roni boni bionut

19
BAB I I. Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali produk makanan maupun minuman yang secara instan maupun siap saji dapat dengan mudah diperoleh. Produk tersebut biasanya ditemukan dalam bentuk kemasan maupun didalam botol. Produk-produk ini sering dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, masyarakat kurang melihat kandungan nilai gizi yang terdapat didalam produk komersil tersebut apakah produk tersebut layak dikonsumsi atau tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu, masyarakat juga kebanyakan tidak memperhatikan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan produk-produk komersil tersebut. Produk makanan ringan seperti snack pada umumnya terbuat dari bahan-bahan alami seperti tepung terigu maupun tepung tapioka. Bahan-bahan tersebut mengandung amilum atau pati yang berfungasi sebagi karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk sumber energi. Sementara pada produk minuman, biasanya terkandung banyak mineral dan beberapa vitamin- vitamin larut air. Selain bahan-bahan tersebut, sering pula digunakan pemanis buatan maupun pewarna yang ditambahkan kedalam produk-produk komersil agar produk tersebut memiliki cita rasa maupun warana yang khas. Pewarna dan pemanis buatan tersebut merupakan bahan tambahan pangan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/MenKed/Per/IX/88, Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara

Upload: roni-boni-pakpahan

Post on 03-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: RONI BONI BIONUT

BAB I

I. Latar Belakang

Dewasa ini banyak sekali produk makanan maupun minuman yang secara instan

maupun siap saji dapat dengan mudah diperoleh. Produk tersebut biasanya ditemukan dalam

bentuk kemasan maupun didalam botol. Produk-produk ini sering dikonsumsi oleh

masyarakat. Namun, masyarakat kurang melihat kandungan nilai gizi yang terdapat didalam

produk komersil tersebut apakah produk tersebut layak dikonsumsi atau tidak layak untuk

dikonsumsi. Selain itu, masyarakat juga kebanyakan tidak memperhatikan bahan-bahan apa

saja yang digunakan dalam pembuatan produk-produk komersil tersebut.

Produk makanan ringan seperti snack pada umumnya terbuat dari bahan-bahan alami

seperti tepung terigu maupun tepung tapioka. Bahan-bahan tersebut mengandung amilum

atau pati yang berfungasi sebagi karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk

sumber energi. Sementara pada produk minuman, biasanya terkandung banyak mineral dan

beberapa vitamin-vitamin larut air. Selain bahan-bahan tersebut, sering pula digunakan

pemanis buatan maupun pewarna yang ditambahkan kedalam produk-produk komersil agar

produk tersebut memiliki cita rasa maupun warana yang khas. Pewarna dan pemanis buatan

tersebut merupakan bahan tambahan pangan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.722/MenKed/Per/IX/88, Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran

bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

ditambahkan kedalam pangan unutk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.

II. Rumusan Masalah

Apakah produk makanan maupun minuman komersil tersebut layak dikonsumsi?

Bagaimana cara untuk mengetahui suatu kelayakan konsumsi suatu produk makanan

ataupun minuman komersil?

Apa manfaat setelah mengetahui suatu kelayakan konsumsi dari produk makanan

atau minuman komersil?

Page 2: RONI BONI BIONUT

III. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kelayakan dari suatu produk

makanan ataupun minuman komersil.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi dari masing-

masing bahan yang digunakan.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang asal atau mulanya

tiap-tiap bahan yang digunakan.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang zat atau senyawa yang

terkandung didalam bahan yang digunakan dalam produk.

IV. Manfaat

Sebagai bahan acuan untuk mengetahui kelayakan konsumsi dari suatu produk

komersil.

Sebagai media pembelajaran.

Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Yang dimaksud BTP Pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah

atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya terhadap

pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh

fungi, bakteria dan mikroba lainnya. Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang

dibawa makanan (food borne illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan.

Bahan Tambahan Pangan (BTP) juga didefenisikan sebagai bahan atau campuran

bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

ditambahkan ke dalam pangan. Tujuannya, untuk memperbaiki karakter pangan agar

kualitasnya meningkat. Fungsi BTP antara lain untuk mengawetkan makanan, mencegah

pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat

menurunkan mutu pangan, dan membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah, serta lebih

enak di mulut.BTP juga digunakan untuk memberi warna dan aroma agar menarik dan

meningkatkan kualitas pangan. Makanan yang baik dan tak mudah busuk tentu lebih

menghemat biaya produksi.

Page 3: RONI BONI BIONUT

Pengawet pangan adalah upaya untuk mencegah, menghambat pertumbuhan

mikroba yang terdapat dalam pangan. Pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu penggunaan suhu rendah, suhu tinggi, iradiasi atau dengan penambahan bahan

pengawet (BTP Pengawet). Produk-produk pangan dalam kemasan yang diproses dengan

panas atau disebut sterilisasi komersil seperti kornet dalam kaleng atau susu steril dalam

kemasan tetrapak tidak menggunakan bahan pengawet karena proses termal sudah cukup

untuk memusnahkan mikroba pembusuk dan patogen.

Produk-produk ini akan awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada suhu kamar.

Untuk jenis pewarna, yang diizinkan adalah pewarna alami misalnya kunyit (untuk warna

kuning), daun suji (warna hijau), serta pewarna buatan dalam kategori food grade. Untuk

pemanis buatan yang diizinkan antara lain sakarin, aspartame, dan siklamat.Sementara zat

pengawet yang diizinkan di antaranya benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat, dan sulfit. Satu

atau beberapa jenis pengawet tersebut mungkin efektif untuk jenis makanan tertentu, tetapi

belum tentu hal sama berlaku pada jenis makanan lain.

Produk-produk seperti saus tomat, sambal, kecap, dan selai buah juga tak lepas dari

bahan tambahan pangan. Namun, bahan tambahan yang digunakan masuk dalam kategori

food grade.Pengawet propionat banyak digunakan pada produk roti, cake, dan kue-kue basah.

Adapun sulfit digunakan pada produk manisan buah. Ada juga yang menambahkan sulfit

pada gula merah agar tampak cokelat muda dan keras. Pengawet nitrat/nitrit biasa

ditambahkan pada produk daging misalnya dendeng, sosis, salami dan kornet, serta agar

daging berwarna merah. Tak semua makanan kemasan ditambahkan pengawet. Produk

makanan kemasan diberi pengawet jika tak langsung habis sekali pakai.

Minuman dalam kemasan seperti susu steril tak menggunakan pengawet karena

langsung habis. Agar masa kedaluwarsanya bisa lama, minuman dalam kemasan semacam itu

disterilkan dengan pemanasan. Kalau minuman tak langsung habis, harus disimpan dalam

lemari es.Produk kering seperti biskuit, susu bubuk, dendeng, dan ikan asin sebenarnya tak

perlu diberi pengawet jika kondisinya cukup kering. Produk steril dalam kemasan seperti

koktail dan ikan dalam kaleng juga tak perlu ditambah pengawet. Konsumen sebaiknya teliti

dalam membeli makanan, terutama produk industri rumah tangga. Pasalnya, pengawasan

terhadap makanan industri rumah tangga masih sulit dilakukan.

Page 4: RONI BONI BIONUT

Pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan pada makanan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 adalah sebagai berikut:

1. Pewarna, yaituBTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada

makanan.

2. Pemanis buatan, yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan,

yang tidakatau hampir tidak mempunyai nilai gizi.

3. Pengawet, yaitu BTP yang dapatmencegah menghambat fermentasi, pengasaman

atau peruraian lain pada makanan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba

4. Antioksidan, yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi

lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan.

Page 5: RONI BONI BIONUT

BAB II

1. SUSU APPETON

Tabel 1. Komposisi dari susu appeton :

No. Nama Bahan Kadar per 100 gr

1

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Energi / Tenaga

Protein

Lemak

Karbohidrat

Abu

Lembapan

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin B2

396 kkal

30 gr

10 gr

52 gr

5 gr

3 gr

3000.0 IU

0.8 mg

0.8 mg

Page 6: RONI BONI BIONUT

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

Vitamin B6

Vitamin B12

Vitamin C

Vitamin D

Vitamin E

Niasin

Panthotenic acid

Folic acid

Biotin

Choline

Mineral Sodium

Mineral Potasium

Mineral Calsium

Mineral Chlorida

Mineral Iron

Mineral Phospate

Mineral Magnesium

Mineral Zink

Mineral Copper

Mineral Iodine

Mineral Manganase

1.0 mg

3.5 mg

45.0 mg

300.0 IU

10.0 IU

8.0 mg

5.0 mg

300.0 mg

50.0 mg

50.0 mg

660.0 mg

650.0 mg

1500.0 mg

1000.0 mg

8.0 mg

650.0 mg

100.0 mg

5.5 mg

550.0 mg

70.0 mg

1100.0 mg

Page 7: RONI BONI BIONUT

Anggaran analisa asam amino. Setiap 100 gr protein mengandung :

No. Asam amino Kadar per 100 gr protein

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

*Lysine

*Valine

*Isoleusine

*Leusine

*Tryosine

*Phenylalanine

*Tryptophan

*Methionine

Cystien

Histidine

Arganine

Aspartic acid

Treonine

Serine

Glutamic acid

Proline

Glycine

Alanine

9.2 mg

6.4 mg

5.2 mg

8.8 mg

5.2 mg

4.0 mg

3.2 mg

2.7 mg

1.3 mg

2.3 mg

3.5 mg

7.0 mg

4.2 mg

5.4 mg

18.5 mg

8.7 mg

1.6 mg

2.6 mg

* : Asam Amino Essensial.

Page 8: RONI BONI BIONUT

Tabel 2. SNI 01-2970 1999 Susu Bubuk

Page 9: RONI BONI BIONUT

PEMBAHASAN :

Hasil analisis susu appeton yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Menurut SNI susu bubuk,

memiliki syarat mutu susu bubuk adalah kadar protein minimum 26%, lemak minimal 1.5% - 26.0 % ,

air maksimum 4.0 % dan abu maksimum 9.0 %. Susu appeton mengandung protein sebesar 30 %,

lemak 10%, air 3.0 %, dan abu sebesar 5.0 %. Dengan demikian kadar protein, lemak, air dan abu

pada susu appeton memenuhi standar yang disyaratkan oleh SNI. Komponen lain seperti vitamin,dan

kadar mineral dalam susu appeton telah memenuhi standar SNI dapat dilihat dari tabel. Selain itu susu

appeton juga mempunyai keadaan bau dan rasa yang normal seperti susu biasa. Susu appeton juga

tidak mengandung bahan-bahan mineral yang berbahaya bagi tubuh hal ini dapat dilihat dari

komposisi yang terkandung dalam susu appeton, dimana dalam susu appeton tidak ada logam timbal,

tembaga, timah, dan raksa. Sehingga dari analisis bahan-bahan dalam susu appeton, susu ini sesuai

dengan SNI dan dapat dikonsumsi dengan aman.

Appeton Weight Gain mengandung semua vitamin dan mineral serta semua asam amino

esensial yang sangat penting yang dibutuhkan bagi pembentukan jaringan tubuh. Komposisi asam

amino yang terkandung di dalamnya berasal dari susu dan tumbuh tumbuhan sehingga Appeton

Weight Gain cocok dikonsumsi.

Gabungan dari nutrisi makro dan mikro dalam komposisi Appeton Weight Gain dapat

membantu pertumbuhan jaringan tubuh, sedangkan elemen Lysine dapat meningkatkan nafsu makan

serta meningkatkan penyerapan protein dalam tubuh.

KESIMPULAN:

Dari analisis bahan-bahan yang terkandung didalam susu appeton dan pembahasan yang dilakukan

dapat disimpulkan bahwa susu appeton weight gain memenuhi standart yang diisyaratkan oleh

standart nasional indonesia (SNI) dan tidak mengandung bahan-bahan logam berbahaya seperti

timbal, timah dan raksa sehingga baik untuk dikonsumsi. Susu appeton ini juga mengandung bahan

andalan yaitu asam amino essensial Lysine yang dapat meningkatkan penyerapan protein dalam

tubuh.

Page 10: RONI BONI BIONUT

2. SUSU WYETH S – 26 GOLD

Tabel 1. Komposisi dari susu wyeth s- 26 gold :

No. Nama Bahan Kadar per 100 gr

1

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Energi / Tenaga

Protein

Lemak

Karbohidrat

Abu

Lembapan (air)

AA

DHA

Asam linolenat

Nukleotida

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B6

Vitamin B12

Vitamin C

520 kkal

11 gr

28 gr

56 gr

3.0 gr

3.0 gr

97 mg

56 mg

4567 mg

23.0 mg

1969 SI

53 mg

787 mg

1181 mg

472 mg

1.6 mg

Page 11: RONI BONI BIONUT

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

Vitamin D

Vitamin E

Vitamin K

Niasin

Panthotenic acid

Folic acid

Biotin

Choline

karoten

Mineral Potasium

Mineral Calsium

Mineral Chlorida

Mineral Iron

Mineral Phospate

Mineral Magnesium

Mineral Zink

Mineral Iodine

Mineral Manganase

Mineral Tembaga

Mineral Natrium

Mineral Kalium

Mineral Selenium

165 mg

335 SI

8.7 SI

3937 mg

2362 mg

63 mg

16 mcg

79 mg

71 mg

650.0 mg

386 mg

541 mg

6.3 mg

230 mg

30 mg

4.7 mg

79 mg

39 mg

362 mg

126 mg

572 mg

11 mg

Page 12: RONI BONI BIONUT

Tabel 2. SNI 01-2970 1999 Susu Bubuk

Page 13: RONI BONI BIONUT

PEMBAHASAN :

Hasil analisis susu wyeth s- 26 gold yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Menurut

SNI susu bubuk, memiliki syarat mutu susu bubuk adalah kadar protein minimum 25%,

lemak minimal 26.0 % , air maksimum 4.0 % dan abu maksimum 6.0 %. Susu wyeth s- 26

gold mengandung protein sebesar 11 %, lemak 28%, air 3.0 %, dan abu sebesar 3.0 %.

Dengan demikian kadar lemak, air dan abu pada susu wyeth s- 26 gold memenuhi standar

yang disyaratkan oleh SNI, namun untuk protein tidak memenuhi syarat menurut SNI.

Komponen lain seperti vitamin,dan kadar mineral dalam susu wyeth s- 26 gold telah

memenuhi standar SNI dapat dilihat dari tabel. Selain itu susu wyeth s- 26 gold juga

mempunyai keadaan bau dan rasa yang normal seperti susu biasa. Susu wyeth s- 26 gold juga

tidak mengandung bahan-bahan mineral yang berbahaya bagi tubuh hal ini dapat dilihat dari

komposisi yang terkandung dalam susu wyeth s- 26 gold, dimana dalam susu wyeth s- 26

gold tidak ada logam timbal, tembaga, timah, dan raksa. Sehingga dari analisis bahan-bahan

dalam susu wyeth s- 26 gold, susu ini sesuai dengan SNI dan dapat dikonsumsi dengan aman.

Selain itu susu wyeth s- 26 gold juga mengandung bahan-bahan yang penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti alfa protein (alfa laktal bumin) yang berguna

untuk tumbuh kembang yang optimal yang lebih mudah diserap dan dicerna oleh bayi. AA

dan DHA yang berguna membantu perkembangan otak bayi. Nukleotida yang berguna

membantu menjaga kondisi tubuh dan membantu sistem pencernaan dengan meningkatkan

pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dalam usus (bifidobakteria). Karoten sebagai anti

oksidan yang dapat membantu mengurangi resiko kerusakan sel akibat radikal bebas dan

sebagai koenzim A untuk membantu fungsi penglihatan. Zat besi yang berguna untuk

pembentukan darah merah dn mengangkut oksigen. Selenium sebagai kofaktor enzim

glutation peroksidase.

KESIMPULAN

Dari analisis bahan-bahan yang terkandung didalam susu wyeth s- 26 gold dan pembahasan

yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa susu wyeth s- 26 gold memenuhi standart yang

diisyaratkan oleh standart nasional indonesia (SNI) dan tidak mengandung bahan-bahan

logam berbahaya seperti timbal, timah dan raksa sehingga baik untuk dikonsumsi. Susu

wyeth s- 26 gold ini juga mengandung bahan andalan yaitu alfa protein (alfa laktal bumin),

AA dan DHA, Nukleotida, Karoten, Zat besi dan selenium yang sangat membantu dalam

pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak bayi.

Page 14: RONI BONI BIONUT