sabtu, 29 januari 2011 | media indonesia asing diminta ben ... · dengan gibbs yang dinilai para...

1
J AMES ‘Jay’ Carney, 45, dulu menggeluti profesi yang membuat orang iri di bidang media di Washington, Amerika Serikat (AS). Dia menjadi kepala biro dari ‘dedengkot’ jurnalisme Amerika, majalah Time. Tidak lama lagi, dia akan menjabat posisi yang sangat membutuhkan kehati-hatian di AS. Carney menjadi juru bicara Gedung Putih. Pergantian profesi dari seorang reporter menjadi juru bicara bukan hal biasa. Namun, perubahan profesi dari reporter menjadi juru bicara lembaga yang paling disorot di muka bumi ini untuk dua tahun pasti membutuhkan prestasi yang tinggi. Pada 2008 lalu, Carney memimpin tim reporter Time meliput kampanye pilpres AS, Barack Obama. Sebelum menjabat posisi barunya ini, Carney bekerja sebagai juru bicara Wakil Presiden Joe Biden sejak pilpres AS berakhir. Sejak menjabat posisi itu, dia langsung mendapat perhatian dari korps jurnalis dan orang-orang di pemerintahan Obama. Ketika juru bicara Gedung Putih saat itu, Robert Gibbs, mengumumkan akan meninggalkan posisinya, Carney dinilai sebagai calon pengganti potensial. Tersebar kabar bahwa Biden merekomendasikan Carney kepada Obama karena terkesan dengan kinerjanya. Carney sangat berbeda dengan Gibbs yang dinilai para jurnalis sebagai ‘telinga’ Obama dan komentarnya selalu sejalan dengan Obama. Selain itu, Gibbs adalah penasihat sekaligus teman dekat Obama sejak masih menjadi senator dari Illinois. Sedangkan Carney bukan siapa-siapanya. Ini menjadi tantangan besar bagi Carney. Sebelumnya, William ‘Bill’ Daley yang juga bukan orang dekat Obama dipilih menjabat Kepala Staf Gedung Putih pada Kamis (6/1) lalu. Paham perannya Carney mempelajari Rusia dan Eropa di Yale University pada 1987 sebelum menjadi reporter di Miami Herald. Kemudian dia bergabung dengan majalah Time pada 1988 dan dua tahun kemudian dia pindah ke Rusia sebagai koresponden. Pada 1993 dia ditugaskan ke Gedung Putih dan meliput setiap kebijakan pemerintahan Bill Clinton. Dia adalah salah satu reporter yang meliput kegiatan Presiden George W Bush di atas pesawat Air Force One pada 11 September 2001. Pada 2005 dia dipromosikan menjadi kepala biro majalah Time. Sambil bekerja, dia juga menjadi komentator televisi. Pengalaman tersebut membuatnya paham peran- nya di Gedung Putih nanti. Pada 2008 lalu, Carney pernah mengatakan ingin mencoba tantangan baru. Sayangnya, dia memilih tantangan yang kurang menguntungkan. Karena bayarannya sebagai jubir jauh di bawah gaji kepala biro majalah Time. (Yan/AP/I-3) MAYA PUSPITA SARI P ALESTINA meminta pemerintah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis untuk memeriksa tiga warga negara mereka terkait dengan pembo- coran secara masif dokumen rahasia milik pemerintah Pales- tina oleh stasiun televisi Al Jazeera beberapa hari terakhir. Juru runding pemerintah Pa- lestina Saeb Erekat menyatakan ketiga orang yang dimaksud adalah mantan anggota inteli- jen Inggris, pegawai Al Jazeera berkewarganegaraan AS, dan seorang warga Prancis. Erekat yang namanya berka- li-kali disebut dalam dokumen rahasia itu mengungkapkan, ia dan otoritas Palestina tidak ber- maksud menuduh, tapi ingin memastikan ketiganya hadir memenuhi panggilan komite penyelidikan. Pekan ini, Al Jazeera merilis ratusan dokumen menghe- bohkan yang menguak proses negosiasi antara pemerintah Palestina dan Israel yang su- dah berlangsung selama satu dekade terakhir. Stasiun satelit yang berbasis di Qatar itu menuding pemerin- tahan Presiden Mahmoud Ab- bas secara diam-diam membuat konsensus terbesar sepanjang sejarah konik Palestina dan Israel. Beberapa di antaranya adalah Palestina pernah me- nawarkan Yerusalem kepada Israel dan mengemukakan ide pembentukan satu negara untuk menyelesaikan konik kedua negara. Mayoritas dokumen meng- ungkap pembicaraan antara Abbas dan pemimpin Israel ketika itu, Ehud Olmert, pada 2008. Negosiasi keduanya ter- henti selama tiga pekan saat terjadi perang antara Israel dan Hamas di Gaza, serta disusul terungkapnya kasus korupsi yang membuat Olmert lengser dari jabatannya. Abbas dan sejumlah pejabat Palestina mengatakan mereka telah menjadi korban kampa- nye hitam pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bocoran dokumen itu se- makin memperuncing rivalitas politik antara Abbas dan faksi Hamas yang berhasil merebut wilayah Jalur Gaza dari tangan pemerintah pada 2007. Situasi itu tidak ayal membuat kondisi dalam negeri Palestina mema- nas. Kedua massa pendukung merespons dengan menggelar berbagai aksi unjuk rasa. Pada Rabu (26/1), ribuan orang pendukung Hamas di Jalur Gaza menggelar unjuk rasa dengan membakar poster Abbas dan menudingnya se- bagai seorang pengkhianat. Keesokan harinya, ratusan demonstran membakar foto Abbas dan mengelu-elukan gambar pemimpin Qatar yang mendonori Al Jazeera. “Para pengkhianat itu dan siapa pun yang telah menjual hak-hak kami harus diseret ke muka hukum,” tukas Salah Bardawil, anggota parlemen Hamas kepada massa yang memadati Gaza City. Sementara itu, di Tepi Barat, ribuan pendukung faksi Fatah berunjuk rasa memprotes tin- dakan Al Jazeera dan menegas- kan dukungan mereka kepada pemerintahan Abbas. Dalam aksi tersebut, massa memba- kari foto dua tokoh petinggi Hamas. Pemerintah Palestina men- duga kuat dokumen-dokumen itu berasal dari seorang yang bekerja di unit pendukung ne- gosiasi, departemen pemerin- tah yang dikepalai Erekat. Erekat menyatakan penye- lidikan terhadap kasus ini masih terus dilakukan aparatur terkait. Ia mengaku telah men- coba menghubungi pegawai Al Jazeera asal AS, tapi selalu gagal. (AP/I-3) [email protected] I NTER NASIONAL KABINET baru pemerintahan sementara Tunisia resmi diu- mumkan Perdana Menteri Tu- nisia Mohammed Ghannouchi, kemarin. Susunan 12 menteri baru mengisi kabinet pemerin- tahan Tunisia sambil menanti pemilu yang akan diselengga- rakan sekitar 6-7 bulan menda- tang. Ghannouchi menjanjikan pemilu akan berlangsung jujur dan transparan sesuai dengan keinginan rakyat Tunisia. Dari 12 menteri baru, tiga menteri di antaranya yang ditunjuk Ghannouchi berasal dari kelompok independen. Ketiganya menggantikan tiga kementerian sebelumnya yang dijabat anggota partai berkuasa pimpinan mantan Presiden Ben Ali. Tiga menteri itu adalah Farhat Rajhi sebagai menteri dalam negeri, Abdelkrim Zbidi sebagai menteri pertahanan, dan Ahmed Ounaies untuk posisi menteri luar negeri. Ghannouchi menjanjikan pe- merintah baru ini akan melaku- kan reformasi politik, sosial, dan hukum. Ia pun menjanjikan kabinet baru akan membawa Tunisia ke kondisi demokrasi yang bebas dari keterlibatan rezim Ben Ali. “Kabinet baru akan mem- perbaiki semua sektor dan kehidupan Tunisia, mereka akan bekerja keras. Beberapa reformasi akan dilakukan se- perti Undang-Undang tentang Pemilu, UU Antiteroris, dan UU Kebebasan Pers,” ujar Ghan- nouchi. Ia pun mendesak massa untuk menghentikan tindakan anarkistis yang dapat meng- hambat kerja kabinet baru. Kendati kabinet baru resmi dibentuk dan bekerja, para demonstran dan kelompok opo- sisi masih menuntut penurunan Ghannouchi dari pemerintahan Tunisia. Selama ini Ghannouchi dinilai sebagai pendukung Ben Ali. “Selama ini ia tidak pernah menentang praktik korupsi di rezim Ben Ali. Harusnya dia juga turun. Kami kaget melihatnya mengumumkan kabinet baru,” kata seorang demonstran, Mohhamed Fadel. Saat menanggapi pemben- tukan kabinet baru ini, serikat pekerja Tunisia (UGTT) me- nyambutnya dengan senang. Namun, UGTT menolak untuk bergabung dalam pemerintahan baru tersebut. Mereka memilih untuk tetap menjadi kelompok oposisi di luar pemerintah. (*/ Reuters/BBC/I-4) Ribuan orang yang mendukung Hamas berunjuk rasa dengan membakar poster Presiden Mahmoud Abbas. Asing Diminta Usut Kebocoran Sekutu Ben Ali Dipecat Si Pemburu Menjadi Pengawas PADA hari kedua pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Da- vos, Swiss, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono me- nyampaikan pidato mengenai pembangunan berkelanjutan. Pada acara yang digelar di Zentrum Congress Plenary Hall pukul 09.00 waktu setem- pat atau pukul 15.00 WIB itu, SBY menyajikan pidato ber- tema Bagaimana pembangunan berkelanjutan menjadi pendorong pertumbuhan inklusif?. Dalam pidatonya, SBY me- ngatakan dunia masih meng- hadapi ketidakpastian dalam sektor ekonomi. Dunia te- ngah berusaha memulihkan ekonomi pascakrisis. Krisis juga masih berlanjut dengan isu utang di Eropa, defisit bujet, restrukturisasi sektor keuangan, dan upaya mem- buka lapangan kerja. Menurut SBY, kondisi terse- but dapat membuat tekanan domestik pada sebuah negara yang mendorong melakukan proteksionisme. “Terlebih lagi kita sedang menghadapi ke- naikan harga makanan dan minyak bumi.” SBY juga menegaskan bahwa kenaikan harga makanan yang tinggi tidak hanya menyebab- kan inasi. “Tetapi juga kemiskinan dan kelaparan yang menyebabkan kekacauan sosial dan poli- tik.” Terkait dengan peningka- tan penduduk dunia, SBY mengatakan populasinya mendekati 7 miliar jiwa dan akan mendekati 9 miliar jiwa. Dengan begitu besar jumlah penduduk dunia, ketersediaan makanan, energi, air, dan sum- ber alam akan terus berkurang. Namun, SBY yakin dengan kerja sama global, berbagai masalah yang dihadapi dunia akan bisa diatasi. Selain SBY, sejumlah presi- den juga dijadwalkan berbi- cara di depan forum. Presiden Meksiko Felipe Calderon, Pres- iden Finlandia Tarja Halonen, dan Presiden Afrika Selatan Jacob G Zuma juga mendapat kesempatan menyampaikan opini mereka. (Drd/Reuters/ Bernama/I-4) Harga Pangan Bisa Picu Kekacauan AP Mohammed Ghannouchi PM sementara Tunisia PA Fo vo B ny pe Z H p SB te be pe ng ha se n ek ju is bu ke bu bu d ya pr ki n Foto A 137 x 191 SABTU, 29 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA 9 KA se m ni ke ba ta pe ra ta pe da ke m di da Ke ke di pi A Fa da se da po m ka da ka Tu ya re pe ke ak re pe Pe Ke no un an ha di de sis Gh Tu di A m di di m ka de Fa tu pe ny N be ba un op Re M PM BAKAR POSTER: Aktivis Hamas Palestina membakar poster bergambar Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kota Gaza, Palestina, Kamis (27/1). JURU BICARA GEDUNG PUTIH: Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dengan juru bicara Gedung Putih Jay Carney (kiri) di dalam pesawat Air Force One, beberapa waktu lalu. AP PHOTO/THE WHITE HOUSE, DAVID LIENEMANN AP PHOTO/HATEM MOUSSA

Upload: lehanh

Post on 23-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JAMES ‘Jay’ Carney, 45, dulu menggeluti profesi yang membuat orang iri di

bidang media di Washington, Amerika Serikat (AS). Dia menjadi kepala biro dari ‘dedengkot’ jurnalisme Amerika, majalah Time.

Tidak lama lagi, dia akan menjabat posisi yang sangat membutuhkan kehati-hatian di AS. Carney menjadi juru bicara Gedung Putih. Pergantian profesi dari seorang reporter menjadi juru bicara bukan hal biasa.

Namun, perubahan profesi dari reporter menjadi juru bicara lembaga yang paling disorot di muka bumi ini untuk dua tahun pasti membutuhkan prestasi yang tinggi. Pada 2008 lalu, Carney memimpin tim reporter Time meliput kampanye pilpres AS, Barack Obama.

Sebelum menjabat posisi barunya ini, Carney bekerja sebagai juru bicara Wakil Presiden Joe Biden sejak pilpres AS berakhir.

Sejak menjabat posisi itu, dia langsung mendapat perhatian dari korps jurnalis dan orang-orang di

pemerintahan Obama.Ketika juru bicara Gedung

Putih saat itu, Robert Gibbs, mengumumkan akan meninggalkan posisinya, Carney dinilai sebagai calon pengganti potensial. Tersebar kabar bahwa Biden merekomendasikan Carney kepada Obama karena terkesan dengan kinerjanya.

Carney sangat berbeda dengan Gibbs yang dinilai para jurnalis sebagai ‘telinga’

Obama dan komentarnya selalu sejalan dengan Obama.

Selain itu, Gibbs adalah penasihat sekaligus teman dekat Obama sejak masih menjadi senator dari Illinois. Sedangkan Carney bukan siapa-siapanya. Ini menjadi tantangan besar bagi Carney.

Sebelumnya, William ‘Bill’ Daley yang juga bukan orang dekat Obama dipilih menjabat Kepala Staf Gedung Putih pada Kamis (6/1) lalu.

Paham perannyaCarney mempelajari Rusia

dan Eropa di Yale University pada 1987 sebelum menjadi reporter di Miami Herald.

Kemudian dia bergabung dengan majalah Time pada 1988 dan dua tahun kemudian dia pindah ke Rusia sebagai koresponden.

Pada 1993 dia ditugaskan ke Gedung Putih dan meliput setiap kebijakan pemerintahan Bill Clinton. Dia adalah salah satu reporter yang meliput kegiatan Presiden George W Bush di atas pesawat Air Force One pada 11 September 2001.

Pada 2005 dia dipromosikan menjadi kepala biro majalah Time. Sambil bekerja, dia juga menjadi komentator televisi. Pengalaman tersebut membuatnya paham peran-nya di Gedung Putih nanti.

Pada 2008 lalu, Carney pernah mengatakan ingin mencoba tantangan baru. Sayangnya, dia memilih tantangan yang kurang menguntungkan. Karena bayarannya sebagai jubir jauh di bawah gaji kepala biro majalah Time. (Yan/AP/I-3)

MAYA PUSPITA SARI

PALESTINA meminta pemerintah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis untuk

memeriksa tiga warga negara mere ka terkait dengan pembo-coran secara masif dokumen rahasia milik pemerintah Pales-tina oleh stasiun televisi Al Jazeera beberapa hari terakhir.

Juru runding pemerintah Pa-les tina Saeb Erekat menyatakan ketiga orang yang dimaksud adalah mantan anggota inteli-jen Inggris, pegawai Al Jazeera berkewarganegaraan AS, dan seorang warga Prancis.

Erekat yang namanya berka-li-kali disebut dalam dokumen rahasia itu mengungkapkan, ia dan otoritas Palestina tidak ber-maksud menuduh, tapi ingin memastikan ketiganya hadir memenuhi panggilan komite penyelidikan.

Pekan ini, Al Jazeera merilis ratusan dokumen menghe-bohkan yang menguak proses negosiasi antara pemerintah Palestina dan Israel yang su-

dah berlangsung selama satu dekade terakhir.

Stasiun satelit yang berbasis di Qatar itu menuding pemerin-tahan Presiden Mahmoud Ab-bas secara diam-diam membuat konsensus terbesar sepanjang sejarah konfl ik Palestina dan Israel. Beberapa di antaranya adalah Palestina pernah me-nawarkan Yerusalem kepada Israel dan mengemukakan ide pembentukan satu negara untuk menyelesaikan konfl ik kedua negara.

Mayoritas dokumen meng-ungkap pembicaraan antara Abbas dan pemimpin Israel ketika itu, Ehud Olmert, pada 2008. Negosiasi keduanya ter-henti selama tiga pekan saat terjadi perang antara Israel dan Hamas di Gaza, serta disusul terungkapnya kasus korupsi yang membuat Olmert lengser dari jabatannya.

Abbas dan sejumlah pejabat Palestina mengatakan mereka telah menjadi korban kampa-nye hitam pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Bocoran dokumen itu se-makin memperuncing rivalitas politik antara Abbas dan faksi Hamas yang berhasil merebut wilayah Jalur Gaza dari tangan pemerintah pada 2007. Situasi itu tidak ayal membuat kondisi dalam negeri Palestina mema-nas. Kedua massa pendukung merespons dengan menggelar berbagai aksi unjuk rasa.

Pada Rabu (26/1), ribuan orang pendukung Hamas di Jalur Gaza menggelar unjuk rasa dengan membakar poster Abbas dan menudingnya se-bagai seorang pengkhianat. Keesokan harinya, ratusan demonstran membakar foto Abbas dan mengelu-elukan gambar pemimpin Qatar yang mendonori Al Jazeera.

“Para pengkhianat itu dan siapa pun yang telah menjual hak-hak kami harus diseret ke muka hukum,” tukas Salah Bardawil, anggota parlemen Hamas kepada massa yang memadati Gaza City.

Sementara itu, di Tepi Barat, ribuan pendukung faksi Fatah berunjuk rasa memprotes tin-dak an Al Jazeera dan menegas-kan dukungan mereka kepada pemerintahan Abbas. Dalam aksi tersebut, massa memba-kari foto dua tokoh petinggi Hamas.

Pemerintah Palestina men-duga kuat dokumen-dokumen itu berasal dari seorang yang bekerja di unit pendukung ne-gosiasi, departemen pemerin-tah yang dikepalai Erekat.

Erekat menyatakan penye-lidikan terhadap kasus ini masih terus dilakukan aparatur terkait. Ia mengaku telah men-coba menghubungi pegawai Al Jazeera asal AS, tapi selalu gagal. (AP/I-3)

[email protected]

INTERNASIONAL

KABINET baru pemerintahan sementara Tunisia resmi diu-mumkan Perdana Menteri Tu-nisia Mohammed Ghannouchi, kemarin. Susunan 12 menteri baru mengisi kabinet pemerin-tahan Tunisia sambil menanti pemilu yang akan diselengga-rakan sekitar 6-7 bulan menda-tang. Ghannouchi menjanjikan pemilu akan berlangsung jujur dan transparan sesuai dengan keinginan rakyat Tunisia.

Dari 12 menteri baru, tiga menteri di antaranya yang ditunjuk Ghannouchi berasal dari kelompok independen. Ketiganya menggantikan tiga kementerian sebelumnya yang dijabat anggota partai berkuasa pimpinan mantan Presiden Ben Ali. Tiga menteri itu adalah Farhat Rajhi sebagai menteri dalam negeri, Abdelkrim Zbidi sebagai menteri pertahanan, dan Ahmed Ounaies untuk posisi menteri luar negeri.

Ghannouchi menjanjikan pe-merintah baru ini akan melaku-kan reformasi politik, sosial, dan hukum. Ia pun menjanjikan kabinet baru akan membawa Tunisia ke kondisi demokrasi yang bebas dari keterlibatan rezim Ben Ali.

“Kabinet baru akan mem-perbaiki semua sektor dan kehidupan Tunisia, mereka akan bekerja keras. Beberapa reformasi akan dilakukan se-perti Undang-Undang tentang Pemilu, UU Antiteroris, dan UU

Kebebasan Pers,” ujar Ghan-nouchi. Ia pun mendesak massa untuk menghentikan tindakan anarkistis yang dapat meng-hambat kerja kabinet baru.

Kendati kabinet baru resmi dibentuk dan bekerja, para demonstran dan kelompok opo-sisi masih menuntut penurunan Ghannouchi dari pemerintahan Tunisia. Selama ini Ghannouchi dinilai sebagai pendukung Ben Ali.

“Selama ini ia tidak pernah menentang praktik korupsi di rezim Ben Ali. Harusnya dia juga turun. Kami kaget melihatnya mengumumkan kabinet baru,” kata seorang d e m o n s t r a n , M o h h a m e d Fadel.

Saat menanggapi pemben-tukan kabinet baru ini, serikat pekerja Tunisia (UGTT) me-nyambutnya dengan senang. Namun, UGTT menolak untuk bergabung dalam pemerintahan baru tersebut. Mereka memilih untuk tetap menjadi kelompok oposisi di luar pemerintah. (*/Reuters/BBC/I-4)

Ribuan orang yang mendukung Hamas berunjuk rasa dengan membakar poster Presiden Mahmoud Abbas.

Asing Diminta Usut Kebocoran

Sekutu Ben Ali Dipecat

Si Pemburu Menjadi Pengawas

PADA hari kedua pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Da-vos, Swiss, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono me-nyampaikan pidato mengenai pembangunan berkelanjutan.

Pada acara yang digelar di Zentrum Congress Plenary Hall pukul 09.00 waktu setem-pat atau pukul 15.00 WIB itu, SBY menyajikan pidato ber-tema Bagaimana pembangunan berkelanjutan menjadi pendorong pertumbuhan inklusif?.

Dalam pidatonya, SBY me-nga takan dunia masih meng-hadapi ketidakpastian dalam sektor ekonomi. Dunia te-ngah berusaha memulihkan ekonomi pascakrisis. Krisis juga masih berlanjut dengan isu utang di Eropa, defisit bujet, restrukturisasi sektor keuangan, dan upaya mem-buka lapangan kerja.

Menurut SBY, kondisi terse-but dapat membuat tekanan domestik pada sebuah negara yang mendorong melakukan proteksionisme. “Terlebih lagi kita sedang menghadapi ke-naikan harga makanan dan

minyak bumi.” SBY juga menegaskan bahwa

kenaikan harga makanan yang tinggi tidak hanya menyebab-kan infl asi.

“Tetapi juga kemiskinan dan kelaparan yang menyebabkan kekacauan sosial dan poli-tik.”

Terkait dengan peningka-tan penduduk dunia, SBY mengatakan populasinya mendekati 7 miliar jiwa dan akan mendekati 9 miliar jiwa. Dengan begitu besar jumlah penduduk dunia, ketersediaan makanan, energi, air, dan sum-ber alam akan terus berkurang. Namun, SBY yakin dengan kerja sama global, berbagai masalah yang dihadapi dunia akan bisa diatasi.

Selain SBY, sejumlah presi-den juga dijadwalkan berbi-cara di depan forum. Presiden Meksiko Felipe Calderon, Pres-iden Finlandia Tarja Halonen, dan Presiden Afrika Selatan Jacob G Zuma juga mendapat kesempatan menyampaikan opini mereka. (Drd/Reuters/Bernama/I-4)

Harga Pangan Bisa Picu Kekacauan AP

Mohammed GhannouchiPM sementara Tunisia

PAFovoBnype

ZHpSBtebepe

nghasenekjuisbukebu

budyaprkin

Foto A137 x 191

SABTU, 29 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA 9

KAsemnikebataperatapedake

mdidaKekedipiAFadasedapo

mkadakaTuyare

pekeakrepePe

Kenounanha

didesisGhTudiA

mdidimkad eFa

tupenyNbebaunopRe

MPM

BAKAR POSTER: Aktivis Hamas Palestina membakar poster bergambar Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kota Gaza, Palestina, Kamis (27/1).

JURU BICARA GEDUNG PUTIH: Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dengan juru bicara Gedung Putih Jay Carney (kiri) di dalam pesawat Air Force One, beberapa waktu lalu.

AP PHOTO/THE WHITE HOUSE, DAVID LIENEMANN

AP PHOTO/HATEM MOUSSA