rumusan masalah - forum studi transportasi antar...

16
The 18 th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015 OPTIMALISASI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK Budi Hartanto Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA budihartanto1212@gmai l.com Bambang Triatmodjo Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA [email protected] c.id Imam Muthohar Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA [email protected]. id Abstract The flow of containers at the Pontianak Port Container Terminal is constantly increasing.. To improve the performance of the terminal, need to be determine the number of equipment and optimization steps that can be done in the future. The equipment optimization is using the queuing simulation by making decisions using aspiration level method. The optimization is done by applying several scenarios and the results can be seen from the changes of BOR, BTP and YOR values. The optimum combinations of stevedoring equipment in 2014 are 2 CC, 4 Trailler and 3 RMGC and 3 CC, 5 Trailler and 4 RMGC in 2029. The performance of Pontianak Port Container Terminal in 2014 based on the vessel service is categorized as good, on the container service is less good and on the berth utilization by the BOR is categorized as good. Based on the BTP value, the berth is still capable to serve the flow of containers and based on YOR value, the import YOR is categorized as good enough and the export is categorized as good. The best optimization measure is by improving the equipment productivity. Keywords: Optimization, Performance, BOR, BTP, YOR Abstrak Arus peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak terus mengalami peningkatan. Untuk meningkatkan kinerja perlu ditentukan jumlah alat serta langkah optimalisasi yang dapat dilakukan ke depannya. Optimasi alat menggunakan simulasi antrian dengan pengambilan keputusan menggunakan metode tingkat aspirasi. Optimalisasi dilakukan dengan menerapkan beberapa skenario dan hasilnya dilihat dari perubahan nilai BOR, BTP dan YOR. Kombinasi peralatan bongkar muat optimal tahun 2014 adalah 2 CC, 4 Trailler dan 3 RMGC dan tahun 2029 adalah 3 CC, 5 Trailler dan 4 RMGC. Kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 berdasarkan pelayanan kapal dikategorikan baik, pelayanan peti kemas

Upload: doanhanh

Post on 16-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

OPTIMALISASI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

Budi HartantoMagister Sistem dan Teknik

Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, [email protected]

Bambang TriatmodjoMagister Sistem dan Teknik

Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA

[email protected]

Imam MuthoharMagister Sistem dan Teknik

Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA

[email protected]

AbstractThe flow of containers at the Pontianak Port Container Terminal is constantly increasing.. To improve the performance of the terminal, need to be determine the number of equipment and optimization steps that can be done in the future. The equipment optimization is using the queuing simulation by making decisions using aspiration level method. The optimization is done by applying several scenarios and the results can be seen from the changes of BOR, BTP and YOR values. The optimum combinations of stevedoring equipment in 2014 are 2 CC, 4 Trailler and 3 RMGC and 3 CC, 5 Trailler and 4 RMGC in 2029. The performance of Pontianak Port Container Terminal in 2014 based on the vessel service is categorized as good, on the container service is less good and on the berth utilization by the BOR is categorized as good. Based on the BTP value, the berth is still capable to serve the flow of containers and based on YOR value, the import YOR is categorized as good enough and the export is categorized as good. The best optimization measure is by improving the equipment productivity.

Keywords: Optimization, Performance, BOR, BTP, YOR

AbstrakArus peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak terus mengalami peningkatan. Untuk meningkatkan kinerja perlu ditentukan jumlah alat serta langkah optimalisasi yang dapat dilakukan ke depannya. Optimasi alat menggunakan simulasi antrian dengan pengambilan keputusan menggunakan metode tingkat aspirasi. Optimalisasi dilakukan dengan menerapkan beberapa skenario dan hasilnya dilihat dari perubahan nilai BOR, BTP dan YOR. Kombinasi peralatan bongkar muat optimal tahun 2014 adalah 2 CC, 4 Trailler dan 3 RMGC dan tahun 2029 adalah 3 CC, 5 Trailler dan 4 RMGC. Kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 berdasarkan pelayanan kapal dikategorikan baik, pelayanan peti kemas kurang baik dan utilisasi dermaga dengan indikator BOR dikategorikan baik, berdasarkan nilai BTP dermaga masih mampu melayani arus bongkar muat peti kemas dan berdasarkan nilai YOR, YOR impor cukup baik dan YOR ekspor baik. Langkah optimalisasi terbaik adalah dengan meningkatkan produktivitas alat.

Kata kunci: Optimalisasi, Kinerja, BOR, BTP, YOR

PENDAHULUAN

Latar BelakangArus peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Pelindo II (Persero) Cabang Pontianak dari tahun 2006 sampai 2014 arus bongkar muat peti kemas meningkat sebesar 39,55% dari yang semula pada tahun 2006 berjumlah 138.991 TEU’s menjadi 193.968 TEU’s pada tahun 2014, sehingga untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diperlukan proyeksi arus kunjungan kapal dan arus peti kemas yang harus dilayani ke depannya untuk meningkatkan kinerja dan menentukan jumlah kombinasi alat seta langkah-langkah optimalisasi yang dapat dilakukan ke depannya.

Page 2: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Rumusan MasalahPokok permasalahan dalam penelitian ini adalah mengetahui untuk volume arus peti kemas dan arus kunjungan kapal yang harus dilayani oleh Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak ke depannya, menentukan jumlah kombinasi peralatan bongkar muat peti kemas yang optimal serta bagaimana upaya untuk mengoptimalkan kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak ke depannya, sehingga mampu melayani perkembangan arus peti kemas di masa yang akan datang.

Tujuan PenelitianTujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui arus peti kemas dan arus kunjungan kapal yang harus dilayani, menentukan jumlah kombinasi peralatan penanganan bongkar muat peti kemas yang optimal, mengetahui kinerja dan bagaimana mengoptimalkan kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak ke depannya.

Batasan MasalahBatasan masalah dalam penelitian ini adalah lokasi penelitian, wilayah studi, pengambilan data dibatasi hanya pada lingkup Pelabuhan Pontianak, optimasi terhadap jumlah peralatan yang ditinjau meliputi Container Crane (CC), Trailler, dan Rail Mounted Gantry Crane (RMGC) dan optimalisasi terhadap kinerja hanya dilakukan dengan mengoptimalkan kinerja dermaga dan lapangan penumpukan.

Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat mengetahui jumlah kombinasi peralatan penanganan bongkar muat yang optimal untuk melayani arus peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak ke depannya. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja Terminal Peti Kemas pelabuhan Pontianak yang pada akhirnya dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak pengelola pelabuhan dalam pengambilan keputusan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengumpulan DataData time series pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data arus kunjungan kapal dan arus peti kemas tahun 2006 - 2014

Tahun Arus Kapal Arus Peti KemasBongkar (Impor) Muat (Ekspor) Total

(unit) (Box) (TEU’s) (Box) (TEU’s) (Box) (TEU’s)2006 145 63.936 68.441 65.439 70.550 129.375 138.9912007 117 65.404 70.965 66.215 72.478 131.619 143.4432008 311 59.203 65.727 60.210 67.005 119.413 132.7322009 347 59.421 66.713 59.216 66.688 118.637 133.4012010 339 66.246 74.879 66.158 75.235 132.404 150.1142011 440 78.897 86.590 78.464 86.302 157.361 172.8922012 433 82.813 92.331 82.797 92.226 165.610 184.5572013 415 78.831 87.884 80.514 89.894 159.345 177.7782014 400 87.475 96.616 87.792 97.352 175.267 193.968

Page 3: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Proyeksi Arus Kunjungan Kapal dan Arus Peti Kemasa. Proyeksi arus kunjungan kapalHasil proyeksi arus kunjungan kapal menggunakan metode regresi diperoleh nilai R2

adalah 0,73 dan persamaan Y = -75081,06 + 37,52 (tahun ke-i). Hasil proyeksi arus kunjungan kapal peti kemas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Proyeksi arus kunjungan kapal peti kemas

TahunProyeksi Arus Kunjungan

Kapal Peti Kemas(Unit)

TahunProyeksi Arus Kunjungan

Kapal Peti Kemas(Unit)

2015 515 2023 8152016 553 2024 8532017 590 2025 8902018 628 2026 9282019 665 2027 9652020 703 2028 1.0032021 740 2029 1.0402022 778

b. Proyeksi arus peti kemasFaktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan arus peti kemas ke depannya pada metode ekonometrik adalah PDRB, jumlah penduduk, jumlah perusahaan/industri, volume ekspor-impor dan tingkat inflasi pada Provinsi Kalimantan Barat. Setelah dilakukan pengujian terhadap faktor-faktor tersebut diperoleh bahwa jumlah penduduk merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap arus peti kemas ekspor maupun impor. Hasil proyeksi jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil proyeksi jumlah penduduk

TahunJumlah

Penduduk (juta jiwa)

TahunJumlah

Penduduk(juta jiwa)

TahunJumlah

Penduduk(juta jiwa)

2014 4.702.830 2020 5.151.594 2026 5.600.3592015 4.777.624 2021 5.226.388 2027 5.675.1532016 4.852.418 2022 5.301.182 2028 5.749.9472017 4.927.212 2023 5.375.997 2029 5.824.7412018 5.002.006 2024 5.450.7712019 5.076.800 2025 5.525.565

Hasil proyeksi terbaik untuk arus peti kemas impor (bongkar) adalah menggunakan metode ekonometrik dengan nilai R2 = 0,87 dan persamaan yang diperoleh adalah Y = -143551,28 + 0,050442029 (jumlah penduduk), sedangkan arus peti kemas ekspor (muat) menggunakan metode ekonometrik dengan nilai R2 = 0,86 dan persamaan yang diperoleh adalah Y = -134475,35 + 0,048559423 (jumlah penduduk). Hasil proyeksi arus peti kemas ekspor dan impor serta total arus peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 4: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Tabel 4 Hasil proyeksi arus peti kemas ekspor dan impor

TahunArus Peti Kemas Impor (Bongkar)

Arus Peti Kemas Ekspor (Muat)

Total Arus Peti Kemas

(TEU’s) (Box) (TEU’s) (Box) (TEU’s) (Box)2015 97.442 87.967 97.523 88.040 194.965 176.0072016 101.215 91.373 101.155 91.139 202.370 182.6922017 104.987 94.778 104.787 94.598 209.775 189.3772018 108.760 98.184 108.419 97.876 217.179 196.0612019 112.533 101.590 112.051 101.155 224.548 202.7132020 116.306 104.997 115.683 104.434 231.989 209.4312021 120.078 108.402 119.315 107.713 239.393 216.1152022 123.851 111.808 122.947 110.992 246.798 222.8002023 127.624 115.214 126.579 114.271 254.203 229.4852024 131.397 118.620 130.211 117.549 261.608 236.1702025 135.169 122.025 133.843 120.828 269.012 242.8542026 138.942 125.431 137.475 124.107 276.417 249.5392027 142.715 128.838 141.107 127.386 283.822 256.2232028 146.488 132.244 144.739 130.665 291.226 262.9082029 150.260 135.649 148.371 133.944 298.631 269.592

Optimasi Peralatan Penanganan Bongkar Muat Peti KemasDalam melakukan optimasi terhadap peralatan penanganan bongkar muat peti kemas terlebih dahulu dilakukan pengujian distribusi data tingkat kedatangan peti kemas () dan waktu pelayanan alat (). Hasil pengujian distribusi data dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil pengujian distribusi dataPengujian Distribusi Rata-rata

tingkat kedatangan peti kemas () Poisson 21 box/jamwaktu pelayanan CC Normal 3,35 menitwaktu pelayanan Trailler Normal 7,33 menitwaktu pelayanan RMGC Normal 2,45 menit

Model antrian yang sesuai untuk menggambarkan kondisi pelayanan alat terhadap kedatangan peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak adalah (M/G/k) : (FCFS//). Optimasi dihitung menggunakan parameter antrian dan jumlah alat menggunakan grafik tingkat aspirasi dengan menetapkan waktu menganggur alat () sebesar 20%. Hasil optimasi kebutuhan alat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil optimasi kebutuhan alat

Tahun

(box/jam)

Tingkat Pelayanan () Kebutuhan OptimalCC

(box/jam)Trailler

(box/jam)RMGC

(box/jam)CC

(unit)Trailler(unit)

RMGC(unit)

2014 21

18 8 24

2 4 32019 24 2 4 32024 28 2 5 32029 32 3 5 4

Page 5: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Evaluasi Kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan PontianakEvaluasi kinerja Terminal Peti kemas dinilai berdasarkan 3 (tiga) indikator yaitu pelayanan kapal, pelayanan bongkar muat dan utilisasi dermaga serta lapangan penumpukan.

a. Pelayanan kapalPenilaian realisasi kinerja pelayanan kapal pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Penilaian realisasi kinerja pelayanan kapal

Indikator Realisasi Penilaian berdasarkanKepdirjen Hubla

Waiting Time (WT) 0,29 jam BaikApproach Time (AP) 3,43 jam Baik

ET : BT 74,98% Baik

b. Pelayanan bongkar muatRealisasi kinerja pelayanan bongkar muat peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 rata-rata adalah 18 box/CC/jam, sehingga berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut kinerja pelayanan peti kemas telah dikategorikan kurang baik.

c. Utilisasi dermaga atau tambatanNilai Berth Occupancy Ratio (BOR)Berdasarkan data kunjungan kapal bulan Desember 2014, kapal peti kemas terpanjang adalah 162 meter dan terpendek 86 meter, sehingga berdasarkan data tersebut dermaga TPK Pelabuhan Pontianak hanya memiliki 2 (dua) tambatan. Pada tahun 2014 rata-rata NOT adalah 15,13% dari waktu efektif bongkar muat, rata-rata gang yang melayani bongkar muat adalah 1,5 gang, kapasitas B/M per kapal adalah 485 TEU’s dan kapasitas alat adalah 18 box/jam atau 20 TEU’s/jam, sehingga service time (St) dapat dihitung sebagai berikut.

St= Kapasitas kapalKap . B/ M∗Jlh. gang

x (1+0,1513 )

¿ 48520∗1,5

x (1+0,1513 )

= 18,61 jam

Waktu efektif kerja 365 hari per tahun maka nilai BOR Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 dapat dihitung. Hasil perhitungan nilai BOR proyeksi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil perhitungan BOR proyeksi

Tahun Kapasitas(TEU’s/ kapal)

Service Time(jam)

BOR(%)

Penilaian berdasarkan Kepdirjen Hubla

2014 485 18,16 42,49 Baik2020 330 12,67 50,82 Baik2029 287 16,53 65,41 Baik

Page 6: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Berdasarkan Tabel 8 nilai BOR Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak pada tahun 2014 adalah 42,49% masih di bawah nilai BOR maksimum yang direkomendasikan oleh UNCTAD untuk dermaga dengan 2 (dua) tambatan yaitu 50%. Akan tetapi jika tidak dilakukan perbaikan ke depannya, maka pada tahun 2020 nilai BOR menjadi 50,82%, akan melebihi nilai BOR yang direkomendasikan oleh UNCTAD. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 masih dikategorikan baik sampai dengan tahun 2029.

Nilai Berth Troughput (BTP)Berdasarkan data panjang kapal bulan Desember 2014 diperoleh rata-rata panjang kapal yang berkunjung ke TPK Pelabuhan Pontianak adalah 115 meter, sehingga panjang dermaga yang dibutuhkan untuk 1 (satu) kapal adalah 127 meter dan panjang dermaga yang dimiliki TPK Pelabuhan Pontianak adalah 295 meter. Mengacu pada standar nilai BOR yang direkomendasikan UNCTAD (50%) dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (70%), maka nilai BTP dapat dihitung. Hasil perhitungan nilai BTP proyeksi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil perhitungan nilai BTP proyeksi

TahunArus Peti Kemas

(TEU’s/Tahun)

UNCTAD Kepdirjen Hubla

BTP/meter BTP terpasang BTP/meter BTP terpasang

2014 193.968 1.039 306.427 1.454 428.9982029 298.631

Berdasarkan Tabel 9 pada tahun 2014 dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak masih mampu melayani arus peti kemas dengan baik, bahkan sampai dengan tahun 2029. Hal ini ditunjukkan dengan nilai BTP terpasang masih lebih besar dari arus peti kemas yang akan melalui dermaga.

Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kapasitas lapangan penumpukan yang dimiliki TPK Pelabuhan Pontianak adalah 3.611 TEU’s yang terbagi atas lapangan penumpukan peti kemas impor sebanyak 2.375 TEU’s dan lapangan penumpukan peti kemas ekspor sebanyak 1.236 TEU’s. Rata-rata dwelling time peti kemas impor adalah 6 (enam) hari dan peti kemas ekspor adalah 3 (tiga) hari. YOR ekspor maupun impor dapat dihitung. Hasil perhitungan nilai YOR ekspor dan impor dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil perhitungan nilai YOR ekspor dan impor proyeksi

Tahun YOR Impor (%)

Penilaian berdasarkan Kepdirjen Hubla

YOR Ekspor (%)

Penilaian Berdasarkan Kepdirjen Hubla

2014 66,87 Cukup Baik 64,74 Baik2016 70,66 Cukup Baik 67,27 Cukup Baik2017 72,67 Kurang Baik 79,68 Kurang Baik2028 101,39 Over Loaded 96,25 Kurang Baik

Page 7: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Berdasarkan Tabel 10 pada tahun 2014 kinerja lapangan penumpukan peti kemas impor masih dalam kategori cukup baik, jika tidak dilakukan perbaikan pada tahun 2028 lapangan penumpukan peti kemas impor akan mengalami over loaded. Sementara itu kinerja lapangan penumpukan ekspor pada tahun 2014 masih dalam kategori baik, jika tidak dilakukan perbaikan pada tahun 2016 akan menjadi cukup baik dan tahun 2017 menjadi kurang baik.

Optimalisasi Kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan PontianakOptimalisasi terhadap kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak dilakukan dengan menerapkan beberapa skenario untuk mengoptimalkan kinerja dermaga dan lapangan penumpukan, dengan melihat perubahan pada nilai BOR, BTP dan YOR.Skenario 1 : meningkatkan produktivitas alat bongkar muat dari yang semula rata-rata

3,35 menit atau 20 TEU’s/jam menjadi rata-rata 2,45 menit atau 27 TEU’s/jam.

Skenario 2 : menghilangkan Not Operating Time (NOT) pada proses bongkar muat peti kemas.

Skenario 3 : menggabungkan skenario 1 dan 2.Hasil perbandingan proyeksi kinerja dermaga berdasakan nilai BOR setelah penerapan skenario tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Perbandingan proyeksi kinerja dermaga berdasarkan nilai BOR

Berdasarkan Gambar 1 kinerja dermaga berdasarkan nilai BOR proyeksi, pada kondisi eksisting akan berada di atas nilai BOR maksimum yang direkomendasikan oleh UNCTAD pada tahun 2020, namun masih dikategorikan baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut sampai dengan tahun 2029.

Setelah penerapan skenario 1 Nilai BOR akan mampu berada di bawah nilai BOR maksimum yang direkomendasikan oleh UNCTAD sampai dengan tahun 2029 dan berada dalam kategori baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Dengan menerapkan skenario 2 nilai BOR akan mampu berada di bawah nilai BOR maksimum yang direkomendasikan oleh UNCTAD sampai dengan tahun 2025, dan masih dikategorikan baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut sampai dengan tahun 2029. Sedangkan jika diterapkan skenario 3 nilai BOR akan mampu berada di bawah nilai BOR maksimum yang direkomendasikan oleh UNCTAD sampai dengan

Page 8: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

tahun 2009 dan mampu berada dalam kategori baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Hasil perbandingan kinerja dermaga berdasarkan nilai BTP menggunakan nilai BOR yang direkomendasikan oleh UNCTAD setelah penerapan berbagai skenario dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Perbandingan proyeksi kinerja dermaga berdasarkan nilai BTP menggunakan nilai BOR UNCTAD (50%)

Berdasarkan Gambar 2 kinerja dermaga berdasarkan nilai BTP proyeksi dengan menggunakan nilai BOR yang direkomendasikan oleh UNCTAD, pada kondisi eksisting dermaga masih mampu melayani arus peti kemas dengan kategori baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut sampai dengan tahun 2029.

Setelah penerapan skenario 1 dan 3, mampu meningkatkan kinerja dermaga yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai BTP sedangkan pada penerapan skenario 2 nilai BTP tidak berubah dari kondisi eksisting.

Hasil perbandingan kinerja dermaga berdasarkan nilai BTP proyeksi dengan menggunakan nilai BOR yang direkomendasikan oleh Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut setelah penerapan berbagai skenario dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Perbandingan proyeksi kinerja dermaga berdasarkan nilai BTP menggunakan nilai BOR Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (70%)

Page 9: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Berdasarkan Gambar 3 kinerja dermaga berdasarkan nilai BTP proyeksi dengan menggunakan nilai BOR yang direkomendasikan oleh Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, pada kondisi eksisting dermaga akan mampu melayani arus peti kemas dengan kategori baik sampai dengan tahun 2029. Setelah penerapan skenario 1 dan 3, mampu meningkatkan kinerja dermaga yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai BTP sedangkan pada penerapan skenario 2 nilai BTP tidak berubah dari kondisi eksisting.

Optimalisasi terhadap lapangan penumpukan pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak dilakukan dengan menekan dwelling time peti kemas pada lapangan peti kemas impor dari yang semula 6 (enam) hari menjadi hanya 4 (empat) hari dan dwelling time peti kemas pada lapangan peti kemas ekspor dari yang semula 3 (tiga) hari menjadi 2 (dua) hari. Hasil perbandingan kinerja lapangan penumpukan impor berdasarkan nilai YOR proyeksi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Perbandingan kinerja lapangan penumpukan impor berdasarkan nilai YOR proyeksi

Berdasarkan Gambar 4 pada kondisi eksisting, kinerja lapangan penumpukan impor berada pada kategori cukup baik. Setelah dilakukan perbaikan dengan menekan dwelling time dari 6 (enam) hari menjadi 4 (empat) hari, kinerja lapangan penumpukan impor akan berada dalam kategori baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut sampai dengan tahun 2026.

Hasil perbandingan kinerja lapangan penumpukan ekspor berdasarkan nilai YOR proyeksi dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 10: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Gambar 5 Perbandingan kinerja lapangan penumpukan ekspor berdasarkan nilai YOR proyeksi

Berdasarkan Gambar 5 pada kondisi eksisting, kinerja lapangan penumpukan ekspor berada pada kategori baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, pada tahun 2016 kinerjanya menjadi cukup baik bahkan pada tahun 2018 kinerjanya telah dikategorikan kurang baik. Setelah dilakukan perbaikan dengan menekan dwelling time dari 3 (tiga) hari menjadi 2 (dua) hari, kinerja lapangan penumpukan ekspor akan berada dalam kategori baik berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut sampai dengan tahun 2028.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.a. Arus kunjungan kapal dan arus peti kemas pada Terminal Peti Kemas Pelabuhan

Pontianak cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata persentase peningkatan sebesar 4,89% dan 3,09%.

b. Kombinasi jumlah peralatan penanganan bongkar muat yang optimal pada terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak untuk tahun 2014 adalah 2 CC, 4 Trailler dan 3 RMGC dan tahun 2029 adalah 3 CC, 5 Trailler dan 4 RMGC.

c. Evaluasi kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut berdasarkan pelayanan kapal dikategorikan baik, berdasarkan pelayanan bongkar muat telah dikategorikan kurang baik. Berdasarkan Utilisasi dermaga masih dikategorikan baik dan lapangan penumpukan, YOR impor dikategorikan cukup baik dan YOR ekspor masih dalam kategori baik.

d. Optimalisasi kinerja dermaga terbaik adalah dengan meningkatkan produktivitas peralatan bongkar muat.

SaranSaran yang direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil penelitin ini adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak.

Page 11: Rumusan Masalah - Forum Studi Transportasi antar ...fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T232.docx · Web viewPort Development, A Handbook for Planners in Developing Countries

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Daftar pustakaKakiay, T.J., 2004. Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata. Andi, Yogyakarta.

Kementerian Perhubungan RI, 2011. Standar Pelayanan Operasional Pelabuhan, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18/ DJPL-11. Jakarta: Kementerian Perhubungan RI.

Triatmodjo, B., 2010. Perencanaan Pelabuhan. Beta offset, Yogyakarta.

UNCTAD, 1978. Port Development, A Handbook for Planners in Developing Countries. New York.

Yolanda, Irma, dkk, 2013. Estimasi Jumlah Gardu Keluar Tol Pasteur yang Optimal Menggunakan Metode Antrian Tingkat Aspirasi. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, Vol 1 No. 2 pp. 66