royalti dan franchise

5
Royalti dan Franchise Definisi Royalti merupakan penjelasan Pasal 4 huruf h UU PPh. Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas: 1. Penggunaan hak menggunakan hak cipta dibidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain, atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk kekayaan intelektual/industrial atau hal serupa lainya. 2. Pengguna atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industri, komersil atau ilmiah. 3. Pemberian pengetahuan atau informasi dibidang ilmiah, teknikal, industrial atau komersial. 4. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3 berupa: A. Penerimaan atau hak menerima rekaman atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik atau teknologi yang serupa. B. Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk televisi atau radio yang disiapkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa. Akuntansi Perpajakan Irwan M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘12 1

Upload: asti-mariana

Post on 13-Aug-2015

345 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

royalti dan franchise

TRANSCRIPT

Page 1: Royalti Dan Franchise

Royalti dan Franchise

Definisi Royalti merupakan penjelasan Pasal 4 huruf h UU PPh. Royalti adalah suatu

jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apapun, baik

dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas:

1. Penggunaan hak menggunakan hak cipta dibidang kesusastraan, kesenian atau

karya ilmiah, paten, desain, atau model, rencana, formula atau proses rahasia,

merek dagang, atau bentuk kekayaan intelektual/industrial atau hal serupa

lainya.

2. Pengguna atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industri, komersil

atau ilmiah.

3. Pemberian pengetahuan atau informasi dibidang ilmiah, teknikal, industrial atau

komersial.

4. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan

atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak

menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian

pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3 berupa:

A. Penerimaan atau hak menerima rekaman atau keduanya, yang

disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik atau

teknologi yang serupa.

B. Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman

suara atau keduanya, untuk televisi atau radio yang

disiapkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi

yang serupa.

C. Penggunaan atau hak menggunakan atau seluruh spektrum radio

komunikasi.

5. Penggunaan atau hak menggunakan gambar hidup (motion picture film), film

atau pita video untuk siaran televisi atau pita suara untuk siaran radio.

6. Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenan dengan penggunaan

atau pemberian hak kekayaan intelektual atau hak-hak lainya sebagaimana

tersebut diatas.

Franchise atau penerima Wiralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang

diberikan hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak atas kekayaan

Akuntansi PerpajakanIrwan M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 1

Page 2: Royalti Dan Franchise

intelektual atau penemuan atau ciri kas yang dimiliki pemberi wiralaba. Baik

franchisor (pemberi wiralaba) maupun franchise keduanya adalah subjek yang tidak

lepas dari kewajiban perpajakan.

Tarip:

PPh 23 atas jasa teknik sebesar 2 %,

PPh 23 atas royalti adalah sebesar 15%.

Contoh 1:

PT JKL membeli hak franchise suatu usaha kepada PT KLM suatu badan usaha di

Indonesia. Untuk mendapatkan hak dari PT KLM, PT JKL harus membayar royalty

sebesar Rp 300.000.000. belum termasuk PPN 10 % untuk jangka waktu 5 tahun.

Atas hak istimewa tersebut, PT JKL berhak menggunakan merk dagang PT KLM. Selain

itu, PT KLM akan memberikan sistem dan program usaha, pelatihan karyawan, dan

konsultasi manajemen tersebut, PT JKL harus membayar Fee kepada PT KLM sebesar

5 % dari omset setiap bulanya.

Jika omzet PT JKL pada bulan Januari 2011 Rp 100.000.000 ,- maka perhitungan PPh

23 yang harus dipotong oleh PT JKL adalah sebagai berikut:

A. Atas pembayaran royalti sebesar Rp 300.000.000, maka PT JKL harus memotong

PPh 23 sebesar: Rp 300.000.000 x Rp 15 %= Rp 45.000.000,-

Jurnal Pajak :

Royalti dibayar dimuka 300.000.000 -

PPN Masukan 30.000.000 -

Bank - 285.000.000

Hutang PPh 23 - 45.000.000

B. Jika atas pembayaran terkait pemberian sistem program, pelatihan karyawan serta

konsultasi manajemen (fee bulanan) dianggap sebagai royalti, maka perhitungan atas

Fee adalah sebesar :

Rp 100.000.000,- x 5 % = Rp 5.000.000,-

Atas Fee bulan Januari 2011 PT JKL memotong PPh 23 sebesar 15 % x 5.000.000 =

750.000,-

Akuntansi PerpajakanIrwan M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 2

Page 3: Royalti Dan Franchise

Jurnal saat pencatatan fee yang dianggap royalti tersebut adalah:

Biaya Royalti 5.000.000 -

Bank - 4.250.000,-

Hutang PPh 23- 750.000,-

C. Jika Fee bulanan tersebut dianggap jasa teknik, maka perhitungan fee adalah

sebesar

2 % x Rp 5.000.000 = Rp 100.000,-

Jurnal

Biaya Jasa Teknik 5.000.000 -

Bank 4.900.000

Hutang PPh 23 100.000

Perbedaan yang siginifikan:

650.000 ( 750.000 – 100.000), antara pengklasifikasikan baiaya royalti danjasa teknik.

Kesalahan mengklasifikasikan transaksi seperti ini banyak terjadi bukan hanya oleh WP

namun juga oleh Fiskus.

Contoh 2:

PT JKL membeli hak franchise suatu badan usaha dari luar negeri. Untuk mendapatkan

hak dari KLM Limited, PT JKL harus membayar royalti kepada KLM limited sebesar Rp 1

Miliar untuk jangka waktu 8 tahun. Diasumsikan bahwa negara tempat domisili KLM

limted mempunyai P3B( tax treaty) dengan Indonesia, tarif P3B yang mengatur royalti

adalah sebesar 10 %.

Royalti dibayar dimuka Rp 1.000.000.000 -

Bank 900.000.000

Hutang PPh pasal 26 100.000.000

Atas pembayaran royalti luar negeri terutang PPN

PPN Masukan 100.000.000

Bank 100.000.000

Daftar Pustaka

Akuntansi Pajak. Prof Dr Gunadi MSc Ak, penerbit Grasindo

Akuntansi PerpajakanIrwan M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 3

Page 4: Royalti Dan Franchise

Akuntansi Pajak, Drs Sophar Lumbantoruan MPA, penerbit Grasindo.

Akuntansi Pajak, Prof Dr Sukrisno Agus, penerbit Salemba Empat.

Manajemen Keuangan, Dr Dahlan Samiad, MSc, penerbit Salemba Empat.

Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan Indonesia, Drs Didik

Waluyo Mbuss Penerbit DBW Tax Center.

Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Dr Timbul

Hamonangan, MA dan Dr Imam Muklis Msi. Penerbit Raih Asia Sukses.

Akuntansi Perpajakan, Drs Pardiat Ak. Penerbit Maria Wacana Media.

www. Pajak.go.id

Akuntansi PerpajakanIrwan M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 4