rpjmd 2012-2017 diy

529
DRAFT RAPERDA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH ( R P J M D ) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2012 - 2017 29 April 2013

Upload: adi-risza-rosadi

Post on 19-Nov-2015

591 views

Category:

Documents


128 download

DESCRIPTION

Draft RPJMD DIY yang akan di jadikan RPJMD DIY tahun 2012-2017

TRANSCRIPT

  • DRAFT RAPERDA

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

    ( R P J M D )

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    TAHUN 2012 - 2017

    29 April 2013

  • 1

    GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    NOMOR TAHUN 2013

    TENTANG

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

    TAHUN 2012 - 2017

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

    Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam

    mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan

    daerah sesuai dengan visi, misi Gubernur, perlu

    disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang;

    b. bahwa sesuai Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah, diamanatkan bahwa Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu

    menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012

    2017;

    Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah Istimewa Jogyakarta (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3)

    sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955

    tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo.

    Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

    Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);

  • 2

    3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

    Sistem Perencanaan Nasional (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4421);

    4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

    sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

    tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

    Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4844);

    5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

    Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720);

    6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang

    Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5339);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang

    Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11

    Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    1950 Nomor 58);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4502);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

    Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan

    Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4664);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

    Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

  • 3

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4817);

    12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

    2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

    Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

    Rencana Pembangunan Daerah;

    13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005

    2025 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 2);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

    dan

    GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA

    PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

    2012 - 2017.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

    1. Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa depan yang tepat,

    melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang

    tersedia yang dilaksanakan oleh semua komponen dalam rangka mencapai

    visi, misi dan tujuan yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah

    Daerah, Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

  • 4

    2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat

    RPJPD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah

    Istimewa Yogyakarta yang memuat visi, misi dan arah pembangunan

    untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, terhitung mulai tahun 2005

    sampai dengan tahun 2025.

    3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

    disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah

    yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur untuk

    jangka waktu 5 (lima) tahunan dengan berpedoman pada RPJMD serta

    memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

    4. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya

    disebut (Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja

    Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

    5. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD

    adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1

    (satu) tahun.

    6. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut

    Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

    untuk periode 1 (satu) tahun.

    7. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

    periode perencanaan.

    8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

    dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

    9. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif

    untuk mewujudkan visi dan misi.

    10. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah

    untuk mencapai tujuan.

    11. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan

    yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan

    tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang

    dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah.

    12. Program pembangunan daerah adalah program-program untuk mencapai

    visi dan misi pembangunan jangka menengah yang telah dituangkan

    dalam Nota Kesepakatan antara Kepala Daerah dengan Ketua DPRD

    tentang Kebijakan Umum dan Program Prioritas Pembangunan Jangka

    Menengah.

    13. Daerah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.

    14. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah sebagai

    unsur penyelenggara pemerintahan.

    15. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • 5

    BAB II

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

    Pasal 2

    (1) RPJMD memuat Visi, Misi, dan Prioritas Program Pembangunan

    Gubernur/Wakil Gubernur, berkedudukan dan sekaligus berfungsi

    sebagai dokumen perencanaan Daerah untuk jangka waktu 5 (lima)

    tahun.

    (2) Rincian Visi, Misi, dan Prioritas Program Pembangunan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian

    tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Pasal 3

    Sistematika RPJMD Tahun 2012-2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

    terdiri dari:

    Bab I : Pendahuluan;

    Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah;

    Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka

    Pendanaan;

    Bab IV : Analisis Isu-Isu Strategis;

    Bab V : Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran;

    Bab VI : Strategi Dan Arah Kebijakan;

    Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;

    Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan

    Pendanaan;

    Bab IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah;

    Bab X : Pedoman Transisi Dan Kaidah Pelaksanaan.

    Pasal 4

    RPJMD menjadi pedoman bagi :

    a. Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis dan

    sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam

    melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2012 2017.

    b. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

    BAB III

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 5

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

  • 6

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

    Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Daerah Istimewa

    Yogyakarta.

    Ditetapkan di Yogyakarta

    pada tanggal

    GUBERNUR

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

    HAMENGKU BUWONO X

    Diundangkan di Yogyakarta

    pada tanggal

    SEKRETARIS DAERAH

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

    ICHSANURI

    LEMBARAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

    NOMOR

  • 7

    PENJELASAN

    ATAS

    PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    NOMOR TAHUN 2013

    TENTANG

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

    TAHUN 2012 2017

    I. UMUM

    Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah

    dalam menyelenggarakan pemerintahannya diwajibkan menyusun

    perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah

    sebagaimana dimaksud, disusun secara berjenjang meliputi Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD).

    Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang

    Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pasal 59 ayat (5) poin (k)

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

    mengamanatkan bahwa calon kepala daerah wajib menyampaikan naskah

    visi, misi dan program secara tertulis. Visi dan misi dari kepala daerah dan

    wakil kepala daerah terpilih tersebut akan menjadi acuan dalam

    penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk

    masa 5 (lima) tahun kepemimpinannya.

    Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pada pasal 5 ayat (2),

    dijelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah

    yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang (RPJP) Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah

    kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan

    umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan

    rencana-rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

    RPJMD Tahun 2012 2017 adalah dokumen perencanaan daerah untuk

    periode lima tahun setelah Gubernur dilantik pada tanggal 10 Oktober

    2012, yang dimaksudkan untuk memberikan visi, misi, tujuan, sasaran,

    dan strategi bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di

    Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012 2017 yang harus

    dilaksanakan secara terpadu, sinergis, harmonis, dan berkesinambungan.

  • 8

    RPJMD Tahun 2012 2017 disusun dengan tujuan sebagai berikut :

    1. menerjemahkan visi dan misi kepala daerah dalam tujuan dan sasaran

    pembangunan periode tahun 2012 2017, yang disertai dengan

    program prioritas untuk masing-masing SKPD dengan berpedoman

    pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005

    2025;

    2. merumuskan rancangan kerangka perekonomian daerah serta

    pembiayaan pembangunan untuk periode Tahun Anggaran 2012

    2017; dan

    3. menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi

    pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaaksanakan

    pada Tahun 2012 2017.

    Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Daerah Istimewa

    Yogyakarta bersama para pemangku kepentingan sesuai peran dan

    kewenangan masing-masing menyusun Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah Tahun 2012 2017 yang merupakan dokumen

    perencanaan lima tahunan daerah yang memuat strategi, arah kebijakan,

    dan program pembangunan daerah berdasarkan kondisi dan potensi

    daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan semangat keistimewaan di

    dalamnya.

    II. PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Cukup jelas.

    Pasal 2

    Cukup jelas.

    Pasal 3

    Cukup jelas.

    Pasal 4

    Cukup jelas.

    Pasal 5

    Cukup jelas.

    TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    NOMOR

  • 9

    LAMPIRAN PERATURAN DAERAH DAERAH

    ISTIMEWA YOGYAKARTA

    NOMOR TAHUN 2013

    TENTANG

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

    MENENGAH DAERAH TAHUN 2012 - 2017

  • PEMERINTAH DAERAH

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    RANCANGAN PERATURAN DAERAH

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

    ( R P J M D )

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    TAHUN 2012 - 2017

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    29 April 2013

  • PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

    rahmat-Nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) Daerah istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 dapat diselesaikan sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2004

    tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional , Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian tahapan pencapaian visi

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025. RPJMD

    merumuskan tantangan serta strategi kebijakan dan target yang akan diambil untuk

    menjawab permasalahan dalam 5 tahun ke depan. Dengan demikian, RPJMD

    merupakan pedoman bagi seluruh komponen baik itu pemerintah, masyarakat dan

    dunia usaha, dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan secara sinergis, koordinatif,

    dan saling melengkapi.

    Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

    mengamanatkan reformasi penganggaran dilakukan melalui penerapan Anggaran

    Berbasis Kinerja yang pada akhirnya menghendaki struktur program pembangunan

    yang berbasiskan pada capaian hasil. Penerapannya dalam perencanaan jangka

    menengah menghendaki adanya perumusan permasalahan, sasaran serta arah

    kebijakan pembangunan yang sistematis dan terstruktur. RPJMD DIY Tahun 2012-

    2017 dimaksudkan untuk memberikan petunjuk penyusunan dokumen rencana

    tahunan, sehingga dapat dihasilkan suatu produk dokumen yang tersusun dengan

    alur logika yang strategis, konsisten dan koheren. Dengan demikian, dokumen

    perencanaan tersebut akan lebih mudah untuk dipahami serta siap untuk dapat

    dievaluasi capaiannya. Arah kebijakan dan strategi pembangunan yang terukur

    kinerjanya akan lebih menjamin keberhasilan pencapaiannya.

    RPJMD DIY Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran visi dan misi Gubernur

    yang bersinergi dengan visi, misi Nasional serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan

    RPJMD periode sebelumnya dengan tetap memperhatikan dinamika kondisi daerah.

    Secara umum materi RPJMD berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan program

    kepala daerah. Adapun aspek pembangunan yang dijabarkan meliputi urusan wajib

    dan urusan pilihan.

  • Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada DPRD

    dan semua pihak yang telah bersama-sama menyusun dokumen RPJMD dan

    selanjutnya pemerintah daerah berharap seluruh masyarakat dapat membantu

    dalam implementasi dan pengawasannya.

    Yogyakarta, April 2013

    Gubernur

    Daerah Istimewa Yogyakarta

    Hamengku Buwono X

  • Daftar Isi

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iv

    BAB I PENDAHULUAN I - 1

    1.1 Latar Belakang I - 1

    1.2 Dasar Hukum Penyusunan I - 6

    1.3 Hubungan Antar Dokumen I - 8

    1.4 Sistematika Penulisan I - 10

    1.5 Maksud Dan Tujuan I - 11

    1.5.1. Maksud I - 11

    1.5.2. Tujuan I - 11

    BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DIY II - 1

    2.1 Aspek Geografi Dan Demografi II - 14

    2.1.1 Karakteristik lokasi dan wilayah II - 14

    2.1.2 Penggunaan Lahan II - 22

    2.1.3 Potensi Pengembangan Wilayah II - 25

    2.1.4 Wilayah Rawan Bencana II - 28

    2.1.5 Demografi II - 29

    2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II - 34

    2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II - 34

    2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial II - 48

    2.2.3 Fokus Budaya, Pemuda dan Olahraga II - 63

    2.3 Aspek Pelayanan Umum II - 75

    2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib II - 75

    2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan II - 146

    2.4 Aspek Daya Saing Daerah II - 164

    BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

    3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III - 1

    3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III - 20

    3.3 Kerangka Pendanaan III - 35

    BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV - 1

    4.1 Permasalahan Pembangunan IV - 1

    4.2 Isu Strategis IV - 9

    BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V - 1

    5.1 Kebudayaan dan Filosofi Pembangunan V - 1

    5.2 Visi V - 7

    5.3 Misi V - 21

    5.4 Tujuan Dan Sasaran V - 25

    5.5 Keselarasan RPJMD 2012-2017 dengan RPJMN 2010-2014 V - 31

  • BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI - 1

    6.1 Analisis Eksternal VI - 2

    6.2 Analisis Internal VI - 5

    6.3 Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan VI - 30

    6.3.1 Kota Yogyakarta VI - 36

    6.3.2 Kabupaten Sleman VI - 45

    6.3.3 Kabupaten Bantul VI - 52

    6.3.4 Kabupaten Kulon Progo VI - 59

    6.3.5 Kabupaten Gunungkidul VI - 69

    BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII - 1

    BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAN VIII - 1

    BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH IX - 1

    9.1 Aspek Kesejahteraan Rakyat IX - 2

    9.2 Aspek Pelayanan Umum IX - 10

    9.3 Aspek Daya Saing Daerah IX - 18

    BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X - 1

    10.1 Pedoman Transisi X - 1

    10.2 Kaidah Pelaksanaan X - 3

  • Daftar tabel

    Tabel 2.1 Pembagian Wilayah DIY menurut Kabupaten/Kota, 2011 II - 15

    Tabel 2.2 Jumlah Desa menurut Kabupaten/Kota dan LetakGeografis DIY II - 16

    Tabel 2.3 Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul DIY II - 17

    Tabel 2.4 Potensi Ketersediaan Air Tahun sampai Tahun 2011(dalam juta m3) II - 20

    Tabel 2.5 Debit Rerata Sungai di DIY II - 20

    Tabel 2.6 Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur di DIY, 1971-2010 II - 30

    Tabel 2.7

    Estimasi Jumlah Penduduk, Sex Ratio, dan Laju Pertumbuhan

    Pendudukmenurut Kabupaten/Kota di DIY, 2011

    II - 31

    Tabel 2.8

    Proyeksi Penduduk SP 2000 menurut Kelompok Umur & Jenis Kelamin di DIY,

    Tahun 2012-2017

    II - 33

    Tabel 2.9 IPM DIY menurut Komponen, 2009-2011 II - 34

    Tabel 2.10 IPM antar Kabupaten/Kota di DIY, 2008-2011 II - 34

    Tabel 2.11

    Nilai PDRB DIY Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menurut Lapangan

    Usaha(Juta Rupiah), 2007-2011

    II - 35

    Tabel 2.12

    Nilai PDRB DIY Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menurut Lapangan Usah

    (Juta Rupiah), 2007-2011

    II - 36

    Tabel 2.13 Distribusi Persentase PDRB DIY ADHB menurut Lapangan Usaha, 2007-2011 II - 37

    Tabel 2.14 PDRB DIY ADHB menurut Penggunaan, 2008-2011 II - 38

    Tabel 2.15

    Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta menurut Kelompok Pengeluaran2007-

    2012

    II - 41

    Tabel 2.16 Indikator Ketimpangan Pendapatan Penduduk DIY, 20072011 II - 42

    Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan, 2009-2012 II - 43

    Tabel 2.18 Jumlah Kejahatan yang Terselesaikan Tahun 2009 - 2011 II - 46

    Tabel 2.19

    Angka Rata-Rata Lama Sekolah menurut Kabupaten/Kotadi DIY

    2008-2011

    II - 49

    Tabel 2.20 APM SD/MI/Paket A di DIY, 2008/2009-2012/2013 II - 50

    Tabel 2.21 APM SD Tahun 2009/2010 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin II - 50

    Tabel 2.22 APK SD/MI/Paket A di DIY, 2008/2009-2012/2013 II - 50

    Tabel 2.23 APK SD Tahun 2009/2010 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin II - 51

    Tabel 2.24 APM SMP/MTs/Paket B di DIY 2008/2009-2012/2013 II - 51

    Tabel 2.25 APM SMP Tahun 2009/2010 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin II - 52

    Tabel 2.26 APK SMP/MTs/Paket B di DIY 2008/2009-2012/2013 II - 52

    Tabel 2.27 APK SMP Tahun 2009/2010 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin II - 52

    Tabel 2.28 APM SMA/MA/SMK/Paket C di DIY,2008/2009 s/d 2012/2013 II - 53

    Tabel 2.29 APM SMP Tahun 2009/2010 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin II - 53

    Tabel 2.30 APK SMA/MA/SMK/Paket C di DIY, 2008/2009 s/d 2012/2013 II - 53

    Tabel 2.31 APK SMA Tahun 2009/2010 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin II - 54

    Tabel 2.32 Angka Kelulusan menurut Jenjang Pendidikan di DIY, 2007-2012 II - 54

    Tabel 2.33

    Jumlah Kematian Bayi di bawah Usia 1 Tahun dan Jumlah Kelahiran Hidup di

    DIY 20102011

    II - 56

    Tabel 2.34 Capaian Rencana Aksi Daerah MDGs tahun 2012 II - 59

    Tabel 2.35 Penduduk Berdasarkan kepesertaan jaminan II - 61

    Tabel 2.36 Data Kepesertaan CoB, Tahun 2012-2013 II - 61

    Tabel 2.37 Perkembangan Pembangunan Kebudayaan di DIY, 2008-2012 II - 68

    Tabel 2.38 Jumlah Peninggalan Sejarah Kepurbakalaan, 2008-2012 II - 69

    Tabel 2.39 Penanganan Cagar Budaya II - 69

    Tabel 2.40 Jumlah Organisasi Kesenian di DIY Tahun 2008-2012 II - 70

    Tabel 2.41 Perkembangan Seni dan Budaya menurut kabupaten/kota di DIY, 2012 II - 70

    Tabel 2.42 Jumlah Sarana dan Prasarana Budaya di DIY, 2008-2012 II - 71

    Tabel 2.43 Perkembangan Sistem Budaya di DIY, 2008-2012 II - 72

    Tabel 2.44 Pemuda dan Olah Raga di DIY, 2007-2012 II - 74

  • Tabel 2.45 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga di DIY, 2008-2012 II - 75

    Tabel 2.46 Angka Partisipasi Sekolah Berdasarkan Penduduk Usia Sekolah, 2007-2011 II - 76

    Tabel 2.47 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah menurut Kabupaten/Kota

    di DIY, 2011/2012

    II - 77

    Tabel 2.48 Rasio Guru terhadap Siswa II - 77

    Tabel 2.49 Rasio Siswa terhadap Kelas II - 77

    Tabel 2.50 Jumlah Posyandu, jumlah balita, dan rasio posyandu per balita

    Menurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2011

    II - 78

    Tabel 2.51

    Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per 100.0000 penduduk di

    DIYMenurut Kabupaten/Kota, 20092011

    II - 80

    Tabel 2.52

    Jumlah Rumah Sakit, Tempat Tidur, dan BOR

    Berdasarkan kabupaten/kota di DIY tahun 2011

    II - 81

    Tabel 2.53

    Jumlah dan Rasio Dokter Umum, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi

    per 100.000 di DIY, 2009-2011

    II - 82

    Tabel 2.54 Jumlah dan rasio perawat, bidan, tenaga kefarmasian, dan tenaga gizi per

    100.000 penduduk di DIY, 2009-2011

    II - 82

    Tabel 2.55

    Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan yang ditangani

    Menurut Kab/Kota di DIY, 20092011

    II - 83

    Tabel 2.56

    Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yangmemiliki

    kompentensi kebidananMenurut Kabupaten/Kota di DIY, 2009-2011

    II - 84

    Tabel 2.57

    Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

    Menurut Kabupaten/Kota di DIY, 2009-2011

    II - 85

    Tabel 2.58 Jumlah Kasus, Jumlah Kematian, dan Case Fatality Rate (CFR) DBD di DIY,

    20092011

    II - 88

    Tabel 2.59

    Cakupan Pelayanan Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Strata 1

    Pasien Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)Menurut Kabupaten/Kota di

    DIY, 2011

    II - 88

    Tabel 2.60 Cakupan Kunjungan K1 dan K4Menurut kabupaten/kota di DIY tahun 2011 II - 89

    Tabel 2.61 Cakupan PuskesmasMenurut Kab/Kota di DIY, 2011 II - 89

    Tabel 2.62 Cakupan Puskesmas Pembantu Menurut Kab/Kota di DIY, 2010 II - 89

    Tabel 2.63

    Jumlah dan Prosentase Rumah Tangga Terlayani Air MinumPerkotaan Tahun

    2012

    II - 91

    Tabel 2.64 Jumlah dan Prosentase Rumah Tangga Terlayani Air Minum PedesaanTahun

    2012

    II - 91

    Tabel 2.65 Lahan Kritis DIY II - 101

    Tabel 2.66 Capaian IPG DIY, 20082011 II - 103

    Tabel 2.67 Capaian IPG DIY, 2010-2011 II - 103

    Tabel 2.68 Capaian IDG DIY, 2010-2011 II - 104

    Tabel 2.69

    Anggota DPRD DIY dan Kabupaten/Kota di DIY berdasarkan jenis

    kelamintahun 2011-2012

    II - 105

    Tabel 2.70 Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah di DIY II - 105

    Tabel 2.71 Rasio Pejabat di Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

    Lembaga Pemerintah, 2011

    II - 106

    Tabel 2.72 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah di DIY 2010-2011 II - 106

    Tabel 2.73 Partsipasi Perempuan di Lembaga Swasta di DIY, 2010-2011 II - 106

    Tabel 2.74 Rasio Pekerja Perempuan di Pemerintahan dan Swasta Terhadap

    Pekerja Laki-laki di Pemerintahan dan Swasta di DIY, 2011

    II - 107

    Tabel 2.75 Rasio Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di DIY, 2009-2011 II - 107

    Tabel 2.76 Jumlah Kekerasan Terhadap Anak di DIY tahun 2010-2012 berdasarkan

    kabupaten/kota di DIY

    II - 107

    Tabel 2.77 Jumlah dan Rasio Pekerja Anak di DIYmenurut Kabupaten/Kota, 2011 II - 108

    Tabel 2.78 Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di DIY, 2011-2012 II - 108

    Tabel 2.79 Persentase Pengaduan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak II - 109

  • yang ditangani oleh Unit-unit pengaduan di DIY, 2010-2011

    Tabel 2.80 Persentase Pengaduan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan

    yang diselesaikan oleh Unit-unit pengaduan di DIY tahun 2010-2011

    II - 109

    Tabel 2.81 Persentase Pengaduan Tindak Kekerasan Terhadap Anak

    yang terselesaikan oleh Unit-unit pengaduan di DIY tahun 2010-2011

    II - 109

    Tabel 2.82 Jumlah Pernikahan di Bawah UmurDi DIY II - 110

    Tabel 2.83 Rasio Akseptor KB II - 111

    Tabel 2.84 Jumlah Peserta KB Aktif, Pasangan Usia Subur, Wanita Usia Subur, dan

    Unmet Need Menurut Kabupaten/Kota di DIY, 2010-2011

    II - 111

    Tabel 2.85 PUS Usia Istri yang kurang dari 20 Tahun II - 112

    Tabel 2.86 Tahapan Keluarga Sejahtera di DIY, 2009 - 2011 II - 112

    Tabel 2.87 Bina Keluarga PercontohanMenurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2011 II - 113

    Tabel 2.88 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan DIY, 20102011 II - 114

    Tabel 2.89 Sarana Sosial Panti Asuhan dan Panti Jompo di DIY tahun 2009 2011 II - 115

    Tabel 2.90 Data PSKS di DIY, 2012 II - 117

    Tabel 2.91 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Kegiatan di DIY, 2008-2012

    (Agustus)

    II - 117

    Tabel 2.92

    Penduduk yang Bekerja di DIY menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin,

    2009-2011

    II - 118

    Tabel 2.93 Tenaga Kerja Perusahaan, 2005 - 2010 II - 121

    Tabel 2.94 Data Keanggotaan, Pengurus dan Manager Koperasi Berdasarkan Jenis

    Kelamin tahun 2012

    II - 122

    Tabel 2.95 Jumlah UMKM II - 122

    Tabel 2.97 Komposisi Tenaga kerja laki-laki dan perempuan tahun 2012 di Sektor

    UMKM

    II - 123

    Tabel 2.98 Realisasi dan Pertumbuhan Investasi PMA/PMDN DIY, 2008-2012 II - 124

    Tabel 2.99 Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan(LPMD/LPMK)

    di Wilayah DIYMenurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2011

    II - 140

    Tabel 2.100

    Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat menurut Kabupaten/Kota di DIY,

    2010

    II - 140

    Tabel 2.101 Jumlah Posyandu Menurut Kabupaten/Kota di DIY, 2011 II - 141

    Tabel 2.102 Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota di DIY, 2010-2011 II - 141

    Tabel 2.103 Persentase PKK Aktif Menurut Kabupaten/Kota di DIY,2011 II - 142

    Tabel 2.104 LSM Aktif DIYTahun2011 - 2012 II - 142

    Tabel 2.105 LPM Berprestasi Menurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2011-2012 II - 142

    Tabel 2.106 Perkembangan Potensi IKM, 2008-2011 II - 155

    Pencapaian Pelaksanaan SPM II - 158

    Tabel 2.107 Pengeluaran Riil per Kapita yang disesuaikan di DIY, 2008-2011 II - 164

    Tabel 2.108 Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan menurut Golongan Pengeluarandi

    DIY, 2008-2010

    II - 164

    Tabel 2.109 Nilai Tukar Petani dan sub sektor pendukungnya di DIY 2009-2012 (Januari) II - 165

    Tabel 2.110 Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan menurut Kelompok Komoditas di

    DIY, 2009-2011

    II - 166

    Tabel 2.111 Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Menurut KelompokBukan

    Makanan di DIY, 2009-2011

    II - 166

    Tabel 2.112 KondisiTingkat Layanan Jaringan Jalan di DIY, 2012 II - 167

    Tabel 2.113 Cakupan pelayanan air minum di DIY, 2009-2012 II - 168

    Tabel 2.114 Rasio Elektrifikasi di DIY, 2010-2012 II - 168

    Tabel 2.115

    Jumlah dan Persentase Rumah Tangga DIY Terlayani Sanitasi Layak, 2010-

    2012

    II - 169

    Tabel 2.116 Persentase Lokasi Kumuh yang Telah Ditangani II - 169

    Tabel 2.117 Load Faktor Angkutan Umum Perkotaan dan AKDP di DIY II - 170

    Tabel 2.118 Jumlah Penumpang Pengguna Angklutan Umum di Simpul Utama DIY II - 170

  • Tabel 2.119 Jumlah Simpul Transportasi di DIY II - 171

    Tabel 2.120 Jumlah Sambungan Telepon di DIY (%), 2007-2011 II - 171

    Tabel 2.121 Jumlah Warnet di DIY, 2007-2010 II - 172

    Tabel 2.122 Jumlah Media/Sarana Komunikasi di DIY, 2007-2010 II - 172

    Tabel 2.123 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke DIY, 2007-2012 II - 173

    Tabel 2.124 Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan di DIY (hari), 2007-2012) II - 173

    Tabel 2.125 Jumlah Hotel Berbintang & Non Bintang di DIY, 2008-2012 II - 173

    Tabel 2.126 Ketersediaan Dokumen Perencanaan Tata Ruang di Kawasan Strategis DIY II - 175

    Tabel 2.127 Jumlah Tindak Kejahatan menurut Jenis Kasusdi DIY, 2008-2011 II - 175

    Tabel 2.128 Jumlah Demo di DIY, 20082012 II - 176

    Tabel 2.129 Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha di DIY, 2011 II - 177

    Tabel 2.130 Rasio Lulusan S1/S2/S3 di DIY, 2010 II - 178

    Tabel 2.131 Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas menurut Wilayahdan Pendidikan

    Tertinggi yang Ditamatkan di DIY, 2010

    II - 178

    Tabel 2.132 Rasio Ketergantungan di DIY, 2008-2012 II - 179

    Tabel 3.1

    Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan DaerahDaerah Istimewa

    Yogyakarta Tahun 2007-2011

    III - 2

    Tabel 3.2

    Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Istimewa

    Yogyakarta

    III - 4

    Tabel 3.3 Aset Pemerintah Daerah Daerah Istimewa YogyakartaPer 31 Desember 2007

    s.d 31 Desember 2011

    III - 8

    Tabel 3.4

    Kewajiban Pemerintah Daerah Istimewa YogyakartaPer 31 Desember 2008

    s.d 31 Desember 2011

    III - 11

    Tabel 3.5

    Ekuitas Dana Pemerintah Daerah Istimewa YogyakartaPer 31 Desember

    2007 s.d 31 Desember 2011

    III - 14

    Tabel. 3.6

    Rasio Likuiditas Neraca Pemerintah Daerah Derah IstimewaYogyakarta Tahun

    2009 - 2011

    III - 16

    Tabel. 3.7

    Rasio Solvabilitas Neraca Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

    Tahun 2009 2011

    III - 17

    Tabel. 3.8 Rasio Aktivitas Neraca Pemerintah Daerah Daerah Istimewa YogyakartaTahun

    2009 - 2011

    III - 19

    Tabel 3.9 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur DIY III - 20

    Tabel 3.10 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama DIY III - 20

    Tabel 3.11 Penutupan Defisit Riil AnggaranDIY III - 21

    Tabel 3.12 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Pemda DIY III - 21

    Tabel 3.13 Sisa Lebih Perhitungan AnggaranDIY III - 22

    Tabel 3.14 Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun BerjalanPemda DIY III - 23

    Tabel 3.15 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-DIY untuk Tahun

    2009-2011

    III - 24

    Tabel 3.16

    Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai

    Pembangunan DaerahDaerah Istimewa Yogyakarta

    III - 44

    Tabel 3.17 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan DaerahDaerah

    Istimewa Yogyakarta

    III - 45

    Tabel 3.18 Kerangka PendanaanAlokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah III - 47

    Tabel 3.19 Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Tahun 2013-2017 III - 49

    Tabel 3.20 Proyeksi pengembangan PT. Bank BPD DIY (2013-2017 III - 53

    Tabel 3.21 Proyeksi Pengambangan PT. Taru Martani Tahun 2013 - 2017 III - 55

    Tabel 3.22 Proyeksi Pengembangan PT. AMI Tahun 2013-2017 III - 56

    Tabel 3.23 Proyeksi Pengembangan PT. PPKD Tahun 2013-2017 III - 56

    Tabel 3.24 Proyeksi Pengembangan BUKP Tahun 2013-2017 III - 57

    Tabel 4.1

    Rasio Puskesmas berdasarkan per 100.000 penduduk dan

    rasio nasional per 30.000

    IV - 12

    Tabel 4.2 Rasio Jumlah Rumah Sakit dengan Jumlah Penduduk Tahun 2011 IV - 12

    Tabel 5.1 Hasil Telaahan RPJPD V - 8

  • Tabel 5.2 Keterkaitan Visi dan Misi V - 25

    Tabel 5.3 Keterkaitan Misi dan Tujuan V - 25

    Tabel 5.4 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V - 26

    Tabel 5.5

    Target pencapaian Sasaran Tahunan Rencana JangkaMenengahsebagai

    Indikator Kinerja Utama

    V - 29

    Tabel 5.6

    Hubungan antara RPJMD 2012-2017 dengan Misi, Agenda serta Prioritas

    RPJMN 2010-2014

    V - 38

    Tabel 6.1 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman VI - 7 Tabel 6.2 Analisis SWOT (SWOT Analysis) VI - 10 Tabel 6.3 Strategi dan Arah Kebijakan VI - 15 Tabel 6.4 Target Pembangunan Kota Yogyakarta 2013-2017 VI - 41 Tabel 6.5 Target Pembangunan Kabupaten Sleman 2013-2017 VI - 50 Tabel 6.6 Target pembangunan Kabupaten Bantul 2013-2017 VI - 57 Tabel 6.7 Target pembangunan Kabupaten Kulon Progo 2013-2017 VI - 64 Tabel 6.8 Target pembangunan Kabupaten Gunungkidul 2013-2017 VI - 74 Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan VII - 6

    Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan VIII - 2

    Tabel 8.2 Indikasi Rencana Program Keistimewaan yang disertai Kebutuhan

    Pendanaan

    VIII - 58

    Tabel 9.1

    Penetapan Indikator Kinerja DaerahTerhadap Capaian Kinerja

    Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Berdasarkan AspekKesejahteraan

    Masyarakat

    IX - 2

    Tabel 9.2

    Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja

    Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Berdasarkan Aspek Pelayanan Umum

    IX - 11

    Tabel 9.3

    Penetapan Indikator Kinerja DaerahTerhadap Capaian

    KinerjaPenyelenggaraan Urusan Pemerintahan Berdasarkan AspekDaya

    Saing

    IX -19

  • Daftar Gambar

    Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJMD I - 4

    Gambar 1.2 Kedudukan RPJMD tahun rencana dalam RPJPD I - 5

    Gambar 1.3

    Keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan dokumen RKPD dan Renstra

    SKPD

    I - 5

    Gambar 1.4 Keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan Renstra SKPD I - 6

    Gambar 1.5 Hubungan antara dokumen RPJMD dengan Renstra SKPD I - 9

    Gambar 2.1 Peta Administrasi DIY II 15

    Gambar 2.2 Komposisi Luas Wilayah DIY II -16

    Gambar 2.3 Luas Wilayah menurut Jenis Tanah di DIY II -19

    Gambar 2.4 Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian di DIY(hektar), 2009-2011 II -22

    Gambar 2.5 Luas Hutan menurut Tata Guna Hutan di DIY(hektar), 2011 II -24

    Gambar 2.6 Luas Hutan menurut Kabupaten/Kota di DIY(hektar), 2011 II -24

    Gambar 2.7 Peta Rawan Bencana DIY II -29

    Gambar 2.8

    Perkembangan Jumlah Penduduk DIY menurut Sensus Penduduk 1971,

    1980,1990, 2000, 2010 dan Sensus Penduduk antar Sensus (SUPAS) 1995

    II -30

    Gambar 2.9 Laju Pertumbuhan Penduduk DIY (%), 2011 II -32

    Gambar 2.10 Peta Kepadatan Penduduk DIY, 2011 II -32

    Gambar 2.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi DIY (%), 2007-2011 II -35

    Gambar 2.12 Distribusi PDRB DIY menurut Penggunaan ADHB (%), 2007-2011 II -39

    Gambar 2.13 Perkembangan Laju Inflasi Kota Yogyakarta (%), 2007-2012 II -40

    Gambar 2.14 Nilai PDRB per Kapita DIY (rupiah), 2007-2011 II -41

    Gambar 2.15 Rasio Gini dan KBD (40% Penduduk Berpendapatan Terendah)

    di DIY(%), 20072011

    II -42

    Gambar 2.16 Indeks Williamson DIY, 2007-2011 II -43

    Gambar 2.17 Jumlah Penduduk Miskin Desa di DIY, 2007-2011 II -44

    Gambar 2.18 Jumlah Penduduk Miskin DIY, 2005-2012 II -45

    Gambar 2.19

    Perkembangan Indeks Kedalaman (P1) & Indeks Keparahan (P2)

    di DIY (%), 2009-2012

    II -46

    Gambar 2.20 Koridor Jawa MP3EI II -47

    Gambar 2.21 Angka Melek Huruf DIY, 2009-2011 II -49

    Gambar 2.22

    Rekapitulasi Pendidikan yang ditamatkan dari SD s/d Diploma ke atas

    menurut Kabupaten/Kota di DIY, 2011

    II -55

    Gambar 2.23 Angka Kematian Bayi di DIY Berdasarkan Sensus Penduduk II -56

    Gambar 2.24 Angka Usia Harapan Hidup Berdasarkan Sensus Penduduk II -57

    Gambar 2.25 Situasi Gizi Buruk di DIY tahun 2009-2011 II -86

    Gambar 2.26 Perkembangan TFR DIY II -111

    Gambar 2.27 Perkembangan TPAK di DIY II -119

    Gambar 2.28 TPAK menurut Kabupaten/Kota di DIY, 2011-2012 (Agustus) II -119

    Gambar 2.29 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY dan Nasional,20092012(%) II -120

    Gambar 2.30

    Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/Kotadi DIY(%), 2011-

    2012

    II -121

    Gambar 2.31 Pertumbuhan Investasi PMDN/PMA DIY (%), 2008-2012 II -123

    Gambar 2.32 Perkembangan Konsumsi Energi Penduduk DIY2008-2012 (Kkal/kapita/hari) II -137

    Gambar 2.33 Perkembangan Konsumsi Protein Penduduk DIY2008-2012

    (gram/kapita/hari)

    II -137

    Gambar 2.34 Skor Pola Pangan Harapan DIY, 2009-2011 II -138

    Gambar 2.35 Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu DIY, 2007-2011 II -146

    Gambar 2.36 Tingkat Konsumsi Ikan DIY (kg/kapita/tahun), 2005-2011 II -154

    Gambar 2.37 Nilai Tukar Petani DIY, 2007-2011 II -165

    Gambar 2.38 Luas Wilayah Produktif di DIY (hektar), 2008-2010 II -174

    Gambar 4.1 Skema Renaisans Yogyakarta IV - 10

    Gambar 5.1 Pencapaian Tujuan dan Sasaran V - 17

    Gambar 5.2 Keterkaitan Visi-Misi RPJPD dan Visi-Misi RPJMD V 24

    Gambar 5.3 Skema Besar RPJMD 2012-2017 V - 30

    Gambar 5.4 Keterkaitan Visi RPJP, RPJMN dan RPJMD V - 32

    Gambar 5.5 Keterkaitan Misi RPJP, RPJMN dan RPJMD V - 32

    Gambar 5.6 Keterkaitan Misi RPJP, RPJMN dan RPJMD V - 33

    Gambar 6.1 Tahapan Utama RPJPD 2005-2025 VI - 1

  • Gambar 6.2 Tahapan Indikasi Tema Tahunan RPJMD 2012-2017 VI - 2 Gambar 6.3 Kawasan Strategis DIY VI - 18 Gambar 6.4 Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Jalan dan Transportasi VI - 19 Gambar 6.5

    PDRB Kabupaten-Kota dan DIY atas Harga Konstan 2000 (Tahun 2007-

    2011) dalam juta Rupiah

    VI - 31

    Gambar 6.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten-Kota dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 32

    Gambar 6.7 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten-Kota dan DIY Tahun 2007-2011 VI - 33 Gambar 6.8 Pengangguran Terbuka di DIY dan Kabupaten-Kota Tahun 2007 2011 VI - 34 Gambar.6.9

    Realisasi Investasi DIY dan Kabupaten-Kota Tahun 2007-2011 (dalam Juta

    rupiah)

    VI - 35

    Gambar 6.10 IPM Kota Yogyakarta, DIY dan Nasional Tahun 2008 - 2011 VI - 36 Gambar 6.11 Pertumbuhan PDRB Pertanian Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI 37 Gambar 6.12

    Pertumbuhan PDRB Pertambangan Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 -

    2011

    VI - 37

    Gambar 6.13 Pertumbuhan PDRB Industri Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI 38 Gambar 6.14 Pertumbuhan PDRB Konstruksi Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 -2011 VI - 38 Gambar 6.15 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 -

    2011

    VI 39

    Gambar 6.16

    Pertumbuhan PDRB Pengangkutan Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 -

    2011

    VI - 39

    Gambar 6.17

    Pertumbuhan PDRB Keuangan Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 40

    Gambar 6.18

    Pertumbuhan PDRB Jasa-Jasa Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI 40

    Gambar.6.19

    Proyeksi Realisasi Investasi Kota Yogyakarta dan DIY Tahun 2013-2017

    dalam juta rupiah

    VI - 41

    Gambar 6.20 IPM Kabupaten Sleman, DIY dan Nasional Tahun 2008 2011 VI - 45 Gambar 6.21 Pertumbuhan PDRB Pertanian Sleman dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 46 Gambar 6.22 Pertumbuhan PDRB Pertambangan Sleman dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 46 Gambar 6.23 Pertumbuhan PDRB Industri Sleman dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 47 Gambar 6.24 Pertumbuhan PDRB Konstruksi Sleman dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 47 Gambar 6.25 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Sleman dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 48 Gambar 6.26 Pertumbuhan PDRB Pengangkutan Sleman dan DIY Tahun 2007 2011 VI - 48 Gambar 6.27 Pertumbuhan PDRB Keuangan Sleman dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 49 Gambar 6.28 Pertumbuhan PDRB Jasa-Jasa Sleman Dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 49 Gambar 6.29

    Proyeksi Realisasi Investasi Sleman dan DIY Tahun 2013-2017 dalam juta

    rupiah

    VI - 40

    Gambar 6.30 IPM Kabupaten Bantul, DIY dan Nasional Tahun 2008 2011 VI - 52 Gambar 6.31 Pertumbuhan PDRB Pertanian Bantul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 53 Gambar 6.32 Pertumbuhan PDRB Pertambangan Bantul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 53 Gambar 6.33 Pertumbuhan PDRB Industri Bantul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 53 Gambar 6.34 Pertumbuhan PDRB Konstruksi Bantul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 54 Gambar 6.35 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Bantul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 54 Gambar 6.36 Pertumbuhan PDRB Pengangkutan Bantul dan DIY Tahun 2007 2011 VI 55 Gambar 6.37 Pertumbuhan PDRB Keuangan Bantul dan DIY Tahun 2007 2011 VI - 55 Gambar 6.38 Pertumbuhan PDRB Jasa-Jasa Bantul dan DIY Tahun 2007 2011 VI 56 Gambar 6.39

    Proyeksi Realisasi Investasi Bantul dan DIY Tahun 2013-2017 dalam juta

    rupiah

    VI - 56

    Gambar 6.40 IPM Kabupaten Kulon Progo, DIY dan Nasional Tahun 2008 2011 VI - 59 Gambar 6.41 Pertumbuhan PDRB Pertanian Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 59 Gambar 6.42 Pertumbuhan PDRB Pertambangan Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 2011 VI - 60 Gambar 6.43 Pertumbuhan PDRB Industri Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 60 Gambar 6.44 Pertumbuhan PDRB Konstruksi Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 61 Gambar 6.45 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 61 Gambar 6.46 Pertumbuhan PDRB Pengangkutan Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 62 Gambar 6.47 Pertumbuhan PDRB Keuangan Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 62 Gambar 6.48 Pertumbuhan PDRB Jasa-jasa Kulon Progo dan DIY Tahun 2007 2011 VI - 63 Gambar 6.49 Proyeksi Realisasi Investasi Kulon Progo dan DIY Tahun 2013-2017

    dalam juta rupiah

    VI - 63

  • Gambar 6.50 IPM Kabupaten Gunungkidul, DIY dan Nasional Tahun 2008 2011 VI 69

    Gambar 6.51 Pertumbuhan PDRB Pertanian Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 69 Gambar 6.52 Pertumbuhan PDRB Pertambangan Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 70 Gambar 6.53 Pertumbuhan PDRB Industri Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 70 Gambar 6.54 Pertumbuhan PDRB Konstruksi Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 71 Gambar 6.55 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 71 Gambar 6.56 Pertumbuhan PDRB Pengangkutan Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 72 Gambar 6.57 Pertumbuhan PDRB Keuangan Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 72 Gambar 6.58 Pertumbuhan PDRB Jasa-Jasa Gunungkidul dan DIY Tahun 2007 - 2011 VI - 73 Gambar 6.59 Proyeksi Realisasi Investasi Gunungkidul dan DIY Tahun 2013-2017

    dalam juta rupiah

    VI - 73

    Gambar 6.60

    Skema Arah Pembangunan Kewilayahan RPJMD 2013-2017 VI - 78

    Gambar. 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD VIII-1

  • I - 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Perjuangan untuk mendapatkan keistimewaan akhirnya tercapai dengan

    disahkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah

    Istimewa Yogyakarta. Dengan ditetapkannya Undang-Undang tersebut maka status

    keistimewaan Yogyakarta diakui secara lebih jelas, lebih formal, dan lebih utuh.

    Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 7, DIY memiliki

    kewenangan dalam urusan Keistimewaan yang mencakup: (a) tatacara pengisian

    jabatan, kedudukan, tugas, dan kewenangan Gubernur dan Wakil Gubernur; (b)

    kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; (c) kebudayaan; (d) pertanahan; dan (e) tata

    ruang.

    Undang-undang tersebut juga menegaskan adanya dua tugas besar yang harus

    dipenuhi dengan segera, yakni tugas mengisi substansi keistimewaan DIY dan tugas

    yuridis yang menyangkut pemenuhan tata cara, format dan prosedur formal. Secara

    substansial, keistimewaan DIY harus dapat ditunjukkan dengan kekuatan-kekuatan

    nilai masa lalu, masa kini dan masa datang DIY. Karena itu tantangan yang dihadapi

    adalah membangun kapasitas yuridis agar mampu mengembalikan,

    menguatkan, dan mengarahkan keistimewaan DIY.

    Sedangkan semangat keistimewaan adalah:

    1. Hamemayu Hayuning Bawana

    2. Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti

    3. Tahta Untuk Rakyat

    4. Golong-Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh

    5. Catur Gatra Tunggal dengan sumbu imaginer dan filosofis

    6. Pathok Negara

    Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD). Dokumen RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan

    program kepala daerah yang berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan RPJM Nasional.

    Berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

    bersama para pemangku kepentingan sesuai dengan peran dan kewenangan

    masing-masing, menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) Tahun 2012-2017 yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan

    daerah yang memuat strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan daerah

    berdasarkan kondisi dan potensi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan semangat

    keistimewaan di dalamnya. RPJMD 2012-2017 merupakan dokumen perencanaan

  • I - 2

    pertama yang disusun dalam era UU No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan

    Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Dokumen RPJMD Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran Visi dan Misi Gubernur

    Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara resmi disampaikan pada saat Rapat

    Paripurna DPRD DIY pada tanggal 21 September 2012.

    Proses penyusunan RPJMD melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

    1. Persiapan penyusunan RPJMD;

    Persiapan penyusunan meliputi:

    Penyusunan keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun

    RPJMD;

    Orientasi mengenai RPJMD;

    Penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD; dan

    Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

    2. Penyusunan rancangan awal RPJMD;

    Penyusunan rancangan awal meliputi:

    Pengolahan data dan informasi

    Analisis gambaran umum DIY

    Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan.

    Perumusan permasalahan pembangunan daerah

    Perumusan isu strategis dan analisa SWOT.

    Perumusan penjelasan Visi Misi, tujuan dan sasaran.

    Perumusan strategi dan arah kebijakan selama lima tahun.

    Perumusan rencana indikasi program prioritas yang disertai pendanaan.

    Penetapan indikator kinerja daerah.

    Pembahasan dengan SKPD DIY sebagai bahan penyusunan rancangan

    Renstra SKPD.

    Pelaksanaan forum konsultasi publik untuk mendapatkan masukan dari

    masyarakat.

    Pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan saran yang

    diwujudkan dengan Nota Kesepakatan Kebijakan Umum dan Program

    Prioritas.

    3. Penyusunan rancangan RPJMD;

    Penyusunan rancangan RPJMD meliputi:

    Penyusunan surat edaran Gubernur tentang penyusunan rancangan Renstra

    SKPD.

    Verifikasi rancangan Renstra SKPD.

    Rancangan Renstra SKPD digunakan sebagai bahan penyempurnaan

    rancangan RPJMD.

    Pelaksanaan musrenbang RPJMD; Musrenbang RPJMD dilaksanakan untuk

    penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan

    RPJMD. Hasil musrenbang RPJMD dirumuskan dalam berita acara

  • I - 3

    kesepakatan dan ditandatangani oleh yang mewakili setiap unsur pemangku

    kepentingan yang menghadiri musrenbang.

    4. Perumusan rancangan akhir RPJMD;

    Perumusan rancangan akhir meliputi:

    Penyusunan rancangan akhir RPJMD dengan memperhatikan hasil

    musrenbang RPJMD

    Konsultasi rancangan akhir RPJMD ke Kementerian Dalam Negeri.

    Penyempurnaan rancangan akhir RPJMD sesuai hasil konsultasi.

    5. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.

    Penetapan Peraturan Daerah melalui:

    Penyusunan raperda

    Pembahasan pansus DPRD DIY

    Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.

    Proses penyusunan RPJMD DIY tahun 2012-2017 dapat dilihat dalam bagan

    dibawah ini:

  • I - 4

    Sumber: Permendagri Nomor 54/Tahun 2010 diolah

    Gambar 1.1

    Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJMD

    PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMD MUSRENBANG

    RPJMD

    PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR

    RPJMD

    PENETAPANRPJMD

    Rancangan Perda ttg RPJMD beserta Rancangan

    akhir RPJMD Provinsi

    Perda tentang RPJMD

    Persiapan Penyusunan

    RPJMD Provinsi

    Penelaahan RJPMN dan

    RPJMD Provinsi lainnya

    Perumusan Strategi dan

    arah kebijakan

    Telaahan terhadap RPJPD Provinsi

    Perumusan Kebijakan umum dan program

    pembangunan daerah Provinsi

    Analisis isu-isu strategis

    Pembangunan jangka menengah

    provinsi

    VISI, MISI dan Program KDH

    Pengolahan data dan informasi

    Perumusan Penjelasan

    visi dan misi

    Perumusan Tujuan dan

    Sasaran

    Perumusan Permasalahan Pembangunan

    Daerah Provinsi

    Hasil evaluasi capaian RPJMD

    Pembahasan dengan SKPD

    Provinsi

    Pelaksanaan Forum Konsultasi

    Publik

    PerumusanIndikasi rencana

    program prioritas yang

    disertai kebutuhan pendanaan

    Rancangan RPJMD Pendahuluan Gambaran umum kondisi daerah Gambaran pengelolan keuangan

    daerah serta kerangka pendanaan

    Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran

    Strategi dan arah kebijakan Kebijakan umum dan program

    pembangunan daerah Indikasi rencana program

    prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

    Penetapan indikator kinerja Daerah

    Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

    Naskah Kesepakatan Musrenbang

    RPJMD

    Penyiapan data dan kegiatan

    Perumusan hasil

    Musrenbang

    Pelaksanaan Musrenbang

    RPJMD

    Penyusunan SE KDH ttg

    Penyusunan Rancangan

    Renstra-SKPD

    Penyajian Rancangan

    RPJMD

    Verifikasi Rancangan RENSTRA

    SKPD

    Persetujuan Rancangan akhir

    RPJMD oleh Gubernur

    Penetapan Perda tentang

    RPJMD Provinsi

    Konsultasi rancangan

    akhir RPJMD Mendagri

    Rancangan Awal Renstra

    SKPD

    RPJMD

    Pendahuluan Gambaran umum kondisi daerah Gambaran pengelolan keuangan

    daerah serta kerangka pendanaan Analisis isu-isu srategis, visi, misi, tujuan dan sasaran Strategi dan arah kebijakan Kebijakan umum dan program

    pembangunan daerah Indikasi rencana program

    prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

    Penetapan indikator kinerja Daerah

    Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan

    Rancangan Akhir RPJMD

    Pendahuluan Gambaran umum kondisi daerah Gambaran pengelolan keuangan

    daerah serta kerangka pendanaan

    Analisis isu-isu srategis, visi, misi, tujuan dan sasaran Strategi dan arah kebijakan Kebijakan umum dan program

    pembangunan daerah Indikasi rencana program

    prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

    Penetapan indikator kinerja Daerah

    Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan

    Perumusan Rancangan

    Akhir RPJMD

    Penyampaian Rancangan

    Akhir RPJMD

    Pembahasan Rancangan

    Akhir RPJMD

    Konsultasi rancangan akhir

    RPJMD

    Penyempurnaan rancangan akhir

    RPJMD

    Penyelarasan Program Prioritas

    dan Kebutuhan Pendanaan

    Penelaahan RTRW Provinsi

    & RTRW Provinsi lainnya

    Analisis Gambaran

    umum kondisi daerah provinsi

    Analisis pengelolaan

    keuangan daerah serta

    kerangka pendanaan

    Pembahasan dengan DPRD utk

    memperoleh masukan dan saran

    Rancangan Awal RPJMD Pendahuluan Gambaran umum kondisi daerah Gambaran pengelolan keuangan

    daerah serta kerangka pendanaan

    Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran

    Strategi dan arah kebijakan Kebijakan umum dan program

    pembangunan daerah Indikasi rencana program

    prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

    Penetapan indikator kinerja Daerah

    Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

    Penetapan Indikator Kinerja

    Daerah

    Nota Kesepakatan Kebijakan Umum dan Program

    Prioritas Jangka Menengah

  • I - 5

    RPJPD 2005-2025 terbagi menjadi 4 (empat) tahapan lima tahunan, yaitu Tahap

    Lima Tahun I (20052009), Tahap Lima Tahun II (20102014), Tahap Lima Tahun III

    (20152019), Tahap Lima Tahun IV (20202025).RPJMD Tahun 2012-2017

    terletak di setengah perjalanan RPJPD Tahun 2005-2025. Kedudukan RPJMD tahun

    rencana dalam RPJPD dapat digambarkan dalam gambar berikut ini.

    RPJPD Lima Tahun Tahap I Lima Tahun Tahap II Lima Tahun Tahap III Lima Tahun Tahap IV

    2005-2025 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

    RPJMD

    2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013

    RPJMD

    2012-2017

    2013 2014 2015 2016 2017

    Gambar 1.2

    Kedudukan RPJMD tahun rencana dalam RPJPD

    Keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan dokumen RKPD dan Renstra SKPD

    dapat digambarkan dalam dua gambar berikut ini.

    Gambar 1.3

    Keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan dokumen RKPD dan Renstra SKPD

    Kepala daerah memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran untuk perencanaan

    pembangunan selama masa jabatannya. Visi, misi, tujuan dan sasaran kepala

    daerah ditangkap oleh kepala SKPD yang kemudian dituangkan menjadi Visi, misi,

    tujuan dan sasaran Renstra. Dengan demikian visi misi SKPD disusun untuk

    mendukung atau mewujudkan visi misi Kepala Daerah. Keterkaitan antara RPJMD

    dengan Renstra SKPD dapat digambarkan dalam gambar dibawah ini.

  • I - 6

    Gambar 1.4

    Keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan Renstra SKPD

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan

    Penyusunan RPJMD DIY tahun 2012-2017 mendasarkan pada peraturan perundang-

    undangan yang berlaku, yaitu:

    1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

    Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3)

    sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

    1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun

    1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 827);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4421);

    5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

    6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4438);

    7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

  • I - 7

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4700);

    8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 68, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    9. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah

    Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

    Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang berlakunya Undang-

    Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik

    Indonesia Tahun 1950 Nomor 58) (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1950 Nomor 58);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

    dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

    lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    lndonesia Nomor 4737);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

    Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

    21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

    15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

    16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

    Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

    Tahun 2011 Nomor 310);

    17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk

    Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

    18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,

    Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

    Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor Negara Republik

    Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

    19. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun2005

    tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan

    Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran

    Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 Nomor 3 Seri E),

  • I - 8

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

    Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2005

    tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan

    Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran

    Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 3);

    20. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun2007

    tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 4) sebagaimana

    telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta

    Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11);

    21. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun2007

    tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Tahun 2007 Nomor 7);

    22. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun2009

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

    (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor

    2);

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Hirarki perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

    Oleh karena itu RPJMD merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan

    pembangunan nasional, yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku

    pembangunan. RPJMD harus sinkron dan sinergi antar daerah, antarwaktu,

    antarruang dan antarfungsi pemerintah, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi

    antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi

    pembangunandaerah.

    RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta diterjemahkan dari visi dan misi kepala daerah

    periode 2012-2017 yang dalam penyusunannya memperhatikan RPJM Nasional. Visi

    Pembangunan Nasional Republik Indonesia pada periode tahun 20102014 adalah

    Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan.

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan tahapan

    kedua dengan penekanan prioritas pada peningkatan kualitas sumber daya

    manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi, serta penguatan

    daya saing perekonomian. RPJMD DIY memperhatikan RPJMN dimana penekanan

    RPJMD DIY untuk mencapai masyarakat mandiri telah selaras dengan visi RPJMN

    untuk memberdayakan sumberdaya manusia yang bertujuan mewujudkan Indonesia

    yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan dalam hal menciptakan pembangunan

    ekonomi yang berlandaskan pemberdayaan sumber daya manusia ke arah

  • I - 9

    Kesejahteraan Rakyat. Penyelarasan dilakukan dengan mensinkronkan tujuan dan

    sasaran RPJMD.

    RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta berpedoman pada RPJP Daerah Istimewa

    Yogyakarta. RPJP Daerah Istimewa Yogyakarta menjabarkan kehendak masyarakat

    DIY yang dijadikan pedoman dasar bagi penyusunan dokumen perencanaan

    pembangunan selama 20 tahun. RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta digunakan

    sebagai pedoman dalam perencanaan pembangunan tahunan atau Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah (RKPD) dan menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Strategis

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).

    Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan,

    RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 -2017 juga mempedomani dokumen

    RTRW DIY dan mengarah pada terwujudnya ketentuan yang telah ditetapkan dalam

    kebijakan pemanfaatan ruang, baik kebijakan struktur tata ruang maupun kebijakan

    pola tataruang.

    Gambar 1.5

    Hubungan antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen Lainnya

    Selain itu, proses penyusunan RPJMD DIY tahun 2012-2017 memperhatikan RPJMD

    daerah sekitar yang terdekat. Keterkaitan terhadap RPJMD daerah lain dilakukan

    pada Provinsi Jawa Tengah yang merupakan wilayah yang paling berdekatan dengan

    DIY. Visi RPJMD Jawa tengah adalah Terwujudnya Masyarakat Jawa Tengah Yang

    Semakin Sejahtera. Misi yang dituangkan berkaitan dengan Visi tersebut adalah:

    a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta sikap responsif

    aparatur sebagai pelayan masyarakat.

    b. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian, UMKM, dan

    industri padat karya.

    c. Memantapkan kondisi sosial budaya agraris yang berbasiskan kearifan lokal.

    d. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara

    berkelanjutan.

    e. Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur.

  • I - 10

    f. Mewujudkan kondisi aman dan rasa aman dalam kehidupan masyarakat yang

    berkeadilan dan terjamin kepastian hukum.

    Berdasarkan pada misi tersebut dapat di tarik beberapa keyword utama, yaitu

    pemerintahan yang bersih dan profesional (good governance); pembangunan

    ekonomi; pemantapan sosial dan budaya; pengembangan SDM, peningkatan

    infrastruktur dan terakhir adalah supremasi hukum. Kebijakan dasar misinya dimulai

    dengan pelayanan dasar pemerintahan dan kepastian hukum, sedangkan pengisinya

    adalah pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan pengembangan SDM,

    pemantapan kondisi sosial budaya serta dilengkapi dengan penciptaan infrastruktur

    yang mencukupi.

    1.4. Sistematika Penulisan

    RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta 2012-2017 disusun dengan sistematika sebagai

    berikut:

    BAB I Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    1.4. Sistematika Penulisan

    1.5. Maksud dan Tujuan

    BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

    2.1. Aspek Geografi dan Demografi

    2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.3. Aspek Pelayanan Umum

    2.4. Aspek Daya Saing Daerah

    BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

    3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

    3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

    3.3. Kerangka Pendanaan

    BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis

    4.1. Permasalahan Pembangunan

    4.2. Isu Strategis

    BAB V Penyajian Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran

    5.1. Visi

    5.2. Misi

    5.3. Tujuan dan Sasaran

    BAB VI Strategi Dan Arah Kebijakan

    BAB VII Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah

    BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

    BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

    BAB X Pedoman Transisi Dan Kaidah Pelaksanaan

  • I - 11

    1.5. Maksud dan Tujuan

    1.5.1. Maksud

    RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 adalah dokumen perencanaan

    daerah untuk periode lima tahun yang dimaksudkan untuk memberikan visi, misi,

    tujuan, sasaran dan strategi bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

    di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013-2017, yang harus dilaksanakan

    secara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan.

    1.5.2. Tujuan

    RPJM Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 disusun dengan tujuan

    sebagai berikut:

    a. Menerjemahkan visi dan misi kepala daerah ke dalam tujuan dan sasaran

    pembangunan periode tahun 2012-2017, yang disertai dengan program prioritas

    untuk masing-masing SKPD Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berpedoman

    pada RPJP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005-2025;

    b. Merumuskan rancangan kerangka perekonomian daerah serta pembiayaan

    pembangunan untuk periode Tahun Anggaran 2013-2017;

    c. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi pagu

    anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2013-

    2017.

    Mengacu pada maksud dan tujuan tersebut, maka RPJM Daerah Istimewa

    Yogyakarta Tahun 2012-2017 mempunyai fungsi pokok sebagai acuan dalam

    penyusunan Rencana Strategis SKPD, merumuskan visi dan misi kepala daerah ke

    dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama tahun 2013-2017, serta

    perumusan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah

    dalam bentuk program beserta kerangka pendanaannya selama tahun 2013-2017.

    Adapun penjelasan bahwa RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai fungsi

    pokok pokok sebagai:

    a. Acuan penyusunan RKPD setiap tahun selama tahun 2013-2017;

    b. Tolok ukur keberhasilan penyelenggaran pemerintahan daerah dibawah

    kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur;

    c. Tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan

    pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggungjawab

    masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan program kepala daerah;

    d. Pedoman seluruh pemangku kepentingan kepala SKPD dalam melaksanakan

    pembangunan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta; dan

    e. Instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam mengendalikan

    penyelenggaran pembangunan daerah dan aspirasi mesyarakat sesuai dengan

    prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam peraturan

    daerah tentang RPJMD.

  • II - 1

    BAB II

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta

    Sejak zaman Prasejarah hingga kini Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kekayaan

    akan peristiwa-peristiwa penting, bahkan peristiwa-peristiwa dalam proses evolusi

    geologis. Hal ini jarang terjadi di daerah lain sehingga dapat dikatakan sejarah DIY itu

    sendiri merupakan salah satu keistimewaan DIY. Peninggalan-peninggalan cagar

    budaya dan warisan budaya mewakili tahapan periodisasi sejarah yang terjadi di DIY,

    yaitu masa prasejarah, masa Kerajaan Mataram Kuno, masa Kasultanan Mataram

    Islam, masa Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Puro Pakualaman, masa

    kolonial, masa kemerdekaan, dan masa kontemporer.

    Menurut ahli geologi, DIY merupakan barometer sejarah bumi dan kegunungapian di

    Indonesia, karena bukti geologi yang tersingkap di DIY mewakili 70% riwayat sejarah

    kebumian di Pulau Jawa. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya singkapan batuan

    dan fosil. Warisan geologi ini membentuk riwayat yang utuh sejak zaman pra-gunung

    api (berlangsung lebih dari 36 juta tahun yang lalu), zaman gunung api purba/Old

    Andesite Formation (berlangsung antara 16-36 juta tahun yang lalu), dan zaman

    gunung api masa kini (zaman Merapi kira-kira 2 juta tahun yang lalu). Warisan

    geologi yang utuh seperti ini langka dijumpai di daerah lain.

    Apabila dipelajari dari bukti-bukti arkeologis yang ditemukan, menunjukkan bahwa

    penghunian manusia purba di DIY telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu.

    Jejak-jejak kehidupan manusia prasejarah ditemukan di daerah Pegunungan Sewu

    yang berada di bagian selatan DIY. Di kawasan karst ini terdapat ratusan guayang

    dulu pernah menjadi tempat bermukim manusia, mungkin sejak sekitar 15.000

    tahun yang lalu.

    Penelitian yang telah dilakukan di daerah ini membuktikan manusia prasejarah yang

    hidup di gua-gua itu telah memiliki budaya yang cukup maju. Mereka mengandalkan

    kehidupannya dengan berburu dan mengeksploitasi tanaman. Ketika itu, mereka

    belum tinggal secara menetap di gua-gua tersebut, tetapi kadang berpindah sesuai

    dengan musim. Masa pengembaraan itu mereka hidup dengan berburu dan

    meramu.

    Adakalanya, mereka hidup agak di pedalaman dengan lebih banyak berburu hewan,

    mengumpulkan buah-buahan dan umbi-umbian. Hewan yang banyak diburu adalah

    monyet (macaca fasicularis), rusa, dan mungkin banteng. Di musim yang lain,

    mereka akan pergi ke wilayah pantai dan lebih banyak hidup dari mengumpulkan

    kerang dan mungkin menombak ikan. Cangkang kerang yang dikumpulkan seringkali

    mereka pergunakan sebagai perhiasan atau alat dan masih mereka bawa ketika

    mereka kembali masuk ke pedalaman.

  • II - 2

    Mereka juga telah mengenal penguburan jenazah dengan cara terlipat, ditaburi zat

    pewarna, dan ditindih dengan batu sebelum ditimbun dengan tanah. Hal ini

    membuktikan budaya yang sudah cukup maju. Semua bukti kehidupan manusia gua

    tersebut begitu banyak tersebar di Kabupaten Gunung Kidul. Namun, kini gua-gua

    dengan bukti kehidupan prasejarah itu terancam oleh kegiatan manusia, khususnya

    pertambangan gamping dan fosfat. Padahal, sumberdaya budaya itu mempunyai

    nilai penting bagi data sejarah, arkeologi, dan ilmu lainnya.

    Setelah kehidupan manusia prasejarah di gua-gua berakhir, wilayah DIY telah dihuni

    oleh manusia prasejarah yang lebih maju. Mereka tinggal menetap di dalam

    perkampungan dan mengandalkan pada kehidupan pertanian. Hasil yang diperoleh

    lalu dipertukarkan, sehingga masyarakat saat itu dapat memperoleh benda-benda

    dari luar, antara lain manik-manik dari kaca.Masyarakat pada saat itu meninggalkan

    bukti-bukti keberadaannya terutama berupa benda-benda megalitik yang terutama

    tersebar di desa-desa dalam wilayah Kecamatan Karangmojo dan Playen. Benda

    megalitik yang ditemukan berupa kubur peti batu, patung menhir, dan batu tegak

    lainnya. Ketika itu, mereka juga telah menggunakan alat-alat pertanian dari besi dan

    memakai gerabah sebagai wadah.

    Meskipun belum diketahui secara tepat sejak kapan kehidupan seperti ini dimulai,

    namun data arkeologi memberikan petunjuk kehidupan seperti itu telah berlangsung

    sejak 2.500 tahun lalu dan berkembang hingga beberapa abad Masehi. Bukti-bukti

    kehidupan yang menunjukkan tradisi megalitik kurang banyak mendapat perhatian.

    Sebagian di antara temuan itu telah rusak, bahkan terbongkar. Sebagian yang lain

    dijadikan jembatan atau penguat pematang. Tentu saja, sejumlah upaya telah

    dilakukan oleh pemerintan untuk menyelamatkan benda-benda ini dengan

    mengumpulkan dan melindunginya di suatu tempat. Namun, tentu upaya itu masih

    jauh dari cukup untuk menyelamatkan tinggalan purbakala yang amat penting

    ini.Kehidupan prasejarah di kawasan pegunungan selatan Yogyakarta berangsur-

    angsur berakhir dengan kedatangan dan semakin menguatnya pengaruh budaya

    Hindu di wilayah DIY. Tidak dapat disangkal, pada masa pengaruh budaya Hindu pun,

    wilayah Yogyakarta menjadi pusat perkembangannya. Sejak sekitar abad ke-7,

    diduga telah ada komunitas-komunitas yang terpengaruh budaya Hindu di sekitar

    wilayah Yogyakarta.

    Keberadaan cagar budaya yang bercorak kuno seperti candi, situs, prasasti,

    perhiasan, peralatan telah menunjukkan bahwa sebuah kerajaan besar bercorak

    Hindu berkembang dan jaya sekitar abad ke-8. Wilayah DIY menjadi pusat dari

    Kerajaan Mataram Kuno. Kompleks Candi Prambanan dan Ratu Boko hanyalah

    beberapa contoh peninggalan masa kejayaan kerajaan Mataram Kuno. Namun,

    masih ada ratusan candi lainnya yang kini telah menjadi saksi sejarah peradaban

    DIY, di antaranya Candi Kalasan, Sari, Sambisari, Kedulan, Banyunibo, Barong,

    Morangan dan Kimpulan. Menurut Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M,

    daerah Saliman (= Sleman, DIY bagian utara) adalah tempat berdirinya kerajaan

  • II - 3

    Mataram Hindu yang diprakarsai oleh Sang Ratu Sanjaya. Pernyataan dalam prasasti

    itu didukung dengan keberadaan sejumlah nama tempat atau toponim di daerah

    Sleman yang menunjukkan adanya permukiman keluarga kerajaan, di antaranya

    adalah Rejadani (= tempat raja), Poton (pattana = kota), Bantareja (= makam raja),

    dan Dayakan (dayaka = keluarga raja).

    Pada jaman kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, wilayah DIY juga berperan besar

    dalam percaturan sejarah. Panembahan Senapati merintis pendirian Kerajaan

    Mataram Islam di Kotagede, yang ada di bergelar "Senapati Ing Alaga Sayidin

    Panatagama" artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.

    Pada masa Sultan Agung Hanyokrokusuma wilayah kekuasaan Mataram sangat luas,

    meliputi seluruh Jawa Tengah, Jawa Barat sampai Karawang, Jawa Timur sampai

    Jember dan Madura. Sultan Agung memilih DIY sebagai pusat kerajaannya, yaitu

    daerah Kerta dan Pleret. Pada masa pemerintahan Sultan Agung di Pleret Kraton

    Mataram mencapai puncak kejayaan. Tak hanya berpikir tentang keamanan dan

    keberlangsungan kraton semata. Bukti dari semua itu bisa dilihat dari karya seperti

    Sastra Gending, Kitab Ni Cruti, dan Niti Castra, Kaligrafi, Perhitungan Tahun Jawa

    dan perayaan Sekaten. Hasil karya Sultan Agung yang sampai sekarang menjadi

    "monumen" adalah makam Imogiri (makam raja-raja Mataram) yang sekarang telah

    ditetapkan menjadi Kawasan cagar Budaya Kelas C yang di bawah kewenangan

    provinsi.

    Setelah Sultan Agung mangkat, Mataram mengalami masa-masa atau detik-detik

    keruntuhan. Tanda-tanda dari keruntuhan Kesultanan Mataram antara lain

    kebijakan-kebijakan para pengganti Sultan Agung yang menimbulkan ketidakstabilan

    politik dalam menjalankan roda pemerintahannya. Selain itu, mereka lebih dekat

    kepada VOC, hal demikian berbeda ketika masa pemerintahan Sultan Agung yang

    memusuhi VOC. Kedekatan para pengganti Sultan Agung dengan VOC menyebabkan

    terjadinya intervensi VOC terhadap politik Kesultanan Mataram. Puncak perpecahan

    di Mataram ditandai dengan Perjanjian Giyanti atau perjanjian Palihan Nagaripada

    tanggal 13 Februari 1755 M. Perjanjian ini terjadi karena VOC (Vereenigde Oost-

    Indische Compagnie) yang sedang menguasai beberapa daerah di tanah Jawa

    merasa kewalahan untuk menghadapi perlawanan Pangeran Mangkubumi yang

    terus mendapat dukungan dari rakyat. Bahkan rakyat kemudian mengangkat dan

    menobatkan Pangeran Mangkubumi sebagai raja yang dikenal dengan Sri

    Susuhunan Kebanaran. Dukungan terhadap Susuhunan Kebanaran ini terus

    menguat, sehingga perlawanan terhadap VOC pun semakin meluas.

    Untuk meredakan perlawanan dan menghindari kerugian yang bertambah banyak,

    maka VOC atas persetujuan Sunan Paku Buwono III, menawarkan perdamaian

    kepada Pangeran Mangkubumi, dan Pangeran Mangkubumi tidak keberatan dengan

    rumusan perjanjian damai itu yang dikenal dengan Perjanjian Giyanti. Isi perjanjian

    Giyanti ini yang terpenting adalah pembagian Mataram menjadi dua. Separuh tetap

    berada di bawah kekuasaan Sunan Paku Buwono III yang berpusat di Surakarta

    sehingga disebut Kasunanan Surakarta, dan yang separuhnya lagi diberikan kepada

  • II - 4

    Pangeran Mangkubumi dengan pusat pemerintahannya ada di Yogyakarta sehingga

    terkenal dengan nama Kasultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat).

    Pangeran Mangkubumi dinobatkan sebagai sultan di Yogyakarta dengan gelar

    Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati

    Ing Alaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah Kaping I (Sultan

    Hamengku Buwono I).

    Sultan Hamengku Buwono I (6 Agustus 1717 24 Maret 1792) terlahir dengan

    nama Raden Mas Sujana yang merupakan adik Susuhunan Mataram II Surakarta.

    Sultan Hamengkubuwana I dalam sejarah terkenal sebagai Pangeran Mangkubumi

    pada waktu sebelum naik tahta kerajaan Ngayogyakarta, beliau adalah putra Sunan

    Prabu dan saudara muda Susuhunan Pakubuwana II.

    Dalam pembagian wilayah Kerajaan Mataram, Kasultanan Yogyakarta memperoleh

    Wilayah Mataram, Kedu, dan Bagelen yang masuk dalam wilayah Negara Agung.

    Daerah yang masuk dalam wilayah Mancanegara meliputi Madiun (Kota Madiun,

    Magetan, Caruban, sebagian Pacitan); Kediri (Kertasana, Kalangbret, Ngrawa/Tulung

    Agung); Surabaya (Japan/Majakerta); Rembang (Jipang, Teras Karas); Semarang

    (Sela, Kuwu, sebagian Grobogan). Kasultanan Yogyakarta juga mendapat wilayah

    dari Pantai Utara Jawa.

    Sebelum dapat membangun istana yang tetap, untuk sementara waktu Sultan

    Hamengku Buwono I bertahta di Pesanggrahan di Wilayah Gunung Gamping yang

    dinamakan istana Ambar Ketawang mulai tanggal 9 Oktober 1755. Dari tempat ini,

    Pangeran Mangkubumi mulai merencanakan desain kota pemerintahannya dengan

    landasan filosofis yang sangat luar biasa, sehingga menjadi saujana asosiatif yang

    bernilai tinggi. Yang dimaksud dengan saujana asosiatif (associative cultural

    landscape) adalah paduan antara karya alam (bentang lahan dan lingkungan)

    dengan karya bentukan manusia yang hanya dapat dipahami berdasarkan konsep

    keagamaan atau kepercayaan, budaya, maupun seni tertentu yang melatarinya.

    Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang

    disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama Pachetokan, sedang

    di sana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh

    Susuhunan Paku Buwono II dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah

    penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera

    memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tersebut untuk didirikan Kraton.

    Sultan Hamengku Buwono mulai menempati istana yang baru Ngajogjo Adiningrat

    (Ngayogyakarta Hadiningrat) pada hari Kamis Pahing tanggal 7 Oktober 1756.

    Disamping mendirikan istana baru, beliau yang berdarah seni mendirikan bangunan

    tempat bercengkerama Taman Sari yang terletak di sebelah barat istananya.

    Pangeran Mangkubumi berhasil membangun kratonnya di daerah bekas hutan

    Beringan wilayah Mataram secara sempurna, yaitu baik dari segi fisik maupun non

    fisik dan dilandasi dengan pemikiran filosofis religious, politis, sosial, ekonomis, dan

    kultural yang mendalam. Makna-makna simbolis dan filosofis dapat dirunut dari segi

  • II - 5

    penamaan kraton, ciri religius kraton, gaya seni budaya, semangat dan jiwa

    patriotisme.

    Pangeran Mangkubumi mendesain kerajaannya ini dengan nama Ngayogyakarta

    Hadiningrat yang bermakna sebuah kerajaan yang sejahtera, indah dan terkemuka di

    dunia. Beliau memperoleh nama ini dari nama Kerajaan Ayodyapura yang diperintah

    oleh Rama penjelmaan Dewa Wisnu yang dikaguminya. Beliau berharap kerajaannya

    ini akan menjadi indah, makmur, sejahtera, terkemuka seperti Ayodyapura, dan kini

    menjadi cita-cita bersama Kraton dan DIY dalam Era Globalisasi. Sri Sultan

    Hamengku Buwono I dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia pada

    peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2006.

    Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

    sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri. Semua itu dinyatakan

    di dalam kontrak politik. Kontrak politik terakhir Kasultanan tercantum dalam

    Staatsblad 1941, No. 47.

    Sri Sultan Hamengku Buwono II (7 Maret 17502 Januari 1828) atau terkenal pula

    dengan nama lainnya Sultan Sepuh Sultan adalah raja di Kesultanan Yogyakarta

    yang memerintah antara tahun 1792 dan 1828. Hal ini ditandai dengan terjadinya

    perubahan empat kali rezim kolonial dalam kurun waktu kurang dari setengah abad,

    yaitu dari VOC, Prancis, Inggris dan Belanda. Perubahan rezim yang juga

    menimbulkan pergantian kebijakan kolonial ini mengakibatkan terjadinya instabilitas

    politik dari penguasa kolonial khususnya tindakan pemerintah kolonial terhadap raja-

    raja pribumi. Kondisi ini meningkatkan eskalasi konflik yang cukup tajam antara

    penguasa kolonial dan penguasa Jawa. Semasa hidupnya dikenal sebagai penentang

    kekuasaan kolonial atau tidak pernah mau tunduk terhadap tuntutan-tuntutan

    kolonial, antara lain menentang Gubernur Jendral Daendels dan Raffles. Sultan

    menentang aturan protokoler baru ciptaan Daendels mengenai alat kebesaran

    Residen Belanda, pada saat menghadap sultan misalnya hanya menggunakan

    payung dan tak perlu membuka topi. Perselisihan antara Hamengku Buwono II

    dengan Susuhunan Surakarta tentang batas daerah kekuasaan juga mengakibatkan

    Daendels memaksa Hamengku Buwono II turun takhta pada tahun 1810 dan untuk

    selanjutnya bertahta secara terputus-putus hingga tahun 1828, yaitu akhir 1811

    ketika Inggris menginjakkan kaki di Jawa (Indonesia) sampai pertengahan 1812

    ketika tentara Inggris menyerbu keraton Yogyakarta dan 1826 untuk meredam

    perlawanan Diponegoro sampai 1828. Hamengku Buwono III, Hamengku Buwono IV

    dan Hamengku Buwono V sempat bertahta saat masa hidupnya Sri Sultan

    Hamengku Buwono II.

    Saat menjadi putra mahkota beliau mengusulkan untuk dibangun benteng kraton

    untuk menahan seragan tentara Inggris. Tahun 1812 Raffles menyerbu Yogyakarta

    dan menangkap Sultan Sepuh yang kemudian diasingkan di Pulau Pinang kemudian

    dipindah ke Ambon. Pada tahun 1826 beliau dibujuk untuk menduduki Kesultanan

  • II - 6

    kembali agar mau mempengaruhi para pangeran agar tidak mendukung perjuangan

    Pangeran Diponegoro.

    Selama masa pemerintahannya, sifatnya yang antikolonial semakin jelas. Sultan HB

    II menyadari bahwa orang-orang Belanda merupakan ancaman utama terhadap

    keutuhan wilayah dan kewibawaan raja-raja Jawa khususnya di Kesultanan

    Yogyakarta. Sultan HB II tidak berpikir untuk mengembalikan wilayah K