sang penyihir beraksi w
DESCRIPTION
xxxxxxTRANSCRIPT
-
VIVIAN VANDE VELDE
Sang Penyihir Beraksi
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Manis dan Asam
"Aku datang untuk menolongmu."
Sang putri cemberut. "Ayah mengutusmu, kan?"
"Tidak," sang penyihir menjelaskan, "sebenarnya yang
mengutusku adalah pangeran dari Talahandra."
Sang putri melempar sebutir permen ke udara dan
menangkapnya dengan mulut. "Aku tak pernah dengar tentang
dia."
Sang penyihir memerhatikannya mengunyah, mengunyah, dan
mengunyah. Kemudian, ia memerhatikan sang putri memilih
permen lain dan kembali melemparnya ke dalam mulut.
Biasanya, usaha penyelamatan tidak berlangsung seperti ini.
Akhirnya, sang penyihir berkata, "]adi, bagaimana?"
"Bagaimana apanya?" "Kau mau ikut?"
Sang putri bertanya, "Maksudmu: Apakah aku setuju untuk
diselamatkan?" "Ya." "Tidak." "Tidak?" "Ya."
Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala sambil berusaha
memahami. "Apa maksudmu tidak?"
Untuk Gloria,
si ahli aksara
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Isi Buku
Bagaimana Semuanya Berawal 9
Putri Cantik. Ibu Tiri Kejam.
dan Saudari Tiri Buruk Rupa 20
Amukan Makhluk Buas 49
Menyelamatkan Seorang Putri 75
Sang Penyihir dan Hantu 102
Sang Putri dan Petualangan
Mencari Timun Emas 152
1. Bagaimana Semuanya Berawal
SANG PENYIHIR sedang sibuk dengan urusannya sendiri-
kurang lebih begitu ketika seorang penyihir wanita
menjatuhkan sebuah kutukan padanya-atau mungkin juga tidak
begitu.
Kejadiannya seperti ini: Sang penyihir adalah seorang pria
muda yang dengan kekuatan sihir sering menjelma menjadi pria
tua. Penampilan seperti itulah yang diharapkan khalayak ramai
dari seorang penyihir. Ia mengelola sebuah sekolah untuk para
penyihir muda dan selama satu tahun ajaran sekolah, ia
berpenampilan seperti pria tua berjanggut. Alasannya, ia
merasa kurang dihormati bila para mu-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
rid tahu dirinya hanya sedikit lebih tua dari mereka. Jadi,
begitu tahun ajaran sekolah berakhir, ia merasa lega karena
bisa melepaskan penyamarannya dan bersantai-seperti ketika
kita melepaskan sepatu yang sangat ketat dan pakaian indah
yang kita khawatirkan akan terkait atau ketumpahan sesuatu.
Setelah melewati musim dingin yang benar-benar buruk dan
musim semi yang tiba lebih telat dari biasanya, sang penyihir
mengirim semua muridnya pulang. Hari ini adalah hari pertama
liburan musim semi. Ia-dengan kekuatan sihirnya- mengirim
dirinya sendiri ke Desa Saint Wayne the Stutterer. Saint
Wayne bukanlah seorang tokoh suci yang penting dan desa itu
sendiri berukuran kecil. Sang penyihir kenal sebagian besar
penduduk desa itu dan sebagian besar dari mereka mengenal si
penyihir dalam wujud aslinya. Ia perlu membeli persediaan
untuk kebunnya, termasuk sebuah pacul baru. Ia sedang
mengantri di toko pandai besi
ketika seorang penyihir wanita-yang tak dikenalnya-tiba-tiba
muncul bersama ketiga anaknya.
Muncul dengan kekuatan sihir.
Seperti begini: Detik ini, tidak ada- detik berikutnya, ada.
Mereka muncul tepat di depan sang penyihir kurang lebih lima
detik sebelum si pandai besi selesai dengan pelanggan
sebelumnya, mengangkat muka, dan bertanya, "Siapa
berikutnya?"
"Aku," kata si penyihir wanita sambil menghampiri si pandai
besi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir tak ingin berburuk sangka. Ia percaya bahwa si
penyihir wanita- dengan kekuatan sihir-telah mengirim dirinya
ke mana pun yang diinginkan dan secara tidak sengaja telah
memotong antrean di depannya. Ia bahkan bersedia
membiarkan wanita itu dilayani terlebih dahulu karena ia
sendiri tidak sedang terburu-buru. Ia ingin menghabiskan hari-
harinya dengan tenang, damai, dan penuh kehangatan.
Anak-anak penyihir wanita itu-dua laki-laki dan satu
perempuan-sedang menyodok, menabrak, mengejek, dan
menggoda satu sama lain. Anak laki-laki yang lebih tua sangat
jahil. Anak yang lebih kecil sangat cengeng, sementara yang
perempuan suka merengek. Ketiga anak itu tak henti-hentinya
berteriak, "Bu!" dengan suara melengking dan menjengkelkan-
seperti, "Bu, dia melakukannya lagi!" dan "Bu, dia yang mulai!"
dan "Bu, sudah selesai atau belum?"
Si penyihir wanita mengabaikan tingkah anak-anaknya sambil
menjelaskan kepada si pandai besi tentang gerendel pagar yang
ingin ia perbaiki.
Sang penyihir tidak memiliki anak kandung, tapi menurutnya
memiliki murid hampir sama dengan memiliki anak. Dalam
hatinya ia berkata, takkan pernah kubiarkan anak-anakku
berperilaku buruk seperti ini. Memang, murid termudanya
berusia dua belas tahun, sementara yang tertua dari anak-anak
ini baru berusia
tujuh tahun, tapi hal itu sama sekali bukan alasan bagi perilaku
buruk mereka.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Anak laki-laki yang lebih besar memukul adiknya sampai
terdorong ke belakang dan menginjak jemari kaki sang
penyihir.
"Hati-hati," kata sang penyihir sambil memegang bahu sang
anak yang sepertinya tidak menyadari bahwa dirinya sudah
tidak menginjak tanah lagi.
Anak itu memalingkan kepala dan memandang sekilas ke arah
sang penyihir. Ia seakan bertanya, "Mengapa kakimu berada di
bawah kakiku?" Kakaknya mengambil kesempatan itu untuk
memukul bagian belakang kepalanya. "Bu!" rengek anak laki-laki
yang kecil sambil menyikut saudara perempuannya.
"Bu," si anak perempuan merengek.
"Bu!" anak laki-laki yang besar ikut berseru, seakan-akan
dirinya yang diganggu.
Sementara si pandai besi sedang mengerjakan gerendel, si
penyihir wanita menengok dan membelalakkan mata ke arah
sang penyihir. "Ada apa?" kata wanita itu, antara menggertak
dan membentak.
Sang penyihir sedang tidak ingin terlibat dalam pertikaian
sehingga ia hanya menggelengkan kepala sebagai isyarat bahwa
ia tidak tahu-menahu. Kemudian, ia menatap langit-langit dan
dinding bagian belakang toko.
Si penyihir wanita memandang tajam selama beberapa saat
sebelum kembali memerhatikan si pandai besi.
Anak-anak itu menjadi semakin ribut.
Si penyihir wanita seperti tidak mendengar mereka.
Walaupun demikian, ia mendengar desahan sang penyihir.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Ia berbalik untuk kedua kalinya dan bertanya, "Apakah Anda
mempunyai masalah dengan anak-anakku?"
"Tidak," sang penyihir meyakinkannya. Ia tidak tahan untuk
bertanya, "Bagaimana dengan Anda?"
"Beraninya Anda!" si penyihir wanita menimpali dengan galak.
"Beraninya Anda
mengkritik padahal Anda tidak tahu apa pun tentang kami? Apa
menurut Anda anak-anakku menyebalkan? Apakah Anda pernah
berpikir bahwa mungkin ada alasan mengapa mereka
bertingkah-laku buruk? Akankah Anda memaklumi tingkah
mereka yang ribut dan tidak lazim ini seandainya mereka baru
saja terkurung di rumah selama dua minggu karena sakit?
Bagaimana seandainya ayah mereka mungkin tidak akan
sembuh, dan seandainya adik mereka baru saja meninggal?"
"Aku benar-benar menyesal," sang penyihir berkata. Walaupun
cenderung cepat menjadi tidak sabar, ia tak ingin menyakiti
siapa pun. "Aku sungguh tidak tahu."
Si penyihir wanita mendengus dan berbalik ke si pandai besi
yang sudah selesai mengerjakan gerendelnya.
Sang penyihir merasa betul-betul menyesal karena sudah
menganggap keluarga itu menjengkelkan, padahal mereka telah
melalui begitu banyak kesusahan. Karena itulah, ia bersedia
memaafkan mereka,
bahkan memaafkan anak perempuannya yang sedang
menjulurkan lidah kepadanya.
Anak laki-laki yang kecil masih merengek, tapi sekarang sang
penyihir sadar bahwa anak itu sedang pilek. Ia menyadari hal
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
tersebut ketika anak itu men-cucukkan jari ke dalam
hidungnya, mengeluarkan jari tersebut, dan menyekanya di
lengan baju sang kakak laki-laki. Si abang sama sekali tidak
tahu karena sedang dengan diam-diam mengikat jalinan rambut
saudara perempuannya menjadi satu.
Penyihir wanita itu membayar si pandai besi dan berkata, "Ayo,
anak-anak, mari kita pergi ke tempat penggilingan gandum."
Sang penyihir ingin wanita itu tahu kalau dirinya menyesal
telah memandang rendah mereka. Jadi, ia berdiri diam di
tempat dan berkata, "Aku benar-benar menyesal."
Si penyihir wanita menjadi marah terhadap sikap sang penyihir.
"Mengapa? Apa lagi yang telah Anda lakukan sekarang?"
"Tidak ada," jawab sang penyihir sambil tergagap. "Maksudku,
aku menyesal atas apa yang telah terjadi pada Anda."
Si penyihir wanita itu memandang sekilas ke sekeliling dengan
curiga.
"Apa yang terjadi?" ia bertanya.
Sang penyihir menjadi bingung. "Ayah anak-anak ini sakit. Adik
mereka baru meninggal."
"Aku tak pernah bilang ada yang sakit atau meninggal," si
penyihir wanita itu berkata dengan geram, seakan-akan sang
penyihir dengan sengaja tidak mengerti. "Aku bilang,
'Seandainya Sebenarnya, anak-anakku bertingkah laku seperti
ini karena mereka memang manja." Si penyihir wanita
menggeleng-gelengkan kepala dan berlalu dengan cepat dari
hadapan sang penyihir sambil bergumam, "Penyihir dungu." Ia
menambahkan, "Anda takkan pernah menemukan kebahagiaan
sejati sampai Anda belajar untuk tidak terlalu cepat
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
menghakimi orang lain dan menilai suatu hal bukan dari
permukaannya saja."
Kalau itu memang hanya sebuah ucapan biasa, tentu tidak akan
ada akibat di kemudian hari. Dan kalau itu adalah sebuah
mantra, biasanya sang penyihir akan merasakan kekuatan
sihirnya, khususnya kalau mantra itu ditujukan pada dirinya.
Tapi anak-anak itu mendorongnya saat mereka berdesakan ke
luar, dan sang penyihir mungkin tidak merasakan kekuatan sihir
mantra itu.
Walaupun demikian, kalau ucapan itu memang sebuah kutukan,
itu bukan kutukan yang buruk. Sang penyihir cukup senang
dengan hidupnya. Ia bisa mengurus kebunnya di musim panas-
jika tidak diinjak-injak kelinci-dan memancing serta
mengerjakan hal-hal sepele lain yang menyenangkan. Dan
kalaupun sesekali ia merasa kesepian, itu biasanya bertepatan
dengan saat di mana murid-muridnya akan segera kembali di
musim gugur. Kemudian, ketika mereka mulai membuatnya
kesal, liburan musim panas pun tiba kembali.
Hidup ini cukup memuaskan dan juga bisa ditebak, pikir sang
penyihir sambil menghampiri si pandai besi untuk memberikan
pesanannya.
Kebahagiaan sejati-menurutnya-terlalu berlebihan.
2. Putri Cantik, Ibu Tiri Kejam, dan Saudari Tiri Buruk Rupa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
SEKEMBALINYA KE rumah, ketika sang penyihir dengan ceria
sedang merawat kebun, seekor burung gagak dengan sepucuk
pesan terikat di kaki datang dan tidak mau beranjak pergi.
"Tolong," demikian bunyi pesan itu. (Pesan itu ditulis dengan
tinta ungu di atas kertas surat merah muda yang harum dan
ditutup dengan segel lilin berbentuk mawar mungil.) "Aku
dikurung oleh ibu tiriku yang kejam dan saudari tiriku yang
buruk rupa menyihirku serta tunanganku. Tolong, tolong,
tolonglah aku."
Surat itu diakhiri dengan, "Tertanda, Putri Rosalie." Siapa pun
Putri Rosalie ini, ia membubuhi gambar mawar mungil sebagai
titik di atas huruf 'i' dalam namanya.
Sang penyihir memang pemarah, namun ia tidak sampai hati
untuk tidak menolong orang yang sedang berada dalam
kesulitan, dan ini sepertinya masalah serius. "Berapa jauh?" ia
bertanya pada si burung gagak.
Si burung gagak, yang sedang berdiri di lengan kiri orang-
orangan sawah di kebun sang penyihir, menggaruk lengan baju
orang-orangan itu-dua kali.
Pasti bukan dua mil. Sang penyihir kenal semua orang di sekitar
sini dan tak ada yang bernama Putri Rosalie. "Dua jam
perjalanan?" ia bertanya dengan penuh harap. Sang penyihir
mempunyai kekuatan sihir yang bisa membuatnya memindahkan
diri secepat kilat ke tempat tertentu. Tapi kekuatan sihir itu
hanya berlaku untuk pergi ke tempat yang sudah
pernah ia kunjungi. Karena ia tidak tahu siapa dan di mana sang
putri berada, ia harus berjalan atau berkuda. Kuda-dengan gigi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
besar dan kuning serta kaki besar dan aneh-bukanlah binatang
yang disukai sang penyihir. "Apakah sang putri berada dua jam
perjalanan dari sini?" tanyanya lagi.
Burung gagak itu melompat ke atas kepala orang-orangan
sawah dan mematuk matanya yang terbuat dari kancing.
Sang penyihir mendesah. "Dua hari?"
Si gagak mengembangkan sayap dan terbang ke arah timur
laut. Kemudian, ia berputar kembali dan mendarat di kepala
orang-orangan sawah.
Sang penyihir kembali mendesah. Begitu banyak yang harus ia
lakukan untuk membenahi kebunnya. Ia mencoba untuk
memusatkan pikiran pada berbagai masalah yang ia hadapi-pada
berbagai alasan yang membuatnya berpikir untuk tidak pergi,
seperti kelinci-yang sudah tidak takut lagi pada orang-orangan
sawah dan
yang telah menganggap kebunnya sebagai sarang mereka. Tapi
pandangan sang penyihir kembali tertuju pada surat berwarna
merah muda dan ungu itu. "Tolong, tolong, tolonglah aku,"
bacanya lagi.
Setelah sekali lagi mendesah, sang penyihir menggumamkan
mantra yang mengubah penampilannya menjadi pria tua yang
terlihat seratus tahun lebih tua dan yang mengganti pakaian
kerjanya dengan jubah dan topi kerucut bertabur motif
bintang yang selalu ia kenakan saat berada di depan umum.
Kalau ia tidak berpenampilan seperti itu, sepertinya tak
seorang pun akan percaya kalau ia benar-benar seorang
penyihir.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Ia menjulurkan lengan ke arah si gagak yang segera hinggap
sambil mengepakkan sayap hitamnya. Kemudian, burung itu
mengangkat ekor dan buang kotoran di lengan bajunya.
"Dasar bodoh," gumam sang penyihir.
Tapi seketika itu juga, mereka sudah pindah ke lumbung Petani
Seymour, di
mana ada seekor kuda betina berperangai buruk yang
disewakan si petani dengan harga selangit, kapan pun sang
penyihir membutuhkan tunggangan.
Setelah berkuda selama dua hari, si burung gagak akhirnya
memandu sang penyihir ke sebuah kastil kecil yang dikelilingi
oleh sebuah kota kecil, di tengah-tengah sebuah lembah nan
hijau dan damai.
Dan di sana, si ibu tiri kejam (sang penyihir yakin itu orangnya)
dan saudari tiri buruk rupa sedang berjalan santai di sebuah
jalan besar dari arah kastil.
Sang ibu berperawakan tinggi, kurus, dan berpakaian serba
hitam. Matanya, pikir sang penyihir, tampak seperti musang
jahat. Si ibu dan anak berjalan terus- sambil melihat ke kiri
dan kanan-memerhatikan serta menilai segala yang terjadi di
sekitar mereka.
Sang anak adalah versi muda dari sang ibu. Namun, pakaiannya
berwarna-warni terang dan suara tawanya yang keras
mengingatkan sang penyihir pada suara babi yang menguik.
Sang penyihir tidak ingin masuk ke kastil secara terang-
terangan karena ia tidak tahu bagaimana si ibu tiri kejam akan
bereaksi-ibu tiri kejam biasanya tak bisa ditebak. Lebih baik ia
mengitari kastil dan masuk lewat jalan belakang. Jadi, dengan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
memasang tampang yang menurutnya terlihat acuh tak acuh
serta agak bosan, ia berkuda melewati orang-orang yang
sedang berkumpul di sekitar kedua wanita itu.
Akan tetapi, tampaknya burung gagak yang membawa pesan
Putri Rosalie tak mengerti tindakan sang penyihir. Saat melihat
sang penyihir melenceng dari jalan masuk kastil, si gagak
terbang dari tempatnya bertengger-di atas pantat kuda- dan
mulai mengitari kepala sang penyihir sambil berkaok kalut.
"Shhh!" sang penyihir mengibas-ngibaskan tangan di depan
wajahnya agar si gagak tidak terbang terlalu dekat.
Burung itu menukik ke arah kepala sang penyihir, lalu berhenti
ketika nyaris menabraknya dan memekik marah. Kemudian, ia
kembali membumbung ke udara dan menukik lagi ke arah sang
penyihir. Dan lagi. Dan lagi.
Orang-orang memerhatikan mereka. Sang ratu yang kejam dan
anak perempuannya, para pejalan kaki, para pedagang di kedai
masing-masing-semuanya berhenti untuk memerhatikan sang
penyihir dan si gagak. Seorang pesulap jalanan, yang merasa
terganggu, menjatuhkan salah satu tongkat lemparnya. Ia
kemudian memasukkan semua tongkatnya ke balik lengan baju
satinnya yang berwarna merah hijau. Ia tidak ingin bersaing
mencari perhatian dari kerumunan orang yang bertambah
ramai dalam waktu singkat.
"Hentikan!" desis sang penyihir pada si gagak.
Ia menelungkupkan bahunya dan membungkuk ke sadel kuda
agar dirinya tidak begitu kelihatan. Namun, hal itu malah
membuat anak-anak di antara kerumunan menunjuk ke arahnya
dan berteriak, "Lihat, si bungkuk dan burungnya yang terlatih!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir menghentakkan kakinya ke perut si kuda, tapi
binatang pemarah itu malah melonjak-lonjak dan berusaha
menggigitnya. Ia menggerakkan kakinya ke belakang agar jauh
dari gigi-gigi besar milik si kuda. Usahanya sia-sia karena kuda
itu terus berusaha menggigitnya. Binatang itu berputar-putar
seperti seekor anjing yang sedang mengejar ekornya sendiri
atau seperti si burung gagak, yang masih saja berulang kali
menukik ke arahnya. Akhirnya, ia mengangkat dan menyilangkan
kedua kakinya di atas sadel.
Orang-orang yang berkerumun bertepuk tangan sebagai tanda
kagum.
Sang penyihir melepaskan topi dan berusaha menangkap si
gagak dengan topi itu. Ia hampir saja jatuh dari kuda. Setelah
mencoba tiga kali, ia akhirnya berhasil menangkap burung itu.
Dengan cepat ia
menggerakkan tangan untuk menutup topinya dari atas.
Kerumunan orang bersorak. Sang penyihir mendengar
seseorang berterima kasih pada sang ratu karena telah
memberikan atraksi yang sangat menghibur pada hari itu.
Sambil memegang topi yang berguncang hebat dan
mengabaikan jeritan penuh kemarahan dari dalam topi itu, sang
penyihir berusaha sebisa mungkin tersenyum dengan tenang
dan manis. Ia membungkuk ke arah para penonton yang sangat
terhibur. Ia memandang sekilas ke arah sang ratu. Wanita itu
memicingkan matanya sehingga yang tampak hanya sepasang
garis tipis. Ia juga mengernyitkan alisnya sehingga tampak
seram. Sambil menahan napas, sang penyihir berbisik pada
kudanya, "Cepat jalan, kuda bodoh."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Bagaikan sebuah pawai, sekarang sang penyihir dibuntuti oleh
serombongan anak kecil. Mereka terus mengikutinya sampai
jauh dari kastil. "Tuan!" mereka terus berteriak memanggil.
"Hei, Tuan! Apa lagi yang akan Tuan lakukan dengan burung itu?
Tapi akhirnya, setelah hampir satu mil jauhnya dari rumah
terakhir di kota itu, karena ia tetap diam dan tidak
memberikan tontonan, anak-anak itu satu per satu berhenti
mengikutinya.
Ketika sudah tidak ada seorang anak pun yang mengikutinya, ia
memegang ujung topinya dan menggoyangkannya. Si burung
gagak menjerit marah dan melesat terbang ke arah kastil.
Sang penyihir segera membaca mantra untuk mengubah
wujudnya menjadi seekor burung.
Kuda milik Petani Seymour pasti merasa merinding akibat
kekuatan sihir yang menyertai mantra itu. Binatang itu
meringkik dan pandangannya menjadi liar seperti yang selalu
terjadi bila ia ingin menggigit sang penyihir. Akan tetapi, pada
saat itu sang penyihir sudah terbang menjauh ke arah kastil.
Kalau aku beruntung, pikirnya, kuda itu akan berlari pulang
sebelum aku kembali.
Sang penyihir hanya bisa bertahan dalam wujud yang berbeda
untuk beberapa saat. Dan sekarang, bahunya sudah terasa
pegal karena terus dikepakkan untuk terbang. Si gagak yang
diikutinya seolah tahu penderitaan sang penyihir dan dengan
kejam sengaja mengitari kastil itu sebanyak dua kali sebelum
akhirnya terbang masuk melalui sebuah jendela di menara yang
tinggi. Dengan sisa kekuatannya, sang penyihir mendarat di
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
tubir jendela dan mengubah diri ke wujud aslinya secepat kilat
sehingga hampir terjatuh.
Seseorang di dalam ruangan itu menjerit.
Sang penyihir mencengkeram pinggiran jendela dan melompat
masuk.
Ruang itu adalah sebuah kamar tidur seorang wanita; dan
meskipun saat itu sudah sekitar jam dua siang, wanita yang
dimaksud sedang berbaring di tempat tidur.
Ia mencengkeram seprai di sekitar lehernya dan tampak siap
untuk menjerit lagi.
"Tolong, jangan lakukan itu," sang penyihir memohon sambil
menutup telinga dengan kedua tangannya. Wanita itu sangat
besar-dan suaranya juga besar.
Tapi ia menjadi heran karena wanita itu segera menjadi tenang.
Ia bisa melihat bahwa mulut wanita itu bergerak, tapi untuk
berbicara, bukan untuk menjerit.
"Maaf. Apa katamu?" tanya sang penyihir sambil secara
perlahan melepaskan tangannya dari telinga.
Wanita itu menaikkan seprai untuk menutupi bagian terbawah
dagunya yang berlipat-lipat. "Aku bilang, Anda sang penyihir,
bukan?'" Ia tak menunggu jawaban sang penyihir, tapi malah
menarik seprai ke atas dengan satu tangan untuk menutupi
wajahnya, dan dengan tangan lain melepas topi tidurnya serta
mengembungkan rambutnya yang berwarna gelap. Ia mengambil
sebuah cermin dari meja kecil di samping tempat tidur, dan-
masih sambil bersembunyi di balik seprai-mulai merapikan diri.
"Jangan repot-repot," sang penyihir bergumam. "Aku hanya
sekedar lewat."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Tanpa memedulikan ucapan sang penyihir, wanita itu
menjelaskan, "Aku tidak tahu kalau Anda akan datang secepat
ini. Kalau tahu, aku pasti bisa bersiap-siap."
"Begini," lanjut sang penyihir seakan-akan tak mendengar
wanita itu, "Aku tadi sedang mengikuti burung gagak ini. Ia
terbang masuk ke sini-kau pasti melihatnya tadi, bukan?" Ia
melirik burung kejam itu. Makhluk tersebut sedang bertengger
di salah satu tiang tempat tidur sambil membelalak marah.
"Dan aku tadi tidak sadar kalau ini adalah kamar tidur
seseorang. Aku benar-benar minta maaf. Aku akan segera
pergi dari sini sekarang."
Sambil terus mengabaikan kata-kata sang penyihir, wanita itu
terus berbicara, "Tadinya kupikir mungkin harus ada sesuatu
atau mungkin selembar layar untuk menyekat ruangan ini pada
saat kita bertemu pertama kali sebelum aku menjelaskan apa
yang telah terjadi."
"Begini, aku sedang ada urusan penting ...."
"Tapi ternyata begini jadinya. Tolong tunggu sebentar saja ya
...."
"Aku harus menyelamatkan seorang putri-"
Wanita itu muncul dari balik seprai sambil tersenyum dan
mengenakan sebuah mahkota. "Beginilah."
"Putri Rosalie," sang penyihir menyelesaikan kalimatnya.
"Ya," kata wanita itu sambil agak menundukkan kepala seperti
layaknya seorang bangsawan.
Sang penyihir, yang sudah memegang gagang pintu, tertegun.
Ia menatap wanita yang tampak hampir sebundar bola itu,
kemudian melihat ke arah pintu, dan kemudian ke arah wanita
itu lagi. Ia men-deham. "Putri Rosalie?" ulangnya pelan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Kesabaran wanita itu akhirnya habis. "Kalau ini benar-benar
membuat Anda
terkejut, bayangkan bagaimana perasaanku," kata wanita itu
dengan ketus.
"Maaf, maksudmu?"
"Kutukan itu, Penyihir, ini adalah kutukan saudari tiriku yang
buruk rupa."
"Oh!"
Putri Rosalie kembali mengambil cermin. "Apakah benar-benar
seburuk itu?" Ia menatap bayangannya di cermin, dan kemudian
menyeka air mata yang menitik.
"Tidak," sang penyihir cepat-cepat menimpali. "Tidak,
sungguh." Wanita itu memang besar, tapi wajahnya sebenarnya
lumayan manis. Walau begitu, ia merasa wanita itu tidak akan
senang bila ia mengungkapkan hal itu.
Putri Rosalie menggapai sandaran kepala tempat tidur
perunggunya dan memukulkan pinggiran cermin ke dinding.
"Bernard!" teriaknya. Kemudian, ia berkata pada sang penyihir,
"Kalau menurut Anda keadaanku ini buruk, tunggu sampai Anda
melihat Pangeran Bernard."
Sebelum sempat berpikir untuk memberikan tanggapan, sang
penyihir mendengar suara garukan di pintu.
"Bisa tolong buka pintunya?" kata sang putri sambil menunjuk
ke arah pintu.
Secara perlahan dan hati-hati, sang penyihir membuka pintu
itu dan seekor anjing Saint Bernard yang sangat besar
melompat masuk serta mendorongnya sampai terjatuh.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Pangeran Bernard, ini adalah Tuan Penyihir," sang putri
memperkenalkan keduanya. "Tuan Penyihir, ini adalah Pangeran
Bernard."
"Ah paling tidak, ia cukup ramah," ia akhirnya berkata,
sementara anjing itu duduk di dadanya dan menjilati wajahnya.
Putri Rosalie mulai meratap dengan keras.
Seolah ingin menghibur sang putri, Pangeran Bernard mendekat
dan mulai menjilati tangannya, tapi sang putri mendorongnya
dengan kasar. "Lihatlah dia! Dan air liurnya. Dan kutu-kutunya."
Tanpa menghiraukan perlakuan sang putri, pangeran berwujud
anjing itu duduk sambil mengibaskan ekornya di lantai.
"Aku mengerti masalahmu." Sang penyihir kembali berdiri.
"Katamu tadi, saudari tirimu yang melakukan ini?"
"Ya," jawab Putri Rosalie kesal. "Dan sekarang ia beserta
kekasihnya yang jahat itu berkomplot dengan ibu tiriku untuk
mengurungku di sini."
Sang penyihir baru saja mau menjelaskan bahwa melawan
kekuatan sihir milik seseorang yang tidak mau sihirnya dilawan
adalah pekerjaan teramat sulit-tapi ia akan berusaha
sebisanya-ketika ia mendengar ada yang datang.
Putri Rosalie juga mendengarnya. Dengan tergagap ia berkata,
"Mereka datang! Cepat, sembunyi!"
Sang penyihir melihat sekilas ke sekeliling ruangan, sementara
Pangeran Bernard tetap tenang dan menggaruk bagian belakang
telinganya.
"Cepat!" teriak sang putri.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir membuka pintu sebuah lemari besar, tapi lemari
itu penuh sesak dengan gaun, sepatu, dan topi berbulu sehingga
tak ada ruang bagi dirinya dan si anjing untuk bersembunyi.
"Oh, ya ampun!" Putri Rosalie melempar selimutnya ke samping
dan melompat dari tempat tidur. Akan tetapi, ia malah
mengambang di udara-secara perlahan- ke langit-langit. Sang
penyihir menganga tak percaya. Sang putri menendang dinding
dengan putus-asa dan melambung anggun menjauhi dinding.
Pangeran Bernard mendongak dan mulai melolong.
"Apa yang kaulakukan?" tanya sang penyihir.
"Ini akibat dari mantra jahat itu!" Putri Rosalie tersedu.
"Saudari tiriku berkata, 'Jadikanlah saudaraku besar dan
gemuk dan menggelembung seperti balon udara'-begitulah
tepatnya yang ia katakan. Dan sekarang lihatlah aku."
Pintu kamar terhempas terbuka dan sang ratu bertampang
kejam melangkah masuk, diikuti oleh anak perempuannya yang
bermata licik. "Rosalie, kami tadi dengar kau berteri-" Mata
sang ratu memicing ke arah sang penyihir. Bibirnya yang tipis
berkerut. Untuk sesaat, sang penyihir merasa was-was.
Mungkin saja wanita ini bisa sihir karena putri sulungnya bisa.
Sang ratu mungkin akan menjatuhkan mantra kepadanya
sebelum ia sempat bereaksi. Tapi kemudian, perhatian sang
ratu kembali tertuju pada anak tiri-nya, yang baru saja
membentur meja rias dan menjatuhkan beberapa sisir serta
parfum. "Rosalie! Cepat turun dari sana sekarang juga sebelum
kau terluka."
Sambil mengumpulkan harga diri yang tersisa, sang putri yang
mengambang berkata, "Ada yang bisa tolong ...?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir meraih pergelangan kaki sang putri dan
menariknya turun.
"Terima kasih." Putri Rosalie duduk di tepi tempat tidur.
Dengan anggun, ia
merapikan gaun kamar dan memastikan agar lututnya tertutup.
Namun, ia tetap memegang sebuah bantal berenda sebagai
pemberat.
"Ya," kata si ratu bengis sambil ber-balik memandang sang
penyihir, "terima kasih, Tuan yang baik." Ia kembali
memicingkan mata ke arah sang penyihir. "Sepertinya aku
pernah melihat Anda sebelumnya?"
"Ah," Putri Rosalie menimpali, "tidak. Aku rasa tidak. Penyihir
ini tadi hanya mampir untuk menawarkan bantuan untuk
mencari Pangeran Bernard. Bukan begitu, Tuan Penyihir?"
Sang penyihir menatap si saudari tiri buruk rupa, yang sedang
menggaruk-garuk kepala si anjing-yang memang seperti Putri
Rosalie katakan tadi, sangat berliur. Sang penyihir kemudian
memandang si ibu tiri kejam yang masih terus menatapnya
dengan mata terpicing. Tiba-tiba, ia sadar bahwa wanita itu
rabun jauh, dan ia memicingkan mata agar bisa melihat
dengan jelas. "Aku rasa," katanya, "Aku rasa aku perlu
petunjuk sebelum bisa menebak apa yang sedang terjadi di sini.
Apakah kalian berdua mengurung Putri Rosalie?"
"Rosalie yang malang ini menjadi korban sebuah mantra sihir,"
si saudari tiri menjelaskan. Walaupun buruk rupa dan
bertampang jahat, suaranya terdengar sedih dan prihatin.
"Bukan mantra sihirmu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Si saudari tiri tak bisa menjawab karena terlalu kaget.
Mulutnya terbuka dan tertutup dua kali, sebelum ia akhirnya
menggelengkan kepala.
"Mantra sihir miliknya," kata sang ratu sambil menunjuk ke
arah Putri Rosalie.
"Rasanya aku jadi sakit kepala," kata sang putri yang besar itu.
"Mungkin sebaiknya kalian semua meninggalkan tempat ini
sekarang."
"Apa yang telah kauceritakan kepada pria ini?" tanya sang ratu
dengan nada kesal.
Putri Rosalie menggeliat.
"Begini," kata si saudari tiri, "Francis- ia adalah Pengrajin
Kepala dari Serikat Kerja Pemahat Kayu-Francis telah
berpacaran denganku dan minggu lalu ia memberi kami seekor
angsa gemuk yang bagus untuk makan malam."
Sang penyihir tak bisa menangkap hubungan cerita ini dengan
apa yang sedang terjadi, tapi ia tak mau berburuk sangka pada
si saudari tiri. Oleh karena itu, ia mengangguk padanya supaya
melanjutkan cerita.
"Ia mendapatkan angsa itu dari seorang wanita tua mungil yang
tinggal di sebuah pondok dekat tembok kota. Wanita itu
dikenal sebagai seorang penyihir, tapi kami tidak
menanggapinya dengan serius. Ia memang agak aneh, tapi
banyak juga kan yang seperti itu. Nah, ia memberi angsa itu
pada Francis sebagai ongkos pembuatan sebuah kursi dan
Francis membawanya ke sini-angsa itu, bukan kursi. Kemudian,
kami menyantapnya untuk makan malam, walaupun wanita itu
mengatakan bahwa angsa itu adalah angsa ajaib. Ia memang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
suka mengatakan hal yang bukan-bukan. Setelah makan malam,
kami menemukan tulang garpu angsa itu. Rosalie dan aku
memutuskan untuk membuat permohonan dengan tulang itu.
Jadi, aku memegang ujung tulang yang satu dan Rosalie
memegang yang satunya lagi dan kami berdua menariknya-"
"Baiklah," desak sang penyihir yang sudah mulai tak sabar lagi.
"Dan kemudian?"
"-dan tulang itu patah tepat di tengah. Jadi, kupikir itu berarti
permohonan kami masing-masing dikabulkan, tapi menurut
Rosalie itu berarti permohonan kami tidak terkabul. Dan ketika
kami menanyakan hal itu pada si wanita tua mungil, ia berkata,
'Itu berarti kalian akan saling mendapat permohonan masing-
masing."
"Oh! Permohonan yang tertukar." Sang penyihir berbalik
menatap Putri Rosalie. "Benarkah itu?"
Lagi-lagi sang putri menggeliat, tapi sang penyihir tak
mengalihkan pandangan darinya. "Bagaimana ya ..." kata sang
putri berkata. Sang penyihir masih terus menatapnya.
"Begitulah kira-kira." Dan sang penyihir masih saja
menatapnya. "Iya, memang begitu!" teriak sang putri.
Jadikanlah saudaraku besar dan gemuk dan menggelembung
seperti balon udara. Sebelumnya, Rosalie mengatakan bahwa
itu adalah mantra yang dikatakan saudari tirinya. Berarti itu
adalah permohonannya sendiri. Pasti ia juga menambahkan, Dan
sekaligus ubah pacarnya menjadi seekor anjing. Tapi saat itu,
sang penyihir sedang merasa penasaran pada hal lain. Ia ber-
balik pada si saudari tiri. "Apa permohonanmu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Si saudari tiri menjadi malu, tapi kemudian menjelaskan.
"Begini, walaupun Rosalie memang sangat cantik, berbakat, dan
terkenal, ia selalu sedih dan selalu berkata seandainya saja ia
bisa begini dan begitu. Jadi, walaupun hubungan kami
tidak begitu baik, aku merasa prihatin padanya sehingga
permohonanku adalah agar ia mendapat kesehatan dan cinta
serta kebahagiaan. Menurutku, itu semua adalah hal terpenting
dalam hidup ini. Karena permohonan itu harus dirahasiakan dan
karena aku tidak tahu apa yang ia mohonkan-"
"Dan apakah kau mendapatkan apa yang kau sendiri mohonkan?"
sela sang penyihir.
Ia tersipu-sipu, sampai-sampai hal itu terlihat dalam matanya
yang bulat kecil. "Begini, Francis-Pengrajin Kepala dari Serikat
Kerja Pemahat Kayu-"
"Iya?"
"-Francis sedang mengupayakan usaha pencarian Pangeran
Bernard. Pangeran Bernard adalah tunangan Rosalie, tapi
secara mendadak ia menghilang minggu lalu, tepat saat semua
masalah ini mulai. Kami lalu bertanya kepada wanita tua mungil
itu-yang menurut banyak orang adalah seorang penyihir. Ia
mengaku tak tahu apa-apa tentang sang pangeran dan tak bisa
berbuat apa-apa. Sekarang Francis sedang mencarinya ke
segala penjuru karena kami sangat khawatir ia terluka atau
tersesat, tapi aku yakin mereka akan menemukannya dan ia
akan baik-baik saja. Kalau mereka sudah kembali, Francis telah
memintaku untuk menikah dengannya, hal yang sudah lama aku
harapkan, dan aku setuju untuk menikahinya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Semua yang baru dikatakannya benar-benar panjang dan ia
sendiri akhirnya harus berhenti untuk mengambil napas. Sang
penyihir kembali memandang si anjing besar yang sedang
menggaruk-garuk badannya. Putri Rosalie membuat suara
rengekan yang tertahan sehingga sang penyihir merasa kasihan
kepadanya. "Baiklah, karena ini hanyalah mantra tulang garpu,
aku akan dengan mudah melenyapkan-nya.
Putri Rosalie bersama saudari dan ibu tirinya menghela napas
lega.
"Dan mengenai Pangeran Bernard, aku juga akan menolongnya.
Jadi, sebaiknya kau menghubungi Francis"-ia tak tahan untuk
tak menambahkan-"Pengrajin Kepala dari Serikat Kerja
Pemahat Kayu, dan memintanya untuk segera pulang."
"Oh, terima kasih!" si saudari tiri bertampang jahat itu
melingkarkan tangannya untuk memeluk sang penyihir dan
mencium pipinya, sementara ibunya membungkukkan badan
untuk memberi hormat kepadanya.
"Semoga kalian berdua selalu beruntung," katanya saat kedua
wanita itu beranjak pergi. Dan jika mereka memang sempat
memerhatikan gerakan tangan sang penyihir saat ia
melontarkan mantra atau mendengar kata-kata aneh yang
menyertainya, mereka tidak mengatakan apa-apa.
Bahkan sebelum pintu tertutup, ia telah mengayunkan tangan
untuk melontarkan sihir yang disertai beberapa ucapan mantra.
Sang putri maha besar, yang sedang duduk di tepi tempat
tidur, menciut menjadi kira-kira seperempat dari ukuran
sebelumnya dan terjatuh ke atas kasur.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Anjing Saint Bernard-yang sedang duduk di lantai di dekat kaki
sang putri dengan lidah yang terjulur-juga jatuh terjerembab.
Sebelum menyentuh lantai, ia telah berubah wujud kembali
menjadi seorang pria muda. "Aku setuju," kata sang pangeran
sambil menggaruk kepala. Dan kemudian sekali lagi, "Aku
setuju." Tatapannya yang kosong dan ramah ternyata lebih
cocok sewaktu ia masih berwujud anjing. Tapi menurut sang
penyihir, itu masalah Putri Rosalie.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada mereka, sang
penyihir mulai bersiap dan mengucapkan mantra untuk
berpindah tempat serta kembali ke rumahnya. Tapi kemudian,
ia berhenti-hanya sejenak-untuk menunjuk sebuah jarinya ke
arah sang putri. "Semoga kejadian ini menjadi pelajaran
berharga untukmu," ujarnya.
Dan saat tiba di rumahnya, ia menambahkan dengan perlahan,
"Yang pasti bagiku, peristiwa tadi adalah sebuah pelajaran
berharga."
3. Amukan Makhluk Buas
SANG PENYIHIR sedang berada di tengah kolam di belakang
kebunnya. Tepatnya di atas perahu, yang tetap utuh lebih
karena kekuatan mantra daripada karena tambalan. Hari-hari
di bulan Juli sebenarnya panjang, tapi sepertinya tidak cukup
panjang bagi sang penyihir untuk memperbaiki perahu itu
sekaligus memancing. Setiap kali harus memilih antara
memperbaiki perahu dan memancing, ia cenderung lebih suka
memancing.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Untuk berjaga-jaga kalau kehangatan sinar matahari di
pertengahan musim panas dan ayunan lembut perahu
membuatnya mengantuk dan jatuh tertidur, ia membawa serta
sebuah bantal. Ia menutup wajahnya dengan topi jerami agar
terlindung dari sengatan sinar matahari. Hal terakhir yang
diharapkannya pada saat yang sempurna ini adalah gigitan ikan
pada umpan kailnya. Namun, tiba-tiba seseorang berseru,
"Halooo!"
Tidak, sang penyihir tiba-tiba tersadar, tamu adalah hal
terakhir yang diinginkannya.
Mungkin, pikirnya, ini hanya suara yang terbawa angin dari
tempat lain karena keadaan saat itu sangat sunyi. Mungkin,
siapa pun yang sedang berteriak, sebenarnya sedang memanggil
orang lain.
"Halooo, Tuan Penyihir!" suara itu kembali memanggil.
Masa bodohi pikir sang penyihir. Ia memutuskan untuk pura-
pura tidur, tapi ia curiga orang ini tak akan menyerah dan akan
terus berteriak sampai ia benar-benar terganggu.
Atau aku bisa berpura-pura tak mendengar, pikirnya, dan
mendayung menjauh. Tapi kolam itu tidak begitu besar. Jika ia
mendayung ke seberang, siapa pun orang ini bisa saja berjalan
mengelilingi kolam dan menemuinya di sana.
Ia tergoda untuk membaca mantra berpindah tempat, tapi hal
itu benar-benar bodoh: kabur dari rumahnya sendiri untuk
menghindari tamu tak diundang. Dan ke mana ia akan pergi?
Dan berapa lama ia akan menghindar agar orang ini pergi?
Sambil menghela napas panjang, ia berdiri, meletakkan topinya
di atas kepala, dan mulai mendayung ke tepi kolam. Mungkin ini
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
tidak akan lama, ia berkata pada dirinya sendiri. Ia tetap
tampil dalam wujud aslinya dengan harapan penampilannya yang
muda akan membuat sang tamu kecil hati. Tapi tamunya sendiri
adalah seorang pria muda dan tidak mudah kecil hati.
Sang tamu mencoba membantunya turun dari perahu, walaupun
ia benar-benar
mampu dan terbiasa melakukannya sendiri. Akibatnya, mereka
berdua malah terendam genangan lumpur setinggi mata kaki di
tepi kolam.
"Aku betul-betul senang bisa menemui Anda di rumah," kata
pria itu padanya. "Aku datang dari Desa Saint Wayne the
Stutterer dan kami membutuhkan pertolongan Anda."
Paling tidak, Saint Wayne the Stutterer berada dekat sini,
hanya di balik bukit. Sang penyihir benar-benar berharap agar
masalah ini tak banyak memakan waktu.
"Apa masalahnya?" tanyanya.
"Amukan mahkluk buas," kata pria itu.
"Makhluk buas apa?" Sang penyihir mengira-ngira. Serigala
rabieskah? Tak seperti serigala sehat, serigala rabies biasanya
sering menyerang orang. Babi hutan liarkah? Para penduduk
desa baru-baru ini menebangi sebidang hutan, dan mungkin,
karena tempat hidupnya dirusak, sekelompok babi hutan-yang
pada dasarnya memang binatang agresif-menyerang mereka.
Serombongan anjing liarkah? Nagakah? Ular raksasa
purbakala?
Kata pria dari Saint Wayne itu, "Kuda bercula satu."
Sang penyihir merinding. Katanya, "Aku akan ke sana
secepatnya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Walikota Saint Wayne the Stutterer adalah seorang wanita
bernama Enid. Ia terpilih ketika suaminya, walikota terdahulu,
kabur dengan dana kas kota. Enid adalah wanita besar yang
jujur, blak-blakan, dan berakal sehat-karakter yang sama
sekali tidak dimiliki suaminya.
Sang penyihir memindahkan dirinya ke rumah Enid dan
menemukan wanita itu sedang membuat adonan roti di dapur.
Tanpa ada dana kas, warga tak mampu membayar gaji walikota
sehingga Enid harus mencari uang sendiri.
"Halo, Penyihir," kata Enid sambil berhenti sejenak dari
pekerjaannya. "Terima kasih sudah datang begitu cepat."
"Aku tahu bagaimana sifat kuda bercula satu," kata sang
penyihir. "Apakah mereka kuda-kuda dewasa yang berubah
jahat, ataukah yang masih muda?
"Yang masih muda," jawab Enid sambil mencopoti potongan
adonan roti yang melekat di tangannya, "sekitar setengah lusin.
Yang jantan memamerkan diri pada para betina-yang semuanya
berpenampilan garang. Surai mereka ditata seperti paku-paku
tajam. Mereka menertawakan dan menghasut para jantan.
Makhluk-makhluk itu menjadi mabuk karena makan buah-
buahan yang sudah meragi. Kemudian, mereka ke kota dan
menakuti anak-anak, mengunyah tembakau dan me-ludahkannya
ke trotoar, membuat pola-pola berbentuk lingkaran di ladang
dengan menggunakan cula, mencipratkan lumpur ke kuda-kuda
di peternakan serta meledek mereka dengan sebutan 'kuda tak
bercula.' Tadinya kami berharap mereka akan pergi dari sini,
tapi masalahnya malah jadi bertambah. Mereka berjalan
beriring sambil mengancam orang-orang supaya tak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
menghalangi jalan mereka. Mereka juga mengancam orang-
orang tua dengan cula mereka. Memecahkan jendela-walaupun
selalu pada malam hari- sehingga tidak ada bukti kalau mereka
yang melakukannya. Sejumlah pakaian juga menghilang dari tali
jemuran. Tapi tadi malam..."
Enid berhenti sejenak dan sang penyihir bisa menebak apa
yang akan dikatakannya kemudian. Semua yang terjadi memang
sudah ada polanya.
"Tadi malam," lanjutnya, "mereka mendobrak masuk ke
peternakan Petani Sey-mour, mengambil salah satu babinya,
dan berpesta babi panggang di pantai."
Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala. "Kuda bercula
satu yang makan daging pasti akan bertambah liar."
"Itulah alasan kami memanggil Anda."
"Di mana kira-kira mereka berada sekarang?"
"Wah, itu masalah lain lagi," kata Enid. "Anak laki-lakiku, Jack,
belakangan ini sering bergaul dengan mereka. Anak itu
tampaknya sudah tidak memakai akal sehat lagi. Sudahlah,
jangan membuatku membahasnya."
Sang penyihir menggelengkan kepala untuk mengisyaratkan
kalau ia tak berniat membuat wanita itu membahas anaknya.
"Aku coba memberi Jack tanggung jawab, dengan harapan
membuatnya lebih dewasa agar ia bisa berpikir dengan benar,
bersikap selayaknya orang yang rasional, dan bukan seperti
ayahnya." Ia kembali berkata, "Sudahlah, jangan membuatku
membahasnya."
Sang penyihir mencoba menebak, "Jadi, ... maksudmu Jack
sedang bersama kuda-kuda bercula satu itu?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Cobalah cari di tempat bilyar," saran Enid. "Itu tempat yang
paling menyenangkan untuk menyia-nyiakan waktu di musim
panas yang indah ini."
"Terima kasih," kata sang penyihir sambil beranjak dari dapur
sebelum wanita itu mulai membahas putranya yang berumur
enam belas tahun atau suaminya yang menghilang atau kuda-
kuda bercula satu yang jahat.
Jack sedang berada di tempat bilyar, tapi para kuda bercula
satu itu tidak. Sang penyihir memang tak yakin kalau mereka
akan berada di situ. Entah makhluk gaib atau bukan, kuda-kuda
bercula satu itu pasti tidak bisa menggenggam tongkat bilyar
dan pengelola tempat itu telah memasang sebuah pengumuman
yang berbunyi:
DILARANG MENYODOK BOLA DENGAN BENDA APA PUN
SELAIN DENGAN TONGKAT BILYAR YANG TELAH
DISEDIAKAN.
Jack sedang duduk di salah satu meja bar. Kepalanya rebah di
atas lengan. Sang penyihir merasa bahwa bukan cuma kuda-
kuda bercula satu yang terlalu banyak
makan buah-buahan yang sudah meragi. Ia tahu hal terbaik
yang harus dilakukannya adalah mengabaikan Jack dan
bertanya pada orang lain kalau-kalau mereka tahu di mana
kuda-kuda bercula satu itu berada. Tapi anak muda itu tampak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
begitu tertekan sehingga ia turut prihatin. Ia mendekati
remaja itu dan duduk di sampingnya.
"Ibuku," ucap Jack tanpa mengangkat muka, "akan
membunuhku."
Sang penyihir mempertimbangkan ucapan tersebut. "Yah,
menurutku itu mungkin saja terjadi. Tapi kalau dipikir-pikir,
agaknya tidak juga."
"Tidak," ujarnya bersikeras. "Ibu pasti akan membunuhku."
"Apakah ini ada hubungannya dengan kuda-kuda bercula satu?"
tanya sang penyihir sambil berpikir mungkin saja mereka telah
lancang atau menantang Jack untuk melakukan hal yang
semestinya tidak dilakukan.
"Kurasa tidak." Jack berdiri dan menatapnya. "Apakah kuda-
kuda bercula satu
biasa berlaku curang ketika bermain kartu judi?"
"Sepertinya tidak," jawab sang penyihir. "Pasti sulit kan untuk
menyelipkan kartu as di balik lengan baju jika kau tak punya
lengan baju."
Jack memandangnya dengan pandangan muak. "Aku tidak
berjudi dengan kuda-kuda bercula satu itu. Aku berjudi dengan
sekelompok pria. Kaulah yang menyebut-nyebut tentang kuda-
kuda bercula satu. Tadinya kupikir maksudmu adalah kuda-kuda
bercula satu itu yang mengirim para pria itu untuk
memenangkan semua uangku." Jack mengernyit. "Sebenarnya,
itu uang ibuku. Ia seharusnya tak memercayaiku. Ini semua
salahnya. Selain itu, kurasa para pria itu memang bermain
curang."
"Mengapa kau bisa bilang begitu?" tanya sang penyihir.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Jack memandangnya seolah ia idiot dan berkata, "Karena
mereka memenangkan semua uangku."
Sang penyihir ingin mengatakan mungkin saja itu karena
mereka pemain judi yang lebih baik dari Jack. Dan tampaknya,
anak muda itu termasuk tipe yang suka menyalahkan orang lain
atas masalah yang dihadapinya.
Jack bertanya, "Apa menurutmu ibuku akan percaya kalau aku
bilang aku dirampok dengan todongan pisau?"
"Sebagai seorang walikota," jelas sang penyihir, "ia akan
merasa bertanggung jawab untuk melindungi warga dari para
bandit bersenjata. Jadi, jika ada laporan seperti itu, ia pasti
akan menyelidikinya."
"Bagaimana kalau badai topan yang dahsyat?" tanya Jack.
"Badai topan bukan tanggung jawab seorang walikota. Aku bisa
bilang kalau uangnya tersapu angin sebelum aku sempat
menyimpannya."
"Kau bisa saja mengatakan yang sebenarnya," saran sang
penyihir.
"Bisa saja sih," Jack termenung. "Atau bagaimana kalau begini:
Aku bertemu seorang anak yatim piatu malang yang kelaparan
serta sakit-sakitan dan kupikir, 'Kami punya jauh lebih banyak
dari dia,' jadi kuberikan uang itu kepadanya?"
Sang penyihir bisa saja meninggalkan Jack untuk terus
mengasihani diri sendiri, tapi ia tidak ingin Enid bersedih
karena kelakuan anaknya. "Mungkin kalau kau membantuku
menemukan dan mengatasi kuda-kuda bercula satu, ibumu akan
memaafkanmu."
"Apa yang akan kauberikan sebagai imbalan untukku?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Tidak ada," kata sang penyihir.
"Yah kalau begitu, itu bukan sebuah tawaran yang
menggiurkan," kata Jack.
Aku seharusnya membiarkannya sendiri dan bertanya pada
orang lain, pikir sang penyihir sambil beranjak berdiri.
Tapi Jack juga ikut berdiri. "Baiklah, aku akan menolongmu,"
katanya. "Mungkin kalau aku terbunuh, ibuku akan
memaafkanku."
"Kuda-kuda bercula satu itu," cerita Jack pada sang penyihir,
"mungkin berada
di bagian utara peternakan Petani Seymour. Makhluk-makhluk
itu gemar mengganggu Petani Seymour karena kalau sedang
marah, wajahnya bersemu ungu lucu."
Ketika sang penyihir dan Jack tiba di bagian utara peternakan,
mereka bisa mencium aroma daging bakar yang menggoda.
"Wah," kata Jack, "sepertinya mereka sudah menyembelih
satu babi lagi."
Sang penyihir mencium bau itu. Bukan babi, pikirnya. Daging
sapi. Kuda-kuda bercula satu itu bertingkah semakin buruk
saja. Jika tak ada yang bisa menghentikan mereka, mereka
akan mulai menginginkan daging naga. Bisa dimengerti kalau
naga-naga akan menjadi marah dan mengobarkan perang
dengan kuda-kuda bercula satu itu-semburan api naga melawan
kekuatan sihir kuda bercula satu. Itu berarti akhir dari
keberadaan lahan pertanian dan para petani di mana pun
mereka berada karena terjebak di antara kedua pihak yang
bertikai.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Dan kuda-kuda bercula satu yang paling jahat pada akhirnya
akan memburu mangsa yang paling menantang: manusia.
Tapi saat ini, kuda-kuda tersebut telah mengalihkan perhatian
mereka pada lumbung Petani Seymour, yang atapnya gampang
dinaiki. Dengan tujuan menarik perhatian para betina, yang
jantan bergantian menantang satu sama lain untuk melompat
dari atas atap itu.
Ketika Jack dan sang penyihir sampai di tempat para kuda
bercula satu sedang memanggang sapi, keenam kuda itu
serentak berdiri di depan panggangan, seakan-akan khawatir
sang penyihir akan mencoba mengambil makanan bergaya karni-
fora milik mereka. Mereka mulai bersiul dan mencemooh. "Hei,
Jack," teriak mereka, "siapa temanmu yang tua ini?"
Padahal saat itu, sang penyihir sedang tidak menyamar sebagai
pria tua.
Tapi ia lega begitu tahu kalau ternyata Enid memang benar.
Kuda-kuda bercula satu ini masih muda. Perilaku mereka
mungkin akan membaik setelah dewasa, dengan catatan: kalau
mereka belum menyebabkan kekacauan di mana-mana.
Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak pulang saja
dan meninggalkan penduduk di sini? Pasti orangtua kalian
merindukan kalian."
"Pasti tak seorang pun merindukanmu," salah seekor kuda itu
mengejek. Yang lain terbahak-bahak, seakan-akan apa yang
dikatakannya tadi sangat cerdas.
Kalau saja ia tahu di mana orangtua mereka berada, sang
penyihir bisa menggunakan mantra pemindahan tempat untuk
mengirim mereka ke sana. Orangtua mereka pasti akan
langsung tahu berapa banyak buah-buahan meragi yang sudah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
mereka makan, dan ia ragu kalau kuda-kuda muda ini akan
diizinkan keluar tanpa pengawalan.
Tapi karena ia tidak tahu di mana orangtua mereka berada, hal
itu tidak bisa dilakukannya.
Ia bisa saja memindahkan mereka dari Saint Wayne the
Stutterer, tapi hal itu hanya akan memindahkan masalah ke
orang lain.
"Mengapa kalian tidak menyalurkan energi kalian untuk
melakukan sesuatu yang berguna?" sarannya.
"Oh, tentu," ujar salah seekor betina dengan nada mendayu.
"Ayo kita pergi memetik bunga-bunga cantik." Ia lalu tertawa
meringkik. Sang penyihir bertanya-tanya apakah kuda itu sadar
kalau suaranya mirip suara keledai.
"Jack, temanmu ini membosankan," kata yang lain. "Ayo kemari
dan nikmati daging sapi panggang bersama kami."
Jack sepertinya hendak menghampiri mereka, tapi tidak jadi
saat melihat sebuah tali kekang tergeletak di tanah. Tali
kekang itu bertuliskan sebuah nama.
"Bessie!" teriaknya.
"Oh ow," ujar salah seekor kuda sambil mencungkil gigi dengan
ujung tulang rusuk sapi, "temanmu yang lain, ya?"
"Bessie itu sapi kami!" seru Jack. "Aku baru saja menjualnya di
pasar pagi ini."
"Oh ow," ulang kuda itu. "Kami baru saja mencurinya dari pasar
siang ini. Kau mau mengambilnya kembali?" Ia menyodorkan
tulang rusuk yang dipegangnya pada Jack. "Tapi harus dirakit
dulu, ya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Sudah, cukup," perintah sang penyihir. "Pulanglah sekarang
atau aku akan bertindak."
"Bertindak seperti apa?" tanya yang lain. "Membuat sebuah
wajah jelek seperti ini?" Ia mendorong kepalanya ke belakang,
membelalak, melebarkan lubang hidung, dan menjulurkan lidah.
"Oh " teriak kelima ekor kuda yang lain, "kami jadi takut!
Sang penyihir sadar tidak ada gunanya berdebat dengan
mereka. Ia kemudian melontarkan sebuah mantra ke arah
kuda-kuda muda itu untuk membuat mereka menjadi lebih tua
dan dewasa.
Karena merupakan makhluk gaib, kuda-kuda bercula satu itu
merasakan getaran
sihir pada saat mantra itu terlepas dari ujung jemari sang
penyihir. Dua dari mereka yang paling sigap segera
melontarkan mantra pertahanan untuk melindungi mereka
berenam dari sang penyihir.
Kedua mantra beradu kurang dari sejengkal di depan hidung
kuda-kuda itu. Hamburan bintang perak berjatuhan di ladang
itu seperti sisa kembang api. Sang penyihir kembali
melontarkan mantra, kali ini melambung tinggi jauh di udara,
supaya nanti bisa jatuh di atas kepala para kuda. Tapi kedua
kuda yang sama mengangkat tabir pelindung ke atas kepala
untuk menutupi mereka berenam. Seekor betina-yang tak tahu
apa sebenarnya tujuan mantra sang penyihir-mengeluarkan
energi penyembuh dari culanya.
Kali ini, bintang-bintang berwarna emas berjatuhan di atas
tanah.
"Jack," sang penyihir bergumam, "alihkan perhatian mereka."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Ehm," kata Jack, "coba lihat di belakang kalian. Petani
Seymour sedang menuju ke mari"
"Memangnya kaupikir kami ini sedungu apa?" tanya para kuda
bercula satu itu.
Sang penyihir melontarkan mantra melewati para kuda, ke atas
api yang sedang memanggang Bessie malang. Ia membuat api
itu berwujud seperti Petani Seymour dan mengubah suara
percikan api agar terdengar seperti suara Petani Seymour.
Kata suara itu, "Aku tak tahu sedungu apa kalian, tapi kurasa
sangat dungu."
Karena terkejut, kuda-kuda bercula satu itu menoleh ke
belakang dan sang penyihir kembali melontarkan mantra yang
membuat mereka tumbuh satu tahun lebih tua.
Dalam sekejap mata, mereka tumbuh menjadi sedikit lebih
tinggi dan tak tampak montok lagi. Mereka berdiri tegak dan
gagah, tidak lagi membungkuk.
Salah seekor betina berkata pada yang jantan, "Kalian ini
sangat kekanak-kanak-an.
"Sebenarnya," sahut salah seekor jantan dengan suara baru
yang lebih berat, "tidak lagi."
Betina yang lainnya berujar, "Daging ini membuatku ngeri."
"Aku juga," balas jantan lainnya. "Memangnya, apa sih yang
ingin kita buktikan?"
Semua setuju bahwa tidak ada yang perlu mereka buktikan,
dan betapa tidak bertanggungjawabnya mereka karena telah
pergi begitu jauh dari keluarga tanpa mengatakan ke mana
tujuan mereka. Semua setuju bahwa pulang ke rumah adalah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
hal terbaik harus dilakukan sebagai makhluk dewasa. Selamat
tinggal, Jack," seru mereka sambil beranjak pergi. "Maaf ya
atas perbuatan kami dan mengenai sapimu."
Sang penyihir mendatangi tempat di mana tiga kekuatan sihir
bertemu: mantra tumbuh dewasa miliknya dan mantra
pelindung serta penyembuh milik para kuda bercula satu.
Hampir semua bintang emas telah menguap sebelum menyentuh
tanah, tapi ada seberkas kilauan di atas rumput yang
menunjukkan sisa-sisa sihir yang telah berubah menjadi bentuk
fisik nyata.
Ia memungut benda-benda berkilau itu. Semuanya ada tiga,
masing-masing mulus dan tak lebih besar dari sebutir kacang.
"Bolehkah aku memintanya?" tanya Jack. "Sebagai imbalan
karena telah membantumu?"
Tapi kekuatan sihir pada benda-benda itu telah menguap.
Kilauan emasnya sudah pudar. Yang tertinggal di telapak tangan
sang penyihir hanyalah tiga butiran kecil berwarna cokelat
tanah.
"Ah," kata Jack. "Sudahlah, tidak usah."
Sang penyihir tak yakin apakah butiran-butiran itu masih
menyimpan kekuatan sihir, tapi ia memasukkan benda-benda itu
ke dalam saku untuk berjaga-jaga. Kemudian, ia berbalik
menuju desa.
Jack berlari mengejarnya. "Aku bahkan tak bisa membawa
pulang daging sapi bakar untuk ibuku-semuanya hangus. Ia
benar-benar akan membunuhku. Apa menurutmu ia akan
percaya kalau kukatakan bahwa para kuda bercula satu itu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
mencuri Bessie dariku sebelum aku sempat menjualnya ke
pasar dan karena oleh itu, aku tidak dapat uang sepeser pun?"
Sang penyihir berpikir untuk melontarkan mantra tumbuh
dewasa pada Jack, tapi akibatnya lebih bahaya pada manusia
daripada pada hewan. Selain itu, Enid mungkin akan jengkel bila
sekembalinya nanti, Jack tiba-tiba harus bercukur setiap hari.
"Apakah kau pernah berpikir untuk mengatakan yang
sebenarnya?" ia bertanya. "Mengakui kesalahanmu? Meminta
maaf? Dan bertekad untuk tidak bersikap bodoh lagi lain kali?
Kupikir saat ibumu melihatmu sudah berubah, ia tentu akan
memaafkanmu."
"Kurasa begitu," Jack mengiyakan sambil merengut. Tapi
kemudian, ia terlihat ceria. Ia melingkarkan lengan pada bahu
sang penyihir. "Kau tahu," katanya, "itu usul yang bagus. Aku
berhutang pada-mu.
Sang penyihir merasa terkejut dan puas karena nasihatnya
berdampak dalam pada anak muda itu. Dengan ceria ia kembali
ke rumah Walikota Enid. Di sana ia mendapati Enid sedang
mengibas-ngibaskan keset dapur di pekarangan.
"Para kuda bercula satu itu telah pulang," katanya. Karena
menurutnya Jack sudah benar-benar berubah, ia kemudian
menambahkan, "Jack ikut membantuku."
"Terima kasih," kata Enid padanya. Dan pada Jack ia
berkomentar, "Itu sebuah kejutan." Kemudian, ia bertanya
pada anak itu, "apakah kau mendapat harga yang bagus untuk
sapi kita?"
"Begini, ada hal menarik mengenai api itu ...," kata Jack sambil
mengajak ibunya masuk ke rumah.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir menunggu sebentar untuk mendengar reaksi Enid
atas pengakuan Jack. Ia berharap semoga dirinya telah
memberi Jack nasihat yang benar.
Dari dalam rumah, terdengar suara Enid yang meninggi dan
marah. "Kacang ajaib?" teriaknya. "Kacang ajaib? Apa kau
sudah gila-menukarkan seekor sapi dengan kacang ajaib?"
Sang penyihir menepukkan sakunya dan sadar sakunya telah
kosong. Jack telah mencopet sakuku! katanya dalam hati.
Tiga butir benda kecil terbang ke luar dari jendela kamar dan
hampir mengenai kepala sang penyihir. Untuk sesaat, mereka
terlihat berkilauan, tapi ia meyakinkan diri kalau itu hanya
tipuan mata, efek dari pantulan sinar matahari.
Ia bisa saja berusaha mencarinya di tengah keremangan, tapi
untuk apa? Kekuatan sihir benda-benda itu pasti sudah lenyap
sekarang dan tidak akan menimbulkan masalah bagi Jack
maupun ibunya.
Jadi, ia membaca mantra memindahkan diri dan pulang.
4. Menyelamatkan Seorang Putri
SANG PENYIHIR sedang duduk di gudang rumah menaranya.
Ia sedang memikirkan tempat untuk meletakkan semua brokoli
yang telah ditanamnya selama musim panas. Akan tetapi, tiba-
tiba ia sadar kalau dirinya tak begitu suka brokoli dan heran
mengapa ia telah menanam begitu banyak-selain karena alasan
bahwa brokoli gampang tumbuh. Secara kebetulan,
pandangannya jatuh ke luar jendela. Ada yang datang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Ia melihat seseorang sedang meniti jalan setapak yang curam.
Seorang pangeran, pikirnya, karena anak muda itu menunggang
kuda. Rakyat jelata biasanya berjalan kaki. Saat anak muda itu
mendekat, ia bisa melihat pakaiannya yang terbuat dari satin
dan sutra. Ya, pikirnya, seorang pangeran. Saat si tamu
semakin mendekat, ia bisa melihat wajahnya yang congkak dan
penuh percaya diri. Ya, pikirnya, pastilah seorang pangeran.
Sang penyihir benci pada kunjungan tak diharapkan seperti ini,
apalagi dari para bangsawan. Ia meringkuk ke bawah pinggiran
jendela dan mengintip. Ia berniat untuk berpura-pura sedang
tak ada di rumah.
Di bawah sana, sang pangeran mengeluarkan pedang dan
mengaca pada mata pedangnya yang berkilau. Kemudian, ia
mengetuk pintu dengan pangkal pedangnya.
Sang penyihir mengernyit karena pintu kayunya baru saja
dicat.
"Hei!" teriak sang pangeran. "Bukalah! Aku datang ke sini untuk
urusan penting."
"Mereka memang selalu datang untuk urusan penting," keluhnya
pada diri sendiri. Pada saat yang sama, sang pangeran kembali
mengetuk pintu dan membuat catnya terkelupas akibat
hantaman pangkal pedang. Sang penyihir benar-benar berniat
melempar sesuatu-kalau bisa yang dingin, basah, dan benar-
benar berlendir-ke atas kepala sang pangeran.
Dari arah belakang, ia mendengar suara mendesis, "Ssst!
Bodoh! Menunduklah sebelum ia melihatmu." Suara itu berasal
dari sebuah cermin ajaib, benda kuno yang ia dapat dari hasil
bekerja selama setahun untuk seorang bangsawan berwatak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
pemarah. Bangsawan itu mengatakan bahwa benda itu
mempunyai sejarah dan kesaktian hebat-yang sama sekali tak
pernah dijelaskan lebih lanjut. Sejauh ini, bagi sang penyihir,
cermin itu tak berguna dan sangat menyebalkan. Satu-satunya
hal yang bisa dilakukan benda itu dengan baik adalah
mengumumkan secara berkala -tanpa ditanya-bahwa seorang
wanita
tertentu adalah yang tercantik di seluruh negeri.
Bahkan sekarang, peringatan cerminku bukannya menolong, tapi
malah membuatnya lebih bermasalah. Sang pangeran ternyata
mendengar suara cermin itu dan melihat ke atas, tepat ke
arahnya. "Kau. Anak muda. Cepat buka pintu dan panggil tuanmu
ke sini. Aku pangeran dari Talahandra dan aku sedang terburu-
buru."
Sang penyihir berniat untuk mengabaikannya, tapi ia khawatir
pintunya akan rusak. Dan kalau ia mengubah pangeran ini
menjadi kodok, seseorang pasti akan datang mencarinya-lebih
banyak gangguan dari yang diharapkan. "Terima kasih banyak,"
gumamnya pada cermin itu.
Ia kemudian menuruni tangga dan membuka palang pintu.
Pangeran dari Talahandra melangkah masuk dan memandang
sekeliling dengan raut wajah menghina. Secara sekilas ia
melihat bayangannya sendiri pada permukaan baju zirah yang
digunakan sang penyihir
sebagai tempat menggantung jubah dan ia kemudian menepuk-
nepuk rambutnya yang sudah sangat rapi. "Jadi," katanya, "di
mana sang penyihir?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir tersenyum tanpa bermaksud untuk bersikap
ramah. "Akulah sang penyihir."
Hidung sang pangeran kempas kempis karena jengkel. "Oh,
begitu." Ia memonyongkan bibirnya. "Aku mempunyai sebuah
tugas yang harus dikerjakan."
"Tugas yang harus dikerjakan," kata sang penyihir, "tempat
yang harus didatangi, orang-orang yang harus ditemui."
Sang pangeran memerhatikannya dengan curiga. Ia yakin sang
penyihir tidak menanggapinya dengan serius. Namun, ia
berkata, "Ya. Lebih tepatnya, kukira begini 'tempat yang harus
didatangi dan tugas yang harus dikerjakan.' Ada seorang putri
yang harus diselamatkan."
Sang penyihir berpikir semestinya ia sudah bisa menduga. Tapi
ia tak mengatakannya. Ia bertanya, "Dari apa?"
"Seekor naga."
Sang penyihir mencoba tidak berpikir tentang bagaimana
takutnya gadis malang
itu. Ia bertanya, "Apakah kautahu nama-
nya?"
"Putri Gilbertina dari Mustigia." Sang penyihir mendesah.
"Maksudku naganya."
"Oh." Sang pangeran mengangkat bahu. "Memangnya naga
punya nama?"
Sang penyihir tak mau menjawab. "Apakah kautahu kalau naga
tersebut memiliki sihir atau tidak?"
Sang pangeran kembali mengangkat bahu. "Napasnya
mengeluarkan api."
"Semua naga mengeluarkan api."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Oh, begitu. Wah, aku tak tahu apa hal itu ada bedanya."
"Tentu ada bedanya bagi orang yang akan pergi untuk menolong
sang putri."
"Oh begitu," ujar sang pangeran dengan nada yang
mengisyaratkan bahwa mungkin saja dirinya yang akan
menyelamatkan sang putri dan kalau memang
benar begitu, ia tak akan peduli apakah si naga memiliki sihir
atau tidak. "Tahu tidak, ia sangat cantik." "Si naga?"
"Si putri. Aku diberi tahu bahwa ia wanita tercantik di seluruh
negeri."
Dari lantai atas, si cermin ajaib menye-lutuk, "Tercantik
kedua. Yang tercantik adalah gadis pemerah susu Aspasia di
rumah Petani Seymour."
Sang pangeran menengadah untuk melihat ke atas. "Apa yang
baru saja kaukatakan?" tanyanya.
"Jangan pedulikan," sela sang penyihir. "Maksudmu kau diberi
tahu kalau ia yang tercantik? Kau sendiri tak mengenalnya?"
Sang pangeran menggeleng.
"Jadi, apa sebenarnya hubunganmu dengannya?"
"Ayahnya telah berjanji bahwa siapa pun yang berhasil
menolong sang putri akan dinikahkan dengannya dan mendapat
separuh wilayah kerajaan."
"Tapi kau memintaku untuk menyelamatkannya," tegas sang
penyihir. "Ya, begitulah."
"Apakah hal itu sebagai balas jasa karena kita sudah berteman
sejak lama?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang pangeran cemberut. "Begini, aku sudah mencobanya. Tapi
naga itu tinggal di sebuah puncak gunung yang hanya bisa
dicapai dengan terbang."
"Coba aku simpulkan duduk perkaranya. Kau memintaku untuk
membahayakan jiwaku untukmu-seseorang yang tak kukenal
sama sekali-untuk menyelamatkan seorang putri, yang juga tak
kukenal, agar kau bisa menikah dengannya dan mewarisi
separuh dari wilayah kerajaan ayahnya."
"Ya, betul begitu."
"Dan untuk apa aku melakukan semua ini? Demi ketenaran
pribadi?"
"Ya, sebenarnya bukan begitu. Kita tak mungkin mengumumkan
bahwa kau yang melakukannya untukku. Nanti aku tidak berhak
menikahi sang putri dan
mendapatkan separuh wilayah kerajaan, bukan?"
Sang penyihir memejamkan mata. "Tepat sekali. Jadi, mengapa
aku harus menolongmu?"
"Demi kepuasan pribadi karena telah berhasil menyelamatkan
seorang putri?"
Mengapa pada akhirnya mereka selalu mengatakan hal seperti
itu? Sang penyihir terus membayangkan rasa takut yang
mencekam sang putri karena ditawan naga jahat. "Siapa
namanya?"
Sang pangeran menatapnya dengan bingung. "Kalau si naga, aku
tidak tahu. Kalau si putri, Gilbertina," ia mengingatkan.
Sang penyihir mendesah. "Puncak gunungnya."
"Oh, puncak gunungnya. Tidak, aku tidak tahu namanya. Tapi
aku bisa mengantarmu ke sana."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang penyihir tadinya berharap bisa menggunakan mantra
memindahkan diri daripada harus menunggangi kuda Petani
Seymour melalui jalan yang berbatu-batu. Ia mendesah lagi
dan berharap-seperti yang sering ia lakukan-seandainya ilmu
sihir yang ia miliki tak terbatas. "Kalau begitu sebaiknya kita
segera pergi," katanya.
Tapi sebelum mereka beranjak pergi, si cermin ajaib berteriak,
"Hei, penyihir! Kuharap kau sudah membuat surat wasiat. Aku
tak mau menghabiskan lima tahun ke depan menunggu di loteng
berdebu ini sementara para pengacara memilah-milah
hartamu."
"Temanmu di atas sangat tidak menyenangkan, ya," bisik sang
pangeran di telinganya. "Omongannya tidak masuk akal, kan?
Wanita tercantik katanya." Ia menatap bukit yang memisahkan
tanah milik sang penyihir dan Desa Saint Wayne the
Stutterer. "Apakah kita kebetulan berada di dekat peternakan
Petani Seymour?" tanyanya.
"Sekarang kita memang akan pergi ke sana untuk meminjam
kuda," kata sang
penyihir. Sang pangeran ternyata tak cukup pandai untuk
membawa dua kuda sekaligus. "Mengapa?"
Sang pangeran mengempiskan perutnya dan menepuk-nepuk
rambutnya yang masih sangat rapi. "Tidak apa-apa," katanya.
"Hanya ingin tahu."
Mereka menghabiskan sisa hari itu dan sebagian besar waktu
pada keesokan hari untuk mencapai gunung di mana sang naga
menawan Putri Gilbertina. Pangeran dari Talahandra, yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
bersandar di punggung kudanya, sedang memerhatikan sang
penyihir dan terlihat bosan.
Sang penyihir sedang memegang segumpal awan biru di tangan
kirinya. Tangan kanannya menarik-narik awan itu. Awan itu
bukannya semakin menipis malah menjadi semakin tebal dan
panjang. Ia kemudian menggerakkan tangannya ke arah
berlawanan sehingga awan itu menjadi semakin mengembung.
Sang pangeran menguap, tapi mendadak berhenti dan kembali
memerhatikan sang penyihir.
Ahli sihir itu terus menarik gumpalan awan di tangannya
sehingga menjadi semakin panjang: tangan kiri mendorong ke
atas dan tangan kanan menarik ke samping. Awan itu menjadi
sebesar ikan paus-dan sang penyihir terus berkutat dengannya.
"Ehm ujar sang pangeran sambil bergerak dengan gelisah.
Sang penyihir menambahkan leng-kungan, lekukan, sebuah kaki
di sini, dan sebuah ekor berduri di sana.
"Seekor naga," kata sang pangeran akhirnya. "Kau membuat
seekor naga lagi. Masuk akal juga sih. Mengapa cuma berkelahi
melawan satu naga kalau bisa melawan dua sekaligus."
"Shhh," kata sang penyihir sambil menambahkan beberapa
detail ekstra.
Mungkin sebelumnya, tak ada seorang pun yang pernah
menyuruh sang pangeran
untuk diam dengan 'shhh.' Ia mengabaikan peringatan sang
penyihir dan bertanya, "Apa yang akan dilakukannya? Berkelahi
dengan naga itu?"
"Ini hanya sebentuk awan. Sebuah ilusi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Sepertinya akan sangat membantu."
Sang penyihir melihat sekilas ke arahnya sambil berpikir
mungkin belum terlalu terlambat untuk mengubahnya menjadi
kodok. Tapi ia malah berkata, "Para naga biasanya sangat
peduli pada wilayah kekuasaan mereka. Aku akan meluncurkan
awan ini ke arah barat di sebelah sana, dan naga yang menawan
putrimu itu akan segera mendatanginya untuk mencari tahu.
Sementara itu, aku akan mengubah diriku menjadi seekor
burung elang dan terbang ke puncak gunung untuk menemui
sang putri. Kemudian, aku akan memindahkan kita semua ke
rumah menaraku."
"Kuda-kudanya juga," sang pangeran mengingatkan. "Tahu
tidak, kuda sangat
mahal. Jadi, jangan lupa membawa mereka."
Sang penyihir berpikir, Kalau memang ada yang lupa kubawa,
pasti bukanlah kuda. Tapi ia tidak mengatakan hal tersebut. Ia
hanya melambungkan naga buatannya ke arah pegunungan nan
jauh.
Dari atas, mereka mendengar sebuah pekikan marah.
Sang penyihir merentangkan tangan, membisikkan sebuah
mantra, dan merasakan bulu-bulunya mulai tumbuh. Ia meloncat
dari tepi tebing, melayang dalam embusan angin, dan sudah
berada setengah jalan ke puncak gunung sebelum mengepakkan
sayap.
Gua yang tak terlihat dari bawah, kini mudah ditemukan. Sang
penyihir hinggap di tempat yang sepertinya sering dipakai oleh
sang naga untuk mendarat. Kemudian, ia mengubah diri ke
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
wujud asli sebelum memasuki gua itu-agar tidak mengagetkan
sang putri-karena biasanya
seorang putri sangat rapuh. Setelah itu, ia berjalan ke dalam.
Sang putri sedang berbaring di atas tumpukan bantal
berbordir benang emas dan berisi bulu anak angsa. Di samping
sikunya ada sekotak besar permen. Ia baru saja akan
melemparkan sebuah permen ke dalam mulut saat sadar akan
kehadiran sang penyihir. "Halo," kata sang putri- tangannya
menggantung di udara. "Ada apa ini?"
"Aku datang untuk menolongmu."
Sang putri cemberut. "Ayah mengutusmu, bukan?"
"Tidak," sang penyihir menjelaskan, "sebenarnya yang
mengutusku adalah pangeran dari Talahandra."
Sang putri melempar sebutir permen ke udara dan
menangkapnya dengan mulut. "Aku tak pernah dengar tentang
dia."
Sang penyihir memerhatikannya mengunyah, mengunyah, dan
mengunyah. Kemudian, ia memerhatikan sang putri memilih
permen lain dan kembali melemparnya ke dalam mulut.
Biasanya, usaha penyelamatan tidak berlangsung seperti ini.
Akhirnya, sang penyihir berkata, "Jadi, bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Kau mau ikut?"
Sang putri bertanya, "Maksudmu: Apakah aku setuju untuk
diselamatkan?" "Ya." "Tidak." "Tidak?" "Ya."
Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala sambil berusaha
memahami. "Apa maksudmu tidak?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Sang putri mengambil sebuah piring emas dan bercermin untuk
memastikan tidak ada yang terselip di antara giginya. Ia
tersenyum pada dirinya sendiri dan menepuk-nepuk rambut
pirangnya yang indah. "Maksudku," katanya, seakan-akan
akhirnya baru sadar kalau ada sang penyihir di sana, "Aku
sangat bahagia di sini. Naga itu baik padaku. Ia membawakanku
berbagai camilan manis yang kumau dan mengajakku terbang ke
seluruh pelosok negeri ini. Di sini, aku bahkan mendapat barang
yang lebih bagus daripada yang kudapat di rumah-dan aku
harus berbagi dengan kedua saudariku yang buruk rupa." Ia
menunjuk ke arah timbunan harta milik sang naga, di bawah
tumpukan bantalnya. "Bisa kubayangkan ayahku telah berjanji
untuk menikahkanku dengan siapa pun yang bisa
menyelamatkanku. Iya kan? Ayah memang kuno. Begini, aku tak
memilih untuk diselamatkan oleh seorang pangeran gemuk yang
terlalu malas untuk datang dan menyelamatkanku sendiri." Ia
memerhatikan kotak permen dan mengambil sebutir lagi.
"Maaf," gumamnya dengan mulut penuh.
Sang penyihir mengentakkan kaki dengan tak sabar. Ia sadar
jika ia langsung pulang ke rumah, sang pangeran pasti akan
mengikutinya dan tak akan membiarkannya tenang. "Coba
dengar," katanya dengan nada letih, "pangeran dari Talahandra
tidak gemuk atau tua. Ia sangat tampan dan lumayan kaya."
Sang putri terlihat mulai tertarik, tapi masih ragu-ragu.
Sang penyihir menambahkan, "Pangeran ini juga sangat pandai
dan banyak akal. Daripada datang sendiri, ia memintaku
menyelamatkanmu karena itu akan lebih aman bagimu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Bagaimana ya", kata sang putri. "Aku sangat menikmati
terbang dengan sang naga."
"Selain itu," kata sang penyihir dengan halus sambil berbohong,
"beberapa pembuat permen terbaik di dunia berada di
Kerajaan Talahandra. Ayolah," desaknya. "Sang naga bisa
kembali kapan saja."
Dengan lamban dan ragu-ragu, sang putri berdiri sambil
mengapit kotak. "Apa menurutmu aku akan menyukai pangeran
ini?" ia bertanya.
Kali ini, sang penyihir bisa menjawab dengan jujur. "Percayalah
padaku, kalian tercipta untuk satu sama lain." Kemudian, saat
sang putri memasukkan sisir bertabur berlian dan perhiasan
kecil lain ke dalam saku, ia menambahkan, "Dan aku punya
sebuah cermin bagus yang akan menjadi hadiah pertunangan
sempurna untuk kalian berdua."
"Oh, terima kasih," ujar sang putri sambil mengunyah sebutir
permen karamel.
Seminggu kemudian, sang penyihir sedang berbaring setengah
terlelap di tempat tidur ayun di halaman belakang rumah
menaranya. Musim panas sudah hampir berlalu. Beberapa
minggu lagi, murid-muridnya akan kembali untuk semester
musim gugur. Ia tersenyum saat sadar bahwa ia merindukan
mereka, walaupun hal itu tidak akan pernah dikatakannya.
Sesuatu yang besar dan berat jatuh di atas dadanya. "Halo,
sobat lama," terdengar suara cermin ajaib yang tak asing,
namun yang sama sekali tak diharapkannya. "Rupanya kau
sedang bermalas-malasan di hari tuamu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Ia membuka mata dan melihat Putri Gilbertina sedang berdiri
di dekatnya. Gadis itu mengentak-entakkan kaki dan tangannya
terlipat di depan dada dengan sikap menantang.
"Tidak berhasil," katanya. "Pertunanganku batal, dan aku mau
kau mengambil kembali sampah ini dari tanganku."
Sang penyihir benar-benar terkejut dan napasnya tercekat
sehingga tak sadar kalau sampah yang dimaksud sudah tidak
lagi berada di tangan sang putri tapi sedang bertengger di atas
dadanya sendiri.
Ia menyingkirkan cermin berat itu sampai terjatuh dari
pinggiran tempat tidur ayun.
"Hati-hati, sobat," gerutu cermin itu.
Sang penyihir akhirnya bisa bernapas lagi. "Apa masalahnya?"
"Cermin bodohmu inilah yang menjadi biang keladinya."
"Tidak!" sang penyihir tergagap dan mencoba untuk terdengar
kaget.
"Cermin ini menjejalkan berbagai gagasan gila ke dalam kepala
pangeran dari Talahandra. Mestinya ia menikahiku, tapi ia
malah menghabiskan waktu di sekitar peternakan Petani
Seymour. Ia mendesah dan menulis puisi-puisi jelek tentang
gadis pemerah susu itu, yang sebenarnya-kalau boleh
kutambahkan-tidak begitu hebat."
"Aku mengerti," kata sang penyihir.
"Lagi pula," sang putri mulai menggembungkan rambutnya,
"cermin bodoh ini bahkan mengatakan bahwa aku gadis
tercantik kedua di seluruh negeri, dan pangeran dari
Talahandra hanyalah pria tertampan kedelapan. Begitu kata
cermin ini.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
"Aku minta maaf karena semua hal antara kau dan pangeran
tak berjalan seperti yang diharapkan," kata sang penyihir.
"Tapi aku tak mengerti mengapa kau ada di sini."
"Aku mau kembali pada nagaku."
"Oh." Ia menatap wajah sang putri yang cemberut namun penuh
tekad. "Ehm-"
"Dan kau akan mengantarku ke sana."
Ia baru mau membuka mulut untuk protes, tapi sang putri mulai
berbicara semakin keras dan cepat sambil mengacungkan
telunjuk padanya. "Ini semua salahmu. Kaulah yang membujukku
untuk pergi, dan kaulah yang memberiku cermin sial ini." Ia
mengangkat dagu dan berbicara dengan penuh wibawa.
"Sekarang, aku siap diantar pulang."
Sang penyihir yakin itu adalah satu-satunya cara untuk
menyingkirkan gadis itu. Ia melontarkan mantra untuk
memindahkan mereka berdua ke gua sang naga. Namun, ia
mengeluarkan terlalu banyak energi sehingga bukan hanya ia
dan sang putri yang terbawa, tapi juga tempat tidur ayun,
cermin ajaib, dua batang pohon mawar yang berada di dekatnya
tadi, dan pakaian musim dingin yang sedang diangin-anginkan di
tali jemuran.
Yang tidak terbawa adalah sepasang pohon tempat ia
menyangkutkan tempat tidur ayunnya. Akibatnya, tempat tidur
itu jatuh ke lantai gua-beserta dirinya yang masih berbaring di
dalamnya.
"Terima kasih," kata Putri Gilbertina.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Naga hijau yang sedang duduk bersandar di mulut gua segera
berbalik saat mendengar suara gadis itu dan langsung menjerit
kaget bercampur cemas.
"Ya," kata sang putri, "Aku telah kembali."
Naga itu memejamkan mata dan menutupinya dengan cakar. Ia
berbalik dan menjauh. "Aku tak mau melihatmu!" katanya. "Kau
hanya akan membodohiku lagi."
Sang penyihir bangkit berdiri dari jeratan tempat tidurnya. Ia
menatap naga itu, kemudian sang putri. "Aku rasa ada yang
tidak kumengerti di sini."
"Apakah kau memerhatikan apa yang sedang ia lakukan?" tanya
si naga sambil mengintip dari balik cakarnya. "Aku sadar yang
terjadi dahulu adalah sebuah kesalahan, tapi rambut pirangnya
yang begitu indah telah membuatku tak bisa menolaknya. Dan
ia tahu hal itu." la mengangkat bahu dengan canggung. "Kautahu
kan naga sangat suka emas."
"Ayo, ayo ke mari," kata sang putri pada si naga. "Maukah kau
tersenyum sedikit untukku?" Ia menggaruk-garuk bagian
belakang telinga makhluk besar itu.
Naga itu menggeleng-gelengkan kepala. "'Selamatkan aku,'
katamu. 'Selamatkan aku dari kebosanan yang menyiksaku,'
katamu. 'Bawa aku terbang dan kau akan menjadi temanku
seumur hidup.' Ha! Lebih tepatnya, menjadi pelayanmu. Aku
sudah lelah melayanimu dan berulang kali mengatakan betapa
cantiknya dirimu. Punggung dan sayapku sakit karena
membawamu berkeliling sepanjang hari. Saat aku melihat sang
penyihir dan pangeran, aku sadar apa yang sedang terjadi dan
sepertinya hal itu adalah kesempatan yang sempurna. Aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
berpura-pura mengejar naga palsu mereka supaya mereka bisa
membawamu pergi dari sini."
Sang putri cemberut. "Itu sangat tidak sopan." Kemudian, ia
tersenyum. "Tapi aku memaafkanmu." Ia menggelitik dagu sang
naga. "Kau juga mau memaafkanku?"
Naga besar itu berkata sambil menggeliat. "Ya, baiklah.
Sekarang pergilah dari sini."
"Ayolah," bujuk Gilbertina, "berikan aku sebuah senyuman
kecil. Senyuman kecil nan manis seekor naga. Penyihir, tidakkah
menurutmu ia naga termanis yang pernah kaulihat?"
Sang penyihir tak tahu bagaimana harus menjawab, tapi
untungnya cermin ajaib tahu jawabannya. Kata cermin itu,
"Sebenarnya, itu betul. Ia nomor satu; naga tertampan di
negeri ini."
Mata si naga membelalak. Benarkah?"
"Aku tak pernah tidak benar. Dan yang pasti, aku tak pernah
berbohong."
"Cermin yang mengagumkan!" seru naga itu. Bukankah ini
cermin yang mengagumkan? Dan terbuat dari emas pula. Milik
siapa ini?"
"Milikku," dengung sang putri.
Naga itu mengalihkan pandangan ke arah sang putri.
Gilbertina memiringkan kepala dengan gaya santun sehingga
yang terlihat oleh naga itu hanyalah rambut emasnya.
Naga itu tersenyum.
Sang penyihir memungut tempat tidurnya dan membisikkan
mantra pindah tempat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
-
Setelah berada di halamannya, ia kembali mengikat tempat
tidurnya ke pohon. Semoga sang putri akan mencoba untuk
lebih bisa bergaul dan semoga sang naga bisa lebih sabar
sehingga mereka berdua dan si cermin bisa hidup bahagia
selamanya.
Ia kemudian berbaring dengan wajah menghadap matahari yang
sudah hampir terbenam. Dan semoga saja pangeran dari
Talahandra tidak akan datang untuk mencari sang putri.
Semoga ia menikah dengan gadis pemerah susu di peternakan
Petani Seymour.
Sang penyihir bersenandung pelan. Kalau hal itu terjadi, ia
punya sebuah hadiah perkawinan untuk mereka, sesuatu yang ia
dapatkan dari salah satu perjalanannya, tapi ia belum pernah
tahu kegunaannya: sebuah sepatu kaca...
5. Sang Penyihir dan Hantu
SANG PENYIHIR sedang berada di kebunnya. Ia sedang
melilitkan tali di sekeliling potongan besi usang dan kemudian
memaku barang aneh itu ke pasak kayu. Sebagian besar bahan
yang ia pakai adalah potongan baju zirah berkarat yang ia
dapatkan sebagai imbalan dari seorang kesatria malang nan
miskin. Kesatria itu tak bisa memberi imbalan untuk sebuah
mantra pembawa