sap keluarga dismenore

16
SATUAN ACARA PENYULUHAN “DISMENORE” Disusun oleh : Ria Putiana Lestari Nim : P07124011 042 PLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN KEBIDANAN

Upload: ria-putriana

Post on 09-Feb-2016

592 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

penyuluhan kepada remaja dengan gangguan haid (dismenorea)

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Keluarga Dismenore

SATUAN ACARA PENYULUHAN “DISMENORE”

Disusun oleh :

Ria Putiana Lestari

Nim : P07124011 042

PLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KEBIDANAN

T.A 2012/2013

Page 2: SAP Keluarga Dismenore

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Dismenore

Hari/ Tanggal : Rabu 16 Juli 2013

Waktu : 15 menit

Sasaran : Nn. Sutrisna

Tempat : Rumah Klien

Kunjungan ke : 4

A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien dapat mengetahui

mengenai dismenore.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama  2 x 15 menit diharapkan klien

dapat menjelaskan:

a. Pengertian dismenore

b. Penyebab dismenore

c. Faktor resiko

d. Gejala dan tanda

e. Penatalaksanaan

B. MATERI

1. Pengertian Dismenore

2. Penyebab

3. Faktor resiko

4. Gejala dan tanda

5. Penatalaksanaan

C. KEGIATAN PENYULUHAN

Page 3: SAP Keluarga Dismenore

Tahapan

KegiatanKegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu

Pembukaan Pembukaan

Salam & perkenalan

Menjelaskan maksud dan

tujuan

Menjawab salam

memperhatikan,

dan menanggapi

5 menit

Penyampaian

Materi

Menyampaikan materi:

Menjelaskan tentang

pengertian dismenore

Menjelaskan tentang penyebab

dismenore

Menjelaskan faktor resiko

dismenore

Menjelaskan gejala dan tanda

dismenore

Menjelaskan cara penanganan

dismenore

Memperhatikan dan

menanggapi.

15 menit

Penutupan &

Evaluasi

Evaluasi

Penutup dan salam

Menjawab

pertanyaan evaluasi

dan menjawab salam

10 menit

D. METODE

Metode yang digunakan adalah Ceramah dan Tanya jawab

E. ALAT

Media: Leaflet

Flip Chart

Page 4: SAP Keluarga Dismenore

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Dismenore

Beberapa definisi dismenore yaitu:

a. Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu

aktivitas sehari – hari (Manuaba, 2001).

b. Dismenore adalah nyeri di perut bagian bawah ataupun di pungung

bagian bawah akibat dari gerakan rahim yang meremas – remas

(kontraksi) dalam usaha untuk mengeluarkan lapisan dinding rahim yang

terlepas (Faizah, 2000).

c. Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan

muncul sebelum, selama atau setelah menstruasi. Nyeri dapat bersifat

kolik atau terus menerus. Dismenore timbul akibat kontraksi disritmik

lapisan miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari

nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah, daerah pantat dan sisi

medial paha (Badziad, 2003).

d. Dismenore atau nyeri haid adalah gejala-gejala ginekologik yang paling

sering dijumpai. Bahkan wanita-wanita dengan dismenore cenderung

untuk mendapat nyeri haid rekurens secara periodik yang menyebabkan

pasien mencari pengobatan darurat (Greenspan dan Baxter, 2000).

B. Klasifikasi Dismenore

Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya

kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi

menjadi, dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.

1) Nyeri Spasmodik

Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum

masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak perempuan

terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia

tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antara mereka yang pingsan,

Page 5: SAP Keluarga Dismenore

merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan

penderitanya adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula pada

kalangan yang berusia 40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik dapat

diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun

banyak pula perempuan yang tidak mengalami hal seperti itu.

2) Nyeri Kongestif

Penderita dismenore kongestif yang biasanya akan tahu sejak

berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia

mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung

tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung,

pegal pada paha, merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung,

kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul

memar di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal

menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2

minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika

sudah berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang

menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik. Sedangkan

berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri

haid dapat dibagi menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.

a. Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa

kelainan pada alat – alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi

bersamaan atau beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12

bulan atau lebih, oleh karena siklus – siklus haid pada bulan – bulan

pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak

disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya

atau bersama – sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk

beberapa jam walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung

beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang, biasanya terbatas pada

Page 6: SAP Keluarga Dismenore

perut bawah tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha.

Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit

kepala, diare dan iritabilitas (Wiknjosastro, 1999). Dismenore primer

sering dimulai pada waktu perempuan mendapatkan haid pertama dan

sering dibarengi rasa mual, muntah, dan diare. Gadis dan perempuan

muda dapat diserang nyeri haid primer.

Dinamakan dismenore primer karena rasa nyeri timbul tanpa ada

sebab yang dapat dikenali. Nyeri haid primer hampir selalu hilang

sesudah perempuan itu melahirkan anak pertama, sehingga dahulu

diperkirakan bahwa rahim yang agak kecil dari perempuan yang belum

pernah melahirkan menjadi penyebabnya, tetapi belum pernah ada

bukti dari teori itu. Nyeri haid yang disebabkan karena kelainan yang

jelas dinamakan dismenore sekunder. Nyeri haid yang baru timbul 1

tahun atau lebih sesudah haid pertama dapat dengan mudah ditemukan

penyebabnya melalui pemeriksaan yang sederhana. Jika pada usia 40

tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami,

penting sekali baginya untuk memeriksakan diri.

b. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan

anatomis genitalis (Manuaba, 2001). Sedangkan menurut Hacker

(2001) tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah

endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan

kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada

haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada

perempuan yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan

dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan

perdarahan yang abnormal).

C. Penyebab

Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita

yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah:

Page 7: SAP Keluarga Dismenore

endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan

abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.

D. Faktor Risiko

Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3

tahun setelah menstruasi pertama. Sedangkan dismenore sekunder seringkali

mulai timbul pada usia 20 tahun. Faktor lainnya yang bisa memperburuk

dismenore adalah:

Rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)

Kurang berolah raga

Stres psikis atau stres sosial.

Menurut Wiknjosastro (2007) terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi dismenore antara lain:

a) Faktor Kejiwaan

Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika

mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah

timbul dismenore. Dismenorea primer banyak dialami oleh remaja yang

sedang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik

maupun psikis. Ketidak siapan remaja putri dalam menghadapi

perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan

gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,

misalnya gangguan haid seperti dismenore (Hurlock, 2007). Wanita

mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah mengalami

dismenore primer. Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan

menimbulkan gangguan tidur (insomnia).

b) Faktor Konstitusi

Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan sebagai

penyebab timbulnya dismenore primer yang dapat menurunkan ketahanan

seseorang terhadap nyeri. Faktor ini antara lain:

Page 8: SAP Keluarga Dismenore

1) Anemia

Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduanya

hingga menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen berkurang.

Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang

diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia

kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan

gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel

otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya

tahan tubuh terhadap rasa nyeri.

2) Penyakit menahun

Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan menyebabkan

tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri.

Penyakit yang termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan

migrain (Wiknjosastro, 1999).

c) Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis

Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan oleh

stenosis kanalis servikalis. Pada perempuan dengan uterus dalam

hiperantifleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan

tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai factor yang penting sebagai

penyebab dismenore. Banyak perempuan yang menderita dismenore

tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantifleksi.

Sebaliknya terdapat perempuan tanpa keluhan dismenore, walaupun ada

stenosis servikalis dan uterus terlatak dalam hiperantifleksi atau

hiperretofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium

dapat menyebabkan dismenore karena otot- otot uterus berkontraksi keras

dalam usaha untuk melainkan kelainan tersebut.

d) Faktor Endokrin

Page 9: SAP Keluarga Dismenore

Kejang pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi yang

berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi

memproduksi prostaglandin F2 α yang menyebabkan kontraksi otot-otot

polos. Jika jumlah prostaglandin F2 α berlebih akan dilepaskan dalam

peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum,

seperti diare, nausea, dan muntah.

e) Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dismenore

primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkial. Smith menduga

bahwa sebab alergi ialah toksin haid.

E. Gejala dan Tanda

Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian

bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau

sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi,

mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan

menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit

atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.

Dismenore secara siklik dibagi menjadi tiga tingkat keparahan. Menurut

Manuaba (2001), dismenore dibagi 3 yaitu:

a. Dismenore Ringan

Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja

sehari– hari.

b. Dismenore Sedang

Pada dismenore sedang ini penderita memerlukan obat penghilang rasa

nyeri, tanpa perlu meninggalkan kerjanya.

c. Dismenore Berat

Dismenore berat membutuhkan penderita untuk istirahat beberapa hari

dan dapat disertai sakit kepala, kemeng pinggang, diare dan rasa tertekan.

Page 10: SAP Keluarga Dismenore

F. Penanganan

Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya

dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf

rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.

Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-

steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini akan

sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan

sampai hari 1-2 menstruasi.

Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:

Istirahat yang cukup

Olahraga yang teratur (terutama berjalan)

Pemijatan

Yoga

Kompres hangat di daerah perut.

Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi

mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.

Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga

secara teratur.

Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya.