rx uhpl[ wzhdn dqg exlog xsrq zrunkc.umn.ac.id/5197/5/lampiran.pdfperbedaan laut pas masih prestine...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN A
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
LAMPIRAN B
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Tabel Grafis
NO GRAFIS KETERANGAN
1 Background • Adobe Illustrator
2 Motion Graphic • Adobe Illustrator
• Adobe Premier
• Gambar: Freepik
• Narasi: Penulis
3 Animasi petunjuk
penggunaan kalkulator
• Adobe Illustrator
• Gambar: Freepik
• Narasi: Penulis
4 Animasi “KLIK DISINI” • Adobe Illustrator
• Gambar: Freepik
• Narasi: Penulis
5 Animasi transisi • Adobe Illustrator
• Gambar: Freepik
• Narasi: Penulis
4 Animasi pendekatan
pengelolaan sampah
• Adobe Illustrator
• Gambar: Freepik
• Narasi: Penulis
5 Kursor divers • Adobe Illustrator
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Rancangan Pembuatan Motion Graphic
Pembuka :
• Gambar pulau
• Tulisan “Kepulauan Seribu”
Isi :
• Background pulau
• Tulisan “Penduduk kepulauan Seribu”
• Tulisan 24.753
• Gambar penduduk
• Gambar wisatawan
• Tulisan jumlah wisatawan pada tahun 2017
• Gambar sampah
• Jumlah sampah wisatawan
• Jumlah sampah penduduk
Narasi :
Kepulauan Seribu/ pada tahun 2017 tercatat memiliki jumlah penduduk sebanyak
24.753 jiwa// Sedangkan/ untuk Jumlah wisatawan selama tahun 2017 tercatat
sebanyak 878.917 orang wisatawan// Dari jumlah wisatawan dan penduduk yang
cukup banyak ini/ berpotensi meningkatnya jumlah sampah akibat aktivitas di
Kepulauan Seribu// Setiap wisatawan yang datang/ dapat menghasilkan sampah
land based yang berarti sampah yang berasal dari daratan yang dibawa oleh
manusia atau fenomena alam//
Menurut Suku Dinas Lingkungan hidup Kepulauan Seribu/ jumlah sampah yang
dibawa oleh wisatawan diestimasikan sebanyak 0,7 kilogram sampah per satu orang
wisatawan/ dan sebanyak 17,3 ton sampah di hasilkan per hari oleh penduduk
Kepulauan Seribu//
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
LAMPIRAN C
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara dengan Swetenia dan Amrul dari
Yayasan Divers Clean Action
Keterangan:
P : Penulis
S : Swetenia Puspa
A : Amrul
P : Boleh cerita gak kak gimana pengalaman diving di Kepulauan Seribu?
S : Ya, kita dari Yayasan Divers Clean Action, kita terdiri dari kupulan para
penyelam dan kita sering banget nyelam di Kepulauan Seribu. Saya
personaly nyelam di Kepulauan Seribu udah dari 2003 dan ngerasain banget
perbedaan laut pas masih prestine gak ada sampah sampai sekarang setiap
nyelam udah ada sampah, ya. Mungkin amrul disini bisa cerita tentang kita
diving sampah apa aja yang bisa kita temuin.
A : Ya, hampir semua sampah sih. Hmm hasil produksi sampah harian ada,
plastik- plastik makanan, sachet, puing- puing bangunan ada. Hmm apa ya
furniture meja
S : Televisi, kulkas
A : Kasur itu juga ada di sana
S : Kita menemukan itu semua
A : Titik- titik tertentu yang memang kotor tapi masih ada titik- titik tertentu
yang masih indah. Nah, ini yang harus kita jaga. Jangan sampai ikut rusak
seperti titik lain.
S : dan tentunya sampah- sampah yang kita temuin di bawah laut sana itu kan
datangnya dari daratan. Daratan ini ada yang datangnya dari pulau- pulau
kecil dan dari sampah kiriman. Nah, sampah kiriman ini bisa dari sungai,
bisa dari pulau Sulawesi, Kalimantan, yang di mana penting banget adanya
penelitian dan juga eksposur terkait data- data dari mana ya masalah sampah
itu sendiri. Jadi gimana bener- benar caranya mereduksi dari sumber
masalah itu juga penting sih.
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
P : Trus kira- kira kalo yang mau dari Yayasan Divers Clean Action untuk
Kepulauan Seribu apa?
S : yang kita mau untuk Teluk Jakarta pastinya lebih bersih.
A : Masyarakat lebih sadar
S : Ya, masyarakat lebih sadar dan juga incomenya bisa naik kesejahteraan
bisa naik dengan aktif membantu masalah lingkungan. Karena, kita
menemukan contoh success story ya dimana kita bisa merubah masyarakat
yang dimana tadinya membuang sampah plastik kresek, sachet ke laut
sekarnag mereka kumpulin dan mereka bikin sebuah ecobreak. Yang
didapat dari satu ecobreak itu bisa tiga ribu rupiah, jadi kita harap solusi-
solusi alternatif selain mereduksi sampah plastik itu tapi juga untuk
mengatasi permasalahan sampah itu sendiri.
A : Sebagai pariwisata juga bisa tetap berjalan bahkan meningkat tapi
meningkatnya seiring dengan kepedulian masyarakat buat menjaga pulau-
pulaunya supaya kondisi yang buruk itu tidak terjadi.
S : Untuk ekosistem kita bisa lihat hiu pari. Kemarin kita diving itu liat hiu
pari di Teluk Jakarta itu jangan sampai hilang dan jangan sampai hiu parinya
makan plastik. Dan ekosistem lainnya juga terus terjaga pastinya. Gitu sih.
P : Tapi kalo dari pengalaman biota- biota laut yang ada di Teluk Jakarta
gimana kak?
S : Saat ini memang kalo misalnya kerusakan ada data- data yang memang
menunjukkan setengahnya itu bisa rusak gara- gara plastik yang menutupi
terumbu karang selama 4 hari itu bisa membuat terumbu karang mati. Jadi
terumbu karangnya aja udah mati sebagai rumah ikan jadi berdampak pada
ikan. Nelayan- nelayan juga untuk mengambil ikan jadi lebih jauh. Ketika
mereka menjaring sendiri gak jarang juga mereka malah ambilnya sampah.
Jadi mengkhawatirkan banget yang kita bisa lihat atau yang gak bisa kita
lihat seperti mikroplastik di dalam air itu sendiri, ya. Karena…..
A : Itu dikonsumsi oleh biota laut itu sendiri, seperti ikan dan penyu dan ikan
itu sendiri dan ikannya juga kita makansebenernya.
S : Iya jadi balik ke kita dan menyebabkan kanker jadi seram sekali.
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
P : Tapi apakah kakak pernah nemuin di Teluk Jakarta biota laut yang makan
plastik?
S : Ada, kita pernah kemarin nemuin burung sama ada apa namana ikan ketika
kita belek itu ada lah sedikit plastik- plastik yang di dalam situ. Tapi kita
waktu itu hanya sebatas foto dan kita belum mendalami researchnya, jadi
mungkin kedepannya sih kita harap sih semua yang menemukan itu juga
bisa di report ya.
P : Ada gak kak kesan dan pesan perubahan laut sebelum ada sampah dan
setelah ada sampah ini giman kak?
S : Kesan pesan perbedaan laut Teluk Jakarta dari dulu yang bersih banget
dan sekarang jadi penuh sampah, hhmmm sedih banget. Sedih banget tuh
ketika kita diving dan snorkeling mau liat keindahan alam malah liat
sampah. Kaya plastik terbang gitu kan, trus ketika naik kapal dari Ancol ke
Kepulauan Seribu berhenti di tengah jalan karena baling- balingya nyangkut
sama sampah. Jadi dari segi wisata, dari segi estetika, dari segi kepuasan itu
sangat berpengaruh. Jadi sedih ketika Pulau Seribu dijadikan salah satu dari
sepuluh Bali baru. Sedangkan, kondisi di lapangan tidak mendukung.
Gimana caranya kita bisa menjaga agar Pulau Seribu jangan sampailah kaya
Bali justru kan Bali juga sekarang terkenal karena banyak sampahnya. Kita
buat gimana caranya Pulau Seribu ini dan Teluk Jakarta itu bersih.
P : Memang sudah berapa tahun kak perbedaan yang kakak rasain?
S : Aku ngeliat dari tahun 2003 itu sih, berarti 15 tahun.
P : Jadi banyak sampahnya udah dari kapan?
S : Hmmm 2003 itu masih bersih tapi banyaknya orang masih buang air besar
di pinggir pantai. Tapi secara kasat mata kan gak kelihatan. Tapi, di depan
kami itu masyarakat masih buang sampah di laut karena saya kan tingal
disana setiap Sabtu dan Minggu selama 5 tahun. Jadi ngeliat banget bahwa
memang dari dulu masyarakat buang sampah, tetapi begitu kita sadar bahwa
itu signifikan banget itu 2010. Tahun 2010 itu Pulau Rambut segala macam
pulau- pulau yang berpenghuni yang udah ada aktivitas wisatawan itu udah
ada sampah. Nah, mulai 2015 ketika ada pasukan orange segala macam itu
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
makin teratur sih karena sekarang sampahnya diambil. Tapi kalo dari setiap
diving nemu sampah itu udah dari 2010an ke atas.
P : Tapi perbedaan nyelamnya gimana kak? Biasa di kedalaman berapa udah
bisa liat biota laut sekarang harus dikedalaman berapa?
S : Dulu di tahun 2003 ketika aku baru diving di pulau Pramuka itu
kedalaman 5 meter sampai 7 meter itu masih bagus menurut aku bisa ngeliat
terumbu karang segala macam. Tapi sekarang, yang kita temuin di depan
dermaga Pulau Pramuka itu semua sampah seperti gak ada kehidupan.
Padahal kehidupan ada diatas 12 meter. Jadi, itu aja udah berpengaruh yah
hmm kedalaman untuk area- area penyelam yang dekat dengan pemukiman.
Tapi jangan khawatir juga, di daerah- daerah yang jauh dari pemukiman itu
cenderung lebih bersih. Area diving spot atau Pulau Seribu utara itu masih
bagus tapi terancam dengan seringnya wisatawan nginjak terumbu karang.
P : Kalau gitu menurut kakak udah berapa persen kerusakan Kepulauan
Seribu?
S : Wah, kalau suruh ngira- ngira susah ya. Ya kalo dari dulu sampai sekarang
itu ada setengahnya dulu bagus banget.
A : Lebih dari setengah kayanya.
S : Iya lebih dari setengah.
P : Tapi, masih ada yang bagus kan sekarang?
S : Masih ada yang bagus cuma yang bagus gak mau kita kasih ke wisatawan
luar. Kalau gak di rusak nanti.
A : Ya, gak bisa disentuh emang buat menjaga ekosistemnya.
P : Tapi gimana dengan pualu yang menjadi resort kak?
S : Kalau resort, kita semua mengalami masalah yang sama tergantung resort
yang seperti apa. Ada resort yang sudah melakukan reduce reuse recycle
dengan sampah organiknya dijaain kompos, trus sampah- sampah yang
masih bisa bernilai itu di kasih ke bank sampah atau pengepul. Atau ada
juga yang dikumpulin tiap hari biar tamunya gak liat
A : Dibakar aja
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
S : Iya. Abis itu mereka bakar. Bakarnya juga lucu biasanya mereka tunggu
tamunya lagi jalan- jalan siang atau ketika sabtu minggu tamu datang ya
Seninnya baru bakar sampahnya. Jadi, semuanya mengalami permasalahan
yang sama tapi karena mereka sudah bermain bisnis jadi kepentingan yang
dirasakan lebih masif ya jadi mereka berani berinvestasi lebih untuk
masalah itu sendiri. Sedangkan untuk masyarakat atau pulau berpenghuni
itu masih sulit karena bergantung dengan pasukan orange. Sedangkan,
pasukan orange anggaran terbatas, distribusi terbatas jadi kaya gitu sih.
P : Jadi penanganan sampah di pulau resort dengan pualau lain beda?
S : Beda, kalo resort mereka berani bayar untuk dibersihin setiap hari. tapi
belakangan ini ada resort yang udh lakuin 3R ada yang di bakar sampahnya.
A : Yang penting gak keliatan sampahnya gitu.
S : Iya, kalo di pulau penduduk keliatan sampahnya yaudah gitu. Kalo resort
kan keliatan sampahnya disitu tamu gak suka, ratingnya jelek, jadi ya gitu.
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara dengan Reza Cordova
(Peneliti Oseanografi LIPI)
Keterangan:
R : Reza Cordova
P : Penulis
P : Maaf, boleh tolong jelaskan pak pengertian sampah laut dari segi
oseanografi?
R : Sampah laut itu sebenarnya ada banyak pengertiannya bisa menurut
UNEP, NOAA dan lain- lain. Tapi yang pasti sampah laut itu adlah sampah
yang dihasilkan dari kegiatan aktivitas manusia yang amsuk ke laut secara
sengaja maupun tidak disengaja dan itu bisa dibagi kategorinya tetapi secara
umum ada 6, yaitu plastik, karet, kayu, metal, kaca, dan jenis lainnya. nah,
jenis- jenis sampah itu yang masuk ke dalam laut bisa membuat laut tidak
berfungsi sebagimana mestinya.
P : Lalu bagaimana sampah laut di Kepulauan Seribu atau Teluk Jakarta?
R : Dari penelitian kami tahun 2015 sampai 2016 itu kami mengambil data
tiap bulan selama 13 bulan. Mulai dari Juni 2015 sampai Juli 2016 kalo
sampah yang dihasilkan oleh Jakarta sendiri itu relative lebih sedikit
dibandingkan yang ada di kawasan sekitarnya, baik itu di Bekasi ataupun di
Tangerang. Kalau berdasarkan dari analisis kami kurang lebih 21 ton sehari
dari 9 sungai. Namun yang menjadi problem adalah memang management
itu penting. Dari 7 sungai yang ada di kawasan administrasi Jakarta itu jika
ditotal, total sampahnya itu sama seperti total sampah yang ada di satu
sungai di Bekasi dan satu sungai di Tangerang. Jadi kalau kita hitung kasar
21 ton itu 7 ton dari satu sungai di Jakarta, 7 Ton dari 1 sungai di Bekasi,
dan 7 ton dari 1 sungai di Tangerang.
P : Berarti penyebabnya bukan dari Jakarta sepenuhnya ya pak? Soalnya saya
juga sebelumnya sudah ke Dinas Kelautan DKI Jakarta dan mereka
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
mengatakan bahwa kalau untuk maslaha sampah mereka juga melakukan
penanganan dengan memasang jaring di sungai. Jadi mereka mengira bahwa
sampah laut itu adalah kiriman. Apa benar pak?
R : Hmm… kalau untuk di Teluk Jakarta sendiri itu punya pola hidrodinamika
atau pola arus yang unik. Karena pola arusnya saat musim barat dan musim
timur itu berbeda. Kalau Jakarta sendiri, dia akan cendrung terdampar di
salah satu sisi. Saat musim barat sampah akan terdampar di timur, saat
musim timur sampah akan terdampar di barat. Jadi hanya bolak balik saja.
Tetapi memang ada beberapa kecendrungan sampah yang masuk ke Teluk
Jakarta itu bisa dari Sumatera, bisa dari Kalimanta, bisa dari Sulawesi. Eh
gak Sulawesi kejauhan dan dari kawasan pulau Jawa yang ada di bagian
timur.
P : Sejauh ini ngumpulnya di Teluk Jakarta pak?
R : Kemungkinan seperti itu……..
* Narasumber minta untuk off the record*
R : Balik tentang sampah tadi, itu dia pentingnya management persampahan.
Management persampahan yang ada di Jakarta itu bahkan menurut World
Bank karena kami juga ada kolaborasi dengan World Bank untuk
melakukan kajian. Untuk Jakarta itu sendiri itu salah satu yang terbaik di
Indonesia untuk pengolahan sampah. Nah, itu yang sebenarnya harus
dicontoh oleh kota- kota lain yang ada di Indonesia. Supaya masyarakatnya
tidak membuang sampah di sungai, kemudian memasang jaring sampah,
atau bahkan menggunakan kan berita terbaru saya lupa akan ada kerjasama
yang menjadikan sampah itu sumber listrik. Katanya sih akan membuat
pembangkit listrik tenaga sampah ya.
P : Dari segi apa pak World Bank menjadikan Jakarta sebagai kota terbaik?
R : Jadi, World Bank itu seinget saya mengadakan analisis di 15 kota di
Indonesia. Kemudian, membandingkan pengelolaanya seperti apa, jumlah
sampah yang tidak dikelola berapa banyak, yang masuk ke perairan itu
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
berapa banyak dan setelah di kalkulasi Jakarta merupakan salah satu yang
terbaik untuk pengelolaan sampah.
P : Berarti di Jakarta masih terkelola ya pak?
R : Untuk Jakarta sendiri iya. Kita tidak bicara ke kota- kota lain. Kalau saya
baca, saya kan bukan ahli sosial tetapi dari zaman gubernur Fauzi Bowo itu
memang sebenarnya sudah ada pasukan orange untuk pengelolaan sampah
yang ada di Jakarta. Tetapi, semakin ke sini seharusnya semakin baik. Muali
dari Fauzi Bowo, kemudian pada zaman Jokowi itu melanjutkan, kemudian
pada zaman Pak Basuki itu ditambahkan pasukan orangenya dan yang
sekarang saya sih denger ditambah juga.
P : Jadi karena ada petugas- petugas tersebut jadi sudah tertata ya pak?
R : Iya kalau menurut saya sih itu merupakan hal yang positif dengan adanya
pasukan orange itu. Karena waktu kita mengambil sample pun mereka turut
membantu tanpa ada mereka pun kita sendiri akan keteteran karena
pengambilan sample harus terus- terusan.
P : Lalu bagaimana dengan klasifikasi sampah laut pak? Karena saya dapet
dari Sudin LH Kepualauan Seribu mereka mengklasifikasikan sampah laut
mulai dari mengapung, di bawah dasar laut, dan diatas dasar laut. Itu ada
teorinya atau ketentuannya tidak?
R : Saya lupa hehehe. Cuma itu adasarnya da. Klasifikasi sampah itu sendiri
ada beberapa kategori. Pertama dari kategori jenis, kedua dari kategori
idensitas tapi yang sekarang sedang dipakai oleh berbagai macam lembaga
penelitian mulai dari PBB, dari UNEP, kemudian dari NOAA dan kami pun
mengadaptasi dari lembaga- lembaga penelitian dari luar. Kami
membaginya mungkin sekarang cendrung mengenal untuk karakter dulu,
jadi yang kami liat pertama adalah karakter dari sampah itu sendiri jenisnya
apa, jumlahnya berapa, berapa banyak. Kalau untuk jenis pasti yang paling
banyak plastik, kemudian ada karet, ada kaca, ada kayu, ada metal, ada
bentuk lainnya. Tapi untuk kita sendiri itu ada tambahan yaitu bentuk B3
karena kecederungan dari masyarakat kita agak sedikit unik dengan
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
emmbuang sampah yang tidak ditemukan atau diklasifikasi dan itu
ditemukan di Indonesia.
P : Jadi B3 itu tidak termasuk sampah pak?
R : Sebenarnya Bahan Berbahaya Beracun itu penanganannya tidak dibuang
langsung ke tempat pembuangan akhir kan. Namun yang menjadi masalah
mungkin karena masyarakat kita masih terlalu cuek akhirnya masih
mengakibatkan yaudah langsung saja dibuang. Contoh paling mudah oli
mobil atau motor walaupun ada penampungannya sendiri mereka cenderung
gak mau repot mereka jadi langsung buang di tempat tertentu kemuadian
nanti ada yang ambil untuk diolah kembali kalau tidak bisa dibuang
langsung di sungai. Itu contoh mudahnya.
P : Berarti untuk klasifikasi belum ada data dan ketentuannya pak?
R : Kita ada data
P : Apakah boleh saya minta?
R : Tapi kayanya belum bisa dikasih deh. Iya soalnya kalo nanti sudah
dipublikasi baru nanti kita bisa kasih. Tapi terbatas sama itu sih. Kita kerja
di lembaga penelitian jadi agak sulit untuk itu.
P : Oh iya, pak. Soalnya selama ini saya cuma dapat klasifikasi sampah laut
yang mengapung, di dasar, dan melayang laut tapi mereka sendiri gak tau
gimana teori khususnya untuk ketentuannya dari itu.
R : Iya, tapi sebenarnya itu juga ada dari jenis sampah yang ada di laut. Itu
nanti terbagi betul ya menjadi 3 dan ini dibedakan dari identitasnya. Kalo
untuk klasifikasi ini dibedakan dari berat jenis, Kalau dia lebih berat dari
berat air maka dia akan tenggelam, kalau mengapung dia cenderung sama
berta jenisnya, kalau yang ada dipermukaan itu berat jenisnya lebih rendah
dari berat air. Hanya saja, kita harus tau. Kalau contohnya metal, kan
harusnya itu lebih berat trus terbawa oleh pola arus dibawah air kan juga
ada pergerakan. Trus contoh yang lain plastik, itu harusnya berat jenisnya
lebih rendah dari berat air tapi ketika plastik sudah masuk ke dalam perairan
si plastik ini akan tertempel oleh bahan organik dan bakteri yang
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
menyebabkan semakin alam beratnya semakin berat. Akhirnya berat
jenisnya lebih beat dari air dan ada di bawah.
Kalau kita lihat, tidak secara khusus di daerah Jakarta, ya. Dua bulan lalu
LIPI bekerja sama dengan Nanyang University untuk mengkaji dan meneliti
tentang temuan spesies baru di selatan Jawa. Yang jadi masalah di beberapa
titik jumlah sampahnya lebih abnyak daripada jumlah biota itu sendiri. Tapi
apakah itu sama seperti di Jakarta? itu butuh kajian lebih lanjut. Itu soalnya
kami belum, itukan butuh alat khusus trol dan lain- lain. Trolnya juga bukan
yang biasa dipakai nelayan. Kalau untuk di Jakarta sendiri, karena pola
arusnya yang unik tadi meeka akan cenderung terdampar di satu sisi mau di
barat atau timur. Maka dari itu beberapa bulan lalu ada tumpukan sampah
samapi 50 ton. Kalau buat saya sih itu gak heran karena memang sampahnya
itu ketika sudah keluar dari sungai dia pasti akan tersangkut di kawasan
pantai- pantai di Jakarta mau di barat atau timur.
P : Kalua untuk penyebab sampah laut sendiri pak. Menurut bapak apa
penyebabnya?
R : Manusia hehehe
P : iya memang manusia, tapi kan untuk pulau- pulau dulu memang lansgung
buang ke laut tapi kalau sekarang sudah ada TPS (Tempat Pembuangan
Sementara) tapi tetap ada sampah laut itu bagaiaman pak?
R : Jadi gini, kita harus liat kalo misalnya di Kepulauaan Seribu penduduknya
yang ada di sana mungkin ada sedikit yang membuang sampah di laut. Tapi
untuk sebagian besar dari penduduk yang masih ada di pulau itu karena
sudah sadar ketika pada musim tertentu padat maka meeka mengumpulkan
di TPS tertentu padahal annti ujung- ujungnya juga dibawa juga ke Jakarta.
tapi pada saat musim tertentu contoh musim barat itu sampah yang berada
di pulau- pulau itu sampah yang biasa dihasilkan. Itu asalnya dari mana?
Mungkin bisa jadi itu berasal dari luar pulau Jawa atau memang berasal dari
pulau Jawa yang ada di timur.
P : Berarti sekarang sebagian besar sampah laut itu berasal dari angina pak?
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
R : Iya, tapi kita hanya mengetahui pada saat musim barat sampahnya banyak
tetapi darimana kita tidak pernah tau. Untuk itu mulai tahun ini kami
melakukan kajian di kurang lebih 20 titik di Indonesia itu tentang sampah
laut terdampar. Jadi kami mengkaji di 20 titik pantai yang ada di Indonesia
itu dilakukan setiap bulan dan kemudian itu akan di analisis dan dibuat
modelingnya. Jadi asalnya darimana kita tracking, dari situ di tracking juga
jumlah sampah dari kira- kira dari tempat A ini mencemari tempat B nanti
masukan datanya ini bisa tersebar se Indonesia. Itu target kami sih mudah-
mudahan lancar. Karena kita sudah janji ke pemerintah dan kemenko
maritim kami akan share dataitu 2020.
P : Lalu pak, beberapa hari lalu saya ke Dinas Kelautan DKI Jakarta mereka
mengatakan bahwa maslah sampah itu tidak sebesar bom ikan yang dipakai
oleh nelayan. Itu abgaimana pak tanggapannya?
R : Sampah itu menurut saya bom waktu. Kalau tidak ditangani sekarang nanti
akan meledak di tahun- tahun berikutnya. Mungkin di jaman kita, 10 tahun,
20 tahun ke depan gak kerasa. Tapi bagaimana 25 tahun ke depan? Sama
seperti contohnya kalau sampah laut mungkin yang akan terganggu itu
sampah plastik. Plastik itu kan baru di komersialisasikan besar- besaran
tahun 1950 tapi dalam waktu kurun dari 70 tahunitu jumlahnya sudah
meningkat 30 kali lipat dan untuk ancamannya kita tidak pernah tahu. Mulai
dari sampah plastik yang kasat mata sampe yang tidak kasat mata seperti
mikroplastik. Itu tidak pernah tahu loh masalahnya sebesar apa. Apakah
mikroplastik itu tidak emmbuat maslahatau malah membuat masalah baru.
Tapi kalau misalnya dari hasil kajian jurnal- jurnal internasional kantong
plastik atau plastik sendiri dia mengganggu fertilitas oyster itu sendiri.
Namun yang kedua itu ada yng lebih kecil lagi dari mikroplastik itu
namanya nanoplastik. Itu ukurannya sama seperti sel darah, masuklah ke sel
darah baru ada satu kajian mengganggu kebiasaan ikan. Bagaimana dengan
manusia? Apakah manusia nanti perilakunya akan terganggu atau banyak
emosinya saat ini karena akibat dari tidak sengaja makan nanoplastik kan
kita gak tahu. Itu baru hipotesis kan bisa iya bisa gak. Sekarang bicara
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
kaitannya antara bom ikan dengan sampah plastik itu tidak setara. Yang satu
itu dia (bom ikan) tujuannya memang untuk merusak terumbu karang
supaya ikannya bisa di dapatkan. Nah kalo ini dia (sampah laut) pelan- pelan
tapi pasti. Maka itu jangan sampai bom waktu ini meledak lebih cepat
karena pengelolaan sampah yang ada di kawasan tersebut itu buruk.
P : Jadi kalau mikroplastik itu gimana pak?
R : Kalau mikroplastik itu juga sebenarnya masih mieteri sih.
P : Untuk penelitian gimana?
R : Untuk penelitian juga itu masih dilakukan besar- besaran dan itu juga yang
sedang kami lakukan disini (LIPI). Makanya kami sendiri melakukan kajian
itu ke beberapa biota nanti. Tapi pada intinya ada yang berpengaruh dan
tidak berpengaruh. Salah satunya kolega kami beliau baru pulang dari
Belanda mengkaji mikroplastik tuh dampaknya terhadap biota- biota di
dasar perairan itu terganggu atau tidak dan ternyata hasilnya kalau di sana
tidak terganggu. Tapi itu untuk di Eropa, bagaimana di Indonesia? Nah, itu
belum ditemukan.
P : Oh, itu di Indonesia belum? Di Jakarta juga belum?
R : Belum, itu kan isunya baru muncul 2 sampai 3 tahun belakangan. Bahkan
baru booming itu kan tahun kemarin 2017 dan itu pun booming karena 2016
ketahuan ada salah satu penelitian dari Janna Jambeck yang menyatakan
Indonesia kedua terbesar pengahsil sampah plastik setelah China. Itu benar
atau tidak? Itu kita masih belum tahu. Maka dari itu tujuan kita melakukan
penelitian kami yang ada di LIPI. Kita tidak bisa bilang itu betul atau salah.
Justru kecurigaan saya jangan- jangan bukan Indonesia yang nomor dua tapi
nomor satu. Kita gak tahu loh. Makanya pengelolaan harus lebih baik.
P : Tapi bagaiamana dengan beredar informasi dari media bahwa 28% ikan di
Indoensia itu udah tercemar plastik. Dengan ada juga video yang
menunjukkan akibat dari mikroplastik bagi manusia. Bagaimana itu pak
sedangkan belum ada penelitian yang pasti?
R : Sebenarnya itu udah ada salah satu kajiannya. Jadi salah satu kolega kami
dari Universitas Hasannudin itu melakukan kajian dengan salah satu dokter
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
dari Universitas Florida kalau tidak salah itu membandingkan ikan tangkap
antara di Indonesia dengan ikan tangkap di Florida itu mengkonsumsi
sampah gimana. Kalau dari kajian sana sih kurang dari 30% yang
mengkonsumsi plastik. Memang ada bukti nyata bahwa ada plastik di tubuh
ikan tersebut. Tapi itu kan baru satu kawasan (Makassar). Itu juga yang
sedang kita lakukan tahun ini ada 5 sample ikan dari 5 kawasan di Indonesia
termasuk di Jakarta. Tapi memang sekarang belum ada hasilnya.
P : Berati belum ada hasil pastinya pak? Kalau yang kurang dari 30% itu
hanya dari satu tempat di Makassar?
R : Iya belum ada.
P : Tapi kalau misalnya pak saya mau memunculkan akibat sampah laut itu
salah satunya mikroplastik. Apakah saya sudah bisa memunculkannya?
R : Itu pertanyaan bagus. Tapi kalau untuk sekarang kearah biota tertentu agak
sulit. Tapi kalau misalnya satu ekosistem laut ada kemungkinan memang
sudah mengganggu. Tapi untuk berapa banyak persen itu masih belum pasti.
Karena Teluk Jakarta ini aktivitas penduduknya ini sangat banyak. Mulai
dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Lebih dari 30 juta orang yang ada di
JABODETABEK dan pulau lain seperti Sumatera. Tekanan ini bukannya
hanya smapah sebenarnya. Pencemaran organic, pencemaran anorganik dan
sekarang ditambah sampah. Kalau saya malah berpikir tekanan untuk
ekosistem di laut Jakarta ini udah sebegitu parahnya jangan sampai kita
tambah dengan sampah ini yang sebanarnya bisa kita tahan.
P : Lalu saya harus meunculkan apa tentang akibat sampah laut pak?
R : Dari segi ekosistemnya dulu aja. Gimana ekosistem itu akibat sampah laut.
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara dengan Riza Lestari
(Ahli Teknis Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu)
Keterangan:
P : Penulis
R : Riza Lestari
P : Seperti sudah yang direncanakan kemarin, bisa langsung dijelasin aja bu
tentang sumber, pendekatan, dan penglolaan sampah laut di Kepualauan
Seribu.
R : Oke, langsung ngomong aja ya. Jadi sumber sampah laut di Kepulauan
Seribu itu bisa dikelompokkan jadi 3, yaitu sampah domestik (penduduk).
Kedua ada sampah kiriman karena arus laut, kemudian ada sampah
wisatawan. Sampah domestik itu terdiri dari hmm.. sampah- sampah rumah
tangga, sampah kantor, trus sampah dari rumah sakit, dan sekolah. Lalu
untuk sampah kiriman, itu asalnya bisa bersumber dari Jakarta sendiri dari
13 sungai, lalu bisa juga berasal dari kota- kota satelit seperti Bekasi,
Tangerang, Lampung, Kalimantan, dan daerah pulau Jawa di sekitar sana.
Sampah wisatawan itu adalah sampah yang dibawa oleh wisatawan dari
darat ke pulau yang setelahnya menajdi sampah di pulau yang kalau
misalnya terhanyut di laut akan menjadi marine debris. Sudah ya? Kedua
sekarang penanganan?
P : Sifat bu.
R : Sampah itu berdasarkan sifatnya dibagi 3, yaitu sampah organik yaitu
sampah yang mudah terurai oleh mikroorganisme, proses biologi seperti
dari sisa- sisa makanan atau sisa proses pemasakan. Kalau sampah
anorganik itu adalah sampah yang tidak mudah terurai oleh proses biologi
seperti plastik, kertas, sterofoam, dan sebagainya. Dan satu lagi adalah
sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) kita ahrus emngenal sifat- sifat dari
sampah ini supaya penanganannya itu lebih efektif dan efisien. Langsung?
Untuk pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu penangannya itu
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
pendekatannya ada 3, 3 solusi yaitu makro solusi, miso solusi, mikro solusi.
Nah, makro solusi itu adalah hmm penanganan dari tingkat yang atas, pusat.
Kita butuh peraturan perundangan untuk pengolahan sampah seperti
misalnya pelarangan penggunaan stereofoam, pembatasan sampah dan
sebagainya. Lalu untuk yang miso solusi itu dilakukan oleh pemda dengan
pembangunan insfrastrukturnya seperti pengadaan kapal sampah, germor
(gerobak motor) oleh Pemda DKI. Mikro solusi adalah penanganan yang
dilakukan oleh masyarakat seperti mereka melakukan aksi, melakukan
gerakan, terus hhmm mereka melakukan bank sampah itu adalah mikro
solusi yang lakukan masyarakat. nah, untuk pengelolaan sampah itu kita
bisa bagi jadi tindakan preventif dan tindakan kuratif. Tindakan preventif
adalah pencegahan agar sampah itu tidak menjadi marine debris. Itu seperti
apa contohnya? Misalnya kita melaksanakan edukasi masyarakat kita
menghimbau mengajak masyarakat agar tidak membuang sampahnya
karena sampah yang mereka hasilkan itu berpotensi menjadi marine debris
atau sampah laut. Pembinaa masyarakat yang sudah kami lakukan oleh
Sudhin LH Kepulauan Seribu adalah pembinaan kampung iklim itu
targetnya adalah masyarakat. di sana kami mengajarkan atau mengajak
masyarkatnya utnuk dapat memilah sampah, jadi dari rumah mereka sudah
memilahs ampahnya antara sampah organik, sampah anorganik, dan B3.
Organic kita mengajarkan untuk pembuatan kompos dari sampah organik
lalu untuk anorganiknya kami minta mereka untuk menjualnya ek abnk
sampah. Untuk sampah anorganik yang tidak terjual di bank sampah itu bisa
menjadi ecobriks yaitu contohnya sachet itu tidak laku dijual di bank
sampah itu bisa mereka masukan ke ecobriks dan ecobriks ini merupakan
material bangunan yang bisa dijadikan kursi, meja, dan sebaginya. Dan
untuk B3 kami akan ambil, akrena ada penanganan khusus untuk bahan
berbahaya beracun yang tidak bisa dilaksanakan bahkan oleh kami sendiri.
Kami harus bekerja sama dengan PPRI lembaga yang bersetifikasi untuk
menangani limbah B3. Tindakan preventif lainnya misalnya adalah gerakan
atau aksi yang dilakukan oleh masyarakat seperti mereka melaksanakan
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017
kerja bakti, gerebek sampah seperti itu, pemilahan sampah dari rumah,
pengkomposan, dan sebagainya. Itu aksi ya atau gerakan. Trus yang
lainnnya hibah mobil sampah oleh dinas LH sorry ini sebenarnya bukan
hibah ya peminjaman. Peminjaman truk sampah dari dinas LH ke kota- kota
satelit seperti Bekasi dan Tangerang kami berharap dengan bantuan ini
mereka bisa mengelola sampahnya lebih baik sehingga tidak ke sungai yang
akhirnya nanti bermuara ke Teluk Jakarta sampailah di Kepulauan Seribu.
Lalu kegiatan rutin kami agar tidak menjadi ke Kepulauan Seribu di sungai
itu kita sudah bersihkan, kami sudah pasang trash trap di muara sungai dan
dari perbatasan kota- kota satelit itu kita sudah bersihkan dari sampah-
sampah itu. kalau masih lolos juga sungai kami sudah kami pasang trash
trap. Itu untuk mencegah sampah dari darat menjadi marine debris di
Kepulauan Seribu. Nah, untuk tindakan kuratif yang sudah menjadi marine
debris itu kita punya tenaga kerja yang membersihkan marine debris di laut.
Kami punya tenanga sekitar sebanyak 265 PJLP, mereka yang
membersihkan laut dan pesisir Kepulauan Seribu. Untuk sarana prasaran
kami memiliki 25 germor gerobak motor untuk mengangkut sampah trus 11
kapal pengangkut sampah, dan 6 truk yang mengangkat sampah dari kali
adem ke Bantar Gebang.
Menelusuri Sampah Laut..., Fransiska Wahyuning Prastyawati, FIKOM UMN, 2017