s pek 040076 chapter2 -...

25
23 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Prestasi Belajar 2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar erat kaitannya dengan proses belajar dan hasil belajar. Slameto (2003:2) mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2004:84) “Belajar adalah sesuatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”. Selain itu Abin Syamsudin (2004: 109) mengatakan bahwa ” proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat interaksi antara siswa dan guru yang yang akan menentukan keefektifan pengalaman belajar siswa dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Tujuan dari kegiatan belajar adalah pencapaian hasil belajar. Menurut Briggs (Sappaile, 2005:671) ”Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan di ukur dengan menggunakan tes hasil belajar.”

Upload: truonghanh

Post on 02-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

23

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar erat kaitannya dengan proses belajar dan hasil belajar.

Slameto (2003:2) mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2004:84) “Belajar adalah

sesuatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola

baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau

suatu pengertian”. Selain itu Abin Syamsudin (2004: 109) mengatakan bahwa ”

proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan guru

dalam rangka mencapai tujuan”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa dalam

proses belajar mengajar terdapat interaksi antara siswa dan guru yang yang akan

menentukan keefektifan pengalaman belajar siswa dalam pencapaian hasil belajar

yang optimal.

Tujuan dari kegiatan belajar adalah pencapaian hasil belajar. Menurut

Briggs (Sappaile, 2005:671) ”Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan segala

hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan

dengan angka dan di ukur dengan menggunakan tes hasil belajar.”

Page 2: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

24

Selain itu Gagne (Surya, 2004:17) menyatakan bahwa hasil pembelajaran

berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi : (1) informasi

verbal, (2) kecakapan intelektual, yang terdiri dari diskriminasi, konsep kongkrit,

konsep abstrak, aturan dan aturan yang lebih tinggi, (3) strategi kognitif, (4) sikap

dan (5) kecakapan motorik.

Ada beberapa cara untuk mengevaluasi kualitas atau mutu yang berkaitan

dengan pendidikan formal tetapi indikatornya adalah bagaimana kinerja murid

yang bersangkutan ketika mengikuti suatu tes. Syaiful Bahri Djamarah (1994:24)

mengungkapkan bahwa “prestasi belajar merupakan penilaian pendidikan tentang

kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut

pengetahuan atau kecakapan, keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil

penilaian”. Prestasi juga menunjukkan gambaran keberhasilan seseorang dalam

upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

Pengertian umum mengenai prestasi belajar ini dikemukakan oleh

Moh. Surya (2004:75) yaitu “prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan

tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah

melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya

dengan lingkungan”.

Page 3: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

25

Selain itu menurut Hamdani Nawawi (Nurlanty, 2007:38), “prestasi

belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes mengenai

sekolah mengenai sejumlah materi pengajaran yang disajikan”. Dari pengertian

tersebut bahwa hasil belajar siswa di sekolah bisa dinyatakan dalam bentuk angka

atau nilai.

Berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya tergantung dari

banyak hal atau tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.Bloom

(Widi Karmana, 2005:7) dengan teori taksonomi mengatakan bahwa ”ada dua

faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa yang

meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter

pengajaran yang meliputi (guru dan fasilitas belajar)”

Secara ringkas, taksonomi Bloom (S.Sagala, 2007: 33) dibagi menjadi tiga

kawasan (domain) yaitu :

1. Domain kognitif, mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

2. Domain afektif, mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri.

3. Domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.

Page 4: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

26

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Noehi Nasution, dkk (Djamarah, 2002:141-142) memandang bahwa

belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsur-unsur lain

yang terlibat langsung didalamnya yaitu raw input, learning teaching process,

output invironmental, dan instrument input.

Gambar 2.1 Unsur-Unsur Belajar

(Sumber: Djamarah, 2002:142)

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa masukan mentah (raw input)

merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar

(learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran

(output) dengan kualifikasi tertentu. Dalam proses belajar mengajar ikut

berpengaruh sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan dari

lingkungan (environmental input) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental

input) yang dengan disengaja dirancang guna menunjang tercapainya keluaran

yang dikehendaki.

ENVIRONMENTAL INPUT

RAW INPUT OUTPUT LEARNING TEACHING

PROCESS

INSTRUMENTAL INPUT

Page 5: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

27

Menurut Winkel dan Santrock (Widi Karmana, 2005:34), faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar dikemukakan diantaranya :

1. Faktor yang ada pada diri siswa a. Taraf intelegensi b. Bakat khusus c. Taraf pengetahuan yang dimiliki d. Taraf kemampuan berbahasa e. Taraf organisasi kognitif f. Motivasi g. Kepribadian h. Perasaan i. Sikap j. Minat k. Konsep diri l. Kondisi fisik dan psikis

2. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga a. Hubungan antar orang tua b. Hubungan orang tua – anak c. Jenis pola asuh d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

3. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah a. Guru : kepribadian, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik dan

gaya mengajar b. Kurikulum c. Organisasi sekolah d. Sistem sosial di sekolah e. Keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan f. Hubungan sekolah dengan orang tua g. Lokasi sekolah

4. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sosial sekolah yang lebih luas a. Keadaan sosial, politik dan ekonomi b. Keadaan fisik: cuaca dan iklim

Page 6: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

28

Sedangkan Ngalim Purwanto (2004 : 107) mengemukakan bahwa :

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada setiap individu

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(Sumber : Ngalim Purwanto, 2004 : 107)

2.1.3 Indikator – Indikator Prestasi Belajar

Menurut B. Bloom ada tiga kategori perilaku sebagai hasil belajar, yaitu

ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses

belajar siswa.

Kurikulum/bahan ajar

Guru/Pengajar

Sarana dan fasilitas

Administrasi/manajemen

Faktor

Luar

Dalam

Lingkungan

Instrumental

Alam

Sosial

Fisiologi

Kondisi Fisik Kondisi Panca Indera

Psikologi

Bakat

Minat

Kecerdasan

Motivasi

Kemampuan kognitif

Page 7: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

29

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah

dengan mengetahui garis-gasris besar indikator (penunjuk adanya prestasi

tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Berikut ini adalah tebel jenis, indikator dan cara evaluasi prestasi.

Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis

Prestasi Indikator

Cara Evaluasi

A. Ranah Kognitif

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi

2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan kembali

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi

3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendefinisikan dengan

lisan sendiri

1. Tes lisan 2. Tes tertulis

4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi

5. Analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti

1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklaifikasikan/ memilah-

milah

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

6. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)

1. Dapat menghubungkan 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat menggeneralisasikan

(membuat prinsip umum)

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

B. Ranah Afektif

1. Penerimaan

1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak

1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi

2. Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi/ terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi

3. Apresiasi (sikap menghargai

1. Menganggap penting dan bermanfaat

2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi

1. Tes skala penilaian/sikap

2. Pemberian tugas 3. Observasi

Page 8: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

30

4. Internalisasi (pendalaman)

1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas

ekspresif (yang menyatakan sikap) dan proyektif (yang menyatakan perkiraan/ramalan)

5. Karakteristik (penghayatan)

1. Melembagakan atau meniadakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan

perilaku sehari-hari

1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif

2. Observasi C. Ranah Psikomotor

1. Keterampilan bergerak dan bertindak

1. Mengkoordinasikan gerakan mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya

1. Observasi 2. Tes tindakan

2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal

1. Mengucapkan 2. Membuat mimik dan gerakan

jasmani

1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan

Sumber : Muhibbin Syah, (2004:151-152)

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Dalam ilmu psikologi, gejala jiwa pada seseorang yang berupa dorongan

atau keinginan untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan dikenal dengan

istilah motivasi. Banyak sekali ahli membahas tentang arti motivasi, diantaranya

Abin Syamsudin (2004:37) mendefinisikan motivasi yaitu:

“Motivasi merupakan (1) suatu kekuatan( (power), tenaga (forces )atau daya (energy). (2) suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari”.

Mc. Donald (Djamarah, 2002:114) mengatakan bahwa “motivation is a

energy change within the person characterized by affective arousal and

anticipatory goal rection”. Motivasi merupakan perubahan energi di dalam

pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi

untuk mencapai tujuan.

Page 9: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

31

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald mengandung tiga

elemen penting (Sadirman, 2007:74)

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi dari setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakkannya akn menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, pemahaman seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yaitu tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Selain itu Surya (2004:62) mengemukakan bahwa “motivasi diartikan

sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk

mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian tujuan tertentu”.

Jadi motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai

Secara umum, faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi pada diri

seseorang dibagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Seperti

yang disebutkan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002:115) bahwa motivasi itu

berasal dari diri pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi intrinsik dan

motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut dengan motivasi

ekstrinsik.

Page 10: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

32

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan

aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam

melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar (Sardiman, 2007:92-95) yaitu : memberi angka, hadiah,

kompetisi, memberi ulangan, pujian, minat dan hasrat untuk belajar. Selain itu

menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu adanya kesadaran dari dalam diri

siswa untuk belajar dan dibantu atau didorong oleh faktor dari luar seperti

lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang memberikan dampak

positif bagi siswa.

Ada beberapa prinsip motivasi belajar yaitu :

1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar 2. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar 3. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar 4. Motivasi dapat melahirkan prestasi belajar 5. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman 6. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam

belajar 2.2.2 Indikator-Indikator Motivasi Belajar

Pada hakikatnya motivasi belajar merupakan dorongan internal dan

eksternal pada diri siswa dalam belajar. Ada beberapa indikator yang mendukung

peningkatan motivasi belajar (Syamsudin, 2004:40) yaitu :

1) Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk belajar)

2) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu)

3) Persistensinya (ketepatan dan kelekatan) pada tujuan belajar.

Page 11: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

33

4) Kesabaran, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai kegiatan belajar

5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga dan pikiran) untuk mencapai tujuan belajar.

6) Tingkatan aspirasi (maksud, rencana, cita-cita dan sasaran) yang hendak dicapai dalam belajar

7) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan belajar (like or dislike, positif atau negatif)

Indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur motivasi

belajar. Adapun berbagai teknik pendekatan dan pengukuran yang dapat

dipergunakan (Syamsudin, 2004:40-41) yaitu :

1. Test tindakan (performance test) untuk memperoleh informasi dan data tentang keuletan , ketabahan dan kemampuan menghadapi masalah, durasi dan frekuensinya

2. Kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang devosi dan pengorbanannya serta aspirasinya

3. Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya 4. Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah

sikapnya

2.3 Pemanfaatan Sumber Belajar

2.3.1 Pengertian Pemanfaatan Sumber Belajar

Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan

dalam penelitian ini adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sumber

belajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Secara sederhana Mulyasa (2004:48) mengatakan bahwa “sumber belajar

dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan

kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar”.

Page 12: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

34

Menurut Udin Saripuddin (Djamarah, 2002:55) “yang dimaksud dengan

sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar

seseorang”. Dengan demikian, sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk

menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi siswa.

Sudjana dan Rivai (2007:76) mengatakan bahwa “sumber belajar dalah

suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik

secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan”. Sedangkan

menurut AECT, sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan

latar (Mudoffir, 2001:1).

Sumber belajar yang beraneka ragam di sekitar kehidupan siswa, baik

yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam

pembelajaran. Sumber belajar terdapat dimana-mana: di sekolah, di halaman, di

pusat kota, di pedesaan dan sebaginya. Menurut Surdiman (Djamarah, 2002:56)

”pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas

guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya”.

Dalam mengemukakan sumber-sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa

segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan

kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebenarnya pemanfaatan sumber belajar mempunyai peranan yang penting

dalam proses pembelajaran karena sumber belajar merupakan bahan materi yang

dapat menambah ilmu pengetahuan yang didalamnya mengandung hal-hal baru

bagi guru dan siswa.

Page 13: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

35

Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab

membantu siswa agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab

itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan

pemanfaatan sumber belajar.

Menurut Ditjend. Dikti dalam (Karwono, 2007:1-2), guru harus mampu:

1. Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. 2. Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. 3. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. 4. Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah

laku. 5. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. 6. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. 7. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan

pembelajarannya. 8. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.

Pemanfaataan sumber-sumber belajar oleh siswa disesuaikan dengan

kebutuhan untuk memperoleh informasi-informasi yang berguna dalam

pembelajaran

2.3.2 Klasifikasi Sumber Belajar

Udin Saripudin Winataputra dan Rustana Ardiwinata (Djamarah, 2002:57)

berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber belajar

yaitu :

a. Manusia b. Buku/perpustakaan c. Alam lingkungan

1. Alam lingkungan terbuka 2. Alam lingkungan sejarah/ peninggalan sejarah 3. Alam lingkungan manusia

d. Media massa e. Media pendidikan

Page 14: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

36

Menurut Sudirman N. dkk (Djamarah, 2002:56) mengemukakan macam-

macam sumber belajar sebagai berikut :

1. Manusia (people) 2. Bahan (materials) 3. Lingkungan (setting) 4. Alat dan perlengkapan (tool and equipment) 5. Aktivitas (activities)

1. Pengajaran berprogram 2. Simulasi 3. Karyawisata 4. Sistem pengajaran modul

Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya meliputi :

1. Tujuan khusus yang harus dicapai oleh siswa 2. Materi atau bahan pelajaran yang harus dipelajari 3. Aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan

pengajaran

Menurut Dale (Arsyad, 2006:11) pengalaman yang dapat memberi sumber

belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu berbentuk kerucut pengalaman

(Cone of Experience) sebagai berikut :

Page 15: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

37

Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Pengalaman yang dapat memberi sumber belajar meliputi hal yang bersifat

abstrak sampai dengan hal yang bersifat kongkrit yang terdiri dari pengalaman

yang berbentuk verbal, visual, rekaman radio, gambar hidup pameran, televisi,

karyawisata, dramatisasi, pengamatan dan pengalaman langsung.

Berdasarkan AECT (Association of Educational Communication

Technology) yang dikutip oleh Mudhoffir (1986:1) sumber belajar dibedakan

menjadi enam jenis seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:

Verbal

Pengalaman Langsung

Pengamatan

Dramatisasi

Karyawisata

Televisi

Gambar Hidup, Pameran

Rekaman Radio

Visual

Kongkret

Abstrak

Page 16: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

38

Tabel 2.2 Jenis Sumber Belajar Menurut AECT

Sumber Belajar Pengertian Contoh

Pesan

Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna, dan data.

Materi bidang studi IPS

Orang Orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan dan atau penyalur pesan

Guru, Peserta didik, Pembicara, Tokoh Masyarakat.

Bahan

Barang-barang (lazim disebut media atau perangkat lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan dengan mengguna-kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian.

Buku teks, majalah, video, tape recorder, pembelajaran terprogram, film.

Alat

Barang-barang (lazim disebut perangkat keras/hardware) digunakan untuk menyampai-kan pesan yang terdapat dalam bahan.

OHP, proyektor film,tape recorder, video, pesawat TV, pesawat radio.

Teknik

Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan,

alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan

Simulasi, permainan, studi lapangan, metode bertanya, pembelajaran individual, pembelajaran kelompok, ceramah, diskusi

Latar Lingkungan dimana pesan diterima

oleh peserta didik.

Lingkungan fisik; gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana belajar, studio, museum, taman, peninggal-an sejarah, lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi udara.

Page 17: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

39

2.3.3 Fungsi Sumber Belajar

Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus

dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut

Hanafi (Karwono, 2007:4) adalah untuk:

a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu dengan jalan (1)

Memepercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan

waktu secara lebih baik. (2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan

informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan

gairah peserta didik.

b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual

dengan jalan: (1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.

(2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai

dengan kemampuannya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan

jalan: (1) Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis. (2)

Pengembangan bahan pelajaran yang dilandasi penelitian.

d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan (1) Meningkatkan

kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi

(2) Penyajian data dan informasi secara lebih konkrit.

e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena (1) Mengurangi jurang

pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan

realitas yang sifatnya konkret. (2) Memberikan pengetahuan yang

bersifat langsung.

f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan

adanya media massa, dengan jalan: (1) Pemanfaatan secara bersama

lebih luas tenaga atau kejadian yang langka. (2) Penyajian informasi

yang mampu menembus geografis.

Page 18: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

40

2.3.4 Pemanfaatan Sumber Belajar

Menurut Mulyasa (2008:168), ada beberapa pemanfaatan sumber belajar

yaitu:

1. Sumber belajar merupakan petunjuk awal/pembuka jalan dan

pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh

2. Menunjukkan berbagai masalah yang timbul sebagai konsekuensi yang

logis dari pembelajaran yang dikembangkan yang menuntut adanya

kemampuan pemecahan dari guru dan murid

3. Sumber belajar sebagai pemandu materi pembelajaran yang dipelajari dan

langkah-langkah operasional untuk menulusuri lebih teliti materi standar

secara tuntas

4. Sumber belajar memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh

yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar

2.4 Kinerja Guru Dalam Mengajar

2.4.1 Makna Kinerja Guru Dalam Mengajar

Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai

peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga

kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta

didik,

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work

performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering

disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga

prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai

ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan

motivasi dalam menghasilkan sesuatu.

Page 19: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

41

Selain itu, kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil

yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-

unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,

menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar

dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan

semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian

yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab

terhadap tugasnya.

Dalam penelitian ini, kinerja guru dilihat dari kompetensi guru dalam

mengajar. Menurut Moh. Surya (2004:92) “kompetensi adalah keseluruhan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam

kaitan dengan tugas tertentu. Sedangkan menurut Finch dan Crunkilton

(Kunandar, 2007:51) “Kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas,

keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan”.

Uzer Usman (2006:9) mengemukakan bahwa “proses belajar mengajar dan

hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru”.

Kompetensi guru dalam mengajar akan menentukan sejauhmana siswa dapat

mengikuti kegiatan belajar dan memahami materi pelajaran yang disampaikan

oleh guru sehingga apa yang telah diperolehnya selama proses pembelajaran dapat

diukur dalam prestasi belajar.

Page 20: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

42

Selain itu Kunandar (2007:55) mengemukakan bahwa “Pengertian

kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada

dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.”.

Dalam Sardiman (2007: 164) mengenai kompetensi guru, ada sepuluh kompetensi

guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh

kompetensi itu meliputi:

1. Menguasi bahan 2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas 4. Menggunakan media/sumber 5. Menguasai landasan pendidikan 6. Mengelola interaksi belajar 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip-prinsip dan hail penelitian pendidikan guna pengajaran

Sedangkan menurut Moh. Surya (2004:92) kompetensi guru meliputi :

1. Kompetensi personal yaitu kualitas kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik

2. Kompetensi profesional yaitu berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional

3. Kompetensi sosial yaitu kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil berhubungan dengan orang lain

4. Kompetensi intelektual yaitu penguasaan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai guru

5. Kompetensi spiritual yaitu kualitas keimanan dan ketakwaan sebagai orang yang beragama.

Page 21: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

43

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007

kompetensi guru terdiri dari :

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik

2. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik

3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

4. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat luas.

Dalam penelitian ini, kompetensi guru hanya dibatasi dua kompetensi saja

yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Berikut ini penjabaran

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.

Tabel 2.3 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran SMA/MA

No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Kompetensi Pedagogik 1 Menguasi karakteristik peserta didik dari

aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual

1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelktual, sosial-emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan

1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan

1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan

2 Menguasia teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan

Menerapkan berbagai pendekatan strategi, metode, teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran diajarkan

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran tang diajarkan

Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

Menentukan tujuan pembelajaran yang diajarkan

Page 22: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

44

Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diajarkan

Memilih materi pembelajaran yang diajarkan yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran

Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik

Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian

4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik

Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran

Menyususn rencana pembelajaran yang lengkap baik untuk kegiatan di dalam kelas , laboratorium maupun lapangan

Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diajarkan untuk mencapai tujuan pemeblajaran secara utuh

Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan situasi yang berkembang

5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diajarkan

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi yang optimal

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya

7 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik

7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efekstif, empatik dan santun secara lisan, tulisan dan atau bentuk lain

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terabngun secara siklikal (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh (b) ajakan kepada peserta didik untuk

Page 23: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

45

ambil bagian, (c) respon peserta didik terhadap ajakan guru dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik

8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.1 Memahamiprinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasikan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambnunagn dengan menggunakan berbagai instrumen

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan

9.3 Mengkomunikasikan hasil penialaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembeleajaran untuk meningktakna kualitas pembelajaran

10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan

Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diajarkan

Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terhadpa mata pelajaran yang diajarkan

Kompetensi Profesional 11 Menguasai materi, struktur, konsep dan

pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan

11.1 Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi

11.2 Membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi

11.3 Menunjukkan manfaat mata pelajaran ekonomi

Page 24: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

46

12 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan

12.1 Memahami standar kompetensi yang diajarkan

12.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan

12.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diajarkan

13 Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif

13.1 Memilih materi pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

13.2 Mengolah materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

14 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

14.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus

14.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan

14.3 Melakukan penelitian tindkan kelas untuk peningkatan keprofesionalan

14.4 Mengikuti kemajuan jaman dengan belajar dari berbagai sumber

15 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

15.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi

15.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

2.4.2 Peranan Guru Dalam Mengajar

Pada asasnya, peranan penting guru dalam proses belajar mengajar adalah

sebagai “Director of learning” (direktur belajar) yang artinya setiap guru

diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar

mencapai keberhasilan belajar. Dengan demikian jelas bahwa peranan guru dalam

dunia pendidikan seperti sekarang ini semakin meningkat dari sekedar pengajar

menjadi direktur belajar dengan konsekuensi tugas dan tanggung jawab guru pun

menjadi kompleks dan berat (Muhibbin, 2006:250).

Page 25: S PEK 040076 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_040076_chapter2(1).pdf · Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto ... h. Perasaan i. Sikap j

47

Perluasan tugas dan tanggung jawab guru tersebut membawa konsekuensi

timbulnya fungsi-fungsi yang menjadi bagian integral dalam kompetensi

profesional yang disandang oleh guru. Menurut Gagne (Muhibbin, 2006:250)

menyatakan bahwa setiap guru berfungsi sebagai :

1). Designer of instruction (perancang pengajaran)

2). Manager of instruction (pengelola pengajaran)

3). Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar)

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa

konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena

proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh

peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola

kelasnya sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan lebih optimal.

Peranan dan kompetensi guru dalam megajar meliputi banyak hal

sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles Of

Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,

pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator

dan konselor (Uzer Usman, 2006:9). Yang akan dikemukakan disini adalah

peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1). Guru sebagai demonstrator

2). Guru sebagai pengelola kelas

3). Guru sebagai mediator dan fasilitator

4). Guru sebagai evaluator