sampah.docx

13
BAB XXVI ANALISA SAMPAH A. LATAR BELAKANG Sampah merupakan masalah klasik yang terjadi di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya. Meskipun pada masing-masing daerah sudah ada dinas khusus yang menangani sampah, namun hal ini tidak lantas menjadi jawaban yang akan menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di kota-kota tersebut. Permasalahan sampah ini juga semakin diperparah dengan tingginya angka pertumbuhan penduduk kota yang salah satunya juga disebabkan oleh tingginya angka urbanisani. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan permasalahan tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungannya seperti meluasnya pemukiman kumuh, menumpuknya sampah, terbatasnya ruang terbuka hijau, dan pencemaran lingkungan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud tujuan dari praktikum Analisis Sampah ini adalah untuk mengetahui komposisi sampah, densitas sampah, kadar air dan kadar volatil sampah. C. LANDASAN TEORI Komposisi Sampah

Upload: aryani-tiyas

Post on 02-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB XXVIANALISA SAMPAH

A. LATAR BELAKANGSampah merupakan masalah klasik yang terjadi di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya. Meskipun pada masing-masing daerah sudah ada dinas khusus yang menangani sampah, namun hal ini tidak lantas menjadi jawaban yang akan menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di kota-kota tersebut. Permasalahan sampah ini juga semakin diperparah dengan tingginya angka pertumbuhan penduduk kota yang salah satunya juga disebabkan oleh tingginya angka urbanisani. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan permasalahan tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungannya seperti meluasnya pemukiman kumuh, menumpuknya sampah, terbatasnya ruang terbuka hijau, dan pencemaran lingkungan.

B. MAKSUD DAN TUJUANMaksud tujuan dari praktikum Analisis Sampah ini adalah untuk mengetahui komposisi sampah, densitas sampah, kadar air dan kadar volatil sampah.

C. LANDASAN TEORIKomposisi SampahKomposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen yang terdapat dalam buangan padat dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen (%) ( Azka,2006 ). Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu :1. Sampah OrganikSampah Organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sampai saat ini diolah lebih lanjut menjadi kompos ( Departemen Kehutanan, 2004 ).2. Sampah AnorganikSampah Anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan,kertas, plastik mainan,botol dam gelas minuman, kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca,dan kertas koran, HVS, maupun karton.Dinegara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60-70% dan sampah anorganik 30% ( Departemen Kehutanan, 2004 ).Densitas SampahDensitas dinyatakan dalam berat sampah per volume sampah. Densitas sampah akan berubah pada setiap tahapan pengelolaan sampah baik dari tahap penimbunan hingga pembuangan akhir. Densitas sampah yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak pengelolaan sampah kota adalah densitas sampah pada kontainer penyimpanan sementara dan densitas pada lahan urug ( Ardan,2008 ).

Kadar Air SampahDengan mengetahui kelembaban atau kadar air sampah dapat ditentukan frekuensi pengumpulan sampah. Frekuensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah yang dikandungnya ( Azkha,2006 ).Perhitungan energi sangat diperlukan agar pembakaran dapat berlangsung efektif dan efisien. Besarnya energi yang diperlukan terutama juga tergantung pada besarnya kadar air sampah. Apabila kadar air sampah tinggi, maka energi yang diperlukan untuk pengeringan dan pembakaran juga tinggi. Selain tergantung pada kadar air sampah, besarnya energi yang diperlukan juga tergantung pada kandungan energi sampah.

Kadar Volatil SampahPenentuan kadar volatil sampah bertujuan untuk memperkirakan seberapa besar efektifitas pengurangan (reduksi) sampah menggunakan metode pembakaran berteknologi tinggi ( Incenerator ). Kadar abu merupakan sisa proses pembakaran pada suhu tinggi. Dengan penentuan kadar abu ini dapat dilihat keefektifan kinerja proses pembakaran tersebut ( Azkha,2006 ).Materi volatil pada sampah diukur dengan membakar sampel sampah kering pada temperatur 600C dimana bagian volatil sampah akan terpijar dan menguap ( Ruslinda,2006 ).Data pengukuran kadar volatil ini juga diperlukan untuk merencanakan teknologi pembakaran sampah untuk menentukan apakah sampah sapat terbakar dengan sendirinya atau memerlukan bahan bakar bantu seperti minyak dan gas untuk membuatnya terbakar seluruhnya ( Ruslinda, 2006 ).

D. BAHANBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini ada dua jenis, yaitu :1. Sampah Organik ( sampah daun dan sampah kulit buah )2. Sampah Anorganik ( sampah kertas, sampah plastik makanan dan plastik kresek )

E. ALATAlat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :1. Gelas Beaker2. Oven3. Cawan Porselin besar4. Cawan Porselin kecil5. Timbangan digital6. Timbangan manual7. Lumpang porselin dan penumbukF. PELAKSANAANI. Penetuan Komposisi Sampah1. Menyiapkan alat dan bahan2. Mengambil benda uji (sampah organik dan sampah anorganik).3. Memotong sampel sampah menjadi ukuran sedang kemudian mencampur sampah organik dan anorganik kemudian masukkan dalam gelas beaker4. Memasukkan cawan porselin ke dalam oven a. Cawan kecil : 1 jamb. Cawan besar : 15 menit5. Menimbang berat gelas beaker kosong.6. Memasukkan sampah yang telah tercampur ke dalam gelas beaker hingga penuh tanpa ditekan kemudian menimbang beratnya.7. Mengeluarkan sampah dari gelas beaker kemudian memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.8. Menimbang berat masing-masing jenis sampah organik dan sampah anorganik II. Penentuan Densitas Sampah1. Mencampurkan kembali sampah organik dan anorganik dari pemeriksaan komposisi sampah2. Memadatkan sampah dalam gelas beaker dengan cara ditekan 3. Mengukur volume sampah yang tertera pada gelas ukurIII. Penentuan Kadar Air Sampah1. Mengeluarkan sampah dari gelas beaker dari pemeriksaan densitas sampah dan membagi menjadi 4 bagian.2. Mengeluarkan cawan porselin besar dari oven dan menimbang beratnya.3. Mengambil sedikit sampel sampah dari tiap-tiap bagian.4. Memotong kembali sampah menjadi ukuran yang lebih kecil.5. Memasukkan sampah ke dalam cawan porselin besar dan timbang beratnya6. Memasukkan ke dalam oven selama 15 menit.7. Mengeluarkan cawan porselin besar dan sampah dari oven kemudian menimbang beratnya.IV. Penentuan Kadar Volatil Sampah1. Mengambil sampah kering hasil dari pemeriksaan kadar air sampah. 2. Menumbuk sampah yang telah kering oven hingga halus menggunakan lumpang porselin.3. Menimbang sampah yang telah halus seberat 2 gr.4. Mengeluarkan cawan porselin kecil dari oven kemudian timbangberatnya5. Memasukkan sampah halus ke dalam cawan porselen kecil kemudianmemasukkan ke dalam oven selama 1 jam.6. Mengeluarkan cawan porselin kecil dan sampah halus kemudianmenimbang beratnya.G. DATA DAN HASIL PENGAMATANTabel 1. Pengamatan Penentuan Komposisi SampahNoPercobaanData Pengamatan ( gr )

1Berat Sampah keseluruhan + Gelas Beaker 363,5

2Berat Gelas Beaker kosong248,94

3Berat Sampah Keseluruhan114,56

4Berat Sampah Bersiha. Organikb. Anorganik96,5618

Tabel 2. Pengamatan Penentuan Densitas SampahNoPercobaanData Pengamatan

1Berat Sampah keseluruhan + Gelas Beaker363,5 gr

2Berat Gelas Beaker kosong248,94 gr

3Volume sampah yang dipadatkan500 ml

Tabel 3. Pengamatan Penentuan Kadar Air SampahNoPercobaanData Pengamatan (gr)

1Berat cawan kosong yang sudah di oven77,8

2Berat sampah + cawan sebelum di oven 123,9

3Berat sampah + cawan setelah di oven96,9

Tabel 4. Pengamatan Penentuan Kadar Volatil SampahNoPercobaanPengamatan (gr)

1Berat cawan kosong yang sudah di oven10,87

2Berat sampah kering (a gram) 2

3Berat cawan + sampah kering sebelum dioven 12,87

5Berat sampah + cawan setelah di oven 12,2

H. PERHITUNGANa. Penentuan Komposisi SampahDiketahui:Berat sampah keseluruhan= 114,56 gr= 0,11456 kgBerat sampah organik= 96,56 gr= 0,09656 kgBerat sampah anorganik=18gr = 0,018kgDitanya: % Sampah Organik dan % Sampah Anorganik ?Jawab:% Sampah Organik= x 100%= 100% = 84,3 %

% Sampah Anorganik= x 100%= x 100% = 15,7 %

b. Penentuan Densitas SampahDiketahui:Volume Sampah= 500ml = 0,5 ltBerat gelas beaker= 248,94 gr Berat sampah + gelas beaker= 363,5grBerat sampel= 363,5 gr - 248,94 gr= 114,56 gr = 0,11456 kgDitanya: Densitas Sampah ?

Jawab:Densitas Sampah= = = 0,22912 kg/ltc. Penentuan Kadar Air SampahDiketahui:Berat cawan kosong= 77,8 grBerat cawan sebelum di oven (a)= 123,9 gr Berat cawan setelah di oven (b)= 96,9 gr

Ditanya: % Kadar Air Sampah ?Jawab:% Kadar Air= x 100%= 100 %= 58,6 %% Kadar Kering= ( 100 % - % Kadar Air )= ( 100 % - 58,6 %)= 41,4 %

d. Penentuan Kadar Volatil SampahDiketahui:Berat cawan kosong= 10,87 grBerat cawan isi sebelum di oven= 12,87 gr (a)Berat cawan isi setelah di oven= 12,2 gr (b)

Ditanya: % Kadar Volatil Sampah ?Jawab:% Kadar Volatil= x 100%= 100 %= 33,5 %

% Kadar Abu= ( 100 % - % Kadar Volatil )= ( 100 % - 33,5 % )= 66,5 %I. PEMBAHASANSampah organic dan anorganik yang dijadikan sampel berupa sampah sayur yang berasal dari sekitar laboratorium. Perlakuan awal sampel adalah pengecilan ukuran sampel kemudian ditimbang sehingga diketahui komposisi sampah organik sebesar 84,3 % dan sampah anorganik sebesar 15,7 %. Kemudian untuk penentuan densitas sampel sampah dipadatkan di dalam gelas beaker sehingga diperoleh nilai densitas sampah sebesar 0,22912 kg/lt. Selanjutnya dilakukan penentuan nilai kadar air sampah dengan cara memasukkan sampel sampah ke dalam oven selama 15 menit sehingga diperoleh nilai kadar air sampah sebesar 58,6 %. Berarti sekitar setengah dari berat total sampah yang dijadikan sampel tersebut adalah terdiri dari air. Selanjutnya sampel ditumbuk untuk mengetahui kadar volatil sampah. Setelah ditimbang dan dilakukan perhitungan diperoleh kadar volatil sampah sebesar 33,5 %. Hal ini menandakan bahwa sepertiga sampel yang digunakan mengandung bahan-bahan organik yang mudah hancur dan menguap apabila dipanaskan. J. KESIMPULANMenurut SNI nomor19-7030-2004 mengenai standar kualitas dari kompos, kadar air maksimum yang diperbolehkan dalam kompos adalah 50 %, sedangkan dari percobaan yang dilakukandidapatkan hasil kadar air dalam sampah adalah 58,6 % sehingga dapat disimpulkan bahwa sampah sayuran yang digunakan sampel tidak layak digunakan sebagai kompos.K. LAMPIRAN1. Laporan Sementara 2. Flowchart3. Foto Alat Praktikum4. Foto Langkah Kerja