sap ht

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI KELOMPOK 3 Disusun Oleh : 1. FENTI NUR W 2. AGASTI MERCU S 3. AL FARISI 4. SYAMSUL ARIFIN PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 1

Upload: andreas

Post on 10-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SAP HIPERTENSI

TRANSCRIPT

Page 1: SAP HT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :

1. FENTI NUR W

2. AGASTI MERCU S

3. AL FARISI

4. SYAMSUL ARIFIN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEMKAB JOMBANG

2015/2016

1

Page 2: SAP HT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi

Sub pokok bahasan : Pengenalan hipertensi

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Tempat : Ruang Dahlia RSUD Jombang

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Agustus 2015

Alokasi Waktu : 11:00- 11:30 (30 menit)

Media/ Sarana : Leaflet

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Penyaji : Kelompok 3

A. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien

mampu mengetahui cara-cara penanganan hipertensi, serta tanda dan

gejala hipertensi sehingga dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-

hari.

2. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit pasien mampu :

1) Mengetahui pengertian hipertensi

2) Mengetahui etiologi hipertensi

3) Mengetahui menifestasi klinis hipertensi

4) Mengetahui penanganan hipertensi

B. MATERI

1. Pengertian hipertensi

2. Etiologi hipertensi

3. Menifestasi klinis hipertensi

4. Pencegahan hipertensi

2

Page 3: SAP HT

C. SETTING TEMPAT

Penyuluhan dilakukan diruang dahlia RSUD Jombang

D. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan dan

pokok materi yang

akan disampaikan

4. Menggali

pengetahuan pasien

tentang hipertensi

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

-

Penyajian 15 menit Menjelaskan materi:

1. Pengertian hipertensi

2. Etiologi hipertensi

3. Menifestasi klinis

hipertensi

4. Pencegahan

hipertensi

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

Leaflet

Diskusi 5 menit Memberikan kesempatan

kepada peserta untuk

Mengajukan

pertanyaan

Tanya

Jawab

-

3

Keterangan:

1. Penyuluh2. Moderator3. Obserserver4. Fasilitator5. Sasaran

1 2

43

5

Page 4: SAP HT

bertanya dan

mengungkapkan

kesulitannya

Penutup 5 menit 1. Memberikan umpan

balik (cara merespon

materi yang

diberikan)

2. Kesimpulan dan saran

3. Penutupan acara

1. Memberikan

jawaban

2. Memberikan

salam

Ceramah -

E. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

- Kesiapan materi

- Kesiapan SAP

- Kesiapan media : leaflet dan fotocopy materi

- Peserta hadir ditempat penyuluhan

- Penyelenggaraan dilaksanakan diruang Dahlia Rumah Sakit Umum

Daerah Jombang

- Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses

- Fase dimulai sesuai jadwal yang ditentukan

- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

- Suasana penyuluhan tertib

- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

3.

4

Page 5: SAP HT

HIPERTENSI

DEFINISI

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas

140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik

90 mmHg.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan

darah pada saat periode kontraksi dalam siklus jantung dan atau periode relaksasi

dalam siklus jantung yang tidak normal. Dan diukur paling tidak pada tiga

kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia sehingga

setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesitfik usia. Namun, secara umum

seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi

dari pada 140 mmHg sistosik sedangkan diastoliknya mencapai lebih 90 mmHg

(sehingga ditulis 140/90 mmHg).

KLASIFIKASI

Tabel Klasifkasi hipertensi menurut JNC – VII 2004

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik

(mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi :

Derajat 1

Derajat 2

140 – 159

≥ 160

90 – 99

≥ 100

5

Page 6: SAP HT

Sumber : Joint National Committee On Detection, Evaluation and Treatment Of

High Blood Pressure VII (2004)

Klasifikasi Hipertensi menurut WHOKategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)Optimal < 120 < 80Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan)

140-159 90-99

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94Tingkat 2 (hipertensi

sedang)160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat)

≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

ETIOLOGI

a. Hipertensi primer

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui

penyebabnya. Dari sejumlah penderita hipertensi secara umum sekitar 90%

adalah termasuk golongan hipertensi primer. Diduga pemicu terjadinya

hipertensi primer adalah karena faktor bertambahnya usia, keturunan,

gangguan pada fungsi jantung dan pembuluh darah sehingga dapat memicu

peningkatan tekanan darah. Umumnya penderita hipertensi primer tidak

merasakan apa-apa.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang sudah dapat diketahui

penyebabnya. Dari total jumlah penderita hipertensi kurang lebih sekitar 10%

termasuk penderita hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder antara

6

Page 7: SAP HT

lain adalah gangguan pada endokrin (adrenal, tiroid, hipofisis dan paratiroid),

penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat oral kontrasepsi dan lain-lain.

Adapun penyebab yang dapat diubah dan tidak dapat diubah pada

hipertensi diantaranya :

a. Penyebab yang dapat diubah dalam kehidupan sehari-hari seperti :

- Merokok

- Kebiasaan makan tinggi kalori, lemak, garam, gula yang dapat

menimbulkan kegemukan atau obesitas.

- Emosi yang terus menerus.

b. Penyebab yang tidak dapat diubah seperti :

- Herediter atau keturunan

- Usia

- Jenis kelamin

Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu :

a. Usia

Risiko hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Penyakit

hipertensi banyak menyerang masyarakat, terutama mereka yang berusia di

atas 40 tahun, bahkan ada yang telah terserang mulai umur sekitar 30 tahun.

b. Obesitas

Obesitas menjadi faktor risiko hipertensi karena semakin banyak penambahan

berat badan, semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen

dan nutrisi ke jaringan tubuh. Sehingga volume darah pada pembuluh darah

juga meningkat, demikian juga tekanan pada dinding arteripun akan

meningkat.

7

Page 8: SAP HT

c. Perokok

Merokok akan langsung menaikkan tekanan darah sementara, tetapi bahan

kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah arteri.

Hal ini dapat menyebabkan arteri jadi menyempit akibat penumpukan

kolesterol, sebagai akibatnya dapat menimbulkan darah tinggi bahkan serangan

jantung dan stroke.

d. Kurang aktifitas fisik

Kurangnya aktifitas fisik menjadi faktor resiko hipertensi karena orang yang

tidak aktif cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi. Semakin tinggi

detak jantung, semakin keras jantung bekerja akibatnya timbul darah tinggi.

e. Garam

Terlalu banyak mengkonsumsi natrium atau garam dapat menyebabkan

peningkatan cairan dalam tubuh khususnya dalam pembuluh darah, yang

dapat meningkatkan tekanan darah.

MANIFESTASI KLINIS

a. Sakit kepala

b. Pusing

c. Lemah

d. Kelelahan

e. Kesadaran menurun

f. Gelisah

g. Mual dan muntah

h. Sesak napas

i. Kelemahan otot

8

Page 9: SAP HT

PENATALAKSANAAN

Pengobatan farmakologi

- Diuretik

Obat-obatan jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui

kencing). Dengan demikian, volume cairan dalam tubuh berkurang sehingga

daya pompa jantung lebih ringan. Obat diuretik dikenal dengan nama pil air.

Akibat pemberian diuretik adalah tidak saja garam dikeluarkan dari tubuh,

tetapi zat lain yang berguna bagi tubuh seperti kalium ikut dikeluarkan juga.

Untuk mengatasi kondisi itu, dokter sering meresepkan obat diuretik dengan

mempertahankan kalium tetap di dalam tubuh. Manfaat obat diuretik tersebut

dapat bertambah jika ditunjang dengan pola makan dengan menu rendah kadar

garam.

- Alpha, Beta dan alpha-beta adrenergik blocker

Obat-obat ini bekerja dengan menghalangi pengaruh bahan-bahan kimia

tertentu dalam tubuh. Obat-obatan itu memicu penurunan aktivitas daya pompa

jantung. Jenis obat tersebut tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi dengan

gangguan pernapasan, seperti asma bronkial. Contoh golongan obat itu yaitu

metoprolol, propanolol dan atenolol. Khusus bagi penderita diabetes mellitus,

obat tersebut merupakan kontra indikasi karena menambah kadar gula darah.

Pemberian obat itu juga jangan diberikan untuk orang usia lanjut yang

mempunyai gejala gangguan bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)

atau denyut jantung lambat.

9

Page 10: SAP HT

- Vasodilator

Kerja obat ini berlangsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos

pembuluh darah. Contoh yang termasuk obat jenis ini yaitu prasosin dan

hidralasin. Kemungkinan yang akan terjadi akibat pemberian obat ini adalah

sakit kepala dan pusing.

- Penghambat enzim konversi angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin

II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang

termasuk golongan ini yaitu captopril. Efek samping yang mungkin timbul

adalah batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

- Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat

kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang temasuk golongan obat ini yaitu

nifedipin, diltiasem dan veraparnil. Efek samping yang mungkin timbul adalah

sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

- Penghambat reseptor angiotensin II

Obat ini bekerja dengan cara menghalangi penempelan zat angiotensin II pada

reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan

yang termasuk golongan ini adalah velsartan (diovan). Kemungkinan efek

samping yang timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

10

Page 11: SAP HT

Pengobatan non-farmakologis diantaranya dengan melakukan hal-hal berikut :

1. Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan.

2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Cara pengobatan ini akan lebih

baik jika digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3. Melakukan olahraga, seperti aerobik atau jalan cepat selama 30 – 45 menit

sebanyak 3 – 4 kali seminggu.

4. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol yang berlebihan.

5. Ciptakan keadaan rileks dengan relaksasi.

Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari

ketegangan dan stress. Berbagai metode relaksasi digunakan untuk

menurunkan kecemasan dan keteganagn otot sehingga didapatkan penurunan

denyut jantung, penurunan respirasi serta penurunan ketegangan otot (Prasetyo,

2010). Berbagai cara relaksasi, seperti :

a. Meditasi

Meditasi adalah upaya untuk mencapai ketenangan dengan memusatkan

pikiran pada satu titik. Meditasi disertai dengan pengaturan napas secara

halus dan teratur (Widianto, 2011)\

b. Yoga

Yoga adalah sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran

untuk mengontrol panca indranya dan tubuhnya secara keseluruhan

(Triyanto, 2014).

c. Hypnosis

Upaya bagaimana membuat seseorang untuk berada dalam kondisi tidur dan

atau kondisi tidak sadarkan diri (Iswantoro, 2007).

11

Page 12: SAP HT

d. Terapi musik

Terapi musik merupakan suatu keterampilan dalam menggunakan musik

dan elemen-elemen musik oleh seseorang yang ahli di bidang musik untuk

meningkatkan, memelihara, memperbaiki kesehatan mental, fisik, emosi dan

spiritual (Triyanto, 2014).

KOMPLIKASI

a. Kegagalan jantung

b. Kegagalan ginjal

c. Stroke/kelumpuhan.

12