romantis dalam kehidupan remaja
DESCRIPTION
Kata “Romantis” merupakan salah satu topik pembicaraan yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan remaja. Kata ini merupakan kata yang sangat menarik untuk dibahas. Bahkan sungguhpun kata romantis ini milik semua kalangan, namun kesannya hanya kalangan remajalah yang memilikinya. Dalam kamus bahasa Indonesia kata romantis memilki arti bersifat mesra atau mengasyikkan. Dalam hubungan antara dua insan yang berlainan jenis, makna romantis dapat diartikan sebagai hubungan yang mesra, hubungan yang membahagiakan pasangangannya,TRANSCRIPT
Romantis Dalam Kehidupan Remaja
Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Kata “Romantis” merupakan salah satu topik pembicaraan
yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan remaja. Kata ini
merupakan kata yang sangat menarik untuk dibahas. Bahkan
sungguhpun kata romantis ini milik semua kalangan, namun
kesannya hanya kalangan remajalah yang memilikinya.
Dalam kamus bahasa Indonesia kata romantis memilki arti
bersifat mesra atau mengasyikkan. Dalam hubungan antara dua
insan yang berlainan jenis, makna romantis dapat diartikan sebagai
hubungan yang mesra, hubungan yang membahagiakan
pasangangannya, hubungan yang penuh dengan kenyamannan
perasaan, dan lain sebagainya. Di mata kebanyakan remaja,
kemesraan berarti keterpaduan emosional antara dirinya dengan
hati sang kekasih yang diwujudkan dengan berbagai ekspresi.
Biasanya romantisme dikalangan remaja diwujudkan dengan
kerinduan yang amat sangat, sanjungan-sanjungan, sikap sangat
memperhatiakan, helaian mesra, ciuman, dan bahkan ada yang
sampai melakukan hubungan laksana suami istri. Na’udzu billah...
Remaja biasanya akan bangga jika pacarnya bisa mencapai
romantisme. Bahkan mereka biasanya mencemooh temannya yang
tidak bisa bersikap romantis pada pacarnya. Biasnya mereka akan
mengatakan “payah kamu pacarannya ngga romantis, coba liat
aku”, atau mereka mengatakan “kamu pacaran apa diskusi sih?..
huuuu kampungan” dan berbagai ucapan lainnya. Seakan-akan
kalau pacaran tidak romantis itu kuno, ndeso, dan ketinggalan
zaman. Karena pandangan inilah nampaknya para remaja berusaha
semaksimal mungkin mencapai romantisme dalam berpacaran,
sampai-sampai... sampai kelewat batas yang mereka inginkan.
Astagfirullah...
Apa benar begitu?
Tentu tidak, karena romantisme semacam itu hanya milik
orang-orang yang sudah menjalin hubungan suami istri. Bagi
remaja, romantisme haruslah dipahami sebagai suasana yang
saling memberikan kontribusi positif antara kedua belah pihak.
Kontribusi positif dalam artian kontribusi yang dapat meningkatkan
kemampuan dalam bidang akademis misalnya. Ust Jefri
menjelaskan dalam bukunya Sekuntum Mawar Untuk Remaja “jika
seorang remaja terlanjur sudah memilki seseorang yang disebutnya
sebagai “kekasih atau pacar”, maka jadikanlah ia sebagai teman
yang senantiasa memberikan motivasi dalam mengejar prestasi
dan kemajuan. Hindari banyak pertemuan dengan sang kekasih
apalagi berdua-duaan”.
Wah kalo gitu Ust Jefri dukung pacaran dong?
Tidak, tentu tidak demikian. Hal ini terlihat dari perkatan
beliau “jika seorang remaja terlanjur sudah...” ini menandakan
bahwa beliau ingin melarang remaja untuk berpacaran namun
dengan cara yang halus. Terbukti dengan perkataan beliau “Hindari
banyak pertemuan dengan sang kekasih apalagi berdua-duaan”.
Beliau mengatakan demikian karena awal dari bencana yang
melanda kebanyakan remaja adalah karena sering bertemu dengan
kekasihnya dan berdua-duaan.
Sebenarnya Perlukah kekasih atau pacar?
Ust Jefri menjelaskan bahwa kekasih atau pacar bagi remaja
sebenarnya tidak perlu, karena justru lebih banyak mendatangkan
madharat dari pada manfaatnya. Banyak remaja stres karena cinta
ditolak atau putus, bahkan sampai ada yang depresi dan bunuh diri.
Di daerah penulis hal ini terbukti dengan kejadian beberapa minggu
yang lalu mengenai bunuh dirinya seorang mahasiswa di kota
Palangka Raya karena bertengkar dengan pacarnya. Na’udzu
billah.. karena kekasih pula banyak remaja yang melalaikan tugas
belajarnya. (Kejadian semacam ini sering terjadi pada teman-teman
penulis di bangku perkuliahan).
Banyak para remaja yang terpana dengan kenikmatan
berpacaran dan indahnya bercinta. Sehingga banyak remaja yang
gagal di tengah jalan akibat percintaan. Perjalanan yang masih
panjang disudahinya hanya disebabkan keterpanaan dengan
indahnya asmara. Mereka menderita kerugian dunia, padahal
sebenarnya mereka mempunyai peluang yang besar untuk
memperoleh keberuntungan dunia. Mereka juga mengalami
kerugian akhirat, karena terjerumus dalam kemaksiatan. Pujaanya
terhadap sang kekasih telah membuatnya lupa terhadap kekasih
yang sesungguhnya. Kekasih yang telah memberikan kepadanya
segala-galanya.
Ust Jefri mengatakan “Kalau kita lebih memilih kekasih dunia,
dan melupakan kekasih yang sesungguhnya berarti kita telah
membeli dunia dengan akhirat”. Padahal jika dibandingkan dengan
kehidupan akhirat tentu kehidupan dunia harganya sangat murah,
sedangkan akhirat sangat mahal. Kita telah menjual akhirat dengan
harga yang sangat murah tentu kita dalam keadaan rugi. Allah
berfirman dalam surah Albaqarah ayat 86;
9ك7 7ئ =ول Bذ9ين7 أ و=ا ال 7ر7 ت F7اة7 اش ي Fح7 7ا ال Fي ة9 الدMن 9اآلخ9ر7 =خ7فBف= ف7ال ب ي
Fه=م= Fع7ذ7اب= ع7ن ون7 ه=مF و7ال ال Fص7ر= =ن ي
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.
Pada ayat lain Allah berfirman:
9ك7 7ئ =ول Bذ9ين7 أ و=ا ال 7ر7 ت F7ة7 اش Fه=د7ى الضBالل 9ال 9ح7تF ف7م7ا ب ب ر7 Fه=م= ت ار7 9ج7 =وا و7م7ا ت 7ان 7د9ين7 ك م=هFت
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan
tidaklah mereka mendapat petunjuk.
Jika seorang remaja tidak ingin mengalami kerugian, maka
seharusnya menjauhi yang namanya pacaran. Berkosentrasilah
menata masa depan dengan belajar giat dan mengembangkan
potensi diri. Sebab masa depan lebih baik dari masa sekarang. Jika
masa sekarang kita bahagia, namun di masa yang akan datang kita
bersedih itu artinya kita adalah orang yang merugi. Allah berfirman:
7ك7 م9ن7 األول7ى Fرo ل ي ة= خ7 7آلخ9ر7 و7لDan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.
Rasulullah Saw bersabda:
qص7انFق= مFس9 ف7ه=و7 ف9يF ن7 Fل7 أ 7وFم=ه= م9ث 7ان7 ي م7نF ك
Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia dalam kerugian.
Jadi, sebagai remaja Islam, kita harus lebih mementingkan
masa depan, karena masa depan lebih baik dari sekarang. Baik
masa depan di dunia maupun masa depan di akhirat.
Ust Jefri mengatakan dalam bukunya “Agar kita bisa selamat
dari jebakan pacar atau kekasih dunia, maka kita harus mencari
kekasih yang lain. Kekasih yang lebih memberikan kebahagian
hakiki. Yaitu kekasih yang telah menciptakan kita, menghidupkan
kita, memelihara kita dan melimpahkan rizkinya kepada kita. Dia
Allah Swt Tuhan semesta alam”.
Lebih lanjut Ust Jefri menjelaskan bahwa ketika seorang
remaja sudah mendekatkan diri kepada Allah, maka keinginan-
keinginan untuk mencari kekasih dunia akan dapat ditahan.
Sehingga ia dapat berkosentrasi terhadap pelajaran disekolah (bagi
yang sekolah) maupun di kampus (bagi yang kuliah). Saat teman-
temannya berbicara mengenai romantisme berpacaran dengan
kekasih dunia, ia pun tidak kalah dapat bercerita tentang
romantismenya bercinta dengan kekasih yang hakiki”.
Mungkinkah hal demikian dapat terjadi?
Penulis sendiri, dari lubuk hati yang paling dalam merasa ragu
akan yang disampaikan Ust Jefri. Penulis bertanya-tanya,
bagaimana mungkin sebagai seorang yang hidup pada masa
remaja dapat bercinta dengan kekasih yang tidak kasat mata.
Bagaimana mungkin Dzat yang tidak kasat mata dapat mengisi hati
yang sedang galau, yang sedang bimbang, yang sedang
menginginkan perhatian lebih dari seseorang. Bagaimana mungkin
juga Dzat yang tidak kasat mata dapat menyemangati kita sebagai
remaja dalam mengarungi kehidupan ini.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin tidak hanya
dirasakan penulis. Kawan-kawan pasti juga merasakannya. Terlebih
lagi yang sekarang memiliki pacar atau kekasih pasti akan mencoba
untuk menyangkal apa yang disampaikan Ust Jefri. Mungkin
sebagian dari kawan-kawan akan mengatakan “apa salahnya
dengan pacaran, toh dengan pacaran sekolah jadi semangat, kuliah
jadi semangat. Yang biasanya berangkat ke sekolah atau kampus
malas-malasan karena dengan adanya pacar berangkat jadi
semangat, jadi tepat waktu, dan lain sebagainya.
Bila ditanya mungkinkah, jawabannya sangatlah mungkin. Ust
Jefri mengatakan “justru dengan Kekasih hakiki, kita akan
senantiasa melihat-Nya dengan menyaksikan segenap ciptaan-Nya,
kita juga akan senantiasabersama-Nya, bahkan setiap saat kita bisa
datang kepadanya tanpa melalui perantara dan izin siapapun”.
Allah berfirman dalam surah Al-Imran ayat 190:
B9ن م7او7ات9 خ7لFق9 ف9ي إ Bض9 السF9الف9 و7األر Fل9 و7اخFت Bي الل Bه7ار9 7اتq و7الن 7اب9 ألول9ي آلي Fب األل
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dalam surah Albaqarah ayat 194:
Bق=وا Bه7 و7ات 7م=وا الل 7نB و7اعFل Bه7 أ Bق9ين7 م7ع7 الل Fم=ت ال
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Dalam surah Albaqarah 115;
Bه9 9ل ر9ق= و7ل Fم7شF Fم7غFر9ب= ال 7م7ا و7ال Fن ي7 Mوا ف7أ =و7ل 7مB ت ف7ث
Bه9 و7جFه= 9نB الل Bه7 إ عo الل 9يمo و7اس9 ع7لDan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Dari bebrapa ayat di atas dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa cara agar kita sebagai remaja dapat merasakan cinta dan
romantisme pada Kekasih hakiki. Di antaranya adalah;
1. Menghayati segala tanda-tanda keberadaan-Nya. Dengan
demikian meskipun kita tidak dapat meliaht-Nya, namun kita
tahu bahwa Ia ada. Inilah yang sering kita lupakan. Kita
sangat jarang untuk Menghayati segala tanda-tanda
keberadaan-Nya. Kita lebih senang ngobrol, lebih senang
berdebat, dan lain sebagainya. Semoga kita dijadikan remaja
yang dapat menghayati segala tanda-tanda keberadaan-Nya.
2. Berusaha agar menjadi remaja yang bertakwa. Salah satu
caranya adalah dengan menjaga interaksi kita terhadap lawan
jenis.
3. Yakinlah bahwa Allah selalu mengetahui apa yang kita
kerjakan. Dan yakinlah bahwa Allah selalu ada ketika kita
menginginkan sesuatu. Sebab Allah lah yang memilki timur
dan barat (seluruh alam semesta).
Bila ditanya apakah penulis sudah melakukannya? Penulis
akan jawab dengan jujur bahwa penulis belum dapat melakukan
dengan sepenuhnya. Namun sebagai seorang yang memang sudah
seharusnya melakukannya, penulis ingin mengajak kawan-kawan
sekalian bersama penulis agar berusaha untuk melakukannya
sehingga dapat merasakan cinta dan romantisme dengan Kekasih
hakiki sebagaimana yang jelaskan oleh Ust Jefri Al-Bukhori.
Wallahu’alam bis-shawab..