gereja-gereja kristen jawa klasis jakarta bagian …

6
GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN TIMUR d/a GKJ Tanjung Priok, Jl. Cilincing Raya No. 50 Jakarta Utara 14120 E-mail: [email protected] Nomor : 019/Bapelklas-XVIII/JBT/III/2021 Hal : Permohonan menjadi Narasumber Seminar Ibadah dalam Masa Pandemi Lampiran : - Kepada Yang Terhormat Pdt. Ester Pudjo Widiasih, Ph.D Di Tempat Salam Sejahtera dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus, Badan Pelaksana XVIII GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur melalui Bidang PWG non Kategorial bermasksud memohon kesediaan Pdt. Ester Pudjo Widiasih, Ph.D untuk menjadi nara sumber pada acara seminar dengan tema “Ibadah dalam masa Pandemi”. Kegiatan akan diselenggarakan pada: Hari, Tanggal : Sabtu, 27 Maret 2021 Waktu : pkl. 17.00 – 19.00 Tempat/fasilitas : Zoom Meeting Meeting ID: 846 9283 3191 Passcode: ibadah Peserta : Setiap gereja dimohon mengutus 7 (tujuh) orang terdiri dari anggota Majelis, Komisi Peribadatan dan Ministerium Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita. Jakarta, 2 Maret 2021 Teriring Salam dan Doa Badan Pelaksana Klasis XVIII GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur Pnt. Haryanto Pnt. Arianto Wisnu Triyatno Ketua Sekretaris

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN …

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN TIMUR

d/a GKJ Tanjung Priok, Jl. Cilincing Raya No. 50 Jakarta Utara 14120 E-mail: [email protected]

Nomor : 019/Bapelklas-XVIII/JBT/III/2021 Hal : Permohonan menjadi Narasumber Seminar Ibadah dalam Masa Pandemi Lampiran : - Kepada Yang Terhormat Pdt. Ester Pudjo Widiasih, Ph.D Di Tempat Salam Sejahtera dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus,

Badan Pelaksana XVIII GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur melalui Bidang PWG non Kategorial bermasksud memohon kesediaan Pdt. Ester Pudjo Widiasih, Ph.D untuk menjadi nara sumber pada acara seminar dengan tema “Ibadah dalam masa Pandemi”. Kegiatan akan diselenggarakan pada:

Hari, Tanggal : Sabtu, 27 Maret 2021 Waktu : pkl. 17.00 – 19.00 Tempat/fasilitas : Zoom Meeting Meeting ID: 846 9283 3191 Passcode: ibadah Peserta : Setiap gereja dimohon mengutus 7 (tujuh) orang terdiri dari anggota

Majelis, Komisi Peribadatan dan Ministerium

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita.

Jakarta, 2 Maret 2021 Teriring Salam dan Doa

Badan Pelaksana Klasis XVIII GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur

Pnt. Haryanto Pnt. Arianto Wisnu Triyatno Ketua Sekretaris

Page 2: GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN …

Laporan Kegiatan sebagai Pembicara pada“Seminar Ibadah dalam Masa Pandemi”

1. Saya diundang oleh Badan Pelaksana XVIII GKJ Jakarta Bagian Timur menjadinara sumber Seminar Ibadah dalam Masa Pandemi.”

2. Dalam kesempatan tersebut, saya membawakan sebuah makalah berjudul“Ibadah dalam Masa Pandemi. Oleh karena para peserta telah melaksanakanibadah selama masa pandemi ini dan memiliki pengalaman yang cukup kaya,saya mempersilakan peserta seminar untuk berdiskusi dan membagikanpengalaman mereka di kelompok-kelompok kecil (break-out room).

3. Peserta yang mengikuti seminar ini adalah anggota gereja-gereja Kristen Jawayang tergabung dalam klasis Jakarta bagian Timur yang biasa menyiapkan danmengkoordinir ibadah. Ada sekitar 25 orang yang terlibat dalam seminar ini.

4. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 27 Maret 2021 melalui Zoom.5. Terlampir adalah undangan dan makalah ceramah.

Jakarta, 25 Agustus 2021

Ester Pudjo Widiasih, Ph. D.

Page 3: GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN …

SEMINARGKJ Klasis Jakarta Bagian Timur Sabtu, 27 Maret 2021

Ibadah dalam Masa PandemiOleh: Ester Pudjo Widiasih, Ph.D.Ibadah merupakan waktu perjumpaan antara Allah dengan umat-Nya.Perjumpaan dengan Allab itu membuat waktu saat itu menjadi khusus, yang di sisi lainkita pun memilih waktu khusus untuk menjumpai Allah. Bagaimana bisa kitamenjumpai Allah yang menjadikan langit sebagai takhta-Nya dan bumi sebagaitumpuan kaki-Nya (Yes. 66: 1)? Kitab suci kita mencatat bahwa Allah memerintahkanBezaleel dan Aholiab untuk untuk membuat berbagai kemah suci dan berbagai perkakasyang menyimbolkan kehadiran-Nya (Kel. 25—40). Itu berarti perjumpaan dengan Allahpun terjadi di tempat-tempat khusus dan melalui benda-benda khusus yangmenyimbolkan Allah.Perjumpaan itu pun adalah komunikasi antara Allah dan umat-Nya. Kitab sucijelas mencatat bahwa Allah hadir melalui simbol-simbol suci dan umat-Nya meresponssapaan Allah dalam hadirat-Nya yang ajaib itu. Contoh terbaik dapat kita lihat padaperistiwa pentahbisan Bait Suci yang dicatat dalam 1 Raja-raja 8. Allah menyapa umattatkala hadirat-Nya memenuhi Bait Suci seusai Tabut Perjanjian dibawa masuk. Salomokemudian kemudian meresponsnya dengan mengingat Firman Allah dan menaikkandoa. Seluruh umat Israel kemudian menaikkan puji-pujian kepada Allah danmempersembahkan korban. Di situ kita belajar bahwa ibadah sebagai saat kitaberjumpa dengan Allah merupakan sebuah komunikasi dua arah. Kini, jika kitamerefleksikan ibadah virtual yang kita gelar selama masa pandemi, patutkah evaluasiibadah tersebut didasarkan pada jumlah like, dislike, atau viewers yang dicatat youtube?Sebuah komunikasi pasti membutuhkan interaksi dari semua pihak, tidak hanyasearah. Ibadah sebagai komunikasi memutlakkan adanya aksi komunal yang terjadi,seperti bernyanyi atau berdoa. Johannes Ludwig Chrisostomus Abineno pernahmengritik penyalahgunaan paduan suara dalam gereja yang membuat jemaat menjadibisu dalam ibadah (Abineno 2015, 109—11). Di situ juga umat saling menyapa satusama lain karena mereka tidak menghadap Allah sendirian, melainkan sebagai satuperhimpunan jemaat Allah. Untuk mempermudah, kita dapat mengimajinasikan ibadah

Page 4: GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN …

2

sebagai sebuah arena, alih-alih teater. Di dalam arena, kita semua terlibat aktif danmempunyai peran; berbeda dengan teater yang kita cukup bertepuk tangan mengagumipentas yang ditonton. Di dalam ibadah itulah, umat di masa kini menunjukkanpersekutuannya dengan umat di masa lalu melalui ikrar pengakuan iman. Di titik inilahkita patut merenung, apakah ibadah daring yang kita helat telah menjangkau danmempersatukan umat? Atau dapat meminggirkan mereka yang tidak mendapat aksesteknologi digital? Selain itu, apakah hanya ibadah Minggu yang dapat kita gelar secaradaring sebagai bentuk pemeliharaan iman dengan bantuan teknologi digital? Adakahbentuk pemeliharan lain berbasis teknologi digital yang dapat menjangkau seluruhumat dan mempersekutukan satu dengan yang lain?Ada satu sisi yang kerap kita lupakan dalam ibadah, sisi sosial. Gereja bukanlahpersekutuan rahasia yang dikumpulkan Allah untuk membedakannya dengan kumpulanmanusia yang lain. Sebaliknya, gereja diutus oleh Allah ke dalam dunia. Matius mencatatbahwa gereja harus pergi ke seluruh dunia, menjadikan seluruh bangsa murid Kristus,membaptis mereka dalam nama Allah Tritunggal, dan mengajarkan seluruh bangsasegala sesuatu yang diajarkan kepada Kristus (Mat. 28: 19—20). Markus secara ringkasmencatat bahwa gereja harus memberitakan Injil kepada seluruh makhluk (Mrk. 16:15). Lukas mencatat bahwa gereja mesti menjadi saksi Kristus kepada seluruh bangsahingga ke ujung bumi (Luk. 24: 47—48; Kis. 1: 8). Yohanes mencatat teladan pelayananYesus yang menerobos sekat-sekat budaya dan sejarah (Yoh. 4). Kini, apakah visi danmisi gereja Anda? Bagaimana cara visi dan misi itu diungkapkan dalam ibadah?Bagaimana cara ibadah Minggu dan pelayanan lain yang dimediasi teknologi digitaldapat secara efektif menjadi dorongan bagi umat untuk mewujudkan misi Allah (jugagereja)? Apakah ibadah (dan bentuk pelayanan lainnya) melalui mediasi media digitalakan diteruskan pada pasca-pandemi untuk menciptakan pelayanan yang hybrid(kepada anggota jemaat dan non-anggota jemaat)?Kini kita menyoroti sisi yang kerap menjadi bahan perdebatan, sisi ritual. Diantara kita mungkin pernah atau kerap mendengar pernyataan dan pertanyaan berikutdi konsistori, “Seharusnya pendeta itu menjabat tangan penatua ketika penyerahanAlkitab,” “Kenapa gereja X gak pake stola yaa?” “Adven itu harusnya biru, bukan ungu!Kayak orang berduka aja.” Dan masih banyak lagi. Pertanyaan mendasar yangseharusnya wajib kita tanyakan pada sebuah bentuk ritual adalah apa tujuan ritual

tersebut dilaksanakan? Jangan sampai kita sekadar mempraktikkan warisan leluhur

Page 5: GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN …

3

tetapi kehilangan maknanya. Selanjutnya, kita berfokus pada elemen ritual yangmeliputi (1) aktor, (2) aksi, (3) waktu, (4) tempat, (5) objek, (6) bahasa—mencakupjuga musik dan perkataan—dan (7) kronologi jalannya ritual. Sebuah komentar perludiperhatikan di sini, sejauh mana ibadah kita melibatkan tubuh? Benarkah jika ibadahdaring membatasi penggunaan tubuh dalam ibadah? Bagaimana dengan tubuh yangternyatakan melalui media daring, khususnya pelayanan sakramen perjamuan?Ibadah yang baik adalah ibadah yang efektif. Ibadah yang merupakankomunikasi Allah dan umat-Nya. Ibadah yang mencakup sisi sosial dan sisi ritual. Kitapatut bertanya efek apa yang diharapkan terjadi selama dan setelah ibadat?Perancangan ibadah yang efektif juga memperhatikan bacaan Alkitab, tema ibadah, visidan misi gereja, dan program jemaat/klasis/sinode. Di situlah imajinasi perancangibadah dituntut untuk bekerja seturut bimbingan Roh Kudus. Khususnya dalam sisiritual, perancang ibadah mesti bertanya strategi apa yang dapat dijalankan untukmendapatkan hasil dan efek yang diinginkan?Beberapa pertanyaan berikut ini dapat menjadi panduan untuk melaksanakanibadah dengan mediasi teknologi digital yang dilakukan selama pandemi.1. Memakai platform teknologi digital. Platform apa yang dipilih?2. Apakah sinkronus (Zoom, GoogleMeet), apakah asinkronus (YT, FB), apakahkeduanya (YT livestreaming dengan live chat), Zoom dengan di-livestreaming di YT/FB?3. Apakah hanya ibadah dengan mediasi teknologi digital yang harus singkatdan padat?4. Apakah ibadah harus casual? Atau, justru tetap memperlihatkan“keagungan” dan “misteri”?5. Apakah kehidupan peribadahan jemaat hanya dipusatkan pada satu hariatau beberapa hari? Jika beberapa hari, mungkin salah satu hari bisadipusatkan pada suatu elemen ibadah tertentu, misalnya khotbah pada hariRabu, nyanyi dan doa pada hari Minggu? Pelayanan via digital 24 jam?6. Bagaimana menyelaraskan ketegangan antara aspek tradisional dankreativitas kontekstual (media digital)?. Apakah sesuatu yang dilakukandalam ibadah efektif? Bagaimana tujuan dan hasil ibadah dicapai?7. Bagaimana memaksimalkan teknologi digital sebagai media beribadah?

Page 6: GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN …

4

8. Bagaimana cara menyemimbangkan antara high production dan active

participation?Sementara itu, beberapa saran penutup:1. Don’t watch, worship! (transactional vs covenantal)2. Sing out loud3. Move your body4. Don’t multitask5. Take notes6. Worship as a family (when possible)7. Don’t neglect your spiritual health.8. Participate in other forms of church fellowship.Sebagai bahan diskusi, beberapa pertanyaan yang kita percakapkan.1. Bagikan pengalaman peribadahan gereja Anda dan pengalaman pribadi Andadalam beribadah selama masa pandemi.2. Bagikan pengalaman Anda menyiapkan ibadah (online dan onsite) selamamasa pandemi. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan untukmenjadikan ibadah efektif?3. Menurut pengalaman dan imajinasi Anda, bagaimanakah menjadikan ibadahsebagai wadah dan pendorong perwujudan misi Allah (juga gereja)?4. Apa sajakah yang dilakukan oleh gereja Anda dalam mengupayakanpemeliharaan iman anggota jemaat selama masa pandemi?5. Apa yang sudah dilakukan oleh gereja Anda untuk mengedukasi wargajemaat mengenai beribadah dengan mediasi teknologi digital?

AcuanAbineno, J. L. Ch., 2015. Unsur-unsur liturgia yang dipakai gereja-gereja di Indonesia.Jakarta: BPK Gunung Mulia.