rural rocks!

20
Halo, kawan baik. Berminat untuk turut berbagi info mengenai desa-desa keren dalam calon bebukuan ini? Saya sertakan contohnya ya! tristi.

Upload: tristia-riskawati

Post on 10-Mar-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ini adalah pemaparan satu per satu mengenai desa-desa di Indonesia yang memiliki keunggulan dibanding desa-desa lainnya. Mereka pun tidak menganggap kota lebih baik dari desa mereka.

TRANSCRIPT

Page 1: rural rocks!

Halo, kawan baik.

Berminat untuk turut

berbagi info mengenai

desa-desa keren dalam

calon bebukuan ini?

Saya sertakan contohnya

ya!

tristi.

Page 2: rural rocks!

Mandalamekar

desa cagar alam berbasis IT.

oleh: Tristia Riskawati

Page 3: rural rocks!

“Masih pakai jendela ya,

Neng?”

Saya mengiyakan. Mengangguk h u t a n — s a y a m e n d a p a t i malu. Mengenai jendela yang sekelompok pegiat desa bervisi disebut pria tersebut, telah mantap. Sabtu (12/2) itu, saya, mafhum saya maksudnya. Pria bersama tiga teman lain itu tidak sedang berbicara dipersilakan untuk mengikuti mengenai sekadar jendela seminar bertajuk “Pemanfaatan rumah. Melainkan sebuah Perangkat Lunak Legal dan Open sistem operasi yang telah lama Source Software (OSS)”. malang melintang di lalu lintas

para pengguna komputer, Tidak aneh jika seminar model Windows.tersebut berada di kota. Namun, uniknya, seminar open Malunya saya bukan tanpa source ini diadakan di tengah sebab. Setelah menempuh desa IDT (Inpres Desa perjalanan sukar, turun-naik, Terbelakang). serta jalanan berbatu sekepal

ta n ga n d a l a m m e ny u s u r

Tampak mustahil agaknya jika seminar jenis IT dapat diadakan

di tengah rimba belantara desa. Namun, sebuah desa di

Tasikmalaya bernama Mandalamekar dapat mengadakan itu!

Kadesnya pun dijuluki Kades 2.0

saking meleknya beliau terhadap

teknologi...

Page 4: rural rocks!

Ialah Yana Noviadi, pelaksana negara-negara kepulauan di seminar tersebut. Sejak terpilih seluruh dunia. menjadi Kepala Desa tahun 2007, Yana dilimpahi sebundel Seacology bekerja sama m a s a l a h y a n g k i a n dengan penduduk setempat menggerogoti desanya. Mulai untuk mendukung pelestarian dari hutan penyedia air yang dan perlindungan terhadap semakin tergerus, generasi lingkungan hidup. muda yang lebih tertarik mengadu nasib di perkotaan, Setiap tahunnya, organisasi hingga informasi-informasi yang bermarkas di California, miring mengenai desanya. Amerika Serikat ini selalu

memberikan penghargaan Sang adik, Irman Meilandi (38), khusus kepada orang yang dikenal publik luas sebagai b e r k o n t r i b u s i d a l a m p e m e n a n g p e n g h a rga a n pelestarian alam. Seacology Prize tahun 2011.

Seacology adalah organisasi Pria inilah yang berceletuk nirlaba yang bertujuan untuk kepada saya perihal “Masihkah melestarikan lingkungan dan k a m u m e n g g u n a k a n budaya masyarakat lokal ‘jendela’?”.

Yana noviadi,

kepala desa 2.0!

Page 5: rural rocks!

dilatih untuk menganalisis segala sesuatunya” aku Irman. mewajibkannya safari desa-

desa terpencil di wilayah Dari segi materi, Irman timur Indonesia. Irman mengatakan keluarganya mengajak masyarakat desa miskin. Tidak ada kosakata u n t u k m e n j a g a , d a n “hura-hura” dalam kamus memelihara, dan mengolah kehidupan Irman. Sedari s u m b e r d a y a s e c a ra SMP, d i r inya melakoni berkelanjutan. Namun, lima b e r a g a m p e k e r j a a n tahun bekerja di Conversation serabutan. Mulai dari International membuatnya menolong bawaan pedagang gerah. pisang dengan menarik becak, mengaduk semen, “Sudah sejumlah desa yang hingga menjadi kernet angkot. saya berhasil dimajukan, mengapa kampung halaman Seusai kuliah di Universitas sendiri malah dicueki?”Sam Ratulangi, Manado, Irman kemudian bekerja sebagai Pada tahun 2004, Irman p e g i at s e b u a h l e m b a ga M e i l a n d i a k h i r n y a internasional, Conversation membulatkan tekad untuk International. Bekerja di mulih ka desa. Pulang lembaga tersebut kampung.

“Sejak umur tiga tahun lebih, saya diperkenalkan permainan catur oleh bapak. Bahkan ketika SD, saya pernah disuruh tanding dengan anak SMA. Saya sudah terbiasa

Page 6: rural rocks!

Tidak seperti sang adik yang Te r d a p a t h a r i m . H a r i mtelah melanglangbuana, Yana merupakan hutan mata air tetap mengendap di desa. yang isinya tidak boleh Selepas tamat SMA di kota diganggu gugat. Mengingat Tasikmalaya, suami dari sungai terletak cukup jauh dari Neneng Rosmayani ini tidak wilayah Mandalamekar, hutan tertarik mengundi nasib di mata air merupakan satu-perkotaan. Yana hanya ingin satunya sumber air bagi tinggal di desa. penduduk.

“Penduduk di sini ramah- Jenis wilayah hutan lain ramah. Makanya betah tinggal a d a l a h h a k u l a . H a k u l a di sini,” papar Yana. merupakan wilayah hutan

dimana penduduk dapat Konon, leluhur masa lampau mengambil segala sumber Desa Mandalamekar memiliki daya yang terkandung di kesadaran tinggi dalam hal dalamnya. Pun pohon-pohon ko n s e r v a s i l i n g k u n g a n . d i s e k i t a r s a w a h Mengingat rimba belantara Mandalamekar haram untuk menaungi penduduk desa, ditebangi seenak udel. Jika leluhur membagi kawasan ingin menebang boleh saja, hutan ke dalam beberapa jenis. asal pucuknya jangan sampai

terbabat.

keadaan alam

desa mandalamekar.

Page 7: rural rocks!

Namun, beriring dengan meningkatnya fluktuasi harga kayu, penduduk lambat laun penduduk Mandalamekar goyah. Perlahan, penduduk kian abai terhadap nilai-nilai konservasi tak tertulis peninggalan nenek moyang. Pohon-pohon ditebang serampangan. Fenomena tersebut mulai merongrong pada dua generasi di atas Yana dan Irman.

Sedang Yana, yang mendambakan desanya tetap asri, benar-benar terusik oleh realita tersebut. Melipur keterusikannya, Yana kemudian merintis sebuah lembaga bernama Mitra Alam Munggaran. Didirikan pada tahun 2002, Mitra Alam Munggaran merupakan lembaga lokal yang bergiat di bidang konservasi alam. “Miris rasanya melihat warga desa Mandalamekar sampai rebutan talang untuk mendapatkan air. Harus ada yang membenahi masalah ini,” tekad Yana.

Untuk menunjang keberjalanan dari Mitra Alam Munggaran, Yana pun mendirikan radio desa. Ruyuk Fm, begitu radio tersebut kerap disebut. Berfrekuensi 107.8 Fm, Ruyuk menyiarkan beragam varian program. Mulai dari pemberitahuan program-program desa hingga karaoke ceria di malam Minggu.

Pun khazanah pengetahuan perihal konservasi lingkungan sering didengungkan.

“Dapat dikatakan, keberadaan Ruyuk dan Mitra Alam Munggaran saling mendukung satu sama lain,” simpul Yana.

frekuensi ruyuk fm

Page 8: rural rocks!

Kembalinya Irman ke desa rupanya membenihkan semangat baru. Dibekali oleh segudang pengalaman mumpuni, Irman kemudian menggenjot agar berbagai forum diskusi di desa kembali menemukan “api”nya.

Sedari 2004, forum diskusi Mitra Alam Munggaran kemudian tidak hanya berkutat mengenai bagaimana hutan diselamatkan. Irman menyusupkan muatan aspek ekonomi Mandalamekar dalam forum. “Pendapatan tidak melulu dari kayu saja. Terdapat sejumlah lahan kritis di Mandalamekar. Saya dan teman-teman kemudian menginisiasi lahan tersebut untuk ditanami sayuran. Seperti Kebun Cabai di wilayah Pasirbentang,” ujar Irman. Irman menilai produktivitas desa dalam bidang pertanian masih rendah pada saat ia datang. Dahulu, ibu-ibu Mandalamekar biasa nangkring untuk menunggu tukang sayur dari luar desa. Namun, berkat upaya Irman menggalakkan pemanfaatan lahan kritis, kini Mandalamekar mulai mandiri. Pedagang dari luar paling banter hanya menawarkan tahu dan tempe. “Mandalamekar kini telah mulai memproduksi sendiri sayur -sayuran seperti kelewek, picung, gula aren, cabai, pisang, sayuran, gula kawung…..” rapal Irman bangga.

bertani cabai di

mandalamekar

Page 9: rural rocks!

Untuk menjaga keberlangsungan hutan agar senantiasa lestari, aturan-aturan mulai diberlakukan. Irman tersebut menghimbau warga agar menanami hutan terlebih dahulu.

Terdapat hukuman bagi setiap warga-- yang menebang satu pohon di wilayah harim—diwajibkan menanam 250 pohon setelahnya. Aparat desa pun didorong untuk kembali menegaskan pembagian wilayah hutan sesuai aturan nenek moyang. “Hasilnya, lebih dari 20 hektar hutan adalah hasil penanaman mandiri warga desa. Luas hutan lindung Desa Mandalamekar keseluruhan kini mencapai 80 hektar,” timpal Yana. Mujur, upaya konsevrasi tersebut mengantarkan Irman untuk mendapatkan Seacology Prize 2011. Warga Mandalamekar patut berbangga diri, sebab Irman merupakan orang Indonesia ketiga yang meraih penghargaan berskala internasional tersebut. Irman dinilai aktif dalam memberikan penyuluhan kepada warga Mandalamekar untuk turut melestarikan hutan dengan menggunakan media elektronik.

“Penghargaan tersebut, meski ditujukan untuk satu orang tetapi kami tujukan untuk desa kami. Akan tetapi, penghargaan bukan tujuan utama. Kami tetap melestarikan hutan untuk kepentingan warga,” ungkap Irman.

reboisasi hutan

mandalamekar!

Page 10: rural rocks!

Upaya konservasi rupanya tidak hanya memulihkan eksistensi hutan lindung di Mandalamekar. Paradigma warga pun turut bergeser. Semula, penduduk Mandalamekar takut tidak sejahtera hidup di desa. Namun pandangan tersebut kian terkikis mengingat Mandalamekar kini mulai dapat berswasembada dalam bidang pertanian.

“Paling banter sayur-sayuran dari luar, ya hanya kol dan kentang,” Irman bertutur.

Banyak berita tidak benar yang membuat penduduk perantauan Mandalamekar enggan ke desanya. Demi menjaga agar gosip-gosip mengenai Mandalamekar tidak beredar, Yana pun berstrategi. Terpilih menjadi Kepala Desa Mandalamekar pada 2007, Yana berupaya keras untuk mempelajari dunia perkomputeran. Mulai Microsoft Office hingga internet ia tekun jamahi. “Saya baru menggunakan internet sekitar tahun 2010. Tetapi itu pun hanya sebatas facebookan. Baru, pada tahun 2011, saya belajar internet untuk blogging,” aku Yana. Untuk aktivitas internet yang lebih bermanfaat, Yana berinisiatif membeli iPad. Sinyal dari iPad tersebut kemudian digunakan untuk menyebarkan koneksi internet di Balai Desa. Blogging dinilai Yana merupakan aktivitas internet yang bermanfaat bagi desa

kades mandalamekartengah sharing

mengenai sisteminformasi desa..

Page 11: rural rocks!

Suatu kali, ketika Yana diundang ke Cirebon, komunitas perkumpulan blogger sedang berkumpul. Yana tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk belajar nge-blog pada mereka. Sedari itu, melalui portal mandalamekar.or.id berbagai informasi resmi desa berdasarkan data yang akurat dapat ditampilkan.

“Tidak hanya aparat desa saja yang mengisi. Warga Mandalamekar juga boleh ikut mengisi,” pungkas Yana. Yana tidak ingin menggeliat sendiri. Ia pun aktif bekerja sama dengan komunitas blogger lain untuk saling bertukar pengetahuan.

Berbagai pertemuan bertemakan teknologi dan informasi rajin ia jambangi. Pertemuan-pertemuan tersebut memperkenalkannya dengan komunitas IT (Information and Technology) dan blogger yang ternyata beraktivitas pula di desa.

Mandalamekar, bahkan dijadikan percontohan bagi desa lain dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kiranya, ini dapat menjadi jawaban—atas kuasanya tersisip sebuah seminar mengenai sistem operasi open source di tengah hutan.

Seminar usai pada penghujung pukul tiga sore. Para peserta dari berbagai desa tidak langsung pulang. Jamuan sore telah menunggu untuk disantap. Sementara itu, Irman bersikeras agar saya tidak lekas kembali ke Bandung, kota tempat tinggal saya.

seminar sistem operasi

open source

di balai desa mandalamekar

Page 12: rural rocks!

Irman menekankan, terdapat kebiasaan “wajib” yang biasa dilakukan tamu ketika berkunjung ke Mandalamekar. Menanam satu pohon di pagi hari. Tamu-tamu yang merupakan pegiat IT keesokan harinya akan melakukan hal serupa. Namun, apa daya, aktivitas esok hari tidak mungkin saya tinggalkan.

Padahal ingin sekali rasanya berpeluh keringat akibat susah payah menanam barang satu pohon. Saya, bersama kawan akhirnya mengucap salam perpisahan. Menumpang mobil milik adik kandung Yana dan Irman, persawahan serta hutan asri milik Mandalamekar pun sempat saya susuri—untuk kemudian saya tuturkan “Semoga tetap asri, Mandalamekar. Sampai jumpa!” ***

salam metal

dari mandalamekar!

Page 13: rural rocks!

Profil Mandalamekar

Berada diwilayah perbukitan sebelah selatan Kabupaten Tasikmalaya. Tepatnya

Desa ini termasuk ke dalam wilayah Kec. Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya,

Propinsi Jawa Barat. Desa ini adalah desa yang mempunyai kekhasan sebagai desa di

priangan timur dimana perkampungan berada di lereng lereng pebukitan, terdiri dari

empat Kedusunan dengan jumlah penduduk 3191 jiwa dan luas wilayah 709 Ha. Desa

Mandalamekar saat ini memolopori Desa Konservasi Mandiri dan memiliki beberapa

tempat penting dalam sejarah penyebaran Agama Islam di Jawa Barat hingga ke

luar pulau Jawa dan potensi pariwisata lainnya.

Desa Mandalamekar berbatasan dengan desa lainnya yaitu :

Utara : berbatasan dengan Desa Kertarahayu

Timur : berbatasan dengan Desa Mandalahurip

Selatan : berbatasan dengan Desa Parung

Barat : berbatasan dengan Desa Kersagalih

Dari luas wilayah 718 ha diantaranya, seluas 78 ha digunakan untuk kawasan Hutan

Lindung mata air dan 58 ha merupakan tanah kas desa (18 ha disewakan untuk lahan

pertanian kepada masyarakat dan 40 ha yang berada di blok Karang Soak (terdapat

gua Karang Soak) dilakukan penghijauan kembali) untuk mendukung Daerah Aliran

Sungai Ciwulan.

Page 14: rural rocks!

Desa pabrik penghasil seni

oleh: Tristia Riskawati

Jatisura

Page 15: rural rocks!

Dulu, desa ini hanya dikenal sebagai

pabrik genteng. Namun akibat industri

genteng yang semakin surut sedari

krisis moneter,para warga desa

akhirnya memble. Ini membuat Ginggi

Syar Hasyim, salah satu warga

Jatisura, menggagas sebuah bengkel

seni yang dapat mengisi kehampaan hidup mereka...

Ibu Negara marah besar. dari sebuah bengkel seni di Jatiwangi. Bengkel seni ini

D e m i k i a n A a n A n s o r i bernama Jatiwangi Art Factory menggambarkan kemurkaan atau lazim disingkat JAF.sang istri. Marahnya sang istri cukup beralasan. Pria penduduk “Dua tahun setelah JAF didirikan desa Jatisura, Kecamatan p a d a t a h u n 2 0 0 5 , s a y a J a t i w a n g i , K a b u p a t e n bergabung bersama JAF pada Majalengka ini lebih memilih tahun 2007,” ujar Aan.menggeluti seni dibandingkan mencari pekerjaan tetap untuk Aan mengaku bukan orang seni. menafkahi keluarganya. I a t i d a k b i s a b e r m u s i k ,

menggambar, melukis, ataupun “Dahulu, di Jatiwangi sering ada bersastra ria. Namun, minatnya pertunjukan musik etnik yang d i b i d a n g fo to g ra f i d a n partisipannya bule-bule. Saya v i d e o g ra f i m e m b u a h k a n jadi kian tertarik,” papar pria sejumlah karya yang tak kalah yang akrab disapa Mas An ini. ciamik dengan foto maupun

video buatan orang asing. Bagi S e t e l a h A a n t e l u s u r i , Aan, ini merupakan sebuah penyelenggara pertunjukan- investasi.pertunjukan musik ini berasal

Page 16: rural rocks!

“Orang-orang kini kian lama Hasyim terhadap fenomena kian ingin instan dalam produk khas daerah.mendapatkan duit. Ketika selesai kerja, ia menuntut Apalah kabar Keripik Maicih harus dapat duit. Sedangkan tanpa Bandung? Bagaimana investasi yang saya lakukan, pula nasib kaus Joger jika ia manisnya baru bisa dirasakan tak bertaut dengan Bali? beberapa lama kemudian.” Te g u h k a h k e b e r a d a a n

mereka, tanpa menyertakan Kini, setelah empat tahun embel-embel kota dalam berkegiatan di JAF, Ibu Negara produk mereka?tak lagi murka. Segenap keluarga akhirnya mafhum. Faktanya, beberapa produk Bahwa investasi dalam bidang tenar asli nusantara memiliki yang cocok di hati dapat keterkaitan erat dengan menghasi lkan kepuasan daerah “kelahirannya”. Selain tersendiri. Bandung dan Bali, tengok

i n d u s t r i D a g a d u y a n g *** menghubungkan diri dengan Didirikannya JAF bermula dari Yogyakarta. Atau kreasi pembacaan salah seorang kuliner Chocodot dari Garut tokoh Jatiwangi, Ginggi Syarif yang kini sedang naik daun.

Page 17: rural rocks!

Cermat mengamati fenomena “Mengapa namanya Jatiwangi tersebut, Ginggi yakin benar Art Factory? Ah, itu mah akan sesuatu. Daya bantu kitanya aja yang sok iyey. Siga branding daerah-daerah nu heeuh,” ucap Ginggi cuek.terhadap pelbagai usaha kreatif tidak dihasilkan dalam Semula, bengkel tempat waktu sekejap. Butuh proses J a t i w a n g i A r t F a c t o r y yang panjang bagi sebuah (disingkat JAF) berkegiatan daerah untuk dapat menjadi merupakan tempat botram sandaran branding bagi usaha- (makan bersama sembari usaha kreatif. ngerumpi). Para duda-duda

Arab, begitu Ginggi menyebut “Hal tersebut tercipta karena pria yang ditinggal istri warganya bangga terhadap lantaran jadi TKW, dahulu daerahnya sendiri,” simpul memil ik i kecenderungan pria yang pernah menjadi untuk menyeleweng.siswa SMA di Bandung ini.

O leh karenanya, G ing g i Ginggi ingin Jatiwangi, daerah b e s e r t a k a w a n - k a w a n te m p at i a t u m b u h d a n sekampungnya berinisiatif berkembang, dibanggai oleh untuk memberikan wadah teman-teman sekampungnya. kreasi bagi mereka si duda-Ia ingin Jatiwangi menjadi duda Arab ini. Dari tempat t e m p a t b e r k e g i a t a n b o t r a m , b e n g k e l y a n g m e n y e n a n g k a n s e b a ga i beralamat di Jalan Makmur pelipur lara para warga. Oleh 6 0 4 , J a t i s u r a i n i karena itu, Ginggi bersama bertransformasi menjasi rekan-rekannya kemudian sebuah “pabrik seni”.merintis Jatiwangi Art Factory.

pertunjukan musik di

jatiwangi art factory

Page 18: rural rocks!

JAF secara sinambung rajin R e s i d e n s i p a l i n g a n y a r mengadakan berbagai event menghadirkan pasangan suami kesenian dari berbagai disiplin. istri seniman, Irwan Ahmett M u l a i d a r i w o r k s h o p dan Tita Salina, Bianca Benenti memasak, belajar keramik, dari Spanyol, Julian Weber dari pembuatan film, pertunjukan Jerman, dan Makiko Watanabe musisi balada, bioskop keliling, dari Jepang. Mereka kemudian hingga pameran seni. m e n g a d a k a n p a m e r a n

bertajuk “After The Rain”.“JAF mendorong warga untuk menjadi penonton. Kami Para seniman lintas negara ini undang warga desa untuk melakukan pemetaan, riset, menonton pertunjukan musik observasi dan membuat karya lah, atau bahkan performance yang biasanya melibatkan art yang bahkan mereka pun w a r g a J a t i w a n g i d a n nggak ngerti,” celetuk pria sekitarnya. Workshop dan beranak empat ini. presentasi juga diadakan pada

akhir residensi.JAF pun mempersilakan para seniman untuk bermukim Ginggi dahulu merupakan s e l a m a d u a m i n g g u d i pemilik pabrik genteng tempatnya. Biasanya, seniman berjuluk PT Asri. Namun, yang bermukim di bengkelnya usahanya tersebut terpaksa menghasilkan sebuah karya gulung tikar. Krisis moneter yang dipersembahkan bagi yang menimpa Indonesia penduduk Jatiwangi. Program memang sampai bisa beli ini JAF namai “Residensi”. mobil,” jelas Ginggi.

aksi teatrikal

di JAF.

Page 19: rural rocks!

pojok galeri

JAF.

Namun, runtuhnya usaha N a m u n , b a g i G i n g g i , genteng milik Ginggi menampar k e b a h a g i a a n i t u d a p a t keras kesadarannya. Bahwa diciptakan dari manajemen hidup t idak melulu soal perasaan kita sendiri.genteng. Ginggi kemudian berkelana kesana-kemari untuk “Kalau kita yakin dan suka belajar bagaimana industri dengan pilihan hidup kita, pasti genteng tidak hanya berdaya segala kesulitan tidak akan pakai saja. Ginggi ingin agar terasa. Coba lihat Ali bin Abi genteng memiliki nilai apresiasi Thalib, Umar bin Khattab, dan yang tinggi. Abu Bakar… Apa mereka kaya?

Tentu. Tetapi bukankah pakaian “Ketika saya berkunjung ke mereka apa adanya? Bahkan tak Yogyakarta, genteng-genteng di jarang mereka menahan lapar sana dimodifikasi agar menjadi karena pengabdian mereka… assesoris menarik,” tuturnya. Apakah mereka mengeluh?

T i d a k b u k a n ? ” G i n g g i Dari hasil kelananya tersebut, menyimpulkan.Ginggi pun menciptakan berbagai varian keramik yang Onak dan duri yang menyesak di berdaya pikat unik. Di JAF, kala laju derap perjuangan, dipamerkan berbagai variasi b u k a n k a h k e r a p k a l i keramik dari genteng yang ia menyimpulkan kisah manisnya b u a t b e r s a m a t e m a n - di akhir cerita?***temannya.

Mengenai pilihan hidup sebagai s e o ra n g s e n i m a n , te nt u kekurangan dana merupakan suatu ketakutan tersendiri.

Page 20: rural rocks!

Profil Jatisura

Desa Jatisura menurut riwayat asal katanya dari pohon Jati yang

terletak di pohon Kosambi yang ada di makam keramat yang letaknya

berada di sebelah timur pemukiman masyarakat.

Luas wilayah Desa Jatisura terdiri dari 334.693 Ha. Dengan perincian

sebagai berikut :

? Tanah Darat (Pemukiman dan pekarangan) seluas = ± 50.854 Ha

? Tanah Sawah seluas = ± 283.839 Ha

Dengan batas-batas wilayah :

? Sebelah Utara : Desa Beusi Kecamatan Ligung

? Sebelah Timur : Desa Sutawangi

? Sebelah Selatan : Desa Mekarsari dan Desa Sutawangi

? Sebelah Barat : Desa Jatiwangi dan Desa Surawangi