sampah

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggal 12 Maret 2010 Unnes mendeklarasikan diri menjadi Universitas Konservasi. Sebagai Universitas Konservasi, Unnes bertekad untuk menerapkan prinsip-prinsip perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk mengawal kebijakan tersebut, dibentuk tim konservasi pada tahun 2009. Tim Konservasi bertugas menyusun rancangan dan blue print untuk mempersiapkan Unnes sebagai Universitas Konservasi. Keberadaan tim konservasi memiliki nilai penting karena Unnes memerlukan perancangan, pelaksanaan, dan pemantauan secara tersistematissi dalam hal pengembangan konservasi, baik fisik maupun nonfisik. Pada tahun 2010, tim konservasi dibentuk kembali sebagai upaya mewujudkan Unnes sebagai Universitas Konservasi. Tim ini memiliki tugas untuk mengembangkan beberapa kebijakan dann kegiatan dalam hal keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan tata kelola transportasi internal kampus, pengelolaan sampah, clean energy, paperless policy, konservasi seni dan budaya, serta penanganan kader konservasi. Bidang-bidang yang makin terspesialisasi dalam tim konservasi bertujuan untuk menangani bidang-bidang yang menjadi fokus pengembangan Unnes sebagai Universitas Konservasi. Awal dari pengelolaan limbah daun di Unnes yang diubah menjadi kompos itu diprakarsai oleh Mahapala dan Pramuka. Namun seiring dengan berjalannya waktu ada salah satu dosen geografi dengan konsentrasi pada geografi pertanian yang menjabat sebagai west manajemen. Maka ia menugaskan mahasiswanya untuk melakukan konservasi dengan memanfaatkan limbah yang ada di Unnes untuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Tim yang dibentuk untuk mengelola pembuatan kompos dirumah kompos ini awalnya hanya berjumlah 8 orang sehingga dinamankan “Tim Delapan”, dan sekarang menjadi “Tim Dua Puluh Lima”. Anggota tim yang bergabung untuk mengurusi di

Upload: nida-usanah

Post on 02-Jul-2015

142 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanggal 12 Maret 2010 Unnes mendeklarasikan diri menjadi Universitas Konservasi.

Sebagai Universitas Konservasi, Unnes bertekad untuk menerapkan prinsip-prinsip

perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alam

dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan dalam pelaksanaan Tri Dharma

Perguruan Tinggi. Untuk mengawal kebijakan tersebut, dibentuk tim konservasi pada

tahun 2009. Tim Konservasi bertugas menyusun rancangan dan blue print untuk

mempersiapkan Unnes sebagai Universitas Konservasi. Keberadaan tim konservasi

memiliki nilai penting karena Unnes memerlukan perancangan, pelaksanaan, dan

pemantauan secara tersistematissi dalam hal pengembangan konservasi, baik fisik

maupun nonfisik.

Pada tahun 2010, tim konservasi dibentuk kembali sebagai upaya mewujudkan Unnes

sebagai Universitas Konservasi. Tim ini memiliki tugas untuk mengembangkan beberapa

kebijakan dann kegiatan dalam hal keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan tata

kelola transportasi internal kampus, pengelolaan sampah, clean energy, paperless policy,

konservasi seni dan budaya, serta penanganan kader konservasi. Bidang-bidang yang

makin terspesialisasi dalam tim konservasi bertujuan untuk menangani bidang-bidang

yang menjadi fokus pengembangan Unnes sebagai Universitas Konservasi.

Awal dari pengelolaan limbah daun di Unnes yang diubah menjadi kompos itu

diprakarsai oleh Mahapala dan Pramuka. Namun seiring dengan berjalannya waktu ada

salah satu dosen geografi dengan konsentrasi pada geografi pertanian yang menjabat

sebagai west manajemen. Maka ia menugaskan mahasiswanya untuk melakukan

konservasi dengan memanfaatkan limbah yang ada di Unnes untuk dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk kompos.

Tim yang dibentuk untuk mengelola pembuatan kompos dirumah kompos ini

awalnya hanya berjumlah 8 orang sehingga dinamankan “Tim Delapan”, dan sekarang

menjadi “Tim Dua Puluh Lima”. Anggota tim yang bergabung untuk mengurusi di

Page 2: Sampah

rumah kompos ini terdiri dari para sukarelawan mahasiswa yang mau ikut berperan

sebagai kader konservasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah bedirinya Rumah kompos Unnes?

2. Apa visi misi serta fungsi dari Badan Konservasi Unnes?

3. Bagaimana struktur organisasi pada Rumah Kompos Unnes?

4. Bagaimana prosedur pembuatan kompos dan cara pendistribusian ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Melengkapi tugas pendidikan Lingkungan Hidup tentang Rumah Kompos Unnes

2. Mengetahui sejarah berdirinya Rumah Kompos Unnes.

3. Mengetahui tentang visi misi dan fungsi dari Badan Konservasi Unnes.

4. Mengetahui struktur organisasi pada Rumah Kompos Unnes.

5. Mengetahui Prosedur pembuatan kompos serta cara pendistribusiannya

D. Manfaat Penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan yang erat kaitannya dalam kajian Pemanfaatan sampah organik.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi pemerintah

Hasil penulisan ini dapat dijadikan pedoman maupun masukan bagi pemerintah

khususnya dalam menangani permasalahan sampah yang ada dalam lingkungan

masyarakat dapat dikelolaan dengan dijadikan pupuk kompos agar lebih

bermanfaat dan potensial .

b) Bagi masyarakat

Hasil penulisan ini dapat dijadikan himbauan kepada masyarakat akan pentingnya

memanfaatka sampah-sampah (organik) untuk dijadikan pupuk yang akan

memberikan peluang bagi masyarakat sendiri .

Page 3: Sampah

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH BADAN PENGEMBANG KONSERVASI UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG

Tanggal 12 Maret 2010 Unnes mendeklarasikan diri menjadi Universitas

Konservasi. Sebagai Universitas Konservasi, Unnes bertekad untuk menerapkan prinsip-

prinsip perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya

alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan dalam pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi. Untuk mengawal kebijakan tersebut, dibentuk tim konservasi

pada tahun 2009. Tim Konservasi bertugas menyusun rancangan dan blue print untuk

mempersiapkan Unnes sebagai Universitas Konservasi. Keberadaan tim konservasi

memiliki nilai penting karena Unnes memerlukan perancangan, pelaksanaan, dan

pemantauan secara tersistematissi dalam hal pengembangan konservasi, baik fisik

maupun nonfisik.

Pada tahun 2010, tim konservasi dibentuk kembali sebagai upaya mewujudkan

Unnes sebagai Universitas Konservasi. Tim ini memiliki tugas untuk mengembangkan

beberapa kebijakan dann kegiatan dalam hal keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan

tata kelola transportasi internal kampus, pengelolaan sampah, clean energy, paperless

policy, konservasi seni dan budaya, serta penanganan kader konservasi. Bidang-bidang

yang makin terspesialisasi dalam tim konservasi bertujuan untuk menangani bidang-

bidang yang menjadi fokus pengembangan Unnes sebagai Universitas Konservasi.

Pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 8 tahun 2011 tentang Statuta Universitas Negeri Semarang, visi Unnes

sebagai Universitas Konservasi kian Tegas. Sejak saat itu Unnes memiliki visi “menjadi

universitas konservasi bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada

tahun 2020”. Hal ini kian meneguhkan posisi penting Badan Pengembang Universitas

Konservasi sebagai badan yang berperan penting untuk mewujudkan visi Unnes. Sejak

saat itu, Tim Konservasi pada tahun 2011 menjadi Badan Pengembangan Universitas

Page 4: Sampah

Konservasi berdasarkan SK Rektor Unnes Nomor 35/P/2011. Badan Pengembangan

Konservasi UNNES merupakan salah satu Badan yang ada di UNNES, dan mempunyai

tugas untuk mengembangkan nilai-nilai konservasi di lingkungan UNNES dan

sekitarnya.

Badan Pengembangan Konservasi UNNES memiliki 7 divisi yaitu :

1. Divisi Keanekaragaman Hayati

2. Divisi Arsitektur Hijau & Transportasi Internal

3. Divisi Pengelolaan Limbah

4. Divisi Energi Bersih

5. Divisi Kebijakan Nir Kertas

6. Divisi Etika Seni dan Budaya

7. Divisi Kader Konservasi

Pemrakarsa:

1. Prof.Dr. Sudijono Sastroatmodjo M.Si. (Rektor Unnes 2007 – 2013)

2. Ali Formen S.Pd.,M.Ed (Staf Ahli PR I)

3. Dr. Margareta Rahayuningsih, S.Si, M.Si (Ka Bangvasi 2011 – 2013)

4. Drs. Nugroho Edi Kartijono M.Si (Biologi)

Ketua Badan : Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati M.Si.

Divisi Keanekaragaman Hayati

5. Ketua : Ir. Nur Rahayu Utami M.Si

6. Ad hoc 1 : Dra. Ely Rusyatmi, M.Si

7. Ad hoc 2 : Syamsul Arifin, S,Si

8. Ad hoc 3 : Dr. Ir. Ananto Aji M.S.

Divisi Arsitektur Hijau & Transportasi Internal

Ketua : Teguh Prihanto, ST, MT

Ad hoc 1 : Lulut Indrianingrum, ST, MT

Page 5: Sampah

Ad hoc 2 : Dimas Wicaksono, ST, M.Eng

Divisi Pengelolaan Limbah

Ketua : Muh. Sholeh S.Pd., M.Pd.

Ad hoc 1 : Syaiful Amin S.pd., M. Pd.

Ad hoc 2 : Rudatin Windraswara S.T., M.Sc

Divisi Energi Bersih

Ketua : Drs. Said Sunardiyo, MT

Ad hoc : Ubaidillah Syiroj

Divisi Kebijakan Nir Kertas

Ketua : Tsabit Azinar Ahmad, S.Pd., M.Pd.

Ad hoc : Arief Arfriandi S.T. M.Eng.

Divisi Etika Seni dan Budaya

Ketua : Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum.

Ad hoc : Asep Purwo Yudi Utomo S.Pd., M.Pd

Divisi Kader Konservasi

Ketua : Drs. Kusmuriyanto, M.Si.

Ad hoc : Baidhowi S.Ag., M.Ag.

Kesekretariatan:

Ikhwan Budi Laksono, S.Kom

Yuniawan Prima Nanda

Eli Dwi Astuti, S.Si

Page 6: Sampah

B. VISI - MISI - FUNGSI BADAN KONSERVASI UNNES

VISI BADAN PENGEMBANG KONSERVASI

“Menjadi Badan yang mengembangkan tatakelola kampus berbasis konservasi”

MISI BADAN PENGEMBANG KONSERVASI

1. Melaksanakan pendidikan dan pendampingan bagi civitas akademika untuk mewujudkan

visi Universitas Konservasi yang berbudaya

2. Mengembangkan penelitian berbasis konservasi di Universitas Negeri Semarang

3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat sebagai upaya pemecahan permasalahan

lingkingan pada tingkat lokal dan global

4. Melakukan kerjasama dengan berbagai institusi dalam pengembangan program-program

berbasis konservasi

FUNGSI

1. Merancang dan merumuskan standar pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya alam,

sosial, seni dan budaya di Universitas Negeri Semarang

2. Melaksanakan kegiatan penelitian, pendidikan dan pengabdian dalam bidang konservasi di

Universitas Negeri Semarang

3. Melakukan pembinaan dan pemberdayaan civitas akademika sebagai insan yang peduli

terhadap pelestarian lingkungan, seni dan budaya

4. Melakukan pemantauan aktivitas konservasi, pelestarian lingkungan fisik maupun sosial

yang dilakukan di Universitas Negeri Semarang

5. Menjalin kerjasama dengan berbagai instansi/lembaga terkait konservasi dan pelestarian

lingkungan

6. Melakukan sosialisasi dan publikasi program, dan aktivitas konservasi di Universitas

Negeri Semarang

Page 7: Sampah

C. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH KOMPOS UNNES

Page 8: Sampah

D. PROSES PEMBUATAN KOMPOS DAN CARA PENDISTRIBUSIAN

1. Menyiapkan bahan-bahan seperti limbah daun, pupuk kandang, air serta EM4. Untuk

limbah daun diutamakan adalah daun hijau namun jika agak kecoklatan tidak apa-apa.

Pengambilan sampah daun yaitu menggunakan sistem pesan jadi tidak tahu sampah itu

dari fakultas mana. Dari pihak rumah kompos hanya perlu memesan berapa jumlah

limbah daun yang dibutukan untuk proses pembuatan kompos kepada ketua klining

Unnes.

2. Sortir limbah yang telah disiapkan tersebut dari limbah anorganik, ranting daun dll

dengan menggunakan alat pencacah. Proses pencacahan dilakukan untuk memperkecil

ukuran dari limbah daun tersebut, memisahkan dari limbah anorganik serta melindungi

mesin itu sendiri.

3. Campurkan bahan-bahan yang telah disiapkan diatas kedalam bak yang telah disiapkan.

Bahan tersebut seperti cacahan limbah daun dan pupuk kompos dengan perbandingan

2:3, dimana 2 untuk pupuk kandang sedangkan 3 untuk limbah daun. Setelah itu larutkan

cairan 2 tutup botol EM4 kedalam 4 liter air diember. Digunakannya EM4 dalam

pembuatan pupuk kompos ini untuk menguraikan daripada pupuk kandang serta limbah

daun tersebut. EM4 itu sendiri terdiri dari mikrobakterium yaitu bakteri-bakteri yang

bertugas untuk menguraikan pupuk kandang dan limbah daun.

4. Kemudian cipratkan larutan air yang telah dicampur dengan EM4 secara merata ke bak

yang berisi campuran pupuk kandang dan limbah daun tersebut. Dalam pemberian larutan

EM4 tidak boleh terlalu basah dan tidak pula terlalu kering, jadi hanya sampai campuran

pupuk kandang dan limbah daun itu lembab.

5. Kemudian disimpan didalam bak-bak yang telah disediakan selama 2 minggu, dan setiap

2 minggu sekali campuran tersebut diberi larutan EM4 secara merata sampai campuran

tersebut terasa lembab. Kemudian dihari ke-13 itu sudah tidak diberikan larutan Em4 lagi

karena untuk persiapan proses pemanenan.

Proses pemanenan disini memiliki definisi yaitu mengambil kompos yang benar-benar telah

dapat dimanfaatkan.

6. Setelah itu kompos yang telah jadi diayak untuk mendapatkan kompos yang berkualitas.

Ciri dari kompos yang baik yaitu tidak menggumpal, menyerupai tanah, tidak berbau dan

berwarna hitam.

Page 9: Sampah

7. Dan proses terakhir yaitu packing, dimana 1 bungkus berisi 3 kg kompos.

Adapun Cara pendistribusi penjualan kompos tersebut masih sebatas untuk menyediakan

kompos untuk Unnes sendiri dan kebanyakan konsumennya adalah dari kalangan dosen

Unnes, masyarakat disekitar Unnes dan mahapala.

Distribusi penjualan kompos ini dirasa kurang luas jangkauannya karena berdirinya

rumbah kompos ini hanya sebatas didirikan untuk tujuan pendidikan para mahasiswa Unnes

bukan sebagai suatu unit usaha. Dulu pernah distribusi keluar namun terhambat mengenai

stock tidak mencukupi.

Kelebihan kompos ini dengan kompos kimia yaitu lebih ramah terhadap lingkungan

karena pupuk kompos itu lebih konsisten, jika kita menggunakan pupuk kimia terus-menerus

malah akan merusak dan membuat mati tanaman yang kita beri pupuk kimia tersebut.

Berbeda dengan jika diberikan pupuk kompos organik, tanaman tersebut akan tumbuh subur

karena sifatnya yang ramah terhadap lingkungan.

Kendala dari rumah kompos yaitu kurangnya SDM, karena secara teknik anggota tim

terdiri dari para sukarelawan, dan yang bertugas setiap hari untuk mengolah sampah tersebut

menjadi kompos itu hanya 1 orang yaitu Pak Budi sedang para sukarelawan hanya ikut

membantu.

Page 10: Sampah

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai Rumah Kompos Unnes dapat

disimpulkan bahwa dalam rangka menjalankan Unnes konservasi salah satuya

konservasi lingkungan yaitu ddengan didirikannya Rumah kompos Unnes tersebut.

Hal ini dimaksudkan agar sampah-sampah yang sejatinya barang yang tidak berguna

dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi tanaman, disisi

lain meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar

memiliki keterampilan dan kecakapan sehingga mampu menjaga lingkungan dan

melestarikannya.

A. Saran

Saran-saran yang dapat kami anjurkan antara lain :

1) Kepada Masyarakat

Hendaknya masyarakat menyadari bahwa menjaga dan melestarikan lingkungan

hidup adalah tanggungjawab bersama, dalam hal ini masyarakat harus mampu

menanfaatkan sumberdaya alam dengan sebaik-baiknya seperti halnya mampu

membuat pupuk kompos sendiri

2) Kepada Pemerintah

Pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada para masyarakat mengenai

pentingnya pemanfaatan sumberdaya alam yang dirasa tidak penting lagi

(sampah) agar dimanfaatkan untuk lebih potensial.

3) Kepada Mahasiswa

Mahasiswa harus melaksanakan tri dharma perguruan tinggi yaitu mengabdi

kepada masyarakat.Kaitannya dengan aspek ini mahasiswa diharapkan

mempunyai keterampilan dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang

tidak terpakai lagi (sampah).