rostow dan pelita

6
Pembangunan Ekonomi Menurut Rostow Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga ditujukan oleh peranan sektor pertanian dan sektor industri. Proses pembangunan ekonomi menurut W.W. Rostow dibedakan menjadi 5 yaitu : 1. Masyarakat Tradisional Sistem ekonomi yang didominasi masyarakat tradisional adalah pertanian. Produktivitas. kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini dicirikan struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah. Masyarakat tradisional belum menguasai ilmu pengetahuna secara mendalam harena mereka pada saai itu masih mempercayai kekuatan diluar manusia atau makhluk gaib. Masyarakat tradisional cenderung bersifat statis karena susah untuk menerima hal-hal yang baru, selain itu produksi yang dihasilkan cenderung dikonsumsi untuk mereka sendiri. Biasanya orang tua dan anaknya memiliki pekerjaan yang sama dan sederajat, tidak ada kemajuan. Ciri-ciri masyarakat tradisional : 1. Fungsi produksi terbatas, cara produksi masih primitif dan tingkat produktivitas msyarakat rendah 2. Struktur sosial bersifat hirarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang mereka. 3. Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tanga tuan tanah. 2. Pra-Kondisi Tinggal Landas Tahapan ini didefinisikan sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai

Upload: sita-aulia

Post on 28-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ww rostow's stage of growth

TRANSCRIPT

Page 1: Rostow Dan Pelita

 Pembangunan Ekonomi Menurut Rostow

Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat

tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional.

Pembangunan bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi

juga ditujukan oleh peranan sektor pertanian dan sektor industri.

Proses pembangunan ekonomi menurut W.W. Rostow dibedakan menjadi 5 yaitu :

1. Masyarakat Tradisional

Sistem ekonomi yang didominasi masyarakat tradisional adalah pertanian.

Produktivitas. kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan tahapan pertumbuhan

berikutnya. Masyarakat ini dicirikan struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan

vertikal rendah. Masyarakat tradisional belum menguasai ilmu pengetahuna secara

mendalam harena mereka pada saai itu masih mempercayai kekuatan diluar manusia

atau makhluk gaib. Masyarakat tradisional cenderung bersifat statis karena susah

untuk menerima hal-hal yang baru, selain itu produksi yang dihasilkan cenderung

dikonsumsi untuk mereka sendiri. Biasanya orang tua dan anaknya memiliki pekerjaan

yang sama dan sederajat, tidak ada kemajuan.

Ciri-ciri masyarakat tradisional :

1. Fungsi produksi terbatas, cara produksi masih primitif dan

tingkat produktivitas msyarakat rendah

2. Struktur sosial bersifat hirarkis, yaitu kedudukan masyarakat

tidak berbeda dengan nenek moyang mereka.

3. Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di

tanga tuan tanah.

2. Pra-Kondisi Tinggal Landas

Tahapan ini didefinisikan sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat

mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Menurut

Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara

otomatis. Selama tahap ini investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah

pembangunan yang dinamis. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah

revolusi industri yangf berlangsung dalam satu abad terakhir.

            Pembangunan ekonomi menurut Rostow adalah suatu proses yang

menyebabkan perubahan karakterisktik pentign suatu masyarakat, misalknya

Page 2: Rostow Dan Pelita

perubahan keadaan sistem politik, struktur sosial, sistem nilai dalam masyarakat dan

struktur ekonominya. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses pertumbuhan

yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering terjadi, boleh

dianggap sudah berada pada tahap pra kondisi tinggal landas.

Kemajuan di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana harus terjadi bersama-

sama dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya

dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan

perkembangan di sektor pertambangan. Kemajuan di sektor pertanian mempunyai

peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas.

Peranan sektor pertaian antara lian, kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan

makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin penduduk

agar tidak kelaparan dan menghemat pengeluaran devisa agar tidak mengimpor beras.

Kenaikan produktivitas di sektor pertanian akan memperluas pasar industri barang-

barang konsumsi, serta meningkatkan pendapatan agar para pekerja dapat memiliki

tabungan.

3. Tinggal Landas

Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakterisktik

utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang

berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Pada tahap ini telah

tersingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan ekonomi, serta

tabungan dan investasi yang efektif meningkat 5% menjadi 10% dari pendapatan

nasional. Industri-industri mulai berkembang dengan sangat pesat keuntungannya

sebagai besar ditanamkan di industri baru.

Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi

politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar

baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta

inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi akan

mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat

pertumbuhan peonduduk, sehinggal tingkat p0endapatan perkapita semakin besar.

Rostow mengemukakan 3 ciri negara yang sudah mencapai tahap tinggal landas untuk

mengetahui apakah negara tersebut sudah mencapai masa tinggal landas atau belum :

Page 3: Rostow Dan Pelita

1. Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif

dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Netto

atau NNP.

2. Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri

dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.

3. Adanya atau segera terciptanya suatu ramgka dasar politik,

sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan

perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang

bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.

4. Menuju kedewasaan

Tahap menuju kedewasaan ini terjadi setelah negara tersebut lepas dari masa tinggal

landas. Pada tahap ini mulai bermunculan teknologi-teknologi baru di sektor industri.

Hal ini menunjukan bahwa keadaan ekonomi semakin maju dan perkembangan

ekonomi berjalan dengan baik. Biasanya tahapan ini terjadi sekitar 60 tahun setelah

meninggalkan masa tinggal landas.

5. Era Konsumsi Tinggi

Tahapan ini merupaka tahap terakhir dari Lima tahap model perkembangan ekonomi

menurut Rostow. Pada tahap ini sebagian masyarakat hidup secara makmur. Perhatian

masyarakat tertuju pada konsumsi dan kesejahteraannya bukan  masalah produksi.

Selain itu, investasi untuk meningkatkan produksi sudah tidak lagi menjadi tujuan

utama.

D.    REPELITA

Repelita I (1969-1974)

Repelita I bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan

penekanan pada bidang pertanian. Pemerintah telah menyusun program-program untuk

merealisasikan repelita I tersebut, yaitu :

1. Memberikan bibit unggul kepada petani dan melakukan

percobaan untuk menghasilkan bibit unggul yang tahan hama.

2. Memperbaiki infrastruktur yang digunakan oleh sektor

pertanian.

3. Melakukan transmigrasi agar lahan yang berada di

Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua dapat diolah agar

menjadi lahan yang menghasilkan bagi perekonomian.

Page 4: Rostow Dan Pelita

Repelita I ini menekankan pada bidang pertanian karena sebagian besar penduduk

Indonesia tinggal di pedesaan yang bermata pencarian dibidang pertanian, selain itu

Indonesia juga termasuk negara Agraris. Hal ini berarti sumber pendapatan terbesar

yaitu berasal dari sektor pertanian. Dengan penekanan pada sektor pertanian juga

memajukan pendapatan masyarkat pedesaan.

Repelita II (1974-1979)

Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya

adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan

dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah

menjadi bahan baku. 

Repelita III (1979-1984)

Pertumbuhan ekonomi yang dialami pada saat repelita II sangat tinggi namun itu lebih

rendah dari yang ditargertkan sebesar 7,5%t. Namun, sangat dirasakan kurang adanya

keseimbangan pengembangan perekonomian antara kota dan desa serta ke. Pada masa

repelita ini diharapkan pembangunan perekonomian dapat merata. Dalam

merealisasiakan tujuan tersebut dibuat kebijakan delapan jalur pemerataan yang

intinya adalah :

1. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan,

sandang dan papan.

2. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan,

pelayanan kesehatan.

3. Pemerataan pembagian pendapatan.

4. Pemerataan perluasan kesempatan kerja

5. Pemerataan usaha

6. Pemerataan kesempatan berpartisispasi

7. Pemerataan pembangunan antar daerah

8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Pertumbuhan perekonomian pada tahun ini dihambat oleh resesi dunia yang belum

juga berakhir. Pada tahun tahun akhir repelita III neraca pembayaran Indonesia

semakin buruk hal itu dikarenakan harga minya yang semakin menurun. Pada akhir

tahun repelita III nilai dolar menguat, nilai suku bunga riil AS menguat yang

mengakibatkan semakin besar beban hutan negara-negara berkembang.

Repelita IV (1984-1989)

Page 5: Rostow Dan Pelita

Pada repelita IV ini lebih untuk peningkatan usaha-usaha untuk mensejahterakan

kerja , memperluas lapangan kerja, mertioratakan pendapatan.Prioritas pada repelita

ini bertujuan untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri

yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri. Pada tahun 1984 Indonesia

tidak lagi mengimpor beras, sehingga devisa yang sebelumnya digunakan untuk

mengimpor beras dapat digunakan untuk pembangunan.

Alasan Indonesia bisa menghasilkan swasembada pangan, yaitu dari pendekatan

produksi. Indonesia menerapkan panca usaha tani :

1) Penggarapan lahan yang ilmiah

2) Pengairan yang teknis

3) Penerapan bibit unggul

4) Penerapan pupuk anorganik (kimia)

5) Pemberantasan hama penyakit tanaman

Repelita V (1989-1994)

Repelita ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahterakan taraf hidup rakyat,

kecerdasan dan kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan

adil. Selain itu, meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pemangunan berikutnya.

Prioritas repelita ini yaitu menitikberatkan pada bidang ekonomi pada sektor pertanian

dan industri.