sap 5 dan 6
DESCRIPTION
TUGASTRANSCRIPT
MANAJEMEN STRATEGIK
“SAP 5 DAN SAP 6”
KELOMPOK 5:
1. Ni Komang Ayu Warnayanti (1306205031)
2. Luh Nyoman Fajar Nur Ayu (1306205170)
3. Ira Puspita (1306205174)
4. Tyasani Taras (1306205188)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANA
2015
I. LINGKUNGAN INTERNAL
Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan
dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal
dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam internal
perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan betul-
betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan
kapabilitas yang dimilikinya.
Lingkungan internal mencerminkan kelemahan dan kekuatan sebuah perusahaan.
Lingkup lingkungan internal perusahaan mencakup seluruh aspek dalam perusahaan tersebut.
Lingkungan internal ialah kondisi riil di dalam suatu organisasi (perusahaan), yang meliputi
kondisi: Manajemen, Sumber Daya Manusia, Pemasaran, Keuangan, dan Produksi.
I.1. Hal-hal yang terkait dengan Lingkungan Internal, yaitu:
1. Manusia
Kompetensi: Memiliki karyawan atau guru yang memiliki kompetensi (kemampuan)
yang dimiliki. Serta memenuhi syarat-syarat rekuitmen.
Placeman: orang yang berkompeten ditempatkan sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya.
Promosi, kenaikan jabatan: orang yang berkompeten dan yakin memiliki kenaikan
prestasi yang lebih baik.
2. Kebijakan
Visi dan misi yang di bentuk akan membuat kita lebih tau apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan dalam visi dan misi yang sudah kita bentuk.
Aturan-aturan yang digunakan dalam menajalankan Visi dan Misi akan membuat kita
lebih tau mana yang harus boleh dilakukan atau tudak boleh dilakukan untuk mencapai
target yang mesti dicapai dalam pendidikan.
3. Kepemimpinan
2
Kepemimpinan yang sentralistik atau otoriter, gaya kepemimpinan yang apapun yang
dilakukan karyawan tergantung dari keputusan pemimpin.
Kepemimpinan yang lepas tangan, yang dimana pemimpin dalam suatu melaksanakan
kegiatan pekerjaannya sebagai
Kepemimpinan yang demokratis, dimana dalam kepemimpinan ini dalam mengambil
suatu keputusan melibatkan bawahan atau karyawannya. Bawahan diberi kebebasan
dalam mengeluarkan pendapat dan keputusan.
Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yang dimana dalam pelaksanaannya lebih
menekankan dalam tugas yang harus dikerjakan.
Kepemimpinan yang people oriented, seorang pemimpin yang selalu memperhatikan
karyawannya serta selalu memberikan semangat kepada bawahannya.
I.2. Pendekatan Dalam Pengamatan dan Analisis Internal (The Internal Assessment)
1) Analisis PIMS
Analisis PIMS adalah analisis yang mengidentifikasi faktor-faktor strategis utama
yang mempengaruhi 80% profitabilitas. Ukuran yang digunakan adalah Return On
Investment (ROI). Perusahaan dengan ROI yang tinggi mempunyai ciri-ciri:
1. Intensitas investasi rendah
2. Pangsa pasar tinggi
3. Kualitas produk relatif tinggi
4. Pemanfaatan kapasitas tinggi
5. Efektivitas operasi tinggi
6. Biaya langsung per unit relatif rendah terhadap persaingan
Para peneliti PIMS menyatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi
kinerja unit bisnis secara relatif terhadap pesaingnya adalah kualitas produk atau jasa.
2) Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Menurut Porter, bisnis sebuah perusahaan yang paling baik dideskripsikan sebagai
rantai nilai (value chain), dimana total pendapatan dikurangi total biaya semua
aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa
yang menghasilkan nilai.
3
Analisis rantai nilai (value chain analysis – VCA) mengacu pada proses yang
dengannya perusaaan menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional
dari pembelian bahan mentah sampai sampai produksi dan pemasaran produk tersebut
VCA bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan (advantage) atau
kelemaan (disadvantage) biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari
bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen. Langkah awal untuk menerapkan
VCA adalah dengan membagi operasi suatu perusahaan kedalam berbagai aktivitas
atau proses bisnis yang spesifik. Kemudian, analisis berusaha untuk mengenakan
biaya pada setiap aktivitas, dan biaya tersebut bisa dalam bentuk waktu dan uang.
Terakhir, analisis mengubah data biaya itu menjadi informasi dengan mencari
kekuatan dan kelemahan biaya kompetitif yang mungkin menghasilkan keunggulan
atau kelemahan kompetitif.
Semua perusahaan harus memanfaatkan analisis rantai nilai untuk
mengembangkan dan mempertahankan kompetensi inti dan mengubah kompetensi
inti menjadi kompetensi khusus. Kompetensi inti (main competence) adalah aktivitas
rantai nilai yang mampu dijalankan dengan sangat baik oleh perusahaan. Ketika
kompetensi inti berkembang dan berubah menjadi suatu keunggulan kompetitif
utama, maka disebut kompetitif khusus (didtinctive competence). Figure berikut akan
4
menerjemahkan kinerja aktivitas rantai nilai perusahaan menjadi keunggulan
kompetitif :
Semakin banyak perusahaan menggunakan VCA untuk memperoleh serta
mempertahankan keunggulan kompetitif dengan cara bertindak dengan sangat efisien
dan efektif di seluru bagian rantai nilai.
Penentuan Tolok Ukur
Penentuan tolok ukur (benchmarking) adalah alat analisis yang digunakan untuk
menentukan apakah aktivitas-aktivitas rantai nilai sebuah perusahaan kompetitif bila
dibandingkan dengan pesaing dan, dengan begitu, kondusif untuk memenangkan
pasar. Tolok ukur melibatkan penaksiran biaya aktivitas rantai nilai secara lintas
industry untuk menentukan “praktik terbaik” diantara perusahaan-perusahaan yang
bersaing dengan maksud untuk menduplikasi atau mengoptimalkan praktik terbaik
tersebut.
Bagian tersulit dari tolok ukur adalah cara untuk memperoleh akses kedalam
aktivitas rantai nilai perusahaan-perusahaan lain yang terkait dengan isu biaya.
Sumber-sumber yang lazim digunakan untuk informasi tolok ukur meliputi laporan
yang dipublikasikan, publikasi dagang, pemasok, distributor, konsumen, mitra,
kreditor, pemegang saham, pelobi, dan perusahaan pesaing yang bersedia membuka
dirinya.
3) Analisis Fungsional
Analisis Fungsional adalah analisis yang mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan fungsional. Analisis Fungsional meliputi analisis pemasaran, sumberdaya
manusia, keuangan, operasi, organisasi dan manajemen.
A. Manajemen
Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan
efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber
daya organisasi. Fungsi manajemen meiliki lima aktivitas pokok, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian,. pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan.
5
1) Perencanaan
Perencanaan merupakan jembatan yang palin penting antara masa kini dan masa
depan yang mampu meningkatkan kemungkinan tercapainya hasil yang diinginkan.
Perencanaan adalah proses yang menentukan apakah perlu untuk menempuh suatu
usaha, mencari jalan paling efektif untuk meraih tujuan yang diinginkan, dan
mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam kesulitan yang tidak diharapkan
dengan sumber daya yang memadai. Perencanaan adalah awal dari proses di mana
seorang individu atau sebuah bisnis bisa megubah impian kosong menjadi kenyataan.
Perencanaan adalah investasi awal untuk meraih kebehasilan. Perencanaan
membantu perusahaan mencapai pengaruh maksimal dari suatu usaha tertentu.
Perencanaan mampu membuat perusahaan untuk mempertimbangkan berbagai faktor
yang relevan dan berfokus pada mana yang terpenting. Proses perencanaan harus
melibatkan manajer dan karyawan dari seluruh bagian organisasi. Perencanaan dapat
memberikan dampak yang positif terhadap kinerja organisasional dan individual.
Perencanaan memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasikan serta menarik
manfaat dari berbagai peluan eksternal sekaligus meminimalkan dampak dari
ancaman eksternal.
Perencanaan memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan pasar yang
berubah dan dengan demikian menentukan nasibnya sendiri. Manajemen strategis
dapat dilihat sebagai sebuah proses perencanaan formal yang memungkinkan
organisai menjalakan strategi yang proaktif alih-alih strategi yang reaktif.
2) Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai upaya yang terkoordinasi dengan cara
menentukan tugas dan hubungan otoritas. Pengorganisasian berarti penentuan siapa
yang melakukan apa dan siapa yang harus memberi pertanggungjawaban kepada
siapa.
Fungsi pengorganisasian manajemen dapat dikelompokkan menjadi 3 aktivitas
berurutan : pemecahan tugas ke dalam pekerjaan (spesialisasi kerja), penggabungan
pekerjaan ke dalam departemen (departementalisasi) dan pendelegasian otoritas.
Pemecahan tugas ke dalam pekerjaan membutuhkan deskripsi pkerja dan spesifikasi
kerja.
6
3) Pemotivasian
Pemotivasian dapat diartikan sebagai proses memengaruhi orang untuk meraih
tujuan-tujuan tertentu. Motivasi menjelaskan mengapa beberapa orang bekerja keras
sementara yang lain tidak. Tujuan, strategi dan kebijakan punya kemungkinan kecil
untuk berhasil jika para karyawan dan manajer tidak termotivasi untuk menerapkan
strategi yang telah dibuat. Fungsi pemotivasian manajemen meliputi empat
komponen: kepemimpinan. Dinamika, kelompok, komunikasi dan perubahan
organisasional.
4) Penempatan Staf
Penempatan staf mencakup berbagai aktivitas seperti perekrutan, pewawancaraan,
pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan, pemeliharaan,
pengevaluasian, pemberian imbalan, pendisiplinan, pengangkatan dan lain-lainnya.
Aktivitas ini berperan penting dalam upaya penerapan strategi dan karenanya manajer
sumber daya manusia terlibat secara lebih aktif dalam proses manajemen startegis.
5) Pengendalian
Fungsinya mencakup segala aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa
operasi aktual sejalan dengan operasi yang direncanakan. Pengendalian terdiri dari
empat langkah dasasr :
Penetapatn standar kinerja
Openilaian kinerja individual dan organisasional
Pembandingan kinerja aktual dengan standar kinerja yang direbcanakan.
Pengambilan langkah-langkah korektif.
B. Pemasaran
Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian
penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk/jasa.
Terdapat tujuh fungsi pemasaran, yaitu :
1) Analisis Konsumen
7
Pengamatan dan evaluasi kebutuhan , hasrat dan keinginan konsumen melibatkan
pengadaan survei konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian
strategi pemosisian pasar, pengembangan profilkonsumen dan penentuan strategi
segmentasi pasar yang optimal. Informasi yang dihasilkan oleh analisis konsumen
bisa jadi sangat penting dalam pengembangan pernyataan misi yang efektif. Profil
konsumen memaparkan karakteristik demografis dari konsumen suatu organisasi.
2) Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran seperti iklan, promosi, penjualan
dll. Aktivitas-aktivitas ini sangat penting ketika perusahaan menjalaknkan strategu
penetrasi pasar. Kefektifan beragam alat penjualan untuk produk konsumen dan
industri beragam.
3) Perencanaan Prosuk dan Jasa
Meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek,
pemanfaatan garansi, penegasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya
produk, kualitas produk. Perencanaan produk dan jasa terutama penting jika sebuah
perusahaan melakukan pengembangan atau diversifikasi produk.
Teknik perencanaan produk dan jasa yang terefektif adalah uji pemasaran. Uji
pasar memungkinkan sebuah organasasi menguji rencana-rencana pemasaran
alternatif dan meramalkan penjualan produk baru.
4) Penetapan Harga
Yang memengaruhi penetapan harga adalah : konsumen, pemerintah, pemasok,
distributor, dan pesaing. Terkadang sebuah organisasi akan menjalankan strategi
integrasi ke depan untuk meraih pengandalian yang lebih baik atas harga yang
dibebankan kepada konsumen.
5) Distribusi
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran ditribusi, cakupan distribusi,
lokasi tempat ritel, wilayah penjualanm, tingkat dan lokasi persediaan, kurir
transportasi. Distribusi sangat penting saat perusahaan berusaha menerapkan strategi
pengembangan pasar atau integrasi ke depan.
6) Riset Pemasaran
8
Riset pemsaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan pengalisisan data yang
sistematis mengenai berbagai persoalan yang tekait dengan pemasar barang dan jasa.
Riset pemsaran dapat mengunakan kekuatan dan kelemahan yang penting, dan periset
pemasaran menggunakan berbagai skala, instrumen, prosedur, konsep, dan teknik
untuk mengumpulkan informasi. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua fungsi
bisnis pokok dari sebuah organisasi.
7) Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkai
dengan keputusan pemasatan. Y=tiga langkah yang diperlukan untuk membuat
analisis biaya manfaat adalah : (1) menghitung total biayayang terkai dengan suatu
keputusan,
(2) memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut, (3) menbandingkan
total biaya dengan total manfaat.
C. Keuangan/Akuntansi
Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik kompetitif
perusahaan dan daya tariknya bagi investor. Menentukan kekuatan dan
kelemahankeuangan disuatu organisasi sangat penting untuk merumuskan strategi
secara efektif. Likuiditas, pengungkit (leverage), modal kerja, probabilitas, utilisasi
aset, arus kas, dan ekuitas dapat mengeliminasika strategi-strategi tertentu sebagai
alternatif yang mungkin. Faktor keuangan sering mengubah strategi yang ada dan
menggeser rencana penerapan. Menurut James Van Horne, fungsi
keuangan/akuntansi terdiri atas tiga keputusan yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi yang disebut juga peganggaran modal adalah alokasi dan
realokasi modal dan sumber daya untuk berbagai proyek, produk, aset dan divisi
sebuah organisasi.
2. Keputusan Pembiayaan
9
Keputusan pembiayaan menentukan struktur modal terbaik untuk perusahaan
yang meliputi usaha mencermati beragam metode yang bisa digunakan perusahaan
dan meliputi usaha mencermati beragam metodeyang bisa digunakan perusahaan
untuk mengumpulkan modal (sebagai contoh dalam mengeluarkan saham, menambah
utang, mejual aset, atau menggunakan gabungan dari cara-cara tersebut.)
Dua ratio keungan utama yang mengindikasikan apakah keputusan pembiayaan
sebuah perusahaan efektif adalah rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang
terhadap total asset.
3. Keputusan Deviden
Keputusan deviden memperhatikan isu-isu seperti presentase laba yang
dibayarkan kepada para pemegang saham, stabilitas dividen yang dibayarkan dari
waktu ke waktu, dan pembelian kembali atau penerbitan saham. Kepututusan deviden
menentukan jumlah dana yang ditahan perusahaan dibandingkan dengan jumlah yang
dibayarkan kepada pemegang saham. Tiga rasio keuangan yang membantu dalam
evaluasi kepututusan deviden perusahaan adalah :
Rasio laba per saham (LPS)
Rasio dividen per saham
Rasio harga laba
Manfaat membayar laba kepada investor harus seimbang dengan manfaat
menahan dana perusahaan, dan tidak ada rumus khusus untuk melakukan hal ini.
Untuk hal-hal yang dipaparkan disini , dividen kadang harus dibayar meski dana
tersebut mungkin akan lebih baik kalau diinvestasikan dalam bisnis atau ketika
perusahaan memperoleh sumber modal dari luar :
1) Membayar dividen adalah sebuah kebiasaan. Kegagalan untuk membayar dividen
dianggap sebagai stigma. Perubahan dividen dipandang sebagai sinyal tentang
masa depan.
2) Dividen mereprensentasikan poin penjualan untuk bankir investasi.
3) Pemegang saham seringkali menuntut dividen, bahkan dalam perusahaan yang
berpeluang besar untuk menginvestasikan kembali seluruh dana yang tersedia.
4) Adanya mitos bahwa membayar dividen akan meningkatkan harga saham.
10
Analisis ratio keuangan adalah metode yang paling luas digunakan untuk
menentukan kekuatan dan dan kelemahan suatu organisasi dalam area investasi,
pembiayaan, dan deviden. Rasio keuangan bisa diaplikasikan pada organisasi laba
maupun nirlaba. Meskipun jelas tidak mempunyai pengembalian atas investasi atau
ratio laba per saham, organisasi nirlaba akan rutin memonitor banyaknya ratio khusus
lainnya.
Kondisi keuangan sebuah perusahaan tidak hanya bergantung pada fungsi-fungsi
keuangan tetapi juga faktor lain seperti :
1) Keputusan manajemen pemasaran, operasi, penelitian dan pengembangan, serta
sistem informasi manajemen
2) Tindakan yang diambil pemasok, distributor, kreditor, konsumen dan pemegang
saham
3) Tren ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan,
hukum dan teknologi.
D. Produksi/Operasi
Fungsi produksi / operasi pada aktivitas bisnis meliputi seluruh aktivitas
mengolah input menjadi barang atau jasa.Pada aktivitas ini manajemen produksi
menangani input,trasformasi dan output yang beragam dari satu industri ke pasar
industri yang lain.Roger Scholer mengemukanan bahwa dalam manajemen
produksi/operasi terdapat 5 fungsi atau area keputusan,yakni ;
proses,kapasitas,persediaan,angkatan kerja dan kualitas.
Aktivitas produksi/operasi mencerminkan bagian terbesar dari asset manusia dan
modal dalam suatu organisasi.Biaya terbessar dalam membuat sebuah produk atau
jasa memiliki nilai yang besar sebagai senjata kompetitif dalam strategi keseluruhan
perusahaan.Kelemahan dan kelebihan lima fungsi produksi/operasi dapat
mementukan kelemahan suatu bisnis.Oleh sebab itu, aspek produksi/operasi menjadi
salah satu aktivitas vital yang patut mendapatkan perhatian dalam sebuah perusahaan
karena kapabilitas dan kebijakan produksi dapat mempengaruhi strategi suatu
11
perusahaan.Berikut terdapat beberapa implikasi berbagai strategi pada fungsi
produksi/operasi,diantaranya :
1) Bersaing sebagai penyedia barang atau jasa berbiaya rendah
2) Bersaing sebagai penyedia barang berkualitas tinggi
3) Menekan layanan konsumen
4) Menyediakan pengenalan produk baru secara cepat dan sering
5) Integrasi vertical
6) Mengonsolidasi pemrosesan
7) Menyebarkan pemrosesan jasa (desentralisasi)
8) Menekan pemakaian mesin,otomatisasi,robot
9) Menekankan stabilitas pekerjaan
I.3. Tujuan Analisis Internal
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan
organisasi sehingga manajemen dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan,
selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai
lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan
berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal
perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat
diperbaiki.
Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan
perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan
melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu
margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.
Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :
1) Logistik Kedalam. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan,
informasi mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.
2) Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input produksi menjadi
produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan, dan
pemeliharaan mesin/peralatan.
12
3) Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,
dan distribusi produk ke konsumen.
4) Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli
produk, dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga, jalur
distribusi, dan promosi.
5) Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari produk yang
mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan.
Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :
1) Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur
pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
2) Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan
proses saja tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
3) Manajemen Sumber Daya Manusia. Termasuk didalamnya semua aktivitas perekrutan,
pelatihan, pengembangan, dan penilaian karyawan.
4) Infrastruktur Perusahaan. Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan
keuangan, pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan mendukung
semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan
bersaing.
II. Proses Analsis dan Diagnosis Lingkungan Internal
Alasan pokok tentang pentingnya analisis dan diagnosis lingkungan adalah:
1) Faktor lingkungan merupakan pengaruh utama terhadap perubahan strategi.
2) Lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis, sehingga para manajer perlu menganalisis
dan mendiagnosis perubahan lingkungan tersebut.
3) Para manajer perlu menyelidiki lingkungan untuk :
menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam pada
strategi perusahaan saat sekarang dan pencapaian tujuan perusahaan.
menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang memberikan
kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk pencapaian tujuan dengan cara
menyesuaikan strategi perusahaan.
13
4) Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis lingkungan umumnya lebih efektif
dibandingkan dengan yang tidak melaklukannya.
Analisis dan diagnosis lingkungan memberikan waktu pada para penyusun strategi untuk
mengantispasi kesempatan-kesempatan dan merencanakan tanggapan atau reaksi terhadap
lingkungan tersebut. Hal ini dapat membantu perencana strategi untuk mengembangkan sistem
peringatan dini untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah
ancaman menjadi peluang perusahaan.
Christensen menyatakan bahwa identifikasi kesempatan-kesempatan dari risiko dalam
lingkungan perusahaan bertumbuh akan mengarahkan perusahaan untuk meningkatkan volume
penjualan pada pasar tertentu, untuk mengembangkan produk yang berhubungan dengan produk
aslinya, untuk memperluas daerah pemasaran, untuk integrasi vertikal, dan pada akhirnya untuk
diversifikasi produk line.
III. Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan
Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi
eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk
pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain.
Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat
kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan ( Richard L. Daft
2010:253)
Selanjutnya Fredi Rangkuti (2004: 18) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
14
Mengacu pada konsep 7S McKinsey Framework, organisasi dapat digambarkan
berdasarkan 7 (tujuh) komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu Strategy,
Structure, System, Shared Value, Skill, Staff, dan Style. Sehingga dengan metode 7S ini saya
dapat mengelompokkan kekuatan dan kelemahan organisasi dengan menggunakan berbagai tools
manajemen yang ada, seperti:
Value Chain Analysis
Organization Culture Analysis
Workload Analysis
Competency Analysis
IT Evaluation Analysis
Financial Analysis
IV. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFAS)
Langkah terakhir dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal adalah
penyususnan matrix faktor internal (internal factor evaluation –IFE Matrix). Alat perumusan
strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area
fungsional bisnis dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi
hubungan diantara area tersebut. Matrix evaluasi faktor internal dapat dikembangkan menjadi
lima langkah:
1. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit
internal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal, termasuk kekuatan maupun kelemahan
organisasi. Daftar terlebih dahulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik
mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingan.
2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semua
penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu menandakan signifikansi relatif
faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Terlepas apakah faktor utama itu
kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling
besar terhadap kinerja organisasional harus diberi bobot tertinggi. Jumlas seluruh bobot harus
sama dengan 1,0
3. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengidentifikasikan apakah faktor
tersebut sangat lemah (peringkat=1), lemah (peringkat=2), kuat (peringkat=3), atau sangat
kuat (peringkat=4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau4 dan
15
kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya peringkat berbasis
perusahaan, sementara bobot di langkah 2 berbasis industri
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot masing-
masing vatiabel.
5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor total bobot organisasi
Terlepas dari beberapa banyak faktor yang dimasukkan ke dalam matriks, skor bobot
total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik tertinggi, dengan skor rata-rata
2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan
skor yang secara signifikan berada di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Seperti
matriks EFAS, matriks IFAS juga harus memasukkan antara 10-20 faktor. Jumlah faktor tidak
memengaruhi kisaran skor bobot total karena bobot selalu berjumlah 1,0.
16
TABEL SEBUAH SAMPEL MATRIX EVALUASI FAKTOR INTERNAL UNTUK TOKO KOMPUTER RITEL
Faktor-Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot Kekuatan
1. Perputaran tersedia naik dari 5,8 menjadi 6,7 0,05 3 0,152. Pembelian konsumen rata-rata naik dari $97
menjadi $128 0,07 4 0,28
3. Semangat kerja karyawan sangat terjaga 0,10 3 0,304. Promosi dalam toko menghasilkan tingkat
penjualan sebesar 20 % 0,05 3 0,15
5. Pengeluaran iklan surat kabar naik 10% 0,02 3 0,066. Pendapatan dari segman jasa reparasi toko naik
16 % 0,15 3 0,45
7. Karyawan bantuan teknis dari toko memiliki gelas MIS 0,05 4 0,20
8. Rasio utang terhadap total aset toko turun 34 % 0,03 3 0,099. Pendapatan per karyawan naik 19 % 0,02 3 0,06
Kelemahan1. Pendapatan dari segmen piranti lunak toko turun
12 % 0,10 2 0,20
2. Lokasi toko dirugikan oleh keberadaan HIGHway 34 yang baru 0,15 2 0,30
3. Karpet dan cat di toko dalam kondisi memprihatinkan 0,02 1 0,02
4. Kamar mandi di toko perlu diperbaiki 0,02 1 0,025. Pendapatan dari bisnis turun 8 % 0,04 1 0,046. Toko tidak memiliki situs web 0,05 2 0,107. Pengiriman tepat waktu pemasok bertambah
hingga 2,4 hari 0,03 1 0,03
8. Pelanggan sering harus lama antre dikasir 0,05 1 0,05Total 1,00 2,50
Secara keseluruhan toko ini memperoleh skor bobot total 2,5 yang dalam skala 1 sampai
4 tepat berada ditengah-tengah, mengindikasikan adanya ruang luas bagi perbaikan dalam
operasi, strategi dan prosedur toko.
Matrix evaluasi faktor internal menyediakan informasi penting bagi perumusan strategi.
Misalnya toko komputer ritel yang dicontohkan diatas mungkin perlu merekrut staf kasir baru
dan memperbaiki masalah karpet, cat dan kamar mandinya. Selain itu mereka perlu
memperbanyak iklan untuk jasa reparasinya, sebab itu merupakan faktor yang benar-benar
penting (bobot 0,15) agar berhasil di bisnis ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis, edisi 12, buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Jurnal Nisak, Zuhrotun. 2012. “Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Kompetitif”.
Yulianti, Dewi. 2014. ”Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Dalam Pencapaian Tujuan
Perusahaan”.
https://hech61.wordpress.com/2010/10/26/apakah-swot-analysis-itu-mudah/ diakses pada 13
Oktober 2015
http://deviachrista.blogspot.com/2013/05/pengertian-rantai-nilai-analisis-
rantai.html#ixzz3o3jj0fkz diakses pada 13 Oktober 2015
http://namakulialutfiah.blogspot.co.id/2010/03/analisis-swot-pada-bank-syariah-mandiri.html
diakses pada 13 Oktober 2015
18
KASUS INTERNAL STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY/IFAS
PT. BANK MANDIRI SYARIAH
PT Bank Mandiri Syariah berdiri pada tanggal 25 Oktober 1999, namun baru beroperasi pada
tanggal 1 November 1999. Kelahiran Bank Mandiri Syariah merupakan buah usaha bersama dari
para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang
memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT
Bank Mandiri Syariah hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan
nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Mandiri Syariah sebagai alternatif
jasa perbankan di Indonesia.
Adapun visi dan misi dari PT Bank Mandiri Syariah adalah
- Visi : Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
- Misi :
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
Analisislah Faktor Strategi Internal dari PT Mandiri Syariah dengan menggunakan matriks
(tabel)!
Sumber data : http://www.syariahmandiri.co.id/
19
ANALISIS KELEMAHAN DAN KEKUATAN DARI PT. BANK MANDIRI SYARIAH
KEKUATAN KELEMAHAN Adanya dewan pengawas yang
menjamin bahwa Bank Syariah tidak melenceng dari konsep ekonomi syariah.
Adanya manajemen perusahaan yang terpisah dari dewan pengawas maka tidak ada intervensi antara dewan pengawas dengan manajemen dan sebaliknya.
Pegawai yang bekerja adalah pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah.
Adanya Pusat Pendidikan dan Pelatihan BSM (Training Centre BSM) mempermudah merencanakan berbagai program pendidikan dan pelatihan perbankan syariah.
Beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan dalam lima pilar yang disingkat SIFAT
Tersebar di 24 provinsi di tanah air. Produk dan jasa yang ditawarkan
sangat bervariasi. Nama syariah mandiri sudah
membentuk persepsi yang masyarakat adalah bank yang menganut prinsip ekonomi syariah .
Dengan dukungan modal dari PT. Bank Mandiri sehingga tidak mengalami kesulitan dibidang permodalan.
Kinerja kuangan sudah cukup baik
Adanya direktur yang memegang jabatan rangkap yang berbeda bidangnya.
Butuh penyesuaian dan pelatihan bagi karyawan baru.
Sulit mendapatkan SDM yang berkompeten dibidang ini.
Belum meratanya penyebaran kantor bank syariah mandiri di seluruh provinsi.
Belum adanya pelayanan produk (ATM) bersama.
Image yang terbentuk dimasyarakat adalah bank yang diperuntukkan hanya untuk orang Islam.
Tidak adanya paten
20
MATRIKS IFAS (Internal Strategic Factors Summary) PT. BANK MANDIRI SYARIAH
Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor BobotKekuatan
1) Dewan Perusahaan, terdiri dari dewan komisaris dan dewan pengawas
0,15 4 0,60
2) Sumber Daya Manusia BSM profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah
0,15 5 0,75
3) Jaringan Pemasaran tersebar di 20 provinsi di tanah air
0,05 3 0,15
4) Produk dan jasa yang ditawarkan sangat bervariasi
0,05 3 0,15
5) Identitas Merek BSM melekat sebagai bank syariah yang adil dan menentramkan
0,05 2 0,10
6) Dukungan modal dari PT. Bank Mandiri yang besar
0,15 5 0,75
Kelemahan1) Adanya direktur yang memegang jabatan
rangkap yang berbeda bidangnya0,10 2 0,20
2) Sulit mendapatkan SDM yang berkompeten dalam bidang perbankan syariah
0,15 2 0,30
3) Belum meratanya penyebaran kantor bank syariah mandiri di seluruh provinsi.
0,05 2 0,10
4) Belum adanya pelayanan produk (ATM) bersama secara menyeluruh dengan bank-bank lain di Indonesia
0,05 2 0,10
5) Image di masyarakat BSM sebagai bank yang diperuntukkan hanya untuk orang islam
0,05 2 0,10
TOTAL 1.00 3,30
Dari matriks IFAS di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan PT Bank Mandiri
Syariah ini memperoleh skor bobot total 3,30 (3,30>2,5) yang mengindikasikan bahwa posisi
internal (kekuatan yang dimiliki bank tersebut) Bank Mandiri Syariah mampu meningkatkan
nilai perusahaan sehingga berdampak pada peningkatan laba dan peningkatan kepercayaan
nasabah untuk menggunakan jasa keuangan pada Bank Mandiri Syariah.
21