s k r i p s irepository.uinjambi.ac.id/596/1/ses141291_elly... · stabilitas pembangunan dan...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN DESA MELALUI ADAPTASI
DAN INOVASI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA SUMBER
AGUNG KECAMATAN MARGO TABIR KABUPATEN MERANGIN
S K R I P S I
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Disusun Oleh :
Elly Ermawaty
NIM : SES141291
KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
J A M B I
2018 M / 1439 H
HALAMAN PERSEMBAHAN
بسم الله الر حمن الر حيم
Alhamdulillahirabbil „alamin
Lembar demi lembar skripsi ini kupersembahkan untuk :
Kedua malaikatku yang tidak pernah berhenti memberikan segalanya.
Bapak Maryoso & Ibu Marmi
Serta adikku tercinta Kris Yuana & Bagus Triwardani
Dan untuk keluarga besar
Mbah Karni & Mbah Maryati
Dan untuk Sahabatku tercinta Ayu Widya Sari, Eka Pratiwi, Fajar Isnaini.Warsinah
Dan terima kasih juga untuk teman saya Ma‟ruf dan adik-adikku tercinta serta
sahabat & sahabati jurusan Ekonomi Islam yang tidak bisa saya sebutkan namanya
satu per satu.
Aku mencintai kalian semua karena Allah SWT.
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Reseach), penelitian
ini menggunakan metode dekriptif-kualitatif, dimana peneliti mengumpulkan data
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan
triangulasi. Sampel sumber ditentukan secara purpose sampling yaitu ketua dan
pengelola BUMDes Berkah Anyar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penetapan strategi pengelola Berkah
Anyar sebagai nama BUMDes yang akan dijalankan dengan 4 unit usaha yang yaitu,
Sewa Tenda, Gerai Pulsa/Counter HP, Simpan Pinjam dan Sewa Ruko. Pemilihan
Keempat unit usaha tersebut merupakan suatu hal yang telah dipandang dapat
memiliki prospek yang cukup bagus dengan melihat kondisi serta keutuhan dari
masyarakat setempat. Dan yang terealisasi baru sebagian yaitu sewa tenda, sewa ruko
dan gerai pulsa/counter.
Kata Kunci: Strategi Peningkatan, Adaptasi, Inovasi, BUMDes.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................... ii
NOTA DINAS............................................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.......................................................... iv
MOTTO....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN....................................................................................... vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 7
C. Tujuan ………………………........................................ 7
D. Manfaat Penelitian......................................................... 8
E. Batasan Masalah............................................................. 8
F. Kerangka Teori................................................................ 9
G. Tinjauan Pustaka…........................................................ 29
H. Kerangka Pemikiran........................................................ 32
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian.................................................... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian………………………….. 33
C. Teknik Sampling……………………………………… 33 D. Jenis dan Sumber Data................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data............................................. 36
F. Teknik Analisis Data..................................................... 37
G. Sistematika Penulisan...................................................... 39
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah singkat Desa Sumber Agung............................. 41
B. Gambaran Umum Demografis……………................... 47
C. Sarana Prasarana dan Infrastruktur……………........... 51
D. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumber Agung... 52
E. Tentang (BUMDES) Baan Usaha Milik Desa………… 54
F. Struktur Organisasi BUMDES Berkah Anyar………… 55
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Peningkatan Pendapatan Desa melalui Adaptasi dan
Inovasi BUMDES Sumber Agung................................. 56
B. Kontribusi BUMDES Berkah Anyar dalam Meningkatkan
Pendapatan Desa.......................................................... 70
C. Kendala dalam Meningkatkan Pendapatan………...… 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................... 75
B. Saran............................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Pendapatan Desa Sumber Agung..................................... 6
Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka …………………............................................... 29
Tabel 3.1 Daftar Nama Perangkat Desa Sumber Agung .............................. 42
Tabel 3.2 Daftar Dusun Desa Sumber Agung............................................... 45
Tabel 3.3 Daftar Umur Masyarakat Desa Sumber Agung…….................... 47
Tabel 3.4 Daftar Pendidikan Masyarakat………………………………..… 48
Tabel 3.5 Daftar Penyebaran Penduduk Desa Sumber Agung……….......... 49
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Desa Sumber Agung……................................ 49
Tabel 3.7 Daftar Kesejahteraan Sosial Desa Sumber Agung........................ 50
Tabel 3.8 Daftar Sarana dan Prasarana Desa Sumber Agung....................... 51
Tabel 4.1 Pendapatan Desa Sumber Agung dari Tahun 2016-2018…......... 73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran.................................................................. 32
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumber Agung….......... 53
Gambar 3.2 Permusyawaratan Desa (PBD)……..…. .................................. 54
Gambar 3.3 Struktur Organisasi BUMDES Berkah Anyar.......................... 55
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pendapatan Usaha Sewa Tenda BUMDes………………........... 64
Grafik 4.2 Pendapatan Unit Usaha Sewa Ruko BUMDes……………….… 70
Grafik 4.3 Pendapatan per-Unit usaha BUMDes tahun 2016-2018 …….... 71
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Permasalahan
kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara
bersama dan terkoordinasi. Namun, penanganannya selama ini cenderung persial
dan tidak berkelanjutan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan desa
terus dikembangkan. Hal ini agar pembangunan dapat menyentuh masyarakat,
baik di desa maupun di kota secara merata.
Salah satu upaya untuk memberdayakan atau mengembangkan potensi
ekonomi masyarakat secara terarah dan terprogram adalah inovasi dan adaptasi.
Inovasi adalah desa yang mampu memanfaatkan sumber daya desa dengan cara
yang baru berdasarkan iptek serta kearifan local untuk menambah pendapatan
serta kesejahteraan masyarakat.1
Berdasarkan sasarannya, maka strategi
pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa ini tentunya akan memberikan pengaruh
positif terhadap kehiduapan masyarakat.
Adaptasi social merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri dalam
lingkungan social untuk memenuhi syarat-syarat dasar agar tetap dapat
melangsungkan kehidupan. Beberapa batasan dari pengertian adaptasi :
1 Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 1994.
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan
2. Penyesuain terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan perubahan situasi
4. Merubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
Sesuai dari penjabaran adaptasi social diatas maka diantaranya dari segi
pekerjaan dari petani menjadi wiraswasta. Dan adaptasi yang di lakukan oleh
masyarakat pada akhirnya berpengaruh juga dengan bergesernya penilaian
masyarakat terhadap nilai status kerja dan pendapatan desa. 2
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong gerak
ekonomi desa melalui kewirausahaan, dimana kewirausahaan desa menjadi
strategi pengembangan dan pertumbuhan kesejahteraan.3 Kewirausahaan desa ini
dapat di wadahi dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikembangkan
oleh pemerintah maupun masyarakat desa. Fungsi utama Badan Usaha Milik
Desa ini adalah membantu meningkatkan pendapatan desa, membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, mengembangkan pola pikir masyarakat agar tidak
terpaku pada satu usaha saja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada saat ini pengaturan mengenai BUMDes diatur dalam Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 ayat (1) huruf a yang menyatakan
2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebagai Pengantar, (Jakarta: UI Press), 2002, hlm. 10-11
3 B. Ansari, Sustainable Entrepreneurship in Rural Areas. (2013), Research Journal of
Environmental and Earth Science Vol. 5 No. 1: 26-31.
pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi,
gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa. Berdasarakan penjelasan dari
Pasal 72 ayat (1) huruf a yang dimaksud dengan pendapatan asli desa adalah
pendapatan yang berasal dari kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan skala desa. Kemudian maksud dari hasil usaha adalah termasuk
hasil dari BUMDes.4
Di lihat dari hasil penelitian terdahulu dari penelitian Irfan Nursetiawan pada
tahun 2017 dengan judul “Strategi Pengembangan Desa Mandiri Melalui Inovasi
Bumdes” berdasarkan dari hasil penelitian tersebut bahwa salah satu cara untuk
strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai desa mandiri tersebut dengan
melakukan implementasi inovasi di setiap sendi lembaga usaha Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes). Selain itu dilakukan optimalisasi di setiap aset desa dan
potensi desa untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dan dari hasil penelitian terdahulu dari penelitian Ayu Kusumastuti, dkk
pada tahun 2015 dengan judul “Modal Sosial dan Mekanisme Adaptasi
Masyarakat Pedesaan dalam Pengelolaan dan Pembangunan Infrastruktur”
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa hasil dari penelitian tersebut bahwa
menghasilkan kapasitas adaptasi, antara lain berupa: kerja sama, partisipasi
semua elemen masyarakat, pemanfaatan teknologi yang sesuai kebutuhan
4 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 ayat (1), Tentang pendapatan asli
desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa.
masyarakat, prinsip saling menjaga, dan kemampuan memobilisasi sumber daya
kolektif dalam anggota kelompok. Bentuk-bentuk kapasitas adaptasi yang
dikembangkan adalah sebuah daya lenting dan fleksibilitas untuk menjaga
stabilitas pembangunan dan pengelolaan infratsruktur perdesaan.
Hal ini terjadi karena masih kurangnya sumber daya pemerintah desa dan
masyarakat. Sehingga dalam pengelolaannya BUMDes belum tercapai targetnya
Keterbatasan SDM tentunya mempengaruhi dalam menjalankan manajemen dan
pengelolaan BUMDes. Sama hal nya di kecamatan Margo Tabir yakni di Desa
Sumber Agung. Di wilayah desa Sumber Agung berada di kawasan perdesaan
yang memiliki luas 7km x 7km persegi dan terdiri dari empat kadus dan dua
belas RT. Dengan jumlah penduduk berkisar 3.453 jiwa yang terdiri dari laki-laki
dan perempuan5
yang memiliki pendapatan yang relatif rendah sebelum
diadakannya program Badan Usaha Milik Desa.6 Badan usaha desa Sumber
Agung didirikan pada 15 November 2014 badan usaha desa Sumber Agung
kemudian diberi nama Badan Usaha Milik Desa Berkah Anyar atau biasanya
disingkat dengan nama “BUMDES Berkah Anyar” telah disahkan dan ditetapkan
melalui peraturan desa/kampung.
Permasalahan dalam pelaksanaan BUMDes belakangan ini, diantaranya :
5 Dokumentasi Desa, per Desember 2017.
6 Wawancara, Dengan Bapak Yahman (Sekretaris Desa Sumber Agung) pada tanggal 13 Maret
2018
a. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan BUMDes,
b. Pemerintah desa yang sebelumnya tidak maksimal memberdayakan
masyarakat untuk mengembangkan BUMDes,
c. Dan tidak berjalannya BUMDes
Selain itu masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai
dalam pengelolaan BUMDes, BUMDes belum dapat menjalankan fungsinya
secara maksimal, dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengembangan
bidang usaha yang lain. Sehingga di era modernisasi saat ini diperlukan strategi
dalam mewujudkan kemandirian desa dan mengentaskan permasalahan ataupun
hambatan pelaksanaan BUMDes melalui sebuah adaptasi dan inovasi
peningkatan pendapatan desa.
Dari hasil survei pengamatan penelitian tentang usaha di Desa Sumber
Agung. Badan usaha milik desa disini menjalankan beberapa jenis unit usaha
untuk menambah kas atau pendapatan desa. BUMDES Berkah Anyar ini sudah
berjalan selama kurang lebih hampir 1 tahun belakangan ini terlihat adanya
peningkatan pendapatan desa. Dapat di lihat dari tabel peningkatan pendapatan
desa Sumber Agung pada tahun 2016-2017 :7
7 Sumber Data: Desa Sumber Agung,2018
Tabel 1.1
Tingkat Pendapatan Desa Sumber Agung
No Jenis Usaha Tahun
Jumlah 2016 2017
1 Sewa Ruko 18.000.000 41.300.000 59.300.000
2 Sewa Tenda 5.000.000 6.000.000 11.000.000
3 Gerai Pulsa/Counter - 2.640.000 2.640.000
4 Simpan Pinjam - - -
Jumlah 23.000.000 49.940.000 72.940.000
Sumber : Arsip Desa Sumber Agung 2017
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa adaptasi masyarakat terhadap usaha
sewa ruko dan sewa tenda untuk acara hajatan atau acara lainnya dapat
meningkatkan pendapatan desa. Di mana pada tahun 2016 pendapatan sewa
tenda mencapai Rp. 5.000.000,- per tahun dan di tahun 2017 terjadi peningkatan
hingga mencapai Rp.6.000.000,- pertahunnya. Kemudian dapat di lihat juga
inovasi desa untuk membangun ruko-ruko di pasar juga dan kemudian disewakan
kepada masyarakat yang membutuhkan ruko untuk membuka usaha masyarakat
juga menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi, di mana pada tahun 2016
mencapai Rp. 18.000.000,- dan meningkat pada tahun 2017 hingga mencapai Rp.
41.300.000,- per tahun.
Berdasarkan uraian di atas ini berusaha menjelaskan tentang strategi
peningkatan pendapatan desa melalui inivasi dan adaptasi Badan Usaha Milik
Desa yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan desa karena kebanyakan
usaha mikro kurang difasilitasi dengan akses terhadap permodalan, informasi,
pasar, teknologi dan factor-faktor penunjang bisnis lainnya. Dan banyaknya
tingkat pengangguran dalam desa tersebut. Oleh karena itu diperlukan kebijakan
dalam bentuk tindakan keberpihakan yakni bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah memang harus mengembangkan BUMDes. Maka peneliti memilih karya
ilmiah yang berjudul “Strategi Peningkatan Pendapatan Desa melalui Adaptasi
dan Inovasi Badan Usaha Milik Desa (Desa Sumber Agung, Kecamatan Margo
Tabir, kabupaten Merangin.)”
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu :
1. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan desa
melalui adaptasi BUMDes?
2. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan desa
melalui inovasi BUMDes
3. Kendala apa yang dihadapi pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan
desa?
C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui bagaimana strategi pemerintah desa dalam
meningkatkan pendapatan desa melalui adaptasi dan inovasi BUMDes dan
apakah ada peningkatan pendapatan desa setelah di adakannya strategi
tersebut.
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti dan Akademisi
a. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1)
pada Program Ekonomi Islam.
b. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
memberikan kontribusi yang berarti dan bermanfaat bagi Penulis dalam
mengetahui Strategi Peningkatan Pendapatan Desa melalui Adaptasi dan
Inovasi yang dibuat dalam pemerintahan desa melalui program
BUMDes terhadap Pendapatan Desa.
2. Bagi Pemerintah Desa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta
kontribusi bagi pemerintah dan pemerintah desa khususnya untuk Strategi
Peningkatan Pendapatan Desa melalui Adaptasi dan Inovasi dan
pengembangan Badan Usaha Milik Desa guna membangun ekonomi desa
dengan cara meningkatkan Pendapat Asli Desa melalui Badan Usaha Milik
Desa.
E. Batasan masalah
Untuk lebih terarahnya penulisan skripsi ini serta menghindari pembahasan
yang terlalu meluas atau menyimpang, maka dibuatlah batasan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan desa
melalui adaptasi BUMDes?
2. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan desa
melalui inovasi BUMDes?
3. Kendala apa yang dihadapi pemerintah desa dalam meningkatkan pendapatan
desa?
F. Kerangka teori
1. Strategi
Pada dasarnya strategi secara operasional adalah proses yang telah
dikemas sedemikian rupa untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Dengan
demikian, maka strategi akan lebih jelas jika telah digabung dengan kalimat
lain. Karena pada dasarnya strategi adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengolah serta mengatur serta menyusun sebuah rencana.
Strategi dapat dipahami juga sebagai upaya yang dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara atau upaya (berdasarkan ilmu atau seni) agar apa
yang telah direncanakan dapat dicapai dengan efektif serta efesien. 8
Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi
yang menghubungkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan
8Ali Moertopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: PT.Yayasan Proklamasi CSIS,Tt). hlm.7
serta dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. 9
2. Adaptasi
Adaptasi produk adalah rencana yang harus dilakukan, yaitu dengan
mengganti Atau menciptakan produk baru supaya dapat mencukupi
kebutuhan atau keinginan pelanggan tanpa mengganti strategi komunikasi
yang ada. Adaptasi produk merupakan salah satu struktur adaptasi produk ke
dalam budaya dan keunikan permintaan konsumen, sehingga mampu
menambah kapasitas produk perusahaan untuk dapat bersaing di pasar global.
Dalam melakukan adaptasi produk, perusahaan juga tidak hanya melakukan
adaptasi produk, tetapi juga meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi
selera konsumen dan meningkatkan respon pelanggan. Selain kualitas,
perusahaan juga perlu mengadaptasikan fungsi produknya untuk
menyesuaikan kebutuhan pelanggan. Dalam mengadaptasikan fungsi
produknya perusahaan harus mengidentifikasi karakter dan perilaku
konsumen, karena karakter dan perilaku pelanggan berbeda-beda. Jadi
adaptasi produk digunakan oleh perusahaan yang ingin bersaing di pasaran.10
3. Inovasi
a. Pengertian inovasi
9 Amirullah dan Sri Budi Cantika, Managemen Strategi, (Yogyakart: Graha ilmu, 2000) hlm.4 10
Widha Anggun Sulistya, Upaya Peningkatan Kinerja Pemasaran Melalui Orientasi Pasar
Dengan Kapasitas Inovasi Perusahaan, Adaptasi Produk Dan Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel
Intervening, Demak. Hlm. 5. Jurnal Master Managemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Diponegoro. Diakses pada 29/10/2018 pukul 23:45
Inovasi adalah metode untuk selalu memperbarui dan
mengembangkan sebuah usaha yang bisa diraih dengan cara pengenalan
kemajuan teknologi, kualitas baru dalam menghasilkan produk - produk
dan jasa-jasa baru, serta menginformasikan bentuk-bentuk baru organisasi
yang merupakan kombinasi dari berbagai aspek inovasi yang ada pada
perusahaan untuk membangun sebuah ruang lingkup inovasi. Inovasi
dibedakan dengan kreativitas, dimana kreativitas adalah gagasan-gagasan
baru untuk memperluas pengembangan produk baru, sedangkan inovasi
adalah menjalankan sesuatu yang baru dan mengalihkan pemikiran atau
ide yang baru untuk menghasilkan keberhasilan bisnis yang sedang
berkembang.11
Inovasi telah menjadi kata yang populer akhir-akhir ini khususnya di
bidang usaha atau bisnis. Terbukti dengan muncul dan maraknya
terobosan baru serta unik di sektor gadget atau teknologi, kuliner, fashion,
kerajinan tangan dan lainnya. Di sektor teknologi khususnya gadget,
konsumen semakin dimanjakan dengan hadirnya berbagai fitur yang
dapat mempermudah komunikasi dan pekerjaan manusia.
Pengertian kreativitas, kita awali dengan konsep Inovasi. Banyak
orang berpendapat bahwa ia merupakan jumlah total kreativitas dan
bukan sebagai sebuah tipe kreativitas. Kreativitas inovatif mengakibatkan
11
J. Winardi, Entrepreneur & Entrepreneurship, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group),
2008, hlm. 233-234
timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru,
sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah gaya baru penulisan, atau
cara melukis sebuah invensi (invention), atau sebuah metode baru untuk
memanaje sebuah organisasi.Kegiatan berfantasi atau mimpi sering kali
terlibat dalam inovasi pikiran manusia yang berpencar ke berbagai
wilayah penelitianyang belum pernaah di jajahi sebelumnya, hingga
dengan demikian muncul sebuah penyimpangan tajam dengan
pengetahuan tradisional.12
b. Inovasi produk
Inovasi pada jenis ini mengacu pada pengenalan barang dan jasa
yang baru atau yang mengalami peningkatan secara signifikan dalam
penggunaannya. Peningkatan yang terjadi juga bisa termasuk
pengetahuan atau teknologi baru, atau bahkan kombinasi dari
pengetahuan dan teknologi yang ada.
Produk baru adalah barang dan jasa yang berbeda secara
signifikan dalam hal karakteristik atau penggunannya dari produk
sebelumnya yang di produksi oleh desa. Sementara perkembangan
penggunaan produk baru dengan perubahan yang bersifat minor di
tunjang dengan spesifikasi teknisnya adalah termasuk inovasi produk.
Inovasi produk yang berupa jasa dapat mencakup perbaikan yang
signifikan dalam cara pelayanannya (misalnya dalam hal efisiensi
12 Ibid.,hlm. 234
atau kecepatan), penambahan fungsi atau karakteristik baru untuk
layanan yang sudah ada, atau pengenalan layanan yang sama sekali
baru.
c. Inovasi proses
Inovasi proses adalah penerapan dari metode produksi atau
pengiriman atau metode dalam aktivitas penunjang lainnya yang
bersifat baru atau yang secara signifikan mengalami peningkatan. Hal
ini termasuk perubahan sifnifikan seperti memperkenalkan teknik,
peralatan atau perangkat lunak yang digunakan selama fase inovasi.
Biasanya, digunakan dalam rangka mengurangi biaya unit produksi
atau pengiriman, untuk meningkatkan kualitas, atau untuk
menghasilkan produk/jasa yang baru atau produk/jasa yang di
modifikasi, yang dilakukan oleh usaha desa dapat mengubah cara
produksi.13
d. Inovasi pemasaran
Inovasi pemasaran adalah implementasi dari metode pemasaran
yang baru melibatkan perubahan signifikan dalam desain produk atau
kemasan, penempatan produk, promosi produk atau harga. Inovasi
pemasaran ditujukan untuk menangani kebutuhan pelanggan yang
lebih baik, membuka pasar baru, atau baru memposisikan produk
perusahaan dipasar, dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan
13 J. Winardi, ibid.,hlm. 234
produk. Fitur yang membedakan inovasi pemasaran dibandingkan
dengan perubahan lain dalam instrument pemasaran suatu perusahaan
adalah implementasi dari metode pemasaran yang sebelumnya tidak
digunakan oleh perusahaan. Hal ini harus menjadi bagian dari konsep
baru pemasaran atau strategi yang merupakan awal yang signifikan
dari metode pemasaran perusahaan yang ada. Metode pemasaran baru
dapat dikembangkan oleh perusahaan atau adopsi dari perusahaan
atau organisasi lain. Metode pemasaran baru dapat
diimplementasikan untuk produk yang baru maupun yang sudah ada.
Perubahan yang teratur rutin terjadi, musiman, dan lainnya
dalam instrument pemasaran umumnya tidak termasuk inovasi
pemasaran, dikarenakan perubahan yang terjadi berulang. Perubahan
agar menjadi inovasi pemasaran harus melibatkan metode pemasaran
yang sebelumnya tidak digunakan oeleh perusahaan.
e. Inovasi organisasi
Inovasi organisasi adalah implementasi dari sebuah metode
organisasi baru dalam praktik bisnis perusahaan, organisasi kerja atau
hubungan eksternal. Inovasi organisasi dapat dimaksudkan untuk
meningkatkan suatu kinerja perusahaan dengan mengurangi biaya
administrasi atau biaya transaksi, meningkatkan kepuasan kerja (dan
dengan dengan demikian produktivitas tenaga kerja meningkat),
mendapatkan akses non-tradable assets (seperti pengetahuan eksternal
yang tidak dapat dikodifikasi) atau mengurangi biaya persediaan.
Fitur yang membedakan suatu inovasi organisasi dibandingkan
perubahan organisasi lain dalam perusahaan adalah implementasi dari
metode organisasi (alam praktik bisnis, organisasi atau tempat kerja
hubungan eksternal) yang belum pernah di gunakan sebelumnya
dalam perusahaan dan hasilnya berupa keputusan strategis yang
diambil oleh manajemen.14
4. Desa
Sebutan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum baru dikenal pada
masa kolonial Belanda.Desa pada umumnya mempunyai pemerintahan
sendiri yang dikelola secara otonom tanpa ikatan hirarkhis-struktural dengan
struktur yang lebih tinggi. 15
Dalam beberapa konteks bahasa, daerah-daerah di Indonesia banyak
yang menyebutkan “desa” dalam ragam bahasa yang lainnya, namun tetap
sama artinya desa, misal di masyarakat lampung dikenal dengan sebutan
tiyuh atau pekon. Namun jika dilihat secara etimologis kata desa berasal dari
bahasa sansekerta,yaitu “deca”, seperti dusun, desi, negara, negeri, negari,
nagaro, negory(nagarom), yang berarti tanah air, tanah asal atau tanah
14
Ibid.,hlm. 234 15 Rudi. Hukum Pemerintahan Daerah,(Bandar Lampung:PKKPUU,2013), hlm. 82
kelahiran, tanah leluhur,yang merujuk pada satu kesatuan hidup dengan satu
kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas. 16
Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 menyatakan
bahwa Desaadalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebutDesa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yangberwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentinganmasyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atauhak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia.
A.W Wijaya mengartikan desa adalah suatu wilayah yang ditempati
oleh sejumlahpenduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya
kesatuanmasyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsungdi bawah camat dan berhak menjalankan rumah tangganya
sendiri dalam ikatanNegara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut H.A.W Widjaja Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat
hukum yangmempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat
istimewa.Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
16 Didik Sukrino, Pembaharuan Hukum Pemerintahan Desa, (Malang:Setara Press, 2012),
hlm.59
keanekaragaman,partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat. 17
Ciri-ciri desa secara umum antara lain:18
a. Desa umumnya terletak di atau sangat dekat dengan pusta wilayahusaha
tani (sudut panadang ekonomi);
b. Dalam wilayahnya itu perekonomian merupakan kegiatan ekonomi
dominan;
c. Faktor-faktor penguasaan tanah menentukan corak
kehidupammasyarakatnya;
d. Tidak seperti dikota ataupun kota besar yang penduduknya
merupakanpendatang populasi penduduk desa lebih bersifat “terganti
olehsendirinya;
e. Kontrol sosial lebih bersifat informal dan interaksi antar warga desalebih
bersifat personal dalam bentuk tatap muka; dan
f. Mempunyai tingkat homogenitas yang realtif tinggi dan ikatan social
yang relatif lebih ketat dari pada kota.
Desa menurut PPNo 72/2005 adalah 19
kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
17 H.A.W Widjaja, Otonomi Desa, (Jakarta: Penerbit PT RajaGarafindo Pesada, 2003), hlm.3 18 Wasistiono, Sadu, dan tahir, M. Irawan, Prospek Pengembangan Desa, (Bandung:
Fokusmedia, 2006), hlm.16. 19
Nurmayani, Hukum Administrasi Daerah, (Bandar Lampung: Universitas Lampung,
2009),hlm.92.
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara tersurat, PP ini mengakui
adanya otonomi desa dalam bingkai NKRI. Kemudian mengalami perubahan
yaitu Permendagri nomor 39 tahun 2010 bab 1 tentang badan usaha milik desa
yang menyebutkan:
“desa atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukumyang memiliki batas batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
5. Pemerintah desa
Pemerintahan desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsure
penyelenggara pemerintahan desa. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan
Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.Sedangkan BPD
adalah lembaga yang merupkan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggraan pemerintahan desa sebagai unsur peneyelenggra
pemerintahan desa.Mengenai susunan organisasi dan tata kerja pemrintahan
desa ditetapkan dengan peraturan desa.Peraturan Desa adalah peraturan
perundangundangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya.Dengan demikian, perangkat desa bertanggung
jawab kepada kepala desa.perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan
perangkat desa lainnya.
Perangkat desa lainnya terdiri dari:
a. Sekretaris desa
b. Pelaksana teknis lapangan
c. unsur kewilayahan.20
Keberadaan desa sebagai satu kesatuan masyarakat hukum memberi
pemahamanyang mendalam bahwa institusi desa bukan hanya sebagai
entitas administrative belaka tetapi juga entitas hukum yang harus dihargai,
diistimewakan, dilestarikan,dan dilindungi dalam struktur pemerintahan di
Indonesia. Hal ini yang kemudiantertuang dalam UUD 1945 Pasal 18 B ayat
(2) yang menyatakan: “Negaramengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat besertahak-hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembanganmasyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur denganundang-undang”.
Berdasarkan bunyi Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945 tersebut makadesa
diartikan bukan saja sebagai kesatuan masyarakat hukum adat, tetapi
20
Abdur Rozaki, dkk. Prakarsa Desa dan Otonomi Desa. Yogyakarta: IRE PRESS. 2005.
jugasebagai hierarki pemerintahan yang terendah dalam NKRI. Istilah
pemerintahandan pemerintah sendiri dalam masyarakat secara umum
diartikan sama, di manakedua kata tersebut diucapkan bergantian
(pemerintah atau pemerintahan).Sebutan kedua kata atau istilah tersebut
menunjuk pada penguasa atau pejabat.Mulai dari Presiden hingga Kepala
Desa, artinya semua orang yang memegangjabatan disebutlah pemerintah
atau pemerintahan, tetapi orang yang bekerja didalam lingkungan
pemerintah atau pemerintahan disebut orang pemerintahan.
6. Otonomi desa
Gagasan utama desentralisasi pembangunan adalah menempatkan desa
sebagai entitas yang otonom dalam pengelolaan pembangunan. Dengan
demikian, perencanaan desa dari bawah keatas (bottom up) juga harus
diwujudkan menjadi village self planning, sesuai dengan batas-batas
kewengan yang di miliki oleh desa. Desentralisasi pembangunan identik
dengan membuat perencanaan pembangunan cukup sampai desa saja. Desa
oleh kerananya mempunyai kemandirian dalam perencanaan pembangunan
tanpa intruksi dan intervensi pemerintah desa. Disinilah kemudian peran
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan nama lain,
sebagai lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemrintahan desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa. BPD inilah yang harus menjadi roda penggerak otonomi
desa.
Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan
merupakan pemberian dari pemerintah. Sebaliknya pemerintah berkewajiban
menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak istimewa,
desa dapat melakukan perbuatan hukum baik hukum publik maupun hukum
perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta dapat di tuntut dan menuntut di
muka pengadilan. 21
Bagi desa, otonomi yang di miliki berbeda dengan otonomi yang di
miliki oleh daerah provinsi maupun daerah kabupaten dan daerah kota.
Otonomi yang di miliki oleh desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat
istiadatnya, bukan berdasarkan penyerahan wewenang dari Pemerintah. Desa
atau nama lainnya, yang selanjutnya di sebut desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-
istiadat setempat yang di akui dalam system Pemerintahan Nasional dan
berada di Daerah Kabupaten. Landasan pemikiran yang perlu dikembangkan
saat ini adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomiasli, demokrasi, dan
pemberdayaan masyarakat.
Otonomi desa mengandung prinsip keleluasaan (discretionary),
kekebalan(imunitas) dan kapasitas (capacity).Keterpaduan antara keleluasaan
dan kapasitas melahirkan kemandirian desa, yakni kemandirian mengelola
21 Ibid.,hlm. 165
sumberdaya local sendiri yang sesuai dengan preferensi masyarakat lokal.
Kemandirian merupakan kekuatan atau sebagai sebuah prakondisi yang
memungkinkan proses peningkatan kualitas penyelenggaran pemerintahan
desa, pembangunan desa, pengembangan prakarsa dan potensi lokal,
pelayanan publik dan kualitas hidup masyarakat desa secara berkelanjutan.
Untuk membangun otonomi desa, desentralisasi harus di dorong sampai ke
level desa dimana distribusi kewenangan tidak hanya berhenti pada
pemerintah daerah saja tetapi perlu juga distribusi kewenangan hingga pada
tingkat desa.
Dalam UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah di
singgung pula perihal pemerintahan desa, yang kemudian secara spesifik
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.72 tahun 2005 tentang Desa
sebagai salah satu aturan pelaksana dari UU No.32 tahun 2004. Jadi,
sebenarnya kini telah ada regulasi yang khusus mengatur desa, namun
regulasi itu ada di level PP dan bukan UU. Definisi desa menurut PP No 72
tahun 2005 adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Secara tersurat, PP ini mengakui adanya otonomi desa
dalam bingkai NKRI.PP itu juga memberikan kewenangan yang cukup besar
bagi kepala desa dalam me-laksanakan tugas sebagai kepala pemerintahan
desa.
Kewenangan-kewenangan bagi kepala desa tersebut adalah:
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama Badan Per-musyawaratan Desa (BPD).
2. Mengajukan rancangan Peraturan Desa (Perdes).
3. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama
BPD.
4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) untuk dibahas dan
ditetapkan bersama BPD.
5. Membina kehidupan masyarakat desa.
6. Membina perekonomian desa.
7. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
8. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakili sesuai dengan peraturan perundang
undangan.
9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang
undangan.
Pengakuan akan otonomi desa juga ada dalam UU No.32 tahun 2004.
Dalam UU itu dijelaskan tentang definisi desa, yakni suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul
yang bersifat istimewa, sebagaimana dimaksud dalam penjelasan pasal 18
Undang-Undang Dasar 1945. Basis pemikiran dalam pengaturan mengenai
Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan,
baik UU No.32 tahun 2004 maupun PP No. 72 tahun 2005 itu me-mang
mengamanatkan adanya desentralisasi kekuasaan bagi pemerintahan desa.
7. Badan usaha milik desa
a. Pengertian badan usaha milik desa
Menurut Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa berdirinya Badan Usaha
Milik desa ini karena sudah diamanatkan bahwa dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa dapat mendirikan
badan usaha milik desa. Pilar lembaga BUMDes ini merupakan institusi
sosial-ekonomi desa yang betul-betul mampu sebagai lembaga komersial
yang mampu berkompetisi ke luar desa.BUMDes sebagai institusi
ekonomi rakyat lembaga komersial, pertama-tama berpihak kepada
pemenuhan kebutuhan (produktif maupun konsumtif) masyarakat adalah
melalui pelayanan distribusi penyediaan barang dan jasa. Hal ini
diwujudkan dalam pengadaan kebutuhan masyarakat yang tidak
memberatkan (seperti:harga lebih murah dan mudah mendapatkannya)
dan menguntungkan. Dalam hal ini, BUMDes sebagai institusi Komersiil,
tetap memperhatikan efisiensi serta efektifitas dalam kegiatan sector riil
dan lembaga keuangan (berlaku sebagai LKM). Rahardjo dan Ludigdo
(2006,h.84).
b. Tujuan dan fungsi badan usaha milik desa
Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah:22
1. Meningkatkan perekonomian desa;
2. Meningkatkan pendapatan asli desa;
3. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pedesaan.
Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa adalah
merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang
dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi,
akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk
menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara
efektif, efisien, profesional dan mandiri untuk mencapai tujuan BUMDes
22
Ibid.
dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif dan konsumtif)
masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola
masyarakat dan Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak
memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa
yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini
juga di tuntut mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (di luar
desa) dengan menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar
pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan atau tata aturan yang
disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di
pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes. Dinyatakan
di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat didirikan sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa. Apa yang dimaksud dengan ”kebutuhan dan
potensi desa” adalah:
a. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;
b. Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara
optimalterutama kekayaan desa dan terdapat permintaan di pasar;
c. Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan
usahasebagai aset penggerak perekonomian masyarakat;
d. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi
wargamasyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang
terakomodasi.
BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha di desa. Apa
yang di maksud dengan “usaha desa” adalah jenis usaha yang meliputi
pelayanan ekonomi desa antra lain:
a. Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan
usaha sejenis lainnya;
b. Penyaluran Sembilan bahan pokok ekonomi desa;
c. Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan,
peternakan perikanan dan agrobisnis;
d. Industri dan kerajinan rakyat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan
pendirian BUMDes adalah sebagai suatu badan usaha yang dapat
memberdayakan berbagai potensi usaha masyarakat desa, mendukung
berbagai adaptasi dan inovasi pembangunan di desa dan menjadi
lokomotif ekonomi desa serta pemerataan ekonomi pedesaan.
8. Pendapatan desa
Menurut ketentuan Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa Pasal 71 Ayat (1) Keuangan Desa adalah semua hak dan
kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
Desa. Pasal 72 Ayat (1), disebutkan sumber pendapatan desa berasal dari:
a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa;
b. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;
d. alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota;
e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga;23
Menurut penjelasan dari undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Pasal 72
Ayat (1) haruf a Yang dimaksud dengan “Pendapatan Asli Desa” adalah
pendapatan yang berasal dari kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan skala lokal Desa. Yang dimaksud dengan “hasil usaha”
termasuk juga hasil BUMDes dan tanah bengkok.
23
Abdur Rozaki, dkk. Prakarsa Desa dan Otonomi Desa, Yogyakarta: IRE PRESS, 2005.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang
didapat oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan oleh peneliti dan telah diringkas dalam table sebagai berikut:
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian mengenai
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) :
Tabel 1.2
Tinjauan pustaka
No Peneliti Judul Metode Hasil penelitian
1 Widha Anggun
Sulistya1,
Augusty
Ferdinand,
Susilo Toto
Raharjo (2005)
Upaya Peningkatan
Kinerja Pemasaran
Melalui Orientasi
Pasar dengan
Kapasitas Inovasi
Perusahaan,
Adaptasi produk dan
Keunggulan
Bersaing sebagai
Variabel Intervening
Survei Dalam penelitian ini
market orientation
terbukti berpengaruh
terhadap kapasitas
inovasi, kemudian
kapasitas inovasi
berpengaruh terhadap
keunggulan bersaing dan
keunggulan bersaing
berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran,
sedangkan variabel
adaptasi produk terbukti
tidak memberikan
pengaruh terhadap
variabel kinerja
pemasaran.
2 Rizka Hayyuna Eksistensi Badan
Usaha Milik Desa
terhadapPeningkatan
Pendapatan Asli
Desa di Tiyuh
Candra Kencana
Kecamatan Tulang
Bawang Tengah
KabupatenTulang
Bawang Barat
Kuantitatif Berdasarkan hasil
penelitian dan
pembahasan diketahui
bahwa eksistensi
BUMDes Artha Kencana
terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Tiyuh
memberikan kontribusi
nyata bagi Tiyuh Candra
Kencana
3 Coristya
Berlian
Ramadana,
Heru
Ribawanto,
Keberadaan Badan
Usaha Milik Desa
(BUMDES) sebagai
Penguat Ekonomi
Desa
Kualitatif Hasil penelitian ini ialah
keberadaan badan usaha
milik desa sudah sesuai
dengan peraturan daerah
Kabupaten Malang yang
Suwondo kemudian diatur oleh
desa dengan peraturan
desa mengenai badan
usaha milik desa.
4 Irfan
Nursetiawan
(2017)
Strategi
Pengembangan Desa
Mandiri
Melalui Inovasi
Bumdes
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
kualitatif.
Ada 3 (tiga) sektor yang
menjadi fokus dalam
usaha realisasi
kemandirian sebuah desa,
yakni: Potensi ekonomi;
Potensi sosial; dan
Potensi Sumber Daya
Manusia (SDM). Dimana
ketiga hal tersebut tidak
terlepas dari adanya
inovasi yang
diimplementasikan.
H. Kerangka pemikiran
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan telaah pustaka,
maka variable yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Adaptasi BUMDes
Inovasi BUMDes
Pendapatan Desa
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
dari orang atau perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif adalah cara
mendapatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.24
Penelitian deskriptif merupakan pengertian yang di
maksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.25
B. Subjek dan Objek Penelitian
Setting, dapat dipahami sebagai suatu keadaan atau tempat di mana subjek
penelitian itu berada. Sehubungan dengan itu penelitian ini mengambil subjek
atau lokasi di desa Sumber Agung Kecamatan Margo Tabir Kabupaten
Merangin. Kemudian objek dari penelitian ini adalah kaur umu desa sumber
Agung
C. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pusrposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
24 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 3. 25
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hlm. 234
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang
apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.26
D. Jenis dan sumber data
Jenis data yang di gunakan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,
yang diperoleh langsung dari dari sumbernya ataupun dari objek penelitian,
atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Data
primer tidak diperoleh melalui sumber perantara atau pihak kedua dan
seterusnya.27
Data primer dalam penulisan ini diperoleh dari pengamatan atau
wawancara dengan para responden. Pengamatan dilakukan di desa Sumber
Agung Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin serta melakukan
wawancara kepada Kepala Desa Sumber Agung, Pengelola dan anggota
BUMDes Sumber Agung.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 219 27
Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Fakultas Syariah IAIN STS Jambi dan
Syariah Press, 2012), hlm 45.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh
dengan cara mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat authentic,
karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.28
Data
sekunder dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku, jurnal, informan
dan arsip-arsip (dokumen-dokumen) atau literatur-literatur pustaka lainnya.
3. Sumber data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data yang diperoleh langsung berdasarkan hasil dari observasi, wawancara
dan dokumen-dokumen lainnya yang mendukung instansi yang meliputi:
a. Kepala Desa Sumber Agung
b. Kaur Umum
c. Koordinator Bidang Wedding Organizer
d. Koordinator Bidang Gerai Pulsa/Counter
e. Koordinator Bidang Simpan Pinjam
f. Koordinator Bidang Sewa Tenda
28
Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), hlm 45
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi (pengamatan)
Observasi ini adalah metode yang disebut juga dengan pengamatan
merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan
seluruh indera.29
Dalam penelitian ini penulis akan mengamati di lokasi
penelitian, yaitu di Desa Sumber Agung Kecamatan Margo Tabir Kabupaten
Merangin.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksi makna dala suatu topic.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus di teliti.30
Dalam penelitian ini penulis akan berusaha menemukan
informasi yang memenuhi standar sebagai data, dan informasi yang tepat
melalui wawancara terhadap pihak yang terlibat dalam penelitian ini.
29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 156 30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm137.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-
variabael yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah,
notulen dan sebagainya.31
Teknik ini ditujukan untuk memperoleh data
tentang sejarah pendirian Badan Usaha Milik Desa Sumber Agung, Struktur
Organisasi, jumlah pengelola Badan Usaha milik Desa dan data-data lainnya.
Metode ini digunakan untuk memudahkan penulis dalam mendapatkan data
yang tidak ditemukan dalam metode wawancara dan observasi, khususnya
mengenai :
a. Historis dan geografis Badan Usaha Milik Desa Sumber Agung,
Kecamatan Margo Tabir, Kabupaten Merangin
b. Struktur Organisasi Pengelola Badan Usaha Milik Desa Sumber Agung,
Kecamatan Margo Tabir, Kabupaten Merangin
c. Saran dan Parasarana Badan Uasaha Milik Desa Sumber Agung,
Kecamatan Margo Tabir, Kabupaten Merangin.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya dalam penelitian ini
adalah menganalisa data. Adapun analisis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka
Cipta, 2010), hlm. 231.
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin sering meneliti
kelapangan semakin banyak data yang diperoleh, untuk itu maka perlu
dianalisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih jelas,
dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data, dalam penelitian kualitatif, penyajian data yang bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan, antar kategori, melalui penyajian
data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan mendisplay data maka
akan mempermudah utnuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan kesimpulan
Verification berarti penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kuat.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi tidak keluar dari jalur pembahasan dan tidak
terjadinya pelebaran dalam pembahasan ini, maka penulis membuat sisetematika
penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini, dan menjadi
ringkasan dari pembahasan-pembahasan yang ada didalam setiap babnya berikut
ini :
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistemasis penelitian.
BAB II Metodologi penelitian
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan
skripsi, yang berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode penetuan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis.
BAB III Gambaran umum tempat penelitian
Bab ini akan membahas dengan jelas tentang sejarah singkat desa tempat
penelitian dilakukan.
BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini penulis akan memaparkan secara lengkap tentang apa yang akan
diteliti oleh peneliti, yaitu Strategi Peningkatan Pendapatan Desa Melalui
Adaptasi Dan Inovasi Badan Usaha Milik Desa (Studi Pada Desa Sumber Agung,
Kecamatan Margo Tabir, Kabupaten Merangin).
BAB V Penutup
Dalam bab ini memuat tentang uraian atau kesimpulan serta saran dari
pembahasan di atas.
BAB III
GAMBARAN UMUM
DESA SUMBER AGUNG, KECAMATAN MARGO TABIR, KABUPATEN
MERANGIN
A. Sejarah Singkat Tentang Desa Sumber Agung
1. Sejarah Sumber Agung
Dalam wawancara yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 28 Agustus
2018 jam 14:23 WIB menurut keterangan bapak Maido (tokoh agama)
mengatakan “pada tahun 1939 Dasa Sumber Agung masih hutan belantara
dan banyak sekali binatang buas dan ditramigasikan oleh pemerintah
belanda, pada masa itu baru sikitar 30 KK. Rumahnya pun masih sangat
jarang-jarang dan rumahnya terbuat dari barang yang sangat sederhana
dengan beratapkan ilalang dikarnakan belum adanya genteng seperti zaman
modern.”
Bapak sumarjono (mantan LKMD) mengatakan mengatakan Nama
Sumber Agung itu berasal dari dua suku kata, yaitu: kata Sumber dan kata
Agung,Sumber memiliki arti “Mata Air”, Agung beartri “Besar” jadi Sumber
Agung artinya “ Mata Air Besar” adapun maksud dari kata tersebut adalah
agar warga masyarakat Desa Sumber Agung dapat hidup makmur yang
mempunyai sumber kehidupan yang besar, pada mulanya Desa Sumber
Agung berbentuk kampung yang disebut dengan kampung 6 (enam) dalam
wilayah dalam wilayah Margoyoso berubah menjadi sebuah Desa Sumber
Agung pada tahun 1958 setelah terjadi perubahan tersebut Desa Sumber
Agung mengalami sebuah perubahan dan perkembangan seiring perubahan
dan perkembangan zaman, sehingga banyak prestasi yang diperolehnya baik
tingkat Desa, Kecamatan, kabupaten, sampai tingkat privinsi dengan
berbagai cabang kegiatan yang di ikuti. Diantaranya:
1. Juara satu desa teladan tingkat provinsi tahun 1985
2. Juara dua desa teladan tingkat nasional tahun 1985
3. Juara satu desa teladan tingkat provinsi tahun 1995
Desa sumber agung telah dipimpin oleh tujuh orang kepala desa
diantaranya;32
Tabel 3.1
Daftar Nama Perangkat Desa Sumber Agung
NO NAMA LAMA MENJABAT
1 ROMO ENGGOLO 1942 S/d 1955
2 AHMAD MURSYID 1955 S/d 1960
3 SLAMET 1960 S/d 1970
4 JA’FAR SYIDIK 1970 S/d 1982
5 SAMIJAN 1982 S/d 2003
6 JAIRAN 2003 S/d 2015
7 HERIADI 2015 S/d 2016
8 PRIYANTO 2016 S/d Sekarang
32
Sumber Data: Dokumentasi Profil Desa Sumber Agung, 2018
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
2. Letak
Secara geografis Desa Sumber Agung terletak disebelah barat Ibu Kota
Kecamatan merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Merangin
dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan 4 Km dan dari Ibu Kota Kabupaten 26
Km , sedangkan dari Ibu Kota Propinsi sekitar 360 Km dengan batas-batas
wilayahnya sbb :
Sebelah Utara : Desa Lubuk Bumbun Kec. Margo Tabir
Sebelah Timur : Desa Bungo Tanjung Kec. Tabir Selatan
Sebelah Selatan : Desa Tanjung Rejo Kec. Margo Tabir
Sebelah Barat : Desa Suko Rejo Kec. Margo Tabir
3. Luas
Luas wilayah desa 7 Km2 di kecamatan margo tabir, yang terdiri dari:
a. Tanah sawah/lading : 50 H
b. Tanah kering/pekarangan : 5 H
c. Tanah basah : -
d. Tanah perkebunan :800 H
e. Tanah perumahan : 25 H33
33 Sumber Data: Dokumentasi Profil Desa Sumber Agung, 2018
4. Wilayah
Terdiri dari 4 dusun dan 12 RT, sebagai berikut:34
Tabel 3.2
Daftar Dusun Desa Sumber Agung
No. Nama Dusun Jml RW Jml RT
1 DUSUN 01 - 3
2 DUSUN 02 - 3
3 DUSUN 03 - 3
4 DUSUN 04 - 3
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
5. Kenampakan Alam
Desa SUMBER AGUNG masuk wilayah Kecamatan Margo Tabir
dengan luas wilayah Desa SUMBER AGUNG 7 KM2. Namun dari keluasan
wilayah yang begitu potensial saat ini masih banyak sumber daya alam yang
berpotensi belum digali saat ini. Letak Geografis desa SUMBER AGUNG
berada di wilayah Kabupaten Merangin.
Keseharian masyarakat desa SUMBER AGUNG adalah Pekebun Karet,
Sawit, bertani, buruh tani, dan berternak (sapi, Kambing, ayam, Itik dll),
bangunan, buruh bangunan serta berdagang dan lainnya. Mengingat keadaan
wilayah desa SUMBER AGUNG yang memiliki area yang kurang luas.
34 Sumber Data: Dokumentasi Profil Desa Sumber Agung, 2018
Masyarakat umumnya sudah aktif mengolah lahan perkebunan dan
dengan menanam Karet dengan menggunakan cara yang sederhana dan
konvensional dan hasil panen belum seutuhnya menemukan harga yang
sebanding dengan pekerjaan tersebut. Kendalanya yang utama adalah naik
turunnya harga perdagangan Getah Karet dan di Musim Hujan yang lama
ataupun Musim kemarau yang berkepanjangan, sering turun drastis sementara
harga tinggi kadang-kadang tidak mampu bertahan lama sehingga banyak
yang belum sempat menjual sudah turun harga lagi.
Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 4 Kilo meter dengan lama
tempuh sekitar 5 menit. Jalan Raya sebagian sudah bagus sedangkan Jalan
Lingkungan Desa kebanyakan masih rusak .Jarak tempuh ke Ibu Kota
Kabupaten Merangin sejauh 26 kilo meter dengan lama tempuh sekitar 45
Menit. Di samping itu, yang tak kalah pentingnya adalah tingkat partisipasi
masyarakat yang tinggi dalam membangun Desa merupakan faktor yang
paling utama dalam memajukan Desa. Perangkat Desa di Kantor Desa
SUMBER AGUNG terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala
Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan dan Kepala Urusan
Umum.
Pada umumnya selama kami menjabat selaku Kepala Desa mulai tahun
2016 pelaksanaan Pemerintahan Desa baik di bidang Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan berjalan dengan baik. Hal tersebut berkat
adanya arahan dan bimbingan dari BPMPD Kabupaten Merangin, Bagian
Tata Pemerintahan, Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kabupaten
Merangin, Bapak Camat Margo Tabir serta dukungan penuh dan kerja sama
yang baik dari BPD Desa Sumber Agung .
Dengan adanya dukungan serta kerja sama yang baik selama ini antara
Pemerintah Desa dengan BPD sehingga dapat membuat Peraturan Desa dan
menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa melalui musyawarah dan
mufakat. Begitupun halnya dengan Lembaga Kemasyarakatan di Desa yakni
RT-RT, BPD, PKK Karang Taruna yang merupakan mitra bagi Pemerintah
Desa.35
B. Gambaran Umum Demografis
Dalam pelaksanaan pembangunan jumlah penduduk dapat sebagai penentu arah
kebijakan kegiatan desa, mengingat bahwa asset desa ini memiliki peran ganda
sebagai subjek maupun objak kegiatan, struktur penduduk berdasarkan kelompok
umur, jenis kelamin dan penyebaran pada wilayah sebagai berikut :
a. Umur
Tabel 3.3
Daftar Umur Masyarakat Desa Sumber Agung
No Kelompok Umur Jumlah
1 0-5 Tahun 335 Jiwa
2 6-12 Tahun 411 Jiwa
35 Sumber Data: Dokumentasi Profil Desa Sumber Agung, 2018
3 13-18 Tahun 425 Jiwa
4 19-22 Tahun 323 Jiwa
5 23-59 Tahun 1627 Jiwa
6 60 Tahun
Keatas
253 Jiwa
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
b. Jumlah Jiwa
Jumlah jiwa : 3421 Orang
Jumlah laki-laki : 1734 Orang
Jumlah perempuan : 1687 Orang
Jumlah kepala keluarga : 1059
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat dari tahun ketahun terus berkembang
kejenjang lebih tinggi, dengan hasil capaian dalam satu tahun yang lulus dari
jenjang tingkatan pendidikan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Daftar Pendidikan Masyarakat Desa Sumber Agung
No Pendidikan Terakhir Jumlah
1 Tidak Tamat SD 542
2 Tamat SD/Sederajat 820
3 Tamat SLTP/Sederajat 726
4 Tamat SLTA/Sederajat 487
5 Sarjana 81
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
d. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk Desa Sumber Agung tersebar pada wilayah
masing-masing Dusun sebagaimana tersebut pada label :
Tabel 3.5
Daftar Penyebaran Penduduk Desa Sumber Agung
Dusun Jumlah Penduduk
Jumlah Laki- Laki Perempuan
1 2 3 4
Dusun 01 448 467 915
Dusun 02 393 360 753
Dusun 03 501 482 983
Dusun 04 392 379 771
Jumlah 3.421
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
Dan tersebar di wilayah RT sebagai berikut:
Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Desa Sumber Agung
RT Jumlah Penduduk
Jumlah Laki- Laki Perempuan
RT. 01 140 210 350
RT. 02 175 141 316
RT. 03 129 114 243
RT. 04 148 120 268
RT. 05 113 115 228
RT. 06 128 124 252
RT. 07 176 143 319
RT. 08 198 213 411
RT. 09 126 126 252
RT. 10 130 127 257
RT. 11 149 146 295
RT. 12 113 106 219
Jumlah 3.410
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
Tabel 3.7
Daftar Kesejahteraan Sosial Desa Sumber Agung
No Uraian Jumlah Satuan Keterangan
A Kesejahteraan Sosial
1. Keluarga
Prasejahtera
268 KK Jumlah
KK=1059
2. Keluarga
Prasejahtera 1
40 KK
3. Keluarga
Prasejahtera 2
21 KK
4. Keluarga
Prasejahtera 3
21 KK
5. Keluarga
Prasejahtera 3 Plus
23 KK
B Mata Pencaharian
1. Buruh Tani 276 Jiwa
2. Petani 538 Jiwa
3. Pedagang 181 Jiwa
4. Tukang Kayu 27 Jiwa
5. Tukang Batu 8 Jiwa
6. Penjahit 19 Jiwa
7. PNS 26 Jiwa
8. TNI/Polri 6 Jiwa
9. Pengrajin 16 Jiwa
10. Industri Kecil 6 Jiwa
11. Buruh Industi 1 Jiwa
12. Kontraktor 2 Jiwa
13. Sopir 16 Jiwa
14. Montir/Mekanik 14 Jiwa
15. Guru Swasta 7 Jiwa
16. Lain-lain Jiwa
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
C. Sarana Prasarana dan Infrastruktur
Sebagai desa yang berkembang, di Desa Sumber Agung terdapat hasil
pembangunan sarana dan prasarana seperti tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 3.8
Daftar Sarana Dan Prasarana Desa Sumber Agung
No Sarana / Prasarana Jumlah Satuan Keterangan
1 Balai Desa 1 Unit
2 Kantor Desa 1 Unit
3 Pustu 2 Unit
4 Masjid 2 Unit
5 Mushala 13 Unit
6 Gereja Unit
7 Tempat Pemakaman Umum 1 Unit
8 Pos Kamling 12 Unit
9 TK / PAUD 1 Unit
10 SD / Sederajat 2 Unit
11 SMA / Sederajat Unit
12 TPQ 2 Unit
13 Jalan Aspal Penetrasi 1500 Meter
14 Jalan Sirtu / Koral 14500 Meter
15 Jalan Rabat Beton 50 Meter
16 Jalan Tanah 2000 Meter
Sumber: Sejarah dan Profil Desa Sumber Agung
D. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumber Agung
Struktur organisasi pemerintah Desa Sumber Agung menganut sistem
kelembagaan pemerintahan desa dengan pola minimal sebagaimana tersaji dalam
gambar berikut.36
36 Sumber Data: Dokumentasi Profil Desa Sumber Agung, 2018
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sumber Agung
KEPALA DESA
PRIYANTO
SEKRETARIS
YAHMAN, S.Pd
KAUR UMUM
MARYOSO
KAUR PEMERINTAHAN
PURGIYANTO BENDAHARA
ENDRA YULIANTO
KAUR PEMBANGUNAN
YANTO
KADUS I
MUSRIADI
KADUS II
MASTUR
PELTU KADUS IV
SABAN
KADUS III
SUGENG
Gambar 3.2
Permusyawaratan Desa (PBD)
E. Tentang (BUMDES) Badan Usaha Milik Desa
BUMDES di dirikan dan ditetapkan di desa sumber agung pada tanggal 8
Agustus 2017, berdasarkan keputusan kepala Desa Sumber Agung nomor 14
tahun 2017 Tentang Pembentukan Pengurus Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) “Berkah Anyar” Desa Sumber Agung Kecamatan Margo Tabir
Kabupaten Merangin.37
37 Sumber Data: Dokumentasi Profil Desa Sumber Agung, 2018
KETUA
MUJIONO
WAKIL KETUA
BERO
SEKRETARIS
MARSUIN
ANGGOTA
SANUSI
ANGGOTA
SUJONO
ANGGOTA
KARMUJI
ANGGOTA
SUNARTO
F. Struktur Organisasi BUMDES Berkah Anyar
Gambar 3.3
Struktur Organisasi BUMDes Berkah Anyar
K O M I S A R I S
PRIYANTO
BADAN PENGAWAS
1. MUSENI
2. HUSIN
D I R E K T U R
YULANDA RIZALDI
SEKRETARIS/BENDAHARA
BINTI NUR SA’ADAH
UNIT USAHA
WEDDING ORGANIZER
1. SUNARTO
2. SANUSI
3. KARMUJI
GERAI PULSA /COUNTER HP
YULANDA RIZALDI
SIMPAN PINJAM
BINTI NUR SA’ADAH
SEWA RUKO
HASAN, H.A
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Peningkatan Pendapatan Desa melalui Adaptasi dan Inovasi Badan
Usaha Milik Desa Sumber Agung
Desa Sumber Agung merupakan desa yang dapat terbilang cukup luas
dengan banyak potensi-potensi sumber daya alam yang dapat dikelola oleh
masyarakat setempat. Dengan kondisi geografis yang bagus serta banyaknya
sumber daya alam yang dapat dikelola maka umumnya masyarakat setempat
memilih untuk mengolah perkebunan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Namun, disisi lain jika hanya kegiatan berkebun yang dilakukan di
desa tersebut tentunya akan sangat lambat untuk meningkatkan pembangunan
desa. Maka dari itu perangkat desa memiliki inisiatif untuk membentuk Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) agar dapat dijadikan sebagai wadah bagi
masyarakat setempat dalam melakukan pemberdayaan desa.38
Adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan salah satu upaya
dalam mempercepat pembangunan desa dengan menyediakan sarana dan
prasarana serta meningkatkan pembangunan perekonomian desa secara efektif.
Dalam hal ini, target yang ingin dicapai dengan adanya BUMDes adalah adanya
program-program yang terbentuk untuk pengembangan pemberdayaan desa agar
mampu meningkatkan pendapatan desa itu sendiri. Jika dilihat dari tujuan umum
38
Ade Eka Kurniawan, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Peningkatan
Pendapatan Desa (Desa Lanjut Kecamatan SIngkep Pesisir Kabuoaten Lingga Tahun 2015). Jurnal
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. 2016.
pembentukan BUMDes maka ada beberapa hal yang dapat dicapai dengan
adanya BUMDes tersebut antara lain, pengembangan usaha dalam mengatasi
kemiskinan, mendorong tumbuhnya usaha masyarakat, penyedia jaminan sosial
serta penyedia layanan bagi masyarakat desa.
1. Strategi Adaptasi Badan Usaha Milik Desa
Adaptasi adalah rencana yang harus dilakukan, yaitu dengan mengganti
atau menciptakan produk baru supaya dapat mencukupi kebutuhan atau
keinginan pelanggan tanpa mengganti strategi komunikasi yang ada.
Adaptasi merupakan salah satu struktur adaptasi produk ke dalam budaya
dan keunikan permintaan konsumen, sehingga mampu menambah kapasitas
produk unit usaha untuk dapat bersaing dipasar global. Dalam melakukan
adaptasi produk, perusahaan juga tidak hanya melakukan adaptasi produk,
tetapi juga meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi selera konsumen
dan meningkatkan respon pelanggan. Selain kualitas, perusahaan juga perlu
mengadaptasikan fungsi produknya untuk menyesuaikan kebutuhan
pelanggan. Dalam mengadaptasikan fungsi produknya perusahaan harus
mengidentifikasi karakter dan perilaku konsumen, karena karakter dan
perilaku pelanggan berbeda-beda. 39
Jadi dilihat dari penjelasan tersebut strategi pihak pengelola badan usaha
milik desa untuk meningkatkan pendapatan desa yaitu dengan adaptasi
39
S. T. Cavusgil, & S. Zou, Marketing Strategy-Performance Relationship : An Investigation
of the Empirical Link in Export Market Ventures. Journal of Marketing. (1994).
produk baru nya disetiap unit usaha. Terutama mengadaptasikan fungsi
produk yang berkualitas untuk yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Dan juga koordinator dari setiap unit usaha badan usaha milik
desa juga bisa mengidentifikasi perilaku pelanggan agar bisa beradptasi
dengan produk yang di buatnya.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang diperoleh bahwa adaptasi badan
usaha milik desa berupa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,
dilihat dulu kebutuhan masyarakat itu apa saja yang belum terpenuhi.
Kemudian memilih tempat yang strategis untuk tempat memulai usahanya.
Dan kemudian juga dengan sistem memasarkan usaha yang ada dalam
BUMDes yakni berupa penyewaan ruko yang sesuai dengan permintaan
penyewa.
2. Strategi Inovasi Badan Usaha Milik Desa
Inovasi adalah metode untuk selalu memperbarui dan mengembangkan
suatu perusahaan yang bisa diraih dengan cara pengenalan kemajuan
teknologi, kualitas baru dalam menghasilkan produk - produk dan jasa - jasa
baru, serta peningkatan pasar baru dan menginformasikan bentuk-bentuk
baru organisasi yang merupakan kombinasi dari berbagai aspek inovasi yang
ada pada perusahaan untuk membangun sebuah ruang lingkup inovasi.
Inovasi dibedakan dengan kreativitas, dimana kreativitas adalah gagasan-
gagasan baru untuk memperluas pengembangan produk baru, sedangkan
inovasi adalah menjalankan sesuatu yang baru dan mengalihkan pemikiran-
pemikiran / ide - ide yang baru untuk menghasilkan keberhasilan bisnis yang
sedang berkembang.40
Berdasarkan dari kesimpulan hasil wawancara bahwa dengan cara
membangun toko atau ruko yang ada di pasar yang sebelumnya belum ada.
Artinya di bangunnya ruko tersebut agar dapat menambah nilai tambah dari
sewa toko. Dari segi kerapian dan kebersihan pun yang akan kami utamakan
agar masyarakat tersebut dapat menggunakan atau mengembangkan
usahanya dengan adanya sewa ruko tersebut. Kemudian juga dari unit usaha
yang sebelumnya hanya sewa tenda yang pada akhirnya telah ada
peningkatan dengan adanya wedding organizer juga itu menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
3. Efektivitas Strategi Adaptasi dan Inovasi dalam Meningkatkan
Pendapatan Desa
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang berhasil dilakukan dengan baik. Efektivitas
menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif
kalau usaha tersebut mencapai tujuannya. Secara ideal dapat dinyatakan
dengan ukuran-ukuran yang agak pasti.41
Efektif adalah kemampuan
mengerjakan sesuatu dengan benar. Efektivitas banyak berkaitan dengan
40
Widha Anggun Sulistya, Upaya Peningkatan Kinerja Pemasaran Melalui Orientasi Pasar
Dengan Kapasitas Inovasi Perusahaan, Adaptasi Produk Dan Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel
Intervening (pada UMKM Makanan Olahan Ikan di Kabupaten Demak). Jurnal Fakultas Ekonomika
dan Bisnis, Universitas Diponegoro. 41
Ensiklopedia Indonesia ichtiar baru-van-hoeve, Jakarta 1980. Hal 883.
tujuan karena semakin dekat organisasi kepada tujuannya, semakin efektif
organisasi tersebut. Keefektivan organisasi adalah kondisi yang menunjukn
sejauh mana sebuah organisasi mewujudkan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan dan tujuan-tujuan yang dicapai.42
Badan Usaha Milik Desa Berkah anyar, Desa Sumber Agung yang pada
dasarnya juga merupakan organisasi lembaga ekonomi masyarakat desa.
Dengan demikian Badan Usaha Milik Desa dapat dikatakan baik dan efektif
apabila mencapai tujuan yang ditetapkan. Budiani menyatakan bahwa untuk
mengukur efektifitas suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan
indikator-indikator, yaitu ketepatan sasaran program, sosialisasi program,
tujuan program, dan pemantauan program. 43
Sedangkan tambahan menurut Ahmad Wito Subagyo dalam tesisnya,
untuk mengukur indikator keefektivitasan program pemberdayaan
masyarakat yaitu ketepatan penggunaan dana, tingkat pengembalian dana
dan pelatihan.44
Melihat dari prospek usaha yang dapat dijalankan di Desa Sumber
Agung untuk itu perangkat desa beserta pengurus BUMDes menetapkan
42
Skripsi Fajar Eka Pratomo. 2016 “Efketivitas Pendayagunaan Zakat Produktif Pada
Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam , Purwokerto: IAIN
Purwokerto, hlm 10. 43
Dikutip dari jurnal Ni Wayan Budiani, 2007. “Efektivitas program Penanggulangan
Pengangguran Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur
Kota Denpasar”, INPUT Jurnal Ekonomi dan Sosial volume 2 nomor 1, Bali: Universitas Udayana,
hlm. 53. ojs.unud.ac.id, diakses pada 05 Oktober 2018 pukul 23:16.. 44
Tesis Ahmad Wito Subagyo, 2000, “Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan dan
Pemberdayaan Masyarakat desa”,UGM hal 27
Berkah Anyar sebagai nama BUMDes yang akan dijalankan dengan 4 unit
usaha yang yaitu, Sewa Tenda, Gerai Pulsa/Counter HP, Simpan Pinjam dan
Sewa Ruko. Pemilihan Keempat unit usaha tersebut merupakan suatu hal
yang telah dipandang dapat memiliki prospek yang cukup bagus dengan
melihat kondisi serta kenutuhan dari masyarakat setempat.
Berdasarkan keputusan Kepala Desa Sumber Agung No. 14 Tahun 2014
tentang pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkah Anyar
dipilihlah 8 orang pengurus untuk mengembangkan BUMDes sesuai dengan
unit usahanya masing-masing, dimana unit usaha yang dijalankan terdiri
Wedding Organizer, Gerai Pulsa/Counter HP, dan Simpan Pinjam dengan
strategi pengembangan sebagai berikut:
a. Pengembangan Unit Usaha Sewa Tenda
Pemanfaatan usaha sewa tenda sebagai peluang usaha mulai banyak
diminati oleh sebagian besar pedesaan sebagai unit usaha desa. Pada
umunya setiap acara ataupun hajatan merupakan suatu acara yang sangat
sakral bagi setiap orang. Oleh karena, itu bagi setiap orang yang ingin
melaksanakan hajatan tentunya ingin melangsungkan acara tersebut
dengan suatu hal yang berbeda. Selain itu masyarakat pada saat ini
sebagian besar tidak mau repot untuk menjalankan acara tersebut,
sehingga dari hal itu unit usaha yang dikembangkan di Desa Sumber
Agung ini dirasa memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Belum lagi
di daerah sekitaran Desa Sumber Agung ini masih sulit sekali mencari
orang-orang yang menjalankan usaha jasa tenda, maka dari itu usaha
yang dijalankan oleh BUMDes ini semakin memiliki peluang yang
cukup besar.
Sebagaimana penetapan dari pengurus BUMDes, sasaran untuk
usaha ini adalah seluruh masyarakat desa setempat yang ingin
melaksanakan hajatan dengan harga yang cukup bervariasi
menyesuaikan dengan kebutuhan dari para konsumen. Namun, dalam
hal ini para pengurus BUMDes telah menetapkan harga penyewaan
tenda kepada masyarakat sebesar Rp.500.000/unit. Selain itu pengurus
BUMDes juga tidak membatasi sasaran usaha untuk masyarakat yang
berada di daerah luar Desa Sumber Agung, dengan begitu ruang lingkup
sasaran usaha ini dapat tersebar dengan luas.
Berdasarkan wawancara kepada Bapak Sunarto yang menjadi
koordinator dalam menjalankan unit usaha sewa tenda, bahwasannya:45
Usaha yang kami jalankan sampai dengan saat ini memang
belum lengkap seperti halnya sewa tenda professional yang ada di
kota-kota. Fasilitas-fasilitas yang kami miliki saat ini juga belum
se-modern seperti sewa tenda yang ada pada umumnya, tetapi apa
yang kami miliki saat ini sudah mampu memberikan sesuai
kebutuhan masyarakat desa. Namun, sampai sekarang tentu saja
kami terus berusaha untuk menjadi sewa tenda yang professional
dengan memberikan layanan dan fasilitas yang optimal kepada
masyarakat yang membutuhkan jasa kami. Dilihat dari layanan
yang telah kami berikan selama 1 tahun belakangan ini, masyarakat
yang menerima jasa kami terlihat cukup puas dengan layanan kami.
Sehingga sampai dengan saat ini lebih kurang dalam waktu 2 bulan
kami bisa mendapatkan 2 sampai dengan 3 acara yang diterima.
45
Wawancara kepada Sunarto (Pengurus Unit Usaha Sewa Tenda BUMDes Berkah Anyar)
Dari wawancara tersebut dapat saya tarik kesimpulan bahwa, usaha
Wedding Organizer yang telah dijalankan kurang lebih selama 1 tahun
mengalami perkembangan yang cukup bagus dengan memiliki pangsa
pasarnya sendiri di desa maupun daerah luar Desa Sumber Agung.
Sampai dengan saat ini pendapatan dari usaha sewa tenda dapat terbilang
cukuup bagus. Berikut laporan pendapatan desa dari usaha sewa tenda
dalam waktu satu tahun:
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
8000000
9000000
Sewa Tenda
2016 2017 2018
Grafik 4.1
Pendapatan Usaha Sewa Tenda BUMDes Berkah Anyar
Sumber: Laporan keuangan BUMDes, Desa Sumber Agung
Dengan memiliki prospek yang bagus dari usaha sewa tenda yang
dijalankan oleh BUMDes Berkah Anyar dapat terlihat dari data diatas
bahwa usaha yang dijalankan sejak tahun 2016 sampai dengan 2018
pendapatan dari usaha sewa tenda mengalami peningkatan dengan nilai
total pendapatan sampai dengan saat ini mencapai Rp. 19.000.000.
b. Pengembangan Unit Usaha Gerai Pulsa/Counter HP
Dalam tiap tahunnya, para pengguna handphone semakin meningkat.
Sama halnya dengan masyarakat Desa Sumber Agung yang telah banyak
menggunakan handphone sebagai media komunikasi baik dari remaja
sampai dengan dewasa. Fenomena yang terjadi dengan berkembangnya
media sosial serta game di android yang digemari para masyarakat
membuat peluang bisnis Counter Hp semakin terbuka di Desa Sumber
Agung. Dari hal seperti inilah para pengurus BUMDes memanfaatkan
kesempatan untuk menjalankan unit usaha Gerai Pulsa/ Counter HP untuk
menjadikan BUMDes di Desa Sumber Agung Semakin produktif. Ada
beberapa produk yang di jual dari Unit Usaha Gerai Pulsa/Counter HP ini
seperti, Kartu Perdana non Kuota, Kartu Perdana Kuota, serta Pulsa.
Samapi dengan saat ini Gerai Pulsa yang dijalankan memang belum
selengkap Counter HP yang ada di pasar pada umumnya. Karena memang
masih ada kekurangan dari produk yang dijual seperti, Handphone baru
dan bekas serta barang-barang pelengkap handphone lainnya.
Dilihat dari inovasi dan adaptasi dari masyarakat perkembangan
usaha yang telah dijalankan sampai dengan saat ini, tentu saja hasil yang
didapat cukup memuaskan walaupun pendapatan penjualan dari satu
produk itu terbilang kecil. Namun, dari hasil yang dapat itu memang kecil
tetapi konsumen yang membeli di usaha tersebut dapat terbilang cukup
rutin. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yulanda Rizaldi selaku
orang yang menjalankan unit usaha gerai pulsa/Counter HP BUMDes
Berkah Anyar, bahwasannya:46
Usaha yang kami jalankan ini memang terlihat kecil, namun
sebenarnya dari hal kecil seperti ini dari kondisi masyarakat dengan
gaya hidup semakin tinggi maka saya lihat usaha yang dijalankan
ini cukup prspektif. Beberapa remaja yang ada di Desa Sumber
Agung ini kalau saya lihat ada yang memiliki 2 handphone. Selain
itu penggunaan media sosial yang dapat terbilang sangat aktif bagi
para remaja membuat usaha yang dijalankan ini juga cukup
menguntungkan. Ditiap harinya kurang lebih kami mendapatkan
25-40 kali transaksi untuk penjualan pulsa dan kuota dengan
keuntungan yang saya dapatkan kurang lebih Rp.800–Rp.5000
untuk masing-masing transaksi. Sehingga dari itu keuntungan yang
bisa saya dapatkan dalam 1 bulannya kurang lebih mencapai
Rp.700.000-Rp.1.000.000.
Dari wawancara tersebut, dapat saya simpulkan usaha yang
dijalankan dari unit usaha gerai pulsa/Counter HP tersebut cukup
menguntungkan. Walapun usaha yang dijalankan terbilang kecil, dengan
rutinnya masyarakat melakukan pembelian pada usaha tersebut membuat
usaha yang dijalankan semakin menguntungkan. Terbukti dari
keuntungan usaha yang telah didapatkan sampai dengan saat ini terbilang
cukup menguntungkan. Dimana ditahun 2017 usaha gerai pulsa yang
telah dijalankan telah mendapat keuntungan dengan mencapai jumlah
sebesar Rp. 2.640.000. Sementara dimulai dari awal tahun 2018 sampai
46
Wawancara bersama Bapak Yulanda Rizaldi (Pengurus Unit Usaha Gerai HP BUMDes
Berkah Anyar)
dengan saat ini usaha gerai pulsa tersebut telah mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 4. 300.000.47
c. Pengembangan Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit usaha simpan pinjam merupakan salah satu jenis usaha yang
mampu mengembangkan perekonomian desa jika digunakan secara
optimal. Pada umumnya, usaha simpan pinjam dapat memberikan
dampak positif dengan mendukung permodalan bagi masyarakat desa
untuk mengembangkan usahanya karena permodalan merupakah suatu
penggerak utama dalam menjalankan sebuah usaha. Dalam hal
meningkatkan pendapatan desa, usaha simpan pinjam merupakan suatu
lembaga yang dapat memberikan peran besar bagi masyarakat desa. Pada
saat ini sudah banyak lembaga jasa peminjaman menawarkan produk
usahanya dengan memberikan bunga yang tinggi, bahkan terkadang ada
lembaga keuangan yang tidak memiliki legalitas usaha juga menawarkan
pinjaman kepada masyarakat desa Sumber Agung. Untuk mengatasi hal
tersebut, perangkat desa dan pengurus BUMDes Berkah Anyar
memutuskan mendirikan Unit Usaha Simpan Pinjam, dimana diharapakan
dengan adanya unit usaha ini dapat mendorong masyarakat desa agar
lebih produktif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ketika
awal pendirian usaha simpan ini, memang tidak dapat dipungkiri bahwa
membutuhkan perjuangan yang cukup besar sampai pada akhirnya
47
Observasi 20 September 2018
BUMDes Berkah Anyar bekerja sama dengan Bank BNI untuk
mengembangkan unit usaha ini dengan memberikan berbagai macam jasa
layanan perbankan seperti, pembukaan rekening baru, transfer, tarik tunai,
serta pinjaman.
Menurut Nur Sa’adah selaku penanggung jawab unit usaha simpan
pinjam BUMDes Berkah Anyar, dari awal usaha ini berdiri sampai
dengan saat ini memang terbilang cukup sulit untuk mengembangkan unit
usaha simpan pinjam ini. Masih kecilnya minat masyarakat untuk
menanbung menjadi kendala utama dalam pengembangan usaha simpan
pinjam ini. Selain itu resiko penunggakan dalam peminjaman masih
belum dapat diatasi sehingga usaha yang dijalankan masih terbilang
belum lancar dan berkembang.48
d. Pengembangan Unit Usaha Sewa Ruko
Ruko termasuk kategori property komersial yang saat ini banyak
diminati oleh kalangan pembisnis dengan harga yang pada umumnya
dapat terus meningkat terutama bagi ruko yang memiliki lokasi yang
strategis dengan harga yang terjangkau. Di desa Sumber Agung lahan
sebagai tempat pendirian usaha bagi masyarakat memang terbilang masih
sulit untuk didapatkan. Untuk mengembangkan usahananya para
pengusaha tentu membutuhkan tempat yang strategis agar kegiatan usaha
48
Wawancara bersama Ibu Binti Nr Sa’adah (Pengurus Unit Usaha Simpan Pinjam BUMDes Berkah
Anyar)
dapat produktif. Melihat masyarakat membutuhkan tempat yang layak
untuk membangun usaha, sementara disisi lain desa memiliki lahan yang
dianggap berpotensi untuk membangun suatu usaha, maka dari itu
BUMDes Berkah Anyar diberikan hak untuk mengelola lahan yang
dimiliki untuk dijadikan sebuah ruko yang dapat digunakan untuk
memberikan jasa penyewaan tempat kepada masyarakat untuk dijadikan
sebagi tempat mendirikan usaha ataupun hanya sebagai tempat tinggal
bagi masyarakat sekitar.
Unit usaha penyewaan ruko yang dijalankan oleh BUMDes memang
memiliki prospek usaha yang bagus. Selain itu untuk saat ini pendapatan
dari penyewaan ruko juga cukup tinggi, bahkan pendapatan usaha dari
penyewaan ruko lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan dari
beberapa unit usaha yang juga dikembangkan oleh BUMDes Berkah
Anyar. Berikut perkembangan pendapatan dari unit usaha penyewaan
ruko BUMDes Berkah Anyar:
Grafik 4.2
Pendaptan Unit Usaha Sewa Ruko BUMDes Berkah Anyar
Sumber: Laporan keuangan BUMDes, Desa Sumber Agung
Dari pendapatan yang telah dihasilkan dari usaha sewa ruko tersebut
memang terlihat cukup besar. Dalam tiap tahunnya usaha tersebut terus
mengalami peningkatan. Dari pendapatan usaha yang besar ini tentu
diharapkan dapat berpengaruh juga kepada pendapatan desa.
B. Kontribusi BUMDes Berkah Anyar dalam Meningkatkan Pendapatan Desa
Pendirian BUMDes dalam suatu desa memiliki peran yang cukup penting
dalam peningkatan pendapatan dan perkembangan desa. Peran tersebut akan
terlihat dari kontribusi pada program dan kegiatan yang telah dijalankan oleh
BUMDes tersebut, BUMDes juga telah memberikan dampak yang positif kepada
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
Sewa Ruko
2016 2017 2018
peningkatan pendapatan Desa Sumber Agung. Dari sejak awal berdirinya
BUMDes Berkah anyar pada 08 Agustus 2017 unit usaha BUMDes Berkah
Anyar telah memberikan kontribusi yang sangat tinggi untuk pendapatan desa
diantaranya adalah sebagai berikut:
Grafik 4.3
Pendapatan per-Unit usaha BUMDes Berkah Anyar dari tahun 2016-2018
Sumber: Laporan keuangan BUMDes, Desa Sumber Agung
Dari data diatas dapat diketahui rata-rata pendapatan BUMDes Desa Sumber
Agung pada tiap periode dari tahun 2016 sampai dengan 2018 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, hal ini dapat dikatakan bahwa badan usaha
milik desa (BUMDes) desa Sumber Agung memiliki kontribusi yang positif bagi
pendapatan desa. Dimana pendapatan unit usaha sewa tenda pada tahun 2016
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
2016 2017 2018
Sewa Tenda
Sewa Ruko
Gerai Pulsa/Counter
Simpan Pinjam
adalah sebesar Rp 5.000.000,00 dan pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp
6.000.000,00 dan pada periode terakhir 2018 juga menunjukkan peningkatannya
menjadi sebesar Rp 8.000.000,00. Pendapatan unit usaha sewa ruko juga
menunjukkan peningkatannya yang sangat signifikan dimana pada tahun 2016
adalah sebesar Rp 18.000.000,00, mengalami peningkatan kembali pada periode
selanjutnya 2017 adalah sebesar Rp 41.300.000,00, dan pada tahun 2018 jumlah
pendapatan sewa ruko kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp
54.000.000,00. Sedangkan pada unit usaha Gerai Pulsa/Counter juga memiliki
kontribusi yang positif bagi peningkatan pendapatan desa yang mana hasil usaha
gerai pulsa pada tahun 2017 mencapai Rp 2.640.000,00 dan juga mengalami
peningkatan pada tahun 2018 menjadi sebesar Rp 4.300.000,00. , kecuali unit
usaha Simpan Pinjam, karena kontribusi masyarakat untuk melakukan simpan
pinjam pada unit usaha ini sangat kecil, dimana masyarakat lebih percaya kepada
bank-bank umum yang ada di daerah sekitar desa Sumber Agung.
Melihat dari peningkatan total pendapatan di tiap periode pada tiap unit
usaha BUMDes Berkah Anyar sejak dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018,
hal ini berbanding lurus dengan perkembangan pendapatan Desa Sumber Agung,
yang mana pendapatan Desa Sumber Agung juga mengalami peningkatan yang
signifikan sejak didirikannya BUMDes Berkah Anyar pada tahun 2017. Seperti
yang terlihat pada tabel berikut:49
49
Sumber Data: Desa Sumber Agung, 2018
Tabel 4.1
Pendapatan Desa Sumber Agung Dari Tahun 2016-2018
No Tahun Pendapatan desa
1 2016 20.600.000
2 2017 25.420.000
3 2018 78.000.000 Sumber: Laporan keuangan desa Sumber Agung
Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan desa Sumber Agung
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 telah mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Perkembangan pendapatan desa Sumber Agung ini merupakan
peranan dari kontribusi positif yang di berikan oleh BUMDes Berkah Anyar
Desa Sumber Agung dengan program unit usaha yang dijalankan oleh BUMDes
tersebut yang dapat memfasilitasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Jika dibandingkan dengan sebelum adanya BUMDes di desa tersebut,
masyarakat masih cukup sulit mendapatkan fasilitas-fasilitas untuk pemenuhan
kebutuhan seperti masih minimnya jasa penyewaan tenda untuk mengadakan
suatu acara serta masih minimnya usaha gerai pulsa yang masih menyulitkan
masyarakat untuk membeli pulsa ataupun kuota HP maupun token listrik
sehingga pemerintah desa hal tersebut merupakan suatu peluang usaha yang
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar serta pengembangan desa.
Dengan meningkatnya pendapatan tersebut membuktikan bahwa strategi
dan adaptasi dari adanya BUMDes Berkah Anyar telah berkontribusi cukup baik
untuk meningkatkan pendapatan desa. Jika dibandingkan dengan pendapatan
desa di tahun 2016 ketika sebelum berdirinya BUMDes Berkah Anyar,
pendapatan yang didapatkan masih terbilang kecil dikarenakan pemasukan dari
usaha yang dijalankan desa masih sedikit. Dimana sebelum adanya BUMDes
pendapatan hasil usaha desa yang didapat hanya mencapai Rp. 20.600.000 dalam
satu tahunnya.
C. Kendala yang Dihadapi
1) Infrastruktur BUMDes
Bebrapa infrastruktur sangat dibutuhkan untuk pengembangan
BUMDes. Infrastruktur yang dibutuhkan diantaranya lokasi pengembangan
usaha yang kurang memadai sehingga kantor desanya yang di pakai untuk
pengembangan unit usahanya
2) Macetnya Koperasi simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam yang ada di desa tidak berjalan dengan lancar.
Koperasi memiliki piutang macet yang cukup besar. Hal ini disebabkan
ketidakdisiplinan anggota dalam membayar angsuran. Dan koperasi ini
membutuhkan modal untuk dapat berjalan kembali.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan desa
dari suatu inovasi dan adaptasi yang dilakukan oleh pemerintah desa dengan
mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkay Anyar. Berdasarkan
data yang telah didapatkan dan hasil dari sebuah analisis pengujian data secara
deskriptif dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Peningkatan pendapatan desa Sumber Agung diperankan oleh keputusan
pemerintah desa untuk membentuk badan usaha milik desa dengan
beberapa unit usaha diantaranya, sewa tenda, gerai pulsa/counter HP,
simpan pinjam dan sewa ruko.
2. Dengan strategi adptasi dan inovasi yang dikembangkan oleh pemerintah
desa melalui program-program yang telah dijalankan dari BUMDes
Berkah Anyar terbukti mampu memberikan kontribusi kepada
pendapatan desa Sumber Agung.
B. Saran
Berkenaan dengan hal yang berhubungan pada penelitian ini, penulis ingin
menyampaikan beberapa saran yang dianggap perlu, yakni:
1. Diperlukannya perlatihan manajemen keuangan, perencanaan dan
pengembangan kepada para pengurus BUMDes, agar tata kelola
BUMDes lebih efektif, akuntabel dan transparan.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengambil data periode
penelitian agar lebih panjang sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi Buku
Amirullah dkk. 2000. Managemen Strategi, (Yogyakart: Graha ilmu)
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta:PT Rineka Cipta,)
Koentjaraningrat. 1994. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Moertopo, Ali. Strategi Kebudayaan, (Jakarta: PT.Yayasan Proklamasi
CSIS,Tt).
Moleong, Lexy J.2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Nurmayani. 2009. Hukum Administrasi Daerah, (Bandar Lampung:
Universitas Lampung)
Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Fakultas Syariah IAIN
STS Jambi dan Syariah Press, 2012)
Rozaki, Abdur dkk. 2005. Prakarsa Desa dan Otonomi Desa, Yogyakarta:
IRE PRESS
Rudi. 2013Hukum Pemerintahan Daerah,(Bandar Lampung:PKKPUU)
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Sebagai Pengantar, (Jakarta: UI Press)
Sadu, Wasistiono. 2006. Prospek Pengembangan Desa, (Bandung:
Fokusmedia,)
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, (Bandung:
Alfabeta)
Sukrino, Didik. 2012. Pembaharuan Hukum Pemerintahan Desa,
(Malang:Setara Press.)
Widjaja, H.A.W. 2003. Otonomi Desa, (Jakarta: Penerbit PT RajaGarafindo
Pesada)
Winardi, J. 2008Entrepreneur & Entrepreneurship, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group)
Jurnal
Ansari, B. 2013. Sustainable Entrepreneurship in Rural Areas. Research
Journal of Environmental and Earth Science Vol. 5 No. 1: 26-31. Diakses pada
tanggal 03/09/2018 pukul 10:03.
Budiani, Ni Wayan. 2007. “Efektivitas program Penanggulangan
Pengangguran Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod
Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar”, INPUT Jurnal Ekonomi dan Sosial
volume 2 nomor 1, Bali: Universitas Udayana, hlm. 53. ojs.unud.ac.id, diakses
pada 05 Oktober 2018, pukul 23:16.
Cavusgil, S. T. & Zou, S. 1994. Marketing Strategy-Performance
Relationship : An Investigation of the Empirical Link in Export Market Ventures.
Journal of Marketing.
Kurniawan,Ade Eka. 2016. Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Dalam Peningkatan Pendapatan Desa (Desa Lanjut Kecamatan SIngkep Pesisir
Kabuoaten Lingga Tahun 2015). Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang.
Pratomo, Fajar Eka. 2016. “Efketivitas Pendayagunaan Zakat Produktif Pada
Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ,
Purwokerto: IAIN Purwokerto
Subagyo, Ahmad Wito. 2000. “Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan
dan Pemberdayaan Masyarakat desa”, Tesis Universitas Gadja Mada. Diakses pada
tanggal 09/09/2018 pukul 14:30
Sulistya, Widha Anggun. Upaya Peningkatan Kinerja Pemasaran Melalui Orientasi
Pasar Dengan Kapasitas Inovasi Perusahaan, Adaptasi Produk Dan Keunggulan
Bersaing Sebagai Variabel Intervening, Demak. Jurnal Master Managemen, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Diakses pada 29/10/2018 pukul 23:45
DAFTAR INFORMAN
No Nama Keterangan
1 Maryoso Kaur Umum
2 Sunarto Koordinator Bagian Wedding Organizer
3 Yulanda Rizaldi Koordinator Bagian Gerai Pulsa/Counter
4 Binti Nur Sa’adah Koordinator Bagian Simpan Pinjam
5 Hasan Koordinator Bagian Sewa Ruko
PIHAK PEMERINTAH DESA SUMBER AGUNG
Nama : Maryoso
Jabatan : Kaur Umum
Tanggal Wawancara :23 Agustus 2018
Tanya : Bagaimana strategi adaptasi unit usaha BUMDes untuk meningkatkan
pendapatan desa?
Jawab : Menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dilihat dulu kebutuhan
masyarakat itu apa saja yang belum terpenuhi. Kemudian memilih tempat
yang strategis untuk tempat memulai usahanya. Dan kemudian juga dengan
sistem memasarkan usaha yang ada dalam BUMDes.
Tanya : Bagaimana strategi inovasi badan usaha milik desa dalam meningkatkan
pendapatan desa?
Jawab : Dengan cara membangun toko atau ruko yang ada di pasar yang
sebelumnya belum ada. Artinya di bangunnya ruko tersebut agar dapat
menambah nilai tambah dari sewa toko. Dari segi kerapian dan kebersihan
pun yang akan kami utamakan agar masyarakat tersebut dapat menggunakan
atau mengembangkan usahanya dengan adanya sewa ruko tersebut.
Kemudian juga dapat menambah pendapatan desa Sumber Agung.
Tanya : Apakah masyarakat berperan penting dalam memajukan BUMDes,
kemudian apakah nanti masyarakat dan desa tersebut akan mendapat
keuntungan?
Jawab : tentu saja masyarakat ikut berperan. Yang dimana usaha kami di ada server
pulsa atau kita ada gerai pulsa/counter tentunya kita membutuhkan chanel
dari masyarakat. Jadi kita membutuhkan partisipasi dari masyarakat tersebut
untuk bergabung di server kami, dan yang nantinya masyarakat mendapat
keuntungan desa mendapatkan pemasukan.
KOORDINATOR UNIT USAHA BUMDES SUMBER AGUNG
1. Bagaimana perkembangan usaha BUMDes dari sejak berdiri sampai dengan
saat ini?
2. Berapa pendapatan yang diperoleh dari usaha yang bapak jalankan?
3. Bagaimana peningkatan pendapatan desa sebelum dan sesudah adanya
bumdes?
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama
Jenis Kelamin
Tempat, Tanggal Lahir
NIM
Alamat Asal
Agama
Handphone
Nama Orang Tua
Ayah
Ibu
: Elly Ermawaty
: Perempuan
: Sumber Agung, 21 September 1996
: SES141291
: RT 003, RW 001, Desa Sumber Agung, Kec.
Margo Tabir, Kab. Merangin
: Islam
: 0822 7810 1215
: Maryoso
: Marmi
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD (Tahun)
2. SMP (Tahun)
3. SMA (Tahun)
: 2001 – 2008, SDN 96/VI Ds. Sumber Agung
: 2008 – 2011, SMPN 10 Merangin
: 2011 – 2014, SMAN 13 Merangin