bakar dan dapat

mengetahui cara menghindari terjadinya luka bakar.

TINJAUAN TEORITIS

Page 7: Sap Luka Bakar Kel.6

A. Definisi Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan

kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah

RSUD Dr.Soetomo, 2001).

Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak

langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat

kimia (chemycal), atau radiasi (radiation).

Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk bentuk luka lainnya ,

karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pasda

tempatnya untuk jangka waktu. Dengan cepat luka bakar akan didiami oleh bakteri

patogen; mengalami eksudasi dengan perembasan sejumlah besar air, protein serat

elektrolit; dan seringkali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh yang lain

untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen. (arif mutaqin,asuhan keperawatan

gangguan integumen, salemba medika.2010)

Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan

nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:

1) Kepala dan leher : 9%

2) Lengan masing-masing  9% : 18%

3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%

4) Tungkai masing-masing 18% : 36%

5) Genetalia/perineum : 1%

Total    : 100%

B. Penyebab Luka Bakar

Menurut Rahayuningsih (2012), penyebab luka bakar antara lain :

1. Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)

Luka bakar suhu tinggi disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,

cairan panas dan bahan padat (solid).

2. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn)

Luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa

kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar

Page 8: Sap Luka Bakar Kel.6

menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. luka bakar kimia dapat terjadi misalnya

karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah

tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan

militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar

kimia.

3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)

Lewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan

perubahannya menjadi tenaga panas, ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya

mengenai kulit dan jaringan sub kutis, tetapi juga semua jaringan pada jalur alur listrik

tersebut. Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga

bervoltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim, dengan tangan dan

lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki. Kontak sering menyebabkan

gangguan jantung dan atau pernafasan, dan resusitasi kardiopulmonal sering diperlukan

pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya

gosong dan tampak cekung.

4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injury

ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber

radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terpapar oleh sinar matahari

akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

C. Klasifikasi Luka Bakar

KLASIFIKASI ETIOLOGI

KARAKTERISTIK

PENAMPILAN SENSASI

WAKTU

PENYEMBUHAN

BEKAS LUKA

Luka bakar

superficial

(derajat I)

Terbakar

matahari

Terdapat di epidermis.

Terdapat eritema,

tetapi tidak segera

timbul lepuh.

Nyeri Penyembuhan

terjadi secara

spontan dalam

waktu 3-4 hari

Tidak

menimbulkan

jaringan parut

Luka bakar

partial thickness

(derajat II)

Pajanan air

panas

Meluas ke epidermis

dan kedalam lapisan

dermis, serta

menimbulkan bulat

Sangat nyeri 7-20 hari Luka bakar ini

biasanya

sembuh tanpa

meninggalkan

Page 9: Sap Luka Bakar Kel.6

dalam beberapa menit jaringan parut.

Komplikasi

jarang terjadi,

walaupun

mungkin

timbul infeksi

sekunder

dalam luka.

Luka 

bakar partial-

thickness dalam

(derajat III)

Pajanan air

panas

kontak

langsung

dengan api

atau

minyak

panas

Meluas keseluruh

dermis.

Namun daerah

sekitarnya biasanya

mengalami luka

bakar derajat kedua

superfisial yang

sangat nyeri

Nyeri

dengan

tekanan

parsial

Penyembuhan

beberapa minggu.

Memerlukan

tindakan

debridement untuk

membuang

jaringan yang mati.

Biasanya

diperlukan tandur

kulit.

Folikel rambut

mungkin utuh

dan akan

tumbuh

kembali.

Pada luka

bakar ini

selalu terjadi

pembentukan

jaringan parut.

Luka bakar full-

thickness

(derajat IV)

Pajanan air

panas

kontak

langsung

dengan api

atau

minyak

panas

uap panas

agen kimia

dan listrik

tegangan

tinggi

Meluas ke epidermis,

dermis dan jaringan

subkutis.

Kapiler dan vena

mungkin hangus dan

aliran darah tersebut

berkurang

Saraf rusak

sehingga

luka tidak

terasa

nyeri

kecuali

dengan

tekanan

dalam.

Namun

didaerah

sekitarnya

biasanya

nyeri

seperti

pada luka

bakar

Luka bakar jenis ini

mungkin

memerlukan waktu

berbulan-bulan

untuk sembuh dan

diperlukan

pembersihan secara

bedah.

Luka bakar

derajat ketiga

membentuk

jaringan parut

dan jaringan

tampak seperti

kulit yang

keras.

Resiko tinggi

untuk

terjadinya

kontraktur

Page 10: Sap Luka Bakar Kel.6

derajat

kedua

D. Komplikasi Luka Bakar

a. Infark miokardium, atau emboli paru : Hal ini disebabkan karena lambannya aliran

darah sehingga dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah.

b. Dekubitus :  Terjadi karena kurangnya mobilisasi pada pasien dengan luka bakar

yang cenderung bedrest terus.

c.  Kontraktur : Merupakan gangguan fungsi pergerakan akibat bagian anggota tubuh

yang terkena luka bakar.

d. Kerusakan paru : Hal ini akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat

terjangi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta

sindrom distress pernapasan pada orang dewasa. Gabungan inhalasi asap dan luka

bakar luas dapat meningkatkan mortalitas.

e. Gagal ginjal : Syok luka bakar dapat secara ireversible merusak ginjal sehingga

timbul gagal ginjal dalam satu atau dua minggu pertama setelah luka bakar. Dapat

terjadi gagal ginjal akibat hipoksia.

f. Hipoksia (kekurangan suplai O2) : Penurunan aliran darah pada saluran cerna

dapat menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke sel-sel penghasil mukus

(cairan lengket/getah pencerna) dan terjadi ulkus peptikum.

g. Trauma psikologis : Pada luka bakar yang luas atau menimbulkan kecacatan,

trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan

keinginan untuk bunuh diri. Gejala-gejala psikologis dapat timbul setiap saat

setelah luka bakar. Gejala-gejala dapat muncul dan hilang berulang-ulang kapan

saja seumur hidup yang menyebabkan pasien terus-menerus mengalami duka cita.

E. Cara Pencegahan Luka Bakar

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar diantaranya

adalah:

a. Hati-hati dalam menggunakan peralatan memasak dirumah yang menggunakan

gas atau listrik

b. Jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak

c. Simpan korek api dan lilin jauh dari jangkauan, jangan pernah biarkan lilin

menyala tanpa ada pengawas.

d. Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak

Page 11: Sap Luka Bakar Kel.6

e. Patikan termostat pemanas air pada suhu 120oF (48oC) atau lebih rendah.

f. Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi.

g. Gunakan sunblock bila perlu.

h. Dan hati-hati dalam pemasangan penyedot asap diruangan karena dapat

beresiko.

F. Pengobatan pada Luka Bakar

A. Pengobatan Medis pada Luka Bakar

1. Debridemen Bedah

Debridemen bedah merupakan tindakan operasi dengan melibatkan eksisi primer

seluruh tebal kulit sampai fasia (eksisi tangensial) atau dengan mengupas lapisan kulit

yang terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel dan

berdarah. Tindakan ini dapat dimulai beberapa hari pasca-luka bakar atau segera

setelah kondisi hemodinamika pasienstabil dan edemanya berkurang. Kemudian

lukanya segera ditutup dengan graft kulit atau balutan. Balutan biologik temporer atau

balutan biosintetik dapat digunakan dahulu sebelum graft kulit dipasang pada

pembedahan berikutnya.

2. Graft pada Luka Bakar

Jika lukanya dalam (full-thickness) atau sangat luas, reepitelialisasi spontan tidak

mungkin terjadi. Karena itu diperlukan graft (pencakokan) kulit dari pasien sendiri

(autograft). Daerah-daerah utama graft kulit mencakup daerah wajah dengan alasan

kosmetik dan psikologik; tangan dan bagian fungsional lainnya seperti kaki; dan

daerah-daerah yang meliputi persendian. Graft memungkinkan pencapaian

kemampuan fungsional yang lebih dini dan akan mengurangi kontraktur. Kalau luka

bakarnya sangat luas, daerah dada dan abdomen dapat dicangkok terlebih dahulu

untuk megurangi luas luka bakar.

3. Perawatan di Unit Gawat Darurat

Semua pasien luka bakar di atas 20 %  sampai 30 % harus dipasang kateter untuk

pengukuran haluaran urine yang akurat. Selang nasogastrik harus dipasang pada

semua pasien dengan risiko ileus paralitik (luka bakar lebih dari 25 %). Jika diduga

adanya cedera inhalasi atau keracunan karbon monoksida, maka harus diberikan

oksigen yang dilembabkan 100% dan pasien didorong untuk batuk sehingga sekret

saluran napas bisa dikeluarkan dengan penghisapan.

4. Hidroterapi

Page 12: Sap Luka Bakar Kel.6

Dengan perendaman total dikerjakan pada beberapa rumah sakit; bedside bath (terapi

rendaman disamping ditempat tidur) juga dilakukan. Pada rumah sakit selama

berendam, pasien didorong agar sedapat mungkin bergerak dengan aktif. Hidroterapi

merupakan media yang sangat baik untuk melatih ekstremitas dan membersihkan

seluruh tubuh.

B. Pengobatan Tradisional pada Luka Bakar

1. Mentimun dan Kentang

Ambil sepotong mentimun dan sepotong kentang dengan bagian perbandingan yang

sama. Kupas dan cuci bersih. Haluskan dengan blender. Oleskan pada badan/luka

bakar. Campuran mentimun dan kentang menyerap panas dalam kulit dengan baik.

Kentang mengandung anti perdangan. Kadar air yang terkandung dalam mentimun

akan membuat kulit anda dingin dan luka bakar membaik. Biarkan pada kulit yang

trebakar sampe mongering, Lalu bilas dengan ir dingin.

2. Lidah Buaya

Ambil sebatang lidah buaya, ambil bagian dagingnya. Lidah buaya ini  dapat

digunakan secara aman pada kulit yang terkena luka bakar. Oleskan pada kulit yang

terkena luka bakar. Lidah buaya mampu meredam panas dan sakit luka bakar,

sehingga luka bakar cepat pulih dan membaik. Atau bisa anda haluskan (blender), lalu

aplikasikan pada bagian yang terkena luka bakar.

3. Tomat dan Stroberi

Ambil tomat dan stroberi dengan perbandingan yang sama. Cuci bersih dan blender.

Oleskan krim alami ini pada kulit luka bakar. Sangat cocok untuk meredam sakit

kemerahan pada kulit yang terpapar sengatan matahari. Kandungan air dan vitamin C

alami campuran tomat stroberi mampu meredam luka bakar sengatan matahari,

mencegah kulit meradang dan menutrisi dari luar. (Bisa dipakai salah satunya saja)

4. Susu atau Yoghurt

Aplikasikan susu cair murni atau yoghurt plain untuk mengompres kulit yang terbakar

matahari. Biarkan selama beberpaa menit, lalu bilas dengan air dingin. Susu atau

yoghurt ini juga akan bersifat mengembalikan kulit cerah yang hitam karena terbakar

akibat sinar matahari.

5. Lemon

Peras sari lemon, campur dengan sedikit air. Oleskan pada kulit yang terbakar (sinar

matahari). Ekstrak lemon bermanfaat sebagai vitamin C alami yang sangat cepat

menyembuhkan kulit terbakar.

Page 13: Sap Luka Bakar Kel.6

Bahan-bahan alami tersebut sebaiknya anda gunakan pada luka bakar ringan,

dengan catatan tidak ada luka yang terbuka. Jika kulit terbakar anda mulai

mengering/mengelupas, jangan Anda kelupas dengan sengaja. Karena akan beresiko

menjadi luka bakar terbuka. Sebaiknya bilas kulit yang terkena luka bakar dengan air

dingin.

G. Perawatan Luka Bakar

1. Pendinginan luka bakar

Begitu terkena api, benda panas atau cairan panas, langsung singkirkan pakaian di

sekitar luka bakar. Lakukan sesegera mungkin jangan sampai benda atau cairan panas

itu mengenai pakaian yang lelehannya bisa jatuh ke kulit. Lalu tempatkan area yang

terbakar di bawah air mengalir yang dingin selama 10 atau 15 menit atau sampai nyeri

reda. Jika hal ini tidak praktis, rendam luka bakar dalam air atau dinginkan dengan

kompres dingin. Kompres luka dengan kain kasa. Jangan gunakan kapas atau bahan

lain yang sekiranya bisa menempel di kulit. Pendinginan luka bakar akan mengurangi

pembengkakan dan mengurangi rasa sakit. Namun jangan taruh es di atas luka bakar.

Menempatkan es langsung pada luka bakar dapat menyebabkan tubuh seseorang

menjadi terlalu dingin dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada luka.

2. Memakai Losion

Setelah luka bakar telah benar-benar dingin, oleskan losion, antara lain yang

mengandung aloe vera atau oleskan pelembab untuk luka bakar guna mencegah

kekeringan dan agar Anda lebih nyaman. Untuk luka bakar akibat sinar matahari,

cobalah krim yang mengandung hydrocortisone 1%.

3. Membalut Luka Bakar

Tutup luka bakar dengan perban kasa steril. Jangan gunakan kapas halus atau bahan

lain yang membuat seratnya lengket pada luka. Bungkus kain kasa dengan longgar

untuk menghindari tekanan pada kulit terbakar. Perban dapat mencegah terlalu banyak

udara mengenai luka bakar, untuk mengurangi rasa sakit dan melindungi kulit yang

melepuh.

4. Jangan Memecah Lepuhan

Lepuhan berisi cairan bisa melindungi kulit dari infeksi. Jika lepuhan pecah, bersihkan

setiap hari dengan air (sabun lembut juga boleh digunakan). Oleskan salep antibiotika.

Tetapi jika muncul ruam atau kemerahan, hentikan penggunaan salep.

Page 14: Sap Luka Bakar Kel.6

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami

luka bakar yaitu:

1) Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan biarkan korban

berlari, anjurkan korban untuk berguling – guling atau bungkus tubuh korban dengan

kain basah dan pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup berventilasi jika

kejadian luka bakar berada diruangan tertutup.

2) Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban

3) Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korbam dan oksigen bila

diperlukan

4) Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang bersuhu 200C

selama 15 – 20 menit segera setelah terjadinya luka bakar

5) Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan air sebanyak –

banyaknya untuk menghilangkan zat kimia dari tubuhnya

6) Jika penyebab luka bakar dari aliran listrik maka terlebih dahulu arus listrik harus

diputus karena penderita mengandung muatan listrik selama masih terhubung dengan

sumber arus. Otot jantung, juga rentan trauma arus listrik. Elektrokardiogram (EKG)

harus dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan jantung dan pemantauan jantung

yang terus menerus dilakukan untuk mendiagnosis

7) Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar serta cedera lain yang

menyertai luka bakar. Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih

lanjut

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

SATUAN ACARA PENYULUHAN LUKA BAKAR

PADA DEWASA

Page 15: Sap Luka Bakar Kel.6

Disusun oleh kelompok 6 / III B:

Debby Wira Pradini

Ligia Tri Afriyelni

Putri Febri Afriyani

Jamaludin

Ridwan

Irfan

Dosen Pembimbing :

Ns.Hidayatul Husni,S.Kep

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

PRODI S1 KEPERAWATAN

2014/2015