presentasi diri remaja muslim dalam dunia...
TRANSCRIPT
PRESENTASI DIRI REMAJA MUSLIM DALAM DUNIA HIBURAN
(Studi Dramaturgi Grup Cover Dance K-Pop A&JELL)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos.)
oleh:
MIA KARTIKASARINIM : 1112051000003
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1438 H./2017 M.
i
ABSTRAK
Nama : Mia KartikasariNIM : 1112051000003Judul : Presentasi Diri Remaja Muslim dalam Dunia Hiburan (Studi
Dramaturgi Grup Cover Dance K-Pop A&JELL)
Fenomena cover dance K-Pop telah melanda remaja di Indonesia. Merekameniru tarian dan penampilan dari para K-Pop idolanya. A&JELL merupakangrup cover dance K-Pop beranggotakan empat laki-laki muslim yang menirutarian dan penampilan dari girlgroup Korea, AOA. Mereka merupakan salahseorang yang memainkan peran dalam kehidupannya. Mereka menampilkan dirimereka sebagai girlgroup AOA.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untukmenjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan-pertanyaantersebut adalah bagaimana presentasi diri remaja muslim pada panggung depan(front stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL? Bagaimana presentasi diriremaja muslim pada panggung tengah (middle stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL? Bagaimana presentasi diri remaja muslim pada panggung belakang(back stage) remaja muslim dalam grup cover dance K-Pop A&JELL?
Panggung depan remaja muslim dalam grup cover dance A&JELLmerupakan wilayah di mana mereka mempresentasikan diri mereka sebagaigirlgroup AOA. Panggung tengah merupakan wilayah di mana merekamempersiapkan penampilan yang akan ditunjukkan di panggung depan. Panggungbelakang merupakan wilayah di mana mereka akan menampilkan diri merekaseutuhnya tanpa adanya atribut panggung depan yang digunakan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dramaturgi yangdikemukakan oleh Erving Goffman. Dramaturgi merupakan pandangan tentangkehidupan sosial sebagai rentetan pertunjukan drama dalam sebuah pentas.Menurut Goffman kehidupan sosial dibagi menjadi panggung depan (front stage)dan panggung belakang (back stage). Namun, sebagaimana dijelaskan DeddyMulyana, bahwa tidak hanya ada panggung depan dan panggung belakang saja,tetapi juga meliputi panggung tengah (middle stage).
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakanpendekatan kualitatif dan metode penelitian fenomenologi, serta dengan analisisdeskriptif. Fenomenologi adalah cara membangun pemahaman tentang realitas.Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis bagaimanapresentasi diri dari remaja muslim dalam grup cover dance K-Pop A&JELL dipanggung depan, panggung tengah, dan panggung belakang.
Remaja muslim laki-laki dalam grup cover dance K-Pop A&JELLmempresentasikan dirinya di panggung depan sebagai seorang wanita darigirlgroup AOA. Di panggung tengah, presentasi diri yang dilakukan meliputipersiapan segala kebutuhan untuk tampil sebagai girlgroup di panggung depan. Dipanggung belakang mereka akan tampil seutuhnya. Namun pada saat-saat tertentuterlihat karakter wanita dalam diri mereka.
Kata Kunci: Presentasi Diri, Remaja Muslim Grup Cover Dance K-PopA&JELL, Panggung Depan, Panggung Tengah, Panggung Belakang
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahirabbil ‘alamiin. Segala puji
bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Studi
Dramaturgi Presentasi Diri Remaja Muslim Pada Grup Cover Dance A&JELL”.
Selain itu, terdapat pembelajaran yang diambil dalam proses penyelesaian
penulisan ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, karena atas perjuangannya dan pengorbanannya dapat
memberikan pelajaran dan teladan bagi umat Islam.
Dalam proses penelitian ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Baik itu bantuan berupa waktu, pikiran, tenaga, dorongan moril maupun
materil. Tanpa bantuan yang diberikan, tidak mudah untuk menyelesaikan skripsi
ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
melancarkan dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik.
iii
4. Siti Nurbaya, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang bersedia
membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama
penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah mendidik serta memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staf karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu penulis dalam urusan administrasi untuk keperluan penelitian
ini.
7. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani dalam peminjaman
referensi untuk keperluan penelitian ini.
8. Syarif Hidayatullah, Nasuha, Teguh Agus Setiawan, dan Rikky Indra Sukma
dari Grup Cover Dance A&JELL, Rizky Mutia, dan Ustadz Fatih Karim yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk keperluan wawancara terkait
penelitian ini.
9. Ibunda Rusminah dan Ayahanda Sarwan, terima kasih atas pengorbanan dan
pemberian semangat, doa, serta sarana yang diberikan kepada penulis selama
ini dan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga kalian selalu
dalam lindungan Allah SWT.
10. Adik tersayang Defi Khusnul Khotimah, terima kasih atas doa dan semangat
yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini
11. Teman-teman KPI A angkatan 2012 yang telah memberi motivasi, doa, serta
semangat yang diberikan selama ini. Serta kepada, Iffah, Annisaa, Ratih,
iv
Rohima, Aisyah, Rizkika, Faizah dan Diana, terima kasih atas dukungannya
selama ini dan dalam penyusunan skripsi ini dan untuk angkatan 2012, terima
kasih.
12. Rekan-rekan RDK FM terima kasih atas semangat dan doa yang diberikan
dalam penyusunan skripsi ini.
13. Teman-teman KKN Elegant dan Grup ELF Tangerang yang telah membantu
dalam hal untuk selalu memacu semangat dalam penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat,
penulis ucapkan terima kasih.
Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, penulis
berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat di bidang akademis dan praktis
bagi penulis dan bagi para pembaca. Serta dapat menjadi referensi dan amalan di
bidang komunikasi dan dakwah, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Maret 2017
Mia Kartikasari
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah............................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9
D. Metodologi Penelitian ............................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 15
F. Kerangka Teori........................................................................ 17
G. Sistematika Penulisan ............................................................. 20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Interaksi Simbolik ................................................................... 22
1. Interaksi Simbolik Sebagai Induk dari Teori Dramaturgi . 22
B. Teori Dramaturgi..................................................................... 27
1. Panggung Pertunjukan ....................................................... 29
1.1 Panggung Depan (Front Stage) ................................... 30
1.2 Panggung Tengah (Middle Stage)............................... 32
1.3 Panggung Belakang (Back Stage)................................ 32
C. Presentasi Diri ......................................................................... 33
D. Tari dan Sejarahnya ................................................................ 37
vi
E. Dalil Larangan Menyerupai Lawan Jenis .............................. 39
BAB III GAMBARAN UMUM K-POP COVER DANCE DAN A&JELL
A. Korean Wave .......................................................................... 41
1. Korean Pop ...................................................................... 42
2. Cover Dance ..................................................................... 43
3. Perkembangan K-Pop Cover Dance Di Indonesia ........... 45
B. Profil Grup K-Pop Cover Dance A&JELL............................. 49
BAB IV PRESENTASI DIRI REMAJA MUSLIM DALAM DUNIA
HIBURAN (Studi Dramaturgi Grup Cover Dance K-Pop
A&JELL)
A. Panggung Pertunjukan Cover Dance K-Pop A&JELL........... 55
1. Panggung Depan (Front Stage) Remaja Muslim Dalam
Grup Cover Dance K-Pop A&JELL.................................. 56
2. Panggung Tengah (Middle Stage) Remaja Muslim Dalam
Grup Cover Dance K-Pop A&JELL.................................. 66
3. Panggung Belakang (Back Stage) Remaja Muslim Dalam
Grup Cover Dance K-Pop A&JELL.................................. 68
B. Interpretasi Penulisan .............................................................. 73
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 81
B. Saran........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Remaja Muslim Dalam Grup Cover Dance A&JELL ....................... 6Gambar 1. 2 Girlband AOA.................................................................................... 6Gambar 3. 1 Fanpage Komunitas Kpop Dance Cover Indonesia........................ 46Gambar 3. 2 Akun Twitter Cover Dance K-Pop Indonesia .................................. 46Gambar 3. 3 Foto Para Pemenang K-Pop Dream Concert 2015 Bersama Kasper 47Gambar 3. 4 I’ Generation Menang di Ajang “KPop Festival in Gangwon 2013 49Gambar 3. 5 Grup Cover Dance A&JELL............................................................ 53Gambar 3. 6 Penampilan Perdana A&JELL di Ajang .......................................... 53Gambar 4. 1 A&JELL Tampil Di Kompetisi Cover Dance Tangerang ............... 57Gambar 4. 2 A&JELL setelah tampil di panggung depan dengan konsep “Like a
Cat” seperti AOA............................................................................. 58Gambar 4. 3 Girlband AOA setelah tampil di atas panggung dengan konsep “Like
a Cat” ............................................................................................... 58Gambar 4. 4 A&JELL sebelum tampil di panggung depan dengan konsep siswa
sekolah seperti AOA........................................................................ 59Gambar 4. 5 Foto AOA dalam Mini Album yang berjudul “Heart Attack” ......... 60Gambar 4. 6 Penampilan A&JELL saat meng-cover dance “Like A Cat” di
panggung depan ............................................................................... 61Gambar 4. 7 Penampilan Panggung belakang anggota A&JELL saat latihan
menari .............................................................................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korean Pop atau musik pop Korea adalah jenis musik populer
yang berasal dari negara Korea Selatan. Fenomena yang terjadi pada aliran
musik Korean Pop atau yang biasa dikenal dengan K-Pop mulai
memengaruhi sebagian besar masyarakat, khususnya di kalangan remaja di
Indonesia. Kegandrungan akan musik K-Pop merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari demam Korea di berbagai negara yang salah satunya
adalah di Indonesia. Sampai saat ini, negara Indonesia masih menjadi
salah satu dari sekian negara yang artis-artis K-Pop pilih untuk
mengadakan konser ataupun fansmeeting. Hal ini dibuktikan dengan
hadirnya grup yang berhasil menggebrak panggung musik Indonesia di
awal tahun 2016 kemarin, yaitu Super Junior. Kemudian dilanjutkan
dengan dua grup yaitu EXO dan Girls Generation.
Demam Korea yang melanda hampir seluruh dunia, membuat
jumlah penggemar Korea kian hari bertambah banyak. Para penggemar
melakukan berbagai macam hal untuk mengekspresikan kecintaannya
terhadap artis yang mereka idolakan, salah satunya seperti mengikuti
gerakan tariannya yang biasa dikenal dengan istilah cover dance. Sebagai
bentuk ekspresi, mereka mulai menirukan apa yang dilakukan oleh para
idola mereka. Karena genre yang booming dari K-Pop adalah perpaduan
musik dan juga dance, hal yang sama dilakukan oleh para penggemar
2
K-Pop tersebut adalah mereka meng-cover dance dari penampilan idola
mereka tersebut. Para penggemar di Indonesia pun mulai membentuk
grup-grup cover dance, yang fokusnya berbeda dengan dance biasa.
Mereka menari dengan mengikuti gerakan yang sudah ada dan menirukan
gerakan sang idola.
Cover dance adalah salah satu bentuk ekspresi dari penggemar K-
Pop. Biasanya para cover dance mengunjuk kebolehannya di acara cover
dance competition. Mereka akan mengunjuk kebolehan dengan menari
dengan gerakan yang sudah ada dan titik kesempurnaannya terletak pada
kemiripan dengan idola, baik dalam segi detail gerakan, postur tubuh,
ekspresi, bahkan kostum dan make up yang mereka gunakan. Cover dance
di Indonesia sendiri terbilang cukup booming. Terbukti dengan adanya
Komunitas Kpop Dance Cover Indonesia yang terbentuk di facebook dan
juga di twitter, dimana mereka saling bertukar informasi grup, dan berbagi
hasil video cover mereka melalui Youtube channel.
Cover Dance sendiri merupakan salah satu kegiatan yang bisa
dikategorikan meniru. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai
kecenderungan untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat
kehidupan masyarakat yang terdiri dari penerimaan bentuk-bentuk
kebudayaan, di mana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan dari
luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan hasil dari
proses peniruan, Karena setelah melakukan proses peniruan kita akan
mengetahui sesuatu yang kita tiru.
3
Namun, ada hal tak biasa yang biasa dilihat dari cover dance Kpop
dimana ada beberapa grup cover dance yang membawakan tarian idolanya
yang berlawanan jenis kelamin dari yang diikuti. Sebagai contoh sebuah
grup yang akan di-cover adalah girlband dan kemudian yang meng-cover
mereka adalah grup yang seluruh anggotanya laki-laki. Tidak hanya
membawakan tarian, tetapi pakaian yang dikenakan pun harus mirip
dengan sosok perempuan dalam grup tari tersebut. Bahkan dari gesture
pun harus disesuaikan. Mereka juga harus menghayati peran yang
dibawakan oleh masing masing anggota grup tari yang diikuti serta dalam
hal penghafalan lirik lagu juga perlu diperhatikan untuk menunjang
penampilan mereka saat tampil di atas panggung.
Beberapa ulama kontemporer melarang perbuatan tersebut. Syekh
Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam al-Islami wa Adillatuh menegaskan haram
hukumnya lelaki menyerupai wanita dan begitu pula sebaliknya. Saat
menjelaskan soal apa yang dimaksud meniru dalam beberapa hadits,
Syekh Wahbah menerangkan termasuk di dalamnya menyerupai dalam
gaya rambut, perhiasan, penampilan, cara berbicara, cara berpakaian, dan
sebagainya. Sementara Syekh Muhammad bin Soleh al-Utsaimin dalam
Fatawa wa Rasai’il Lil Nisa menegaskan haram hukumnya lelaki
menyerupai wanita dalam aspek tingkah laku, percakapan, perhiasan, cara
berpakaian dan hal-hal yang dikhususkan untuk wanita.1
Pada dasarnya setiap manusia diciptakan dalam kondisi yang
sempurna. Allah SWT berfirman:
1Hafidz Muftisany, Hukum Berperilaku Menyerupai Lawan Jenis, artikel diakses padatanggal 4 Maret 2017, dari http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/02/26/o357g813-hukum-berperilaku-menyerupai-lawan-jenis
4
Artinya :
“ Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” (QS. At – Tin :4)2
A&JELL adalah salah satu dari sekian grup cover dance yang
meng-cover dance berlawanan jenis kelamin. Grup yang diluncurkan pada
tahun 2015 lalu tersebut beranggotakan lima orang laki-laki yang khusus
meniru tarian dari girlband Ace Of Angels atau yang biasa disebut AOA.
A&JELL memulai debut pada tanggal 4 Oktober pada acara “Asean Dance
Cover Festival” di Mall Ciputra, Jakarta dan berhasil masuk final untuk
kategori rookie. Walaupun A&JELL adalah grup cover dance yang
terbilang masih baru, mereka berhasil menjadi salah satu grup rookie yang
lolos dan masuk final di kompetisi cover dance tingkat ASEAN di tahun
2015. Selain itu A&JELL salah satu grup cover dance rookie yang ketika
tampil di atas panggung mendapatkan antusias yang bagus dari penonton
yang menyaksikannya.
Padahal hadits riwayat Bukhari mengatakan, bahwa:
2Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Hikmah, Al-Qur’an danTerjemahnya (Bandung:CV Penerbit Diponegoro, 2006), h.597
5
Ibn ‘Abbas ra berkata, “Rasulullah melaknat lelaki yang bertingkah laku
menyerupai perempuan dan perempuan yang bertingkah laku menyerupai
laki-laki.” (HR. al Bukhari: 5885)3
Berbagai virus dari dunia sekuler dan liberal sudah beredar di
mana-mana. Salah satunya adalah invasi budaya korean style. Arus
gelombang virus berbahaya ini terus mengikis mindset dan pola sikap para
pemuda yang menjadi harapan umat. Mulai dari bahasa, gaya berpakaian,
dan gaya hidup pun menjadi berubah 180 derajat. Dampak yang terjadi
adalah kaum muda nantinya akan cenderung bertingkah laku atau
mengubah penampilan seutuhnya seperti idola K-Pop favorit mereka.
Mereka berpakaian seolah-olah tidak tahu bagaimana pakaian Islam yang
telah diajarkan Rasulullah SAW.
Islam telah mengatur etika pergaulan remaja muslim. Perilaku
tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh
karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan
dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam
pergaulan diantaranya adalah menutup aurat serta menjauhi perbuatan zina.
Tata cara pergaulan remaja dalam ajaran Islam pun dilandasi nilai-nilai
agama. Salah satu tata caranya adalah mengisi waktu luang dengan
kegiatan yang bermanfaat dan mengajak untuk berbuat kebaikan.4
3Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 2;Shahih al-Bukhari 2(Jakarta:Almahira, 2012), Cet.ke-1, h.509.
4Assyafieq, Etika Pergaulan Remaja dalam Pandangan Islam,http://dewandakwahjabar.com/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan-islam/ , artikel diaksespada tanggal 25 Oktober 2016.
6
Gambar 1. 1 Remaja Muslim Dalam Grup Cover Dance A&JELL5
Gambar 1. 2 Girlband AOA6
Dalam situasi dan maksud tertentu manusia akan bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkannya, termasuk menunjukkan sebuah aksi yang
merupakan hasil dari daya pikir, kreasi, yang sudah terpikirkannya. Pelaku
interaksi akan menampilkan dirinya dari hasil konsep yang sudah dibentuk
5Di ambil dari akun facebook A&JELL https://id-id.facebook.com/A.and.jellCrew/ padatanggal 22 Juni 2016.
6Di ambil dari Koogletv http://www.koogle.tv/media/news/aoa-reveals-music-video-teaser-for-oh-boy/ pada tanggal 26 Juni 2016.
7
dan dipikirkan secara matang untuk mendapatkan sebuah bentuk dari
penyajian diri. Untuk mencapai hal tersebut butuh pengelolaan kesan
(impression management).
Pengelolaan kesan berkaitan dengan presentasi diri. Tujuannya
yaitu untuk mendapatkan sebuah kesan sesuai dengan yang diharapkan.
Goffman berpendapat bahwa:
“Presentasi Diri merupakan suatu kegiatan yangdilakukan oleh individu tertentu untuk definisi situasidan identitas sosial bagi para aktor dan definisi situasitersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dantidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada”.
Menurut pendapat Goffman, kehidupan manusia bisa diumpamakan
seperti teater. Terjadinya interaksi sosial yang mirip dengan pertunjukan di
atas panggung, dimana seseorang akan seperti seoarang aktor yang
memainkan peran – peran tertentu saat berhadapan dengan orang lain.7
Goffman membagi kehidupan sosial menjadi ”wilayah depan”
(front region) dan wilayah belakang (back region). Wilayah depan
merupakan panggung tempat dimana individu menampilkan gaya yang
dikemasnya kepada orang lain. Sedangkan wilayah belakang merujuk
kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkannya mempersiapkan
perannya di wilayah depan.8 Wilayah depan ibarat panggung sandiwara
bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedangkan
wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang(back stage)
7Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 110.
8Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi: (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.96.
8
dimana pemain mempersiapkan diri atau berlatih untuk memainkan
perannya di panggung depan.9
Goffman hanya mengemukakan dua panggung utama dalam kajian
dramaturgi, yaitu panggung depan dan panggung belakang, tetapi
sebagaimana dijelaskan oleh Deddy Mulyana, bahwa tidak hanya ada
panggung depan dan panggung belakang saja, tetapi juga meliputi
panggung tengah.10
Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai cara presentasi diri dan pengelolaan kesan yang dilakukan grup
cover dance A&JELL melalui kegiatan yang mereka lakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Presentasi Diri Remaja Muslim Dalam
Dunia Hiburan (Studi Dramaturgi Grup Cover Dance K-Pop
A&JELL).
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis penelitian dan
lebih terarah, maka pada penelitian ini, penulis membatasi masalah pada
presentasi diri remaja muslim dari grup cover dance musik pop Korea
“A&JELL”.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
9Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 114.
10Deddy Mulyana, Solatun, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. ke-1, h. 58.
9
a. Bagaimana presentasi diri remaja muslim pada panggung depan
(front stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL?
b. Bagaimana presentasi diri remaja muslim pada panggung tengah
(middle stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL?
c. Bagaimana presentasi diri remaja muslim pada panggung belakang
(back stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui presentasi diri remaja muslim pada panggung
depan (front stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL.
b. Untuk mengetahui presentasi diri remaja muslim pada panggung
tengah (middle stage) dalam grup cover dance K-Pop A&JELL.
c. Untuk mengetahui presentasi diri remaja muslim pada panggung
belakang (back stage) remaja muslim dalam grup cover dance K-
Pop A&JELL.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian keilmuan, yaitu
Ilmu Komunikasi, khususnya yang menekankan pada presentasi diri
dan pengelolaan kesan (studi dramaturgi).
b. Manfaat Praktis
10
Secara praktis, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan informasi lebih jelas mengenai budaya K-
Pop, cover dance, khususnya bagaimana kehidupan sosial itu terdapat
proses presentasi diri yang sebelumnya dikelola terlebih dahulu kesan
untuk mendapatkan kesan yang diinginkan pada tiga panggung
kehidupan, yaitu panggung depan, tengah, dan belakang.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian presentasi diri remaja muslim dalam
dunia hiburan (studi dramaturgi grup cover dance K-Pop A&JELL),
penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau
dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuhan).11
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah.12 Penelitian kualitatif bertujuan
untuk memahami objek yang diteliti secara mendalam. Menurut Bogdan
dan Taylor (1990), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
11Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN JakartaPress, 2006), Cet. ke-1, h. 30.
12Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2007), hal. 5.
11
orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
dan individu secara holistik (utuh).13
Penggunaan pendekatan kualitatif lebih tepat untuk penelitian ini,
karena penulis ingin mengetahui secara mendalam bagaimana remaja
muslim yang tergabung dalam grup cover dance K-Pop A&JELL
mempresentasikan diri mereka baik di panggung depan, tengah, maupun
belakang.
2. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentang presentasi diri remaja muslim
dalam dunia hiburan (studi dramaturgi grup cover dance K-Pop A&JELL),
penulis menggunakan metode fenomenologi. Sebagai metode penelitian,
fenomenologi adalah cara membangun pemahaman tentang realitas.
Pemahaman tersebut dibangun dari sudut pandang para aktor sosial yang
mengalami peristiwa dalam kehidupannya. Pengalaman yang dicapai
dalam tataran personal merupakan konstruksi personal realitas atau
konstruksi subjektivitas.14
Penelitian ini lebih tepat menggunakan metode fenomenologi
karena penulis ingin memberikan gambaran dan pemahaman yang
dibentuk dari subjek penelitian, yaitu remaja muslim dalam grup cover
dance K-Pop A&JELL, di mana para anggota ini memberikan gambaran
jati diri mereka yang bisa dikatakan berbeda dari pada umumnya, yakni
bertindak seperti keperempuanan.
13Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,2013), Cet. Ke-1, h. 82.
14Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 36.
12
Dalam penelitian ini, penulis mencari tahu apa yang dipahami oleh
subjek penelitian dan perbedaan yang ditampilkan mereka yang dibagi ke
dalam tiga panggung, yakni panggung depan, panggung tengah, dan
panggung belakang.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja muslim yang bergabung
dalam grup cover dance A&JELL yang meniru K-Pop idol grup AOA
yang notabene adalah lawan jenis dari mereka. Sedangkan yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah presentasi diri dari remaja muslim
tersebut.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Tangerang City Mall yang berlokasi
di Jl. Jend. Sudirman No.1, Cikokol, Tangerang, dimana lokasi tersebut
dijadikan sebagai tempat grup cover dance A&JELL untuk berlatih dan
juga berkumpul. Selain itu penelitian ini juga berlangsung di lingkungan
sekitar informan bermain, yaitu di Metropolis Town Square Tangerang,
Mal Kalibata, dan Tangerang City Mall. Waktu yang ditempuh dalam
penelitian ini adalah dari bulan Agustus sampai Februari 2016.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
13
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. 15
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan penelitian dengan teliti, serta pencatatan secara
sistematis. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap
kegiatan-kegiatan terkait presentasi diri dan pengelolaan kesan yang
dilakukan remaja muslim yang tergabung dalam grup cover dance K-Pop
A&JELL, baik di panggung depan, panggung tengah, dan panggung
belakang. Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya adalah perform cover
dance A&JELL di Tangerang City Mall, dance practice di Tangerang City
Mall. Media sosial yang diamati untuk kepentingan penelitian diantaranya
adalah akun Instagram @anjelldc, akun Facebook A&Jell’s Crew, serta
channel Youtube Myers Entertainment.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.16 Wawancara dilakukan untuk
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau
tanpa pedoman wawancara. Dalam wawancara, pewawancara bermaksud
memperoleh persepsi, sikap, dan pola pikir dari yang diwawancarai yang
15 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, danIlmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-4, h. 115.
16 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1991), Cet. ke-3, h. 135.
14
relevan dengan masalah yang diteliti. 17 Dalam penelitian ini, penulis
mewawancarai empat remaja muslim yang merupakan anggota grup cover
dance K-Pop A&JELL, yakni Syarif Hidayatullah, Nasuha, Teguh Agus
Setiawan, dan Rikky Indra Sukma. Peneliti juga mewawancarai salah satu
tokoh agama Indonesia, Ustadz Fatih Karim, dan mantan anggota cover
dance sekaligus pengamat K-Pop cover dance, Rizky Mutia, untuk
memperkuat hasil penelitian.
c. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk menelusuri data historis, sejumlah
besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. 18 Dalam penelitian ini, penulis menelusuri dokumen-
dokumen yang terkait dengan presentasi diri dan pengelolaan kesan yang
dilakukan remaja muslim anggota grup cover dance K-Pop A&JELL, di
panggung depan dan panggung belakang. Penulis melakukan teknik ini
dengan cara menelusuri media sosial @anjelldc, Youtube channel Myers
Entertainment, dan artikel di antarjaringan.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengatur data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar. Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi
17Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,2013), Cet. ke-1, h. 162.
18 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, danIlmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-4, h. 121.
15
tersebut dan untuk memungkinkan pemahaman mengenai materi-materi
tersebut dan untuk memungkinkan menyajikan temuan-temuan tersebut.19
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.20
Dalam penelitian ini, penulis mengolah data dan
mengorganisasikan hasil temuan data dari pengamatan, hasil wawancara,
penelusuran data secara online, serta dokumentasi yang terkait dengan
presentasi diri dan pengelolaan kesan yang dilakukan remaja muslim
anggota grup cover dance A&JELL. Pengolahan data dilakukan secara
sistematis dan penulis menganalisis dengan teori yang digunakan.
7. Pedoman Penulisan
Pedoman dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik
yang mengacu pada buku Pedoman Akademik Program Strata 1
2012/2013 yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2012.
E. Tinjauan Pustaka
Peneliti telah melakukan tinjauan pustaka sebelum menentukan judul
penelitian ini. Tinjauan pustaka dilakukan di perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan perpustakaan utama UIN Syarif
19 Emzir, Metodologi Peneletian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),Cet. ke-3, h. 85.
20 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 88.
16
Hidayatullah Jakarta serta mengunjungi situs repository universitas-
universitas lain. Berdasarkan hasil observasi peneliti yang telah dilakukan,
terdapat judul skripsi yang hampir memiliki kesamaan dengan judul penelitian
yang ditulis ini. Di antaranya:
1. Skripsi karya Qurrata Aini mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau tahun 2014
yang bejudul Presentasi Diri “Ayam Kampus” (Studi Dramaturgi
Mengenai Perilaku Menyimpang Mahasiswi Di Pekanbaru). Fokus
penelitian dalam skripsi ini adalah membahas bagaimana para “ayam
kampus” mempresentasikan diri sebagai mahasiswi dan sebagai
pramuria, sementara skripsi penulis difokuskan pada presentasi diri
dari remaja muslim yang merupakan anggota dari grup cover dance K-
Pop A&JELL.
2. Skripsi karya Tri Arthi Bagja Koesmayadi mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik, Universitas Komputer Indonesia,
tahun 2013 yang berjudul Presentasi Diri “Poison’ Grup Cross Cover
Dance Musik Pop Korea Di Kota Bandung (Studi Dramaturgi
Mengenai Presentasi Diri “Poison” Grup Cross Cover Dance Musik
Pop Korea Di Kota Bandung). Namun fokus dari skripsi tersebut
terletak pada presentasi diri grup cover dance Poison saja, tanpa
melihat pandangan dari sisi agama Islam. Sedangkan skripsi penulis
berfokus kepada bagaimana remaja muslim yang merupakan anggota
grup cover dance A&JELL, mempresentasikan diri mereka dan kesan
17
apa yang ingin mereka dapatkan. Penulis juga menambahkan tentang
bagaimana Islam memandang fenomena tersebut.
3. Skripsi karya Maria Mawati Puspa mahasiswi Jurusan Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat, Universitas
Komputer Indonesia, tahun 2011 yang berjudul Pengelolaan Kesan
Pemain Kostum Kartun Jepang Dalam Event “Second Anniversary
Cosplay Bandung” Di Braga Citywalk. Skripsi karya Maria ini lebih
meneliti tentang bagaimana seorang cosplayer melakukan pengelolaan
kesan dengan melihat dari panggung depan, panggung tengah dan
panggung belakang. Sementara skripsi penulis meneliti presentasi diri
dari remaja muslim yang merupakan anggota dari grup cover dance K-
Pop A&JELL.
F. Kerangka Teori
1. Interaksi Simbolik
Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan
ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi
makna. Interaksi simbolik terjadi dalam rangkaian peristiwa yang
dilakukan antarindividu. Interaksi ini berlangsung secara sadar dan
berkaitan dengan gerak tubuh, vokal, suara dan ekspresi tubuh, yang
kesemuanya itu mempunyai maksud tertentu.21
Menurut teori interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya
adalah “interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol”. Penganut
interaksionalisme simbolik berpandangan, perilaku manusia pada dasarnya
21 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 42.
18
adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia di sekeliling mereka, jadi
tidak mengakui bahwa perilaku itu dipelajari atau ditentukan.22
2. Dramaturgi
Dramaturgi adalah teori seni teater yang dicetuskan oleh
Aristoteles dalam karya agungnya Poetics (350 SM). Hasil dari
pemikirannya yang sampai sekarang masih dianggap sebagai buku acuan
bagi dunia teater.
Bila Aristoteles mengungkapkan Dramaturgi dalam artian seni,
maka Goffman mendalami dramaturgi dari segi sosiologis. Seperti yang
diketahui, Goffman memperkenalkan dramaturgi pertama kali dalam
kajian sosial psikologis dan sosiologis. Hal ini menggali segala macam
perilaku interaksi yang kita lakukan dalam pertunjukan kehidupan kita
sehari-hari yang menampilkan diri kita sendiri dalam cara yang sama
dengan cara seorang aktor menampilkan karakter orang lain dalam sebuah
pertunjukan drama. Tujuan dari presentasi dari diri Goffman ini adalah
penerimaan penonton akan manipulasi.
Teori dramaturgi adalah teori yang menjelaskan, bahwa interaksi
sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater atau drama di atas
panggung. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan
karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain, melalui pertunjukan
dramanya sendiri.23
22 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Ilmu Komunikasi danIlmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 71.
23 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 58.
19
Dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh
manusia. Sebagai contohnya yaitu bagaimana seorang polisi memilih
perannya, juga sebagai warga negara biasa memilih sendiri peran yang
diinginkannya. Goffman menyebutnya sebagai bagian depan (front) dan
bagian belakang (back)24
Goffman hanya mengemukakan dua panggung utama dalam kajian
Dramaturgi, yaitu panggung depan (front stage) dan panggung belakang
(back stage), tetapi peneliti menambahkan panggung lain, yakni panggung
tengah (middle stage) sebagai mana dijelaskan oleh Deddy Mulyana,
bahwa tidak hanya ada panggung depan (front stage) dan panggung
belakang (back stage) saja, tetapi juga meliputi panggung tengah (middle
stage)”.25
3. Presentasi Diri dan Pengelolaan Kesan
Presentasi diri menurut Goffman merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh individu tertentu untuk memproduksi definisi situasi dan
identitas sosial bagi para aktor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi
ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi
yang ada.
Goffman mengasumsikan, bahwa ketika orang-orang berinteraksi,
mereka ingin menyajikan suatu gambaran-diri yang akan diterima orang
24 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 59.
25 Deddy Mulyana, Solatun, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. ke-1, h. 58
20
lain. Ia menyebut upaya itu sebagai “pengelolaan kesan” (impression
management).26
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan
gambaran yang jelas dan terarah, maka peneliti mengelompokkan lima bab
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan permasalahan masalah (latar
belakang masalah, batasan masalah, dan rumusan
masalah), tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan yang merupakan gambaran umum penulisan
penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dgunakan
penulis dalam menganalisa dan merancang sistem yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi
maupun internet yang menjadi landasan penelitian skripsi,
antara lain teori tentang interaksi simbolik, dramaturgi,
presentasi diri dan pengelolaan kesan.
BAB III : GAMBARAN UMUM K-POP COVER DANCE DAN
A&JELL
26 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Ilmu Komunikasi danIlmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 110-112.
21
Bab ini menjelaskan cover dance K-Pop, perkembangan
cover dance K-Pop di Indonesia, dan profil dari grup
cover dance K-Pop A&JELL.
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang temuan data dari proses
pengumpulan data, selanjutnya temuan itu akan dianalisis
dengan cara mengkorelasikan dengan teori yang ada
dalam penelitian ini.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dari penelitian ini dan saran yang
ditujukan untuk pembaca dan penelitian terkait selanjutnya.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Interaksi Simbolik
1. Interaksi Simbolik Sebagai Induk dari Teori Dramaturgi
An actor performs on a setting which is constructed of astage and a backstage; the props at either setting direct hisaction; he is being watched by an audience, but at the samtime he is an audience for his viewers’ play.1
Ketika berbicara mengenai dramaturgi, tidak terlepas dari konteks
interaksi simbolik. Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang
merupakan ciri khas manusia, berupa pertukaran simbol yang diberi
makna.2 Hal ini berkaitan dengan pemeranan karakter dari suatu individu
tertentu. Pembahasan mengenai ini penting karena interaksi simbolik tidak
luput dari aktivitas manusia yang saling berkomunikasi dengan manusia
lainnya, khususnya dalam hal ini dalam pembahasan manusia mengenai
dramaturgi.
Interaksi simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan
kegiatan sosial dinamis manusia. Oleh karena individu terus berubah,
maka masyarakat pun ikut berubah melalui interaksi. Jadi interaksilah
yang dianggap komponen terpenting dalam menentukan dan membentuk
perilaku manusia, bukan karena struktur masyarakat. Struktur itu sendiri
tercipta dan berubah karena adanya interaksi manusia, yaitu ketika
1Erving Goffman, The Presentation of Self in Everyday Life (Jakarta: Erlangga, 1959)2Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam Perspektif
Penelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 42.
23
individu-individu saling bertukar pikiran dan bertindak secara aktif
terhadap objek-objek yang ada di sekelilingnya.
Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku
manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa
perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan
manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan
mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi
mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek
dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka.
Perilaku mereka tidak dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan
impuls, tuntutan budaya atau tuntutan peran. Manusia bertindak hanya
berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objek-objek di sekeliling
mereka.3
Beberapa ilmuwan mempunyai andil sebagai perintis dari
interaksionisme simbolik, yaitu James Mark Baldwin, William James,
Charles Horton Cooley, John Dewey, William I. Thomas, dan George
Herbert Mead. Mead adalah sebagai peletak dasar teori tersebut. Pada
masa Herbert Blumer, istilah interaksi simbolik dipopulerkan pada tahun
1937. Dalam interaksi simbolik, Blumer melihat individu sebagai agen
yang aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang
rumit serta sulit diramalkan dan memberi tekanan pada sebuah mekanisme
yang disebut interaksi diri yang dianggap membentuk dan mengarahkan
tindakan individu. Interaksi diri memberikan pemahaman bahwa
3Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h.70.
24
pemberian makna merupakan hasil pengelolaan dan perencanaan dari
aspek kognitif dalam diri individu. Ketika individu itu melakukan suatu
proses olah pikir sebelum makna itu disampaikan melalui simbol-simbol
tertentu, interpretasi makna bisa dipastikan akan berjalan dengan yang
diharapkannya.
Dalam teori tentang interaksi simbolik oleh Blummer
mengemukakan tiga premis berikut.
a. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang
ada pada sesuatu itu bagi mereka.
b. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan
sesamanya atau orang lain.
c. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial
berlangsung.
Interaksi simbolik menurut Blumer, merujuk pada karakter interaksi
khusus yang berlangsung antarmanusia. Aktor tidak semata-mata beraksi
terhadap tindakan yang lain, tetapi juga menafsirkan dan mendefenisikan
setiap tindakan orang lain. Respon aktor baik secara langsung maupun
tidak langsung, selalu didasarkan atas makna penilaian tersebut. Maka dari
itu, interaksi manusia dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol
penafsiran atau dengan menemukan makna tindakan orang lain. Dalam
konteks itu, menurut Blumer, aktor akan memilih, memeriksa, berpikir,
mengelompokkan dan mentransformasikan makna dalam kaitannya
dengan situasi di mana dan ke arah mana tindakannya.
25
Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri
khas, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.
Menurut teori interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya
adalah ”interaksi manusia dengan simbol-simbol”. Disini dikaji bagaimana
simbol-simbol digunakan untuk maksud berkomunikasi dan pengaruh
yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku
pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial. Interaksi simbolik ini
terjadi dalam rangkaian peristiwa yang dilakukan antarindividu. Interaksi
ini berlangsung secara sadar dan berkaitan dengan gerak tubuh, vokal,
suara dan ekspresi tubuh, yang kesemuanya itu mempunyai maksud
tertentu.4
Erving Goffman, salah seorang yang mencoba memperjelas dari
pengklarifikasian dari proses interaksi simbolik. Pandangan Blumer bahwa
individu-lah yang secara aktif mengontrol tindakan dan perilakunya, bukan
lingkungan, dirasa kurang tajam pada masanya. Interaksi simbolik hanya
sebatas pada ”individu memberi makna”. Goffman memperluas
pemahamannya bahwa ketika individu menciptakan simbol, disadari atau
tidak, individu tersebut bukan lagi dirinya.
Menurut Goffman, ketika simbol-simbol tertentu sebelum
dipergunakan oleh individu sebagai sebuah tindakan yang disadari (dalam
perencanaan), berarti ia juga telah menjadikan dirinya sebagai ”orang lain”.
Karena ketika individu tersebu mencoba simbol-simbol yang tepat untuk
mendukung identitas yang akan ditonjolkannya, ada simbol-simbol lain
4Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 42.
26
yang disembunyikan atau ”dibuang”. Ketika individu tersebut telah
memanipulasi cerminan dirinya menjadi orang lain, berarti ia telah
memainkan suatu pola teateris, peng-aktor-an yang berarti dia merasa
bahwa ada suatu panggung dimana ia harus mementaskan suatu tuntutan
peran yang sebagaimana metsinya telah ditentukan dalam skenario, bukan
lagi pada tuntutan interaksi dirinya, simbol-simbol yang diyakini dirinya
mampu memberikan makna, akan terbentur pada makna audiens. Artinya
bukan dirinya lagi yang memaknai identitasnya, tetapi bergantung pada
orang lain.
Erving Goffman melahirkan istilah dramaturgi sebagai salah satu
mazhab dalam interaksi simbolik, memfokuskan konsepnya dengan
memperluas fungsi simbol yang dipergunakan individu bukan hanya
sebatas pada makna yang dipastikan tercapai hanya melalui interaksi
dirinya, tetapi makna yang tercapai melalui interaksi sosial di mana makna
tersebut sebagai ungkapan yang lebih bersifat teateris, kontekstual, non-
verbal dan tidak bersifat internasional.
Melalui pandangannya terhadap interaksi sosial, dijelaskan bahwa
pertukaran makna di antara individu-individu tersebut disebabkan pada
tuntutan pada apa yang orang harapkan dari kita untuk kita lakukan. Lalu,
ketika dihadapkan pada tuntutan itu, maka orang melakukan pertunjukan
(performance) di hadapan khalayak, bukan lagi individu lain. Memainkan
simbol dari peran tertentu di suatu panggung.
27
B. Teori Dramaturgi
Salah satu kontribusi interaksionisme simbolik adalah menjabarkan
berbagai macam pengaruh yang ditimbulkan penafsiran orang lain
terhadap identitas atau citra-diri individu yang merupakan objek
interpretasi, yang lebih jauh dijabarkan Goffman sebagai ”keutuhan diri”.
Seperti inti pemikiran kaum interaksionis umumnya, inti pemikiran
Goffman adalah ”diri” (self).5
Teori dramaturgi adalah teori yang menjelaskan bahwa interaksi
sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater atau drama di atas
panggung. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan
karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain, melalui pertunjukan
dramanya sendiri.
Dramaturgi yang dicetuskan Goffman merupakan pendalaman
konsep interaksi sosial, yang lahir sebagai aplikasi atas ide-ide individual
yang baru dari peristiwa evaluasi sosial ke dalam masyarakat kontemporer.
Ada beberapa pendapat dari kalangan interaksi simbolik yang dapat
dijadikan pedoman pemahaman, yaitu:
a. Manusia berbeda dari binatang, manusia ditopang oleh kemampuan
berpikir.
b. Kemampuan berpikir dibentuk melalui interaksi sosial.
c. Dalam interaksi sosial orang mempelajari makna dan simbol.
d. Makna dan simbol memungkinkan orang melakukan tindakan dan
interaksi khas manusia.
5Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 106.
28
e. Orang mampu mengubah dan simbol yang mereka gunakan dalam
tindakan dan interaksi berdasarkan tafsir mereka terhadap situasi.6
Dramaturgi Goffman berada diantara ”interaksi sosial dan
fenomenologi”. Interaksi sosial menyangkut penafsiran makna baik
individu maupun kelompok. Masyarakat adalah sistem proses penafsiran
pesan. Interaksi simbolik mengandung inti dasar pemikiran umum tentang
komunikasi dan masyarakat. Esensi interaksi simbolik adalah suatu
aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yaitu komunikasi atau
pertukaran simbol yang diberi makna. Interaksi manusia menggunakan
simbol, caranya yaitu mempresentasikan apa yang mereka maksudkan
untuk berkomunikasi. Perhatian Goffman adalah ketertiban interaksi
(interaction order) yang meliputi: struktur, proses dan produk interaksi
sosial. Ketertiban interaksi muncul untuk memenuhi kebutuhan akan
pemeliharaan keutuhan diri.
Teori dramaturgi tidak lepas dari pengaruh Cooley tentang the
looking glass self, yang terdiri dari tiga komponen. Pertama, kita
mengembangkan bagaimana kita tampil bagai orang lain. Kedua, kita
membayangkan bagaimana penilaian mereka atas penampilan kita. Ketiga,
kita mengembangkan perasaan diri, seperti malu, bangga, sebagai akibat
mengembangkan penilaian orang lain.
Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul ”The Presentation
of Self in Everyday Life” memperkenalkan konsep dramaturgi yang
bersifat penampilan teateris. Buku tersebut merupakan pandangan
6Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 58.
29
Goffman yang menjelaskan mengenai proses dan makna dari apa yang
disebut sebagai interaksi (antarmanusia). Dengan mengambil konsep
mengenai kesadaran diri dan The Self Mead, Goffman kembali
memunculkan teori peran sebagai dasar teori dramaturgi. Goffman
mengambil pengandaian kehidupan individu sebagai panggung sandiwara,
lengkap dengan setting panggung dan akting yang dilakukan individu
sebagai aktor ”kehidupan”.7
Dramaturgi yang dicetuskan Goffman merupakan pendalaman
konsep interaksi sosial, yang lahir sebagai aplikasi atas ide-ide individual
yang baru dari peristiwa evaluasi sosial ke dalam masyarakat kontemporer.
1. Panggung Pertunjukan
Dalam perspektif dramaturgis, kehidupan ini ibarat teater, interaksi
sosial yang mirip dengan pertunjukan di atas panggung, yang
menampilkan peran-peran yang dimainkan para aktor. Untuk memainkan
peran sosial tersebut, biasanya sang aktor menggunakan atribut-atribut
tertentu, misalnya pakaian dan aksesoris lainnya yang sesuai dengan
perannya dalam situasi tertentu.
Menurut Goffman, kehidupan sosial dapat dibagi menjadi ”wilayah
depan” (front region) dan wilayah belakang (back region). Wilayah depan
merupakan panggung tempat dimana individu menampilkan gaya yang
dikemasnya kepada orang lain. Sedangkan wilayah belakang merujuk
kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkannya mempersiapkan
7Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 61.
30
perannya di wilayah depan.8 Wilayah depan ibarat panggung sandiwara
bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedangkan
wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang(back stage)
dimana pemain mempersiapkan diri atau berlatih untuk memainkan
perannya di panggung depan.9
Goffman hanya mengemukakan dua panggung utama dalam kajian
dramaturgi, yaitu panggung depan dan panggung belakang, tetapi
sebagaimana dijelaskan oleh Deddy Mulyana, bahwa tidak hanya ada
panggung depan dan panggung belakang saja, tetapi juga meliputi
panggung tengah.10
a. Panggung Depan (Front Stage)
Panggung depan merupakan suatu panggung yang terdiri dari
pertunjukan atas penampilan gaya. 11 Di dalam panggung depan
terdapat setting, personal front, dan expressive equipment. Setting
adalah suatu latar fisik atau tempat terjadinya peristiwa. Personal
front merupakan suatu hal yang melekat pada individu tersebut seperti
pakaian, jenis kelamin, umur, karakteristik, pola berbicara, ekspresi
muka, pengucapan istilah asing dan lain sebagainya. Sedangkan
expressive equipment adalah peralatan untuk mengekspresikan diri.12
8Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi: (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.96.
9Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 114.
10Deddy Mulyana, Solatun, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. ke-1, h. 58.
11Sudikin, Basrowi, Metode Penelitian Kualitatif:Perspektif Mikro (Surabaya: InsanCendekia, 2002), h. 49-51.
12Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalam PerspektifPenelitian Kualitatif (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), Cet. ke-1, h. 59.
31
Di panggung ini aktor akan membangun dan menunjukkan
sosok ideal dari identitas yang akan ditonjolkan dalam interaksi
sosialnya. Pada umumnya orang-orang berusaha menyajikan diri
mereka yang diidealisasikan dalam pertunjukan mereka di panggung
depan yang sekiranya bisa diterima penonton. Mereka juga akan
menyembunyikan hal-hal tertentu dalam pertunjukan mereka dengan
alasan:
1. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesenangan-
kesenangan tersembunyi, seperti meminum minuman keras,
yang dilakukan sebelum pertunjukan, atau kehidupan masa lalu,
seperti pecandu alkohol, pecandu obat bius atau perilaku
kriminal yang tidak sesuai dengan panggung pertunjukan.
2. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesalahan yang terjadi
saat persiapan pertunjukan, juga langkah-langkah yang diambil
untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
3. Aktor mungkin merasa perlu menunjukkan produk akhir dan
menyembunyikan proses memproduksinya.
4. Aktor mungkin perlu menyembunyikan ”kerja kotor” yang
dilakukan untuk membuat produk akhir itu dari khalayak. Kerja
kotor itu mungkin meliputi tugas-tugas yang ”secara fisik”
kotor, semi-legal, kejam dan menghinakan.
5. Dalam melakukan pertunjukan tertentu, aktor mungkin harus
mengabaikan standar lain. Akhirnya aktor mungkin perlu
32
menyembunyikan hinaan, pelecehan atau perundingan yang
dibuat sehingga pertunjukan dapat berlangsung.13
b. Panggung Tengah (Middle Stage)
Panggung tengah merupakan sebuah panggung lain di luar
panggung resmi saat sang aktor mengkomunikasikan pesan-
pesannya, yaitu panggung depan saat mereka di depan khalayak
tetapi juga di luar panggung belakang saat mereka mempersiapkan
segala atribut atau perlengkapan untuk ditampilkan di panggung
depan.14
Pada panggung ini, aktor melakukan persiapan disesuaikan
dengang apa yang akan dihadapi di atas panggung untuk menutupi
identitas aslinya. Panggung tengah ini disebut juga panggung
pribadi karena tidak boleh diketahui oleh khalayak. Middle stage
menjadi tempat bagi aktor untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang mendukung untuk pertunjukannya.
c. Panggung Belakang (Back Stage)
Pada panggung belakang (Back Stage) terdapat the self,
yaitu semua kegiatan yang tersembunyi untuk melengkapi
keberhasilan acting atau penampilan diri yang ada pada panggung
depan. Panggung belakang merupakan wilayah yang berbatasan
dengan panggung depan, tetapi tersembunyi dari pandangan
khalayak. Ini dimaksudkan untuk melindungi rahasia pertunjukan,
13Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 116.
14Deddy Mulyana, Solatun, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. ke-1, h. 58.
33
dan oleh karena itu khalayak biasanya tidak diizinkan memasuki
panggung belakang. Di panggung inilah individu akan
tampil ”seutuhnya” dalam arti identitas aslinya.15
Di panggung belakang ini juga menjadi tempat bagi aktor
untuk mulai melatih dan mempersiapkan segala sesuatu atribut
pendukung pertunjukannya, baik itu tata rias, peran, pakaian, sikap,
perilaku, bahasa tubuh, mimik wajah, cara bertutur dan gaya
bahasa. Di panggung inilah aktor bisa bertindak dengan cara yang
berbeda dibandingkan ketika berada di hadapan penonton. Di sini
bisa terlihat perbandingan antara penampilan ”palsu” dengan
keseluruhan kenyataan diri seorang aktor.
2. Presentasi Diri
Presentasi diri adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu
tertentu untuk memproduksi definisi situasi dan identitas sosial bagi para
aktor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang
layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada.16
Presentasi diri merupakan upaya individu untuk menumbuhkan
kesan tertentu di depan orang lain dengan cara menata perilaku agar orang
lain memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Dalam proses produksi identitas tersebut, ada pertimbangan-pertimbangan
yang dilakukan mengenai atribut simbol yang akan digunakan sesuai dan
mampu mendukung identitas yang ditampilkan secara menyeluruh, seperti
15Deddy Mulyana, Solatun, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. ke-1, h. 115.
16Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 110.
34
busana yang dipakai, cara berjalan dan berbicara, rumah yang kita huni
dan cara kita melengkapi perabotan rumah, pekerjaan yang kita lakukan
dan cara kita menghabiskan waktu luang. Lebih jauh lagi, dengan
mengelola informasi yang kita berikan kepada orang lain, maka kita akan
mengendalikan pemaknaan orang lain terhadap diri kita. Hal itu
digunakan untuk memberi tahu kepada orang lain mengenai siapa kita.17
Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus
dalam mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Dalam karyanya
berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, Ering Goffman (1959)
menyatakan bahwa individu, disebut aktor, mempresentasikan dirinya
secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang berinteraksi
dengannya.18
Dalam teori diri, Goffman berpendapat bahwa, diri adalah ”suatu
hasil kerjasama” (collaborative manufacture) yang harus diproduksi-baru
dalam setiap peristiwa interaksi sosial.
”diri bukan sesuatu bersifat organik yang memiliki lokasitertentu ... Dalam menganalisis diri kita terseret daripemiliknya, dari orang yang paling untung atau paling rugiolehnya, karena ia dan tubuhnya sekadar menyediakan pasaktempat bergantung suatu hasil kerjasama untuk sementarawaktu ... sarana memproduksi dan memupuk diri tidak beradadi dalam pasak”19
menurut Goffman, diri bukanlah sesuatu yang miliki oleh seorang
individu, melainkan yang dipinjamkan orang lain kepadanya.
17Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h. 112.
18Luik, Jandy E Media Sosial dan Presentasi Diri, jurnal diakses pada 8 September 2016dari http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf .
19Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h.109.
35
Goffman mengembangkan konsep diri, yang tidak terlepas dari
pengaruh gagasan Cooley tentang the looking glass self yang terdiri dari
tiga komponen, yaitu:
a. Kita membayangkan bagaimana kita tampil bagi orang lain;
b. Kita membayangkan bagaimana penilaian mereka atas penampilan
kita;
c. Kita mengembangkan sejenis perasaan-diri, seperti kebanggaan atau
malu, sebagai akibat membayangkan penilaian orang lain tersebut.
Bertolak dari gagasan Cooley, bahwa lewat imajinasi kita
mempersepsi dalam pikiran orang lain suatu gambaran tentang penampilan
kita, perilaku, tujuan, perbuatan, karakter, kawan-kawan kita, dan
sebagainya, dan dengan berbagai cara kita terpengaruh olehnya.20 Cooley
mendefinisikan diri sebagai suatu yang dirujuk dalam pembicaraann biasa
melalui kata ganti orang pertama tunggal, yaitu ”aku” (I), ”daku”
(me), ”milikku” (mine), dan ”diriku” (myself).
Manusia adalah aktor yang berusaha menggabungkan karakteristik
personal dan tujuan kepada orang lain melalui ”pertunjukan dramanya
sendiri”. Dalam mencapai tujuannya tersebut, manusia akan
mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut.
Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor dalam drama kehidupan
juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kemudian ketika
perangkat simbol dan pemaknaan identitas yang hendak disampaikan itu
telah siap, maka individu tersebut akan melakukan suatu gambaran-diri
20Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h.108.
36
yang akan diterima oleh orang lain. Goffman mengasumsikan bahwa
ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu
gambaran-diri yang akan diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu
sebagai pengelolaan kesan ”(Impression Management)”, yakni teknik-
teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam
situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.21
Peralatan yang digunakan pada saat akan menampilkan diri disebut
front yang terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan
gaya bertingkah laku (manner). Panggung adalah rangkaian peralatan
ruang dan benda yang akan digunakan. Penampilan berarti menggunakan
petunjuk artifaktual, seperti menggunakan dasi pada kemeja merk
terkenal, sepatu mengkilat, pada saat akan bertemu calon mertua dan
berharap akan dinilai sebagai orang yang mapan. Gaya bertingkah laku
menunjukkan cara kita berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan
sebagainya.
Erving Goffman menyebut aktivitas untuk mempengaruhi orang
lain itu sebagai petunjuk (performance), yaitu presentasi diri yang
dilaukan individu pada ungkapan-ungkapan yang tersirat, suatu ungkapan
yang lebih bersifat teateris, kontekstual, non-verbal dan tidak bersifat
intensional.22
Goffman menyatakan bahwa hidup layaknya teater yang di
dalamnya terdapat aktor (individu) dan penonton (masyarakat). Dalam
21Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h.112.
22Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu KomunikasiDan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-7, h.112-113.
37
pelaksanaannya, selain panggung tempat pementasan peran, juga
memerlukan ruang ganti yang berfungsi untuk mempersiapkan segala
sesuatunya sebelum melakukan kegiatan pentas. Pada saat di dalam
panggung, individu akan menggunakan simbol-simbol yang berkaitan
untuk memperkuat identitas karakternya, tetapi ketika masa
pementasannya selesai, maka di belakang panggung akan terlihat tampilan
sebenarnya dari individu tersebut. Kehidupan seperti teater dikaji dalam
studi dramaturgi.
C. Tari dan Sejarahnya
Tari adalah salah satu bentuk budaya masyarakat yang lahir,
tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat itu sendiri. Tari menurut
Soedarsono dalam bukunya Djawa dan Bali; Dua Pusat Perkembangan
Drama Tari Tradisional di Indonesia, adalah ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Sedangkan tari
menurut Wisnoe Wardhana, salah seorang tokoh tari modern Indonesia;
tari adalah kerja rasa dari manusia yang menyalurkannya melalui urat-urat.
Pemahaman gerak secara implisif terdiri dari otot dan atau urat tubuh.
Maka tari sebenarnya berkait erat dengan gerak dan sistem mekanisme
tubuh yang bersifat teknis. Tari menurut Sedyawati, seorang arkeolog yang
mempunyai perhatian besar pada seni tari memahami seni tari sebagai
bentuk upaya untuk mewujudkan keindahan susunan gerak dan irama yang
dibentuk dalam satuan-satuan komposisi.23
23Ika Ratnaningrum, “Makna Simbolis dan Peranan Tari Topeng Endel”, Vol 11 No. 2,(Semarang: Harmonia, 2011), h. 125.
38
Seni tari merupakan kesenian yang diungkapkan lewat media gerak,
yang indah, sesuai dengan irama musik dan merupakan ekspresi jiwa
manusia. Sebagai salah satu seni pertunjukan, tari memerlukan beberapa
unsur yang dapat menunjang penampilannya. Menurut Murgiyanto bahwa
unsur-unsur itu adalah penari dengan keterampilan gerak yang memadai,
peranan yang harus dimainkan, panggung untuk bermain dan musik yang
akan menambah semarak tontonan serta penonton yang akan menikmati.24
Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia
yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu dan tenaga.
Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media
televisi, maupun melalui berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus
berupa pertunjukan tari. Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana
media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari ibarat bahasa gerak
merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang
universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja dan pada waktu kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting
dalam kehidupan masyarakat. Gerakan tubuh dapat dinikmati sebagai
bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi
bahasa tari untuk memperoleh makna gerak. Tari merupakan salah satu
cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa
gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni.
24Apri Setyoasih, Skripsi Kajian Koreografi Tari Savri Duo Chicago Dance Semarang,(Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2006), h. 17.
39
D. Dalil Larangan Menyerupai Lawan Jenis
Dalam persoalan lelaki yang berpenampilan dan berperilaku
menyerupai wanita dan sebaliknya ulama sepakat jika hukumnya adalah
haram. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan dalam kondisi yang
sempurna. Allah SWT berfirman :
٤(Artinya : “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At – Tin :4)25
Dalam hadits riwayat Bukhari dikatakan, bahwa:
وIbn ‘Abbas ra berkata, “Rasulullah melaknat lelaki yang bertingkah laku
menyerupai perempuan dan perempuan yang bertingkah laku menyerupai
laki-laki.” (HR. al Bukhari: 5885)26
Pada hadits di atas dijelaskan mengenai penampilan yang harus
dihindari seorang muslim, yakni menyerupai lawan jenis. Pada dasarnya,
Islam juga melarang umatnya menyerupai umat agama lain dalam hal
simbol, ibadah (ritual), dan perayaan hari raya. Karena, semua itu sama-
sama berkaitan dengan larangan penyerupaan.
Mayoritas ulama menyatakan bahwa menyerupai lawan jenis
hukumnya haram dalam Islam. Sebagian kecil ulama yang lain
25Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Hikmah, Al-Qur’an danTerjemahnya (Bandung:CV Penerbit Diponegoro, 2006), h.597
26Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 2;Shahih al-Bukhari 2(Jakarta:Almahira, 2012), Cet.ke-1, h.509.
40
berpendapat bahwa hukumnya makruh. Hukum ini berlaku dalam hal
berpakaian dan gerak-gerik tubuh, seperti cara bicara dan berjalan.
Maksudnya, seorang laki-laki hendaknya tidak berpakaian atau bertingkah
laku sedemikian rupa yang hanya pantas dilakukan oleh perempuan.
Sebaliknya, seorang perempuan hendaknya juga tidak berpakaian atau
bertingkah laku dalam rupa atau cara yang biasanya hanya dilakukan oleh
laki-laki.27
Beberapa ulama kontemporer juga melarang perbuatan tersebut.
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam al-Islami wa Adillatuhu menegaskan
haram hukumnya lelaki menyerupai wanita dan begitu pula sebaliknya.
Saat menjelaskan soal apa yang dimaksud meniru dalam hadits di atas,
Syeikh Wahbah menerangkan termasuk di dalamnya menyerupai gaya
rambut, perhiasan, penampilan, cara berbicara, cara berpakaian dan
sebagainya.28
27Tim Dar El-Irfan, Tausiyah Nabi Untuk Para Bidadari (Jakarta: QultumMedia, 2015),Cet. ke-1, h. 47- 49.
28Hafidz Muftisany, Hukum Berperilaku Menyerupai Lawan Jenis,http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/02/26/o357g813-hukum-berperilaku-menyerupai-lawan-jenis, artikel diakses pada tanggal 14 September 2016.
41
BAB III
GAMBARAN UMUM K-POP COVER DANCE DAN A&JELL
A. Korean Wave
Sejak awal tahun 2000-an, kebudayaan pop Korea telah meluas dan
diakui oleh beberapa negara Asia, penikmat global pop atau yang sekarang
lebih dikenal dengan Hallyu atau Korean Wave. Mulai dari popularitas
drama Korea seperti Winter Sonata (2002) dan Full House (2004).
Fenomena Hallyu saat ini juga mencakup musik populer Korea atau K-
Pop. Girlband dan Boyband mendominasi di bidang K-Pop ini dan
mendapat perhatian lebih di Indonesia.
Korean Wave, atau “Hallyu” dalam bahasa Korea merujuk pada
fenomena gelombang budaya Korea Selatan yang dimulai pada tahun
1990-an di Asia Timur dan berkembang hingga ke Amerika, Eropa dan
Timur Tengah. Istilah Korean Wave sendiri muncul pada pertengahan
tahun 1999 oleh media yang terkejut dengan gelombang kepopuleran
produk budaya Korea pada kalangan muda di Cina.1 Korean Wave adalah
budaya yang mengacu pada popularitas budaya Korea di luar negeri dan
menawarkan hiburan Korea yang mencakup film, drama televisi, animasi,
game online dan juga musik pop Korea. Istilah Korean Wave sendiri
adalah sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea
1Sue Jin Lee, The Korean Wave: The Seoul of Asia, jurnal diakses pada tanggal 4 Oktober2016 dari http://www.elon.edu/docs/e-web/academics/communications/research/vol2no1/EJSpring11_Full.pdf , hlm. 85.
42
atau gelombang Korea secara global di berbagai negara di dunia
termasuk Indonesia.2
1. Korean Pop
Korean Pop atau K-Pop adalah salah satu dari bagian dari Korean
Wave. Korean pop sendiri merupakan sebuah kesenian modern yang
ditampilkan dalam bentuk musik, tarian (dance) yang berasal dari Korea
Selatan. Pada tahun 2010, lebih dari 120 acara yang berhubungan dengan
K-Pop diselenggarakan di Indonesia, mulai dari fanmeeting, K-Pop
festival dan juga konser K-Pop.3
Dengan kemajuan dari K-Pop yang cepat dan kesuksesan dari Psy
dengan “Gangnam Style”, Korean Wave berkembang meningkat di era
digital ke tahap baru untuk lebih mendapatkan perhatian di seluruh dunia.
Ekspor musik K-Pop tumbuh pesat dengan nilai ekspor sekitar 177 juta
dolar pada tahun 2011. Pemasaran global bernilai lebih dari 30 juta dolar
di tahun 2009, dan angka itu dengan cepat naik dua kali lipat sampai 60
juta dolar pada tahun 2010. Dibandingkan dengan drama televisi Korea,
sejak awal musik K-Pop jauh lebih direncanakan dengan sengaja oleh
perusahaan dan menargetkan khalayak internasional. 4 Tidak hanya
berbicara tentang musik, K-Pop merupakan sebuah pertunjukan yang
lengkap mendekati dunia hiburan yang total, dan hal itu merupakan
keunikan yang menarik penggemar internasional.
2Sella Ayu Pertiwi, Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja Korean Wave (Penelitianpada Komunitas Super Junior Fans Club ELF “Ever Lasting Friend”) di Samarinda, JurnalPsikologi, Vol. 3:2.
3Sun Jung, Race and Ethnicity in Fandom: Praxis, jurnal diakses pada 29 September2016 dari http://journal.transformativeworks.org/index.php/twc/article/view/289/219
4 Youna Kim, The Korean Wave: Korean Media Go Global,(New York: Routledge,2013), h.8.
43
Keberhasilan artis K-Pop seperti Rain (Bi), BoA, Girls’ Generation
(Sonyosidae), Wonder Girls, Super Junior, Dong Bang Shin Ki dan
lainnya, adalah hasil langsung dari latihan keras.5 Karena untuk menjadi
seorang bintang harus melewati masa training. Para trainee biasanya akan
dilatih atau di training menyanyi, menari, vocal, acting, juga kekompakkan
sesama anggota atau sesama member dan biasanya proses pelatihan bisa
memakan waktu bertahun-tahun. Ada yang sampai tiga, empat, bahkan
lima tahun lebih, sebelum akhirnya didebutkan menjadi penyanyi atau
menjadi aktor. Di Korea sendiri terdapat tiga agensi besar yang sering
mengorbitkan bintang-bintang sukses di dunia diantaranya SM
Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment.
B. Cover Dance
Musik-musik Korea dengan boyband dan girlband mereka menjadi
satu genre yang booming. Idola K-Pop mempunyai pengaruh besar
terhadap kehidupan para penggemarnya. Ketika mereka mulai menyukai
musik K-Pop, secara intens mereka mencari hal-hal yang berhubungan
dengan idola mereka.
“There is a rather distinctive phenomenon beingdiscovered among K-Pop fans around the world: fansimmediately become hooked and loyal by using K-Popas a means of enjoying themselves.”6
Terdapat kelebihan khusus dari fenomena yang ditemukan di antara
penggemar K-Pop di seluruh dunia : penggemar menjadi ketagihan dan
setia dengan cepat, dengan menggunakan K-Pop sebagai arti kesenangan
5Youna Kim, The Korean Wave : Korean Media Go Global,(New York: Routledge,2013), h.8.
6Korean Culture and Informaton Service, The Korean Wave: A New Pop CulturePhenomenon, (Republic of Korea : KOCIS, 2011), h.51.
44
diri mereka sendiri. Sebagai bentuk ekspresi, para fans mulai menirukan
apa yang dilakukan oleh para idola mereka. Karena genre yang booming
dari K-Pop adalah perpaduan musik dan juga dance, hal yang sama
dilakukan oleh para fans dimana mereka meng-cover dance dan
penampilan dari idola mereka. Mereka rela berkumpul dan berlatih
berbagai gerakan dari artis idolanya guna menunjukan eksistensi mereka
terhadap dunia K-Pop. Jumlah video cover dance yang di unggah oleh
para fans K-Pop ke situs web Youtube jauh melebihi jumlah video dari
penyanyi K-Pop sendiri.
K-Pop cover dance adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan tindakan meniru dari koreografi tarian boyband dan
girlband K-Pop termasuk dengan meniru ekspresi serta kostum yang di
pakai sang artis. Dalam perayaan “Visit Korea Year”, komite ‘2011 K-Pop
Cover Dance Festival’, membuktikan bahwa fenomena K-Pop masih
bertahan. Dalam festival tersebut, sekitar 1.700 kontestan dari 64 negara
mengirimkan video cover dance dan total 66 pesaing dari 10 negara
dinominasikan untuk tampil di konser akhir kompetisi di Seoul, Korea.7
Titik kesempurnaan dari cover dance berbeda dengan dance
modern, di mana bukan kreativitas namun kemiripan dengan sang idola
baik dalam segi detail gerakan, kostum serta ekspresi yang ditampilkan di
atas panggung.
Aliran K-Pop memang identik dengan tiga hal, yakni lagu, tarian,
dan gaya pakaian. Maka dari itu ketika mendengar kata cover dance, orang
7Billboard Korea Staff, A Look Inside ‘The K-Pop Cover Dance’ Trend,http://www.billboard.com/articles/news/465675/a-look-inside-the-k-pop-cover-dance-trend ,artikel diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
45
mengidentikannya dengan K-Pop. Selain banyak memikat remaja dan anak
muda dengan dancenya, kebanyakan artis K-Pop juga mudah menjadi
idola karena nilai plus dari penampilan penyanyinya yang berparas tampan
dan juga cantik. Di Korea Selatan sendiri cover dance peminatnya sangat
tinggi, meskipun artis yang ditiru berasal dari negara tersebut. Bahkan
keberadaan cover dance disana diakui dan tidak dianggap perusak nama
baik dari artis tersebut, selagi dilakukan dengan wajar dan tidak
menyimpang.
1. Perkembangan Cover Dance K-Pop Di Indonesia
Kegiatan K-Pop cover dance ini berangkat dari kecintaan para
penggemar K-Pop di seluruh dunia pada idolanya. Demam cover
dance ini juga melanda Indonesia. Bahkan, Indonesia sempat didaulat
memiliki kemampuan meniru tarian terbaik,8 dan kegiatan cover dance ini
terbilang cukup populer karena memiliki peminat yang banyak. Terbukti
dengan adanya Komunitas K-Pop Dance Cover Indonesia yang terbentuk
di facebook dan juga twitter, dimana mereka saling bertukar informasi
grup dan berbagi hasil video cover mereka melalui Youtube channel.9
8Kharina Triananda, Indonesia Diakui Miliki Grup “K-Pop Dance Cover” Terbaik,http://www.beritasatu.com/destinasi/312416-indonesia-diakui-miliki-grup-kpop-dance-cover-terbaik.html , diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
9Kpl,Sjw, Dance Cover, Bentuk Ekspresi Penggemar Kpop,http://musik.kapanlagi.com/resensi/chill-out/dance-cover-bentuk-ekspresi-penggemar-K-Pop.html ,artikel diakses pada tanggal 17 Oktober 2016.
46
Gambar 3. 1 Fanpage Komunitas Kpop Dance Cover Indonesia10
Gambar 3. 2 Akun Twitter Cover Dance K-Pop Indonesia11
Berbagai kompetisi cover dance sering digelar di berbagai kota di
Indonesia, bahkan ada beberapa kompetisi cover dance yang
mendatangkan juri dari Korea Selatan. Seperti saat acara “K-Pop Dream
Concert 2015” yang diselenggarakan di Mall Alam Sutera, Tangerang. “K-
Pop Dream Concert 2015” yang merupakan sebuah kompetisi K-Pop
cover dance terbesar di Indonesia dengan menghadirkan juri dari SM
Entertainment, Korea, Kim Tae Woo atau yang biasa dikenal dengan nama
10Grup Facebook Komunitas Kpop Dance Cover Indonesiahttps://www.facebook.com/groups/175360452493076/ , diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
11https://twitter.com/coverdance_indo , diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
47
Kasper. Kasper adalah koreografer dan juga penari utama untuk girlband
Girls’ Generation dan Super Junior.
Gambar 3. 3 Foto Para Pemenang K-Pop Dream Concert 2015 BersamaKasper12
Di tahun yang sama, untuk kali pertama Indonesia bertindak
sebagai tuan rumah untuk kompetisi K-Pop cover dance tingkat ASEAN
yang digelar di Mal Ciputra Jakarta. Juri yang akan menilai para peserta
pun didatangkan langsung dari Korea, yaitu Lia Kim yang biasa menjadi
koreografer girlband dan boyband terkenal asal Korea. Kemudian, Kang
Kil Jun yang merupakan koreografer untuk dancer Girls’ Generation dan
Super Junior. Total peserta dari ASEAN sebanyak 268 tim, dari Singapura,
Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Laos, dan
Kamboja. 13 Ferry Irianto, general manager dari Mal Ciputra Jakarta
mengatakan, bahwa animo generasi muda terhadap budaya K-Pop begitu
12Di ambil dari akun Instagram Mall Alam Suterahttps://www.instagram.com/mall_alamsutera/ diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
13http://www.beritasatu.com/food-travel/312359-9-negara-meriahkan-asean-kpop-dance-cover-competition-2015.html diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
48
tinggi dan Mal Ciputra turut mendukung dengan memberikan wadah untuk
menyalurkan kreasi para pecinta K-Pop melalui ajang K-pop Dance Cover.
Selain itu, ajang ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk membawa
nama baik Indonesia dengan berkompetisi pada tingkat ASEAN.”14
Sampai saat ini sudah banyak sekali grup-grup cover dance
bermunculan di Indonesia. Contohnya seperti SNBoys (cover dance Super
Junior), Barbies Up (cover dance campuran), Exollent (cover dance EXO),
Kryptonite (cover dance BTS), I’ Generation (cover dance), dan tentunya
masih banyak lagi. Di antara sekian banyak grup cover dance di Indonesia,
sudah ada beberapa grup yang berhasil ikut kompetisi besar untuk
mewakili Indonesia. Seperti dalam kompetisi “KPOP WORLD FESTIVAL”
yang digelar setiap tahun di berbagai kota di Korea Selatan sebagai
perwakilan dari Indonesia. Di tahun 2011, salah satu grup cover dance asal
Bandung, NYE Boys berhasil mendapat penghargaan Encouragement
Award dalam ajang K-Pop World Festival 2011 in Changwon. Kemudian
di tahun 2013 ada I’ Generation. Setelah bersaing ketat dengan berbagai
grup cover dance dari berbagai negara, I’ Generation dengan kostum
batiknya akhirnya keluar sebagai pemenang dalam perlombaan cover
dance yang bertajuk K-Pop Festival in Gangwon 2013 di Korea Selatan.
Di tahun 2014, kembali grup cover dance asal Bandung, Poison, terpilih
untuk mewakili Indonesia di ajang K-Pop Festival in Incheon 2014.
14Maulana Iqbals, Serunya Aksi 8 Negara Rebut Jawara Cover Dance Tingkat ASEAN DiKorea Festival 2015”, https://koreanwaveindo.com/2015/10/14/report-serunya-aksi-8-negara-rebut-jawara-cover-dance-tingkat-asean-di-kore-festival-2015/ , diakses pada tanggal 18 Oktober2016.
49
Gambar 3. 4 I’ Generation Menang di Ajang “KPop Festival in Gangwon2013”15
Pada awalnya, cover dance kurang diminati oleh para
penyelenggara acara, namun seiring berjalannya waktu dan merebaknya
demam K-Pop, sampai saat ini sudah banyak sekali lomba-lomba cover
dance K-Pop yang diselenggarakan, baik nasional maupun internasional.
C. Profil Cover Dance K-Pop A&JELL
Ace Of Angels atau yang lebih di kenal denga nama AOA
merupakan girlband Korea yang berada di bawah naungan FNC
Entertainment yang memulai debut mereka secara resmi pad 1 Oktober
2014 di negara Jepang. Girlband ini terdiri dari delapan orang anggota
yaitu Choa, Jimin, Yuna, Hyejeong, Mina, Seolhyun, dan Chanmi. AOA
menjadi salah satu girlband yang namanya semakin populer di Korea.
Dengan semakin populernya AOA, banyak penggemar mulai melakukan
cover dance beberapa karya dari AOA. Grup cover dance yang bernama
15Di ambil dari Youtube I’Generation https://www.youtube.com/watch?v=pVeSnpf8OZIdiakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
50
A&JELL adalah salah satu grup yang meng-cover gerakan tarian dan juga
penampilan dari girlband AOA
A&JELL adalah salah satu dari sekian grup cover dance di kota
Tangerang yang mengikuti perkembangan trend K-Pop cover dance.
Berawal dari kecintaan mereka terhadap K-Pop, kemudian salah satu
member A&JELL mengusulkan untuk membuat sebuah grup cover dance
yang khusus meniru AOA, hingga terbentuklah A&JELL pada tanggal 4
Oktober tahun 2015 dan mulai sering meng-cover tarian dari girlband
AOA.
A&JELL terdiri dari lima anggota laki-laki yang berani
menampilkan diri mereka di atas panggung layaknya girlband. Awalnya
grup ini terdiri dari tujuh anggota, namun dua anggota lainnya
memutuskan untuk keluar dari grup karena alasan pribadi, sedangkan satu
anggota lainnya sedang dalam masa hiatus atau berhenti sementara dari
segala aktivitas yang berhubungan dengan cover dance K-Pop. Jadi saat
ini tersisa empat anggota yang masih aktif dengan berbagai kegiatan cover
dance. Empat anggota tersebut antara lain:
1. Syarif Hidayatullah
Anggota pertama di grup A&JELL bernama lengkap Syarif
Hidayatullah. Remaja yang sering disapa Arif tersebut adalah anggota
grup cover dance yang menempati posisi leader sementara di grup cover
dance A&JELL. Arif lahir di Tangerang pada tanggal 4 Agustus 1996 dan
beragama Islam. Selain sibuk dengan kegiatan cover dance, Arif juga
memiliki kegiatan lain seperti mengajar privat dan juga kuliah. Ia
51
mengaku mulai mengenal dunia cover dance K-Pop sejak ia berada di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas tiga. Sejak saat itu ia mulai
tertarik dengan dunia cover dance K-Pop dan mulai latihan-latihan biasa di
rumahnya. Alasan Arif masuk ke dunia cover dance dan ikut bergabung
dengan grup cover dance A&JELL adalah karena ia ingin bisa
mempelajari semua jenis cover dance, baik boyband maupun girlband.
2. Nasuha
Anggota tertua di grup cover dance A&JELL ini lahir di
Tangerang pada tanggal 12 Januari 1995 dan beragama Islam. Laki-laki
yang memiliki nama lengkap Nasuha ini menempati posisi visual di
A&JELL. Berawal dari coba-coba kegiatan dance, akhirnya ia mulai
masuk ke dalam dunia cover dance K-Pop dan bergabung bersama
A&JELL di bulan Oktober tahun 2015. Selain menjadi anggota cover
dance, ia juga sibuk dengan kegiatan bekerja. Suha mengaku alasan ia
ikut bergabung dengan A&JELL karena ia ingin lebih dikenal dan bisa
jadi teratas bersama A&JELL di dunia cover dance K-Pop.
3. Teguh Agus Setiawan
Teguh Agus Setiawan atau yang biasa dikenal dengan nama
panggung Gee lahir di Tangerang pada tanggal 11 Agustus 1998 dan
beragama Islam. Gee yang saat ini sedang menempuh pendidikan S1,
berperan sebagai yang paling muda atau biasa disebut dengan istilah
maknae di A&JELL. Alasan ia ikut bergabung dengan A&JELL karena ia
ingin mencari sesuatu hal yang baru, ingin mengenal dunia cover dance
52
K-Pop. Pada dasarnya ia ingin mencoba cover dance girlband dan ia
merasa bahwa gerakan tarian dari girlband lebih mudah untuk dipelajari.
4. Rikky Indra Sukma
Anggota A&JELL yang terakhir bernama lengkap Rikky Indra
Sukma. Laki-laki yang lahir di Tangerang pada tanggal 18 Juli 1998, dan
beragama Islam tersebut, berperan sebagai lead dancer di A&JELL.
Alasan Rikky ikut bergabung dengan grup A&JELL berawal dari teman-
temannya yang ia kenal juga ikut bergabung dan karena ia sudah sering
meng-cover dance dari boyband, ingin mencoba hal yang baru dengan
meng-cover dance dari girlband.
A&JELL memulai debut pada tanggal 4 Oktober 2015 pada event
“Asean Dance Cover Festival” yang berlangsung Mall Ciputa, Jakarta, dan
berhasil masuk final untuk kategori Rookie. Selain itu A&JELL juga
mengikuti beberapa event lain dan mendapat beberapa prestasi,
diantaranya :
1. Event BG For ALL &Tangcity Mall : 4th Place
2. @Summarecon Mall Tangerang : Final
3. Super Namja Family @Mangga Dua Square : 5th Place
4. @Snowbay Jakarta : 10 besar
Selain menjadi peserta di beberapa event cover dance, A&Jell pun
pernah diberi kesempatan menjadi special performance pada event
“ United in KPOP Dance Cover and Sing Cover Competition 2016” yang
diselenggarakan oleh Red Territory pada tanggal 8 Mei 2016 di Mangga
Dua Square, Jakarta.
53
Gambar 3. 5 Grup Cover Dance A&JELLFoto Bersama Setelah Tampil di Atas Panggung16
Gambar 3. 6 Penampilan Perdana A&JELL di Ajang“ASEAN Dance Cover Festival”17
Untuk menjadi sebuah grup cover dance K-Pop tentunya tidak
mudah, apalagi mereka semua adalah laki-laki yang meng-cover dance
dari girlband. Mulai dari masalah waktu untuk latihan, cibiran-cibiran
yang mereka dapat dari beberapa orang yang tidak menyukai mereka,
sampai pengeluaran biaya yang tentunya tidak sedikit. Pengeluaran biaya
16Diambil dari akun official Instagram A&JELL https://www.instagram.com/anjelldc/diakses pada tanggal 22 Juni 2016.
17Diambil dari akun Youtube Myers Entertainmenthttps://www.youtube.com/watch?v=InbEixYp-V8 22 Juni 2016.
54
tersebut di antaranya untuk keperluan mereka saat melakukan perform,
seperti kostum, perlengkapan make up atau akan mendaftar untuk
kompetisi cover dance. Mereka mengaku semua hal tersebut mereka
lakukan sendiri, tanpa ada kru yang membantunya. A&JELL memiliki
manager, namun manager mereka hanya mengurus untuk jadwal A&JELL
dan membantu dalam urusan make up saja.
Sebelumnya A&JELL sempat tergabung dengan sebuah agensi,
namun tidak berlangsung lama. Setelah mereka dua kali debut, akhirnya
mereke memutuskan untuk keluar dari agensi tersebut. Grup cover dance
A&JELL sendiri bisa dibilang grup rookie pertama yang berhasil masuk
ke kompetisi cover dance tingkat ASEAN di tahun 2015 lalu. Eksistensi
dari A&JELL di dunia cover dance pun cukup bagus. A&JELL mulai
banyak dikenal dan yang mendukung dan mengikuti A&JELL sudah
cukup banyak.
55
BAB IV
PRESENTASI DIRI REMAJA MUSLIM DALAM DUNIA HIBURAN
(Studi Dramaturgi Grup Cover Dance K-Pop A&JELL)
A. Panggung Pertunjukan
Dalam perspektif dramaturgis, kehidupan ini ibarat teater, interaksi
sosial yang mirip dengan pertunjukan di atas panggung, yang
menampilkan peran-peran yang dimainkan oleh para aktor. Untuk
memainkan peran sosial tersebut, biasanya sang aktor menggunakan
atribut-atribut tertentu seperti pakaian dan aksesoris lainnya yang sesuai
dengan perannya dalam situasi tertentu.
A&JELL merupakan salah satu grup cover dance K-Pop di
Indonesia yang mengikuti perkembangan trend dari demam K-Pop, dengan
meniru gaya serta tarian dari idola mereka. Idola K-Pop yang mereka pilih
untuk mereka tiru yakni girlband asal Korea Selatan bernama Ace Of
Angels atau yang lebih di kenal dengan sebutan AOA. Grup yang
beranggotakan empat remaja muslim tersebut, secara totalitas
menunjukkan image kepada para penonton dengan cara menampilkan
peran yang sesuai dengan apa yang terjadi di atas panggung ketika mereka
perform. Pertunjukan panggung bagi A&JELL adalah panggung asli yang
memang menampilkan persilangan gender. Walaupun mereka adalah
seorang laki-laki, namun mereka tetap berani tampil percaya diri dengan
peran mereka sebagai sosok wanita.
56
Menurut Goffman, dalam kehidupan sosial dibagi menjadi wilayah
depan (front region) yang merujuk peristiwa sosial bahwa individu
bergaya menampilkan perannya dan wilayah belakang (back region) yang
merujuk tempat dan peristiwa yang memungkinkan mempersiapkan
perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung sandiwara
bagian depan yang ditonton oleh khalayak penonton. Pada saat itu sang
aktor akan berusaha memainkan perannya sebaik-baiknya agar penonton
memahami tujuan dari perilaku yang diperankan. Sedangkan wilayah
belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang di mana pemain
mempersiapkan diri dan berlatih untuk memainkan perannya di panggung
depan. Selain itu di panggung belakang adalah keadaan dengan kondisi
tidak ada penonton, sehingga aktor dapat berperilaku bebas dan
menampilkan dirinya seutuhnya. Goffman hanya mengemukakan dua
panggung utama dalam kajian dramaturgi, namun sebagaimana dijelaskan
oleh Deddy Mulyana bahwa tidak hanya ada panggung depan dan
panggung belakang, tetapi juga ada panggung tengah yang merupakan
sebuah panggung lain di luar panggung resmi, yakni panggung depan dan
panggung belakang.
1. Panggung Depan (Front Stage) Remaja Muslim Dalam Grup
Cover Dance K-Pop A&JELL
Panggung depan merupakan suatu panggung yang terdiri dari
pertunjukan atas penampilan gaya. Dalam hal ini, adalah area di mana
para aktor beraksi dan memainkan peran yang sudah ditentukan dan
dirancang sebelumnya di panggung belakang. Sebagai cover dance K-Pop
57
girlband AOA, masing-masing anggota A&JELL berusaha memainkan
perannya di panggung depan dan menampilkan gaya mereka sesuai dan
semirip mungkin dengan grup yang mereka tiru, yakni grup girlband
AOA.
Goffman membagi panggung depan menjadi tiga bagian: Personal
front, setting,dan expressive equipment. Personal front merupakan suatu
hal yang melekat pada individu tersebut seperti pakaian, jenis kelamin,
umur, karakteristik, pola berbicara, ekspresi wajah dan postur tubuh,
pengucapan istilah asing, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, masing-
masing anggota cover dance A&JELL menampilkan diri mereka sebisa
mungkin persis seperti girlband AOA. Penampilan yang ditunjukkan
adalah gaya feminim dengan menggunakan kostum yang ketat dan
terbuka layaknya girlband AOA.
Gambar 4. 1 A&JELL Tampil Di Kompetisi Cover Dance Tangerang
Saat tampil di atas panggung, A&JELL menyesuaikan kostum dan
make up dengan tema lagu yang akan di-cover. Seperti saat penulis
mengamati mereka meniru dance dari lagu “Like A Cat” dari AOA,
58
A&JELL menggunakan kostum layaknya sosok superhero catwoman
dengan busana berwarna hitam ketat dan terbuka dan menggunakan
sepatu hak tinggi. Selain itu, riasan wajah dan aksesoris pun mereka
gunakan untuk menunjang penampilan mereka agar terlihat seperti wanita
dan semirip mungkin dengan AOA. Beberapa aksesoris yang mereka
gunakan di antaranya seperti topeng mata berwarna hitam, kalung, gelang,
rambut palsu dan bando berbentuk seperti telinga kucing.
Gambar 4. 2 A&JELL setelah tampil di panggung depandengan konsep “Like A Cat” seperti AOA 1
Gambar 4. 3 Girlband AOA setelah tampil di atas panggungdengan konsep “Like A Cat”2
1Di ambil dari akun official Instagram @anjelldc2Di ambil dari www.telluofficial.com
59
Lain halnya saat penulis melihat mereka tampil membawakan lagu
AOA yang berjudul “Heart Attack”, mereka menggunakan kostum
bernuansa warna biru dan putih. Dengan tema seperti siswa sekolah yang
sporty dan juga seksi seperti dalam music video dari AOA. Tidak lupa
mereka menambahkan kembali beberapa aksesoris seperti bando dan dasi
untuk menunjang penampilannya saat di atas panggung. Salah satu
anggotanya yang bernama Arif mengungkapkan jika seandainya untuk
modal kostum A&JELL sedang tidak memadai, mereka biasanya
membuat jalan keluar dengan cara memakai kostum yang mix and match,
walaupun tidak persis seperti aslinya tetapi penampilannya tetap terlihat
bagus.3
Gambar 4. 4 A&JELL sebelum tampil di panggung depandengan konsep siswa sekolah seperti AOA 4
3Rikky Indra Sukma, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, Tangerang City Mall, 23Oktober 2016.
4Diambil dari akun official Facebook https://www.facebook.com/A.and.jellCrew/
60
Gambar 4. 5 Foto AOA dalam Mini Album yang berjudul “Heart Attack”
Sebagai laki-laki yang memerankan sosok girlband di atas
panggung tentu menuntut penampilan yang menarik serta indah
dipandang, hal tersebut tentu tidak menutup kemungkinan para anggota
A&JELL bisa mengalami kesulitan dalam hal menyiapkan pakaian dan
make up yang akan dikenakan untuk tampil serta menutupi jati diri
mereka sebagai laki-laki. Walaupun notabenenya mereka adalah seorang
laki-laki, tetapi mereka tetap percaya diri dengan berpenampilan layaknya
sebuah grup girlband di depan para penonton.
Menurut Mutia salah satu mantan anggota cover dance K-Pop dan
pengamat cover dance mengatakan, bahwa:
“Saat suatu grup cover dance perform di atas stage, sebisamungkin bisa memberikan penampilan secara maksimal.Minimal kostum yang kita pakai warna dan modelnya persisdengan yang dipakai sang artis saat tampil juga. Memangtidak harus sama persis desain kostumnya, terkadang adabeberapa kostum yang diubah dengan kreativitas dari masing-masing grup cover dance. Yang terpenting adalah kostumyang dipakai bisa memperlihatkan identitas boyband ataugirlband yang kita tiru.”5
5Rizky Mutia, Pengamat dan Mantan Anggota Cover Dance Super D*vision, JakartaInternational Expo, 12 November 2016.
61
Selain kostum dan make up, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
gerakan tarian yang akan ditiru, gesture tubuh, mimik wajah dan cara
melakukan lypsync. Seperti pada saat A&JELL tampil dengan lagu “Like A
Cat”, masing-masing anggota A&JELL berusaha berperan selayaknya
girlband AOA yang sedang tampil di atas panggung. Dengan melakukan
gerakan tari yang cukup seksi dan beberapa gerakan seperti meniru kucing,
mereka lakukan semirip mungkin dengan AOA. Selain itu dari mimik
wajah, dilihat dari aksi mereka di atas panggung, ekspresi mereka
menunjukkan karakter perempuan yang genit, lemah gemulai, seksi dan
menggemaskan. Untuk mengekspresikan diri, mereka menggunakan musik
dan lagu yang mereka tuangkan pada gerakan tari yang mereka tunjukkan.
Gambar 4. 6 Penampilan A&JELL saat meng-cover dance “Like A Cat”di panggung depan
Seni tari merupakan kesenian yang diungkapkan lewat media gerak
yang indah sesuai dengan irama musik dan merupakan ekspresi jiwa
manusia. Dalam observasi yang penulis lakukan melalui media sosial,
ketika mereka tampil di panggung, masing-masing dari mereka terlihat
62
memiliki karakter sendiri. Terdapat anggota yang terlihat tampil dengan
santai dan tenang, ada pula anggota yang terlihat genit, bahkan ada
anggota yang terlihat sangat semangat dan anggota ini yang berinteraksi
secara aktif dengan penonton. Interaksi yang dimaksud yaitu dengan
mendatangi langsung penonton di sela-sela penampilan, sehingga
memberikan kesan akrab kepada penonton.
Sebagai salah satu seni pertunjukan, tari memerlukan beberapa
unsur yang dapat menunjang penampilannya. Unsur-unsur yang dimaksud
adalah penari dengan keterampilan gerak yang memadai, peranan yang
harus dimainkan, panggung untuk bermain dan musik yang akan
menambah semarak tontonan serta penonton yang akan menikmati. Dalam
hal ini penulis melihat, ketika musik mulai dimainkan dan penonton mulai
berteriak dan mengikuti alunan musik serta lirik lagu yang diputar, para
anggota cover dance A&JELL menampakkan ekspresi tersenyum sambil
memberikan lambaian tangan kepada penonton dan terlihat lebih
bersemangat saat melakukan cover dance.
Ketika mereka tampil di depan panggung, mereka juga berharap
ada respon dari pihak yang diajak berinteraksi. Pihak yang diajak
berinteraksi adalah penonton, dan ketika para penonton memberi respon,
maka respon tersebut menjadi penilaian atas anggota anggota cover dance.
Jika respon yang diberikan adalah respon yang baik, maka para penampil
merasa bahwa apa yang mereka tunjukkan kepada penonton adalah sesuai
dengan apa yang mereka harapkan. Dalam hal ini, A&JELL tampil sebagai
cover dance untuk ditonton, tetapi para penonton juga merupakan
63
penampil bagi cover dance A&JELL. Seperti yang diungkapkan oleh salah
satu anggota A&JELL yang bernama Rikky, ketika ditanya mengenai
respon penonton, ia mengatakan:
“ketika penonton sudah berteriak, itu tandanya berarti kitasudah membuat penonton puas dengan penampilan kita”6
Di panggung depan tidak hanya berbicara tentang penampilan
A&JELL saat di atas panggung, namun saat sedang menyapa para
penggemar atau pendukung mereka pun, mereka masih memainkan peran
mereka sebagai girlband AOA. Penulis melihat masing-masing anggota
umumnya memiliki gaya yang sama saat menyapa para penggemarnya.
Dengan tidak melepas atribut yang digunakan saat di atas panggung,
mereka terlihat lemah lembut, ramah, dan masih menampilkan sisi
feminim mereka saat menyapa para penggemarnya yang hanya sekedar
ingin bersalaman ataupun foto bersama. Penulis juga mengamati beberapa
kali dua anggota A&JELL menggunakan beberapa kosakata bahasa Korea
seperti annyeonghaseyo, gomawo, dan saranghae ketika melakukan
percakapan singkat bersama sang penggemar atau pendukung mereka.
Goffman mengasumsikan, bahwa ketika orang-orang berinteraksi,
mereka ingin menyajikan suatu gambaran-diri yang akan diterima oleh
orang lain. Upaya tersebut disebut sebagai pengelolaan kesan atau
impression management, yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk
memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam hal ini terdapat beberapa aspek bahasa verbal yang
dikelola oleh anggota A&JELL, seperti menggunakan bahasa Korea saat
6Rikky Indra Sukma, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, TangerangCity Mall, 23Oktober 2016.
64
melakukan percakapan. Selain itu bahasa nonverbal juga dikelola oleh
A&JELL dalam memupuk kesan-kesan pada dirinya untuk ditunjukkan
kepada penonton khalayak, di antaranya gerakan tubuh (manner),
penampilan (appereance) serta ekspresi wajah.
Berkaitan dengan dakwah, empat remaja muslim tersebut
menampilkan dirinya sebagai grup girlband AOA di lokasi dimana setiap
orang dari segala usia dan kalangan bisa melihat penampilan mereka di
atas panggung. Di Indonesia sendiri dikenal dengan masyarakatnya yang
mayoritas beragama Islam dan memiliki pedoman hidup yaitu Al Qur’an
dan Hadits. Dalam hadits riwayat Bukhari dijelaskan:
ء ا
Ibn ‘Abbas ra berkata, “Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai
perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.” (HR. al Bukhari:
5885)
Dari hadits di atas terlihat bahwa menyerupai lawan jenis adalah
penampilan yang harus dihindari seorang muslim. Penyerupaan yang
dimaksud bersifat umum, baik dalam gerakan tubuh, berbicara, berjalan,
cara berpakaian, cara berdandan, dan dalam setiap hal yang menjadi
kekhususan bagi masing-masing. Hendaknya masing-masing bisa menjaga
perbedaan jenisnya dengan memakai pakaian dan bertingkah laku sesuai
dengan fitrahnya.
65
Laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai
laki-laki adalah merupakan kelakuan yang menyalahi fitrah dan membuka
pintu kerusakan. Dan Allah SWT melaknat orang yang menyerupai lawan
jenis, baik dari segi berpakaian, bertutur kata, cara berjalan dan sifat-sifat
lainnya.
Dalam kasus remaja muslim dalam grup cover dance K-Pop
A&JELL ini, jelas bahwa anggota atau pelaku atau dancer melakukan
gerakan, penampilan, yang menyerupai lawan jenisnya. Grup ini meng-
cover tarian, penampilan dan tingkah laku dari girlband AOA. Dengan
image yang feminim, setiap anggota A&JELL menyerupai anggota dari
girlband AOA. Dengan begitu A&JELL yang merupakan grup cover
dance yang beranggotakan laki-laki menyerupai perempuan. Apalagi
seluruh anggota dari A&JELL tersebut beragama Islam. Sesungguhnya
dalam Islam, Allah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan, serta
Allah melaknat perempuan yang menyerupai laki-laki.
Ketika penulis bertanya kepada beberapa anggota tentang kegiatan
mereka yang menyimpang dengan ajaran agama Islam, salah satu dari
mereka menjawab:
“memang ada pertentangan antara profesionalitas dan agama.Cuma di dunia cover dance ini, kita tidak mungkinmembawa-bawa agama dalam dunia ini, dan kita juga tidakmungkin membawa dunia cover dance ke dalam agama juga.Jadi kalau untuk itu tergantung profesionalitas kita aja sih.Kita menerima dan banyak orang yang menerima itu, yakenapa tidak. Tetapi kalau orang lain sudah tidak menerimadengan apa yang kita lakukan, ya itu urusan mereka bukanurusan kita”7
7Rikky Indra Sukma, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, TangerangCity Mall, 23Oktober 2016.
66
2. Panggung Tengah (Middle Stage) Remaja Muslim Dalam
Grup Cover Dance K-Pop A&JELL
Panggung tengah merupakan panggung lain di luar panggung resmi
ketika aktor mempersiapkan penampilan yang akan di tunjukkan di
panggung depan. Panggung ini berada diantara panggung depan dan
panggung belakang yang menjadi tempat persinggahan dan juga
melakukan persiapan untuk kelancaran pelaksanaan di panggung depan.
Panggung tengah meliputi berbagai kegiatan seperti mengecek kondisi
panggung, penampilan, make up, dan lain sebagainya yang menunjang
penampilan sang aktor di panggung depan.
Di panggung tengah, para anggota A&JELL mempersiapkan diri
dengan segala hal yang menunjang penampilan dance mereka, mulai dari
kostum yang mirip dengan AOA, aksesoris seperti bando, gelang, serta
kalung yang mereka perlukan sebagai pemanis penampilan. Di panggung
tengah juga mereka melakukan kegiatan merias wajah sesuai tema dance
yang akan mereka tampilkan. Kemudian mereka juga melakukan diskusi
dan latihan kembali tentang gerakan-gerakan tari yang sudah di pelajari di
panggung belakang. Setiap anggota juga kembali mengingat lirik lagu dan
melatih lip sync dan ekspresi wajah yang harus dilakukan masing-masing
anggota saat di atas panggung. Semua hal tersebut dilakukan kembali di
panggung tengah agar penampilan dance dan lypsync bisa sinkron, serta
gestur tubuh yang menjadi ciri khas masing-masing anggota AOA
minimal bisa A&JELL tiru dengan persis.
67
Sebelum naik ke atas panggung, tidak dapat dipungkiri A&JELL
dihampiri rasa gugup dan juga cemas atau yang biasa dikenal dengan
istilah demam panggung. Ketakutan akan melakukan kesalahan saat di atas
panggung dirasakan oleh beberapa anggota, dan hal tersebut memicu
timbulnya rasa kurang percaya diri. Seperti yang diungkapkan oleh salah
satu anggota A&JELL, Teguh dan Nasuha yang mengaku ketika akan naik
ke atas panggung merasa kurang percaya diri dan jantungnya berdebar
cepat.
“awal pas naik panggung sih kadang masih suka deg-degansebelum perform. Untuk mengatasi demam panggung, tarikdan tahan nafas sama tetap percaya diri aja sih”8
Pada panggung ini penulis juga memperhatikan kegiatan yang
dilakukan masing-masing anggota saat menunggu giliran untuk tampil di
atas panggung. Beberapa menit sebelum mereka tampil, biasanya mereka
akan menunggu di belakang panggung. Masing-masing anggota memiliki
kegiatan sendiri saat menunggu giliran tampil. Ada beberapa dari mereka
yang terlihat menghela nafas beberapa kali, bersenda gurau, ada juga yang
kembali melakukan sedikit gerakan dance yang akan mereka tampilkan
saat di atas panggung. Ketika kru memberikan aba-aba bahwa sebentar
lagi mereka akan naik ke atas panggung, mereka akan berkumpul
membuat sebuah lingkaran, kemudian berdoa dalam hati sesuai dengan
kepercayaan dari masing-masing anggota. Setelah itu sang leader akan
memberikan kata-kata penyemangat untuk anggota lainnya dan juga
menyamakan persepsi sebagai penguatan mental.
8Teguh Agus Setiawan dan Nasuha, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, via email, 16Desember 2016.
68
3. Panggung Belakang (Back Stage) Remaja Muslim Dalam Grup
Cover Dance K-Pop A&JELL
Panggung belakang merupakan wilayah yang berbatasan dengan
panggung depan, tetapi tersembunyi dari pandangan khalayak. Di bagian
panggung inilah sang aktor akan tampil “seutuhnya” dalam arti identitas
aslinya yang tidak ia tampilkan di panggung depan. Para aktor bertindak
dengan cara yang berbeda dibandingkan saat berada di hadapan publik. Di
panggung belakang inilah masing-masing anggota A&JELL melepaskan
segala atribut yang berhubungan dengan cover dance.
Panggung belakang menjadi sebuah wilayah yang dapat
mengekspresikan segala sesuatu tentang diri masing-masing anggota
A&JELL, terlepas dari kegiatan atau peran yang mereka tampilkan pada
saat di panggung depan. Ketika berada di panggung belakang, mereka
tampil dengan diri mereka seutuhnya. Namun ada kecenderungan dari
beberapa anggota yang menampilkan perilaku, gaya busana, dan juga
tingkah laku yang biasa ditampilkan saat berada di panggung depan
walaupun hanya pada saat-saat tertentu saja.
Pada kehidupan panggung belakang, mereka berada pada
lingkungan yang dikelilingi oleh orang yang memiliki ikatan emosional
seperti teman dekat dan anggota keluarga terdekat seperti kedua orang tua
dan kakak atau adik. Ketika berada di lingkungan panggung belakang
masing-masing anggota menunjukkan karakter diri mereka seutuhnya dan
melakukan kegiatan sehari-hari seperti menuntut ilmu ataupun bekerja
tanpa menggunakan atribut-atribut panggung depan. Hal ini diperjelas
69
dengan penuturan dari salah satu anggota A&JELL, Syarif Hidayatullah
ketika di tanya mengenai kehidupan di luar panggung depan. Laki-laki
yang biasa di panggil Arif tersebut berkata:
“Selain kegiatan cover dance, sehari-hari saya sibuk kuliahsama mengajar. Kegiatannya biasa-biasa saja, natural dan apaadanya. Kalau untuk urusan penampilan tergantung sih.Kalau untuk kuliah pakai baju yang lebih pantas saja, style-style mahasiswa pada umumnya. Tetapi kalau untuk pergimain atau ke event-event tertentu baru pakai baju yang style-style anak K-Pop”9
Arif juga mengatakan bahwa ia menyadari dirinya mengalami
banyak perubahan setelah ikut kegiatan cover dance, seperti dari gaya
pakaian, gaya hidup, dan juga dalam urusan berteman. Arif mengaku ia
jadi lebih memiliki banyak teman yang mempunyai hobi dan kesukaan
yang sama, yaitu sama-sama menyukai hal yang berhubungan dengan K-
Pop. Berbeda dengan Arif, ketika ditanya mengenai kehidupan sehari-
harinya, anggota A&JELL lainnya yang bernama Rikky Indra Sukma yang
biasa di panggil Rikky dan juga Nasuha mengatakan bahwa saat mereka
melakukan kegiatan sehari-hari, mereka menggunakan beberapa atribut
seperti saat berada di panggung depan,
“Kalau keseharian biasa saja. Ada style Korea-korea tapinggak terlalu Korea-koreaan”10
“Sehari-hari kerja aja. Kalau penampilan santai aja, kaussama celana kayak cowok rumahan, paling rambut yangselalu K- Pop.”11
Pada panggung ini masing-masing anggota A&JELL memang
berpenampilan seutuhnya tanpa menggunakan atribut panggung depan lagi,
9Syarif Hidayatullah, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, Tangerang City Mall, 23Oktober 2016.
10Rikky Indra Sukma, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, TangerangCity Mall, 23Oktober 2016.
11Nasuha, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, via email, 16 Desember 2016
70
namun penulis melihat ada kecenderungan dari beberapa anggota dalam
menampilkan perilaku dan juga tingkah laku yang biasa ditampilkan atau
diperagakan pada saat mereka berada di panggung depan, walaupun hanya
pada saat tertentu saja. Seperti saat penulis bertemu dengan salah satu
anggota A&JELL di suatu pusat perbelanjaan, terlihat dari cara ia berjalan,
duduk dan juga berbicara kepada penulis, ada sisi feminim yang muncul,
walaupun mereka adalah laki-laki. Selain itu juga ada beberapa yang
melakukan make up dan menata gaya rambut.
Terkait lingkungan keluarga, berdasarkan hasil wawancara penulis,
orang tua dari dua anggota A&JELL, yaitu Syarif Hidayatullah dan Teguh
Agus Setiawan tidak mengetahui bila sang anak memiliki kegiatan cover
dance girlband K-Pop. Jadi mereka melakukan kegiatan cover dance
girlband secara sembunyi-sembunyi. Hal tersebut menjadi kendala bagi
mereka, mengingat jika latihan terkadang memakan waktu sampai malam
hari dan hal tersebut membuat ia mendapat teguran dari orang tuanya.
Namun ada beberapa juga orang tuanya yang mengetahui bahwa sang anak
memiliki kegiatan cover dance girlband. Sedangkan dua anggota lainnya,
yaitu Rikky Indra Sukma dan Nasuha sudah mendapat izin dari orang tua
terkait kegiatan cover dance K-Pop.
Selain orang tua, teman terdekat juga menjadi bagian dari
kehidupan panggung belakang para anggota A&JELL. Penulis melihat
dari empat anggota A&JELL, ketika sedang berkumpul bersama teman-
temannya, mereka terkesan lebih santai saat berbicara dan bersenda gurau.
Penulis mengamati dari empat anggota tersebut, rata-rata saat sedang
71
berbincang bersama teman-temannya, mereka menyisipkan bahasa-bahasa
gaul dan beberapa kalimat dengan bahasa korea. Untuk gaya tampilan
yang mereka tunjukkan, di panggung belakang ini empat anggota tersebut
terlihat lebih santai dan lebih rapih. Namun di saat-saat tertentu mereka
akan menambahkan beberapa riasan seperti bedak dan pewarna bibir di
wajahnya. Dalam hal berpakaian dua dari empat anggota A&JELL, lebih
sering menggunakan kemeja saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Sedangkan dua lainnya lebih terkesan cuek seperti hanya menggunakan
kaus atau sweater dengan tambahan aksesoris topi. Karakter mereka pada
panggung belakang terlihat tidak jauh berbeda dengan karakter mereka
saat di panggung depan. Di panggung belakang ini, penulis mengamati
dari cara berjalan, cara berbicara dan bertingkah laku, mereka masih
terlihat sisi feminim yang di tampilkan, walaupun di panggung ini mereka
berusaha menunjukkan sifat laki-laki mereka
Berbeda hal lagi dengan orang lain yaitu masyarakat yang bisa
memberikan tanggapan miring mengenai kegiatan yang mereka jalani
yaitu sebagai grup cover dance girlband K-Pop. Ketika penulis
menanyakan tentang tanggapan miring dari orang lain, salah satu anggota
yang bernama Arif mengatakan:
“memang itu sudah menjadi resiko yang kita tanggungsendiri. Karena ini adalah pilihan kita untuk perform sebagaiseorang wanita, ya harus dijalankan. Mungkin ada saja orangyang mencibir tentang laki-laki yang mengcover girlband.Bahasa kasarnya ya ini gue, ini gaya hidup gue dan gue belisemua perlengkapan manggung pake uang gue sendiri. Kalau
72
ada yang mencibir gitu malah kita jadikan motivasi supayakita bisa tampil makin baik lagi.”12
Lain halnya dengan Rikky yang mengatakan:
“sebenarnya kalau dibilang dari kita kodratnya cowok,sebenarnya kita malu. Tetapi bagaimanapun caranya,namanya di dunia dance, jiwa professional itu harus tetapada.”
Di bagian panggung belakang ini juga menjadi wilayah dimana
masing-masing anggota A&JELL mulai mempelajari gerakan-gerakan,
lagu dan mengenal karakter dari girlband yang akan ditiru. Di bagian awal,
masing-masing anggota diberikan kesempatan untuk mempelajari gerakan
tari secara individu sampai paham dan hafal disetiap gerakan. Setelah itu
baru mereka mulai latihan dengan seluruh anggota di tempat yang sudah
ditentukan. Biasanya pada hari sabtu mereka akan berkumpul dan mulai
berlatih di salah satu mal di Kota Tangerang.
Gambar 4. 7 Penampilan Panggung belakang anggota A&JELLsaat latihan menari13
12 Syarif Hidayatullah, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, Tangerang City Mall, 23Oktober 2016.
13Dokumen tasi A&JELL
73
B. Interpretasi Penulisan
A&JELL adalah salah satu grup cover dance rookie asal Tangerang
yang khusus mengcover dance girlband asal Korea Selatan Ace Of Angels
atau yang lebih dikenal dengan girlband AOA. Grup yang beranggotakan
empat laki-laki tersebut berani memerankan diri sebagai sebuah grup
girlband di atas panggung, dengan tujuan agar para penonton yang
menyaksikan mereka dapat terhibur dan mendapatkan kesan tertentu dan
memaknai identitas diri mereka sesuai dengan yang diinginkan, dan
mereka berani menanggung resiko yang akan diterima. Penulis melihat
empat remaja muslim yang tergabung ke dalam grup cover dance K-Pop
A&JELL tersebut, mempresentasikan dirinya lebih banyak secara non
verbal kepada orang lain baik di panggung depan, panggung tengah,
maupun panggung belakang.
Panggung depan merupakan bagian sang aktor dalam hal ini remaja
muslim dalam grup cover dance A&JELL, yang memainkan perannya
sebagai grup girlband AOA, tampil dengan kepalsuan atau rekayasa. Pada
umumnya di panggung ini mereka akan berusaha menyajikan diri mereka
yang diidealisasikan dalam pertunjukan di panggung depan yang sekiranya
bisa diterima oleh penonton. A&JELL mempresentasikan diri dan
melakukan pengelolaan kesan di panggung depan melalui aspek
pertunjukan yaitu cover dance dan penampilan gaya yang meliputi pakaian
dan make up.
Di panggung depan, empat remaja muslim tersebut
mempresentasikan diri mereka menjadi sosok wanita dalam grup girlband
74
asal Korea Selatan, AOA. Dengan menampilkan pertunjukan cover dance
dari AOA, mereka berupaya untuk menumbuhkan kesan bahwa ketika
melihat penampilan mereka di atas panggung, penonton merasa seperti
melihat girlband AOA aslinya yang sedang tampil dan penonton merasa
terhibur dengan penampilan mereka. Selain pertunjukan, penampilan diri
juga menjadi modal utama. Penampilan juga dapat menaikkan nilai jual
bagi grup cover dance K-Pop.
Panggung tengah merupakan wilayah dimana para anggota
A&JELL singgah dari panggung depan maupun dari panggung belakang.
Di panggung ini mereka melakukan kegiatan seperti berbincang atau
berdiskusi dengan sesama anggota maupun crew pada saat menunggu
giliran tampil di panggung depan. Di panggung ini mereka selalu
melakukan latihan-latihan kecil untuk menunjang penampilan mereka di
panggung depan. Selain itu A&JELL menunjukkan bahwa mereka juga
selalu menjaga penampilan mereka dengan selalu memperhatikan mulai
dari pakaian, make up, sampai dengan aksesoris yang mereka kenakan
agar tidak berubah posisi dan tetap terlihat rapi.
Di panggung tengah ini tidak hanya terjadi pada saat berada di
tengah panggung saja, akan tetapi sebelum tampil di panggung depan
dimana mereka mempersiapkan segala sesuatu melalui tahap panggung
tengah sebelum panggung depan. Sebagai sebuah grup cover dance K-Pop
yang terbilang masih baru, sering melakukan latihan bersama merupakan
hal yang lumrah dilakukan. Dalam hal ini dibuktikan bahwa A&JELL
75
selalu kembali berlatih agar dapat melakukan hasil yang maksimal pada
saat di panggung depan.
Panggung belakang merupakan bagian dalam drama kehidupan
empat remaja muslim dalam grup cover dance K-Pop A&JELL, dimana
mereka bisa kembali menjadi diri mereka yang seutuhnya, tanpa adanya
atribut panggung depan yang dikenakan dan tanpa ada permintaan dari
pihak manapun untuk melakukan suatu hal yang berkaitan dengan proses
pembentukan kesan di mata individu lainnya yang menjadi penonton
sebagai mana ketika A&JELL tengah berada di panggung depan. Namun,
memang terlihat ada kecenderungan dari mereka yang menampilkan
perilaku, gaya busana dan fashion yang biasa ditampilkan saat berada di
panggung depan yang terlihat hanya pada saat – saat tertentu saja.
Dalam urusan agama, sebagai seorang muslim, sudah menjadi
keharusan bagi kita mengikuti syariat Islam, apalagi sebagai muslim kita
seharusnya menebar dan mengajak kepada kebaikan. Sebagaimana
dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi :
ادع إىل سبيل ربك بااحكمة والمو عظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك
هتدين
Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa
76
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.”(QS. An-Nahl : 125)14
Ayat di atas menjelaskan, bahwa Allah SWT memerintahkan
Rasul-Nya, Muhammad SAW untuk menyeru manusia ke jalan Allah
dengan hikmah, pengajaran yang baik dan mendebat mereka dengan debat
terbaik. Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa dalam berdakwah
menyeru manusia ke jalan yang benar dilakukan dengan baik tanpa
menggunakan kekerasan. Cara yang dilakukan dengan mengubah
pemikiran mereka dengan hikmah, memberikan pelajaran yang baik dan
peringatan dari Allah SWT, atau mendebat dengan cara yang baik dengan
menelanjangi kebatilan dan membangun kebenaran.
Sebagai seorang muslim, tentunya mempunyai peran dalam
pengembangan dakwah Islam, termasuk para remaja, karena tonggak
penggerak akan kemajuan Islam ada dipundak para remaja Islam dengan
segenap kemampuan serta pengorbanannya sangat disayangkan bila
mereka justru melakukan hal yang menyimpang dari ajaran agamanya.
Salah satu peran yang dapat kaum muda muslim lakukan dalam perannya
meneruskan risalah rasulullah adalah dengan berdakwah. Dakwah
diartikan sebagai proses mengajak, yang tentunya mengajak pada hal yang
positif.
Pada dasarnya cover dance tampil di tempat terbuka, di mana
semua orang dapat melihat bahkan menonton mereka. Jika yang menonton
adalah anak-anak di bawah umur dan juga remaja, hal yang mungkin
14Tim Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Hikmah, Al-Qur’an danTerjemahnya (Bandung:CV Penerbit Diponegoro, 2006), h.
77
terjadi adalah mereka akan mulai meniru penampilan dari para cover
dance. Tidak menutup kemungkinan setelah anak-anak atau remaja
beranjak dewasa berani mengambil langkah untuk mengikuti apa yang
cover dance tampilkan di atas panggung.
Dalam pandangan Islam, segala kegiatan baik dari hal kecil hingga
keseharian yang menjadi kebiasaan adalah harus mengikuti ajaran agama
Islam. Saat ini banyak sekali budaya yang masuk dan memengaruhi
kehidupan Muslim. Salah satu contoh dalam kasus ini adalah pengaruh
dari gelombang budaya Korea, cover dance. Penulis menanyakan hal ini
kepada salah satu tokoh agama di Indonesia, yaitu Ustadz Fatih Karim.
Beliau berkata:
“selagi budaya luar yang masuk adalah sesuatu yang baik,boleh kita tiru, seperti budaya tepat waktu di Jepang. AgamaIslam juga mengajarkan untuk tepat waktu dan tidak bolehmenyianyiakan waktu. Namun, jika budaya luar yangbertentangan dari agama Islam, tidak diperbolehkan untukmeniru hal tersebut. Untuk menghindari diri seorang Muslimdari budaya-budaya yang bertentangan dengan Islam, sebagaiMuslim harus memiliki kepribadian Islami, bahkan sampaikebiasaan kecil seperti cara makan yang Islami. Mengikutibudaya luar yang bertentangan dengan Islam atas dasarkekinian atau modern tidak diperbolehkan. Melihat coverdance ada yang seksi, terbuka, apalagi jika dia seorangmuslim, tentu sangat dilarang dalam agama Islam. Apalagiyang ditiru adalah lawan jenis. Padahal Rasululah bersabdabahwa laknat Allah untuk wanita seperti laki – laki dan laki –laki seperti wanita. Tentu hal ini sangat tidak diperbolehkandalam Islam.”15
Fenomena ini tentunya terjadi tidak terlepas dari beberapa faktor,
dalam kasus ini apalagi A&JELL adalah sekumpulan remaja muslim laki-
laki yang berani mengambil resiko untuk berperan sebagai seorang wanita
15Ustadz Fatih Karim, Tokoh Agama, Islamic Center Bekasi, 08 November 2016.
78
di atas panggung. Bahkan mereka mengaku ketika mereka melakukan
kegiatan cover dance K-Pop tersebut, mereka sering meninggalkan
kewajiban untuk beribadah. Pernyataan ini diakui oleh tiga dari empat
remaja muslim dalam grup cover dance K-Pop A&JELL ketika penulis
melakukan wawancara.
“Kalau latihan biasanya ada. Tapi kalau untuk pas perform yaitu sih tergantung dari diri masing-masing saja. Kalau aku sihjujur jarang. Karena kan habis latihan atau tampil pastikeringetan dan bau. Masa mau ibadah nggak bersih, kan nggakenak. Tapi kalau di rumah mah pasti ibadah.”16
“Ya kadang suka lupa kalau udah latihan mah. Tapi kalau disehari-hari mah ya shalat.”17
“Kalau aku ya pas lagi latihan atau tampil sering lupa aja”18
Dan mereka mengetahui bahwa hal tersebut seharusnya tidak mereka
lakukan, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Namun, mereka
mengakui, bahwa ketika sudah masuk ke dalam dunia cover dance, untuk
urusan agama seperti ibadah shalat maupun larangan-larangan dalam Islam,
terkadang mereka melupakannya.
Padahal dalam Islam seorang muslim sudah menjadi keharusan untuk
memahami, meyakini, dan menjalankan ajaran Islam, sehingga menjadi
insan muslim yang beriman, bertaqwa kepada sang pencipta, dan
berakhlak mulia. Kerangka dasar ajaran Islam meliputi tiga konsep kajian
pokok, yaitu aqidah (Iman), syariah (Islam), dan akhlak (Ihsan). Tetapi
pada kenyataannya tidak semua remaja muslim mengetahui hal-hal yang
16 Syarif Hidayatullah, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, Tangerang City Mall, 2April 2017.
17Nasuha, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, Tangerang City Mall, 2 April 2017.18Teguh Agus Setiawan, Anggota Grup Cover Dance A&JELL, Tangerang City Mall, 2
April 2017.
79
sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga memicu ketidakpahaman terkait
ajaran tersebut.
Agama adalah pondasi dalam kita bertindak, jika kita memahami
ajaran agama, maka tindakan kita akan lurus dengan ajaran agama. Selain
itu faktor lainnya adalah faktor lingkungan, pemerintah dan juga media
sosial. Dalam hal lingkungan, mereka kurang bisa memilah dalam urusan
bergaul, sehingga mereka mudah terbawa arus pergaulan yang sejatinya
tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Media sosial saat ini sudah seperti
kebutuhan di masyarakat. Hampir semua orang, khususnya anak-anak dan
remaja, memiliki akun media sosial. Media sosial bisa menyebarkan
kebaikan namun bisa juga membuat penggunanya terjerumus dalam hal
yang tidak baik. Hal ini diperjelas oleh Ustadz Fatih Karim. Mereka berani
melakukan hal yang bertentangan dengan agama Islam karena beberapa
faktor:
“Yang pertama, karena tidak paham. Pemahaman agama.Salah siapa, saya yang salah, karena dakwahnya belumsampai kesana. Yang kedua salah siapa lagi, salah negara.Kenapa, karena negara nggak membentengi warga muslim inidengan syariah. Jadi dibiarkan begitu saja, dibuka begitu sajasehingga masuk semua budaya, ibaratnya nggak ada filter.Media sosial juga mempunyai pengaruh yang sangat besar.Orang yang tadinya nggak ngerti cover dance kan penasarantuh, cari di internet cover dance. Tau kan, oh kayak gitu,keren yah, ah nyobain. Jadi media sosial itu bisamenyebarkan kebaikan dan dia bisa menyebarkan keburukan.Tergantung kita bagaimana memakainya.19
Dalam urusan pergaulan, dunia cover dance K-Pop terlihat banyak
yang bertentang dengan ajaran agama Islam. Mereka yang tergabung di
19Ustadz Fatih Karim, Tokoh Agama, Islamic Center Bekasi, 08 November 2016.
80
cover dance K-Pop sudah tidak mengenal lagi rasa malu. Hal ini kemudian
diperjelas oleh Muthia:
“dunia cover dance K-Pop bisa dibilang pergaulannya lebihmenakutkan dibandingkan dengan dunia modern dance.Kalau modern dance itu paling parahnya dia gampang, tetapidia masih kejaga image dia. Kalau cover dance mereka sudahtidak ada yang punya malu. Kalau aku sih selama ini yangpenting niatnya. Kalau niat untuk yang nggak bener, mau itungelakuin hal yang bener sekalipun niatnya nggak bener,pasti nggak bakal diitung pahala sama Allah. Kita nggak tahuya kita diitung pahala atau nggak yang penting kan niatnya.Pas kita di stage kita berperan bukan sebagai diri kita.20
Beberapa ulama kontemporer juga melarang perbuatan tersebut.
Syekh Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam al-Islami wa Adillatuh menegaskan
haram hukumnya lelaki menyerupai wanita dan begitu pula sebaliknya.
Saat menjelaskan soal apa yang dimaksud meniru dalam beberapa hadits,
Syekh Wahbah menerangkan termasuk di dalamnya menyerupai dalam
gaya rambut, perhiasan, penampilan, cara berbicara, cara berpakaian, dan
sebagainya. Sementara Syekh Muhammad bin Soleh al-Utsaimin dalam
Fatawa wa Rasai’il Lil Nisa menegaskan haram hukumnya lelaki
menyerupai wanita dalam aspek tingkah laku, percakapan, perhiasan, cara
berpakaian dan hal-hal yang dikhususkan untuk wanita. Hikmah
diharamkannya perbuatan meniru itu menurut Fath al-Bari adalah larangan
mengubah ciptaan Allah SWT seperti yang diterangkan di atas. Selain itu
larangan ini untuk menghindarkan dari perilaku homoseksual yang
diharamkan dalam Islam.21
20Rizky Mutia, Pengamat dan Mantan Anggota Cover Dance Super D*vision, JakartaInternational Expo, Kemayoran, 12 November 2016.
21Hafidz Muftisany, Hukum Berperilaku Menyerupai Lawan Jenis, artikel diakses padatanggal 4 Maret 2017, dari http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/02/26/o357g813-hukum-berperilaku-menyerupai-lawan-jenis
81
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan temuan data dalam penelitian ini, maka
penulis menarik kesimpulan dalam penelitian Studi Dramaturgi Presentasi
Diri Remaja Muslim Pada Grup Cover Dance K-Pop A&JELL ini, yakni:
1. Panggung depan (front stage)
Panggung depan (front stage) A&JELL yaitu dengan
mempresentasikan dirinya sebagai grup girlband Korea, yaitu Ace Of
Angels (AOA). Pada panggung ini A&JELL melakukan sebuah
manipulasi peran, baik pada saat tampil ataupun sedang berinteraksi
dengan orang-orang yang masih berada dalam lingkungan panggung
depan dan masih bernuansa K-Pop. Komunikasi yang dilakukan verbal
dan non-verbal, namun non-verbal lebih mendominasi di panggung ini.
Semua hal tersebut dilakukan agar A&JELL mendapatkan kesan yang
diharapkan dan tujuannya tercapai. Mereka juga melakukan pengelolaan
kesan terhadap aspek penampilan dan manner pada kehidupan panggung
depan. Dalam hal ini A&JELL menggunakan gerakan tubuh, pakaian dan
ekspresi wajah. Segala hal yang berhubungan dengan panggung depan,
seperti kostum dan juga ekspresi ataupun peran yang ditiru, yaitu girlband
AOA hanya semata-mata tuntutan profesi dan untuk menyalurkan hobi
saja.
82
2. Panggung Tengah (middle stage)
Panggung tengah (middle stage) A&JELL merupakan tempat
transisi panggung belakang menuju panggung depan. Di panggung ini
sambil menunggu giliran tampil, mereka melakukan berbagai macam
kegiatan untuk mempersiapkan segala hal yang menunjang
penampilannya saat di panggung depan, seperti kembali melakukan
latihan gerakan dance, menghafal lirik lagu, melatih lipsync, latihan
ekspresi, make up¸ kostum serta gaya rambut. Hal lain yang dilakukan di
panggung ini, yaitu mereka akan berkumpul membuat sebuah lingkaran,
kemudian berdoa dalam hati sesuai dengan kepercayaan dari masing-
masing anggota. Setelah itu sang leader akan memberikan kata-kata
penyemangat untuk anggota lainnya dan juga menyamakan persepsi
sebagai penguatan mental.
3. Panggung Belakang (back stage)
Panggung belakang (back stage) dari A&JELL adalah panggung
di mana mereka bisa memperlihatkan diri mereka seutuhnya. Panggung
ini menjadi sebuah wilayah yang dapat mengekspresikan segala sesuatu
tentang diri masing-masing anggota A&JELL, terlepas dari kegiatan
atau peran yang mereka tampilkan pada saat di panggung depan. Ketika
berada di panggung belakang, mereka tampil dengan diri mereka
seutuhnya. Namun ada kecenderungan dari beberapa anggota yang
menampilkan perilaku, gaya busana, dan juga tingkah laku yang biasa
ditampilkan saat berada di panggung depan walaupun hanya pada saat-
83
saat tertentu saja. Beberapa anggota tersebut menampilkan kebiasaan
seperti yang dilakukan saat mereka berada di panggung depan, seperti
melakukan make up, menata gaya rambut, terkadang mereka juga
menampilkan tingkah laku dari idola yang mereka tiru. Efek dari
kegiatan cover dance girlband tersebut meningkatkan potensi feminim
dari anggota A&JELL meningkat, termasuk pada penampilannya.
Dalam Islam menyerupai lawan jenis adalah penampilan yang
harus dihindari seorang muslim. Penyerupaan yang dimaksud bersifat
umum, baik dalam gerakan tubuh, berbicara, berjalan, cara berpakaian,
cara berdandan, dan dalam setiap hal yang menjadi kekhususan bagi
masing-masing. Hendaknya masing-masing bisa menjaga perbedaan
jenisnya dengan memakai pakaian dan bertingkah laku sesuai dengan
fitrahnya. Laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
menyerupai laki-laki adalah merupakan kelakuan yang menyalahi fitrah
dan membuka pintu kerusakan. Dan Allah SWT melaknat orang yang
menyerupai lawan jenis, baik dari segi berpakaian, bertutur kata, cara
berjalan dan sifat-sifat lainnya.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti mencoba memberikan
beberapa saran, sebagai berikut:
1. Kepada grup cover dance A&JELL, saat tampil tentu lokasinya di
tempat umum yang otomatis bisa dilihat oleh setiap orang dari
berbagai kalangan, hendaknya memperhatikan pakaian dan juga
tingkah laku. Melakukan pengelolaan kesan yang baik saat di
84
panggung depan, panggung tengah, ataupun panggung belakang agar
tidak menciptakan persepsi yang negatif pada masyarakat, serta tidak
meninggalkan ajaran-ajaran Islam.
2. Kepada para akademisi yang ingin mengembangkan penelitian ini
sebagai referensi untuk bahan penelitiannya, peneliti menyarankan
untuk perlu juga memerhatikan dasar dari munculnya teori dramaturgi
dan lebih memahami lagi tentang presentasi diri serta pengelolaan
kesan. Para akademisi dapat menentukan hal-hal apa saja yang harus
atau wajib dalam pembahasan presentasi diri dan hal-hal apa saja yang
wajib dalam pembahasan pengelolaan kesan.
3. Kepada para pembaca, kegiatan cover dance adalah peniruan peran.
Jadi dapat dikatakan pada saat di atas panggung mereka tampil
sebagai artis yang mereka tiru. Jadi sebaiknya tidak langsung
menanggapi dengan negatif agar menghindari konstruksi sosial yang
bersifat negatif kepada cover dance. Kita juga harus tetap menjaga diri
dan memperkuat iman kita, agar terhindar dari berbagai macam
budaya-budaya asing yang tidak baik.
85
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010.
El-Irfan, Tim Dar. Tausyiah Nabi Untuk Para Bidadari. Jakarta: QultumMedia,2015.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,2012.
Goffman, Erving. Ebook The Presentation of Self in Everyday Life. Jakarta:Erlangga, 1959.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: BumiAksara, 2013.
Jandy E, Luik. Media Sosial dan Presentasi Diri. Surabaya: repository.petra.ac.id.
Jung, Sun. Race and Ethnicity in Fandom: Praxis.Vol.8, Australia:journal.transformativeworks.com, 2011.
Kim, Youna. The Korean Wave: Korean Media Go Global. New York: Routledge,2013.
Korean Culture and Information Service. The Korean Wave: A New Pop CulturePhenomenon. Republic of Korea: KOCIS, 2011.
Kuswarno, Engkus. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan ContohPenelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran, 2008.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru IlmuKomunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010.
Mulyana, Deddy, and Solatun. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2007.
Nurhadi, Zikri Fachrul. Teori-teori Komunikasi, Teori Komunikasi dalamPerspektif Penelitian Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
86
Pertiwi, Sella Ayu. Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja Korean Wave(Penelitian pada Komunitas Super Junior Fans Club ELF “Ever LastingFriend”) . Samarinda: ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id, 2013.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008.
Ratnaningrum, Ika. Makna Simbolis Dan Peranan Tari Topeng Endel. Semarang:Harmonia : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia, 2011.
Salam, Syamsir, and Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UINJAKARTA Press, 2006.
Setyoasih, Apri. Kajian Koreografi Tari Savri Duo Chicago Dance Semarang.Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006.
Sudikin, and Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif: Perspektif Mikro. Surabaya:Insan Cendekia, 2002.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Referensi Antarjaringan
Billboard Korea Staff. A Look Inside 'The K-Pop Cover Dance' Trend.www.billboard.com. 2011.
D-Bo. AOA Reveals Music Video Teaserfor 'Oh Boy'. www.koogle.tv, 2015.
Myers Entertainment, Heart Attack (심쿵해) - AOA Dance Cover (A&JELL)https://www.youtube.com/watch?v=InbEixYp-V8
Iqbals, Maulana. Serunya Aksi 8 Negara Rebut Jawara Cover Dance TingkatASEAN Di Korea Festival 2015. koreanwaveindo.com. 2015
I'GENERATION, K-POP Dance Cover Festival in GANGWON 2013 FINALI'GENERATION Cut (INDONESIA TEAM)https://www.youtube.com/watch?v=pVeSnpf8OZI
Kpl, Sjw. Dance Cover, Bentuk Ekspresi Penggemar Kpop. musik.kapanlagi.comn.d, 2011.
Triananda, Kharina. Indonesia Diakui Miliki Grup "K-Pop Dance Cover" Terbaik.www.beritasatu.com, 2015.
87
TELLU2. Perf AOA-Miniskirt+Like a Cat (141221 SBS Gayo Daejun).www.telluofficial.com, 2014.
Saifullah. Laki - laki Menyerupai Wanita Atau Sebaliknya.http://stdiis.ac.id/karya-mahasiswa, 2015.
https://www.instagram.com/anjelldc/
https://www.facebook.com/A.and.jellCrew/
https://www.instagram.com/mall_alamsutera/
https://www.facebook.com/groups/175360452493076/
https://twitter.com/coverdance_indo
LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Syarif HidayatullahPosisi Di A&JELL : LeaderLokasi : Tangerang City Mall, Jalan Jenderal Sudirman No.1,
Cikokol, Babakan, Kota Tangerang, Banten 15117Tanggal : 23 Oktober 2016
1. Nama lengkap kakak siapa?
- Nama lengkap saya Syarif Hidayatullah
2. Di A&JELL posisinya sebagai apa?
- Sebenarnya nggak ada posisi-posisi khusus
3. Kalau terbentuknya A&JELL sendiri itu dari tahun berapa?
- Tahun kemaren, tahun 2015
4. Bisa kebentuk cover dance A&JELL itu awalnya bagaimana?
- Awalnya gini, tahun kemarin tuh lagi musimnya AOA yang “Heart
Attack”. Nah kebetulan saya di facebook gabung fanpagenya AOA.
Nah kebetulan leader saya tuh lagi cari member untuk cover itu, nah
kebetulan saya tertarik, akhirnya saya gabung. Nah setelah itu kita cari
lagi dan bener-bener kebentuk itu sekitar tanggal 4 Oktober kemarin.
5. Ada spesifikasi khusus buat gabung sama A&JELL nggak?
- Nggak sih. cuma ya, apa ya, minimal cowok yang bisa dance cewek
aja, berani pakaian terbuka.
6. Dari keluarga kakak sendiri ada reaksi nggak pas kakak udah jadi cover
dance girlgroup gitu, atau dari teman-teman ?
- Kalau dari keluarga sendiri sih sebenernya belum dapat izin. Cover
dance belum dapat izin, cuman kalau teman-teman saya mungkin udah
ada, Cuma saya doang yang belum dapat izin.
7. Kenapa lebih memilih cover AOA, kan banyak artis yang lain?
- Karena ya soalnya nyari yang beda aja. Soalnya AOA tuh masih jarang
yang dicoverin. Jadi ya tertarik aja ngecover AOA.
8. Kakak kalo kenal dunia cover dance tuh dari kapan?
- Dari kelas 3 SMP
9. Itu awalnya karena emang suka K-Pop atau emang ikut dance cover cuma
buat sekedar hobi?
- Iya awalnya suka K-Pop aja. Suka musiknya suka dramanya, abis itu
mulai tertarik sama dunia dance cover. Ya tadinya cuma sebagai
latihan biasa aja dirumah. Nah kebetulan ada yang ngajak.
10. Kalau kakak sendiri ikut dance cover hanya menyalurkan hobi aja atau
dijadikan sebagai profesi?
- Bisa keduanya sih
11. Kalo cover dance ada sistem bayaran nggak sih?
- Kalau untuk bayaran biasanya ada. Kalau misalkan kita jadi guest star.
Kalau misalkan untuk ikut lomba-lomba cover dance, tergantung sih
kalau kita lagi beruntung nasibnya ya kita dapat bayaran.
12. Kalau untuk jadi cover dance ada pengeluaran biaya dari masing-masing
anggota?
- Iya setiap kita mau perform. Dari mulai pendaftaran registrasi lomba
sampai kostum.
13. Untuk kostumnya, disiapkan sendiri atau emang sudah ada orang lain yang
bertugas menyiapkan kostum?
- Kalau kostum sih kita menyiapkan sendiri. Kalau manager cuma
mengurus jadwal sama make up aja.
14. Berarti tidak ada sistem pengurus seperti di suatu komunitas?
- Nggak ada. Kita semua mengurus sendiri
15. A&JELL tidak masuk dalam suatu manajemen atau agensi cover dance?
- Awalnya kita masuk agensi cuma nggak lama. Setelah dua kali debut
kita memutuskan untu keluar dari agensi entertainment tersebut.
16. Biasanya kalau latihan berapa kali?
- Kita rutin kalau untuk latihan biasa ya seminggu sekali. Cuma kalau
ada perform kita bisa latihan seminggu dua kali. Jadi kalau ada
perform atau kompetisi jadi sering-sering latihan
17. Sejauh ini prestasi yang diraih cover dance A&JELL apa saja?
- Untuk juara kita belum pernah, Cuma kita Alhamdulillah setiap ikut
lomba kita selalu masuk lima besar. Dan prestasi paling tinggi yang
kita capai yaitu saat berhasil masuk final di ASIAN Festival yang di
Ciputra.
18. Biasanya kalau mau persiapan saat perform rangkaiannya apa aja selain
latihan?
- Seperti anak-anak dance yang lain, selain latihan, kita juga ngurusin
kostum, make up, pokoknya segala hal yang berhubungan dengan
perform.
19. Merasakan ada perbedaan diri nggak sebelum dan sesudah menjadi
seorang cover dance?
- Ada perubahan atau tidak ya pasti ada. Mulai dari gaya pakaian, gaya
hidup. Dan makin banyak temen juga sih. Yang tadinya nggak kenal
bisa jadi kenal.
20. Kalau keseharian kakak sendiri selain cover dance apa saja?
- Kuliah. Terus sekarang lagi sibuk ngajar juga.
21. Kakak dengan memiliki kegiatan cover dance girlband K-Pop pasti ada
yang ingin dicapai. Selain latihan, kira-kira hal apa lagi yang kakak
lakukan?
- Banyak berdoa dan usaha aja
22. Kalau untuk urusan ibadah kak, biasanya kalau sedang latihan atau ada
event tampil di atas panggung, suka ada jeda untuk ibadah shalat nggak sih?
- Kalau latihan biasanya ada. Tapi kalau untuk pas perform ya itu sih
tergantung dari diri masing-masing saja
23. Kalau kakak sendiri untuk urusan ibadah bagaimana?
- Kalau aku sih jujur jarang shalat. Karena kan habis latihan atau tampil
pasti keringetan dan bau. Masa mau ibadah nggak bersih, kan nggak
enak. Tapi kalau di rumah mah pasti ibadah.
24. Kalau penampilan keseharian kakak sendiri apakah sama seperti ketika
kakak perform di atas panggung?
- Tergantung sih. Kalau misalkan untuk kuliah pakai baju yang lebih
pantas aja, ya style-style mahasiswa. Kalau untuk main – main atau ke
event-event korea baru style ala-ala anak kpop.
25. Kalau lepas dari rutinitas cover dance dan kuliah, biasanya suka ikut
pengajian-pengajian gitu nggak?
- Nggak pernah
26. Eksistensi cover dance A&JELL di dunia cover dance Indonesia menurut
kakak bagaimana?
- Alhamdulillah dari semenjak kita pertama kali perform sudah banyak
yang mulai suka sama kita. Sudah mulai ngikutin kita. Bukan hanya
saat kita perform saja, tetapi saat kita jadi orang biasa atau penonton
event-event cover dance pun masih ada yang tau dan kenal kita.
Sampai sekarang kita perform tuh penontonnya rame dan banyak yang
dukung.
27. Dari A&JELL sendiri, reaksi seperti apa yang diinginkan dari penonton?
- Banyak penonton yang suka, banyak yang datang dukung kita saat kita
perform selalu datang menonton.
28. Kalau interaksi sehari-hari member A&JELL sendiri seperti apa?
- Seperti layaknya teman biasa. Ya setiap grup nggak menutup
kemungkinan pasti ada cekcok-cekcok gitu. Kita ngobrol nggak hanya
saat kita ketemu pas mau perform atau latihan saja. Grup chat pun kita
ada. Cuma kalau lagi cekcok gitu sebisa mungkin kita coba bicarakan
baik-baik. Kalau memang masalah itu bener-bener serius, kita
bicarakan secara langsung, kita ketemuan dan langsung selesaikan
masalah itu dan kita musyawarahin bersama. Sistemnya A&JELL,
kalau misalkan kita ada masalah sama salah satu member sebisa
mungkin kita jangan sampai mengeluarkan satu member itu, tapi
biarkan si member yang punya masalah tersebut sadar sendiri dan
keluar dengan sendirinya. Jangan kita yang mengeluarkan orang
tersebut biarkan orang itu keluar dengan sendirinya supaya tidak ada
pihak yang tersakiti.
29. A&JELL memang tidak ada pikiran untuk lebih baik meng cover dance
boyband atau grup lain?
- Sebenarnya kita awalnya random. Kenapa kita memakai nama
A&JELL itu supaya kita tidak terikat sama salah satu idol. Jadi supaya
tidak terpaku sama satu grup boyband ataupun girlband.
30. Kalau untuk pergaulan sendiri, kira-kira ada perbedaan nggak dari
sebelum sampai setelah menjadi anggota cover dance?
- Kalau dari segi pertemanan sih berubahnya ya jadi lebih banyak teman
saja dan banyak punya tempat sharing soal idol kpop, soal kpop musik,
soal cover dance
31. Bisa dijabarin tidak bagaimana proses dari sebelum sampai sesudah
perform ?
- Kalau sebelum perform seperti biasa mengadakan latihan terlebih
dahulu. Kemudian mengisi waktu sebelum kita akan perform kita
berunding dahulu, kemudian berdo’a. Setelah selesai perform kita
mengadakan evaluasi. Di saat evaluasi kita membicarakan apa yang
kurang dari penampilan kita tadi agar kedepannya bisa kita perbaiki
dan bisa tampil lebih baik lagi
32. Apa harapan kedepannya buat A&JELL?
- Buat kedepannya semoga terus bisa eksis, semakin banyak yang suka
A&JELL. Cita-citanya sih bisa ikut kompetisi sampai ke internasional,
seperti para senior-senior kita di dunia cover dance .
33. Ketika di atas panggung kan kalian berpenampilan dengan kostum serta
make up seperti girlband AOA. Sedangkan kalian ini kan notabenenya
laki-laki, perasaan kalian bagaimana?
- Kan memang itu sudah menjadi tuntutan dan sudah menjadi resiko
yang kita tanggung sendiri. Karena ini adalah pilihan kita untuk
perform sebagai seorang wanita, ya harus dijalankan. Mungkin ada
saja orang yang mencibir tentang laki-laki yang mengcover girlband,
bahasa kasarnya ya ini gue, ini gaya hidup gue, toh gue hidup nggak
ngerepotin lu. Segalanya gue yang jalanin dan gue beli pake uang gue
sendiri. Kalau ada yang mencibir gitu malah kita jadikan motivasi
supaya kita bisa tampil makin baik lagi.
34. Kalau di kehidupan sehari-hari seperti di rumah apakah penampilannya
biasa saja seperti gaya laki-laki pada umumnya?
- Iya biasa saja, natural dan kebetulan memang saya sendiri tidak
diizinkan ikut cover dance seperti ini, jadi diam-diam
35. Suka duka jadi cover dance apa sih?
- Yang pertama modal, kostum itu nggak murah, properti itu nggak
murah. Terus waktu juga. Secapek-capeknya kita harus latihan. Belum
lagi cibiran orang. Awalnya sih gabung A&JELL itu merasa malu dan
grogi. Cuma kan karena sudah sering perform, santai aja. Responnya
juga positif gitu kan.
36. Kalau di rumah, tidak main sama temen atau tetangga?
- Kebetulan lingkungan sekitar rumah suka korea juga, kpopers, jadi
klop, mainnya sama anak itu-itu juga
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Nasuha
Posisi Di A&JELL : Visual
Lokasi : Tangerang City Mall, Jalan Jenderal Sudirman No.1,
Cikokol, Babakan, Kota Tangerang, Banten 15117
Tanggal : 23 Oktober 2016
1. Sejak kapan kakak bergabung sama grup cover dance A&JELL?- Sejak Oktober 2015
2. Darimana kakak tahu tentang grup cover dance A&JELL?- Dari facebook
3. Apa sih alasan kakak bergabung dengan grup cover dance A&JELL?- Mau nyoba tg aja
4. Selain di K-Pop cover dance, kesibukan kakak apa?- Kerja
5. Biasanya keseharian kakak bagaimana diluar kegiatan K-Pop cover dance?- Kerja. Jadi cowo biasa pada umumnya
6. Ada latihan khusus yang kakak lakukan nggak sebelum melakukanpertunjukan?- Selalu dadakan latihan sih sebelum tampil
7. Kenapa sih kakak tertarik untuk meng cover dance dari AOA?- Sebenernya suka smua dance girlband. Cuma karena pas itu bertujuh
jadinya AOA yg di pilih8. Di A&JELL kakak berada di posisi mana?
- Visual9. Biasanya ada gesture tubuh lain yang kakak tunjukkan di atas panggung
selain dance nggak?- Paling pamer tubuh yang ramping
10. Kalau untuk penampilan, biasanya diluar dunia cover dance, gaya atautampilan kakak lebih seperti apa? Kira-kira ada kesamaan seperti saat lagiperform cover dance nggak?- Biasa aja kaya cowo rumahan
11. Kalau untuk sehari-hari biasanya lebih suka penampilan seperti apa?Masih ada unsur korea-koreanya nggak?- Rambut yang selalu K-Pop
12. Kalau dirumah sendiri gaya yang biasanya kamu pilih seperti apa?- Santai aja kaus sama celana kayak cowok rumahan. Paling rambut
yang selalu K-Pop
13. Orang tua kakak tahu nggak kalau kakak ikut kegiatan cover dancegirlband?- Tau. Malah minta uang buat beli keperluan cover dance
14. Tujuan awal kakak terjun ke dunia cover dance sebenarnya apa sih kak?- Nggak ada sih. Cuma iseng
15. Setelah ikut grup cover dance A&JELL, merasa ada perbedaan yangdirasakan tidak? Seperti gaya atau penampilan yang berubah, atau temanbermain yang berubah?- Tidak ada
16. Menurut kakak bagaimana reaksi dari penonton terhadap cover danceA&JELL?- Heboh. Soalnya kan laki – laki semua tapi tampil cewek
17. Suka merasakan demam panggung nggak sebelum perform?- Awal pas naik panggung sih
18. Biasanya apa yang kakak lakukan untuk mengatasi demam panggung?- Tahan nafas
19. Perasaan kakak bagaimana ketika tampil di atas panggung dengantampilan seperti girlband AOA komplit dengan busana dan make up nyayang sama seperti girlband?- Berasa cantik aja
20. Kakak kan seorang laki-laki yang meng cover dance girlband AOA yangterbilang cukup seksi, pernah ada yang kritik atau komentar tentangkegiatan kakak nggak?- Cuma di bilang coba cover dance cowo jangan cewe melulu.
21. Biasanya kritikan apa yang kakak dapet?- Stop dance tg
22. Berbicara masalah agama, kakak kan seorang muslim. Di agama kita inikan laki-laki yang menyerupai wanita itu kan dilarang, pendapat darikakak sendiri bagaimana?- Tunggu hidayah aja sih
23. Kakak dengan memiliki kegiatan cover dance girlband K-Pop pasti adayang ingin dicapai. Selain latihan, kira-kira hal apa lagi yang kakaklakukan?- iya paling tetep berusaha sama doa aja
24. Kalau untuk urusan ibadah kak, biasanya kalau sedang latihan atau adaevent tampil di atas panggung, suka ada jeda untuk ibadah shalat nggak sih?- Ada biasanya. Tapi kalau kaya gitu sih tergantung dari masing-masing
aja25. Kalau kakak sendiri untuk urusan ibadah bagaimana?
- Ya kadang suka lupa kalau udah latihan mah. Tapi kalau di sehari-harimah ya ibadah
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Rikky Indra Sukma
Posisi Di A&JELL : Lead Dancer
Lokasi : Tangerang City Mall, Jalan Jenderal Sudirman No.1,
Cikokol, Babakan, Kota Tangerang, Banten 15117
Tanggal : 23 Oktober 2016
1. Nama lengkap kakak siapa?
- Nama saya Rikky Indra Sukma, di A&JELL aku mengcover Mina
AOA
2. Kakak bisa kenal dan tahu A&JELL itu darimana?
- Sebenarnya kita kenal A&JELL itu ketemunya dari akun facebook
grup cover dance. Dari grup itu kita bisa tahu informasi seperti ada
yang sedang mencari anggota untuk grup cover dance girlband ini,
atau boyband itu misalnya. Jadi kita tahu A&JELL dari akun facebook
grup cover dance itu.
3. Apa sih alasan kakak lebih memilih bergabung dengan A&JELL yang
notabene mengcover girlband?
- Karena, pertama kenal dari teman-temannya, kedua, waktu itu sudah
sering cover dance cowok, jadi ingin mencoba hal yang baru saja.
4. Tanggapan dari orang tua kakak sendiri bagaimana?
- Aku juga sebenarnya sembunyi-sembunyi jadi tidak ada yang tahu.
Kalau Rikky sendiri sebenarnya orang tua tahu kalau aku ikut dance,
teman-teman pun banyak yang tahu kalau aku punya kegiatan meng-
cover dance. Cuma tahunya ikut dance-dance yang biasa saja.
5. Kegiatan cover dance ini kakak jadikan sebagai sebuah profesi kah atau
hanya dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi saja?
- Awalnya sih hanya sekedar hobi, tetapi lama kelamaan jadi keterusan
dan bisa jadi mencari penghasilan juga ibarat kata seperti itu.
6. Pernah tidak kepikiran untuk lebih baik meng cover boyband saja karena
kalian kan laki-laki yang lebih pantas untuk meng cover boyband?
- Iya sih. Tapi kita malah sudah buat project baru yaitu cover black pink.
7. Kalau latihan biasanya berapa kali?
- Seminggu kita sebenernya kalau rutinnya seminggu sekali. Tetapi
kalau ada event karena mengejar target jadi seminggu dua kali
8. Proses dari sebelum dan setelah pertunjukan seperti apa?
- Pertama yang terpenting belajar dan hafal gerakan yang akan dicover
secara detail, sampai hari H nya itu kita tetap pelajari sampai
seterusnya pun, kita masih tetap pelajari gerakan tari yang dulu-dulu
9. Selain cover dance kegiatan kakak apalagi sehari-hari?
- Aku kuliah
10. Kalau interaksi kakak di dalam grup A&JELL biasanya bagaimana?
- Orang-orangnya asik dan ramai. Karena kita juga diluar grup cover
dance ini sudah dekat, jadi asik dan tetap akur.
11. Kakak punya tujuan tersendiri nggak ikut cover dance ini, goal yang ingin
dicapai A&JELL apa?
- Kita sih sebenarnya belum ada goals untuk kedepannya yang lebih
bagus. Tetapi karena kita baru buat grup lagi dan baru mau comeback
lagi, jadi kita masih fokusin ke satu event dulu. Baru sisanya itu
urusan belakangan.
12. Merasa ada perbedaan nggak dalam kehidupan kakak saat sebelum dan
setelah ikut kegiatan cover dance?
- Ada. Dari segi penampilan, dulu tuh sebenarnya aku gemuk banget.
Sebelum ikut cover dance , dulu cuma jadi sekedar suka kpop aja. Jadi
nggak jelas gitu. Setelah ikut cover dance jadi lebih tau banyak
tentang kpop, lebih fasih lagi ngedalemin tentang cover dance. Dalam
pergaulan jadi lebih nambah teman.
13. Kalau diluar kegiatan cover dance, biasanya style yang kakak pilih untuk
sehari-hari seperti apa?
- kalau keseharian ya biasa saja, nggak terlalu style ke korea-koreaan
14. Semenjak ikut kegiatan ini, dari keluarga atau saudara pernah komentar
sesuatu?
- Pernah dan sering. Misalnya urusan latihan. Karena kita latihan kan
kalau belum sampai puas dan kompak, pasti kita latihan belum bisa
selesai. Itu pernah latihan sampai pulang malam, diomelin orang tua
gitu. Itu kendalanya.
15. Kalau kegiatan-kegiatan cover dance itu modalnya besar ya seperti untuk
kostum, perlengkapan rias?
- Iya sih tetapi kalau kita begini, kalau seandainya untuk modal kostum
kita tidak memadai, kita buat jalan keluar bagaimana kita caranya
perform biarpun pakai kostum yang mix and match tetapi tetap terlihat
wow.
16. Tujuan awal kakak ikut cover dance apa?
- Tujuannya cuma ingin menyalurkan hobi aja
17. Apa yang diharapkan dari penonton yang menyaksikan perform kakak
sama A&JELL?
- Inginnya penonton puas. Kalau penonton sudah teriak berarti kita
sudah bisa membuat penonton puas dengan penampilan kita
18. Kakak ini kan laki-laki yang berperan sebagai girlband di atas panggung,
apa sih yang kamu rasakan ketika tampil di atas panggung sebagai seorang
wanita?
- Sebenarnya kalau dibilang dari kita kodratnya cowok, sebenarnya
kita malu. Tetapi bagaimana caranya, namanya di dunia dance , jiwa
professional itu harus tetap ada.
19. Apa suka duka kakak selama jadi seorang cover dance?
- Banyak. Dari pertama tidak diberi izin orang tua, kemudian kendala
latihan, kendala anggota, sama kalau misalkan kita ingin ikut
kompetisi, tetapi kita belum ada kostum, jadi pemikiran semuanya
bagaimana caranya semua itu kelar.
20. Kalau eksistensi A&JELL di dunia cover dance itu menurut kakak
bagaimana?
- Sudah mulai banyak dikenal walaupun belum sampai seperti cover
dance yang seperti sunbae.
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Rizky Mutia
Sebagai : Mantan Anggota Cover Dance K-Pop dan Pengamat Cover
Dance K-Pop
Lokasi : Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Utara
Tanggal : 12 November 2016
1. Gimana sih kak jika seseorang ingin menjadi seorang cover dance K-Pop?
Biasanya proses apa saja yang dilalui saat akan naik ke atas panggung
sampai turun panggung?
- Jadi cover dance itu selain awalnya kita harus bisa sama persis dengan
si artisnya, kita juga suka sama yang namanya dance. Untuk bisa
mencover, minimal kita harus punya basic dance, supaya nggak terlalu
lama untuk latihannya. Untuk latihan yang penting rutin. Kalau untuk
pemula yang memang belum memiliki basic dance, biasanya latihan
seminggu bisa 3 kali, tapi kalau memang sudah punya basic dance
mungkin bisa latihan seminggu sekali itu tidak masalah. Kecuali disaat
kita mau perform atau mau lomba intinya saat akan on stage latihan
dilakukan sesering mungkin. Terus disaat kita latihan itu pasti kita
akan adakan tambahan latihan entah itu tambah sehari atau dua hari
sebelum hari H perform. Jadi kita awal latihan itu yang kita tentuin
pertama itu adalah lagu yang akan kita cover. Setelah kita sudah
menentukan lagu yang akan kita cover kemudian kita mencari live
versionnya dari perform idol yang akan kita cover. Jadi akan terlihat
semua gerakannya dari masing – masing membernya sampai gerakan
full. Itu kita harus ingat dan harus punya sumbernya. Setelah itu kita
mulai latihan dan disaat kita naik ke stage kita perform di atas stage,
itu kita harus bisa menampilkan all out. Kalau bisa persis seperti
aslinya. Misalnya dari kostumnya yang sama. Minimal kostum sama
itu tidak harus buat kostum yang benar – benar sama persis dengan
yang aslinya atau kita buat kostum dengan desain yang sama dengan si
idol. Tetapi kita bisa buat kreatifitas sendiri. Misalnya kostumnya itu
kita ubah, yang mungkin kalau kostum aslinya biasanya boyband itu
blazer dan celana bahan, dalamnya biasanya menggunakan kemeja
putih polos, bisa kemeja putihnya dicari yang agak berpola atau
bercorak. Atau mungkin kemejanya itu yang lebih dibuat ornament –
ornamen sendiri untuk yang sesuai dengan lagunya atau yang sesuai
dengan si artis. Lalu blazernya juga tidak mesti beli blazer yang sama
ataupun blazer yang persis sama untuk satu full grup cover dance.
Yang penting blazernya bisa memperlihatkan kalau itu seperti yang
kita cover. Kalau kita mengcovernya boyband ya blazer yang
digunakan blazer memang diperuntukkan untuk laki – laki, jangan
blazer perempuan. Kemudian di atas stage itu kita harus bisa all out
selain dari penampilan dari kostum, kita juga harus bisa all out dari
gerakan tarian yang di cover, dari lypsincnya juga. Jadi seakan – akan
kita betul – betul lagi menyanyi lagu tersebut, lalu yang terakhir baru
stage act nya. Maksudnya kalau di atas panggung kan biasanya si artis
punya gesture khas tersendiri, entah itu datang ke arah penonton yang
di bawah, lalu kasih tanda hati dengan tangan atau mungkin wink
seperti itu. jadi intinya harus bisa minimal persis seperti gesture yang
biasa dilakukan si artis di panggung, karena kalau berlebihan dan tidak
sesuai nantinya malah akan terlihat aneh.
2. Kemudian kak apa sih yang sebenarnya diharapkan cover dance saat
tampil di atas panggung?
- Kalau untuk ini sebenarnya beda individu, beda tujuan. Beda cover,
beda tujuan. Beda grup, beda tujuan. Jadi intinya beda – beda sih.
Kalau untuk super division sendiri, dulu yang diharapkan dari kita pas
lagi perform di atas panggung itu kita bisa menunjukkan kalau
misalkan kita ini elf loh, kita fans nya super junior loh dan kita itu
mendukung super junior. Buktinya kita itu bisa dan mau untuk latihan
rutin untuk bisa gerakan dancenya super junior atau bisa menampilkan
lagu – lagu super junior gitu. Jadi kita mau menunjukkan ke penonton
kalau kita itu fans yang berhasil, fans yang mendukung super junior all
out dengan semua yang kita bisa. Tapi kalau misalkan dari tim cover
dance yang basicnya yang member – membernya itu rata – rata dia
dancer professional atau mungkin dia dari sanggar atau dia yang justru
punya sanggar, dia punya tim modern dance sendiri seperti play crew,
itu mereka kan diawali dengan mereka yang memang memiliki sanggar
tari sendiri, yang punya tim modern dance sendiri yang memang sudah
berkecimpung di dunia tari dengan professional. Tetapi karena ada
yang namanya cover dance dan ada k-pop culture, itu membuat mereka
mau mencoba kalau misalkan mereka jadi cover dance kira – kira
banyak yang tertarik tidak sama mereka. Akhirnya karena mereka
mencoba untuk terjun ke dunia cover dance dan ternyata mereka lebih
powerfull dari fans – fans K-Pop idol yang Cuma bisanya dancenya
karena otodidak, jadi mereka menjadikan itu sebagai lahan pendapatan
mereka, lahan mereka mencari uang.
3. Kalau yang ingin dicapai dan diharapkan dari penonton cover dance
sendiri apa kak?
- Kalau yang ingin dicapai dari cover dance tim dan yang diharapkan
dari penonton itu, itu juga sama, beda tim, beda target, beda tujuan,
beda apa yang diharapkan ke penonton. Tetapi yang namanya cover
dance, kalau diawali atau di gawangi cover dance yang isinya itu fans
– fans K-Pop idol, itu yang dicapai pasti pertama, dia ingin dilihat oleh
artisnya langsung, artis yang dicover, bahwa mereka adalah fans yang
bisa ngedance, bisa perform lagu si idol tersebut. Tetapi kalau
misalnya dia hanya jadi cover dance misalkan cover dance snsd, tetapi
sebetulnya mereka itu fans nya super junior. Nah yang seperti itu,
mereka hanya ingin memperlihatkan kalau mereka memang suka K-
Pop dan mereka bisa ngedance. Mereka ingin memberitahukan kalau
mereka bisa ngedance snsd, istilahnya ya ingin pamer. Tetapi tidak
semua yang seperti itu mempunyai tujuan untuk pamer juga. Intinya
kalau orang sudah berani terjun ke dunia cover dance baik itu dia fans
awalnya atau dia memang dancer, itu dia berani menunjukkan kalau
dia itu bisa menampilkan lagu – lagu K-Pop idol. Jadi seperti ingin
menunjukkan diri. Jadi dia percaya diri untuk menunjukkan kalau dia
itu dancer. Kemudian yang diharapkan dari penonton ya kalau dia
dancer professional, pasti ingin penonton merasa puas dan terhibur
setelah melihat penampilan mereka. Tetapi kalau tim cover dance yang
berawal dari fans, itu yang diharapkan penonton kita ingin berbagi ke
semua penonton, pengalaman bagaimana rasanya, situasinya,
euforianya saat kita lagi menonton super junior perform di atas
panggung. Memang sih yang mereka tonton hanya cover dancenya.
Tetapi kan karena mereka banyak yang belum bisa nonton langsung
super junior, jadi mereka setidaknya terobati rasa penasarannya
bagaimana rasanya melihat super junior perform di atas panggung.
Dengan adanya cover dance yang sesuai dengan idolanya, para
penonton setidaknya jadi bisa merasakan oh ini loh penampilan
artisnya kalau lagi di atas panggung, ini baru cover dance nya. Cover
dance nya juga sudah memberikan penampilan yang persis dengan
idolanya. Jadi seperti memberikan pengalaman seengaknya yang
belum pernah liat penampilan artis aslinya, setidaknya para penonton
memiliki bayangan bagaimana penampilan si artis saat perform dari
penampilan cover dance K-Pop.
4. Penjelasan cover dance K-Pop
- Dunia cover dance K-Pop bisa dibilang pergaulannya lebih
menakutkan dibandingkan dengan dunia modern dance. Kalau modern
dance itu paling parahnya dia gampang, tetapi dia masih kejaga image
dia. Kalau dance cover mereka sudah tidak ada yang punya malu. Kita
tuh nggak pernah membatasi diri untuk berteman dengan semua cover
dance namun kita juga nggak mau kalau di ajak ke hal – hal yang
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Teguh Agus Setiawan
Posisi Di A&JELL : Maknae
Lokasi : Tangerang City Mall, Jalan Jenderal Sudirman No.1,
Cikokol, Babakan, Kota Tangerang, Banten 15117
Tanggal : 23 Oktober 2016
1. Nama lengkap kakak siapa?
- Aku Teguh Agus Setiawan, di A&JELL aku mengcover Chanmi AOA
2. Kakak bisa kenal dan tahu A&JELL itu darimana?
- Dari Facebook.
3. Sejak kapan kakak bergabung dengan A&JELL?
- Dari Agustus tahun 2015
4. Apa sih alasan kakak lebih memilih bergabung dengan A&JELL yang
notabene mengcover girlband?
- Kalau aku sih memang dasarnya ingin mengcover girlband dan itu
pertama kali di A&JELL. Ingin tahu dunia cover dance juga
5. Ada syarat khusus nggak sih kalau ada yang mau ikut bergabung?
- Yang pasti sih harus bisa basic dance
6. Tanggapan dari orang tua kakak sendiri bagaimana?
- Aku sebenarnya sembunyi – sembunyi jadi tidak ada yang tahu.
7. Pernah tidak kepikiran untuk lebih baik meng cover boyband saja karena
kalian kan laki – laki yang lebih pantas untuk meng cover boyband?
- Girlband tuh gerakannya gampang dihapal. Terus dulu AOA
gerakannya paling mudah.
8. Ada latihan khusus yang dilakukan nggak sebelum melakukan pertunjukan?
- Paling harus latihan detail dan latihan berjamaah
9. Selain cover dance kegiatan kakak apalagi sehari – hari?
- aku kuliah
10. Kakak punya tujuan tersendiri nggak ikut cover dance ini, goal yang ingin
dicapai apa?
- Ingin menyalurkan hobi aja sih
11. Merasa ada perbedaan nggak dalam kehidupan kamu saat sebelum dan
setelah ikut kegiatan cover dance?
- Jadi lebih nambah temen kpop aja sih
12. Kalau diluar kegiatan cover dance, biasanya style yang kakak pilih untuk
sehari – hari seperti apa?
- Just casual aja sih nggak terlalu ada unsur korea – korean. Like a boy
pada umumnya
13. Semenjak ikut kegiatan ini, dari keluarga atau saudara pernah komentar
sesuatu?
- Nggak ada komentar, kan nggak tahu
14. Perasaan kakak bagaimana ketika tampil di atas panggung dengan
tampilan seperti girlband AOA komplit dengan busana dan make up nya
yang sama seperti girlband?
- Berasa kaya artis aslinya aja
15. Ada bedanya tidak pribadi kamu saat sebelum dan sesudah ikut cover
dance?
- Nggak ada sih. Jadi lebih banyak temen di dunia K-Pop aja
16. Kamu ini kan seorang muslim. Di agama kita ini kan laki – laki yang
menyerupai wanita itu kan dilarang, pendapat dari kamu sendiri
bagaimana?
- Kalau saya sih, ya memang kalau berbicara masalah agama ya
bertentangan. Ya kita jadi pribadi masing – masing saja.
17. Kakak dengan memiliki kegiatan cover dance girlband K-Pop pasti ada
yang ingin dicapai. Selain latihan, kira-kira hal apa lagi yang kakak
lakukan?
- Ya berdoa yang pasti
18. Kalau untuk urusan ibadah kak, biasanya kalau sedang latihan atau ada
event tampil di atas panggung, suka ada jeda untuk ibadah shalat nggak sih?
- Ada biasanya mah
19. Kalau kakak sendiri untuk urusan ibadah bagaimana?
- Kalau aku ya pas latihan atau lagi tampil sering lupa aja
20. Biasanya ada gesture tubuh yang jadi ciri khas kakak nggak yang
ditunjukkan di atas panggung selain dance?
- Nggak ada sih. Just smile to everyone
21. Suka merasa demam panggung nggak sebelum perform? Terus biasanya
apa yang kakak lakuin buat mengatasi demam panggung?
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Ustadz Fatih Karim
Sebagai : Tokoh Agama
Lokasi :Islamic Center, Jl. Jend A. Yani No. 22, Marga Jaya,
Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, 17141
Tanggal : 08 November 2016
1. Menurut bapak bagaimana pandangan agama Islam melihat fenomena
cover dance K-Pop?
- Jadi yang pertama bahwa semua budaya, cara makan, cara memakai
baju, cara bergaul, itu budaya. Budaya Islam itu ada. Budaya ikhwan
dengan akhwat itu dalam Islam diatur. Berpakaian dalam Islam itu
diatur, cara makan dalam Islam diatur. Nah sekarang datang budaya
baru, dari Jepang, dari Korea, dari Barat datang mengepung kita. Kalau
kita nggak punya kepribadian atau budaya Islam, pasti kita akan
terikut-ikut. Kenapa, karena kita kaya mencari identitas diri. Padahal
sebenarnya seorang muslim nggak perlu cari identitas lain kecuali dia
menjadi seorang muslim, ia bangga menjadi seorang muslim. Cara
baju nya cara Islam, pergaulannya Islami, cara makannya Islami, cara
negaranya Islami, semua itu budaya yang dibawa oleh Islam. Jadi
budaya kayak K-Pop, budaya-budaya anime Jepang dan yang lainnya,
selagi budaya itu tidak bertentangan dengan budaya Islam, itu boleh.
Contoh, budaya Jepang itu adalah budaya tepat waktu. Agama kita
mengajarkan tepat waktu. Apa kata Islam wal ‘asr, demi masa. Artinya
apa sangat menjunjung tinggi namanya waktu, budaya dia sesuai
dengan budaya kita, boleh diterima. Tapi kalau kemudian budaya dia
bertentangan dengan budaya kita, contoh, budaya mereka, laki-laki dan
perempuan tidur bersama, hidup bersama, bagi mereka itu biasa.
Budaya kita nggak bisa, karena kita bukan binatang. Dalam Islam
manusia itu mulia karena Islam, mau, nikah, nggak mau, jangan main-
main sama perempuan, nah begitu itu budaya Islam. Kalau budaya
mereka nggak apa-apa, kumpul kebo nggak apa-apa, hubungan sesama
jenis nggak apa-apa, dengan ayah sendiri nggak apa-apa, dengan ibu
sendiri nggak apa-apa. Budaya kita nggak bisa, kita manusia yang
dimuliakan oleh Allah untuk menjadi “Laqad khalaqnal insana fi
ahsani taqwim”, jadi budaya mereka sesuai dengan kita, ambil.
Apalagi budaya luar yang bagus, bersih, budaya menghargai orang lain,
nah budaya-budaya yang seperti ini, nggak bertentangan dengan agama
kita, boleh diambil. Tetapi kalau budaya itu bertentangan dengan
agama kita, atas dasar modernisasilah, kekinianlah, nggak boleh.
2. Tetapi kalau dari sisi agama sendiri, kegiatan cover dance masih
diperbolehkan tidak pak?
- Ya pasti tentu bertentangan dengan Islam. Kenapa, yang pertama, laki-
laki, perempuan campur, meliuk-liukan tubuhnya di depan orang ramai.
Dalam Islam tidak boleh. Dalam Islam laki-laki boleh
mempertontonkan atau perempuan boleh mempertontonkan meliuk-
liukan tubuhnya atau menari-nari hanya di depan mahram atau di
depan keluarganya. Nah itu sudah beda kan. Dia ngga masalah, mau
striptis, atau nggak pakai baju boleh, dalam Islam nggak bisa. Nah dia
itu sekarang mencoba masuk ke kita, membawa nilai-nilai dia agar kita
mengambil nilai dia. Apa kata Rasulullah, nanti kalian akan mengikuti
kebiasaan dan budaya mereka. Sejengkal demi sejengkal, bahkan
masuk dalam lubang biawak pun kalian akan ikut mereka. Siapa
mereka Ya Rasulullah apa mereka Yahudi Nasrani, siapa lagi kalau
bukan mereka. Artinya, Yahudi Nasrani bukan berarti hanya agama
Yahudi Nasrani. Semua agama diluar Islam yang membawa kebiasaan
seperti itu. Perempuan sekarang pakai kerudung tetapi joget-joget, itu
nggak ada dalam Islam. Semestinya lebih menjaga iffah, lebih menjaga
kehormatan, karena apa, oh aku sudah muslimah kok, masa kaya gini.
3. Kemudian pak melihat fenomena cover dance ini ada yang laki-laki malah
mengikuti gaya perempuan seperti sekelompok laki-laki yang tergabung
dalam A&JELL yang meniru girlband, apa sih yang menyebabkan mereka
melakukan hal seperti itu pak?
- Nah itu apalagi. Di Korea itu susah cari laki-laki dan perempuan yang
asli. Kenapa, karena laki-laki sudah seperti perempuan, perempuan
sudah seperti laki-laki. Padahal kata Rasul apa, laknat Allah untuk
wanita seperti laki-laki dan laki-laki seperti wanita. Laknat loh, artinya
nggak boleh. Sementara kita itu diajarin laki-laki jadi laki-laki, seperti
Berkuda, memanah. Anak perempuan pasti akan di didik menjadi anak
perempuan, pemalu, feminim, penyabar, santun, lembut, nah itu kan
dari ibunya. Makanya nggak boleh dalam Islam laki-laki jadi
perempuan, perempuan jadi laki-laki.
4. Yang menjadi faktor utama mereka berani melakukan cover dance
girlband itu apa sih pak?
- Yang pertama, karena tidak paham. Pemahaman agama. Salah siapa,
saya yang salah, karena dakwahnya belum sampai kesana. Yang kedua
salah siapa lagi, salah negara. Kenapa, karena negara nggak
membentengi warga muslim ini dengan syariah. Jadi dibiarkan begitu
saja, dibuka begitu saja sehingga masuk semua budaya LGBT, budaya
lesbian, budaya homoseks, wah menjijikan semua itu masuk dan
dibiarkan, ibaratnya nggak ada filter. Ibarat teh itu daun-daunnya
diminum semua udah. Harusnya ada tiga, individu, saya yang
bertanggung jawab, masyarakat bertanggung jawab, dan negara lebih
bertanggung jawab.
5. Apa media sosial sendiri punya pengaruh tidak pak terhadap fenomena ini?
- Media sosial apalagi mempunyai pengaruh sangat besar. Orang yang
tadinya nggak ngerti, tadi kayak saya nih, apa tadi cover dance, kan
penasaran tuh, cari di internet cover dance, tau kan, oh kayak gitu,
keren yah, ah nyobain, tuh kan. Sosial media bisa menyebarkan
kebaikan dan dia bisa menyebarkan keburukan. Tergantung kita
bagaimana memakainya.
Gambar 1 Foto setelah wawancara dengan Ustadz Fatih Karimdi Islamic Center Bekasi
Gambar 2 Foto setelah wawancara bersama leader A&JELL,Syarif Hidayatullah di Tangerang City Mall
Gambar 3 Foto setelah wawancara bersama Teguh Agus Setiawandan Rikky Indra Sukma di Tangerang City Mall
Gambar 4 Foto setelah wawancara bersama Rizky Mutia,mantan anggota cover dance K-Pop dan pengamat cover dance K-Pop
Gambar 5 Chatting melalui BBM dengan Leader A&JELL,Syarif Hidayatullah
Gambar 6 Email File Profil A&JELL dari Leader A&JELL,Syarif Hidayatullah