rri fj/}-/itrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/ahmad... · sejarah...

69
rr I fJ/}-/ IT PANDANGAN TENTANG POLITU( SKRIPSI Oleh: AHMAD DEDY MUHDI NIM: 102011023538 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH& KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006 M /1427 H

Upload: ngocong

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

rrI fJ/}-/ ITPANDANGAN .UJJl~no.""Jl

TENTANG POLITU(

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD DEDY MUHDINIM: 102011023538

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH& KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2006 M /1427 H

Page 2: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

PANDANGAN ISLAM TENTANG POUTlK PE'NDIDIKAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Strata Satu (S I)

Oleh:

Ahmad Dedi Muhdi

NIM: 102011023538

Dibawah Bimbingan,

,JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARTF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1427 H / 2006 M

Page 3: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

LEMBAR PENGESAHAN

Proposol skripsi yang berjudul "PANDANGAH ISLA:V; TENTANG

POLITIK PENDlDIKAN; Persepektif Historis" telshcliseminarkan rada hari

Kumis,: 15 September :::005. dan (elah disahkan oleh dose., pCll1bimbing mata

kuliah seminar proposal skripsi pada hari .0~c:!.0 .. , .,Ci.S. Oktober 2006

[)osl:n Pcmbimbing..

Page 4: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

8kripsi yang beljudul "PANDANGAN ISLAM TENTANG POLITIK

PENDIDIKAN" telah diujikan pada sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah &

Keguruan (FlTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada

hari Kamis, tanggal 16 November 2006. 8kripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat ulltuk memperoleh gelar 8arjalla Program Strata Satu (81) pada Jurusan

Pelldidikan Agama Islam (PAI)

Jakarta, 16 November 2006

SIDANG MUNAQASAH

Dekall,Ketua Merangkap Allggota

Pellguji I

Drs. Aminudin Yuub, M.AgNIP. 150282 685

Pembantu Dekan I,Sekertaris Merangkap ,l\.llggota

+'<ij

/lI! __~~

~Aziz Fa lIIrrozi MANIP. 150202343

Pellguji II

Page 5: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

KATA

i':!"'yl ~yl ~I i""'i

Segala puja teriring puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

dengan karunia dan hidayah serta kekuatan berpikir yang diberikan-Nya jualah

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan eepat dan tampa hambatan apapun.

Adapun judul skrit:~i ini adalah: "(Pandangan Islam Tentallg Politik Pendidikall)".

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah-eurahkan kepada seorang refonnis

sejati; pembawa risalah sud yakni Nabi Muhammad saw. yang telah membawa umat

manusia keluar dari kubangan lwnpm jahiJiyah menuju jalan yang diridhai oleh Allah

SWT.

Skripsi ini disusun dan ajukan kepada Fakultas 11mu Tarbiyah dan Kegmuan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

kesarjanaan S1 (StTata l).

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis m!endapatkan banyak bantuan,

bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik seeara moril mauplill materiJ,

sekiranya patutlah dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Prot: Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Jlmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Jakarta yang juga menjadi pembimbing penulis dalam penulisan skripsi ini yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk pengembangan pemikiran

penulis dan senantiasa memberikan arahan dan nasehat demi terselesaikannya

penyusunan skripsi ini dengan baik.

Page 6: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.Ag, Ketua Jumsan Pendidikan Agama Islam

beserta stafnya, yang telah banyak membantu penulis selama menjalani kuliah dan

ketika penyusunan skripsi ini.

Para Pimpinan beserta staf perpustakaan yang telaJl berkenan meminjamkan

buku-buku dan literatur lainnya kepada penulis, yaitu Perpustakaan Utama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguman,

Perpustakaan UNJ dan Perpustakaan Umum Islam Iman .lama'.

Kepada para dosen yang telal1 mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dengan penuh kesungguhan serta penuh kesabaran.

Sahabat terdekat dan sekaligus adinda tercinta, Wini Sakinah, yang selalu

memberikan motivasi dan inspirasi terhadap penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini. Kawan-kawan sepeljuangan di HMI: Kanda Roni Basty, Fauzi, Izul, Sofa,

dan lainnya. Kawan-kawan BEM-FITK 2005 - 2006: 111saI1, Khori, Hasanudin, Iman

dan lainnya. The Big FaI11ili of Che Mania: Sukry, Mat Ozi, Yordan, serta seluruh

temaI1-teman PAl Angkatan 2002 yang sudah menerima penulis sebagai teman

belajaI' di kan1pus. Dan kawan-kawan yang lainnya yaI1g tidak dapat penulis sebutkan

semuanya.

Khusus kepeda Ayahanda, Mohammad Sahronl. dan Ibunda, Mumuh

Mukhlasoh tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penlllis,

sehingga penulis dapat menikmati daI1 mengenyam pendidikan mulai sejak keciI

sampai sekarang. Adik-adikku, Ahmad Fauzi, Ahmad Mukhlas, dan Susi Nurul

Ubaidah yang sudah sabar daI1 mau menerima UaI1g jajanuya di gunakan untuk

Page 7: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

wisuda penulis, semoga kalian menjadi onmg yang diharapkan oleh orang tua kit5a

tercinta.

Akhirnya kcpada Allah SWT jualah penulis serahkan segaJanya selia

panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, selia diberikan

pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatanaya. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bennanfaat bagi penulis khususnya, selia bagi para pembaca

pada umumnya, terutama bagi dunia pendidikan Islam secara umum saat ini dan di

masa yang akan datang.

Jakarta, I November 2006

Penulis

Page 8: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

DAFTARISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .i

DAFTAR lSI .iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah I

B. ldentifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

I. Identifikasi Masalah 5

2. Pembatasan Masalah 6

3. Perumusan Masalah 6

C. Metode Penelitian 6

D. Tujuan Penelitian 8

E. Sistematika Penyusunan 9

BAB n POLITIK DAN PENDIDlKAN 10

A. Hubungan Politik dan Pendidikan 10

B. Pengertian politik Pendidikan 13

I. Pengeltian Politik. 13

2. Pengertian Pendidikan 16

3. Pengertian Politik Pendidikan 24

C. Tujuan Politik Pendidikan 26

Page 9: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BAB m NEGARA DAN PENDIDIKAN 29

A. Tanggung Jawab Negara Terhadap Pendidikan 29

B. Pendidikan Sebagai Fungsi Negara 35

BAB IV PANDANGAN ISLAM TENTANG POLlTIK PENDIDIKAN 38

A. Politik Pendidikan dalam Tinjauan Sejarah Pendidikan Islam 38

B. Sintesis Tujuan Politik Pendidikan Dengan konsep Islam .46

BAB V PENUTUP 52

A. Kesimpulan 52

B. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 55

Page 10: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Bclakang Masalah

Bagi sebagian besar pandangan masyarakat kita dulu-bahkan sampai kini

pun masih sering dijumpai-pendidikan dan politik adalah dua hal yang berbeda dan

terpisah serta antara keduanya tidak ada hubungan apapun. "Pendidikan ya

pendidikan, politik ya politik, jangan dicampuradukkan. Mempolitikan pendidikan

adalah suatu hal yang tercela". Itulah pendapat yang sering kita dengar.

Pandangan masyarakat ini tercermin dari para sikap politikus kita terdahulu

yang hanya memperhatikan masalah ekonomi dan politik, dengan mengesampingkan

masalah pendidikan. Mereka memandang pendidikan sebagai masalah yang relatif

tidak penting, pendidikan adalah suatu "non issue", suatu hal yang mudah, yang dapat

ditangani oleh siapa saja. Dalam hal ini ada satu hal yang dilupakan para politikus

kita, yaitu bahwa kondisi kehidupan pendidikan pada waktu sekarang akan

mempengaruhi kondisi kehidupan ekonomi dan politik di masa depan. 1

Kadang juga masyarakat kita sering menimpakan sederet kesalahan pada

lembaga pendidikan semata (sekolah dan guru), ketika te~jadi banyak macam

pelanggaran moral dan tindakan kejahatan yang meresahkan masyarakat. Sikap

demikian teIjadi karena masyarakat kita tidak mau ikut bertanggung jawab terhadap

I Sindhunata, (eel.), Menggagas Paradigma Earu Pendidikan; Demokratisasi Olonomi, CivilSociety. Globlisasi,(Yogyakarta; Kanisius, 2000), h. 17

Page 11: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

2

pendidikan. Pendidikan hanya menjadi tanggwlg jawab sekolah dan guru semata,

bukan tanggung jawab orang tua, politikus, pengusaha dan anggota masyarakat

lainnya. Pandangan semacanl inilah yang kemudian membuat pendidikan kita rusak

dan tak ptmya masa depan.

Seharusnya tanggung jawab dikembalikan pendidikan pada posisi awal,

dimana pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak serta seluruh anggota

masyarakat ikut bersama-sama memikul tanggung jawab itu. Hal ini sesuai dengall

GBHNfTap. MPR No. IVIMPRfI978, antara lain sebagai berikut: "Pendidikan

berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam Iingkungan rumah tangga,

sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama

antara keluarga, masyarakat dan pemelintah". Begitu pula dalam Tap. MPR No.

IIII988 menyebutkan: "Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan di dalam keluarga, sekoIah dan masyarakat. Karena itu pendidikan

merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah".2

Bahkan hal ini diperkuat dengan undang-undang SISDlKNAS No. 20 tahun 2003,

pasal 6 ayat 2 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara bertallggung jawab

terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan. Dari analisa diatas jelas

disebutkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak, dimana

semuannya ikut berperan aktif dan bertanggung jawab dalam keberlangsungan proses

2 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Jlmu Pendidikan [,lam, (Bandung; Pustaka Selia, 1998) Cet. 2, b.209-210

Page 12: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

3

pendidikan. Oleh karena, itu maka pandidikan terkait dengan politik, bahkan hams

menjadi issue politik.

Berbeda dengan masa lalu, kini banyak pihak melihat pendidikan sebagai

faktor politik dan kekuatan politik. Sebab pendidikan dan sekolah pada hakekatnya

pencem1inan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik pemerintahan yang tengah

berkuasa, dan mempakan refleksi dari ordc penguasa yang ada. Sebab tujuan

pendidikan pada intinya adalah penjabaran dari filsafat negara dan tujuan politik

negara3• Dari penjelasan ini terlihat dengan jelas bahwa: politik atau negara

mempunyai peranan dan pengaruh penting bagi terciptanya ttuuan dan proses

pendidikan. karena semua ittl pada hakekatnya merupakan realisasi dari keinginan,

keputusan dan kewajiban para pemimpin yang sedang berkuasa.

Di negara Indonesia, pendidikan selalu berlangsung dalam konteks politik,

dimana pembangunan sistem pendidikan dimasuldmn kedalam kerangka kebulatan

kehidupan bangsa, ketahanan nasional dan politik negara Indonesia, yang

konsekuensinya semua kebijakan pendidikan ditenttlkan dengan keputusan politik

pemerintah. Hal ini mengaldbatkan pendidikan disamping unsur-unsumya yang

edukatif: Juga memuat dimensi-dimensi non edukatif--misalkan unsur sosial

ekonomi dan politis-yang pastinya ikut dalam menenlukan bentuk sistem

pendidikana nasional. dalam hal ini misalnya DD R1 No. 14 tahun 2005 tentang guru

dan dosen serta DD RI no. 20 talmn 2003 tcntang Sisdiknas adalah produk atau

:> Kartini karlano, Wmt'Gsan PoIWk; Mengenai Sistim Pendidikan Nasional, (Bandung:Mandar Maju, 1990)

Page 13: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

4

aturan pendidikan nasional yang dibuat oleh sebuah lembaga politik (OPR dan

perangkatnya). Ini menandakan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang tak

bisa dipisahkan.

Oi dunia Islam, keterkaitan aulai'li pendidikan dan politik terlihat jelas.

Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara

memperhatikan persoalan pendidikan dalam upaya memperknat posisi sosisl politik

dan pengikutnya. Rasid (1994) menyimpulkan dalam tesisnya bahwa dalan1 sejarah

perkembangan Islam, institusi politik ikut mewamai corak pendidikan yang

dikembangkan. Keterlibatan para penguasa dalam kegiatall pendidikan pada waktu itu

tidak sebatas dukwJgan moral kepada para peserta didik melainkan juga dalam bidang

administratif, keuangan, dan kurikulum, sebagaimana yang ditulisnya:

"Tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga pendidikan merupakan salah satukonstalasi politik. Peranan yang dimainkan oleh masjid-masjid dan madrasall­madrasah dalam mengokohkan kekuasaan politik para penguasa dapat dilihatdalam sejarah. Oilain pihak, ketergantw1gan kepada uluran tangan penguasasecara ekonomis membuat lembaga-lembaga tersebut hams sejalan dengannuansa politik yang berlaku".4

Selain itu sejarah Islam juga telah mencatat bahwa madrasah Nizhan1iyah

yang didirikan oleh penguasa Bani Saljuk pada talJUn 457 H/l067 M, merupakan

instmmen kebijakan politik yang salah satu fungsi utamanya adalah untuk

4 Abdurrasid. Madr(lsah Nidzamiyah; Study Tentang Hubungan Pendidikan Islam dan PaUlik,thesis magister lImu Agama Islam, Program Pasea sarjana lAIN Jakarta, 1997. hal. 7-8

Page 14: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

5

menanamkan doktrin kenegaraan yang memperkuat kerajaan.5 Hal ini menegaskan

bahwa hubungan antara politik didalam Islam demikian era!. Perkembangan kegiatan-

kegiatan kependidikan banyak dipengaruhi oleh para penguasa dan para penguasa

memerlukan dukungan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaan dan

kepentingan politik mereka.

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk melakukan kajian ilmiah

dengan menyusun sebuah skripsi beljudul: "PANDANG.4N ISLAM Tl!-lVTANG

POLlTlK PENDlDlKAN".

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalab.

I. Identitil{asi Masalab

Dari latar belakang diatas, tampak bahwa hubungan antara politik dan

pendidikan sangat harmonis. Sejarah telah mencatat bahwa hubwlgan antara politik

dan pendidikan tidak hanya teljadi di negara-negara barat atau sekuler tetapi juga

terjadi di dunia Islam. Untuk mempeljelas semua itu, ada beberapa persoalan yang

akan di identifikasi, antara lain:

I. Bagaimana hubungan politik dan pendidikan?

2. Bagaimana kaitan negara dan pendidikan?

3. Bagaimana tiI\iauan sejarah pendidikan Islam terhadap politik pendidikan?

4. Bagaimana peran tokoh politik Islam terhadap pendidikan?

5 Armai Arief(ed.), S~iarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga Pendidikan islamKlasik, (Bandling; Penerbit Angkasa, 2005), h. 68-69

Page 15: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

6

2. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan permasalahan dan untuk mempertajam selia

mempermudah analisa, maka daJam skripsi ini akan dibatasi pemlasalahan yang akan

diteliti. Adapun fokus dad skripsi ini adalaJl kajian sejaraJl pendidikan Islam dalam

mempraktekan politik pendidikan.

3. Pcrumusan masalab

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalaJl diatas, maka dirumuskan

sebuah masalah yang akan diteliti, yaJmi: Bagaimana pandangan sejarah Islam

tentang politik pendidikan?

C. Mctodc Pcnclitian

Metode yang akan digunakan dalam pennlisrnl skripsi ini adalah metode

kepustakaan (library research), yakni metode yrnlg dilakukan dengrnl menampilkrnl

data-data bahan penulisan melalui studi kepustakarnl. Setidaknya ada dua sumber

bacaan yang menjadi referensi penulisan skripsi ini. PertanJa, sumber primer, yaitu

buku-buku sejrn'ah pedidikan Islam. Kedua, sumber sekunder, yaitll karya ilmiah atau

bllku-buku yang membahas tentang politik pendidikan.

Adapun pembaJlasannya akrnl menggunakan metode deskriptif rnlalisis

historis, dengan menganalisis sejarah tokoh politikdan pendidikan Islam, yang

kemlldian sejarah tersebut di interpretasikan menjadi kerangka pemikirrnl dan

pandangan Islam.

Page 16: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

7

Sebagai analisis-filosofis terhadap kajian sejarah, penulis menggunakan

metode penelitian hermeneutik Wilhelm Dilthey,6 Metode penelitian Wilhelm Diltlley

adalah metode untuk penyusunan sejarah dengan dengan sebuah dasar epistimologi

banI. Hal ini dilatarbelakangi dari gagasannya tentang komprehensi atau pemahaman

yang memandang dunia dalam dua wajah, yaitu wajah dalam (interior) dan wajah luar

(ekterior), Dalam istilah Islam lahiriyah dan bathiniyah, Bagi Dilthey, sejarah bisa

dipandang dari dua sudut pandang, yaitu secara eksterior dan secara interior. Secm'a

eksterior, suatu peristiwa mempunyai tanggal dan tempat kejadian khusus atau

tertentu, sedang secara interior, peristiwa ihl dilihat atas dasar kesadarml atau keadaan

sadm',

Pada umumnya, dalam penelitian ilmiah hanya menggunakan satu dimensi

saJa, yaitu dimensi eksterior. Sementm'a bagi Dilthey, walaupun dimensi interior

adalall suatu konstruksi spekulatif, dimensi ini juga tidalc kalah pentingnya, Dimana

dimensi akan menemukan dan memahmlli makna dalam sejarah dm'i sekedar

penelitian historis, Sebab menurut Dilthey, data empiris (dimensi ekterior) hanya

menunjukan "pola-pola" atau hubungan-hubungan yang memberi makna pada

pengalmnan dan hidup kita, Sedmlgkan melalui intropeksi yang dikombinasikan

dengan interpretasi terhadap ekspresi (dimensi interiqr),.£,,"~~Qrllll~Qml(!LJne!1emukan

,'- . . .•......•...••....... i" I

6 Wilhelm Dilthey adalah filusuf yang lahir pada langg~f:'f!J ]il6vSmMN)Sssr4ii)1~I?:ar~Jtl~~iWm~ Ilennan. Ayahnya adalah seorang pendeta protestan di Biebrieh dallib~nya adalahseorangputri dirigen!dan karenanya, Dilthey menjadi penggemar musik, la adalah ilmuan yang sangat tertarik pallasejaralr···Jdan filsafat. Pada tahun 1864 Dilthey memperoleh gelar doctor dan tetap rnengajar di Berlin, Sedangpada tahun 1868 ia meninggalkan basel dan menjadi professor pada nniversitas keeil, yailu UniversitasKiel yang berada dikota KieI. Lihat buku E, sumaryono, Hermeneutik; Sebum', Kajian Filsafat,(Yogyakarta: kanisius, 1999) h, 45-46

Page 17: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

8

suatu system pola rantai (Squence-patlerns) atau bergantung bersama

(Zusammenhang) dalam sejarah.

Untuk mengoprasikan metode hermeneutic tersebut, Dilthey menggunakan

dua langkah yang hams dilakukan. Perlama, Interpretasi data dan kedua Riset

. h 7seJara .

Adapun teknik penulisan skripsi ini menggunakan bullu pedoman penulisan

skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguman (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006.

D. Tujuan PeneIitian

Adapun yang menjadi dasar penulisan skripsi ini adalah :

I. Menambah kazanah pemikiran pendidikan Islam

2. Menganalisa sejarah politik pendidikan dalam Islam

3. Menganalisis pandangan Islam tentang politik pendidikan.

4. Memberikan kontribusi pemikiran tentang bagaimana sebenarnya politik

pendidikan itu dilaksanakan.

5. Menegaskan kembali pentingnya perhatian negara terhadap pendidikan.

E. Sistematika Penyusunan

Penyusunan skripsi ini dibagi dalam lima bab, yang dalam setiap bab-nya

dirinci lagi kedalam beberapa sub bab. Dengan uraian dibawah ini:

7 Ibid,h. 48-57

Page 18: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BABI

9

: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika

penyusunan.

BAB II : Politik dan pendidikan, terdiri dad pengertian politik, pengertian

pendidikan dan pengertian politik pendidikan, serta hubungall politik dan pendidikan

BAB III : Kaitan negara dim pendidikan, terdiri dari tanggung jawab negara

terhadap pendidikan dan pendidikan sebagai fungsi negara.

BAB IV :Pandangan Islam tentang politik pendidikan, terdiri dari politik

pendidikan daJan1 tinjauan sejarah pendidikan Islam dan sintesis hljuan politik

pendidikan dengan tujuan Islam.

BABV : Penutup terdiri dari kesimpulan, saran dan daftar pustaka.

Page 19: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BABU

POLITIK DAN I'ENDIDIKAN

A. Hubungan Politik dan Pendidikan.

Pendiclikan clan politik adalah dua elemen yang penting clalam sistem sosial-

politik di setiap negara, baik negara maju maupun negara bcrkembang. Kecluanya

bahu-mcmbahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat cli suatu negara.

Lebih dari itu, keclllanya satu sama lain saling saling menunjang dan saling mengisi.

Lembaga-Iembaga dan proses penclidikan berperan penting dalam membentuk

perilaku politik di negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga-Iembaga dan

proses politik disuatu negara membawa dan1pak besar pacla karakteristik pendidikan

clinegara tersebut. Mochtar Buchori menyimpulkan dalam makalahnya yang beljudul

Peranan Pendidikan dalam Pembentukan Budaya Politik di Indonesia, bahwa

pendidikan mempllnyai pengaruh tak langsung terhaclap perilaku politik dan

terbentuknya budaya politik. Pendidikan dasar yang baik, yang menghasilkan

kemampuan intelektual yang memadai, pada waktlUlya akan melahirkan budaya

politik yang humanistic-patriotik. Sebaliknya pendidikan clasar yang gagalmemupuk

intelektualitas, pacla waktunya akan melahirkan budaya politik yang hedonistic-

egoistik. Dalam makalah tersebut dia menulis, sebagai berikut :

" ....bahwa pencliclikan selalu bersitilt antlslpatoris dan preparatoris, yaituselalu mengacu ke masa depan dan selalu mempersiapkan generasi mudauntuk masa depan. Pencliclikan memang tidak bisa berbuat apa-apa untuk

Page 20: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

II

sekarang, tetapi pendidikan dapat berbuat banyak untuk tumt membentukkehidupan ekonomi dan politik yang lebih baik dimasa depan".1

Jadi dad analisa ini terlihat jelas hubungan yang erat dan dinamis antara pendidikan

dan politik di setiap negara. Hubungan tersebut adalah realitas empiris yang telah

te~jadi sejak awal perkembangan peradaban manusia sejak dahulu.

Hal senada juga sampaikan oleh pakar pendidikan, Dr. Kartini Kartono, la

menyebutkan bahwa pendidikan sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebab

pendidikan dan sekolah pada hakekatnya pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-

politik yang tengah berkuasa, dan mempakan refleksi dari orde penguasa yang ada.

Sebab tujuan pendidikan pada intinya adalah penjabaran dari filsafat negara dan

tujuan politik sebuah negara, yang pada hakekatnya merupakan realisasi dari

keinginan dan keputusan para pemimpin yang sedang berkuasa.2 Menurutnya banyak

sekali aktivitas politik yang terjadi dalam rangka mewujudkan proses pendidikan di

sebuah negara. Di mana pemerintah, dengan kekuasaan, kewajiban dan pengaruh

politiknya ikut terlibat dalam membahas, merancang, dan mencari solusi dalam

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan. Dalam

buku tersebut ia menyimpulkan sebagai berikut :

"Sesuatu masalah-termasuk masalah pendidikan-alcan menjadi masalal1politik pada saat pemerintah dilibatkan untuk ikut menanganinya, atau

I Sindhunata, (cd.), Menggagas Paradigma Earu Pendidikan; Demokratisasi Otonomi, CivilSociety. Globlisasi,(yogyakmia; Kanisius, 2000), h, 18,

2 Kartini kmiono, h, vi

Page 21: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

12

berkewajiban untuk memecahkannya. Keterlibatan pemerintah 1m disebutsebagai aktivitas politik.,,3

Di negara-negara barat, kajian tentang hubungan antara pendidikan dan politik

dimulai oleh Plato dalam bukunya Republik. M. Sirozi dalmn bukunya mencoba

membedah pemikirml Plato tersebut, dia menyebutkan bahwa walaupun utamanya

dalam buku Plato tersebut membahas berbagai persoalan, tetapi buku tersebut juga

membahas hubungan antara idiologi dan institusi negara dengan tujuan dan metode

pendidikan. Plato mendemonstrasikan dalam buku tersebut bahwa dalmn budaya

helenik, sekolah adalah salah satu aspek kehidupan yang terkait dengan lembaga-

lembaga politik. la menjelaskan bahwa setiap budaya mempertahankan control atas

pendidikan ditmlgml kelompok-kelompok elit yang secm'a terus menems menguasai

kekuasaan politik, ekonomi, agama, dan pendidikan.Plato menggambarkan adanya

hubungan dinamis antara aktivitas pendidikan dengan aktivitas politik.4

Dmi kutipan-kutipan diatas menegaskan bahwa ada hubungan yang sangat

erat dml saling mempengamhi antara pendidikan dengan politik, dimmla keduanya

saling ketergantungan dan saling memberikan timbal balik.

3 Ibid, h. 19" M. Sirozi, Politik Pendidikan;Dinmnika lIuhllngan An/ora Kepentingan Kekuasaan dan

Pmktek Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakmta: PT Raja Grafindo Persadu, 2005). h. 6- 7

Page 22: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

13

B. Pengertian Politi!, Pendidikan

I. Pengertian Politik

Secara etimologi politik asal mulanya diambil dari bahasa Yunani kuno dari kata

"Polis" yang artinya "masyarakat kota", seperti diungkapkim oleh Plato (429-347).5

Maksud kota dalam bahasa Yunani itu adalah negara yallg sedang berkuasa.

Sedangkan dalam pandangan Islam, politik diambil dari bahasa arab "Syiasah" yang

artinya strategi. Politik kemudian diserap kedalam bahas21 Indonesia dan bila

disimpulkan setidaknya ada tiga pengertian yang cukup mendasar menurut penulis,

yaitu:

I. Politik segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat, dan

sebagainya) mengenai Pemerintahan suatu negara atau terhadap negara

lain, tipu muslihat atau kelicikan, dan juga dipergunakan sebagai nama

suatu disiplin IImu pengetahuan, yaitu ilmu politik.6

2. Politik adalah hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan. lembaga-

lembaga dan proses-proses politik, kelompok-kelompok kepentingan.

hubungan-hubungan intemasional dan tata pemerintahal1 yang

5 Deliar Noer, Pemikiran Po/itik di Negri Baral, (Bandung; Mizan, 2000), Cet Vi. H. 3

" Abd. Mllin Salim, Konsepsi Kekuasoon Politik do/am A/-Qur 'an, [Diseltasi], (Jakarta: UINSyarif Hidayatlillah, 2000), h. 45

Page 23: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

14

semuanya merupakan kegiatan perorangan atau kelompok, dalam

kaitan hubungan kemanusiaan seCaI'a mendasar."

3. Politik juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berkenaan

dengan pengambilan dan pelakSaIlaan kepntusan-keputusan. Politik

juga mengaIldung makna kegiatan atau proses "'System politik" secm'a

tidak langsung menunjukaIl eksistensi tatanan atau pola-pola

hubungan. Politik biasanya disamakan dengan penggunaffi1 pengaruh,

perjUaIlgan kekuasaaIl dan persaingaIl diantara individu dml kelompok

social seperti pengambilan keputusan, pencarian kekuasaan, dan

kegiatml yang menggunakan pengaruh.8

SedangkaIl tokoh-tokoh [s[anl berpendapat dml menclefinisikaI1l1ya agak seclikit

berbecla clm'i pengertian yang telah clisebutkan., diantaranya ialah :

a. Dr. Fuacl mohammacl Fachrudin, clalam bukunya yang berjudul

Pemikirml Politik Islam, menyebutkan tiga clefinisi dari politik.

Pertama, politik adalah satu ilmu pengetahuan mengenm

ketatanegaraan atau kenegaraan seperti tentang "TheOl'i of the state ",

cara pemerintahaIl, clasar-dasar pemelintahan dan sebagainnya. Keclua,

politik adalah tipu muslihat, kelicikan akal dan daya upaya. Dalam arti

7 Lembaga Pengkqjian Kebudayaan Nasional (LPKN), kamus besar IImu Pengelahuan,(Jakarla: Golo Riwu, 1997), h. 868

8 Jack. C. Plano, el aI., Kamus anatisa Patilik, (Jakarta: CV. Rajawali. 1982) h. 182-183

Page 24: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

15

ini politik itu dituduh segai perilaku yang kotor, keji dan tidak layak.

Ketiga, politik adalah kebijaksanaan yang digunakan dan dipakai

dalam setiap urusan dan tindakan. Definisi politik disini diambil dari

perspektif Islam, dimana tidak ada tipu musIihat dan kelicikan, yang

ada hanya budi pekerti yang luhur yang sesuai dengan arti dari Islam

itu sendiri.9

b. Islam adalah agama yang universal, yang tidak mendikotomikan dunia

dan akhirat serta mengatur semua tatanan kehidupan umatnya,

tenuasuk politik. Jadi politik adalah satu kesatuan dari Islanl itu

sendiri, karena pengertian politik menurut Islam adalah strategi dan

dalanl kehidupan sehari-hari kita perlu strategi. 10

Dari berbagai definisi di atas, menurut penulis ada dua kecendrungan

pendefinisian politik, perlama: pandangan yang mengaitkan politik dengan Negara,

kedua: pandangan yang mengaitkan dengan kekuasaan, otoritas, atau dengan konflik.

Perbedaan kecendrungan ini erat kaitannya dengan pendekatan-pendekatan yang

dipergunakan oleh masing-masing pemikir.

9 Fuad Muhammad Fachrudin, Pemikiran Palilik /sIam,(Jakarta: Pedoman I1mu Jaya 1986),H,2-3

'0 lnu Keneana Syafi'ic, aI-QuI' 'an dan IImu Politik, (Jakarta: PT IUncka Cipla, 1996), h, 75-76

Page 25: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

l6

2. Pengertian Pendidikan

a. Pengeltian pendidikan secara umum

Seeara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu

"paidagogiek ", "pais" berarti anak, "gogos " artinya membimbing/tuntutan; dan

"iek" artinya ilmu. Jadi menul'llt definisi ini, pendidikan atau pedagogik adalah ilmu

yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa

Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi "education". "Education" berasal dari

bahasa YUIlani "educare" yang bermti membawa berkembang II.

Dalam kamus besm' bahasa Indonesia pendidikan berasal dm'i kata "didik"

yang mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" yang mtinya proses pel'llbahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalanl usaha mendewasakan mm1Usia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan, cm'a mendidikl2.

Sedmlgkan pengertian pendidikan secara te1l11inologi adalah "aktifitas dan

usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-

potensi pJibadinya, yaitu : rohmli ( pikir, karsa, rasa, cipta, dml budi nurani ) dml

jasmmli ( panca indera serta keterampilan-keteranlpilan )',13. Menul'llt Amier Daien

Indrakusuma pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengml sengaja kepada anak

11 Madyo Ekosusilo R.B. Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang : Efthar Publishing,1987), cet. If, h. 12

12 Depdikblld, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet. X, h. 232

13 Tim Dosen F1P-IK1P Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : UsahaNasional, 1988), cet. 1lI, h.7

Page 26: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

17

dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa14.

Konferensi pendidikan Islam se-dunia di Mekah (1977) rnendefinisikan bahwa

pendidikan adalah "suatu proses mengarahkan peliumbuhan manusia yang seimbang

melalui latihanjiwa, intelek, akal pikiran, perasaan sertajasmani,,15.

AdaplUl menumt H. Arifin pendidikan adalah "usaha orang dewasa secaJ'a

sadar untuk membimbing daJl mengembangkan kepribadian selia kemampuan anak

didik baik dalam bentuk formi! maupun non-formiI,,16. Dalam Garis-garis Besar

Haluan Negara ( ketetapan MPR R1 No. IVIMPR173 ) dikatakaJl bahwa, pendidikaJl

pada hakekatnya adalah "usaha sadar lU1tuk mengembangkan kepribadian daJl

kemampuan di dalanl dan di Iuar sekolah dan berlangsung seumur hidup". Menumt

pendapat M. J. LaJlgefeld yaJlg disebut pendidikan ialah "pemberian bimbingan dan

bantuan rohani bagi yang masih memerlukan" I 7. Dalam Ulldang-Undang Sistem

PendidikaJl Nasional (UUSPN) No. 20, tahun 2003 pendidikan di mikan "usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingaJl, pengajaran dan

atau latihan bagi peranllya dimasa yang akan datang" 18.

14 Amier Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya Usaha Nasional,1988), h. 27

IS Jumal Didaktika Islamik ; Vol. I, No.4, November, h. 5

16 H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama (Dilingkungan sekolah danKe1uarga), (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), cet. IV, h. 14

17 H. Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Distematis, (Yogyakarta : AndiOffset, 1989), cet. XlII, h. 25

18 B. Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), cet. I, h. 229.

Page 27: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

18

Akan tetapi makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. Dengan clemikian. bagaimanapun scderhananya

peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjacli atau ber]langsung suatu proses

pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang

peraclaban Ulllat manusia, pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia

melestarikan hidupnya. Pendapat ini disampaikan oleh Tim dosen IKIP Malang

dengan kesimpulan dibawah ini:

Setidaknya terdapat tiga pengertian pendidikan, yaitu :

a. Aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan

membina potensi-potensi pribadinya baik ruhaninya (pikir, rasa, karsa, cipta

clan budi nurani) maupun jasmaninya (panca indra serta keterampilan­

keterampilan).

b. Lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendiclikan,

isi, sistem dan organisasi pendiclikan. Lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah

dan masyarakat (negara).

c. Basil atau potensi yang dicapai oleh perkembangan manusJa dan usaha

lembaga-Iembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendiclikan dalam arti

Page 28: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

19

ini merupakan tingkat kell1~uan ll1asyarakat dan kebudayaan sebagai satu

kesatuan. 19

Adapun pendidikan dalam artinya yang luas bennakna ll1erubah dan

memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu di dalam masyarakat.

Pendapat sell1acall1 ini disebutkan dalam buku Ensiklopedi Pendidikan, dalam buku

tersebut d~jelaskan sebagai berikut:

"Pendidikan dalam arti luas meliputi sell1ua perbuatlill dan usaba dari generasitua untuk ll1engalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya seliaketerampilannya (orang menamakannya juga "mengalihkan" kebudayaan,dalanl babasa Belanda disebut Culturoverdracht) kepada generasi mudasebagai usaha agar dapat memenuhi fungsi hbaik jasmani maupun rohani.20

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita mengerti dan menyimpulkan bahwa

pendidikan itu dapat dilakukan melalui berll1acam-macam proses, tetapi pada

dasamya proses tersebut didasarkan pada pemindahan nilai dari suatu masyarakat

kepada setiap individu yang ada di dalamnya.

19 Tim Dosen FIP IKIP Malang, Kapita Selekta; Pengantar Dasar-dasar Pendidikan.(Malang: IKIP Malang, 1981), h. 2

20 Soegarda Poerbakawalja& H.A.H Harahaf, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta; GunungAgung, 1981), C. 2, H. 257

Page 29: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

20

b. Pengertian Pendidikan Islam

Setelah menguraikan pengertian pendidikan secara umum, penulis selanjutnya

membahas pengertian pendidikan Islam. Dalam konteks Islam, pendidikan memiliki

tenuinologi yang cukup vm1atif. Dalam bahasa Arab misalnya ada beberapa istilah

yang biasa dipergunakan dalmu pengertian pendidikan, seperti kata la'lim, (r :;:7),

larbiyah (~:;), dan kata la'dib (::,..,;,\;j.. .

I. Ta'lim (~), berarti pengajarm1, seperti dalal11 firl11an Allah SWT

dalam al-Qur'an yang berbunyi:

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (.'Jenda-benda)seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikallaluberfirman: "Sebulkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

'1memang orang-orang yang benar!"·

2. Tarbiyah (~)j berarti pendidikan, dengal1 kata kerja rabba ( .;.~ ) berarti

mendidik.22 Sebagail11ana finum1 Allah:

21 Departemen Agama RI (Depag RI), Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: YayasanPenyelenggara Terjemah ai-QuI"an, 1997), h. 14

22 Zakiyah Daradjat, IImu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara dan Dirjen LembagaIslam Depag RI, 1992), Cet. II, h. 25

Page 30: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

21

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu lerhadap mereka berdua dengan penuhkesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah merekakeduanya, sebagaimana mereka berdua lelah mendidik aku waklukecil" ,23

"Oleh sebab itu pendidikal1 merupakan terjemahan dad kata tarbiyah (<;';:;1

yang berakar dari kata rabba (J~) berarti mendidik, mengasuh.24

3. Ta'dib (~,l;1 berarti pendidikan yang berhubul1gan dengan prilaku atau

akhlak dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.25

Seperti sabda Rasul yang berbunyi:

(0)1>..,J1 01))) ... ~'\.f::r;..i.i ~~i.i ~};, j:.:..s15- v~~ Q".". .". Y

Artinya: Dari abu Burdah dari Abu Musa al-Asy'ari I'll Nabi saw bersabda:"laki-laki manapun yang memilki perempuan hendaklah iamendidiknya... (HR. Bukhari)

Apabila uratan di atas diperhatikatl, maka ada perbedaan istilah tersebut,

la'lim lebih bersifat informatif, yaitu usaha pemberian ilmu pengetahuan sehil1gga

seseorang menjadi berilmu (tahu). lstilah la'dib mengesankatl proses pembinaatl

terhadap sikap moral dan etika dalatn kehidupan yang lebih mengacu pada

23 Depag RI, Gp. Cit h. 428

24 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung: 1990), Cet. 1II, h. 138

25 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakm1a: Logos Wacana IImu, 1997), Cet. I, h. 8

Page 31: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

22

peningkatan martabat manusia. Sedangkan tarbiyah mengandung makna lebih luas,

tercakup di dalamnya pengertian ta'lim dan ta'dib.

Adapun pengertian pendidikan Islam, para tokoh pendidikan Islam saling

berbeda pendapat dalam mendefinisikannya. Dr. Yusuf al-Qardhawi memberikan

pengertian bahwa pendidikan Islam adalah "Pendidikan mallusia seutuhnya; akal dan

hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan

Islam menyiapkan manusia untuk hidup, dan menyiapkan untuk menghadapi

masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis d[ill pahitnya".26 Ahmad

D. Marimba berpendapat "Pendidikan Islam adalah bimbingan menuju kepada

terbentuknya kepribadian jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju kepada terbentuknya utama menurut ukuran Islam".27 Sedangkan

Syahminan Zaini mengatakan bahwa "pendidikarJ Islam adalah usalm

mengembangkan fitrall manusia sesuai dengan qiaran agama Islam, agar terwujud

manusia yang makmur dan bahagia".28 Ketiga pendapat ini clipmjelas secara lebih

teknis oleh Endang Saefuddin Anshari yang memberikan pengertian pendidikan

Islam sebagai "suatu proses bimbingan (pimpinan, tuntunan. usulan) oleh subjek

diclik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan lain

sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-ballan materi tertentu dan dengan alat

26 Yusuf al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna. telj. Bustani A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 39

27 Ahmad D. Marimba, Gp. CiI., h. 21

28 Syahminan Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan l~/am, (Jakarta: KalamMulia, 1986), Cel.l, h.I-2

Page 32: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

23

perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai

dengan ajaran Islam.29

Adapun pengertian pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah

"proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan

dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia

dan memetik hasilnya di akhirat.,,30

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli Pendidikan

Islam berbeda pendapat mengenai rumusan Pendidikan Islam. Ada yang menitik-

beratkan pada segi pembentukan akhlak (caracler building) anak, ada yang

menitikberatkan teori dan praktek, sebagian yang lain menghendaki terwujudnya

kepribadian muslim dan lain-lain. Perbedaan tersebut diakibatkan kepentingan dan

sudut pandang masing-masing ahli tersebut. Namun demiki,m, semua pendapat di

atas bertemu dalam pandangan bahwa "Pendidikan Islam adalah bimbingan yang

dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik clalam masa perubahan agar ia memiliki

kepribadian muslim".

29 Endang Saefuddin Anshari, Pokok-pokok Pikiran tentang Islam. (Jakarta: Usaha{nterprises, {976), h. 85

30 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (BanduI1g: AI-Ma'arit:1980). h. 94

Page 33: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

24

3. Pengertian Politik Pendidikan.

Politik pendidikan berasal dari dua suku kata yang disatukan (politik dan

pendidikan), yang masing-masing kata sudah didefinisikan. diatas. Adapun definisi

dari politik pendidikan itu sendiri, para tokoh banyak be:rpendapat dan secara

substsansi, definisi dari para tokoh tersebut tidak terlalu berbeda. Diantaranya, M.

Sirozi berpendapat bahwa politik pendidikan atau The Politics of Education adalah

kajian tentang relasi antara proses munculnya berbagai tl!iuan pendidikan dengan

cam-cara pcncapaiannya. Kajian ini lebih terfokus pada kekuatan yang menggerakan

perangkat pencapaian tujuan pendidikan dan bagaimana selta kemana perangkat

tersebut diarahkan. Kajian politik pendidikan terkonsentrasi pada peranan negara

dalam bidang pendidikan, sehingga dapat menjelaskan pola, kebijakan, dan proses

pendidikan serta berbagai asumsi, maksud dan outcome dari berbagai strategi

pembahan pendidikan dalam suatu masyarakat yang lebih baik.31 Definisi politik

pendidikan ini menekankan pada upaya negara dalam membawa arah pendidikan.

Dari definisi ini juga ditegaskan bahwa p<;,ndidikan sangat dipengamhi oleh kebijakan

negara dan tujuan-t4iuan pendidikan itu dibuat untuk kepentingan negar

Sedangkan Kartini Kartono dalam bukunya lebih menjelaskan pada

penjabaran politik pendidikan kedalam ketentuan-ketentuan operasional dan fungsi

dari politik pendidikan itu sendiri. Bagi dia politik pendidikan adalal1 sebuah proses

dimana politik dijadikan alat w1tuk menganalisa dan menghasilkan tujuan-tujuan

31 M. Sirozi, Politik Pendidikan;Dinamika Hubungan Antara Kepenlingan Kekuasaan danPraktek Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. ix

Page 34: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

25

pendidikan, strategi pendidikan dan perencanaan pendidikan menjadi lebih

operasional. MaIm bagi dia penjabaran politik pendidikan bila dimasukan kedalam

ketentuan-ketentuan operasional itu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

I. Tujuan-tujuan pendidikan yang khusus

2. Pengadaan dana-dana dan biaya (perencanaan pendidikan)

3. Kemungkinan mengadakan model-model altemativc, dalanl

pelaksanaan pendidikan (strategi pendidikan).

Dalam bukunya ia menyebutkan sebagai berikut;

"Politik pendidikan mempakan endapan dari politik negara di sampingmerupakan penjabaran tradisi bangsa, nilai-nilai dan konsepsi rakyatmengenai bentuk negara, bangsa dan pendidikan. Karena itu politikpendidikan sekaligus juga ll1enjadi fungsi kedaulatan nasional dalammembentuk tipe manusia dimasa sekarang dan diwaktu yang akan datang.,,32

Sedangkan ll1enumt Arcer, yang dikutip dari bukunya M. Sirozi, politik

pendidikan (The Politics ofEducation) hams dibedakan dengan politik kependidikan

(Educational politics). Ia ll1enjelaskan baIlwa istilah Educational politics mencakup

semua interaksi sosial yang mempengaruhi pendidikan, sedangkan The Politics of

Education hanya membicarakan aspek-aspek politik yang mempengamhi

d'd'k 33pen 1 1 an.

32 Kartini kartono, Wawasan PaUlik; Mengenai Sistim Pendidikan Nasional, (Bandung:Mandar Maju, 1990), h. 20

33 Gp. Cit, h. 80

Page 35: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

26

Dari beberapa definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa politik pendidikan

berbeda dengan kajian ilmu pendidikan lainnya (seperti administrasi pendidikan atau

manajemen pendidikan), yang lebih terfokus pada kajian tentang efektivitas sistem

pendidikan dan bentuk-bentuk organisasi pendiclikan. Seclang politik pendiclikan

merupakan kajian yang membahas antara kebutuhan dan pengaruh politik negara

terhadap pencliclikan clan sebaliknya kebutuhan dan pengaruh pendiclikan terhaclap

negara.

C. Tujuan Politik Pendidikan.

Dari definisi politik pendidikan diatas, sebenarnya sudah tersirat apa itu

tujuan dad politik pendidikan. Sebab definisi-definisi para tokoh diatas sedikit

memberikan ganlbaran atas tujuan poltik pendiclikan itu sendiri.

M. Sirozi berpendapat bahwa tujuan poltik pendidikan adalalJ menjadikan

institusi pendidikan yang ada dalam masyarakat sebagai alat kekuasaan dalam

membentuk sikap dan keyakinan politik yang dikehenclaki.J4 huuan politik

pendidikan ini berbagai aspek pembelajaran, terutama kurikulum dan bahan-bahan

bacaan, seringkali cliarahkan pada kepentingan politiktertentu. Dalam tujnan politik

pendidikan ini, diperlukan pemegang kebijakan atan pemerintah yang benar-benar

mengedepankan kepentingan politik bersama buka kepentingan politik kelompoknya.

Sebab kalau pemegang kebijakan atau pemerintahnya tidak clernikian, clikhawatirkan

akan menggunal,an pendidikan untuk kepentingannya semata.

34 Ibid, h 38

Page 36: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

27

Adapun Kartini Kartono, menjelaskan bahwa tujuan dari politik pendidikan

adalah untuk mencegah agar pendidikan dinegara tersebut tidak menjadi bentuk

pelayanan sosiol yang non-produktif dan tidak menimbnlkan ekses-ekses sosial

politik yang berbahaya.35 Pendapat ini dilatar belakangi dari pemikirannya tentang

definisi politik pendidikan diatas, yang menyatakan bahwa poltik adalah alat untuk

menganalisa menganalisa dan menghasilkan tujuan-tujuan pendidikan. Dalam tujuan

ini, negara dijadikan kontrol dalam upaya menciptakan proses pendidikan yang

bemmtu dan produktif.

Sedang Munawar Sholeh menjelaskan tujuan politik pendidikan lebih kepada

upaya politik dalam mensejahterakan pendidikan. Karena menumtnya, dengan

lahimya politik pendidikan akan mempertegas bagaimana upaya yang harus

dilakukan dalam mengelola pendidikan. Sebab esensi politik pendidikan selalu

dihadapkan selalu dihadapkan pada tiga persoalan pokok, membangun watak manusia

seperti apa yang ingin diwnjudkan, jenis keahlian dan apa s'lia yang dibutuhkan, serta

kapan dan berapa jumlah yang diperlukan di suatu waktu. Mnnawar menambahkan

ada empat hal yang harus diperhatikan dalam melihat politik pendidikan. Per/ama,

bagaimana merumnskan kebijakan dan program pendidikan yang mampn

menghasilkan manusia yang bisa berperan sentral dalam pembangnan. Kedua,

bagaimana merumuskan kebijakan dan program pendidikan yang mampu

menghasilkan manusia yang menguasai dan teranlpi l dalarn mengembangkan atan

35 Kartini Kartono, Wawasan Palilik; Mengenai Sis/im Pendidikan Nasional, (Handung:Mandar M,\ju: 1990), h.14

Page 37: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

28

menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, bagaimana menunuskan

kebijakan dan program pendidikan yang mampu mendorong manusia mengenali

permasalahan yang dihadapi dan lingktmgan yang mel1lpengaruhinya. Keempat,

bagaimana merumuskan kebijakan dan program pendidikan yang mal1lpu

menghasilkan manusia berwatak dan memiliki kemampuan mernecahkan masalah.36

Dari tujuan-tujuan politik pendidikan di atas, dapat dianalisa bahwa tujuan

politik pendidikan pada prinsipnya sama dengan tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu

upaya l1lengembangkan potensi agar menjadi manusia yang kreartif, cerdas (inteltual.

El1losional dan spiritual), cakap, mandiri serta peduli terhadap lingkungannya. Hal ini

dikarenakan politik pendidikan adalah alat atau strategi bagail1lana menciptakan serta

mengelola sebuall pendidikan, di mana pelldidikan tersebut dapat mnghasilkan

peserta-peserta didik yang bennutu, berkualitas dan sesuai dengan karakteristik

bangsa.

36 Munawar Sholeh, PaUlik Pendidikan;Jvlemhangun Sumber Daya Bangsa denganPeningkatan Kualitas Pendidikan, (Jakarta: IPE & Grafindo Khazanah IImu, 2005), h 86-87.

Page 38: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BABIU

NEGARA DAN PENDlDIKAN

A. Tanggung Jawab Negara Terhadap Pendidikan

Dari dcfinisi politik diatas, jclas mcnycbutkan ada kaitan politik dcngan

ncgara. Hal ini karena politik mcmpunyai konotasi dcngan pcmcrintahan dan

pcngaturan ncgara. Bahkan dalam pcngcrtian yang sCll1pit, proscs politik scngaja di

buat untuk mcncntukan kcpala pcmcrintahan disuatu ncgara.

Ncgara adalah salah satu bcntuk organisasi f011nal yang tcrbcsar dan tcrkuat

scrta banyak ll1cll1pcngaruhi tingkah laku manusia. Dikutip dalam buku Hasan

Langgulung, Etzioni (1967) mengatakan: kita dilahirkan di dalam organisasi-

organisasi, dididik dalam organisasi dan kcbanyakankita hidup dan bckerja untuk

organisasi. Kebanyakan kita akan mati diclalam suatu organisasi dan kalau wakumya

sudah datang untuk dikuburkan, maka organisasi yang bcsar, yaitu negara, hams

memberi izin tcrtulis untuk clikuburkan". I

Langgulung menambahkan, bahwa ncgara manapun di dunia, tcmtanla

ncgara-ncgara yang mcmpraktckkan systcm dcmokrasi, akan mcnjalankan umgsi

politiknya scbagai bcrikut:

I. Mcnciptakan keadilan clan persamaan di antara semua warga.

2. Memelihara pcrclamaian dan tata tcrtibdiseluruh kawasan negara tersebut.

I Prot: Dr. Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma da/am Pendidikan Islam dan SainsSos/al, (Jakmta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 124

Page 39: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

30

3. Membela dan mempertahankan negara dari ancaman atau serangan

musuh.

4. Menyediakan pelayanan umum dan kekuatan militer.

5. Memastikan parlisipasi aktif dan tanggung jawab pribadi kepada negara

dalam berbagai masalah.

6. Mengurus urusan-urusan keuangan negara.2

Dari ke enam fungsi politik diatas, salah satunya menunjukan bahwa negara berfungsi

dalam menyediakan pelayanan umum, dan salah satu bentuk layanan umum yang

penling adalah pengadaan lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah dalam negara

tesebut. Jadi bisa disimpulkan secara tidak langsung salah satu fungsi negara adalah

memberikan pendidikan secara adil kepada setiap warganya tanpa melihat

diskriminasi. Hal ini menunjukan bahwa negara mempunyai tanggung jawab serta

kewaj iban yang besar lerhadap pendidikan.

Di Indonesia, besamya tanggung jawab dan kewajiban tehadap pendidikan

tersirat dalam kontitusi negara Indonesia, yakni Undang Undang Dasar (UUD) 1945

pasal 31 ayat I yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhalc mendapatkan

pendidikan serta disebutkan dalam ayat 2 yang berbunyi bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan salu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang.

2 Ibid, h. 125

Page 40: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

31

Penegasan tanggung jawab negara Indonesia terhadap pendidikan juga diatur

dan dijabarkan dalam sebuah undang-undang yang lebih praktis yang mengatur

pendidikan yang disebut Ondang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (OOSPN). Hal

ini bisa dilihat dalam OOSPN No. 20 tahun 2003 pasal II ayat I yang menyatakan

"pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta

menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa

diskriminasi". Begitu pula dengan ayat 2-nya menyebutkan bahwa "pemerintah dan

pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya

pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun".

Disebutkan pula dalam pasal 50 ayat I yang menyebutkan bahwa pengelolaan sistem

pendidikan nasional merupakan tanggung jawab jawab menteri, selia ayat 2-nya

menyebutkan bahwa pemerintah menentukan kebijakannasionaJ dan standar nasional

pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.

Menegaskan pendapat di atas, Kartini Kartono menjelaskan dalanl bukunya

bahwa negara mempunyai tugas dan tanggung jawab yang paling besar yaitu masalah

pendidikan.3 Menurut analisanya, pada mulal1ya negara itu berasal dari kemauan

rakyat, dan dengan sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan hidup bersama atau

tujuan negara, yakni mensejahterakan kehidupan bangsa. fa menulisnya sebagai

berikut:

"Negara adalah salah satu bentuk gabungan pergaulan hidup dari manusiayang sudah tinggi tingkatnya; yaitu sebagai hasil persetujuan bersama untuk

3 Kartini Kartono, h. 5 J

Page 41: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

32

membangun Negara. Jadi Negara adalah sesuatu dari, oleh, dan untuksekelompok manusia yang disebut rakyat. Negara berasal dari kemauanrakyat, dan dengan sengaja dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuanhidup bersan1a yaitu hidup aman, sejabtera dan bahagia".4

Tentunya untuk menciptakan sebuah negara yang mensejahterakan perlu didukung

oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Malm untuk menciptakan dan

membentuk 8DM berkualitas tersebut perlu sebuab pendidikan yang bermutu.

Meminjam lstilab Mangatas Tampubolon, "Pendidikall mcmegang peranall kunci

dalam mencetak 8DM berkualtas".5

Hal illi diperkuat oleh pendapat Cut Zahri HalUn yang menjelasan bahwa

pendidikan adalab salab satu sarana ulltuk meningkatkall kualitas 8DM, kareana

pendidikan memberikan tranformasi ilmu dan kebudaYfu"1n. Schingga kita menjadi

manusia yang cerdas dan kraetif. Dalam malmla1111ya menyimpulkan sebagai berikut:

"Pendidikan sampai saat illi dianggap sebagai unsur utama dalampengembangan 8DM. 8DM lebih bemilai jika memiliki sikap, perilaku,wawasan, kemampuan, keahlian, serta keterampilan yang sesuai dengankebutuhan berbagai bidang sector. Pendidikan mempakan salal1 satu alatuntuk menghasilkan pembaban diri mallusia. Manusia akan dapat mengetahuisegala sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelunmya. Pendidikanmempakan hak seluruh umat manusia. Hak untuk memperoleh pendidikanhams diikuti oleh kesempatan dan kemampuan sert kemauannya. Dengandemikian, dapat dilihat secm'a jelas betapa pcntingnya peranan pendidikandalam meningkatkan kualitas 8DM agar sejajar dengan manusia lain, baiksecm'a regional, nasional maupun intemasional.,,6

4 Ibid. h. 16

5 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 032, Tahun ke-7, November 200], h. 665

6 Juma] Pendidikan dan Kebudayaan, No. 041, Tahun ke-9, Mare12003, h. 177

Page 42: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

33

Pendapat diatas menunjukan betapa pentingnya pendidikan dalam upaya peningkatan

terhadap SDM dan secara langsung peningkatan SDM ini akan memberikan dampak

terhadap kesejahteraan dan kemajuan suatu negara.

Kita bisa berkaca sejarah peradaban bangsa yang menunjukan bahwa negara-

negara yang bersedia menempatkan proiritas penting pada sector pendidikan dalam

proses pembangunan bangsanya, saat ini berada dalam kedaaan yang l1lakmur dan

menguasai berbagai macam ragam ilmu pengetahuan dlm teknologi. Hal ini dapat

dicontohkan dan dilihat pada negara Amerika Serikat, dan Jepang.7. Jadi seem'a tidak

langsung hal ini menunjukmI dan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah kunci

bagi kel1lajuan suatu negm·a. Atas dasar inilah, malca lIegara l1lempunyai kepentingan

terhadap pendidikan serta berkewajiban dalal1l memperhatikan, mengurus bahkan

membiayai dunia pendidikan. Km'ella hanya dengan pendidikanlah tujum1-tujuan

negara seperti yang dikatakan diatas akan tercapai.

DaianI sebuah artikel di internet yang ditulis T.H Sucahyo menyebutkan

bahwa para tokoh pendidikan klasik Indonesia, seperti Doleter Wahidin Sudirohusodo

dmI Ki Hajar Dewantm'a begitu yakin bahwa pendidikan mempakmI resep mujarab

yang dapat l1lengentaskan bangsa dari keterbelakangan dan kemelaratan.8 Hal senada

juga diungkapkan oleh Munawar Sholeh, ia menulis dalanI bukunya bahwa

7 Munawar Sholeh, Po{itik Pendidikan;Jvlembangun Sumber Daya Bangsa denganPeningkatan Kualitas Pendidikan, (Jakarta: IPE & Grafindo Khazanah IImu, 2005), h. 13

g www.homepagependidikannetwork.com

Page 43: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

34

rendahnya sumber daya manusia (SDM) negara kita, dikarenakan rendahnya mntu

pendidikan. Pendidikan mempunyai peran penting, karena pendidikan akan mampu

meningkatkan SDM yang berkualitas, sehingga sumber daya alanl di tanah air akan

terolah dengan baik.,,9 Berdasarkan kutipan ini, dijelaskan bahwa SDM yang rendah

akan mengakibatkan lambannya perkembangan dan kem<tiuan negara dan faktor

utama penyebab rendahnya SDM adalah rendahnya kualitas pendidikan.

Bila kita menganalisa sejarah bangsa Indonesia pada zaman orde barn, yang

kebijakan pemerintahannya hanya memprioritaskan pembangunan fisik, mengenjot

pertumbuhan ekonomi dan sementara 'menelantarkan' pembangunan pendidikan,

akibatnya kemudian tercipta rakyat yang SDM-nya lemah dan menjadi negara yang

tertinggal serta klimaksnya terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998. Ketertinggalan

SDM bangsa Indonesia pada zaman orde barn ini bisa dilihat dalam buku Prof. Dr.

Dede Rosyada, MA, yang menuliskan bahwa menurnt laporan bank dunia tahun

1992, studi IEA (International Association for The Evaluation of Educational

Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa Indonesia dalam keterampilan

membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Selain itn, hasil studi

The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIU'iS-R, tahun 1999

memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP Indonesia

berada pada w-utan ke-32 untuk IPA, dan ke-34 untuk: Matematika. KetertinggaIan ini

juga terlihat dalam dunia Pergurnan Tinggi, menumt majalah Asia Week dari 77

90 C'p. ii, h. 12

Page 44: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

35

universitas yang disurvei di Asia Pasifik temyata 4 universitas terbaik di Indonesia

hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke··68, k-73 dan lce-75. 10 Ketertinggalan

dan rendalmya SDM pada saat itu tidak lain dikarenakan kecil--bahkan tidak-serius

dan perhatiannya pemerintah Indonesia dalam mengulUsi dunia pendidikan.

Kutipan-kutipan dan contoh di atas merupakanalasan, mengapa negara hams

peduli terhadap pendidikan. Tentllliya semua itu dilakuk~m dalam rangka tangglmg

jawab llegara gUlla mencapai tujuall-tujuannya serta dalam membangun kehidupan

waTga negara menjadi lebih baik.

B. Pendidikan sebagai fimgsi Negara.

Seperti disinggung diatas, balIwa negara menggunakan pendiclikan clalam

rangka mencapai tujuannya itu. Dalam konteks illi terlihat balrwa pellcliclikall aclalah

fullgsi llegara. Kartollo kartini melljelaskall, sebagai fungsi llegara, pencliclikall

telltunya, secara resmi melljacli lembaga formal clan legal. JJ Maka oleh kaTena itu

negara berkewajiban clan bertanggung jawab untuk mengurusi pencliclikan serta

membuat clan mengarahkan sistem pencliclikan menuju posisi icleal. Dia

menyimpulkan penclapatnya sebagai berikut:

"Kekuasaan negara mItam lain mencakup: menclirikan clan menjmI1in tegaknyapemerintahan, mellentukml bentuk negara, melinclungi warga negm'anya,

to Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Paradigma Pendidikan lJemokralis: Sebuah PerlibalanMosyarakat da/am Menye/enggarakan Pendidikan, (Jakarta,; Kencana, 2004}. h. 5

II Kmtini Katono, Wawasan PaUlik; A4engenai Sisfim Pendidikan Nasional, (Bandung:Mandar Maju, (990) h. 16

Page 45: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

36

mengurusi masalah-masalah sosial-ekonomi, keagamaan, kebudayaan, danpendidikan untuk mencerdaskan rakyatnya. Karena itu sekolah, akademi,universitas dan agen-agen pendidikan yang memberikan informasi ilmiah danedukasi kcpada rakyat pasti didorong dan dibantu keberadaannya olehpemerintah. Dan tak dapat diingkari, bahwa perkembangan suatu negarabanyak ditentukan oleh kualitas pendidikan serta kual1tas keahlian rakyatnya.Karena itu perlu diadakan system pendidikan dan persekolahan yang diaturdan diurus oleh negara.,,12

Bahkan sudah disinggung di atas, tujuan pendidikan pada intinya adalah

penjabaran dari filsafat negara. Dimana tujuan-tujuan pendidikan tercipta berdasarkan

tujuan negara. Di sini juga terlihat bahwa pendidikan merupakan fungsi negara.

Adapun salah satu fungsinya yaitu, mencerdaskan kehidupan bangsa dan

menciptakan anak-anak bangsa yang mempunyai karakter sesuai dengan falsafah

negara tersebut.

Sebagai fungsi negara, pendidikan tentunya harus selaras dengan negara.

Keselarasan ini terlihat pada eratnya keterkaitan antara elemen-elemen pendidikan

disuatu negara dengan prinsip-prinsip yang berlaku di negara tersebut

Berkenaan dengan ini, M. Sirozi menjelaskan bahwa sebagai fungsi negara,

pendidikan harus dikontrol oleh Negara13. Hal ini dilakukan agar pendidikan selaln

berjalan sesuai dengan peraturan dan penmdang-undangan yang berlaku. Sehingga

ketika pendidikan beljalan dalam lingkaran peraturan tersebut, maka pendidikan akan

menghasilkan apa yang dicita-citakan oleh negara.

12 Ibid, h. 17-18

13 PaUlik Pendidikan;Dinamika Hubungan An/m'a Kepentingan Kekuasaan dan PraktekPenyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo PeI'sada, 2005), h. 63

Page 46: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

37

Menurut Dale, kontrol negara terhadap pendidikan umumnya dilakukan

melalui empat cara. Perlama, system pendidikan dilakukan seCal'a legal. Kedua,

system pendidikan dijalankan sebagai birokrasi, menekallkan ketaatan aturall dan

objetivitas. Ketiga, penerapall wajib pendidikan. Keempat, Reproduksi politik dan

ekonomi yang berlangsung disekolah berlangsllng dalam konteks politik tertentu. 14

Dengan kontrol yang dilakukan negara terhadap kebijakan-kebijakall dan

praktik-praktik pendidikan,. diharapkan pendidikan terns berjalan dalam lingkaran

yang ideal, sehingga pendidikan dapat menghasilkan anak didik yang diharapkan oleh

negara.

14 lbid, h. 64

Page 47: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BABIV

PANDANGAN ISLAM TENTANG POUTIK PENDIDIKAN

A. Politik Pcndidikan Dalam Tinjauan Scjarah Pcndidikan Islam

Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya tidak terlepas dari sejarah Islam.

Oleh sebab itu peJiodisasi sejarah pendidikan Islam berada dalam periode-periode

sejarah Islam itu sendiri. Secara garis besar Hartin Nasution membagi sejarah Islam

kedalam tiga periode, yaitu klasik, pertengahan dan modern. J Sedangkan Dra. Zllhairi

dalam bllkunya membagi periodisasi sejarah pendidik~m Islam sesuai dengan kondisi

pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam itu sendiri. Ia membagi sejarah

pendidikan Islam kedalam lima peJiode, yaitu:

1. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang berlangsung pada

zaman Nabi Muhammad SAW.

2. Periode pertumbuhan pendidikan Islam, yang berlangsllng sejak

Nabi Muhammad SAW wafat sampai masa a1chir Bani Umayyah,

yang diwamai dengan berkembangnya ilmu-ilmu naqliah

3. PeJiode kejayaan (puncak perkcmbangan) pendidikan Islam, yang

berlangsnng sejak permulaan daulah Abbasiyah sampai dengan

jatuhnya Bagdad, yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu akliah

J Dr. .Huron NaslItion. Pembaharuan Do/am Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta:Bulan Bintang, 1975), h. 11

Page 48: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

39

dan timbulnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan

kebudayaan Islam

4. Periode kemunduran pendidikan Islam, yaitu sejak jatuhnya

Bagdad sampai jatuhnya Mesir ketangan Napoleon, yang ditandai

dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan Islam dan berpindahnya

pusat pengembangan kebudayaan ke dunia Bm·at.

5. Periode pembaharuan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak

pendudukml Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditmldai

gejala-gejala kebangkitan kembali umat dan kebudayaan Islam. 2

Pembagian periodisasi dalam pendidikan Islam tersebut, sebenarnya hmlyalah sebagai

usaI1a untuk memudahkan urutan pembahasan saja, karena pada halcekatnya suatu

peristiwa sejarah selalu berkaitan dengml peristiwa-peristiwa lainnya, sepelii

peristiwa politik, sosial dan laiunya yang terjadi pada saat itl! atau sebelum peristiwa

s~jm'aI1 itu teJjadi.

Begitu pula dengml sejm'aIl pendidikan Islam, tentullya selalu berkaitan

dengan peristiwa lainnya, telUtama dibidang politik. Sudah disinggung diatas, bahwa

sejarah pendidikan Islam tidalc lepas dari sejarah penyebaran Islam. Kita talm bahwa

dalam sejarah penyebaran Islam sangat bersinggungan dengan masalaI1 poIitik, malca

begitu pula dengan sejarah pendidikan Islam.

Dra. ZUhairi, menyebutkan bahwa pada masa pertumbuhan dan

perkembmlgan Islam, tujuml pendidikan IsImn adalah untuk menyampaikan ajaran

2 Ora. Zuhairi, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1992) eel. 2, h. 13

Page 49: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

40

Islam kepada masyarakat agar mereka menerimanya menjadi sistem hidnp. Pada saat

itu Nabi Muhammad SAW, mengirimkan utusan-utusan keberbagai wilayah untuk

menyebarkan dan menyampaikan ajaran Islam.3 Selain itu, nabi juga membuat

kebijakan dimana masjid yang menjadi pusat pemerintahan pada saat itu dijadikan

juga sebagai pusat penyebaran pendidikan Islam. Dari sejarah ini terganlbar bahwa

pada masa nabi Muhammad SAW. politik dan pendidikan sudah mulai saling

bersinggungan, dimana kekuasaan dan kekuatan politik pada saat Nabi Muhanlmad

SAW tersebut, dijadikan alat untuk menyebarkan pendidikan Islam.

Usaha-usaha ini juga dilaI\iutkml oleh para KhulafilUr Rasyidin dan Bani

Ummayah, dimana pada masa itu mereka membuat kebijakan negaralah yang

merenea11akan, mengatm, da11 menerapka11 sistem pendidika11, karena menumt

khulafaur rasyidin negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab mengurus

kebutuha11 rakyatnya, termasuk kebutuha11 terhadap ilmulpendidika11.4 Bahkan saat

itu, para pemimpin da11 pejabat pemerintahan/khulafaur rasyidin ikut andil dalam

merumuskan kebijaka11, seperti bentuk dan materi pendidika11, bahkml pm'a pemimpin

dan pejabat tersebut tidak jarang menjadi tenaga pengajm'/pendidik pada saat itu. Dra.

Zuhairi menyebutkan bahwa para Khulafaur Rasyidin seperti, Abu Bakar, Umm',

Utsman dan Ali bin abi Thalib pernah mengajm' dimadrasah Madinah. Umar dml Ali

3 Ibid. h. 70

4 Abdllrrahman, al-Bagdadi, Sis/em Pendidikan di Masa Khilafah Islam, (Sllrabaya; Al-Izzah,1996), h 2

Page 50: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

41

bin abi Thalib adalall seorang ahli Qiraat dan Fiqh, sedang Umar adalah seorang ahli

hadist.5

Pada masa Khulafaur Rasyidin dan Bani Umayyall membuat kebijalmn wltuk

menyebarkan Islam kewilayah-wilayah lainnya yang lebih luas. Sehingga dengan

meluasnya daerall Islam tersebut meluas pula daerah ajaran pendidikan Islam.

Perluasan tersebut dibarengi dengan pembuatan pusat-pusat pendidikan Islam pada

saat itu. Mahmud Yunus dalam bukunya menerangkan bahwa pusat-pusat pendidikan

tersebut tersebar dikota-kota besar, antara lain sebagai berikut:

I. Di kota Makkah dan Madinah (Hijaz)

2. Di kota Basrah dan Kufall (Irak)

3. Di kota Danlsyik dan Palestina (Syam

4. Di kota Fistat (Mesir).6

Berkembang dan tersebamya pusat pendidikan tersebut karena meluasnya kekuasaan

politik Islam pada saat itll. Jadi jelas bahwa keterkaitan politik dan pendidikan juga

terjadi pada Khulafaur Rasyidin dan Bani Umayyah.

Keterkaitan antara pendidikan dan politik juga terlihat jelas pada periode

kejayaan pendidikan Islam, hal ini ditandai oleh kesunggllhan para lllama dan llmara

dalam memperhatikan persoalan pendidikan dalam llpaya memperkuat posisi sosial-

politik kelompok dan pengiklltnya. Dalam buku yang berjudul Sejarah Sosial

5 01'. Cit, h. 73

" Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Hidakarya Agung,1992), cet. 7, h. 33

Page 51: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

42

pendidikan Islam, menjelaskan bahwa pada masa Daulah Abbasiyah yang di pimpin

oleh Khalifah Hamn al-Rasid dan puteranya al-Mak'mun, pendidikan Islam sangat

berkembang pesat dikarenakan pada saat itu pemerintah/negara sangat

memperhatikan dan konsen pendidikan. Dalam buku tersebut ditulis sebgai berikut:

"Daulah Abbasiyah mencapai puncak keemasaan dan kejayaan pada periode I.Para khalifah pada periode I dikenal sebagai tokoh yang kuat, pusat kekuasaanpolitik dan agama sekaligus. Kemalanuran pada saat ini mencapai tingkat yangtinggi. Populeritas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya pada masa khalifahHarun al-Rasid (786 - 809 M) dan puteranya Al-Ma'mun (813 - 833 M).Kekayaan yang dimiliki khalifah Harun al-Rasid darl puteranya Al-Ma'mundigunakan untuk kepentingan sosial seperti : lembaga pendidikan, kesehatan,rumah sakit, pendidikan ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, serta kesusasteraanberada pada zaman keemasan. Al-Ma'mun khaIifah yang dnta kepada Ilmu danbanyak mendirikan sekolah." 7

Perhatian para khalifah yang lebih terhadap pendidikan diatas, bukan semata

karena faktor pentingnya sebuah pendidikan atau karena kewajiban seorang

pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Tapi adakalanya perhatian terhadap

pendidikan tersebut juga digunakan para pembesar negara saat itu untuk mendapatkan

simpati dari rakyat dan untuk mempertahankan kedudukan dan kekuasaan politiknya.

Hal ini ditegaskan oleh Dra. Zuhairini dengan menulis sebagai berikut:

"Pada masa bangsa Turki mulai berpengaruh daIam pemerintahan bani abbasiyah,dan untuk mempertahankan kedudukan mereka dalam pemerintaIlan, merekaberusaha menarik hati kaum muslimin pada lmmmnya, dengan jalanmemperhatikan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum. Mereka berusahauntuk mendirikan sekolah-sekolaIl diberbagai tempat dan dilengkapi dengan

7 Prof. Dr. Suwito, MA & Fauzan, MA [ed.], Sejarah Sasial Pendidikian/slam, (Jakarta:Kencana, 2005), h. II

Page 52: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

43

segala sarana dan fasilitas yang diperlukan. Guru-guru digaji secara khusus untukmengajar disekolah yang mereka dirikan."s

Keterlibatan penguasa terhadap pendidikan juga dijelaskan oleh Abdurrasyid

dalam Tesis-nya. Menurut dia bahwa dalam sejarah perkembangan Islam, institusi

politik ikut mewamai corak pendidikan yang dikembangkan. Keterlibatan para

penguasa dalam kegiatan pendidikan pada waktu itu tidak hallya sebatas clukungan

moral kepada pada peserta cliclik, melainkan juga clalam bidang aclministrasi,

keuangan dan kurikulum. Dia menulis sebagai berikut:

"Tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga pencliclikan merupakan salall satu konstalasipolitik. Penman yang dimainkan masjicl-masjid dan madrasah-madrasah dalammengokohkan kekuasaan politik para penguasa dapat clilihat dalam sejarah, dipihaklain ketergantungan kepada uluran tangan para penguasa secara ekonomis, membuatlembaga-lembaga tersebut harus sejalan dengan nuansa politik yang berlaku,,9.

Dari kutipan diatas, dengan tegas menyebutkan bahwa madrasah-madrasah dalam

sejarah pencliclikan Islam sering cligunakan untuk mengokohkan kepentingan

kelompok politik tertentu. Hal ini yang kemuclian menyebabkan kondisi politik

menentukan karakter Iembaga pendidikan atau madrasah maclrasah yang ada.

Diantara lembaga pendidikan Islam yang menjadi corong pesan-pesan politik

adalah madrasah Nidzamiyah yang didirikan oleh penguasa Rani Saljuk pada talmn

457 H/l 067 M. Dimana madrasah ini gunalmn untuk kepentingan negara dalam

g Dra. Zuharini, dkk, ibid. h. 100

9 Abdurrasid, Madrasah Nidzamiyah; Study Tenlang Hubungan Pendidikan Islam dan PaUlik,thesis magister IImu Agama Islam, Program Pasca sarjana lAIN Jakarta, 1997. hal. 6

Page 53: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

44

menyebarkan dan menanamkan idiologi atan doktrin negara tersebut, yakni mazhab

syafi'ie. 10 Selain madrasah Nidzamiyah, menmut Syalabi, bahwa Idlalifah al-Ma'mun

juga mempolitisasi majlis Munazharah diistananya dalam rangka menyebarkan

paham Mutazilah yang merupakan mazhab resmi negara waktu itU. 11 Begitu pnla

pada masa dinasti Fatimiyah (296 - 555 HI 908 - 1171 M}, pada masa ini ilmu

pengetahuan berkembang dengan pesat dan banyak mengahasilkan tokoh-tokoh

ilnman muslim. Agenda politik dalam negeri dinasti ini adalah hanya memiliki satu

tl\juan yaitu berusaha mengajak l11asyarakat untuk mel11eluk l11azhab Syi'ah

Ismailiyah. Maim untuk l11encapai agenda politiknya, Dinasti Fatimiyah ini

menggunakan lel11baga-lembaga pendidikan untuk menyebarkan doktrin

kenegaraannya tersebut. 12

Pendapat diatas menegaskan bahwa hubungan politik didalal11 Islam tampak

demikian erat. Perkembangan kegiatan-kegiatan kependidikan banyak dipengaruhi

oleh para penguasa dan para penguasa mel11erlukan dukungan institusi-intitusi

pendidikan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaannya.

Dalal11 sejarah pendidikan Islam di Indonesia, keterkaitan politik dan

pendidikan dapat dilihat pada sejarah zaman kesultanan Islam. pada masa ini

10 Armai Arief(ed.), Sejarah Perlumbuhan Dan Perkembangan Lembaga Pendidikan IslamKlasik, Bandllng; Penerbit Angkasa, 2005. h. 66-67

II Dikutip dad buku M. Sirozi, PaUlik Pendidikan;Dinamika Hubungan Antm"a KepenlinganKekuasaan dan Prak/ek Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h4

12 Prof. Dr. Sllwito, MA & Fallzan, MA [ed.], Sejarah Sasial Pendidikian/slam, (Jakarta:Kencana, 2005), h. 124

Page 54: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

45

pendidikan disinkronisasikan dengan misi dakwah. Ketika ilu mulai dikenal dua

sistem pendidikan, yakni sistem surau atau langgar dan sistem pondok pesantren.

Sistem petiama dikelola oleh tokoh aganla seCal'a individu atas dukungan masyarakat

lingkungannya. ,Sedangkall sistem pondok peSalltren, awalnya berada pada

keWenallgan kesultanan. Pondok pesantren ketika itu, umumnya berlokasi dikawasan

kraton. Pembiayaan pengelolaan ditanggung o]eh sultan. Demikian pula penempatan

para pengajal'nya, ditunjuk atas persetujuan penguasa politik atau kesultanall pada

• 13saat ItU.

Keterkaitan ini menjadi sangat jelas ketika pal'a tokoh ulama dalI politik

Islam,14 karena dilibatkan dalam penyusunan Undallg-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN) tahun 1988. M. Sirozi menjelaskan bahwa keterlibatan para

pemlmpm muslim adalah bagian dal'i politik kebijakall mereka dalam

mempeljuangkan dan membela kepentingan pendidikan Islam di Indonesia.

Setidaknya ada tiga poin yang dipe~juangkan pal'a tokoh ulanla dan politik muslim

pada saat itu, yalcni pendidikan agama disekolah-sekolah umllll1, liburan sekolah pada

bulan ramadhan dan kewenangan siswa memakai jilbab disekolah, Dalam bukunya

dia menyimpulkan sebagai berikut:

13 Gp. Cit. h. VI

14 Tokoh-tokoh tersebut antara lain: Muhammad Natsir, Anwar H3Ijono, Husain Umar(mewakili DDll), Amir hamzah nasution (mewakiIi al-WasIiyah), Lukman Hamn dan SutrisnoMuchdam (mewakili Muhammadiyah), K. H, Hasan Basri dan H. S. Prodjokusumo (MUI) LatifMuchtar (Persis), K. H. SoIeh Iskandar (BKSPPI), Numl Huda (Petti) dan Hennan Widyananda(I·IM!). Lihat Muhammad Sirozi, Politik Keb!iakan Pendidikan di Indonesia: Peran Tokoh-TokohIslam Dalam Penyusunan UU No. 2/1989, (Jakarta: IN IS, 2004), h. 123

Page 55: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

46

"Para pemimpin muslim memang ikut mengambil bagian dalam perdebatantentang kebijakan pendidikan di Indonesia. Keterlibatan mereka dalam tigakebijakan diatas menunjukan bahwa kegiatan kelompok mereka dibentuk atasdasar pelwujudan masalah khusuS".15

Keterlibatan para tokoh dan politik muslim ini, menandakan juga bahwa pendidikan

memang seharusnya dipeljuangkan melalui konteks politik, karena kebijakan-

kebijakan pendidikan diambil berdasarkan kepentingan-kepentingan politik para

penguasa pada saat itu. Dengan demikian tidak bisa dinafikan lagi bahwa kebijakan-

kebijakan politik akan sangat berpengaruh terhadap keberlarlgsungan dan praktek

pendidikan.

B. Sintesis Tujuan Politik Pelldidikall dellgall Konsep Islam

Pada bagian ini penulis akan mencoba mengajukan lmalisis tentang sintesis

tujuan tujuan politik pendidikan dengan konsep Islam. Analisis ini berangkat dari

sebuah asumsi dasar, bahwasanya istilah politik pendidikan yang pada masa dekade

ini banyak dibahas oleh para tokoh pendidikan kontemporer, sesungguhnya

mempunyai koherensi historis dengan sejarah pendidikan Islmnpada masa laiu.

Sesungguhnya analisis ini bukan bermaksud melegitimasi konsep politik

pendidikml dengan ajaran Islam, akan tetapi lebih ditujukan pada upaya klarifikasi

metodologis dan penelusuran historis yang memicu lahirnya gagasml tersebut dalam

sejarah Islam. Dengan demikian dapat diambil hikmah dml pelajarannya untuk

IS Ibid, h J54

Page 56: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

47

menganalisa dan memperbaiki pemlasalaban-permasalahan pendidikan Islam

kedepan.

Seperti diuraikan di atas, babwa politik pendidikan mernpakan kajian yang

membahas antara kebutuhan politik negara terhadap pendidikan dan sebaliknya

kebutuhan pendidikilll terhadap negara serta aspek-aspek yang mempengaruhi

keduanya. Dimana politik pendidikan adalah usaha-usaha atau kebijakan-kebijakilll

strategis yang dibuat oleh sebuah negara dalam rangka membarlgun dunia pendidikan

yang lebih baik dilll terarah. Tujuill1l1ya adalab menjadikan institusi pendidikan yang

ada dalam masyarakat sebagai alat kekuasaan dalam membentuk sikap dan keyakinan

politik yang dikehendaki. 16 Serta untuk mencegah agar pendidikan dinegara tersebut

tidak menjadi bentuk pelayanan sosiol yang non-produktif dan tidak menimbulkilll

ekses-ekses sosial politik yang berbahaya. 17 Konsep politik pendidikan seCill'a jelas

menandakan pentingnya sebuah pendidikan dan menegaskan bahwa negara harns ikut

terlibat serta mengontrol dalam proses penyelenggaraml pendidikilll. Disini juga

tergambar bahwa politik pendidikan memberikan tekanan terhadap negill'a, dimana

negara harns mempunyai perhatian yang sangat serius terhadap pendidikan. Bila

disimpulkan ada dua yang menjadi substansi konsep politik pendidikan, yakni

pentingnya sebuah pendidikilll dilll perlunya perhatian yang serius terhadap

pendidikan.

16 M. Sirozi, PaUtik Pendidikan;Dinamika Hubungan Antara Kepentingan Kekuasaan danPraktek Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakmta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h 38

17 Kartini Kmtono, Wawasan Politik;Mengenai Sistim Pendidikan Nosfonal, (Bandung:MandaI" Maju: 1990), h.14

Page 57: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

48

Dua hal diatas, jelas-jelas sesuai dengan ajaran Islam, Islam adalah agama

yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital. Bukanlah suatu

kebetulan jika lima ayat pertama yang diwahyukan Allah kepada Muhammad, dalam

surat al-Alaq, dimulai dengan perintah membaca iqra '. Di sanlping itu, pesan-pesan

al-Qur'an dalam hubungal1l1ya dengan pendidikan pun dapat dijumpai dalam berbagai

ayat dan surat dengan aneka ungkapan pernyataan, dan kisah. Lebih khusus lagi, kata

'ilm dan derivasinya digunakan paling dominan dalam al..Qur'an untuk memmjukan

perhatian Islam yang luar biasa terhadap pendidikan. urgensi pendidikan dalam Islam

banyak tersirat dengan jelas dalam salah satu sumber ajarall Islam, yakni hadist

rasulallah. Salah satu hadist-nya berbunyi:

"Tuntutlah llmu dari sejak kamu lahir sampai mati"

Menegaskan kenyataan di atas, pasangan smjana kontemporer, Islamil Raji al ..

Faruqi dan Lois Lamya' al-Fm'uq, membuat pernyataml bahwa, "Islam

mengidentifikasi dirinya sendiri dengml Ilmu. Bagi Islam ilmu adalah syarat dan

sekaligus tujuan bagi agama ini. 18 Hal ini juga diperkuat olah pClldapatnya Drs. Hery

Noer Aly. MA dan Drs. H. Munzier S. MA, yang mcnyatakan bahwa agama Islam

18 Dr. Husni Rahim, Arah Baril Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos, 200 I), h, 4

Page 58: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

49

menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan menyem manusia agar berpikir.

Mereka berdua menanlbahkan bahwa Islam dibangun di atas ihnu dan pengetahuan.

Untuk mendukung argumenya mereka berduajuga mengutip 2 ayat al-qur'an sebagai

berikut:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beralwl. "(0..1'. Ali-Imron, 3:

190)

Katakanlah, "Tul?jukanlah bukti kebenaranmujika kamu adalah orang yang benar"

(Q.s. al-Baqoroh, 2: 111)

Page 59: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

50

Selain itu juga, peradaban Islam sejak awal juga menunjukan prestasi yang

sangat berarti dalam bidang keilmuan dan pendidikan. Pada masa permulaan

penyiaran Islam, nabi Muhammad SAW. sendiri menggunakan pendekatan

pendidikan, bukan pemaksaan. Besamya perhatian Nabi Muhammad terhadap

pendidikan juga terlihat ketika memutuskan pembebasan bagi tahanan perang non-

muslim dengan syarat yang bersangkutan terlebih dahulu mengajarkan baca tulis

kepada orang-orang muslim yang masih buta huruf.

Dalam perkembangan kemudian, masjid yang pada dasarnya berfungsi

sebagai tempat ibadah, justru menjadi tel11pat pendidikan yang l11enonjol pada dua

abad pertama sejarah Islam. Tradisi ini terus berlanjut dan bcrkcl11bang khususnya

pada masa keel11asan peradaban Islam dengan pendirian lembaga-lembaga pendidikan

Islam yang bervariasi mulai dad kuttab, dar al-Hikmah, dar al-11m, bimaristan,

Masjid -khan sal11pai dengan l11adrasah. 19

Perhatian yang serius terhadap pendidikan juga dilakukan para pel11il11pin

Islam, seperti telah dibahas diatas, seperti ketika l11asa Daulah Abbasiyah yang di

pil11pin oleh Khalifah Harun al-Rasid dan puteranya al-Mak'mun, pendidikan Islam

sangat berkel11bang dan l11aju pesat, dikarenakan pada saat itu pel11erintah atau

pemimpin-pemil11pin Islam sangat l11emperhatikan dan konsen tcrhadap pcndidikan.

Jadi dari analisa diatas, bisa dianlbil kesimpulan baI1wa substansi konsep

politik pendidikan mel11pwlyai koherensi dengan konsep Islam. Dil11ana keduanya

19 Dr. H. Maksum, A4adrasah; Sejarah dan Perkembangannya, (JakaI1a: Logos wacana Ilmu,1999), h. 56

Page 60: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

51

menitik beratkan pada pentingnya pendidikan dan perlunya perhatian serius terhadap

pendidikan.

Page 61: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Uraian dan analisa tentang pandangan Islam terhadap politik pendidikan

dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa politik pendidikan secara historis terjadi

dalam sejarah pendidikan Islam, jauh sebelum konsep dan teori politik pendidikan ini

dipopulerkan oleh para tokoh pendidikan kontemporer.

Orientasi politik pendidikan adalah menjadikan pendidikan sebagai fungsi

negara serta menjadikan negara sebagai kontrol terhadap pendidikan. Dimana

pendidikan menjadi kepanjangan tangan negara dalam menjalankan tugasnya, yakni

mencerdaskan kehidupan bangsa demi tercapainya tujuan negara serta negara

berkewajiban membuat sebuah sistem guna menunjang berjalannya proses

pendidikan.

Dalam sejarah pendidikan Islam, orientasi politik pendidikan telihat jelas dari

masa Nabi Muhammad dengan menja<iikan pU~!lt pemerilltahan sebagai pusat

pendidikan. Pada masa Khulafaur Rasyidin dan Bani Umayyah dengan melibatkan

seluruh elemen pemerintahan untuk menyebarkan pendidikan Islam kewilayah­

wilayah yang lebih luas. Sedang ketika pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah

yang di pimpin oleh Khalifah Harun al-Rasid dan puteranya al-Mak'mun. dimana

pada saat itu pemerintah sangat memperhatikan dunia pendidikan. Perhatian ini tidak

Page 62: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

53

hanya sebatas dorongan mori!, tetapi juga keikutsertaan pemerintah dalam

memberikan bantuan materi, pembentukan sistem dan k<lrikllium.

Dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia, para tokoh muslim berjuang

dengan berbagai cara, termasllk lewat jalur politik, dalam rangka memperjllangkan

pendidikan Islam. Sehingga perjuangan ini mencapai klimaksnya, dimana negara

bertanggungjawab dalam mengatur dan menjamin terlaksananya pendidikan Islam.

Keselarasan ini juga tergambar dari substansi politik pendidikan dengan

konsep Islam. Dimana kedllanya sarna-sarna menggangap pentilngnya pendidikan dan

perlunya perhatian yang sangat serius terhadap pendidikan.

Gagasan pentingnya pendidikan dan perlunya perhatian yang serius terhadap

pendidikan ini sangatlah penting untuk kita tegaskan kembali. Karena kita sadar betlll

bahwa tidak semua negara, baik negara Islam maupun bukan.. menganggap penting

sebuah pendidikan dan memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan.

Padahal sudah jelas bahwa pendidikan adalah kunci dari kemajllan dan keberhasilan

sebuah negara.

B. Saran

Setelah mengkaji, menganalisa serta menyimpulkan skripsi ini, penulis tanpa

bermaksud menggangap diri paling tahu atau pintar, penulis mencoba memberikan

saran-saran. Adapun saran-sarannya yaitu :

1. Pendidikan Islam kedepan haruslah mempllnyai visi yang jeJas, kembali

kepada khitah dan tujuan awal diturunkannya agama Islam itu sendiri. Hal ini

Page 63: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

54

bisa dilakukan dengan mernmuskan kembali tujuan pendidikan Islam sesuai

dengan konteks zaman dan kondisi sosial-politik. Sehingga pendidikan Islam

dapat bersaing dengan model pendidikan lainnya.

2. Bernsaha mendialogkan antara gagasan-gagasan pendidikan Islam dengan

gagasan pendidikan kontemporer yang terns berkembang, sebagai upaya

tranformasi gagasan-gagasan pendidikan Islam. sehingga pendidikan Islam

dapat terns menjawab tantangan-tantangan pernbahan.

3. NegaraJpemerintah dan masyarakat secara umum harns sarna-sarna

mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan selta serius

dalam mengembangkannya. Karena pendidikan adalah kunci bagi kemajuan

sebuah negara.

4. Kontrol pemerintah terhadap pelaksanaan pendidikan memang sebuah

keniscayaan, tetapi jangan sampai kontrol tersebut menjadi sesuatu aturan

yang refi·esif, karena hal ini akan membuat dunia pendidikan kaku dan lambat

suntuk berkembang.

Page 64: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

DAFTARPUSTAKA

Abdunasid, Madrasah Nidzamiyah; Study Tentang Hubungan Pendidikan Islam

dan Polilik, Thesis Magister Ilmu Agama Islam, Program Pasca Smjana

lAIN Jakarta, 1997

Arief, Armai (ed.), Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga Pendidikan

Islam Klasik, Baudung; Penerbit Angkasa, 2005.

Arifin, H. M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama (Dilingkungan sekolah dan

Keluarga), (Jakarta: Bulan Bintang, 1978),

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos 1999

Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Distematis, (Yogyakarta: Andi

Offset, 1989)

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara dan Diljen

Lembaga Islam Depag RI, 1992)

Departemen Agama RI (Depag RI), AI-QuI' 'an dan Teljemahannya, (Jakarta:

Yayasml Penyelenggara Terjemah al-Qur'an, 1997

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: Balm Pustaka, 1999)

Ekosusilo, Madyo & Kasihadi, R. B, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar

Publishing, 1987)

Fachrudin, Fuad Muhammad, Pemikiran PoUlik Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya,1986

Page 65: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

56

Freire, Paulo, Politik Pendidikan; Kebudayaan, kekuasaan dan pembebasan,

Yogyakarta: READ & Pustaka Pelajar, 2004.

Indrakusuma, Amier Daien, Penganlar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1988)

Isjwara, F, Penganlar Ilmu PoUlik, Bandung: C.V Binacipta, 1966

Jurnal Didaktika Islamik; Vol. I, No.4, November

Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 032, Tahun ke-7, November 2001

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 041, Tahun ke-9, Maret 2003

Kartono, Kartini, Wawasan PoUlik; Mengenai Sistim Pendidikan Nasional,.

Bandung: MandaI' Maju, 1990

Lembaga PengkajiaIl Kebudayaan Nasional (LPKN), Kamus Besar I1mu

Pengetahuan, (Jakarta: Golo Riwu, 1(97)

Maksum, Dr. H, Madrasah; Sejarah dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos WaCaIla

I1mu, 1(99)

Munandir, H, Ensiklopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001)

Nasution, S, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi aksara, 1995

Nata, Abudin, Filsafi:lt PendidikanIslam, (Jakarta: Logos Wacana I1mu, 1(97)

Noel', DeliaI', Pemikiran Politik di Negri Baral, (Bandung; Mizan, 2000)

Plano, Jack. C. , et aI., Kamus AnaUsa PoUlik, (Jakarta: CV. Rf!jawali, 1(82)

Poerbakawatja, Socgarda & Harahaf, H.A.H, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta;

Gunung Aglmg, 1981

Page 66: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

57

Rosyada, Dede, Prof. Dr. MA, Paradigma Pendidikan Demokrats: Sebuah

PerUbatan Masyarakat dalam Menyelenggarakan Pendidikan. Jakmta;

Kencana, 2004

Salim, Abd. Muin, Konsepsi Kekuasaan PoUtik dalam AI-QuI' 'an, [Disertasi],

(Jakarta: UIN SyarifHidayatullab, 2000

Sholeh, Munawar, PoUtik Pendidikan; Membangul1 Sumber Daya Bangsa dengan

Peningkatan KuaUtas Pendidikan, Jakmta: IPE & Grafindo Khazanah

IImu,2005

Sindhunata, (ed.), Menggagas Paradigma Baru Pendidikan; Demokratisasi

Otonomi, Civil Society, GlobUsasi, Yogyakalta;Kanisim,,2000.

Sirozi, Muhammad, PoUtik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: Peran Tokoh­

Tokoh Islam Dalam Penyusunan UU No. 2/1989, Jakarta; INIS, 2004

________, PoUtik Pendidikan; Dinamilw Hubungan Antara Kepentingan

Kekuasaan dan Praktek Penyelenggaraan Pendidikan, Jakmta: PT raja

Grafindo, Jakmta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Suwito, Prof. MA [et.a!.], Sejarah Sosial PendidikianIslam, (Jakarta: Kencana, 2005)

Syafi'ie, Inn Kencana, al-Qur 'an dan Ilmu PoUtik, Jakarta: PT Rineka Cipta,

1996

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Kapila Selekta; Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan,

(Malang: IKIP Malang, 1981)

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1988)

Page 67: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

Uhbiyati, Nur, Dra. Hj, Ilmu Pendidikan!slam, (Bandung; Pustaka Setia, 1998)

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan!slam, Jakarta: Mutiara, 1966

Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan!slam, Jakarta, Bumi Aksara, 1997

58

Page 68: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

Jakarta, 03 Oktober 2006

Kepada Yth;

Ketua Jurusan PAl

Fakultas lImu Tarb~\"{1h dan Kegul'uan

UlN Syal'ijHidayallillah Jakarta

Assalmu' alaikurr. \\' r. \VB..

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

: Ahmad Dedi lvluhdi

: 101011013538

: IX I Sembi Ian)

: Pendidikan Agama Islam

: Ilmu Tarbi\ah & Keguruan

: I (satu) Berkas

: Pengajuari Proposal Skripsi

Fakultas

Semester

NIM

Nama

Jurusan

Lampiran

Perihal

lvlengajukan judul unruk penulisan Skripsi dcngan judul "Pandangan Islam Tentang

Politik Pendidikan: Perspektif Historis", Sebagai bahan pcrtimbangan, berikut ini

saya lanlpirkan proposal skripsi (lermasuk out line).

Demikianlah proposal judul ini saya sal11paikan, semoga bapak/ibu l11enyetujuinya.

Wpssalamu alaikul11.\\'r. \\'b,

Dosen Seminar Skrif'i, Pemohcn.

Dr~~~"ill', 150 170330

_Ah mad Dedv i\'luhdii\lVl: 1020 II ,,23538

\!c!:t",:tahui.Dosen Fen",ehal Akac!emik

{~rI),'s ..'eni Zikri 15k,., \-1.1'5i

,I P. J 50275290

Page 69: rrI fJ/}-/ITrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18213/1/AHMAD... · Sejarah peradaban Islam banyak ditandai oleh kesungguhan para ulama dan umara memperhatikan persoalan

DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM WEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Tclp. : (62-21) 7443328. 7401925. Fax. (62·21) 7443.J28

la Nomor 95, CipUt3t 15412, Indonesia- Email : [email protected] _..

NomorLamp.H a I

: ETITL.02.11 lX 12006: Ahstraksi/Oullil1e: BIMBINGAN SKRIl'SI

Kepada Yth.Prof. Dr. Rosyada, MADosen Fakultas Jlmu Tarbiyah dan KeguruanU1N SyarifJ-Jidayatullah Jakarta

Assalal1lll 'alaiklllll ".,.. 1\'b.

Jakm1a, 10 Oktober 2006

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untl.lk menjadi Pembimbing IIJJ(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama : Ahmad Dedi Muhdi

NIM :102011023538

Jurlisan/Prodi PAl

Semester IX

Judul skripsiHistoris ",

"Pwulal1gal1 Islalll Terhadap Polztik Pel1didikal1; Perspektif

Judul tersebut telah disetujui oleh Jllrusan yang bersangkutan pacla tanggal 09Oktober 2006 clengan abstraksi/outline sebagaimana terlampir.

I?imbingan dih~rapkan selesai clalam waktu 6 (enam) bulan clan clapal cEpe,qJanjanglagi selama (, bulan berikutl1\·a.

Atas pcrhatian Saudara, kami ucapkan tcrima kasih,

Wassalalllll'alaikulII "'I',ll'b,

?JJlbusall:Dekan FITKKelua Jurllsan ybs.Nfahasis\\'(l yang bcrsangkutaJl.