bab ii tinjauan pustaka a. dismenore 1. …repository.poltekkes-tjk.ac.id/407/4/bab ii.pdf9 bab ii...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dismenore
1. Pengertian Dismenore
Dismenore berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal, meno berarti bulan, dan rhea berarti aliran. Dysmenorhea atau
dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi. Hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat
menstruasi. Namun, istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat
sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan. Uterus atau rahim
terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Pada umumnya, kontraksi
otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat sering menyebabkan
aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri (Sukarni, 2013:32)
Dismenore didefinisikan sebagai gejala kekambuhan, atau istilah medisnya
disebut catmenial pelvic pain, merupakan keadaan seorang perempuan mengalami
nyeri saat menstruasi yang berefek buruk menyebabkan gangguan melakukan
aktivitas harian karena nyeri yang dirasakannya. Kondisi ini dapat berlangsung 2
hari atau lebih dari lamanya hari menstruasi yang dialami setiap bulan. Keadaan
nyeri saat menstruasi dapat terjadi pada segala usia (Afiyanti;Anggi Pratiwi,
2016:87).
Dismenorhea merupakan keluhan yang paling sering ditemukan oleh ahli
ginekologi. Pemeriksaannya harus dilakukan secara sistematis. Rasa tidak enak
pada pelvis secara normal terjadi pada kebanyakan wanita dari berbagai tingkatan
10
selama periode menstruasi, walaupun tidak terjadi pada semua wanita dan
insidensinya bervariasi tergantung populasi dan kultur. Keadaan ini ditandai oleh
nyeri perut bagian bawah, nyeri punggung dan nyeri yang menjalar ke paha
dengan disertai mual, muntah, diare, dan nyeri kepala. (Derek Lliewellyn-Jones;
2002:48)
2. Jenis-Jenis Dismenore
Ada dua bentuk yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer
yaitu nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis dan kelamin
(Manuaba, 2009;59). Dismenore primer dikenal sebutan PMS (primary
dismenorrhea) dan tidak memiliki patofisiologi khusus. Pada umumnya
dismenore primer sering dikenal dengan gejala premenstrual sindroma yang
disebabkan oleh kelebihan hormon prostaglandin pada jaringan endometrium
(Afiyanti; Anggi Pratiwi, 2016;88). Dismenore sekunder yaitu nyeri haid yang
berhubungan dengan kalinan anatomis yang jelas, kelainan anatomis ini
kemungkinan adalah haid yang disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip
endometrial, polip serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim) (Manuaba, 2009;59).
Dismenore primer pada umumnya dialami para perempuan remaja pada 6
bulan sampai 2 tahun periode menarche. Kondisi dismenore primer dapat hilang
dengan sendirinya setelah perempuan berusia 25 tahun atau setelah melahirkan
pervaginam. Selanjutnya, dismenore sekunder memiliki sebab patofisiologi
khusus misalnya berkenaan dengan adanya fibromyomas dan endometriosis.
Dismenore sekunder dialami perempuan yang mengalami endometriosis, infeksi
11
panggul, mengalami penyempitan atau stenosis pada mulut rahim (serviks),
kanker uterus dan ovarium, atau perempuan akseptor IUD.
Dismenore primer biasanya mulai 2-3 tahun setelah menarche dan
mencapai maksimal antara usia 15 dan 25. Frekuensi menurun sesuai dengan
pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Nyeri kram mulai 24
jam sebelum menstruasi dan mungkin bertahan selama 24-36 jam, walaupun nyeri
berat hanya berlangsung selama 24 jam pertama. Kram dirasakan pada abdomen
bawah, tetapi dapat menjalar ke punggung atau ke permukaan dalam paha. Pada
kasus berat, nyeri kram dapat disertai muntah dan diare (Llewellyn-Jones, Derek,
2002:216)
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat
genital yang nyata. Dismenore primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama
setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama
menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin
(kelompok persenyawaan mirip hormon kuat yang terdiri dari asam lemak
esensial. Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan mempengaruhi
pembuluh darah; biasa digunakan untuk menginduksi aborsi atau kelahiran) yang
menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui kontraksi
myometrium (otot dinding rahim) dan vasoconstriction (penyempitan pembuluh
darah). Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid
pada perempuan dengan dismenore berat. Kadar ini memang meningkat terutama
selama dua hari pertama haid. Vasopressin (disebut juga: antidiuretic hormone,
suatu hormon yang disekresi oleh lobus posterior kelenjar pituitari yang
menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi
12
pengeluaran excretion = air seni) juga memiliki peran yang sama (Dito Anurogo
dan Ari Wulandari, 2011:45).
Riset terbaru menunjukkan bahwa patogenesis dismenore primer adalah
karena prostaglandin F2 alpha (PGF2 alpha), suatu stimulan miometrium yang
kuat dan vasoconstrictor (penyempit pembuluh darah) yang ada di endometrium
sekretori. Respons terhadap inhibitor (penghambat) prostaglandin pada pasien
dengan dismenore mendukung pernyataan bahwa dismenore diperantai oleh
prostaglandin. Banyak bukti kuat menghubungkan dismenore dengan kontraksi
uterus yang memanjang dan penurunan aliran darah ke miometrium (Dito
Anurogo dan Ari Wulandari, 2011: 45-46).
Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi
yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal
dengan siklus tanpa nyeri. Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada
dismenore sekunder. Namun, penyakit pelvis yang menyertai haruslah ada.
Penyebab yang umum, di antaranya termasuk endometriosis (kejadian dimana
jaringan endometrium berada di luar rahim, dapat ditandai dengan nyeri haid,
adenomyosis (bentuk endometritis yang invasive), polip endometrium (tumor
jinak di endometrium), chronic pelvic inflamatory disease (penyakit radang
panggul menahun, dan penggunaan peralatan kontrasepsi atau IU (C) D
[intrauterine (contraceptive) device] (Dito Anurogo dan Ari Wulandari, 2011:48-
49).
Hampir semua proses apapun yang memengaruhi pelvic viscera (bagian
organ panggul yang lunak) dapat mengakibatkan nyeri pelvis siklik (Dito
Anurogo dan Ari Wulandari, 2011:48-49).
13
3. Etiologi Dismenore
Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha
(Dito Anurogo dan Ari Wulandari, 2011:49). Berikut adalah penyebab nyeri haid
berdasarkan klasifikasinya.
Faktor-faktor yang memegang peranan sebagai penyebab dismenore
primer, antara lain:
a. Faktor kejiwaan
Faktor kejiwaan atau gangguan psikis, seperti rasa bersalah, ketakutan
seksual takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis
kelaminnya, dan imaturitas (belum mencapai kematangan) (Dito Anurogo dan Ari
Wulandari, 2011:51).
b. Faktor konstitusi
Faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas, dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit
menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore menurut
(Sukarni, 2013:39).
c. Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore
primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin
mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Clithereo
dan Pickles menjelaskan bahwa karena endometrium dalam fase sekresi
memproduksi prostaglandin yang berlebihan dilepaskan kedalam peredaran darah,
14
maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum, seperti diare. Nausea, muntah,
flushing menurut (Sukarni, 2013:39).
d. Kelainan organ
Kelainan organ, seperti retrofleksia uterus (kelainan letak arah anatomis
rahim), hiploplasia uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap), obstruksi
kanalis servikalis (sumbatan salauran jalan lahir), mioma submukosa bertangkai
(tumor jinak yang terdiri jaringan otot), dan polip endrometrium menurut (Dito
Anurogo dan Ari Wulandari, 2011:51).
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore
primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam
hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal
ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab
dismenore Menurut (Sukarni, 2013:39).
Sedangkan beberapa faktor penyebab dari dismenore sekunder adalah:
1) Endometriosis
2) Fobroid
3) Adenomiosis
4) Peradangan tubafalopii
5) Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut.
6) Pemakaian IUD
4. Patofisiologi Dismenore
a. Dismenore Primer
Produksi prostaglandin dua hingga tujuh kali lebih besar pada wanita
dengan dismenore dibandingkan dengan wanita- wanita yang tidak mengeluhkan
15
nyeri menstruasi. Peningkatan produksi prostaglandin F2α (PGF2α), dan
prostaglandin E2 (PGE2), atau suatu rasio PGF2α: PGE2 yang tidak memadai,
dapat meningkatkan tonus uterus istirahat, tekanan kontraktil miometrium,
frekuensi kontraksi uterus, dan kontraksi aritmik uterus. Kelainan ini akan
menimbulkan vasokontriksi, iskemia dan hipoksia uterus, yang semua
menyebabkan nyeri. Selain itu, prostaglandin juga menimbulkan hipersensitisasi
serabut- serabut nyeri terhadap bradikidin dan rangsang fisik lainnya. Bila PGF2α
yang berlebihan masuk ke dalam sirkulasi, maka dapat timbul gejala-gejala
sistemik.
Konsentrasi PGE2 dan PGF2α endometrium relatif rendah pada fase
proliferatif pra-ovulasi, namun akan meningkat selama fase sekresi, mencapai
kadar tertingginya selama menstruasi. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa
steroid-steroid seks, khususnya progesteron, berperan dalam peninggian kadar
prostaglandin yang dapat menyebabkan dismenore. Temuan ini juga konsisten
dengan kejadian dismenore yang hampir eksklusif pada siklus-siklus ovulatorik.
Faktor- faktor biopsikososial yang melibatkan individu ataupun keluarga,
atau kedunya, dapat menetukan sifat nyeri dismenore primer. Faktor- faktor ini
lebih unik untuk nyeri dismenore dibandingkan nyeri yang berasal dari sumber
lainnya.
b. Dismenore Sekunder
Endometriosis jaringan endometrium yang membentuk prostaglandin
dapat dijumpai pada ovarium, ligamentum sakrouterina, cul-de-sac, atau
dimanpun pada peritoneum. Uterus retroversi dapat pula disertai endometriosis.
16
Leiomioma (fibroid) merupakan berkas-berkas otot polos yang saling
menganyam, yang terbungkus suatu pseudokapsula. Leiomioma sering kali
disertai metroragia, dan juga berkaitan dengan produksi prostaglandin yang
berlebihan. Adenomiosis menjelaskan suatu keadaan endometrium menginvasi
miometrium. Mekanisme pasti bagaimana adenomiosis menimbulkan dismenore
masih belum jelas. (Mengel MB, 2001)
5. Gejala Klinis Dismenore
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi,
mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan
sering berkemih. Gejala utama adalah nyeri dismenore terkonsentrasi di perut
bagian bawah, di daerah umbilikus atau daerah suprapubik perut. Hal ini juga
sering dirasakan di perut kanan atau kiri. Hal itu dapat menjalar ke paha dan
punggung bawah. Gejala lain mungkin termasuk mual dan muntah, diare atau
sembelit, sakit kepala, pusing, disorientasi, hipersensitivitas terhadap suara,
cahaya, bau dan sentuhan, pingsan, dan kelelahan. Gejala dismenore sering
dimulai segera setelah ovulasi dan dapat berlangsung sampai akhir menstruasi. Ini
karena dismenore sering dikaitkan dengan perubahan kadar hormon dalam tubuh
yang terjadi dengan ovulasi Menurut (Sukarni, 2013:44).
6. Penatalaksanaan Dismenore
a. Teknik nafas dalam dan relaksasi
Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik melakukan nafas dalam, nafas
lambat dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan (Smeltzer, Bare,
17
2002:234). Relaksasi secara umum sebagai metode yang paling efektif terutama
pada pasien yang mengalami nyeri (National Safety Council, 2003 dalam
Emawatidkk, 2010) sehingga perlu dilakukan penelitian pengaruh terapi relaksasi
terhadap dismenore (Hapsari; Anasari 2013:29-30).
b. Penggunaan kompres hangat
Kompres hangat merupakan salah satu motode non farmakologi yang
dianggap sangat efektif dalam menurunkan nyeri atau spasme otot. Panas dapat
dialirkan melalui konduksi, konveksi, dan konvensi. Nyeri akibat memar, spasme
otot, dan arthtritis berespon baik terhadap peningkatan suhu karena dapat
melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal (Oktasari,dkk,
2014:2)
c. Senam (Pilates) atau yoga
Salah satunya adalah senam pilates, pilates adalah metode rahabilitasi
yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan stabilitasi otot-otot dalam
tubuh. Latihan pada pilates difokuskan untuk membangun atau meningkatkan
kekuatan tanpa atau usaha yang berlebihan, meningkatkan fleksibilitas dan
kelincahan, serta membantu untuk mencegah cidera. Pilates dilakukan dengan
cara mengkombinasikan latihan kelenturan dan kekuatan tubuh, pernapasa dan
relaksasi. Pilates mempunyai pola gerakan dasar yang menitikberatkan pada
gerakan-gerakan otot panggul dan otot perut. Dalam metode pilates, gerakan dasar
ini sering kali dikenal sebagai “stable core” karena otot panggul dan perut
dianggap sebagai otot-otot yang memiliki kestabilan paling tinggi (Husin,
2014:299-300)
18
d. Istirahat yang cukup
Istirahat merupakan kesadaran yang relaks tanpa adanya emosional dan
bukan hanya dalam keadaan tidka beraktivitas, melainkan juga berhenti sejenak.
Kondisi tersebut membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan
diri atau diam setelah melakukan kerja keras; suatu keadaan untuk melepaskan
lelah; bersantai untuk menyegarkan diri; atau suatu keadaan melepaskan diri dari
segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat
Musrifatul Hidayat 2008:110)
e. Obat anti nyeri jenis non-steroid
Obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) diduga dapat menurunkan
nyeri dengan menghambat produksi prostaglandin dari jaringan-jaringan yang
mengalami trauma atau inflamasi, yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi
sensitif terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya. Selain terhadap aktivitas
antiprostaglandin dari NSAID, agens ini mungkin juga mempunyai suatu aksi
sentral (Smeltzer, Bare, 2002:231).
f. Obat-obat diuretik
Obat ini dapat mengakibatkan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
sodium dan air dalam urine, sehingga jumlah cairan dalam sel-sel jaringan tubuh
berkurang. Obat diuretik semacam spironolactone digunakan untuk mengurangi
penahan cairan dan perut kembung, dan sebaiknya perderita mengurangi asupan
garam. Spironolactone (Aldactone), satu antagonis aldosteron yang serupa dengan
hormon-hormon steroid, adalah satu-satunya obat diuretik yang sangat efektif
menyebabkana gejala-gejala PMS (Saryono, 2009:57).
19
g. Masase
Masase adalah menstimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstrimulasi
reseptor tidak nyeri pada bagian reseptor yang sama seperti reseptor nyeri tetapi
dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat
membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot (Smeltzer,
Bare, 2002:232).
h. Aromaterapi
Aromaterapi merupakan salah satu metode non-farmakologi dalam
mengurangi nyeri. Pada aromaterapi lavender terdapat kandungan utamanya yaitu
linalyl asetat dan linalool, dimana linalyl asetat berfungsi untuk mengendorkan
dan melemaskan sistem kerja saraf dan otot yang mengalami ketegangan
sedangakan linalool berperan sebagai relaksasi dan sedatif sehingga dapat
menurunkan nyeri haid.
i. Terapi Akupresur
Akupresur adalah cara pijat berdasarkan ilmu akupuntur atau dapat juga
disebut akupuntur tanpa jarum (Sukanta, 2008:13 dalam Ridwan, Herlina;
2015:52). Menurut Aprilia (2010:14) akupresur adalah ilmu penyembuhan dengan
cara melakukan pijat pada titik-titik tertentu, ilmu ini berasal dari Tionghoa yang
sudah ada sejak lebih dari 500 tahun yang lalu. Terapi akupresur secara empiris
terbukti dapat membantu produksi hormon endorfin pada otak yang secara alami
dapat membantu menawarkan rasa sakit saat menstruasi (Hartono, 2012:11).
20
B. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Judha; dkk,
2012:1). Menurut Internastional Association for Study of Pain (IASP), nyeri
adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat
terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan (Judha; dkk, 2012:1).
Sedangkan menurut (Smeltzer, Bare, 2002:212) nyeri adalah pengalaman
sonsori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari
bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau
bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri
sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu
penyakit manapun.
2. Patofisiologi Nyeri
Menurut Judha; dkk (2012 : 25-29) berdasarkan proses patofisiologi nyeri
terbagi menjadi:
a. Mekanisme neurofisiologik nyeri
Struktur spesifik dalam sistem syaraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri
pada daerah kulit dan terutama bagian superfisial ini disebut sebagai sistem
nosiseptik. Sensitivitas dari nosiseptik dipengaruhi oleh banyak faktor dan amat
berbeda pada setiap individunya. Nyeri dapat dipengaruhi oleh kedalaman dari
21
daerah yang rusak, semakin dalam luka/daerah yang mengalami kerusakan maka
nyeri semakin berkurang, pada kasus luka bakar, luka bakar derajat dua akan lebih
nyeri dibandingkan derajat tiga, hal ini disebabkan letak dari sensor nyeri pada
kulit yang rusak karena berada pada daerah dermis. Sedangkan pada derajat tiga
kerusakan telah menghilangkan ujung-ujung syaraf nyeri sehingga nyeri hanya
dirasakan oleh daerah yang sarafnya masih utuh.
b. Transmisi nyeri
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespon hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak. Stimulus
tersebut dapat bersifat mekanik, termal dan kimia. Berbeda dengan nosiseptor,
pada viseroreseptor adalah reseptor nyeri yang berada pada daerah sendi, otot,
fasia, tendon dan kornea juga mempunyai potensi untuk mentransmisi stimulus
nyeri. Namun demikian organ-organ besar (viseral) tidak mengandung stimulus
nyeri. Nyeri yang berasal dari organ ini diakibatkan dari stimulus reseptor yang
kuat yang mempunyai tujuan lain. Sebagai contoh inflamasi, regangan, iskemia,
dilatasi dan spasme organ-organ internal yang dapat menimbulkan nyeri yang
hebat.
c. Kornu dorsalis dan jasa asenden
Kornu dorsalis dari medula spinalis dapat dianggap sebagai tempat
memproses sensori. Serabut sensori (seperti reseptor nyeri) berakhir disini. Juga
terdapat interkoneksi antara sistem neuronal desenden dan traktus sensori
asenden. Traktus asenden berakhir pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan
impuls-impuls dipancarkan ke korteks serebri. Agar nyeri dapat diserap secara
sadar, neuron pada sistem asenden harus diaktifkan. Aktivasi nyeri dapat terjadi
22
sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ
internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam kornu dorsalis yang ketika
diaktifkan menghambat atau memutuskan transmisi informasi yang menyakitkan
atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden. Area ini sering disebut
“berbang/gate”. Kecenderungan alamiah gerbang/gate adalah membiarkan semua
input nyeri dari perofer yang mengaktifkan jaras asenden dan mengakibatkan
nyeri. Stimulasi dari neuron inhibitor sistem asenden menutup gerbang untuk
input nyeri dan mencegah transmisi senasari nyeri.
3. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Nyeri
Menurut (Smeltzer, Bare, 2002:220-221) faktor-faktor yang
mempengaruhi respon nyeri adalah.
a. Pengalaman masa lalu
Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan berkepanjangan
dnegan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding
dengan orang yang hanya mengalami sedikit nyeri. Bagi kebanyakan orang,
bagaimanapun, hal ini tidak selalu benar. Sering kali, lebih berpengalaman
individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu tersebut terhadap
peristiwa yang menyakitkan yang akan diakibatkan.
b. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan
ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan asientas. Sulit
untuk memisahkan memisahkan suatu sensasi. Paice (1991) melaporkan suatu
bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik yang diyakini
23
mengendalikan emosi seseorang, khususnya asientas. Sistem limbik dapat
memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan
nyeri.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada
perbedaan makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri siberbagai kelompok budaya.
Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat
dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami
nyeri.
d. Usia
Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini
dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.
Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan
mengekspresikan nyeri.
e. Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam respon
terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang merupakan suatu
faktor dalam mengekspresikan nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi
subyek penelitian yang melibatkan pria dan wanita, akan tetapi toleransi terhadap
nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokomia dan merupakan hal yang unik pada
setiap individu tanpa memperlihatkan jenis kelamin.
24
f. Makna nyeri
Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini
juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut.
Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda apabila nyeri
tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan.
Misalnya seorang wanita melahirkan akan mempersepsikan nyeri, akibat robekan
pada jalan lahir. Derajat dan kualitas myeri yang dipersepsikan nyeri klien
berhubungan dengan makna nyeri.
g. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain,
makan perawat menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini
menyebabkan toleransi nyeri individu meningkat, khususnya terhadap nyeri yang
berlangsung hanya selama waktu pengalihan.
h. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Hal ini dapat
menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam
jangka lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa
lebih berat dan jika mengalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri
berkurang.
25
i. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa
kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.
j. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran
orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Walaupun
nyeri dirasakan, kehadiran orang yang bermakna bagi pasien akan meminimalkan
kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali
pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan, sebaliknya tersedianya
seseorang yang memberi lebih nyaman. Kehadiran orang tua sangat penting bagi
anak-anak yang mengalami nyeri (Judha;dkk,2012:6-8)
4. Pengukuran Intensitas Nyeri
a. Numerocal Rating Scale (NRSs)
Metoda ini menggunakan angka-angka untuk menggambarkan range dari
intensitas nyeri. Umumnya pasien akan menggambarkan intensitas nyeri yang
dirasakan dari angka 0-10. “0” menggambarkan tidak ada nyeri, sedangkan “10”
menggambarkan nyeri yang hebat. Klasifikasi skala nyeri tersebut terbagi dalam 4
kategori, yaitu:
0 : Tidak ada keluhan nyeri haid/kram bagian bawah.
1-3 : Terasa kram perut bagian bawah yang masih dapat ditahan, masih bisa
beraktifitas, tidak mengganggu konsentrasi belajar.
4-6 : Terasa kram pada perut bagian bawah yang menjalar ke pinggang,
sebagian aktivitas dapat terganggu, sulit konsentrasi belajar.
26
7-9 : Terasa kram berat pada perut bagian bawah, yang menyebar tidak hanya
ke pinggang, namun juga ke punggung, tidak nafsu makan, mual, badan
lemas, tidak kuat beraktivitas dan tidak dapat konsentrasi belajar.
10 : Terasa kram yang berat sekali pada perut pagian bawah, yang menyebar
ke pinggang, kaki dan punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit
kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari tempat
tidur, tidak kuat beraktivitas dan terkadang sampaipingsan (Potter,Perry ,
2006)
Gambar 1.
Skala Pengukuran Nyeri Numeric Rating Scale
b. Comparative Pain Scale
Skala ini menggunakan angka 0-10 untuk menggambarkan range dari
intensitas nyeri dan merupakan penjabaran dari numerc rating scale. Klasifikasi
skala nyeri tersebut, yaitu:
0 : tidak ada rasa nyeri/normal
1 : nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan nyamuk
2 : tidak menyenangkan (nyeri ringan) seperti dicubit
3 : bisa ditoleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok bagian bawah atau
disuntik.
4 : menyedihkan (kuat, nyeri yang dalam) seperti sakit gigi dan nyeri
disengat tawon.
27
5 : sangat menyedihkan (kuat, dalam, nyeri yang menusuk) seperti terkilir
keseleo.
6 : intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya
mempengaruhi salah satu dari panca indra) menyebabkan tidak fokus dan
komunikasi terganggu.
7 : sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) dan
merasakan nyeri yang sangat mendominasi indra sipenderita yang
menyebabkan tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu
melakukan perawatan sendiri.
8 : benar-benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat) sehingga menyebabkan
sipenderita tidak dapat berfikir jernih, dan sering mengalami perubahan
kepribadian yang parah jika nyeri datang dan berlangsung lama.
9 : menyiksa tak tertahankan (nyeri yang begitu kuat) sehingga sipenderita
tidak bisa mentoleransi dan ingin segera menghilangkan nyerinya
bagaimanapun caranya tanpa peduli dengan efek sampinh atau resikonya.
10 : sakit yang tidak terbayangkan tidak dapat diungkapkan (nyeri bagitu kuat
tidak sadarkan diri) biasanya pada skala ini sipenderita tidak lagi
merasakan nyeri karena sudah tidak sadarkan diri akibat rasa nyeri yang
snagat luar biasa seperti pada kasus kecelakaan parah, multi fraktur
(Rich, 2014).
C. Aromaterapi
Aromaterapi merupakan sistem penyembuhan yang melibatkan pemakaian
minyak asiri murni. Minyak asiri yang dikandungnya disuling dari berbagai
28
tanaman, bunga tumbuhan maupun pohon, masing-masing bagian mengandung
sifat terapi yang berlainan. Seandainya anda ingin menguji aromaterapi secara
sederhana, iris beberapa daun mawar diantara kedua jemari anda kemudian
tariklah nafas dalam-dalam dan rangsangan yang dikeluarkan akan tercium juga
Menurut (Jan Balkam; 2001:1).
1. Jenis Aromaterapi dan Manfaatnya
a. Lavender
Levender atau lavendula augustifiola adalah bunga yang berbentuk kecil
berwarna ungu kebiruan dan tinggi tanaman ini mencapai 72 cm. Nama lavender
berasal dari bahasa latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang
Roma telah memakainya sebagai parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu.
Bunga lavender dapat digosokan ke kulit, selain memberikan aroma wangi,
lavender juga dapat menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Manfaat lain bunga
lavender adalah dapat dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai
aromaterapi karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi
(AP Dewi, 2013: 3-4). Lavender mempunyai efek relaksasi sekaligus perangsang
sehingga sangat baik digunakan sebagai penyejuk pada orang yang cemas dan
perangsang bagi orang yang depresi. Kekuatan aromatik lavender juga dapat
mengatasi masalah sakit sendi, sakit kepala, atau nyeri lainnya. Pada perawatan
kulit, lavender digunakan untuk merangsang pertumbuhan sel yang dapat
membantu proses regenerasi kulit dan juga sangat baik digunakan untuk
mengatasi radang kulit (Primadiati, 2002:77-78).
29
b. Rosemary
Rosemary dapat digunakan sebagai antiseptik dirumah, minyak ini juga
dapat digunakan untuk mengatasi gangguan mental. Bila seseorang merasa tidak
segar karena terlalu sibuk, cobalah beberapa tetes minyak rosemary pada waktu
mandi di pagi hari (Primadiati, 2002:78)
c. Chamomile
Chamomile sangat bermanfaat untuk menyembuhkan gangguan emosional
dan stres. Selain itu, chamomile juga sangat bermanfaat untuk menghilangkan
rasa sakit, nyeri akibat proses peradangan seperti reumatik dan sebagai antiseptik.
Juga digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, gangguan percernaan, gangguan
menstruasi, dan meningkatkan gairah seksual (Primadiati, 2002:74)
d. Cypress
Cypress dapat digunakan untuk mengatasi gangguan cairan tubuh, seperti
keringat atau darah menstruasi yang terlalu banyak dan untuk mengobati diare.
Selain itu, minyak ini sangat baik untuk mengatasi gangguan sistem sirkulasi yaitu
menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit (Primadiati, 2002:75)
e. Cendana atau sandalwood
Cendana atau mempunyai efek stimulus, efek penenang, dan dapat
membantu mengatasi masalah gangguan tidur (Primadiati, 2002:79)
f. Kenanga
Kenanga baik digunakan untuk mengatasi gangguan tidur dan
meningkatkan gairah seksual (Primadiati, 2002:77)
30
g. Eucalypius atau kayu putih
Eucalypius atau kayu putih sangat baik digunakan untuk mengatasi
gangguan hidung tersumbat pada penderita flu (Primadiati, 2002:75)
h. Geranium
Geranium sangat baik digunakan untuk mengurangi ketegangan seperti
sakit kepala, ketegangan pre-menstrual, dan maslah menstruasi (Primadiati,
2002:76)
i. Juniper
Juniper bermanfaat sebagai desinfektan, merangsang kerja sistem
pencernaan dan ginjal (Primadiati, 2002:76)
j. Tea tree
Tea tree mengandung antibakteri, antivirus dan anitijamur yang dapat
melindungi tubuh manusia (Primadiati, 2002:79)
k. Lemon
Lemon merupakan aroma yang digunakan untuk menenangkan suasana.
Aromanya dapat meningkatkan rasa percaya diri, merasa lebih santai, dapat
menenangkan syaraf, tetapi tetap membuat kita sadar (Wahyuningsih, 2014:67)
l. Jasmine
Jasmine merupakan jenis aroma yang sanggup menciptakan suasana
romantis. Namun, jangan digunakan terlalu banyak karena aroma kuat bunga
melati justru membuat udara menjadi tidak segar, bahkan mungkin sedikir
menyeramkan (Wahyuningsih, 2014:68).
Penggunaan minyak essensial secara inhalasi merupakan cara yang cepat,
sederhana, dan efektif untuk mendapatkan manfaat pengobatan. Untuk
31
mendapatkan manfaat aromaterapi ini diperlukan waktu selama 30 detik.
Penggunaan aromaterapi melalui penghirupan setiap hari juga sangat baik untuk
meningkatkan kualitas indra penciuman dan kesehatan tubuh (Primadiati,
2002:106).
Adapun cara penggunaan aromaterapi secara langsung menurut Buckle
(2003) adalah sebagai berikut.
1) Tissue atau gulungan gabus
Ambil 1-5 tetes minyak essensial, teteskan pada tissue atau kapas. Dapat
juga tissue atau kapas tersebut diletakkan dibawah bantal. Aromaterap lavender
berasal dari minyak essensial lavender murni sebanyak 0,4 mL diencerkan dengan
minyak karier zaitun sebanyak 30 mL. Kemudian diteteskan pada tissue dan
dihirup dalam pengamatan 30 menit selama nyeri terasa. (Tarsikah dkk, 2012:19)
2) Steam
Tambahkan 1-5 tetes minyak essensial dalam alat steam atau penguapan
yang telah diisi air. Letakkan alat tersebut disamping atau sejajar kepala pasien.
Anjurkan pasien untuk menghirup selama 10 menit. Anjurkan pasien untuk
menutup mata dan melepaskan kontak lensa atau kacamata selama inhalasi,
karena dapat menyebabkan pedih.
Adapun beberapa cara inhalasi tidak langsung, antara lain:
a) Pengharum atau penyegar ruangan
Tambahkan 1-5 tetes minyak essensial ke dalam alat pemanas yang telah
berisi air, kemudian letakkan di tempat yang aman atau sudut ruangan. Sangat
bagus apabila ditambahkan air conditioner (AC) dalam ruangan tersebut.
32
b) Terapi aroma
Terapi aroma yang digunakan melalui inhalasi caranya adalah minyak
aromaterapi ditempatkan di atas peralatan listrik, dimana peralatan listrik ini
sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus dicek oleh petugas sebelum
digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2-5 tetes
minyak aroma terapi dalam vaposiper dengan 20 ml air untuk dapat menghasilkan
uap air. Minyak yang umum digunakan papermint untuk mual, lavender untuk
relaksasi, rose digunakan dalam suasana sedih, floral citrus dapat memberikan
kesegaran (Departement of Health, 2007 dalam Damayanti, 2011:14-15)
2. Cara kerja Aromaterapi Lavender
Aromaterapi, seperti nama yang disarankan, bekerja secara bertahap
meliputi indera kita terhadap bau. Walaupun demikian, minyak asiri ini juga
memasuki tubuh melalui penyerapan kulit. Melalui cara seperti ini, dapat
mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga di tingkat emosi Menurut (Jan
Balkam; 2001:6).
Sewaktu kita menarik nafas, molekul-molekul minyak asiri berukuran
kecil tersebut meresap ke dalam kedua paru-paru tempat sebagian molekul
diangkut melalui aliran darah menuju alveoli (tempat penampungan berisi sedikit
udara dalam paru-paru). Indera pencium kita masih tidak cukup dipahami secara
menyeluruh walaupun penelitian ilmiah masih terus berlangsung sampai sekarang.
Aromaterapi itu sendiri dihirup ke dalam rongga hidung bagaian atas (terletak di
atas hidung) tempat alat pencium penerima sel terletak di bawah lapisan lendir
tipis. Rambut yang tumbuh dengan baik (cilia) mencangkup akhir setiap sel dan
proyek melewati lendir. Teori paling akhir menyatakan bahwa perbedaan molekul
33
aromatik mungkin juga memasuki tempat-tempat yang berbeda pada sejumlah alat
penerima (receptor) yang meliputi keseluruhan helai rambut menurut bentuk-
bentuk mereka. Saat molekul aromatik yang terhirup ke dalam penerima pesan
yang “benar” atau pengakuan yang dikirim melalui saraf indera pencium yang
langsung menuju sistem limbic yang terletak di dalam otak. Keadaan ini
menyebabkan respon atas rasa suka atau tidak suka sebaik seperti kemauannya
mencium bau. Sistem limbic menghasilkan seluruh respon naluri kita, emosi,
dorongan seks memori kita dan berkaitan erat dengan otak yang mencermati
indera pencium. Sistem ini berhubungan bagian yang mempengaruhi kelenjar
lendir. Kelenjar ini memiliki fungsi penting dan ikut mempengaruhi
keseimbangan hormon dalam tubuh Menurut (Jan Balkam; 2001:7-8).
Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak
aromaterapi yang banyak digunakan saat ini. Aromaterapi yang digunakan secara
inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem llimbic dimana nantinya aromaakan
diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat menghirup suatu aroma,
komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem
pada otak, menghasilkan seluruh respon naluri kita, emosi, dorongan seks memori
kita dan berkaitan erat dengan otak yang mencermati indera pencium. Limbic
adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk cincin yang terletak di
bawah cortex cerebral. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut,
depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi
dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman (AP Dewi,
2013:9)
34
D. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Dismenore/Nyeri Haid
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid, yaitu
dengan metode farmakologi dan metode nonfarmakologi. Aromaterapi merupakan
salah satu metode non-farmakologi dalam mengurangi nyeri haid. Salah satu
aromaterapi yang sering digunakan adalah aromaterapi yang berasal dari bunga
lavender.
Kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool.
Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu zat mana
yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas) menggunakan Geller conflict
dan Vogel conflict test. Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama pada
lavender tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua tes.
Linalool, yang juga merupakan kandungan utama pada lavender, memberikan
hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan, linalool adalah kandungan
aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender (AP
Dewi, 2013:4).
Wangi yang dihasilkan bunga lavender akan menstimulus talamus untuk
mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami. Enfekalin
merupakan neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologis
(Tarsikah dkk, 2012:24). Enfekalin sama halnya dengan endorfin yang dihasilkan
secara alami oleh tubuh dan memiliki kemampuan untuk menghambat transmisi
nyeri, sehingga nyeri berkurang (Fraser; Cooper, 2009:465).
Teknik relaksasi non farmakologi yang pertama yaitu dengan
menggunakan aromaterapi lavender, aromaterapi lavender terhadap penurunan
nyeri haid, berdasarkan hasil penelitian Maharani (2016; 3-4) di STIKES
35
Mahadani Yogyakarta terhadap 20 responden didapatkan hasil bahwa aroma
terapi lavender berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri haid, sebelum
dilakukan pemberian aromaterapi lavender mayoritas responden mengalami
intensitas nyeri haid dengan skala sedang sebanyak 52,7%, dan setelah pemberian
aromaterapi lavender mayoritas responden mengalami intensitas nyeri haid
dengan skala ringan sebanyak 61,8%.
Berdasarkan hasil penelitian Rica Pustikawati (2016; 10-11) di SMAN 1
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Pontianak terhadap 65% responden
mengalami myeri ringan, 30% mengalami nyeri sedang dan 5% mengalami nyeri
berat. Sesudah diberikan aromaterapi lavender terdapat penurunan pada tingkat
nyeri yaitu 60% responden tidak nyeri, 35% mengalami nyeri ringan dan 5%
mengalami nyeri sedang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi
lavender berpengaruh dalam penurunan skala nyeri haid.
Berdasarkan hasil penelitian Tiara Eka Yuniar (2016:59) pada penelitian
ini aromaterapi lavender diberikan pada 18 responden yang mengalami nyeri saat
menstruasi, berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa rata-rata skala nyeri
menstruasi primer sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender pada
kelompok intervensi mengalami penurunan sebesar 0,94. Pada aromaterapi
lavender terdapat kandungan utamanya yaitu linalyl asetat dan linalool, dimana
linalyl asetat berfungsi untuk mengendorkan dan melemaskan sistem kerja saraf
dan otot yang mengalami ketegangan sedangakan linalool berperan sebagai
relaksasi dan sedatif sehingga dapat menurunkan nyeri haid.
36
E. Akupresur
1. Pengertian Akupresur
Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum dan
menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan memberikan rangsangan
(stmulasi) titik akupuntur dengan teknik penekanan atau teknik mekanik.
Penekanan dilakukan sebagai pengganti penusukan jarum yang dilakukan pada
akupuntur dengan tujuan untuk melancarkan aliran energi vital (qi) pada seluruh
tubuh Menurut Kemenkes (2015:5).
Akupresur adalah cara pengobatan tradisional Cina yang menekan atau
memijat dan merangsang titik-titik akupunktur. Ilmu akupresur merupakan
pengembangan dari ilmu akupunktur. Perbedaannya, untuk merangsang titik-titik
akupunktur, pengobatan akupunktur menggunakan bantuan jarum dan alat
pemanas, sedangkan akupresur hanya menggunakan jari sebagai pengganti jarum.
Jadi, akupresur juga dapat dikatakan sebagai pemijatan akupunktur. Dibalik
perbedaannya, kedua pengobatan ini mempunyai kesamaan fungsi, yaitu sama-
sama menyeimbangkan energi vital tubuh (chi) yang terdiri dari unsur yin dan
yang (Iskandar AS, 2005:7).
2. Komponen Dasar Akupresur
a. Meridian
Meridian merupakan garis yang membujur dan melintang pada globe atau
peta dunia, selanjutnya istilah meridian digunakan dalam ilmu akupuntur untuk
jalur-jalur aliran energi vital (qi) yang ada pada tubuh manusia yang
menghubungkan masing-masing bagian tubuh. Meridian digolongkan menjadi
jalur yang membujur dan melintang (Kemenkes, 2015:5).
37
Fungsi dan peranan meridian ini secara fisiologis sebagai penghubung
antar organ sehingga membentuk kesatuan yang seimbang, harmonis, dinamis,
dan bereaksi bersama terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari
dalam. Di bidang patologi, energi vital merupakan pertahanan mempertahankan
tubuh dari serangan penyakit dari luar. Kegagalan mempertahankan tubuh
terhadap serangan penyakit, memudahkan penyakit masuk ke dalam tubuh melalui
meridian itu pula. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa meridian dapat
berfungsi sebagai penghantar penyakit di samping sebagai penghantar energi vital
(untuk menangkis penyakit) secara fisiologis menurut Hadikusumo (1996:65).
Dalam bidang patologi disebutkan bahwa kelainan-kelainan di dalam
tubuh dapat timbul akibat adanya gangguan dari luar yang disalurkan melalui
meridian. Dari dalam tubuh gangguan ini akan menggejala keluar juga melalui
meridian pada daerah tertentu, di permukaan tubuh, atau pada titik pijat tertentu
yang kemudian dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis; misalnya menekan
pada titik nyeri tertentu. Titik-titik tertentu pada tubuh yang dilalui sistem
meridian merupakan tempat rangsangan energi vital guna mengembalikan
kelainan karena gangguan dari meridian atau organ. Dengan demikian, meridian
melalui titik pijat dapat digunakan untuk pengobatan menurut Kemenkes (2015:5-
6), jalur yang membujur terdiri atas:
1) Meridian umum digolongkan berdasarkan yin yang, organ tubuh dan kaki
tangan, yang jumlahnya ada 12. Yin bersifat pasif, meridian yin dalam tubuh
manusia letaknya di sisi depan. Yang bersifat aktif, meridian yang dalam
tubuh manusia letaknya di sisi belakang.
38
2) Meridian istimewa merupakan bagian penting dari sistem meridian yang
jumlahnya ada 8 (delapan), meridian ini tidak berhubungan dengan organ
tubuh. Fungsi dari meridian istimewa adalah sebagai regulator dan reservoir
dari energi vital (qi) meridian umum. Dalam buku panduan ini yang dibahas
hanyalah meridian Konsepsi/Ren (bersifat yin) dan meridian Gubernur/Du
(bersifat yang) karena pada kedua meridian istimewa tersebut terdapat titik
akupuntur/akupresur tersendiri. Sedangkan meridian istimewa yang lain
memiliki titik akupuntur/akupresur yang sama dengan titik
akupuntur/akupresur pada meredian umum ketika berpotongan.
Sedangkan jalur yang melintang terdiri atas luo dan salurannya. Luo
merupakan jalur meridian yang melintang dan berasal dari meridian umum,
berfungsi untuk mempererat hubungan antar meridian. Meridian umum diberi
nama berdasarkan singkatan dari nama organ maupun meridian istimewa, yaitu:
a) Lung (LU) : Paru
b) Large Intestine (LI) : Usus Besar
c) Stomach (ST) : Lambung
d) Spleen (SP) : Limpa
e) Heart (HT) : Jantung
f) Small Intestine (SI) : Usus kecil
g) Bladder (BL) : Kandung Kemih
h) Kidney (KI) : Ginjal
i) Pericardium (PC) : Selaput Jantung
j) San Jiao (SJ) : Tri pemanas
k) Gall Bladder (GB) : Kandung Empedu
39
l) Liver (LR) : Hati
m) Consepsion Vessel / Ren (CV/RN) : Meridian Konsepsi
n) Governoor Vessel / Du (GV/DU) : Meridian Gubernur
Pada penelitian ini akan dilakukan penekanan pada titik akupresur LI 4
(Sanyinjiao) yang berada pada miridian Usus Besar.
b. Titik Akupresur
Istilah titik akupresur yang dimaksud dalam buku panduan ini sama
dengan titik akupuntur, selanjutnya titik akupuntur dalam buku panduan ini
disebut sebagai titik akupresur. Titik akupresur merupakan tempat terpusatnya
energi vital (qi) sekaligus merupakan tempat untuk melakukan penekanan
sehingga tercapai keseimbangan yin yang dalam tubuh.
1) Jenis-jenis
Titik akupresur ada 3 jenis yaitu :
a) Titik akupresur umum adalah titik akupresur yang terletak di jalur
meridian umum dan meridian istimewa.
b) Titik akupresur ekstra adalah titik akupresur yang terletak di luar jalur
meridian umum dan meridian istimewa.
c) Titik nyeri adalah titik akupresur yang bukan merupakan titik akupresur
umum maupun titik akupresur ekstra. Pada titik tersebut akan dirasakan
nyeri apabila dilakukan penekanan (dalam fase pasif) maupun tidak
dilakukan penekanan (dalam fase aktif).
2) Penamaan
a) Titik akupresur umum diberi nama sesuai dengan nama meridian serta
urutan letak sesuai jalur meridian, misalnya titik LI 4 artinya titik nomer 4
pada jalur meridian usus besar (large intestine).
40
b) Titik akupresur ekstra diberi nama dengan awalan EX yang berarti ekstra
point diikuti area letak titik, yaitu:
(1) Head Neck (HN) yang berarti kepala leher;
(2) Back (B) yang berarti punggung;
(3) Lower Ekstremity (LE) yang berarti tungkai bawah.
Urutan lokasi titik akupresur ekstra dimulai dari lokasi yang lebih tinggi,
misalnya titik EX-HN 3 artinya titik nomor 3 pada regio kepala dan leher (HN)
(Kemenkes, 2015:7).
3. Manfaat Akupresur
Menurut Kemenkes (2015:8), Tindakan akupresur memberikan manfaat
bagi tubuh, antara lain:
a. Meningkatkan stamina tubuh.
b. Melancarkan peredaran darah.
c. Mengurangi rasa nyeri.
d. Mengurangi stres atau menenangkan pikiran.
4. Mekanisme Akupresur
Berbagai teori yang mendasari mekanisme kerja akupresur adalah :
a. Teori endorfin, yaitu dilepaskannya zat yang dapat meghilangkan rasa
nyeri (Kemenkes, 2015:8). Endorfin mengontrol aktivitas kelenjar-
kelenjar endokrin tempat molekul tersebut tersimpan. Selain itu
endorfin dapat mempengaruhi daerah-daerah pengindra nyeri diotak
dengan cara serupa dengan obat opiat seperti morfin. Pelepasan
endorfin dikontrol oleh sistem saraf. Jaringan saraf sensitif terhadap
41
nyeri dan rangsnagan dari luar jika dipicu dengan menggunakan teknik
akupresur akan menginstruksi sistem endokrin untuk melepaskan
sejumlah endorfin sesuai kebutuhan tubuh (Aprilia,2010).
b. Teori kekebalan tubuh, yaitu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit (Kemenkes,2015:8).
5. Teknik Pemijatan Akupresur
Dalam melakukan pemijatan atau totok ini tekniknya bergantung pada
lokasi atau titik yang akan ditotok. Secara garis besar ada beberapa lokasi yang
membuat penotokan memiliki teknik yang berbeda. Lokasi tersebut meliputi totok
saraf diwajah, telinga, perut, dan tubuh. Dikarenakan penotokan dilakukan pada
titik-titik akupunktur tertentu maka untuk menentukan titik-titik tersebut
dipergunakan sebuah ukuran yang dinamakan cun . Istilah ukuran tersebut yang
tiada lain adalah lebar dari ibu jari pasien. Pengukuran ini bisa diukur dengan
patokan jari pasien. Itulah sebabnya antara satu dengan yang lainnya pasti berbeda
jika diukur dengan jari terapis. Oleh karena itu, seorang terapis harus bisa
menjaga proporsionalnya ketika melakukan pengukuran tersebut (Esanovia,
2014:18).
Menurut Kemenkes (2015:9-10), lokasi titik akupresur ditentukan
berdasarkan:
a. Patokan anatomi tubuh berupa tonjolan tulang, batas rambut dan lipatan kulit.
b. Ukuran cun tulang
Berbagai regio tubuh dibagi menjadi bagian yang sama yang disebut cun
tulang, seperti jarak lipat siku kelipatan pergelangan tangan sama dengan 12 cun
tulang, bagian bawah tempurung lutut ke tonjolan tumit kaki bagain luar sama
42
dengan 16 cun tulang. Jarak antara garis tengah belakang tubuh dengan tonjolan
tepi tulang belikat bagian dalam sama dengan 3 cun tulang.
c. Ukuran cun jari
1) Lebar ruas sendi ibu jari dengan satu cun.
2) Lebar ruas sendi jari kelingking sampai jari telunjuk yang dirapatkan sama
dengan 3 cun.
6. Beberapa Hal Penting Yang Wajib Diketahui Terapis
Sebelum melakukan terapi, hendaknya lakukan persiapan dengan
memastikan beberapa hal berikut ini:
a. Pastikan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan totok saraf berada pada
suhu kamar, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga. Suhu kamar yang
baik, yaitu 20 0C. Ruangan juga harus memiliki sirkulasi udara yang baik agar
ruangan selalu terasa tetap segar. Ruangan juga harus bebas dari asap atau
debu agar kebersihan tetap terjaga.
b. Pastikan pasien yang akan diterapi tidak dalam keadaan kelaparan atau bahkan
kekenyangan, sangat lemah, hamil, atau bahkan penyimpan terlalu bnayak
emosi. Jika terapi dipaksakan pada kondisi tersebut justru akan memperparah
kondisi penyakit pasien. Untuk itu, sarankan pasien untuk mencoba relaksasi
sejenak dengan menarik nafas yang dalam dan mengeluarkannya secara
perlahan selama beberapa kali hingga ia merasa tenang.
c. Pastikan posisi pasien dengan terapis pada keadaan yang nyaman. Untuk
pasien bisa dalam posisi duduk maupun berbaring yang nyaman, santai tanpa
ketegangan sama sekali. Dengan begitu, akan membuat terapi merasa leluasa
dan bisa fokus dalam melakukan terapi toto saraf ini (Essanovia,2014:60).
43
7. Titik Akupresur Untuk Mengurangi Dismenore/Nyeri Menstruasi
Pada penelitian ini titik yang digunakan adalah titik Large Intestine (LI 4)
titik ini terletak ditengah-tengah bagian bawah antara ibu jadi dan jari telunjuk
yaitu dilekukan yang terdapat banyak daging (Hartono, 2012). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nevy Norma (2017 3-4) di Asrama STIKES Patria Husada
Blitar terhadap 22 responden didapatkan hasil bahwa pijat LI 4, berpengaruh
terhadap penurunan tingkat nyeri haid dan Gharloghi,dkk (2012:2) menunjukkan
tingkat keparahan nyeri rata-rata (standar deviasi) pada kelompok yang
menggunakan titik LI 4, Berdasarkan hasil penelitian Lailatul Khasanah dan
Retna Tri Astuti (2015:6) di SMK Muhammadiyah Salaman pada penelitian ini,
terapi akupresur efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dismenore pada
remaja putri dengan penurunan nyeri 1,47.
F. Efektivitas Terapi Akupresur Untuk Mengurangi Dismenore
Ada beberapa cara untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul akibat
dismenore yaitu dengan terapi medis dan nonmedis. Obat medis yang sering
digunakan berupa analgesik dan anti inflamasi seperti asam mefenamat, ibu
profen dan antagonis kalsium, seperti verapamil dan nifedipin yang menurunkan
aktivitas dan kontraktilitas uterus (Moergan dan Hamilton,2003). Selain itu nyeri
dapat ditangani dengan terapi nonmedis yang aman dilakukan dengan eksercise,
mandi air hangat atau sauna, memakai buli-buli panas, meditasi, serta dapat juga
dengan pemberian suplemen, pengobatan herbal ala Jepang terapi horizon, terapi
bedah, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TRANS) akupuntur, dan
akupresur (Morgan dan Hamilton, 2003;Potter dan Perry,2005).
44
Akupresur adalah pengobatan Cina yang sudah dikenal sejak ribuan tahun
lalu dan dengan mmeberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi titik-titik
tertentu dalam tubuh. Pada dasarnya terapi akupresur merupakan pengembangan
dari teknik akupuntur, terapi media yang digunakan bukan jarum, tetapi jari
tangan atau benda tumpul (Ali,2005). Tujuannya untuk merangsang kemampuan
alami menyembuhkan diri sendiri dengan cara mengembalikan keseimbangan
energi positif tubuh (Fengge,2012).
Salah satu efek penekanan titik akupresur dapat meningkatkan endorfin
yang berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid
peptida endogeneus didalam susunan saraf pusat. Jaringan saraf akan memberi
stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh
dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat menstruasi (Julianti dkk,
2014:2).
45
G. Kerangka Teori
Tinjauan teori berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, variabel-
variabel yang akan diteliti. Dasar membuat kerangka konsep adalah kerangka
teori. Maka kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2
Kerangka Teori
Sumber: Afiyanti; Anggi Pratisi (2016), Bobak (2014)
H. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian. Konsep tidak dapat diukur dan diamati
secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus
Menstruasi
Dismenore
1. Faktor usia menarche
2. Faktor lama menstruasi
3. Faktor stress
4. Faktor kebiasaan berolahraga
5. Faktor nutrisi
Penanganan
1. Farmakologis
a. Aspirin asetaminofen
b. Ibu profen
2. Non- farmakologis
a. Kompres hangat
b. Minum air putih
c. Istirahat yang cukup
d. Olahraga yang teratur
e. Aroma terapi
f. Akupresure atau akupuntur
g. Kunyit
46
dijabarkan ke dalam variabel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati
dan diukur (Notoatmodjo, 2012:83). Berdasarkan uraian diatas peneliti membuat
kerangka konsep penelitian perbedaan aromaterapi lavender hangat dan pijat
akupresur dalam mengatasi dismenore primer.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3
Kerangka Konsep
I. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, penyakit, dan sebagainya.
Menurut (Notoadmojo,2012:103-104) penelitian ini terdapat 2 variabel
yaitu:
1. Variabel bebas atau independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
terikat (dependen). Variabel bebas atau independen pada penelitian ini adalah
aromaterapi lavender dan pijat akupresur.
2. Variabel terikat atau dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas atau independen. Variabel terikat atau dependen pada penelitian ini
adalah penurunan dismenore primer.
1. Aromaterapi lavender
2. Pijat Akupresur
Penurunan
Dismenore Primer
47
J. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan
duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut. Hipotesis berperan mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-
variabel yang akan diteliti (diamati) (Notoatmodjo, 2012:105-106). Hipotesis
alternatif (Ha) dalam penelitian ini yaitu “Ada perbedaan efektivitas aromaterapi
lavender dan pijat akupresur terhadap penurunan dismenore primer pada siswi
Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Darul A’Mal Metro, Kota Metro Tahun
2019).
K. Definisi Operasional
Menurut (Notoatmodjo, 2012:111-112) definisi operasional adalah batasan
pada variabel-variabel yang diteliti agar variabel tersebut dapat diukur dengan
menggunakan instrumen atau alat ukur.
48
Tabel 1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
1 Aromaterapi
lavender
Nama lavender
berasal dari latin
“lavera” yang
berarti
menyegarkan.
Lavender
mempunyai efek
relaksasi
sekaligus
perangsang
sehingga sangat
baik digunakan
sebagai penyejuk
pada orang yang
cemas dan
perangsang bagi
orang yang
depresi. Kekuatan
aromatik lavender
juga dapat
mengatasi sakit
sendi, sakit kepala
atau nyeri lainnya.
Observasi Checklist Dilakukan
pemberian
aroma
terapi
lavender
Nominal
2 Pijat
Akupresur
Akupresur adalah
cara pengobatan
tradisional Cina
yang menekan
atau memijat dan
merangsang titik-
titik akupunktur.
Ilmu akupresur
merupakan
pengembangan
dari ilmu
akupunktur
digunakan untuk
melancarkan
aliran energi vital
pada seluruh
tubuh.
Observasi Checklist Dilakukan
pijat
akupresur
Nominal
3 Dismenore Tingkat rasa sakit
yang dirasakan
saat menstruasi di
daerah abdomen
dan punggung
bagian bawah.
Wawancara
dan
observasi
Kuesioner Skala nyeri
antara 0-10
Rasio