roni amaludin g2i1 14 002 - kemampuan komunikasi matematik

Upload: la-roniam-dongkala

Post on 01-Mar-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vhvuu

TRANSCRIPT

  • Karya Tulis Ilmiah:

    PROSES BERPIKIR MATEMATIK

    ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

    SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI SATU ATAP 1 BONE

    KABUPATEN MUNA

    OLEH

    RONI AMALUDIN

    G2I1 14 002

    PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2015

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2 D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 2

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Berpikir (Thinking) ......................................................................... 3 B. Proses Berpikir ............................................................................... 4 C. Berpikir Matematik ........................................................................ 6 D. Proses Berpikir Matematik ............................................................. 7 E. Kemampuan Komunikasi Matematik ............................................ 10

    BAB III METODE ANALISIS

    A. Waktu dan Tempat ......................................................................... 13 B. Instrumen Penelitian ....................................................................... 13 C. Teknik Analisis Data ...................................................................... 14

    BAB IV HASIL TES DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Tes ........................................................................................ 16 B. Pembahasan .................................................................................... 18

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .................................................................................... 21 B. Saran ............................................................................................... 21

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • iii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ................... 25

    Lampiran 2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematik .................................... 26

    Lampiran 3. Kunci Jawaban Tes ...................................................................... 28

    Lampiran 4. Data Hasil Perolehan Siswa ......................................................... 31

    Lampiran 5. Hasil Analisis Statistik ................................................................ 32

    Lampiran 6. Contoh Lembar Jawaban Siswa ................................................... 34

    Lampiran 7. Tabel Product Moment (r) ........................................................... 37

    Lampiran 8. Surat Keterangan Melakukan Uji Coba Instrument .................... 38

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

    teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu

    mengembangkan daya pikir manusia. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki

    peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi

    secara cermat dan tepat. Dapat dikatakan bahwa perkembangan pesat di bidang

    teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan

    matematika. Penguasaan matematika yang kuat sejak dini diperlukan siswa untuk

    menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan. Oleh karena itu, mata

    pelajaran matematika perlu diajarkan di setiap jenjang pendidikan untuk membekali

    siswa dengan mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa matematika

    dalam mengkomunikasikan ide atau gagasan matematika untuk memperjelas suatu

    keadaan atau masalah.

    Mata pelajaran matematika berfungsi mengembangkan kemampuan

    komunikasi dengan menggambarkan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta

    ketajaman penalaran yang dapat memberi kejelasan dan menyelesaikan

    permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan siswa untuk

    mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, grafik, atau gambar

    merupakan salah satu kemampuan dasar komunikasi matematik. Matematika dalam

    ruang lingkup komunikasi secara umum mencakup keterampilan atau kemampuan

    menulis, membaca, diskusi, dan wacana.

  • 2

    Kemampuan komunikasi matematik dalam makalah ini mencakup:

    (1)merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide atau model

    matematika; (2)membuat model situasi atau masalah matematika ke dalam bentuk

    gambar, tabel, dan grafik; (3)menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa dan

    simbol matematika; dan (4)menjelaskan atau membuat pertanyaan atau cerita

    tentang model matematika atau grafis atau tabel yang diberikan.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana kemampuan

    komunikasi matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone

    Kabupaten Muna pada pokok bahasan Teorema Phytagoras?

    C. Tujuan Penulisan

    Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menganalisis kemampuan

    komunikasi matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone

    Kabupaten Muna pada pokok bahasan Teorema Phytagoras.

    D. Manfaat Penulisan

    Manfaat karya tulis ilmiah ini adalah dapat dijadikan analisis tes awal

    kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1

    Bone Kabupaten Muna pada pokok bahasan Teorema Phytagoras.

  • 3

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Berpikir (Thinking)

    Definisi berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

    menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu di

    dalam diri seseorang. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir

    saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun

    sambil menunggu kuliah proses berpikir matematik dimulai. Kita berpikir saat

    mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis

    artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku, membaca koran,

    merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu.

    Menurut Khodijah (2006) berpikir adalah sebuah representasi simbol dari

    beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006)

    berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai

    dengan adanya masalah. Jadi berpikir adalah suatu kegiatan mental yang

    melibatkan kerja otak. Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk

    memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang

    sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan

    memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,

    menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan,

    menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan

    sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada,

    menimbang, dan memutuskan.

  • 4

    Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang

    berpikir, yaitu (1)berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam

    pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2)berpikir merupakan sebuah

    proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif,

    dan (3)berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah

    atau diarahkan pada solusi.

    B. Proses Berpikir

    Susanto (2008) mengemukakan bahwa proses berpikir merupakan suatu

    rangkaian proses mulai saat informasi masuk, pemrosesan sehingga terbentuk

    skema berpikir merupakan suatu proses yang dinamis yang dapat dilukiskan

    menurut proses atau jalannya. Proses atau jalannya berpikir itu disebut proses

    berpikir. Proses berpikir merupakan proses penerimaan informasi sampai pada

    pememanggilan kembali informasi itu dari ingatan (Marpaung dalam Susanto,

    2008).

    Menurut Suryabrata (2004), proses atau jalannya berpikir itu pada pokonya

    ada tiga langkah, yaitu:

    1. Pembentukan pengertian, pengertian dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai

    berikut:

    a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.

    b. Membandingkan ciri tersebut untuk menemukan ciri-ciri mana yang sama,

    mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan yang tidak selalu ada.

    c. Mengabstrasikan.

  • 5

    2. Pembentukan pendapat, membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan

    antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga

    macam yaitu:

    a. Pendapat afirmatif atau positif adalah pendapat yang menyatakan keadaan

    sesuatu.

    b. Pendapat negatif adalah pendapat yang menidakkan, yang secara tegas

    menerangkan tentang adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.

    c. Pendapat modalitas atau kebarangkalian adalah pendapat yang

    menerangkan keberangkalian, kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.

    3. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan ialah hasil perbuatan akal

    untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah

    ada. Ada tiga macam keputusan adalah sebagai berikut:

    a. Keputusan induktif adalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat

    khusus menuju kesatu pendapat yang umum.

    b. Keputusan deduktif adalah keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum

    ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif.

    c. Keputusan analogis adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan

    membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus

    yang telah ada.

    Dari beberapa pengertian proses berpikir di atas, dapat ditarik suatu

    kesimpulan bahwa proses berpikir merupakan proses yang diawali dengan

    penerimaan informasi aktual (dari dunia luar atau dalam diri manusia) yang

  • 6

    kemudian diolah dan disimpan di otak kemudian dipanggil atau dibangkitkan

    kembali informasi itu dari dalam ingatan.

    C. Berpikir Matematik

    Sumarmo, dalam Wahyuningrum (2009) mengemukakan bahwa berpikir

    matematik adalah proses berpikir dalam kegiatan melaksanakan tugas-tugas

    matematika. Berdasarkan kedalaman atau kompleksitas kegiatan matematika yang

    terlibat, berpikir matematik dapat digolongkan dalam kategori berpikir rendah (low

    order mathematical thinking) dan tingkat tinggi (high order mathematical

    thinking).

    Katagiri, dalam Marsigit (2009) menguraikan bahwa berpikir matematik

    meliputi 3 aspek: pertama, sikap matematika, kedua, metode memikirkan

    matematika dan ketiga, konten matematika. Maka berpikir matematik juga

    merentang pada berpikir matematia pada dimensinya, artinya ada berpikir

    matematik di tingkat sekolah/material, atau perguruan tinggi/formal. Secara umum,

    sikap matematika ditunjukan dengan indikator adanya rasa senang dan ikhlas untuk

    mempelajari matematika, sikap yang mendukung untuk mempelajari matematika,

    pengetahuan yang cukup untuk mempelajari matematika, rasa ingin tahu,

    kemamuan untuk bertanya, kemamuan untuk memperoleh keterampilan dan

    pengalaman matematika.

    Lebih lanjut Wahyuningrum (2009) mengemukakan bahwa kebiasaan

    berpikir dan sikap matematik harus nampak dalam proses pembelajaran matematika

    dan terjadi secara berkelanjutan sehingga dalam perkembangan berpikirnya

    kemampuan berpikir matematika siswa dalam melakukan disposisi matematik akan

  • 7

    terasah dan dimiliki siswa secara akumulatif. Dalam diri siswa tertanam kuat

    keinginan, kesadaran dan dedikasi untuk belajar matematika dan melakukan

    berbagai kegiatan matematika. Kekuatan kognitif dan afektif yang muncul dalam

    berpikir matematik dan melakukan disposisi matematik harus terus menjadi fokus

    dalam belajar matematika.

    D. Proses Berpikir Matematik

    National Council of Teacher Mathematics (NCTM) dalam Yuniawatika

    (2011) menetapkan bahwa terdapat 5 keterampilan proses yang perlu dimiliki siswa

    melalui pembelajaran matematika yang tercakup dalam standar proses, yaitu:

    (1)problem solving; (2)reasoning and proof; (3)communication; (4)connection; dan

    (5)representation. Keterampilan-keterampilan tersebut termasuk pada berpikir

    matematika tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang harus

    dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

    Sumarmo, dalam Wahyuningrum (2009) menjabarkan indikator-indikator

    kompetensi yang muncul dalam proses berpikir matematik sebagai berikut.

    1. Pemahaman matematik

    Indikator pemahaman matematika secara umum meliputi: mengenal,

    memahami, dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan idea matematika.

    Dalam pemahaman matematika, Sesuai dengan rumusan yang ditetapkan oleh

    Polya adanya empat tahapan dalam kemampuan pemahaman, yaitu:

    (a)pemahaman mekanikal yang dicirikan oleh mengingat dan menerapkan

    rumus secara rutin dan menghitung secara sederhana; (b)pemahaman induktif

    menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana atau dalam kasus

  • 8

    serupa; (c)pemahaman rasional: membuktikan kebenaran suatu rumus dan

    teorema; (d)pemahaman intuitif: memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa

    ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut.

    2. Pemecahan masalah matematik

    Pemecahan masalah matematik mempunyai dua makna yaitu: (a)sebagai suatu

    pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk menemukan kembali

    (reinvention) dan memahami materi/konsep/prinsip matematika; pembelajaran

    diawali dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian

    melalui induksi siswa menemukan konsep/prinsip matematika, dan (b)sebagai

    kegiatan yang meliputi: mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan

    masalah, membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari

    dan menyelesaikannya, memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan

    masalah matematika dan atau di luar matematika, menjelaskan atau

    mengiterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal serta memeriksa kebenaran

    hasil atau jawaban.

    3. Penalaran matematik

    Beberapa kegiatan yang tergolong dalam penalaran matematik antaranya

    adalah: (a)menarik kesimpulan logis; (b)memberi penjelasan terhadap model,

    fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada; (c)memperkirakan jawaban dan

    proses solusi, (d)menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, atau

    membuat analogi, generalisasi, dan menyusun konjektur; (d)menggunakan

    lawan contoh, (e)mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argument,

    membuktikan dan menyusun argument yang valid; (f)menyusun pembuktian

  • 9

    langsung, pembuktian tak langsung dan pembuktian dengan induksi

    matematika.

    4. Koneksi Matematik

    Kegiatan pada koneksi matematik diantaranya adalah: (a)mencari hubungan

    berbagai representasi konsep dan prosedur; (b)memahami hubungan antar topik

    matematika; (c)menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam

    kehidupan sehari-hari; (d)memahami representasi ekuivalen suatu konsep;

    (e)mencari hubungan satu prosedur dengan prosedur lain dalam representasi

    yang ekuivalen; (f)menerapkan hubungan antar topik matematika dan antara

    topik matematika dengan topik di luar matematika.

    5. Komunikasi matematik

    Kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik diantaranya adalah:

    (a)menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam

    bahasa, simbol, idea, atau model matematik; (b)menjelaskan idea, situasi, dan

    relasi matematika secara lisan atau tulisan; (c)mendengarkan, berdiskusi, dan

    menulis tentang matematika; (d)membaca dengan pemahaman suatu

    representasi matematika tertulis; (e)membuat konjektur, menyusun argumen,

    merumuskan definisi, dan generalisasi; (f)mengungkapkan kembali suatu

    uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri.

    Kebiasaan berpikir dan sikap matematik tersebut diatas harus nampak dalam

    proses pembelajaran matematika dan terjadi secara berkelanjutan sehingga dalam

    perkembangan berpikirnya kemampuan berpikir matematika siswa dalam

    melakukan disposisi matematik akan terasah dan dimiliki siswa secara akumulatif.

  • 10

    Dalam diri siswa tertanam kuat keinginan, kesadaran dan dedikasi untuk belajar

    matematika dan melakukan berbagai kegiatan matematika. Kekuatan kognitif dan

    afektif yang muncul dalam berpikir matematik dan melakukan disposisi matematik

    harus terus menjadi fokus dalam belajar matematika.

    E. Kemampuan Komunikasi Matematik

    Komunikasi matematika merupakan bentuk vitalitas dari potensi korelational

    yang mempunyai sifat-sifat penunjukkan atau ditermine yaitu terkarakterisasinya

    sifat-sifat yang terjunjuk berdasar sifat-sifat si penunjuk. Dimensi-dimensi

    komunikasi ditentukan oleh sifat apakah sifat dari subyek atau obyeknya

    mempunyai sifat dengan arah ke dalam, arah paralel atau arah ke luar; dimensi-

    dimensi komunikasi juga ditentukan oleh banyaknya satuan potensi matematika

    yang terlibat dan ragam vitalitas yang diakibatkannya. Secara harfiah, maka

    kristalisasi dari dimensi-dimensi komunikasi matematika memberikan makna

    adanya komunikasi material matematika, komunikasi formal matematika, dan

    komunikasi normatif matematika.

    Ketika proses komunikasi berlangsung dalam pembelajaran matematika,

    terdapat persoalan dalam penggunaan simbol yang tepat, serta penyusunan argumen

    terhadap suatu pernyataan secara logis. Kedua persoalan ini merupakan

    kemampuan yang harus dikuasai agar belajar matematika menjadi lebih bermakna.

    Kemampuan tersebut dikenal dengan kemampuan komunikasi matematika (Folland

    dalam Muzayyanah, 2009).

    Komunikasi matematika menurut National Council of Teachers of

    Mathematics (2000:60) adalah kemampuan mengorganisasi dan mengkonsolidasi

  • 11

    pikiran matematika melalui komunikasi secara lisan maupun tertulis,

    mengkomunikasikan gagasan tentang matematika secara logis dan jelas kepada

    orang lain, menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang

    digunakan orang lain, dan menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-

    ide matematika secara tepat.

    Kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik menurut Sumarmo,

    dalam Wahyuningrum (2009) diantaranya adalah:

    1. Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

    simbol, idea, atau model matematik;

    2. Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan;

    3. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;

    4. Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis;

    5. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan

    generalisasi;

    6. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa

    sendiri.

    Penjelasan yang telah dipaparkan tersebut memperlihatkan adanya lima aspek

    komunikasi matematik, yaitu representasi (representation), mendengar (listening),

    membaca (reading), diskusi (discussion), dan menulis (write). Komunikasi

    matematik pada rubrik strategy/procedures terfokus pada aspek: (1)merefleksikan

    benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide atau model matematika;

    (2)membuat model situasi atau masalah matematika ke dalam bentuk gambar, tabel,

    dan grafik; (3)menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa dan simbol

  • 12

    matematika; dan (4)menjelaskan atau membuat pertanyaan atau cerita tentang

    model matematika atau grafis atau tabel yang diberikan.

    Rubrik penskoran kemampuan komunikasi matematik sebagai berikut:

    Respon yang diberikan komplit dan tepat;

    penjelasan atau deskripsi yang diberikan tidak

    ambigius, termasuk dalam menggunakan diagram

    Memberikan argumen yang kuat dan komplit,

    termasuk dalam memberikan contoh

    4

    Respon yang diberikan cukup komplit; penjelasan

    atau deskripsi yang diberikan juga cukup beralasan,

    termasuk dalam menggunakan diagram juga cukup

    komplit

    Memberikan argumen yang mendukung tapi

    memuat beberapa kekurangan kecil

    3

    Respon yang diberikan menampakkan adanya

    beberapa ketepatan, tetapi penjelasan atau deskripsi

    yang diberikan nampak ada yang ambigius, kabur

    dan sulit diinterpretasikan termasuk dalam

    menggunakan diagram juga tidak jelas

    Memberikan argumen yang tidak komplit, atau

    didasarkan pada alasan yang tidak logis

    2

    Respon yang diberikan ada yang agak tepat tetapi

    gagal untuk melengkapi atau terdapat beberapa

    bagian masalah yang gagal diungkapkan, Termasuk

    pula diagram yang diberikan tidak tepat dan sulit

    diinterpretasikan

    Penjelasan yang diberikan terputus atau sulit untuk

    dilanjutkan

    1

    Kata-kata yang diberikan tidak merefleksikan

    masalah yang ditanyakan

    Tidak ada jawaban

    0

    (Asikin dan Junaedi, 2013)

  • 13

    BAB III

    METODE ANALISIS

    A. Waktu dan Tempat

    Tes ini diujikan pada tanggal 20 Januari 2015 semester genap tahun pelajaran

    2014/2015. Tes ini dilaksanakan di kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone

    yang terletak di Jln. La Hasini No. 8 Desa Poaroha Kecamatan Marobo Kabupaten

    Muna.

    B. Instrumen

    Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematik

    berbentuk esay sebanyak 4 nomor digunakan untuk memperoleh data kuantitatif

    berupa skor kemampuan komunikasi matematik siswa yang disusun berdasarkan

    indikator kemampuan komunikasi matematik. Penilaian untuk setiap butir soal tes

    kemampuan komunikasi matematik digunakan pedoman pemberian skor yang

    disajikan pada tabel berikut:

    Rubrik penskoran kemampuan komunikasi matematik sebagai berikut:

    Respon yang diberikan komplit dan tepat;

    penjelasan atau deskripsi yang diberikan tidak

    ambigius, termasuk dalam menggunakan diagram

    Memberikan argumen yang kuat dan komplit,

    termasuk dalam memberikan contoh

    4

    Respon yang diberikan cukup komplit; penjelasan

    atau deskripsi yang diberikan juga cukup beralasan,

    termasuk dalam menggunakan diagram juga cukup

    komplit

    Memberikan argumen yang mendukung tapi

    memuat beberapa kekurangan kecil

    3

  • 14

    Respon yang diberikan menampakkan adanya

    beberapa ketepatan, tetapi penjelasan atau deskripsi

    yang diberikan nampak ada yang ambigius, kabur

    dan sulit diinterpretasikan termasuk dalam

    menggunakan diagram juga tidak jelas

    Memberikan argumen yang tidak komplit, atau

    didasarkan pada alasan yang tidak logis

    2

    Respon yang diberikan ada yang agak tepat tetapi

    gagal untuk melengkapi atau terdapat beberapa

    bagian masalah yang gagal diungkapkan, Termasuk

    pula diagram yang diberikan tidak tepat dan sulit

    diinterpretasikan

    Penjelasan yang diberikan terputus atau sulit untuk

    dilanjutkan

    1

    Kata-kata yang diberikan tidak merefleksikan

    masalah yang ditanyakan

    Tidak ada jawaban

    0

    (Asikin dan Junaedi, 2013)

    C. Teknik Analisis Data

    Data hasil uji coba ini dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji

    reliabilitas dan statistik deskriptif.

    Validitas merupakan kesahihan suatu instrumen pengukur dalam mengukur

    apa yang hendak diukur. Validitas instrumen yang akan diukur adalah validitas

    empiris berdasarkan data hasil uji coba. Rumus yang digunakan untuk menghitung

    validitas tiap butir soal adalah rumus koefisien korelasi product moment sebagai

    berikut:

    2222 YYNXXNYXXYN

    r

    (Djaali dan Muljono, 2004: 71).

  • 15

    Keterangan:

    r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

    X = Skor item

    Y = Skor Total

    N = Jumlah responden

    Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

    Jika r tabelr dengan = 0.05 atau nilai p 0.05 maka item tersebut valid

    Jika r < tabelr dengan = 0,05 atau nilai p > 0.05 maka item tersebut tidak valid

    Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk perhitungan

    reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

    2

    t

    2

    i

    iiS

    S1

    1k

    kr (Djaali dan Muljono, 2004: 78).

    Keterangan:

    iir = koefisien reliabilitas tes

    2

    iS = varians skor butir yang valid

    2

    tS = varians skor total

    k = Banyaknya butir yang valid

    Analisis deskriptif hanya melihat gambaran hasil tes dalam bentuk grafik,

    rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians, nilai maksimum, dan nilai

    minimum.

  • 16

    BAB IV

    HASIL TES DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Tes

    1. Analisis Validitas

    Validitas instrumen yang diukur adalah validitas empiris berdasarkan data

    hasil tes kemampuan komunikasi di kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone

    Kabupaten Muna dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment.

    Berdasarkan analisis menggunakan SPSS 21 diperoleh bahwa semua item tes

    kemampuan komunikasi matematik yang telah diujikan valid pada taraf 0.05

    dengan nilai koefisien korelasi rxy rtabel =0.413 atau nilai p < 0,05.

    2. Analisis Reliabilitas

    Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Data yang dimaksud

    di sini adalah kemampuan komunikasi matematik dengan menggunakan rumus

    Alpha Cronbach. Dari tabel diatas diperoleh nilai r11 = 0,754 yang berarti reliabilitas

    instrumen berada pada kategori tinggi (Arikunto, 2002:75) sehingga dapat

    dikatakan bahwa tes kemampuan komunikasi matematik reliabel atau dapat

    dipercaya untuk melihat kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII-B

    SMP Negeri Satu Atap 1 Bone Kabupaten Muna.

    3. Statistik Deskriptif

    Hasil analisis deskriptif data kemampuan komunikasi matematik kelas VIII-

    B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone Kabupaten Muna yakni, rata-rata kemampuan

    komunikasi matematik siswa sebesar 53.8, jawaban kemampuan komunikasi siswa

  • 17

    beragam dengan standar deviasi sebesar 19.83 dan varians sebesar 393.25, nilai

    kemampuan komunikasi siswa tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 87.5 dan nilai

    terendah yang diperoleh siswa sebesar 25, kemampuan komunikasi siswa paling

    banyak sebesar 31.25, dan median sebesar 56.25.

    Kemampuan komunikasi siswa pada setiap aspek komunikasi dapat dilihat

    pada grafik sebagai berikut.

    Keterangan:

    Aspek 1 : Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

    atau model matematika;

    Aspek 2 : Membuat model situasi atau masalah matematika ke dalam bentuk

    gambar, tabel, dan grafik;

    Aspek 3 : Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa dan simbol

    matematika; dan

    Aspek 4 : Menjelaskan atau membuat pertanyaan atau cerita tentang model

    matematika atau grafis atau tabel yang diberikan.

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    1 2 3 4

    64.13

    59.78

    54.35

    36.96

    PE

    RS

    EN

    TA

    SE

    (%

    )

    ASPEK

    KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

    PER-ASPEK

  • 18

    B. Pembahasan

    Dilihat dari hasil analisis validitas dan reliabilitas, hasil rxy yang diperoleh

    dari perhitungan dibandingkan dengan tabel kritis r product moment dengan

    signifikansi 5% dan N sesuai dengan jumlah responden uji coba tes yaitu 23 orang

    siswa. Jika rxy rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid. Perhitungan

    dengan rumus korelasi product moment menggunakan SPSS 21, maka diperoleh

    semua soal kemampuan komunikasi matematik yang diteskan valid. Artinya,

    masing-masing item soal dapat mengukur apa yang hendak diukur yakni

    kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1

    Bone Kabupaten Muna. Sedangkan hasil analisis reliabilitas diuji dengan rumus

    Alpha Cronbach menggunakan SPSS 21. Hasil analisis diperoleh reliabilitas

    instrumen berada pada kategori tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa soal

    kemampuan komunikasi matematik reliabel atau dapat dipercaya untuk melihat

    kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1

    Bone Kabupaten Muna pada pokok bahasan Teorema Pythagoras.

    Hasil analisis deskriptif tes kemampuan komunikasi matematik siswa kelas

    VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone Kabupaten Muna pada pokok bahasan

    Teorema Pythagoras yakni, rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa

    sebesar 53.8, jawaban kemampuan komunikasi siswa beragam dengan standar

    deviasi sebesar 19.83 dan varians sebesar 393.25, nilai kemampuan komunikasi

    siswa tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 87.5 dan nilai terendah yang diperoleh

    siswa sebesar 25, kemampuan komunikasi siswa paling banyak sebesar 31.25, dan

    median sebesar 56.25.

  • 19

    Beragam jawaban orisinal yang diberikan oleh siswa, sangat membantu guru

    untuk memetakan pengetahuan siswa sesuai kemampuan komunikasi matematik

    pada setiap aspeknya. Pada aspek komunikasi merefleksikan benda-benda nyata,

    gambar, dan diagram ke dalam ide atau model matematika, jumlah skor secara

    klasikal sebesar 59 atau 64.13% dari 92 jumlah total jika semua siswa menjawab

    dengan benar. Pada aspek komunikasi membuat model situasi atau masalah

    matematika ke dalam bentuk gambar, tabel, dan grafik, jumlah skor secara klasikal

    sebesar 55 atau 59.78% dari 92 jumlah total jika semua siswa menjawab dengan

    benar. Pada aspek komunikasi menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa

    dan simbol matematika, jumlah skor secara klasikal sebesar 50 atau 54.35% dari 92

    jumlah total jika semua siswa menjawab dengan benar. Dan pada aspek komunikasi

    menjelaskan atau membuat pertanyaan atau cerita tentang model matematika atau

    grafis atau tabel yang diberikan, jumlah skor secara klasikal sebesar 34 atau 36.96%

    dari 92 jumlah total jika semua siswa menjawab dengan benar

    Aspek kemampuan komunikasi tertinggi sampai terendah secara berurut yang

    diperoleh siswa yakni aspek 1, aspek 2, aspek 3, aspek 4. Aspek menjelaskan atau

    membuat pertanyaan atau cerita tentang model matematika atau grafis atau tabel

    yang diberikan menjadi aspek kemampuan komunikasi yang terendah. Siswa

    kurang mampu mengolah pengetahuan (kognitif) dalam menciptakan konflik

    kognitif untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Dalam situasi konflik

    kognitif, siswa akan memanfaatkan kemampuan kognitifnya dalam upaya-upaya

    mencari justifikasi dan konfirmasi terhadap pengetahuan yang ada dalam

    pikirannya. Melalui aktivitas mental seperti ini, kemampuan kognitif siswa

  • 20

    mendapat kesempatan untuk diberdayakan dan dimantapkan (Suherman dalam

    Sanusi, 2006:74).

    Dilihat dari deskriptif keseluruhan aspek, kemampuan komunikasi matematik

    siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone Kabupaten Muna dinilai masih

    rendah. Salah satu alasannya adalah tes kemampuan komunikasi matematik yang

    diberikan kurang kontekstual dengan letak geografis di SMP Negeri Satu Atap 1

    Bone Kabupaten Muna yakni daerah pesisir. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

    dilakukan Kadir (2009) bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa SMP di

    pesisir Kabupaten Buton masih rendah baik ditinjau dari peringkat sekolah maupun

    model pembelajarannya. Guru jarang memberikan masalah-masalah yang terkait

    kemampuan komunikasi matematik dan siswa belum mampu untuk secara mandiri

    mencari solusi dari masalah yang ada tanpa bantuan dari guru.

  • 21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi

    matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone Kabupaten Muna

    dinilai masih rendah ditinjau dari aspek-aspek kemampuan komunikasi matematik.

    Hasil uji coba instrument bahwa semua item butir dinyatakan valid atau dapat

    mengukur apa yang hendak diukur dan tes juga dikatakan reliabel atau dapat

    dipercaya untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII

    SMP atau sederajat.

    B. Saran

    Instrumen ini perlu disesuaikan lagi sesuai dengan letak geografis masing-

    masing daerah atau disesuaikan dengan kondisi keseharian yang dialami siswa.

    Untuk saran atau kritikan penulis terima demi kesempurnaan karya tulis ini dan atas

    kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja dalam penulisan karya tulis ini

    penulis menyampaikan permohonan maaf.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

    Jakarta: Bumi Angkasa.

    Asikin, Mohammad dan Iwan Junaedi. 2013. Kemampuan Komunikasi Matematika

    Siswa SMP dalam Setting Pembelajaran RME (Realistic Mathematics

    Education). Unnes Journal of Mathematics Education Research.

    Semarang: Universitas Negeri Semarang.

    Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

    Program Pasca sarjana Universitas Negeri Jakarta.

    Kadir. 2009. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP di Daerah Pesisir

    Kabupaten Buton setelah Mendapat Pembelajaran Kontekstual Pesisir.

    Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah:

    Pembudayaan Matematika di Sekolah Untuk Mencapai Keunggulan

    Bangsa. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

    Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.

    Marsigit. 2009. Pembudayaan Matematika di Sekolah untuk Mencapai Keunggulan

    Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah:

    Pembudayaan Matematika di Sekolah Untuk Mencapai Keunggulan

    Bangsa. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

    Muzayyanah, Arifah. 2009. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika

    Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) di SMA Negeri 1 Godean.

    Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah:

    Pembudayaan Matematika di Sekolah Untuk Mencapai Keunggulan

    Bangsa. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

    National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for

    School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

    Sanusi. 2006. Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Mengajarkan Kuadrat di

    Kelas I MA/SMA. Madiun: FPMIPA IKIP PGRI Madiun.

    Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo

    Persada.

    Susanto, Herry Agus. 2008. Mahasiswa Field Independent dan Field Dependent

    dalam Memahami Konsep Grup. Prosiding Seminar Nasional Matematika

    dan Pendidikan Matematika: Peningkatan Kualitas Penelitian dan

    Pembelajaran Matematika untuk Mencapai World Class University.

    Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

  • 23

    Wahyuningrum, Endang. 2009. Problem Solving dan Model Eliciting Activity

    dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional

    Pembelajaran Matematika Sekolah: Pembudayaan Matematika di

    Sekolah Untuk Mencapai Keunggulan Bangsa. Yogyakarta: Jurusan

    Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

    Yuniawatika. 2011. Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi React

    untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematik

    Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

    Matematika: Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika bagi

    Para Calon Pendidik. Bandung: STKIP Siliwagi Bandung.

  • 24

  • 25

    KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

    No Aspek-Aspek KKM Nomor soal

    1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram

    ke dalam ide atau model matematika

    2

    2. Membuat model situasi atau masalah matematika ke

    dalam bentuk gambar, tabel, dan grafik

    3

    3. Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa dan

    simbol

    1

    4. Menjelaskan atau membuat pertanyaan atau cerita tentang

    model matematika atau grafis atau tabel yang diberikan

    4

    Jumlah Soal 4

  • 26

    L2. TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

    Satuan Pendidikan : SMP

    Mata Pelajaran : Matematika

    Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

    Kelas / Waktu : VIII (delapan) / 2 x 45 menit

    Petunjuk:

    A. Kerjakanlah terlebih dahulu soal-soal yang Anda anggap mudah. B. Berikan jawaban yang lengkap pada setiap penyelesaian soal.

    1. Sebuah kapal laut berlayar dari pelabuhan ke arah barat sejauh 12 km.

    Kemudian berbelok ke arah selatan sejauh 5 km. Gambarlah rute perjalanannya

    dan hitunglah jarak kapal laut dari pelabuhan setelah menempuh perjalanan

    tersebut!

    2. Perhatikan gambar berikut!

    a. Berapa tinggi tiang penyangga tenda kemah tersebut?

    b. Jika tinggi tiang 3t m, berapakah nilai t?

    3. Perhatikan gambar di samping!

    Berdasarkan gambar tersebut,

    bandingkan jalur mobil yang

    dilewati melalui jl. Matandu

    lalu belok lrg. Panorama

    dengan berjalan langsung

    melalui lrg. Mataiwoi, lewat

    jalur manakah yang lebih

    cepat sampai ke tempat

    lapangan golf?

    Kemukakan alasanmu dan

    hitung berapa jarak yang

    ditempuh untuk sampai ke

    lapangan golf dengan cepat!

    5 m

    4 m

    Jl. Matandu

    Jl. S

    upra

    pto

    40 m

    30 m

    Lr. Mataiwoi

    Lr. Panorama

  • 27

    4. Perhatikan tabel triple Pythagoras berikut!

    a b c

    5 12 13

    Ceritakan sebuah masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan

    triple Pythagoras tersebut!

    ----------------- Selamat Bekerja -----------------

  • 28

    L3. KUNCI JAWABAN TES

    No Kunci Jawaban Skor

    1 Dik: Kapal ke barat 12 km

    kemudian ke selelatan 5 km

    Dit: a. Gambar rute perjalanan?

    b. jarak kapal dari pelabuhan setelah perjalanan?

    Penyel:

    a. Gambar rute perjalanan kapal:

    b. Jarak kapal dari pelabuhan:

    Misalka

    Misalkan jarak kapal dari pelabuhan adalah x km

    Diperoleh

    13

    169

    169

    25144

    512

    2

    2

    222

    222

    x

    x

    x

    x

    x

    BCABAC

    Jadi, jarak kapal layar dari pelabuhan setelah menempuh

    perjalanan adalah 13 km

    4

    2 Dik: panjang tali dari patok sampai ujung tiang penyangga 5 m

    Jarak patok dengan tiang penyangga 4 m

    Gambarnya:

    Dit: a. Tinggi tiang penyangga?

    b. Jika tinggi tiang 3t m, berapa nilai t?

    4

  • 29

    Penyel:

    a. Misalkan tinggi tiang adalah y

    3

    9

    9

    1625

    45

    2

    2

    222

    222

    222

    y

    y

    y

    y

    y

    BCACAB

    BCABAC

    Jadi, tinggi tiang kemah adalah 3 meter

    b. 3t = 3

    1

    3

    3

    t

    t

    Jadi, nilai t adalah 1

    3 Dik: Jarak jln. Suprapto ke lrg. Panorama (AB) 40 m

    Panjang lrg. Panorama (BC) 30 m

    Gambarnya:

    Dit: Jalur manakah yang lebih cepat??

    Penyel:

    Jarak jika melewati jln. Matandu lalu belok lrg. Panorama:

    70

    3040

    AC

    AC

    BCABAC

    Jaraknya adalah 70 meter

    Jarak jika langsung melewati lrg. Mataiwoi:

    2500

    9001600

    3040

    2

    2

    222

    222

    AC

    AC

    AC

    BCABAC

    4

  • 30

    50

    2500

    AC

    AC

    Jaraknya adalah 50 meter

    Jadi, jalur tercepat yang dapat dilalui mobil adalah jika langsung

    melewati lrg. Mataiwoi sepanjang 50 meter dibandingkan dengan

    melewati jln. Matandu lalu belok lrg. Panorama sepanjang 70 meter

    4 Dik: table triple Pythagoras sebagai berikut

    a b c

    5 12 13

    Dit: Ceritakan sebuah masalah yang ada dalam kehidupan sehari-

    hari berdasarkan tabel triple Pythagoras!

    Penyel:

    Salah satu cerita dari tabel triple Pythagoras tersebut adalah:

    Pak Ahmad memiliki tanah berbentuk persegi panjang dengan

    ukuran 5 x 12 meter. Pak Ahmad membagi dua sama besar menurut

    diagonal tanah tersebut dengan memagarinya. Jarak antar tiang

    pagar adalah 1 meter. Berapakah banyak tiang pagar yang dipasang

    Pak Ahmad? Panjang diagonal tanah milik Pak Ahmad adalah 13

    meter. Jika dipasang tiang dari titik 0 meter maka banyak tiang yang

    dipasang Pak Ahmad adalah 13 + 1 = 14 tiang pagar.

    4

    Jumlah Skor 16

  • 31

    L4. DATA HASIL PEROLEHAN SISWA

    Data hasil tes kemampuan komunikasi matematik kelas VIII-B SMP Negeri Satu

    Atap 1 Bone Kabupaten Muna

    No. Nama Siswa Nomor Soal

    Total Nilai

    Konversi 1 2 3 4

    1 Waode Asinta Hasta 3 3 2 1 9 56.25

    2 Novita Sari 2 2 1 0 6 31.25

    3 Albar Barakati 3 2 4 2 11 68.75

    4 La Mail 2 3 2 2 9 56.25

    5 Hasan 1 2 2 0 6 31.25

    6 Rafit 2 3 2 1 8 50

    7 Yanti 2 3 2 2 9 56.25

    8 Suriana 2 2 1 1 6 37.5

    9 Nabila Amalia Putri 3 3 2 1 9 56.25

    10 Farida 4 4 4 2 14 87.5

    11 Intan Dimariyani 2 3 0 0 7 31.25

    12 Wa Andi 2 3 3 2 10 62.5

    13 Herlina 1 2 4 3 10 62.5

    14 Almin 4 2 4 2 12 75

    15 Ilham Hadini 2 1 1 1 5 31.25

    16 Zainal 1 2 1 1 5 31.25

    17 Dedi Haslan 1 0 2 1 5 25

    18 Laode Arlin Salam 2 4 4 2 12 75

    19 Hartini 2 4 4 3 13 81.25

    20 Hasanika 2 2 2 1 7 43.75

    21 Anita 2 2 0 1 6 31.25

    22 Amaludin 2 4 4 2 12 75

    23 Waode Fitra Yusra 3 3 4 3 13 81.25

    Jumlah 50 59 55 34 198 1237.5

  • 32

    L5. HASIL ANALISIS STATISTIK

    1. Validitas

    Hasil analisis validitas tes menggunakan SPSS 21, sebagai berikut:

    Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh bahwa semua item soal valid pada

    taraf 0.05 dengan nilai koefisien korelasi rxy rtabel = 0.413 atau nilai p < 0.05.

    2. Reliabilitas

    Hasil analisis reliabilitas tes menggunakan SPSS 21, sebagai berikut:

    Dari tabel diatas diperoleh nilai r11 = 0,754 yang berarti reliabilitas instrumen

    berada pada kategori tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa tes kemampuan

    komunikasi matematik reliabel.

  • 33

    3. Analisis Deskriptif

    Hasil statistik deskriptif nilai konversi skala 100 tes kemampuan komunkasi

    matematik menggunakan SPSS 21, sebagai berikut:

    Tampak pada hasil analisis bahwa statistik deskriptif kemampuan komunikasi

    matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap 1 Bone Kabupaten Muna

    memiliki rata-rata = 53.80, standar deviasi = 19.83, varians = 393.25, nilai

    maksimum = 87.5, nilai minimum = 25, modus = 31.25, dan median = 56.25.

    Grafik kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII-B SMP Negeri Satu

    Atap 1 Bone Kabupaten Muna per aspek sebagai berikut:

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    1 2 3 4

    64.13

    59.78

    54.35

    36.96

    PE

    RS

    EN

    TA

    SE

    (%

    )

    ASPEK

    KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

    PER-ASPEK

  • 34

    L6. CONTOH LEMBAR JAWABAN SISWA

    Notice (skor 1)

    Apprentice (skor 2)

  • 35

    Practitioner (skor 3)

  • 36

    Expert (skor 4)

  • 37

    L6. TABEL PRODUCT MOMENT ( r )