rpp reformasi gereja

9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekjolah : SMA YASIHA Gubug Nama Guru : Sarinah, S.Pd Kelas / Semester : XI / 1 Mata Pelajaran : Sejarah ( Peminatan ) Materi Pokok : Peristiwa di Eropa yang Berpengaruh terhadap kehidupan Manusia Sub Materi Pokok : Reformasi Gereja Pertemuan Ke : ...... Alokasi Waktu : 4 X 45 menit ( 180 menit ) A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1.2. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. 2.1. Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3.3. Menganalisis keterkaitan antara pemikiran dan peristiwa Reformasi Gereja 3.3.1. Menyajikan informasi mengenai lahirnya Reformasi Gereja 3.3.2. Menerapkan sikap kritis terhadap segala bentuk perubahan 3.3.3. Menjelaskan keterkaitan antara pemikiran dan peristiwa Reformasi Gereja 4.3. Membuat karya tulis tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa di Eropa tentang Reformasi Gereja 4.3.1. Membuat karya tulis hasil analisis tentang Reformasi Gereja

Upload: ressa-jokamers

Post on 23-Jul-2015

77 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rpp reformasi gereja

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Nama Sekjolah : SMA YASIHA Gubug

Nama Guru : Sarinah, S.Pd

Kelas / Semester : XI / 1

Mata Pelajaran : Sejarah ( Peminatan )

Materi Pokok : Peristiwa di Eropa yang Berpengaruh terhadap kehidupan Manusia

Sub Materi Pokok : Reformasi Gereja

Pertemuan Ke : ......

Alokasi Waktu : 4 X 45 menit ( 180 menit )

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia

Tuhan Yang Maha Esa.

2.1. Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli, santun, cinta

damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

3.3. Menganalisis keterkaitan antara pemikiran dan peristiwa Reformasi Gereja

3.3.1. Menyajikan informasi mengenai lahirnya Reformasi Gereja

3.3.2. Menerapkan sikap kritis terhadap segala bentuk perubahan

3.3.3. Menjelaskan keterkaitan antara pemikiran dan peristiwa Reformasi Gereja

4.3. Membuat karya tulis tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa di Eropa tentang

Reformasi Gereja

4.3.1. Membuat karya tulis hasil analisis tentang Reformasi Gereja

Page 2: Rpp reformasi gereja

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui membaca buku teks siswa dapat menginventarisir sebab-sebab lahirnya

Reformasi Gereja

2. Melalui telaah buku sejarah pegangan siswa, siswa dapat membandingkan keadaan

masyarakat Eropa sebelum dan sesudah Reformasi Reformasi

3. Melalui browsing internet tentang Reformasi Gereja siswa dapat memperoleh

informasi tentang dampak Reformasi Gereja terhadap kehidupan bangsa Indonesia

dan bangsa lain di dunia.

4. Melalui pengumpulan data dan informasi dari bacaan dan sumber-sumber lainnya

siswa dapat membuat karya tulis tentang Reformasi Gereja.

D. Materi Ajar

1. Fakta

2. Konsep

3. Prinsip

4. Prosewdur

A. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : Diskusi, penugasan

Pendekatan Pembelajaran : Scientific

Model Pembelajaran : Problem Based Learning

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Abstraksi waktu

1. Pendahuluan Memberikan salam

Menanyakan kepada siswa kesiapan dan

kenyamanan untuk belajar

Menanyakan kehadiran siswa

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin

doa

Perkenalan siswa dilanjutkan perkenalan oleh

guru

Memberikan motivasi

Menyampaikan sub materi pokok tentang

Reformasi Gereja

Siswa dibagi dalam kelompok diskusi yang

masing-masing beranggotakan 4 orang

10 menit

2. Inti Mengamati :

Menayangkan gambar tentang tokoh-tokoh Reformasi gereja

Siswa membaca materi dan browsing internet

tentang Reformasi Gereja Menanya :

Peserta didik termotivasi untuk menanyakan sesuatu trentang hasil pengamatan

Mengeksplorasi :

60 menit

Page 3: Rpp reformasi gereja

Peserta didik dibagi dalam 8 kelompok : Kel 1 dan 5 : membahas kehidupan kaum gereja

Kel 2 dan 6 : membahas penyebab munculnya reformasi gereja Kel 3 dan 7 : membahas peranan para tokoh

reformis Kel 4 dan 8 : membahas hasil reformasi gereja

Mengasosiasi :

Peserta didik diberi kartu yang berisi masalah

untuk di pecahkan sesuai dengan hasil undian dari kelompoknya

Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok

Mengkomunikasikan :

Semua anggota mengungkapkan pendapat ide dan tanggapan secara bebas

1. Penutup Siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran dengan dibantu guru

Evaluasi untuk mengukur ketercapian pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

Siswa membuat Karya Tulis dengan tema Reformasi Gereja

Menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang

Kegiatan di_akhiri dengan salam

20 menit

C. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan :

a. Power point

b. LCD

c. Kartu Pembelajaran

2. Sumber Belajar :

Kemendikbud, 2014, Sejarah Peminatan Kelas XI, ....................., Jakarta

Buku lain yang relevan D. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Teknik :

a. Tes

b. Non Tes

2. Bentuk :

a. Tertulis

b. Penilaian Kinerja

3. Instrumen

a. Test tertulis

Soal :

1. Tunjukkan 4 perbedaan ciri masyarakat Abad Gelap dan Reformasi Gereja!

2. Sebutkan 4 sebab lahirnya Reformasi Gereja!

3. Sebutkan 4 tokoh Reformasi Gereja!

Page 4: Rpp reformasi gereja

4. Apa saja pelajaran yang dapat kita peroleh dari Reformasi Gereja!

b. Lembar Observasi

Rubrik kegiatan Diskusi

No. Nama Siswa

A s p e k P e n g a m a t a n

Jumlah Skor

Nilai Ket Kerja sama

Meng- komunika sikan pen-

dapat

Toleransi

Keaktifan

Menghargai pendapat

teman

1

2

3

dst

Keterangan Skor :

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria

4 = Baik Sekali

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 79 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = ‹ 60 : Kurang

2. Kunci Soal dan Pedoman Penskoran

a. Test tertulis :

Skor Penilaian Tes Tertulis No. Soal Skor Maksimal

1 3

2 3

3 4

Jml Skor Maksimal 10

Kunci Jawaban :

1.

Aba

Abad Gelap Reformasi Gereja - bersifat surgawi - Tidak bebas berfikir - Status tertinggi rohaniawan

- bersifat duniawi - kembali bebas berpikir - status tertinggi ahli pikir

NA = Jumlah Skor Maksimal x 10

= 10 x 10

= 100

Keterangan:

NA : Nilai Akhir

Page 5: Rpp reformasi gereja

- Semboyan momento mori

- semboyan Carpe dien

2. a. Adanya krisis kewibawaan

b. Adanya krisis Rohani dan semangat

c. Usaha Pembaharuan Gereja

d.Pembaharuan Gereja

3. a. Martin Luther

b. Jean Calvin

c. Ulrich Zwingli

d. King Henry VIII

4. a. Mengoreksi terjadinya bentuk penyimpangan

b. Bersikap kritis

c. Semangat melakukan perubahan

d. Menggunakan kebebasan demi kebaikan

Mengetahui, Gubug, 12 Juli 2014

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. H.Syafi’i Sarinah.S.Pd

Page 6: Rpp reformasi gereja

I. REFORMASI GEREJA

Sepanjang paruh kedua abad ke-15 gagasan renaissans yang muncul di Italia menyebar ke

negara-negara Eropa lainnya. Di Eropa utara gagasan renaissans mulai menyentuh agama

Kristen dan disebut dengan Kristen humanisme. Tujuan utama dari Kristen humanisme ialah

melakukan reformasi terhadap agama Kristen. Para humanis Kristen meyakini kemampuan

manusia untuk berpikir secara rasional dan memperbaiki kehidupan mereka sendiri melalui

pendidikan. Menurut mereka untuk mengubah masyarakat pertama-tama mereka harus

mengubah manusia yang membentuk masyarakat tersebut.

Tokoh humanis Kristen yang paling terkemuka adalah seorang cendikiawan Belanda

yang bernama Desiderius Erasmus (1466-1536). Tokoh ini ialah orang yang merumuskan dan

mempopulerkan program reformasi kaum humanis Kristen. Erasmus menyebut konsepsinya

tentang agama sebagai Filsafat Kristen. Dalam konsepsinya ia menyatakan bahwa

kekristenan hendaknya menjadi panduan kehidupan sehari-hari dan bukannya sistem

kepercayaan dan praktek keagamaan dogmatis yang diterapkan oleh gereja pada abad

pertengahan. Dengan konsepsinya itu Erasmus dianggap oleh para sejarawan sebagai seorang

yang menyiapkan jalan menuju ke arah reformasi gereja.

Masalah utama yang melanda gereja di akhir abad pertengahan dan berpuncak di abad

ke-15 adalah korupsi. Antara tahun 1450 sampai 1520, beberapa orang paus yang menjadi

pimpinan gereja gagal untuk memenuhi harapan umat Kristen yang telah menerima oleh

gagasan-gagasan renaissans. Para paus seharusnya merupakan pemimpin spiritual gereja

Katolik, tetapi sebagai pemimin tertinggi gereja mereka terlalu banyak terlibat dalam urusan-

urusan duniawi. Para petinggi gereja terlalu banyak mengurusi masalah uang dan

menggunakan kedudukan mereka di gereja untuk mencapai kedudukan yang mereka inginkan

dan mengakumulasi kekayaan. Lebih jauh lagi, banyak diantara para pendeta yang

mengabaikan urusan keagamaan.

Sementara para pemimpin gereja gagal untuk menjalankan kewajiban mereka,

masyarakat mulai mempertanyakan peran dan makna gereja dalam kehidupan mereka. Gereja

meminta bukan hanya kepatuhan spritual namun juga kepatuhan sosial, ekonomi, politik atau

secara ringkas kepatuhan total. Pajak yang dipungut sendiri secara langsung dari masyarakat

menyebabkan gereja menjadi semakin kaya. Salah satu sumber kekayaan gereja yang

kemudian menyebabkan terjadinya sengketa besar dengan masyrakat adalah indulgensi. Apa

yang dimaksud dengan indulgensi adalah peniadaan hukuman akibat dosa. Indulgensi dapat

dilakukan oleh gereja dan sebagai imbalannya orang yang bertobat memberikan sumbangan

uang tunai kepada gereja.

Dalam agama Kristen pengampunan Tuhan terhadap dosa tergantung pada

pengakuan, penyesalan, dan denda dosa. Pada abad pertengahan bentuk dari denda dosa

sangat berat. Bentuk-bentuk dari denda dosa itu antara lain seperti: berpuasa selama tujuh

tahun dengan hanya makan roti dan minum air atau melakukan perjalanan ziarah yang jauh

serta berat. Seiring dengan perjalanan waktu indulgensi telah berkembang menjadi alat

pengganti, yaitu dengan menyerahkan sejumlah uang sebagai pengganti pelaksanaan

perbuatan yang seharusnya menjadi denda dosa. Gagasan yang mendasari indulgensi berasal

dari gagasan hukum masyarakat Jermania yang menyatakan bahwa hukumman badan bagi

tindak kejahatan dapat diganti dengan bayaran uang. Namun karena uang dan indulgensi

kemudian tercampur baur maka mulai terjadi penyelewengan. Masyarakat biasa beranggapan

bahwa dosa-dosa mereka bisa diampuni dengan cara membayar dengan uang. Akibat dari

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: Rpp reformasi gereja

penyelahgunaan indulgensi lembaga gereja menjadi semakin kaya. Para pimpinnan dan

petinggi gereja terdorong untuk melakukan korupsi. Kekayan gereja dan para pengurusnya

menyebabkan masyarakat beranggapan intitusi gereja sebagai lembaga yang membiarkan

tindak korupsi.

Martin Luther adalah searang pendeta dan profesor di Universitas Wittenberg di

Jerman. Sebagai profesor ia memberi kuliah tentang Alkitab. Kemungkinan suatu ketika

diantara tahun 1513 dan 1516, melalui kajiannya terhadap Alkitab, ia sampai kepada jawaban

terhadap permasalahan “jaminan keselamatan” yang telah menjadi bahan pemikirannya sejak

ia memutuskan diri untuk mejadi pendeta. Ajaran agama Katolik menyatakan bahwa

keimanan dan amal ibadah diperlukan oleh seorang kristiani untuk mendapat penyelamatan

individu. Dalam pemikiran Martin Luther, manusia adalah mahluk yang lemah dan tidak

memiliki kekuatan di hadapan Tuhan yang maha kuasa. Manusia tidak akan pernah dapat

melakukan amal ibadah yang cukup untuk mendapat penyelamatan. Melalui kajiannya

terhadap Alkitab, Luther sampai pada kesimpulan bahwa manusia tidak akan mendapat

penyelamatan melalui amal ibadah tetapi penyelamatan akan diperoleh justru melalui

keimanan terhadap janji Tuhan yang menjadi mungkin karena pengorbanan Yesus ketika ia

disalib. Doktrin penyelamatan melalui keimanan menjadi doktrin utama dalam gerakan

reformasi gereja. Karena Luther sampai kepada doktrin ini melalui kajiannya terhadap

Alkitab, maka Alkitab bagi Luther, sebagaimana umat Protestan lainnya, menjadi panduan

utama menuju kebenaran relijius.

Dalam pandangan Martin Luther, dirinya bukanlah seorang pemberontak gereja

Katolik. Namun ia sangat kecewa dengan meluasnya praktek jual beli indulgensi. Apa yang

menyebabkannya menjadi sangat marah adalah tindakan Pendeta Johan Tetzel yang

memaksakan indulgensi dengan slogan “Segera begitu koin yang dimasukkan ke kotak uang

bergemerincing, maka jiwa akan bangkit dari neraka”. Kemarahan yang begitu besar

menyebabkan Martin Luther pada tahun 1517 mengumumkan 95 tesis mengenai indulgensi.

Tesis-tesis Luther ditulis pada selembar poster yang kemudian ditempelkan dengan paku ke

pintu utara gereja istana Frederik di Wittenberg. Kejadian ini terjadi pada tanggal 31 Oktober

1517 dan menandai dimulainya gerakan reformasi gereja.

Beberapa bagian dari tesis tersebut berisikan pernyataan dan beberapa lainnya adalah

pertanyaan. Menurut Luther dalam tesis-tesinya; orang yang bertobat tidak akan mengemis

untuk meminta hukuman dosanya dihapus, tetapi akan menyambutnya dengan senang hati

sperti yang dilakukan oleh Kristus dahulu. Masih menurut Luther, baik Paus ataupun

siapapun tidaklah berwenang untuk melakukan poenghapusan dosa. Karena itu menurutnya

para penjaja indulgensi telah menipu banyak orang. Masyarakat umum yang tidak berminat

kepada perdebatan teologi sangat tertarik kepada argumen-argumen Martin Luther yang

membumi. Bagi mereka Luther telah menyentuh masalah yang peka dengan cara yang sangat

telak dan tepat sasaran. Apa yang dikemukakan Luther di dalam tesis-tesisnya dengan tepat

mewakili segala keluhan masyarakat yang selama ini terpendam terhadap gereja. Segera

setelah pengumuman 95 tesis Luther, ribuan salinan dari tesis-tesis tersebut tersebar ke

seluruh Eropa. Meskipun aslinya ditulis dalam bahasa latin, tetapi tesis-tesis Luther segera

diterjemahkan ke bahasa Jerman.

Pendapat Luther melalui pamfletnya mendapat reaksi keras dari gereja. Pada bulan

Januari 1521 gereja menghukum Luther dengan melakukan ekskomuni atau melakukan

pengucilan terhadapnya. Dalam beberapa tahun kemudian gerakan keagamaan yang

dicetuskan oleh Luther menjelma menjadi revolusi. Luther mendapatkan dukungan dari

banyak pemimpin Jerman. Para pemimpin pendukung Luther ini segera mengambil alih

kepemimpinan gereja yang ada di wilayah kekuasaan mereka. Gereja Lutheran di Jerman

Page 8: Rpp reformasi gereja

(dan kemudian juga di Skandinavia) kemudian menjadi gereja negara dimana negara

menjalankan fungsi sebagai pengawas kegiatan gereja. Sebagai bagian dari perkembangan

gereja yang diawasi oleh negara, Luther memperkenalkan pelayanan keagamaan untuk

menggantikan pelayanan yang diberikan oleh gereja Katolik. Pelayanan keagamaan yang

diperkenalkan oleh Luther terfokus pada pembacaan Alkitab, penyampaian firman-firman

tuhan, dan lagu-lagu.

Gerakan keagamaan yang dipelopori oleh Luther dikenal dengan sebutan reformasi

gereja. Gerakan ini memunculkan agama Kristen Protestan. Sejak awal regormasi gereja telah

terkait dengan masalah-masalah politik. Pada tahun 1519 Charles I, raja Spanyol, terpilih

menjadi kaisar kekaisaran Romawi Suci (The Holly Roman Empire) dengan gelar Charles V.

Secara politik kaisar baru menginginkan seluruh wilayah kekaisarannya tetap berada di

bawah kekuasaannya. Secara keagamaan ia berharap untuk dapat menjaga kesatuan di

kekaisarannya dengan agama Katolik. Namun sayangnya situasi politik dan keagamaan di

kekaisaran Romawi Suci tidak sepenuhnya berada di bawah kendali Charles. Meskipun

seluruh negara-negara di Jerman loyal kepada kaisar, namun sejak abad pertengahan negara-

negara kecil ini secara relatif telah menikmati independensi dari kekuasaan kekaisaran.

Pada tahun 1546 Kaisar Charles V membawa pasukan memasuki Jerman untuk

menertibkan kondisi di sana. Pada saat itu gerakan Martin Luther telah diterima luas di

Jerman dan para penguasa Jerman telah siap menghadapi pasukan kekaisaran Romawi Suci.

Para penguasa Jerman pada akhirnya mampu mempertahankan independensinya dari

kekaisaran. Perang keagamaan di Jerman berakhir pada tahun 1555 dengan ditandatanginya

perjanjian Augsburg. Melalui perjanjian itu, pembagian agama Kristen secara formal diakui.

Negara-negara penganut Lutheran memiliki hak-hak yang sama dengan negara-negara

Katolik. Dengan adanya perjanjian Augsburg, apa yang pernah dikuatirkan oleh orang-orang

Kristen Eropa sekarang benar-benar terjadi. Sejak itu kesatuan agama Kristen yang ideal

telah hilang untuk selamanya. Perkembangan yang cepat dari agama Kristen Protestan

membuat hal ini menjadi suatu kepastian.

Empat tokoh Reformasi Gereja :

Martin Luther Jean Calvin Ulrich Zwingli King Henry VIII

Page 9: Rpp reformasi gereja

M L J K

U Z R H