roy ibrahim (a352140041)
TRANSCRIPT
PENGARUH SISTEM TERNAK-HUTAN YANG TERINTEGRASI PADA PEMULIHAN DARI LARVA NEMATODA TRICHOSTRONGYLID INFEKTIF
DARI DOMBA
Oleh:
Roy Ibrahim
REVIEW JURNAL
SEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
Dosen : Prof. Dr. Nurheni Wijayanto, MS
PENDAHULUAN
Nematoda Trichostrongylids
Gastroenteritis berat & Anemia akut
(Monteiro et al. 2011)
Domba breeds
Pengendalian dengan menggunakan“antihelminthics”
Sistem ternak-hutan
PENDAHULUAN
Untuk mengevaluasi pemulihan larva nematoda Trichostrongylid (L3) pada domba dalam sistem ternak-hutan terintegrasi dan dirumput monokultur, juga menganalisis pengaruh iklim pada 4 musim.
TUJUAN PENELITIAN
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Sinop, Brazil bidang eksperimental Agrosilvopastoral dari Desember 2013 sampai September 2014 dengan ciri iklim tropis dengan hujan terkonsentrasi di musim panas dan pada musim dingin yang kering.
Tempat dan Waktu
Rancangan Penelitian ini menggunakan RAL Faktorial dengan dua perlakuan dan empat musim sampling. Interaksi antara perawatan dan musim tahun dianalisis pada tiga jenis bahan: hijauan, tanah, dan kotoran. Data ditransformasi logaritmik (Log X) dan kemudian dianalisis melalui program SAS.
Standarisasi tinggi padang rumput dengan ketinggian standar 30 cm dan dibuat 30 tempat ditandai dengan bendera. Perlakuan A: Integrasi livestock-sistem hutan (LFI) dengan deretan
tiga dari Eucalyptus urograndis berjarak 15 m. B: Padang rumput monokultur di bawah sinar matahari penuh.
Kotoran yang mengandung telur nematoda Trichostrongylid diperoleh dari Universitas Federal Mato Grosso, Departemen Parasitologi Veteriner.
Pengendapan kotoran
Persiapan telur nematoda
Tes laboratorium 14 hari setelah pengendapan lalu diambil bagian dari hijauan, lapisan tanah dan kotoran, kemudian dilakukan ekstraksi dengan teknik Baerman dimodifikasi dari Ueno (Ueno dan Goncalves 1998) kemudian dihitung di bawah mikroskop dan diidentifikasi sesuai dengan Ueno dan Goncalves (1998).
Pengendapan kotoran diletakan pada tanda tersebut pada 1 Desember 2013, 26 Februari, 29 Mei, dan 29 Agustus 2014, mengkategorikan musim semi, panas, gugur, dan musim dingin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Jumlah larva nematoda Trichostrongylid infektif per kilogram dari bahan kering hijauan
Berdasarkan kondisi yang diamati dalam penelitian ini, hasil integrasi ternak-hutan menunjukkan bahwa sistem ini dapat meningkatkan peluang mikroorganisme/predator memangsa larva infektif nematoda Trichostrongylid.
Tabel 2 Jumlah larva nematoda Trichostrongylid infektif per kilogram dari bahan kering lapisan tanah
Khadijah et al. ( 2013) lapisan tanah memiliki kemampuan dalam menjaga kelembaban untuk pemeliharaan dan kelangsungan hidup larva nematoda Trichostrongylid .
Tabel 3 Jumlah larva nematoda trichostrongylid infektif per kilogram dari bahan kering kotoran
Bahan kotoran ini juga dapat berfungsi sebagai tempat kelangsungan hidup sampai tingkat curah hujan yang menguntungkan bagi nematoda Trichostrongylid infektif. Silva (2007) mengamati larva dalam tinja domba pada bulan Juni (musim dingin) mampu infektif dalam jumlah yang tinggi.
KESIMPULAN
1. Sistem integrasi ternak-hutan dapat meningkatkan kemungkinan kontaminasi ulang domba oleh larva nematoda Trichostrongylid infektif.
2. Sistem ternak-hutan terpadu dapat dirancang dengan cara yang berbeda, di setiap strategi kondisi iklim mikro dapat berubah secara signifikan, mengganggu biologi parasit .
3. Manajemen strategi bertujuan mengendalikan nematoda pada domba yang dikelola di bawah sistem peternakan–hutan harus dievaluasi sehingga dapat digunakan lebih efisien.
SARAN
Disarankan untuk menilai dinamika nematoda parasit dalam sistem ternak-hutan terintegrasi sehingga strategi manajemen dapat dievaluasi untuk spesies ruminansia berdasarkan hasil yang dicapai.
SEKIAN
TERIMA KASIH