rsud dr. soeratno gemolong kabupaten sragen visi :...

42
1 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017 RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : Menjadi rumah sakit pilihan di wilayah Gemolong dan sekitarnya. MISI : Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat, tepat dan akurat. FALSAFAH : Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soeratno merupakan Rumah Sakit Umum Daerah berorientasi sosial dengan tetap memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada pasien /pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai. NILAI : Tata nilai Rumah Sakit Umum Daerah dr.soeratno adalah SMART S : Semangat untuk meningkatkan mutu pelayanan. M : Melayani dengan sepenuh hati A : Antusias dalam bekerja R : Ramah melayani T : Terpercaya MOTTO : “Melayani dengan Hati”. TUJUAN : 1. Meningkatnya kualitas manajemen rumah sakit a. Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran. b. Meningkatnya kualitas dan jumlah sarana dan prasarana aparatur. c. Meningkatnya disiplin aparatur. d. Meningkatnya kapasitas disiplin aparatur. e. Meningkatnya kualitas laporan yang disusun. 2. Meningkatnya cakupan jenis dan kualitas layanan rumah sakit. a. Meningkatnya standart rumah sakit. b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas obat dan perbekalan kesehatan. c. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit. d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana rumah sakit.

Upload: others

Post on 17-Aug-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

1 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

VISI :

Menjadi rumah sakit pilihan di wilayah Gemolong dan sekitarnya. MISI : Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat, tepat dan akurat.

FALSAFAH :

Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soeratno merupakan Rumah Sakit Umum Daerah berorientasi sosial dengan tetap memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada pasien /pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai.

NILAI :

Tata nilai Rumah Sakit Umum Daerah dr.soeratno adalah SMART S : Semangat untuk meningkatkan mutu pelayanan. M : Melayani dengan sepenuh hati A : Antusias dalam bekerja R : Ramah melayani T : Terpercaya MOTTO : “Melayani dengan Hati”.

TUJUAN :

1. Meningkatnya kualitas manajemen rumah sakit a. Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran. b. Meningkatnya kualitas dan jumlah sarana dan prasarana aparatur. c. Meningkatnya disiplin aparatur. d. Meningkatnya kapasitas disiplin aparatur. e. Meningkatnya kualitas laporan yang disusun.

2. Meningkatnya cakupan jenis dan kualitas layanan rumah sakit. a. Meningkatnya standart rumah sakit. b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas obat dan perbekalan kesehatan.

c. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit. d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana rumah sakit.

Page 2: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

2 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?

Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : (Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011)

Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu

diwaspadai; Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-

pasien operasi;

Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan

Pengurangan risiko pasien jatuh.

2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?

Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.

Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.

Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi

dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.

3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?

Sebelum pemberian obat, Sebelum pemberian transfusi darah, Sebelum pengambilan sampel untuk

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi

Sebelum dilakukan tindakan medis

4. Gelang identifikasi apa saja

yang digunakan di rumah sakit?

Gelang identitas - Pasien laki-laki : BIRU MUDA - Pasien perempuan : MERAH MUDA

Gelang pasien risiko jatuh : KUNING Gelang alergi : MERAH

5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?

SPO Pemasangan gelang identifikasi pasie

Page 3: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

3 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

6. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang

efektif di rumah sakit?

Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas

komunikasi antar pemberi layanan. Situation : Kondisi terkini yang terjadi

pada pasien. Background : Informasi penting apa yang

berhubungan dengan kondisi pasien terkini. Assessment : Hasil pengkajian kondisi

pasien terkini Recommendation : Apa yang perlu

dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.

Rumah sakit konsisten dalam melakukan

verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan.

Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP

pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.

7. Apa saja yang termasuk Obat - obat high alert medication di

rumah sakit ?

Obat-obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah : 1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium

Bikarbonat, NaCl 0,3%

2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.

Pengelolaan high alert medication:

Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”

NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan

Intensif (ICU). Ruang perawatan yang boleh menyimpan

elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi

wewenang.

Page 4: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

4 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert” dan khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan”

8. Bagaimana prosedur penandaan

lokasi yang akan dioperasi di RS ini?

Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan

tindakan. Operator yang membuat tanda itu harus

hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah

sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut

dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.

Tanda berupa “X” di titik yang akan dioperasi.

Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.

Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau

penyisipan instrumen harus ditandai. Semua penandaan harus dilakukan

bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau

hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.

Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple

level (tulang belakang). Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan: kasus organ tunggal (misalnya operasi

jantung, operasi caesar)

Page 5: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

5 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi prosedur yang melibatkan bayi prematur

di mana penandaan akan menyebabkan

tato permanen Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain

hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik

intraoperatif menggunakan radiographic.marking.

Tahukah Anda bagaimana prosedur check list

keselamatan operasi?

Proses check list ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan Ndan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, time out

yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi,

perawat.

9. Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang

benar di rumah sakit ?

Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:

Sebelum kontak dengan pasien

Sesudah kontak dengan pasien Sebelum tindakan asepsis Sesudah terkena cairan tubuh

pasien Sesudah kontak dengan

lingkungan sekitar pasien

Rumah Sakit RSUD dr. Soeratno Gemolong menggunakan 6 LANGKAH cuci tangan. Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH – dengan air mengali

waktunya : 40 – 60 detik

Page 6: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

6 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

2. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 – 30 detik

10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ? Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan

menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUD dr. Soeratno Gemolong. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.

Page 7: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

7 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI

Parameter Kriteria Nilai Skor

Usia < 3 tahun

3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun

4

3 2 1

Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

2 1

Diagnosis Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi

(diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)

Gangguan perilaku / psikiatri

Diagnosis lainnya

4 3 2 1

Gangguan kognitif

Tidak menyadari keterbatasan dirinya

Lupa akan adanya keterbatasan

Orientasi baik terhadap diri sendiri

3 2 1

Faktor lingkungan

Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa

Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah

Pasien diletakkan di tempat tidur

Area diluar rumah sakit

4 3 2 1

Respons terhadap: 1. Pembed

han/ sedasi /anestesi

2. Penggunaan medikam

entosa

Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani

pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif,

obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose

Penggunaan salah satu obat di atas

Penggunaan medikasi lainnya

/ tidak ada medikasi

3 2 1 3 2

1

Page 8: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

8 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Skor asesmen risiko jatuh : (skor minimum 7, skor maksimum 23) Skor 7R11: risiko rendah Skor ≥ 12: risiko tinggi

ONTARIO MODIFIELD STRATIFY – SYDNEY SCORING

Nama :

No. RM :

Parameter

Skrining Jawaban Keterangan Nilai

Skor

Riwayat Jatuh

Apakah pasien datang ke rumah sakit Karena jatuh?

Ya/Tidak Salah satu jawaban ya = 6

jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?

Ya/Tidak

Status Mental

apakah pasien delirium ? (tidak

dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)

Ya/Tidak Salah satu

jawaban ya = 14

apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)

Ya/Tidak

apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)

Ya/Tidak

Pengli

hatan

Apakah pasien

membawa kacamata ?

Ya/Tidak Salah

satu jawaban ya = 1

Apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram

?

Ya/Tidak

Page 9: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

9 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau defegenerasi makula ?

Ya/Tidak

Kebiasaan berkemih

Apakah terdapat perubahan perilaku berkemih ? (Frekuensi , urgensi, inkontinensia,

nokturia)

Ya/Tidak Ya = 2

Transfer (dari Tempat tidur Ke kursi dan Kembali ke Tempat

tidur)

Mandiri (boleh menggunakan alat Bantu jalan)

0 Jumlahkan nilai Transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, Maka skor m=0. Jika nilai

total 4-6, maka skor = 7

Memerlukan sedikit

bantuan (1 orang) /dalam pengawasan

1

Memerlukan bantuan yang nyata (2 orang)

2

Tidak dapat duduk dengan seimbang, Perlu bantuan total

3

Mobilitas

Mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)

0

Berjalan dengan

bantuan 1 orang (verbal/fisik)

1

Menggunakan kursi roda

2

Imobilisasi 3

Total Skor

Keterangan skor: 0-5 = risiko rendah 6-16 = risiko sedang 17-30 = risiko tinggi

Page 10: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

10 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Morse Fall Scale (Skala Jatuh Morse)

FAKTOR RISIKO SKALA POIN SKOR

Riwayat jatuh Ya 25

Tidak 0

Diagnosis sekunder (≥ 2 diagnosis medis)

Ya 15

Tidak 0

Alat bantu Berpegangan pada perabot

30

Tongkat/alat penopang 15

Tidak ada/kursi roda/ perawat/tirah baring

0

Terpasang infus Ya 20

Tidak 0

Gaya berjalan Terganggu 20

Lemah 10

Normal/tirah baring/imobolisasi

0

Status mental Sering lupa akan

keterbatasan yang dimiliki

15

Sadar akan kemampuan diri sendiri

0

TOTAL

Kategori : Risiko tinggi = ≥ 45 Risiko sedang = 25 – 44 Risikorendah = 0 – 24 Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.

11. Apa yang dilakukan jika ada pasien yang jatuh ?

Diakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.

Page 11: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

11 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?

RS Royal Progress bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang

berlaku di Rumah Sakit. b. Pasien berhak informasi tentang hak dan

kewajiban pasien. c. Pasien berhak memperoleh layanan yang

manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.

d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai sengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

e. Pasien berhak memperoleh layanan yang

efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.

f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.

i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.

j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

Page 12: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

12 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak

mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan

dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit

terhadap dirinya. p. Pasien berhak menolak pelayanan

bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana.

r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan

Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan pertauran perundang – undangan.

2. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?

Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS. SPO Pemberian informasi dan edukasi

3. Bagaimana prosedur Pemberian informed Consent kepada pasien &

keluarga?

Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : PERATURAN MENTERI KESEHATANN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/ PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN

TINDAKAN KEDOKTERAN)

Page 13: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

13 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam

bahasa yang dipahami pasien. SPO Pemberian Informed Consent

Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain

yang berisiko tinggi. Semua tindakan kedokteran harus mendapat

persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab

Pasien (DPJP). Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan' informasi'' adalah : a) Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21

tahun atau telah menikah.

b) Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut:

1) Ayah/ Ibu Kandung

2) Saudara – saudara kandung c) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan

tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut : 1) Ayah/Ibu)Adopsi 2) Saudara – saudara Kandung 3) Induk Semang

d) Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (InformedConsent) atau penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu)kandung 2) Wali yang sah 3) Saudara – Saudara Kandung

Page 14: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

14 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

e) Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut.

1) Wali 2) Curator

f) Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka

menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung 3) AnakR anak Kandung 4) Saudara – saudara Kandung

Informed consent menginformasikan tentang :

diagnosis WD DD), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis, alternatif risiko.

4. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS?

Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang

ada. SPO Pelayanan Kerohanian

5. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien?

Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.

SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien

6. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?

Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas.

Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.

Page 15: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

15 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.

Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus

menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.

7. Bagaimana prosedur melindungi barang

milik pasien? SPO Perlindungan Barang Milik Pasien

8. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?

Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir

DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.

Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang

terlibat dalam aspek perawatan pasien. SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan

Page 16: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

16 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Siapa yang memberikan

edukasi kepada pasien & keluarga?

Semua pemberian informasi dan

edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.

2. Bagaimana prosedur

pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga?

SPO Pemberian informasi atau edukasi

3. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang

diberikan?

Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.

SPO Pemberian informasi atau edukasi

4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien?

Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga

Ada dokumen pemberian edukasi

berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah definisi kejadian sentinel?

Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian

Sentinel. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang

mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.

Kejadian sentinel : o Kematian tidak terduga dan tidak terkait

dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya . Contoh bunuh diri

Page 17: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

17 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

o Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya

o Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi

o Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.

Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam

2. Bagaimana prosedur pelaporan insiden?

Page 18: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

18 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa yang Anda ketahui

tentang PONEK RS?

Rumah sakit melaksanakan program PONEK

(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Komprehensif) untuk menurunkan angka

kematian bayi dan meningkatkan kesehatan

ibu.

Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK

untuk menjalankan program PONEK RS.

2. Apa yang Anda ketahui

tentang TBRDOTS

RS?

Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB

sesuai dengan pedoman strategi DOTS (Direct

Observe Treatment Shortcourse)

Rumah sakit membentuk Tim / Panitia TB DOTS

untuk menjalankan program TB DOTS RS.

AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana prosedur

skrining di IGD?

Skrining dilakukan pada kontak pertama

di dalam atau di luar RS untuk

menetapkan apakah pasien dapat

dilayani oleh RS.

Skrining dilaksanakan melalui kriteria

triase, visual atau pengamatan,

pemeriksaan fisik, psikologik,

laboratorium klinik atau diagnostik

imajing sebelumnya.

SPO Skrining Pasien

2. Bagaimana prosedur

penerimaan pasien rawat

inap dan rawat jalan?

SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap

SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan

SPO Penahanan Pasien untuk

diobservasi

Page 19: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

19 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

3. Bagaimana prosedur

triase?

Rumah sakit melaksanakan proses triase

berbasis bukti untuk

memprioritaskan pasien sesuai dengan

kegawatannya menggunakan ATS

(Australian Triage Scale)

4. Bagaimana RS

mengidentifikasi

hambatan di populasinya

dalam memberikan

pelayanan ?

RS mengidentifikasi hambatan di

populasinya dengan membuat kajian data

cakupan antara lain area cakupan, etnis

dan agama. Selain itu juga dikaji faktor

biologis dan psikososialnya.

Untuk mengatasi hambatan/ kendala

keterbatasan fisik dalam populasinya, RS

RSUD dr. Soeratno Gemolong memiliki

prosedur penanganan bagi mereka

dengan keterbatasan fisik.

5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?

TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT

PASIEN

PETUGAS

PENDAMPI

NG

KETERAMPIL

AN YANG

DIBUTUHKAN

PERALAT

AN UTAMA

DERAJAT 0 TPK/ Petugas Keamanan

Bantuan hidup

dasar

DERAJAT 0,5 (ORANG TUA/

DELIRIUM)

TPK/ Petugas Keamanan

Bantuan hidup

dasar

DERAJAT 1

Perawat/ Petugas berpengalaman

(sesuai dengan kebutuhan pasien)

Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obat-

obatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction

Oksigen, suction, tiang infuse portabel,

pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut

Page 20: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

20 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

DERAJAT 2

Perawat dan Petugas keamanan/ TPK

Semua ketrampilan di atas, ditambah : dua tahun

pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi, sungkup

pernapasan, defibrillator, monitor)

Semua peralatan di atas, ditambah:

monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator

DERAJAT 3

Dokter, perawat, dan TPK/ Petugas

keamanan

Standar kompetensi dokter harus di

atas standar minimal : Dokter: Minimal 6

bulan

pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU

Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut

Keterampilan

menangani permasala-han jalan napas dan pernapasan, minimal level

ST 3 atau sederajat.

Harus mengikuti pelatihan

untuk

Monitor ICU portable yang

Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhi

standar minimal.

Page 21: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

21 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

transfer pasien dengan sakit berat / kritis

Perawat: Minimal 2

tahun bekerja di ICU

Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut

Harus mengikuti

pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit

berat / kritis

Page 22: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

22 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT

PASIEN

PETUGAS

PENDAMPI

NG

KETERAMPILA

N YANG

DIBUTUHKAN

PERALATAN

UTAMA

DERAJAT 0

Petugas ambulan

Bantuan hidup dasar (BHD)

Kendaraan High Dependency Service (HDS)/ Ambulan

DERAJAT 0,5 (ORANGTUA /DELIRIUM)

Petugas ambulan dan paramedis

Bantuan hidup

dasar

Kendaraan HDS/ Ambulan

DERAJAT 1

Petugas ambulan dan perawat

Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, Pemberian obat-obatan, kenal akan

tanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomi dan suction

Kendaraan HDS/ ambulan, oksigen, suction, tiang infus

portabel, Infus pump dengan baterai, oksimetri

DERAJAT 2

Dokter, perawat dan petugas ambulans

Semua ketrampilan di atas, ditambah: penggunaan alat pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan

kantong pernapasan (bagvalve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor intensif

Ambulan , semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG

dan tekanan darah dan defibrillator bila diperlukan

DERAJAT 3

Dokter, perawat, dan petugas

ambulan

Dokter: Minimal 6 bulan

pengalaman mengenai

perawatan

Ambulan lengkap/ AGD 118, monitor ICU portabel

yang lengkap,

Page 23: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

23 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

pasien intensif dan bekerja di ICU

Keterampilan

bantuan hidup dasar dan lanjut

Keterampilan menangani

permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat.

Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan

sakitberat / kritis

Perawat: Minimal 2 tahun

bekerja di ICU Keterampilan

bantuan hidup dasar dan lanjut

Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien

dengan sakit berat / kritis

ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi

standar minimal.

6. Bagaimana prosedur

pemulangan pasien?

Perencanaan pemulangan bagi pasien

dibuat 1x24 jam setelah pasien diterima

sebagai pasien rawat inap.

Page 24: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

24 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

ASESMEN PASIEN (AP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1.

Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit? Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas. Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut: Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan

menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.

Page 25: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

25 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.

Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang

diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2.

Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2,

dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi. i. Skor 0 = risiko rendah ii. Skor 1 = risiko sedang iii. Skor ≥ 2 = risiko tinggi

Page 26: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

26 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini. Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap

minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun). Risiko sedang Observasi: o Catat asupan makanan selama 3 hari

o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).

o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur.

Risiko tinggi Tatalaksana:

o Rujuk ke ahli gizi o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi o Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien

di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).

Untuk semua kategori: a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam

pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi

c) c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.

2.

Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan

dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-

Baker FACES Pain Scale

Page 27: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

27 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS).

PARAMETER FINDING POINTS

Ekspresi Wajah Santai 0

Meringis 1

Menangis Tidak menangis 0

Merengek 1

Menangis kuat 2

Pola bernapas Santai 0

Perubahan pola bernapas 1

Lengan Santai 0

Fleksi/extensi 1

Kaki Santai 0

Fleksi/extensi 1

Keadaan rangsangan Tertidur/bangun 0

Rewel 1

Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate

dan saturasi oksigen.

Heart Hate 10% dari baseline 0

11R20% dari baseline 1

>20% dari baseline 2

Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan 0

Penambahan oksigen diperlukan 1

Skor 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat.

Page 28: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

28 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

FLACCS.

KATEGORI PARAMETER

0 1 2

WAJAH

Tidak ada ekspresi tertentu atau

senyum

Sesekali meringis atau mengerutkan

kening

Sering untuk cemberut konstan,

rahang,ditarik, tidak tertarik bergetar dagu

KAKI

Normal posisi atau santai

Tidak nyaman, gelisah, tegang

Menendang, atau kaki disusun

ACTIVITAS

Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak

dengan mudah

Menggeliat, menggeser maju mundur, tegang

Melengkung, kaku

MENANGIS

Tidak ada teriakan (terjaga atau tertidur)

Erangan atau rengekan, keluhan sesekali

Menangis terus, teriakan atau isak tangis; sering keluhan

CONSOLABILITAS

Konten, santai

Diyakinkan oleh menyentuh sesekali, memeluk,

Sulit untuk konsol atau kenyamanan atau sedang

berbicara; distractable

Skor 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat.

Page 29: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

29 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

WONG BAKER FACES RATING SCALE & NUMERIC SCALE

COMFORT SCALE

KATEGORI SKOR

KEWASPADAAN

1 – tidur pulas / nyenyak 2 – tidur kurang nyenyak 3 – gelisah 4 – sadar sepenuhnya dan waspada 5 – hiper.alert

KETENANGAN

1 – tenang 2 – agak cemas

3 – cemas 4 – sangat cemas 5 – panic

DISTRESS PERNAPASAN

1 – tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk 2 – respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada

respons terhadap ventilasi 3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi 4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator 5 – melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk

terus-menerus / tersedak

MENANGIS

1 – bernapas dengan tenang, tidak menangis 2 – terisak-isak 3 – meraung 4 – menangis

5 – berteriak

Page 30: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

30 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

PERGERAKAN

1 – tidak ada pergerakan 2 – kedang-kadang bergerak perlahan 3 – sering bergerak perlahan 4 – pergerakan aktif / gelisah

5 – pergrakan aktif termasuk badan dan kepala

TONUS OTOT

1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 2 – penurunan tonus otot 3 – tonus otot normal 4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan

dan kaki 5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki

TEGANGAN WAJAH

1 – otot wajah relaks sepenuhnya 2 – tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata 3 – tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata 4 – tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 – seluruh otot wajah tegang, meringis

TEKANAN DARAH BASAL

1 – tekanan darah di bawah batas normal 2 – tekanan darah berada di batas normal secara

konsisten 3 – peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 – seringnya peningkatan tekanan darah

≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)

5 – peningkatan tekanan darah terus-menerus ≥15%

DENYUT JANTUNG BASAL

1 – denyut jantung di bawah batas normal

2 – denyut jantung berada di batas normal secara

konsisten 3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 – seringnya peningkatan denyut jantung

≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)

5 – peningkatan denyut jantung terusRmenerus ≥15%

TOTAL SKOR

Page 31: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

31 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

3. Kapan asesmen awal harus diselesaikan?

Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1 x 24 jam

setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak

berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang. Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien

rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.

Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan

pasien sebagai pasien rawat inap.

Page 32: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

32 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

PELAYANAN PASIEN (PP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko tinggi di

RSUD dr. Soeratno Gemolong?

Pasien keadaan darurat.

Pasien menggunakan layanan resusitasi

Pasien dengan pemberian darah dan produk darah.

Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan.

Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan tubuh (immune-suppressed).

Pasien yang menjalani dialisis.

Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)

Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko diperlakukan tak senonoh.

2. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?

Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan

3. Bagaimana prosedur penanganan

pasienRpasien dalam tahap terminal?

Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan

khusus bagi pasien tahap terminal. SPO Pelayanan Pasien Terminal

4. Bagaimana prosedur penanganan pasien restraint?

restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang. Jenis-jenis : 1. Pembatasan Fisik 2. Pembatasan Mekanis 3. Surveilans Teknologi 4. Pembatasan Kimia SPO Penggunaan restraint

Page 33: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

33 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1.

Sedasi ringan / minimal

(anxiolysis)

Sedasi sedang (pasien

sadar)

Sedasi berat /

dalam

Anestesi umum

Respons

Respons normal terhadap stimulus verbal

Merespons terhadap stimulus sentuhan

Merespons setelah diberikan stimulus berulang / stimulus nyeri

Tidak sadar, meskipun dengan stimulus nyeri

Jalan napas

Tidak terpengaruh

Tidak perlu intervensi

Mungkin perlu intervensi

Sering memerlukan intervensi

Ventilasispontan

Tidak terpengaruh

Adekuat

Dapat tidak adekuat

Sering tidak adekuat

Fungsi kardiova

skular

Tidak terpengaruh

Biasanya dapat dipertahankan dengan baik

Biasanya dapat dipertahankan dengan baik

Dapat terganggu

Page 34: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

34 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

2.

Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery

Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif :

1. Proses verifikasi

2. Menandai lokasi yang akan dioperasi

3. Time.out.

Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada

pasien adalah Dokter Bedah/Operator yang akan melakukan

tindakan.

Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir

pada operasi tersebut.

Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien

dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien

ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum

pemberian obat pre-medikasi.

Tanda berupa “X” di titik yang akan dioperasi.

Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen

berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai

pasien disiapkan dan diselimuti.

Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan,

tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai.

Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat

pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-

X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan

pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas

pasien.

Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi

(laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau

multiple level (tulang belakang).

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:

kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi

caesar)

kasus intervensi seperti kateter jantung

kasus yang melibatkan gigi

prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana

penandaan akan menyebabkan tato permanen

Page 35: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

35 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan

harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien

dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau

biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna

merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan

proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level

spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif

menggunakan radiographic.marking.

Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi

pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum

pasien dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang

operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah

operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in,

time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti

oleh operator, dokter anestesi, perawat.

Page 36: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

36 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja daftar

obat-

obatan yang

termasuk

dalam NORUM?

Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa

Ucapan Mirip) / LASA ( Look A ike Sound Alike )

dapat ditemukan di SPO Obat`obatan NORUM/

LASA dan juga pada buku quality.and safety. Contoh

obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan

yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis

(misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg).

Sementara contoh obat sound alike adalah

azithromycin dan erithromycin (terdengar mirip).

2. Bagaimana

kebijakan

penyimpanan

elektrolit

pekat di RS?

Obat-obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam

ampul dan Natrium klorida 3% dalam kolf) hanya

disimpan di ruang rawat intensif (ICU, NICU,HCU) (

di tempat yang ditandai dengan stiker merah). Obat

high alert tersebut diberi stiker “high alert”

berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit

pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan “

elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum

diberikan ”.

3. Bagaimana

prosedur

pengelolaan

obat

emergensi di

RS?

Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari

emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan selalu

tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan

jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar

yang ditempel/digantung di troli/ kit/ lemari

emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli

tersebut dikontrol oleh farmasi.

Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan

pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan

daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal

kadaluwarsa

4. Bagaimana alur

pelaporan insiden

apabila terjadi

medication error ?

Baik dokter maupun perawat yang menemukan

terjadinya medication error boleh melaporkan

kejadian tersebut.

SPO Pelaporan Insiden.

Page 37: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

37 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

5. Bagaimanakah

kebijakan

RS tentang

persyaratan

resep yang

lengkap?

Resep harus memenuhi kelengkapan:

Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien

(jika tidak dapat mengingat tanggal lahir), no

rekam medik dan berat badan pasien (untuk

pasien anak)

Nama dokter, tanggal penulisan resep dan

ruang pelayanan

Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian

kanan atas lembar resep manual

Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan.

Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama

generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai

nama dalam Formularium, dilengkapi dengan

bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet,

kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500

mg, 1 gram)

Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap

jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk

bahan padat : mikrogram, miligram, gram) dan

untuk cairan: tetes, milliliter, liter.

Pencampuran beberapa obat dalam satu

sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan

dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti

aman dan efektif.

Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian).

Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro

re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam

sehari.

6. Bagaimana

prosedur

pemberian obat

yang

berlaku di RS

ini?

Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar :

1. Benar Pasien

2. Benar Indikasi

3. Benar Obat

4. Benar Dosis

5. Benar Cara Pemberian

6. Benar Waktu Pemberian

7. Benar Dokumentasi

Page 38: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

38 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di RS ini?

RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan

2. Bagaimana cara RS melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan /kerusakan /penyalahgunaan?

Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.

KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?

Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan tatalaksana.

Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki. Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari

nama, jabatan, misi organisasi, misi jabatan, hasil kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, pelaksanaan tugas (uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang), nama jabatan bawahan langsung, korelasi jabatan, kondisi pelaksanaan kerja,

persyaratan jabatan, kondisi fisik, butiran informasi lain dan surat tugas. Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masing-masing departemen/ divisi/unit tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan.

Page 39: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

39 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana pemilahan

sampah medis dan

non

medis / benda tajam /

cair

Panitia Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan

pemisahan sampah medis dan non medis.

Sampah medis dibuang di tempat sampah

medis berkantung plastik kuning

Sampah non medis dibuang di tempat

sampah non medis berkantung plastik

hitam

Sampah benda tajam dan jarum dibuang di

tempat sampah khusus yang tidak dapat

tembus (puncture proof) dan tidak direuse

yaitu safety box.

Limbah cair dibuang di wastafel atau kloset

2. Apakah RS

menerapkan

pemisahan pasien

infeksius dan non

infeksius?

Panitia Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan

pemisahan pasien infeksius dan

noninfeksius sesuai dengan SPO

perawatan pasien di ruang isolasi infeksi.

Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber

infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan

droplet.

Page 40: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

40 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. PROSEDUR EVAKUASI 1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari,

ikuti petunjuk arah evakuasi atau dari petugas evakuasi

2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal

3. Lepaskan sepatu hak tinggi 4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju

jalur evakuasi 5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja

sewaktu alarm berbunyi

6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap

7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah dibasahi air guna menghindari dari kemungkinan menghirup zat-zat beracun.

8. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah sakit atau

JALUR EVAKUASI

Logistik, Teknisi, ICU, OK, IRNA 5, lantai 6,7,8 dan 9 Jalur evakuasi menuju pintu emergensi (arah selatan), menuruni tangga menuju titik berkumpul di lantai dasar/halaman luar (arah timur).

Alfa Mart Menuju pintu keluar arah timur, titik berkumpul di halaman luar arah timur.

Laboratorium dan IRNA 3 Jalur evakuasi menuju tangga darurat bagian tengah (belakang lift), menuruni tangga menuju titik kumpul di lantai dasar/ halaman luar/ samping pos satpam/ mushola (arah barat).

Yapmedi, IRJ lantai 2 dan lantai 3, IRNA 2 Jalur evakuasi menuju tangga darurat arah TCM, menuruni tangga menuju lantai dasar ke pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara.

IRJ lantai 1, MCU, HD, Radiologi, Farmasi, Coffee bean Jalur evakuasi menuju pintu utama, titik berkumpul di halaman depan (tiang bendera)/ arah utara.

Admision/registrasi, kasir, operator, gizi, Baskin Robin Jalur evekuasi menuju pintu samping tengah, titik berkumpul arah barat, samping pos

satpam.

Page 41: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

41 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR? Prosedur penggunaan APAR: Tarik keluar segel pengaman

handle picu

Angkat nozel ke area bebas Tekan handle picu sedikit

sampai gas CO2 / powder keluar

Bawa APAR ke titik api

Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu

Jarak APAR dengan titik api : 2 meter

3. Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu

4. Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5-10 jam. Perlu diketahui bahwa sumber air RSUD dr. Soeratno Gemolong berasal dari PAM.

Page 42: RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN VISI : …rssg.sragenkab.go.id/wp-content/uploads/BUKU-SAKU-4-FIX.pdf · Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif;

42 | Buku Saku RSUD dr. Soeratno Gemolong || 2017

5.

KODE DARURAT

HAL-HAL YANG

PERLU

DIWASPADAI

KODE SIMBOL PANGGILAN

DARURAT

Kebakaran MERAH

Henti jantung pada

dewasa BIRU

Henti jantung

pada anak-anak BIRU

Penculikan bayi /

anak-anak MERAH MUDA

Orang yang

membahayakan ABU-ABU

Orang yang

membahayakan

dengan senjata

PERAK

Ancaman bom KUNING

Bencana di dalam RS TRIAGE DI RS

Bencana di luar RS TRIAGE DI RS

Tumpahan bahan

berbahaya ORANYE