sambutan men lhk_kuliah umum riau_ crea 25 maret 2015_format a5

21
SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA SEMINAR NASIONAL SOLUSI TUNTAS KABUT ASAP DAN KARHUTLA DI PROVINSI RIAU 2015 DI UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 28 MARET 2015 Yang Terhormat, 1. Bapak Rektor UNRI 2. Bapak/Ibu Wakil Rektor UNRI 3. Bapak/Ibu Dekan dan Dosen lingkup UNRI 4. Bapak/Ibu Undangan yang berbahagia 5. Adik-Adik Mahasiswa UNRI yang kami cintai Assalamualaikum Wr.Wb Salam sejahtera bagi kita semua 1

Upload: fadila-aftriani

Post on 16-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

SAMBUTANMENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PADA SEMINAR NASIONAL SOLUSI TUNTAS KABUT ASAP DAN KARHUTLA DI PROVINSI RIAU

2015DI UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU, 28 MARET 2015

Yang Terhormat,1. Bapak Rektor UNRI2. Bapak/Ibu Wakil Rektor UNRI3. Bapak/Ibu Dekan dan Dosen lingkup UNRI4. Bapak/Ibu Undangan yang berbahagia5. Adik-Adik Mahasiswa UNRI yang kami

cintai

Assalamualaikum Wr.WbSalam sejahtera bagi kita semua

1. Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya maka kita dapat

1

Page 2: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

berkumpul bersama pada acara seminar nasional “SOLUSI TUNTAS KABUT ASAP DAN KARHUTLA DI PROVINSI RIAU 2015” di Universitas

Riau.

2. Allhamdulillah..... kebakaran hutan dan lahan di awal tahu ini menurun. Hotspot kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia mulai tanggal 1 Januari s.d. 23 Maret 2015 sebanyak 1.461 titik. Pada periode yang sama (Januari s.d. Maret 2014) jumlah hotspot di Indonesia sebanyak 6.763 titik. Berarti terdapat penurunan jumlah hotspot yang signifikan pada tahun ini. Begitu pula untuk provinsi terawan kebakaran hutan seperti Provinsi Riau juga mengalami penurunan signifikan (jumlah hotspot 1 Januari s.d. 23 Maret 2015 adalah 466 titik, sedangkan periode Januari s.d. Maret 2014 adalah 2.621 titik). Khusus untuk daerah Riau, bahwa pada tanggal 16 Februari 2014 tahun yang lalu, di kota Pekanbaru telah tercium bau asap dan bahkan beberapa penerbangan terpaksa ditunda, akibat kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, saya atas nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2

Page 3: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

Republik Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Riau dan Bupati/Walikota se- Riau, dan pimpinan TNI/POLRI beserta jajarannya serta seluruh pimpinan perusahaan dan seluruh masyarakat Riau yang telah dapat menekan jumlah hotspot dan kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.

3. Namun demikian, kami tetap mengingatkan, agar kita semua tidak boleh lengah dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan prediksi BMKG, sampai dengan bulan Juni 2015 kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi el nino lemah, yang artinya bahwa intensitas dan frekwensi hujan di Indonesia lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, oleh karena itu saya harapkan kepada kita semua terutama semua yang hadir pada kesempatan rapat ini untuk selalu waspada akan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta merapatkan dan

3

Page 4: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

mensinergikan upaya-upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

4. Bapak Presiden RI pada Rapat Terbatas Kebakaran Hutan dan Lahan di Bandara Pekanbaru Rabu 26 November 2014 dan Pada Rapat Kabinet terbatas pada tanggal 2 Januari 2015 di Istana Negara serta Briefing Pengendalian Kebakaran Hutan di Daops Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 21 Januari 2015, menekankan kembali bahwa:

a. Penyebab dan akar permasalahan kebakaran hutan dan lahan adalah 99% karena ulah manusia, bahkan para akademisi, praktisi, jajaran birokrasi, lembaga riset maupun lembaga swadaya masyarakat, termasuk semua yang hadir disini, sudah memahami dan mengetahui hal tersebut.

b. Kebakaran hutan dan lahan harusnya dapat dicegah sehingga persoalan lingkungan dan kehutanan akibat bencana asap baik di dalam negeri maupun yang melintas batas negara

4

Page 5: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

tidak terjadi lagi. Presiden mengingatkan untuk menangani dan menyelesaikan kasus kebakaran hutan dan lahan harus terus bekerja dengan serius dan memiliki target dan bukan hanya rutinitas saja karena apabila hanya bersifat rutinitas tidak akan pernah terselesaikan.

c. Banyak organisasi yang dibentuk untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan, namun kenapa persoalan ini tidak bisa diatasi, padahal sistem monitoring dan perangkat sudah ada. Presiden melihat hal ini sebagai suatu hal yang penyelesaiannya tergantung pada ada atau tidaknya niat dan kemauan, untuk menyelesaikan masalah dan menyatukan “niat dan komitmen” para pihak dalam menyelesaikan masalah kebakaran hutan dan lahan sehingga tindakan yang dihasilkan serius dan tidak terkesan basa basi.

d. Kejadian kebakaran hutan dan lahan, telah membuat citra Indonesia di dunia Internasional tidak baik, terutama masalah asap lintas batas yang

5

Page 6: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

seringkali menyebar ke negara tetangga. Hal ini selalu menjadi pembicaraan pada forum - forum Internasional seperti ASEAN Summit, APEC, G20, dan sebagainya, sehingga Pemerintah kita terkesan melakukan pembiaran.

e. Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan Presiden menginstruksikan agar :

Harus ada niat dan kemauan kuat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan secara bersama-sama.

Mengutamakan tindakan pencegahan pada penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Terus melakukan pemantauan terhadap daerah rawan kebakaran seperti Jambi, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera Selatan.

Harus selalu melakukan monitoring hotspot dan pengecekan lapangan.

Saat ada kebakaran segera lakukan pemadaman jangan menunggu sampai api menjadi besar.

6

Page 7: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

Masyarakat dan perusahaan harus segera menginformasikan kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Meningkatkan koordinasi antara stake holders terkait pengendalian kebakaran hutan.

Melakukan tindakan tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan dengan menerapkan sistem reward and punishment dalam menangani kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan pelaku akan jera dan tidak akan melakukan hal yang sama (shock terapi).

Untuk daerah bergambut yang telah dibangun kanal, agar membuat sekat kanal (canal blocking) dan membuat bendungan kecil di daerah gambut (bisa pakai kayu) untuk membasahi gambut dan dapat berfungsi sebagai cadangan air pada musim kemarau. Para stake holders agar melatih masyarakat untuk membuat sekat kanal gambut.

7

Page 8: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

5. Terkait dengan pembuatan sekat kanal (canal blocking), Bapak Presiden telah memberikan sumbangan kepada masyarakat di Desa Sei Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti untuk membuat sekat kanal tersebut, dan pekerjaan tersebut telah diselesaikan dengan baik.

Berdasarkan pemantauan Dr. Haris pakar dari Universitas Riau, dampak atas dibuatnya sekat kanal adalah :a. Membasahi gambut di sekitarnya

sehingga tanaman sagu menjadi segar dan daun sagu berwarna hijau kehitaman. Disamping itu, dengan kondisi gambut yang basah kemungkinan terjadinya kebakaran sangat kecil.

b. Menyediakan cukup air untuk pemadaman bilamana terjadi kebakaran hutan dan lahan

c. Menghambat intrusi air laut dengan indikasi tanaman-tanaman yang dari air asin tersebut mati.

8

Page 9: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

d. Kadar salinitas air berkurang, sehingga kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari masyarakat menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

e. Potensi untuk perikanan mulai nampak, karena ditemukannya ikan air tawar di sekitarnya yang selama ini menghilang.

f. Unsur hara yang ada mulai terbangun, tentunya hal ini akan meningkatkan hasil kebun.

6. Mengingat pembuatan sekat kanal (canal blocking) sangat bermanfaat, maka kegiatan tersebut akan terus dilanjutkan dengan dukungan dari BNPB melalui program pembuatan 1.000 sekat kanal di Provinsi Riau. Merespon bantuan BNPB tersebut, Bupati Meranti mengajukan kembali pembuatan sekat kanal di 128 lokasi, dan Bupati Indragiri Hilir sebanyak 41 lokasi. Kabupaten-kabupaten lain akan menyusul pengajuannya.

9

Page 10: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

7. Selanjutnya terkait dengan pengelolaan hutan, Pemerintah telah memberikan  kepercayaan kepada pemegang ijin usaha bidang kehutanan yakni IUPHH/HA/HT.  Berdasarkan pasal 70, PP No 3/2008 tentang Perubahan atas PP Nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, setiap pemegang ijin usaha pemanfaatan hutan melakukan kegiatan dan memperoleh manfaat dari hasil usahanya, sesuai dengan ijin yang diperolehnya. Para pemegang ijin harus bertanggung jawab  atas kepercayaan tersebut dan untuk itu pemenuhan kewajiban-kewajibannya harus disikapi dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan benar sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Berkenaan dengan dampak positif adanya sekat kanal, maka saya menginstruksikan kepada perusahaan yang wilayah kerjanya merupakan wilayah bergambut :

10

Page 11: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

a. Perusahaan yang belum membuat kanal di dalam wilayah agar tidak membuat kanal, apabila terpaksa membuat kanal agar konsultasi dengan ahlinya.

b. Perusahaan yang sudah terlanjur membuat kanal agar dibuat sekat kanal yang sekaligus dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan namun tanaman yang diusahakan dapat tetap hidup dengan baik.

8. Tugas dan tanggung jawab penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dimulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah Pusat. Bila terjadi kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama diwilayahnya. Bila tingkat Kabupaten/Kota sudah tidak mampu maka Pemerintah Provinsi harus membantu. Dan Pemerintah Pusat membantu Pemerintah Provinsi bila telah masuk keadaan ekstrem/bencana yang

11

Page 12: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

mana Pemerintah Provinsi tidak mampu menanggulangi.

9. Bagaimana posisi Pemerintah saat ini perlu kita ketahui bersama, dimana masyarakat memberikan kepercayaan yang tinggi kepada Presiden dan untuk itu, maka tidak ada pilihan bagi Pemerintah saat ini kecuali memberikan kebijakan publik yang baik dan kuat dengan keberpihakan kepada masyarakat. Artinya, pemerintah harus berperan sebagai simpul kepentingan berbagai elemen masyarakat termasuk dunia usaha.  Kebijakan publik bukanlah memperhadapkan antara masyarakat dan individu warga negara dengan pengusaha. Tidak ada kebijakan publik yang seperti itu. Kebijakan publik pada hakekatnya untuk semua  dan perlu dicari keseimbangannya. Kebijakan yang diberikan bagi kepentingan dunia usaha, didalamnya build in  atau terbangun pemenuhan kepentingan rakyat yaitu untuk kesejahteraan melalui kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi,

12

Page 13: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

pendapatan rakyat dan bahkan lingkungan yang sehat.  Untuk itulah, maka pada era pemerintahan yang sekarang bobot keberpihakan dimaksud akan lebih menonjol. Kita perlu mempersiapkan diri untuk itu semua, dan dengan demikian yang penting ialah  interaksi dan keterbukaan antar semua pelaku atau stakeholders. Sehingga dengan informasi yang cukup maka akan dapat diperoleh kebijakan yang tepat.  Lebih lanjut dari itu, sebagai kelangsungan dari sistem kerja dan cara-cara pemerintah menangani permasalahan masyarakat, maka aspek penegakan hukum kemudian menjadi instrumen penting juga, yang saya minta ini bisa kita pahami bersama untuk kepentingan bersama.

10. Dimensi penegakan hukum mau tidak mau akan menjadi  bagian dari fokus kerja sektor SDA, bukan hanya kehutanan. Kita sudah saksikan sebagian tentang hal ini  seperti di Kementerian Kelautan  dan Perikanan serta

13

Page 14: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.  Secara faktual masyarakat menyaksikan yang terjadi di sekitarnya dan  berbagai hal yang disaksikan dalam bentuk kasus-kasus tersebut pada saat ini dilaporkan secara langsung kepada pemerintah, kepada Presiden, Wapres, Sesneg,  Seskab, juga kepada Menteri sesuai dengan relevansi persoalannya.  Dengan pengaduan itu dilakukan cross check ke lapangan   untuk melihat kebenaran materi pengaduan dan identifikasi secara tepat  tentang  permasalahan yang ada sesungguhnya.  

11. Dalam   penyelesaian masalah - masalah tersebut, saya mengharapkan adanya koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas upaya dari  para penegak hukum dari unsur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan. Upaya tersebut meliputi pembinaan, supervisi dan pengawasan, intelijensi, penyelidikan, dan penindakan terhadap pelanggar hingga aktor

14

Page 15: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

intelektual. Semua unsur kita harapkan bekerja secara profesional, menerapkan multidoors systems tanpa pandang bulu tidak ada toleransi pembiaran oleh negara. Hal ini sudah ditegaskan berkali-kali oleh Bapak Presiden pada beberapa Rapat Kabinet Kerja.

12. Begitupun dalam upaya pencegahan lainnya, saya meminta kepada perusahaan juga untuk memberikan perhatian sungguh-sungguh  untuk pemantauan titik-titik api di wilayahnya yang harus segera dipadamkan ketika api masih kecil. Untuk itu setiap perusahaan  betul-betul harus memenuhi kewajiban memiliki SDM serta perangkat peralatan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan yang cukup.  Pemerintah melalui para petugas di lapangan  akan memberikan dukungan pembinaan sesuai kebutuhan.  

13. Apabila terdapat konflik antara perusahaan dan masyarakat terhadap

15

Page 16: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

wilayah konsesi perusahaan,  maka Perusahaan tetap harus melakukan pemantauan terhadap aktivitas masyarakat yang potensial menyebabkan kebakaran. Terkait konflik ini agar perusahaan berusaha menggandeng masyarakat dalam penyelesaiannya sesegera mungkin; namun bila ada kesulitan dapat dibicarakan kepada Pemda dan Kementerian/UPT untuk  kita bisa atasi bersama.

14. Akhirnya, saya menegaskan kembali bahwa Pemerintah melalui Kabinet Kerja saat ini diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik, untuk itu kesempatan ini harus diambil dan dimanfaatkan agar lingkungan kita tidak mengalami kehancuran. Bapak Presiden berkomitmen akan mengikuti secara terus menerus perkembangan kebakaran hutan dan lahan serta secara berkala akan berkunjung ke lapangan.

Menteri Lingkungan 16

Page 17: Sambutan Men LHK_Kuliah Umum Riau_ Crea 25 Maret 2015_format A5

Hidup dan Kehutanan,

Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc.

17